Anda di halaman 1dari 15

FEBRIS THYPOID

A. DEFINISI
1. Termoregulasi
Mekanisme fisiologis dan perilaku mengatur keseimbangan antara panas yang
hlang dan dihasilkan atau lebih sering disebut sebagai termoregulasi. Mekanisme tubuh
harus mempertahankan hubungan antara produksi panas dan kehilangan panas agar suhu
tubuh tetap konstan dan normal. Hubungan ini diatur oleh mekanisme neurologis dan
kardiovaskuler (Poter dan perry,2010).
Termoregulasi merupakan suatu pengaturan fisiologi tubuh manusia mengenai
keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat
diperhatikan secara konstan (Aziz,2012).
Ketidakefektifan termoregulasi merupakan fluktuasi suhu diantara hipotermia
dan hipertrmia (Nanda,2018).
2. Sistem Imun
Sistem imun merupakan system yang berfungsi untuk mencegah terjadinya
kerusakan tubuh dan timbulnya penyakit. Sistem imun yang berfungsi baik dan mutlak
diperlukan untuk kelangsungan hidup manusia (Barathawidjaja,2009). Tubuh manusian
mengembangkan mekanisme yang kompleks untuk menghadapi pathogen yang memiliki
kemampuan untuk msuk kedalam tubuh dan mengganggu keseimbangan tubuh (Subowo,
1993).
Sistem imunitas tubuh yang optimal diperlukan untuk melindungi diri dari invasi
mikroorganisme pathogen. Mikroorganisme yang berpotensi untuk menginvasi tubuh
terdapat dilingkungan kehidupan manusia seperti protozoa, jamur, virus dan bakteri.
Sistem imunitas tubuh sangat berperan dan memiliki tanggungjawab dalam melindungi
tubuh serta mempertahankan diri terhadap invasi mikroorganisme pathogen tersebut
melalui mekanisme nonspesifik dan spesifik (Subowo 1993). Sistem imun dapat merespon
antigen melalui imunitas sel perantara dan imunitas sel humoral (Baratawidjaja 2009).
3. Febris Typhoid
Typhoid adalah penyakit infeksi mengenai saluran saluran pencernaan dengan
gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan
kesadaran (Ngastiyah 1997). Febris typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi akut
usus halus yang menyerang saluran pencernan disebabkan kuman salmonella typhi dari
terkontaminasinya air atau makanan yang biasa menyebabkan enteritis akut disertai
gangguan kesadaraan (Suriadi dan Yuliani,R 2006). Demam typhoid yang ditandai dengan
malaise (Corwin,2007).
World Health Organization (WHO) memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus
demam typhoid. Asia menempati urutan tertinggi pada kasus typhoid ini, dan terdapat 13
juta kasus tiap tahunnya. Di Indonesia diperkirakan antara 800-100.000 orang yang
terkena penyakit typhoid sepanjang tahun. Kasus typhoid sebesar 91% berusia 3-19 tahun
dengan angka kematian 20.000 pertahunnya. Demam typhoid merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang penting karena penyebarannya berkaitan erat dengan
urbanisasi, kepadatan penduduk, kesehatan lingkungan, sumber air dan sanitasi yang
buruk serta standar kebersihan industry pengolahan makanan yang masih rendah.
Penularan penyakit hamper selalu melalui makanan dan minuman ya ng terkontaminasi
(Subowo 1993).

B. ETOLOGI
1. Etiologi Termoregulasi

Menurut NANDA (2013) etiologi pada gangguan termoregulasi yaitu :

1. Agen farmaseutikal (seperti pada keadaan kadar gula darah rendah atau
hipoglikemia).
2. Aktivitas yang berlebihan
3. Berat badan ekstrem (berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) kurus <18,5 dan
obesitas =>40)
4. Dehidrasi
5. Pakaian yang tidak sesuai untuk suhu lingkungan
6. Peningkatan kebutuhan oksigen
7. Perubahan laju metabolism
8. Sepsis
9. Suhu lingkungan ekstrem
10. Usia ekstrem (bayi premature dan lansia)
11. Kerusakan hipotalamus
12. Trauma.
2. Etiologi system imun

Sistem imun mempunyai hubungan rapat dengan cara hidup. Berikut adalah factor-
faktor yang merendahkan system keimunan.

1. Cara hidup yang tidak sehat


2. Kekurangan zat makanan
3. Pencemaran udara atau alam sekitar
4. Keletihan
5. Tekanan dan kerisauan
6. Kurang bersenaman
7. Penggunaan antibiotic yang berlebihan

Apabila system imun menurun, maka lebih mudah terjangkit penyakit. Orang
yang mempunyai system imun yang rendah mudah berasa letih, tidak bersemangat,
senantiasa selesema, jangkitan usus (makanan yang tidak sesuai akan menyebabkan
muntah dan mual ), luka sukar untu, sembuh, energy dan sebagainya. Selain itu, system
imun yang tidak teratur juga bisa menyebabkan kecederaan pada sel.

3. Etiologi Febris typhoid

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella typhosa/Eberthella


typhosa/Salmonella typhi yang merupakan kuman gram negative, bergerak dengan
rambut getar dan tidak menghasilkan spora (Lestari,2011). Kuman ini dapat tumbuh
pada semua media dan pada media yang selektif, bakteri ini memfermentasi glukosa dan
manosa, tetapi tidak dapat memfermentasi laktosa. Waktu inkubasi berkisar tiga hari
sampai satu bulan (Putra,2012).

Sumber penularan utama demam tipoid adalah penderita itu sendiri dan karier yang
dapat mengeluarkan berjuta-juta kuman S typhi dalam tinja dan tinja inilah yang menjadi
sumber penularan (Rasmilah,2012). Bakteri ini dapat hidup baik sekali pada suhu tubuh
manusia maupun yang sedikit lebih rendh, serta mati pada suhu 70 0C ataupun oleh
antiseptic (Rampengan,2008).

Bakteri ini dapat hidup sampai beberapa minggu di alam bebas seperti didalam
air,es,sampah da debu. Bakteri ini dapat mati dengan pemanasan (suhu 600C) selama15-
20 menit,pasteurisasi,pendidihan dan khlorinisasi (Harahap,2011).

C. PATOFISIOLOGI
1. Patofisiologi Termoregulasi

Dengan peningkatan suhu tubuh terjadi peningkatan kecepatan metabolism basal. Jika
hal ini disertai dengan penurunan masukan makanan akibat anoreksia, maka simpanan
karbohidrat, protein serta lemak menurun dan metabolism tenaga otot dan lema dalam
tubuh cenderung dipecah dan terdapat oksidasi tid ak lengkap dari lemak, dan ini
mengarah pada fetosis (Sacharin,1996).

Dengan terjadinya peningkatan suhu, tenaga konsentrasi normal dan pikiran logis
hilang.Jika tetap dipelihara amak akan berada dalam keadaa bingung. Pembicaraan jadi
inkoheren dan akhirnya ditambah dengan timbulnya stupor dan koma (Sacharin,1996).

Pada pasien febris atau demam pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan, yaitu
pemeriksaan darah lengkap misalnua: HB,HT dan leukositnya akan mengalami
peningkatan. LED akan meningkat pada pasien observasi febris yang tidak diketahui
penyebabnya (pemeriksaan sputum diperlukan untuk pasien yang menderita demam dan
disertai batuk-batuk) (isselbacher,1999).

2. Patofisiologi Sistem Imun


Respon imun nonspesifik pada umumnya merupakan imunitas bawaan (innate
immunity), artinya bahwa respon terhadap zat asing yang masuk kedalam tubuh dapat
terjadi walaupun tubuh belum pernah terpapar pada zat tersebut. Respon imun nonspesifik
dapat mendeteksi adanya zat asing dan melindungi tubuh dari keruskan yang
diakibatkannya, tetapi tida mampu mengenali dan mengingat zat asing tersebut.
Komponen-komponen utama respon imun nonspesifik adalah pertahanan nonfisik,
kimiawi, humoral dan selular. Pertahanan ini meliputi epitel dan zat-zat antimikroba yang
dihasilkan dipermukaannya, berbagai jenis protein dalam darah termasuk komplemen-
komplemen system komplemen, mediator inflamasi lainnya dan berbagai sitokin, sel-sel
fagosit yaitu sel-sel polimorfonuklear,makrofag dan sel natural killer (NK) (Kresno,2010).

3. Patofisiologi Febris Typhoid

Penularan Salmonella Typhi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal
dengan 5F yaitu food (makanan), fingers (jari tangan/kuku), fomitus (muntah), fly (lalat),
dan melalui feses. Makanan yang tercemar bakteri salmonella typhi masuk ke tubuh orang
yang sehat melalui mulut. Kemudiam bakteri masuk kedalam lamung, sebagian bakteri
akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian
distal dan mencapai jaringan limfoid. Dalam jaringan limfoid bakteri berkembang biak,
lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk ke limpa, usus halus dan kandung
empedu (Ngastiyah,2005).

Pada akhir inkubasi (5-9 hari), bakteri kembali masuk dalam darah (bakteremi
sekunder) dan menyebar ke seluruh tubuh terutama kedalam kelenjar limfoid usus
halus,menimbulkan tukak berbentuk lonjong diatas plak peyer. Tukak tersebut dapat
mengakibatkan perdarahan dan perforasi usus. Pada masa bakteremi ini, bakteri
mengeluarkan endotoksin yang mempunyai peran pembantu proses peradangan local
dimana bakteri ini berkembang.

D. PATHWAYS
Daftar Pustaka

Aziz,T. DAN Harque,S.S.2012.Role of widal test in the diagnosis of typhoid fever in context to other
text.

Baratawidjaja,K.G.2009.Imunologi Dasar.Edisi kedelapan Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas


Indonesia

Corwin Elizabeth.2007.Buku saku patofisiologi.Edisi ketiga.jakarta:EGC

Issel bacher,J.Kurt.1999.Harrison prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam/editor edisi Bahasa


inggris,Kurt J.Issell bacher. Jakarta:EGC

Nanda.2013.Diagnosis keperawatan definisi & klasifikasi 2013-2015 edisi 9.Jakarta:EGC

Nanda.2018.Diagnosis keperawatan definisi & klasifikasi 2018-2020 edisi 11.Jakarta:EGC

Harahap,N.2011.Karakteristik penderita demam typhoid

Kresno S.B.Immunologi diagnosis dan prosedur laboratrium.Jakarta:Badan penerbit fakultas


kedokteran universitas Indonesia;2010

Lestari,K.2011.Demam typhoid.Fakultas kesehatan masyarakat universitas sriwijaya

Ngastiyah.1997.Perawatan anak sakit.Edisi 1,EGC,Jakarta

Putra,S.R.2012.Asuhan neonates bayi dan balita untuk keperawatan dan


kebidanan.yogyakarta:D.Medika

Potter,Perry.2010.Fundamental of nursing:consep,proses,and practice.Edisi 7.vol 3 Jakarta:EGC

Rampengan.Demam typhoid.Dalam:Penyakit infeksi tropic pada anak ed 2.Jakarta: Penerbit buku


kedokteran.EGC 2005-2008.46-62

Rasmilah.2012.Tyfoid.Fakultas kesehatan masyarakat universitas Sumatra utara

Sacharin.1996.Prinsip keperawatan pediatric.Jakarta:EGC\

Subowo.1993.Immunobiologi klinik.Bandung.Penerbit:Angkasa Bandung

Suriadi,Rita Yuliani,2006.Asuhan keperawatan pada anak,Surabaya.Salemba Medika


ASUHAN KEPERAWATAN
NY R DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN TERMOREGULASI PADA
GANGGUAN SISTEM IMUN ETCAUSE FEBRIS TYPHOID

Format Dokumentasi Asuhan Keperawatan dengan gangguan system Imun

1. Pengkajian
A. Identitas Diri Klien
Nama : Ny.R
Tempat/tanggal lahir : Adiarsa, 04 Januari 1967
Umur : 53 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Suku : Jawa
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal Masuk RS : 13 Desember 2021
Sumber Informasi: Pasien dan Keluarga
Status Perkawinan : Menikah

B. Riwayat Kesehatan Klien


a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan badan terasa panas (demam).
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan badan panas (demam), pegal-pegal atau nyeri pada kedua
kaki, mual-mual, sesak napas dan batuk pada hari sebelum masuk rumah sakit tanggal 13
desember 2021, lebih tepatnya keluhan dirasa pada siang sebelum waktu solat jumat dan
dibawa ke IGD rumah sakit Purbalingga pada malam harinya. Kemudian pada esok
harinya pada tanggal 14 desember 2021 pasien dipindahkan ke ruang kenanga dengan
keluhan masih sama seperti pertama masuk IGD.
P : Nyeri pada kedua lutut hingga telapak kaki
Q : Nyeri seperti ditekan-tekan
R : Dibagian lutut hingga telapak kaki
S : Skala 4
T : Hilang timbul
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit dahulu dan baru pertama
kali dirawat di rumah sakit.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga.
Genogram :

Keterangan :

: Perempuan

: Laki-laki

: Perempuan penderita febris typhoid

: Meninggal
C. Data Pengkajian
1. Aspek Biologis
Data Subjektif -Pasien mengatakan badan terasa panas
16 Desember 2021 -Pasien mengatakan merasa sesak napas jika
sering batuk
-Pasien mengatakan merasa pusing
-Pasien mengatakan merasa mual
-Pasien mengatakan sering merasa haus
-Pasien mengatakan ia tidak pernah dirumah,
karena pekerjaan sebelumnya adalah merantau
Data Objektif -Pasien tampak lemas dan gelisah
16 Desember 2021 -Bibir pasien tampak kering
-Akral pasien teraba panas
-Pasien terpasang nasal canul
-Suhu 38,70 C
2. Aspek Fisik
Data Subjektif -Pasien mengatakan tidak dapat beraktifitas
16 Desember 2021 secara normal
-Pasien mengatakan kesulitan saat ke kamar
mandi
Data Objektif Pasien terlihat berbaring dan sesekali duduk
16 Desember 2021 ditempat tidur

3. Aspek Psikologis (Nyeri,Hospitalisasi,Support System,dll)


Data Subjektif -Pasien mengatakan tidak bisa tidur
17 Desember 2021 -Pasien mengatakan pegal atau nyeri di kedua
kaki dari lutut hingga telapak kaki
P : Nyeri pada kedua lutut hingga telapak kaki
Q : Nyeri seperti ditekan-tekan
R : Dibagian lutut hingga telapak kaki
S : Skala 4
T : Hilang timbul
Data Objektif Tidak terdapat benjolan atau edema di lutut
17 Desember 2021 hingga telapak kaki
TD : 140/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,6 0C
RR : 22x/menit
4. Aspek Sosial (Hubungan & Interaksi social disekitar lingkungan)
Data Subjektif Pasien mengatakan masih menjalin hubungan
16 Desember 2021 baik dengan keluarga
Data Objektif Pasien terlihat dapat berkomunikasi dengan
16 Desember 2021 baik dengan keluarga

5. Aspek Spiritual
a. F (Faith/eliefs) :
Apakah iman atau kepercayaan anda? Apakah anda menganggap diri
memiliki spiritual atau agama? Hal-hal yang anda percaya bahwa ada sesuatu yang
memberi makna pada hidup anda?
 Pasien mengatakan memiliki keyakinan kepada Allah SWT
b. I (Importnce and Fluence) :
Apakah spiritual ini penting dalam hidup anda? Apa spiritual itu memiliki
pengaruh pada diri anda pribadi, bagaimana anda memahami spiritualist ini pada
diri sendiri? Bagaimana keyakinan anda memiliki pengaruh terhadap perubahan
perilaku selama anda sakit ini? Apakah peran keyakinan anda akan memberikan
kekuatan untuk bangkit/kembali dalam keadaan sehat?
 Pasien mengatakan keyakinan spiritual itu penting
 Pasien mengatakan kesulitan dalam beribadah ketika dirumah sakit karena
kedua kaki nyeri jika berjalan
 Pasien mengatakan sebelum sakit jarang melaksanakan sholat karena bekerja
 Pasien percaya akan sembuh dari penyakit yang diderita
c. C (Community) :
Apakah anda berada pada bagian dari komunitas spiritual atau komunitas
religious dirumah/dilingkungan anda? Apakah hal itu merupakan suatu dukungan utuk
anda bagaimana wujud dukungan tersebut? Apakah ada seseorang atau sekelompok
orang yang benar-benar anda cintai atau yang sangat penting dalam kehidupan anda,
siapakah dia, dimana posisi orang tersebut (dekat/jauh)?
 Pasien mengatakan jarang mengikuti pengajian
 Pasien mengatakan suami dan anak sangat berperan penting saat berada di
dekatnya
d. A (Addres) :
Bagaimana anda memilih tempat penyedia layanan kesehatan /RS ini, dalam mengatasi
masalah untuk perawatan kesehatan anda?
 Pasien mengatakan terdapat layanan spiritual di rumah sakit
Kesimpulan dari data Pola nilai-nilai dan keyakinan, yang akan dilanjutkan untuk
dirumuskan pada Analisa data :
DS :
 Pasien mengatakan memiliki keyakinan kepada Allah SWT
 Pasien mengatakan keyakinan spiritual itu penting
 Pasien mengatakan kesulitan dalam beribadah ketika dirumah sakit karena kedua kaki
nyeri jika berjalan
 Pasien mengatakan sebelum sakit jarang melaksanakan sholat karena bekerja
 Pasien percaya akan sembuh dari penyakit yang diderita
 Pasien mengatakan jarang mengikuti pengajian
 Pasien mengatakan suami dan anak sangat berperan penting saat berada di dekatnya
 Pasien mengatakan terdapat layanan spiritual di rumah sakit
DO :
 Pasien terlihat pasrah/menerima penyakit yang diderita
 Pasien percaya akan sembuh dari penyakitnya
 Pasien terlihat masih memiliki semangat untuk hidup
 Pasien terlihat sesekali mengucap kalimat istighfar

D. Laboratorium
No Pemeriksaan Nilai Pemeriksaan Interpretasi
hasil
Tanggal Jenis Normal Hasil
1 14/12/2021 Hemoglobin 11.7-15.5 12,0 Normal
2 14/12/2021 Leukosit 3.6-11 6.1 Normal
3 14/12/2021 Hematokrit 35-47 37 Normal
4 14/12/2021 Eritrosit 3.8-5.2 4.4 Normal
5 14/12/2021 Trombosit 150-440 203 Normal
6 14/12/2021 MCH 28-34 28 Normal
7 14/12/2021 MCHC 32-36 33 Normal
8 14/12/2021 MCV 80-100 84 Normal

E. Pengobatan
1. Injeksi Ketorolac 2x30 mg/1ml
2. Injeksi Omeprazole 2x1 40mg
3. Injeksi Ondancetron 2x1 4mg/2ml
4. Paracetamol 3x1 tablet 500mg
5. Ambroxol Hcl 3x1 tablet 30mg
F. Hasil Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan EKG.
Memperoleh hasil Sinus Tachycardia. Sinus takikardi yaitu irama jantung normal namun
jumlah detak jantung cepat, yaitu lebih dari 100/menit. Sinus takikardi tidak selalu
menggambarkan keadaan yang tidak normal, beberapa perubahan pada kondisi tubuh seperti
aktivitas berat, kelelahan, rasa cemas dan panic bisa menyebabkan sinus takikardi. Selain itu,
juga bisa disebabkan karena kondisi yang tidak normal, seperti demam, hipertiroid, gangguan
listrik jantung dan lain lain.
G. Analisis Data
Data Subjektif dan Data Problem Etiologi
Objektif
DS : Pasien mengatakan badan Ketidakefektifan Peningkatan Kebutuhan
terasa panas Termoregulasi Oksigen
DO : Akral pasien teraba
hangat.
S : 38,70C
DS : Pasien mengatakan Hambatan religiositas Nyeri
kesulitan dalam beribadah
ketika dirumah sakit karena
kedua kaki nyeri jika berjalan.
DO : Pasien terlihat sesekali
mengucap kalimat istighfar
DS : Defisiensi volume cairan Asupan cairan kurang
-Pasien mengatakan sering
merasa haus
-Pasien mengatakan pusing
DO :
-Bibir pasien tampak kering
-Pasien tampak lemah dan
lemas

2. Daftar Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakefektifan termoregulasi b/d peningkatan kebutuhan oksigen d/d kulit hangat dan
peningkatan frekuensi pernapasan
2. Hambatan religiositas b/d nyeri d/d hospitalisasi
3. Defisiensi volume cairan b/d asupan cairan kurang d/d sering merasa haus

3. Perencanaan
Nama : Ny.R Ruang : Kenanga
Umur : 55 Tahun Tanggal pengkajian : 16 Desember 2021
Dx 1 : Ketidakefektifan termoregulasi b/d peningkatan kebutuhan oksigen d/d kulit hangat
dan peningkatan frekuensi pernapasan.
DX 1 Data dari analisis Tujuan/Kriteria hasil/indicator Rencana Tindakan
(Maladaktif) (NOC/SMART) (NIC) (ONEC)
16 Desember Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan O:
2021 termoregulasi b/d keperawatan 3x24 jam Mengidentifikasi
peningkatan termoregulasi teratasi dengan kesiapan dan
kebutuhan oksigen kriteria hasil : kemampuan
d/d kulit hangat menerima
dan peningkatan Indikator Awal Target informasi.
frekuensi Takikardi 3 5 N : Menjadwalkan
pernapasan. Hipoksia 2 5 pendidikan
Tanda dan gejala : Suhu tubuh 2 5 kesehatan sesuai
DS : Pasien Tek.darah kesepakatan.
mengatakan badan Pegal 2 5 E : Judul Jurnal
terasa panas 3 5 (Pengaruh
DO : Akral pasien pemberian kompres
teraba hangat. Keterangan : hangat dalam
S : 38,70C 1 : Berat pemenuhan
2 : Cukup Berat ketidakefektifan
3 : Sedang termoregulasi pada
4 : Ringan pasien demam
5 : Tidak Ada typhoid)
-Menganjurkan
kompres hangat
jika demam
-Menganjurkan
penggunaan
pakaian longgar.
C : Kolaborasi
dengan ahli
farmako untuk obat
sebelum atau
sesudah makan.

Dx 2 : Hambatan religiositas b/d nyeri d/d hospitalisasi


DX 2 Data dari analisis Tujuan/Kriteria hasil/indicator Rencana
(Maladaktif) (NOC/SMART) Tindakan (NIC)
(ONEC)
16 Hambatan Setelah dilakukan tindakan O:
Desember religiositas b/d keperawatan 3x24 Hambatan Mengidentifikasi
2021 nyeri d/d religiositas teratasi dengan kriteria ketaatan dalam
hospitalisasi. hasil : beragama
Tanda dan gejala : N : Memberikan
DS : Pasien Indikator awal target kesempatan
mengatakan Kemampuan 2 5 mengekspresikan
kesulitan dalam beribadah perasaan tentang
beribadah ketika Interaksi 3 5 penyakit dan
dirumah sakit dengan orang kematian
karena kedua kaki terdekat E : Menganjurkan
nyeri jika berjalan. berinteraksi
DO : Pasien terlihat Keterangan : dengan kelurga,
sesekali mengucap 1 : Sangat terganggu teman dan/atau
kalimat istighfar 2 : Banyak terganggu orang lain
3 : Cukup terganggu C : Mengatur
4 : Sedikit terganggu kunjungan dengan
5 : Tidak terganggu rohaniawan

Dx 3 : Defisiensi volume cairan b/d asupan cairan kurang d/d sering merasa haus
DX 3 Data dari analisis Tujuan/Kriteria hasil/indicator Rencana
(Maladaktif) (NOC/SMART) Tindakan (NIC)
(ONEC)
16 Defisiensi volume Setelah dilakukan tindakan O:
Desember cairan b/d asupan keperawatan 3x24 jam Defisiensi Mengidentifikasi
2021 cairan kurang d/d volume cairan teratasi dengan kesiapan dan
sering merasa haus kriteria hasil : kemampuan
menerima
Tanda dan gejala : Indikator awal Target informasi.
DS : -Pasien Kelembaban 2 5 N : Menyediakan
mengatakan sering membran materi & media
merasa haus mukosa Pendidikan
-Pasien Kehausan 2 5 kesehatan
mengatakan pusing Pusing 2 5 E : Judul jurnal
DO : -Bibir pasien (Upaya
tampak kering Keterangan : peningkatan
-Pasien tampak 1 : Berat volume cairan
lemah dan lemas 2 : Cukup Berat pada pasien
3 : Sedang dengan demam
4 : Ringan typhoid)
5 : Tidak Ada -Menjelaskan
pentingnya cairan
bagi tubuh
-Menjelaskan
jenis dan fungsi
cairan dalam
tubuh
C : Konsultasikan
dengan dokter
jika tanda tanda
dan gejala
kelebihan volume
cairan menetap
atau memburuk

4. Implementasi
Nama : Ny.R Ruang : Kenanga
Umur : 55 Tahun Tanggal pengkajian : 16 Desember 2021
Dx 1 : Ketidakefektifan termoregulasi b/d peningkatan kebutuhan oksigen d/d kulit hangat
dan peningkatan frekuensi pernapasan.
Hari/tgl/waktu Implementasi Respon Paraf
Senin,16/12/2021 -Melakukan pengkajian DS : Pasien mengatakan Ttd
10.45 -Menjelaskan tujuan dan badan terasa panas, mual, Dwi r
manfaat pemberian kompres pusing, pegal dan sesak
hangat napas jika batuk.
DO : -Pasien tampak lemas
dan gelisah
-Akral pasien teraba hangat
TD : 110/70 mmHg
N : 104x/menit
-Mengukur TTV S : 38,70C
11.00 RR : 20x/menit
Selasa, -Mempertahankan DS : Pasien mengatakan Ttd
17/12/2021 pemberian komppres hangat masih merasa demam Dwi r
08.00 DO : Pasien tampak lemas
DS :
-Memberikan obat injeksi DO : 1. Injeksi ketorolac
dan oral 1x30mg/1ml
2. Injeksi omeprazole 2x1
40mg
3. Injeksi ondancetron 2x1
40mg/2ml
11.15 4. Paracetamol 3x1 tablet
500mg
5. Ambroxol Hcl 3x1 tablet
30mg
-Mengukur TTV TD : 140/80 mmHg
11.20 N : 80x/menit
S : 36,60C
RR : 22x/menit
DS : Pasien mengatakan
-Mengkaji status nyeri nyeri pada kedua kaki dari
lutut hingga telapak kaki
DO : Tidak terdapat
benjolan atau edema.
Infuse asering 500ml 20Tpm
-Memonitor infuse
Rabu,18/12/2021 -Mengukur TTV DS :- Ttd
17.00 DO ; TD : 130/90 mmHg Dwi r
N : 80x/menit
S : 36,30C
19.00 RR : 22x/menit
DS : Pasien mengatakan
-Mengkaji status nyeri pegal atau nyeri sudah mulai
-Mengatur posisi tidur semi berkurang.
fowler DO : Pasien masih tampak
lemas
Infuse asering 500ml 20Tpm
19.15 1. Injeksi ketorolac
19.15 -Memonitor infuse 1x30mg/1ml
2. Injeksi omeprazole 2x1
-Memberikan obat injeksi 40mg
dan oral 3. Injeksi ondancetron 2x1
40mg/2ml
4. Ambroxol Hcl 3x1 30mg

Dx 2 : Hambatan religiositas b/d nyeri d/d hospitalisasi


Hari/tgl/waktu Implementasi Respon Paraf
Senin,16/12/2021 -Melakukan pengkajian DS : Pasien mengatakan Ttd
11.00 perasaan pasien sulit beribadah ketika Dwi r
dirumah sakit
DO : -Pasien tampak sering
menguap kalimat istighfar

Selasa, -Memotivasi pasien untuk DS : Pasien mengatakan Ttd


17/12/2021 beribadah dan berdoa perasaannya lebih tenag dan Dwi r
08.00 bersama keluarga lebih dekat dengan Allah swt
DO : Pssien tampak tenang
dan bersemangat

Rabu,18/12/2021 -Mengajarkan metode DS : Pasien mengatakan Ttd


17.00 relaksasi dan berdoa sudah dapat beribadah di Dwi r
bersama keluarga tempat tidur dan merasa
lebih tenang
DO : Pasien tampak sedang
berdoa

Dx 3 : Defisiensi volume cairan b/d asupan cairan kurang d/d sering merasa haus
Hari/tgl/waktu Implementasi Respon Paraf
Senin,16/12/2021 -Mengkaji tanda-tanda DS : Pasien mengatakan Ttd
13.00 dehidrasi lemas dan pusing saat Dwi r
bangun dari berbaring
DO : -Bibir pasien tampak
kering
DS : Pasien mengatakan
sering haus
-Memberi edukasi tentang DO : -Pasien tampak lemas
konsumsi cairan dan
mengkaji keluhan pasien
Selasa, -Mengkaji keluhan pasien DS : Pasien mengatakan rasa Ttd
17/12/2021 haus mulai berkurang Dwi r
11.00 DO : Bibir pasien tampak
sedikit lembab
DS : -
-Mengukur TTV DO : TD : 140/80 mmHg
11.15 N : 80x/menit
S : 36,60 C
RR : 22x/menit
Rabu,18/12/2021 -Mengukur TTV DS : - Ttd
17.00 DO : TD : 130/90 mmHg Dwi r
N : 80x/menit
S : 36,30C
RR : 22x/menit
DS : Pasien mengatakan
17.15 -Mengkaji keluhan pasien jarang haus
DO : Bibir pasien Nampak
sedikit lembab
5. Evaluasi (SOAP/Sheif)
Nama : Ny.R Ruang : Kenanga
Umur : 55 Tahun Tanggal pengkajian : 16 Desember 2021
Dx 1 : Ketidakefektifan termoregulasi b/d peningkatan kebutuhan oksigen d/d kulit hangat
dan peningkatan frekuensi pernapasan.
Tgl/Jam Catatan Perkembangan Paraf
Senin, 16 S : Pasien mengatakan badan terasa panas dan sesak napas Ttd
Desember O : Wajah pasien tampak lemas dan gelisah Dwi r
2021 TD : 110/70 mmHg
N : 104x/menit
11.00 S : 38,70C
RR : 20x/menit
A : Masalah termoregulasi belum teratasi
Indikator Awal Target Saat ini
Takikardi 3 5 3
Hipoksia 2 5 2
Suhu tubuh 2 5 2
Tek.darah 2 5 2
Pegal 3 5 3

P : Melajutkan Intervensi
1. Takikardi
2. Hipoksia
3. Suhu tubuh
4. Tek.darah
5. Pegal

Selasa, 17 S : Pasien mengatakan suhu tubuh sudah menurun tetapi sesak napas Ttd
Desember jika tidak memakai nasal canul Dwi r
2021 O : -TD : 140/80 mmHg
N : 80x/menit
13.00 S : 36,60C
RR : 22x/menit
-1. Injeksi ketorolac 1x30mg/1ml
2. Injeksi omeprazole 2x1 40mg
3. Injeksi ondancetron 2x1 40mg/2ml
4. Paracetamol 3x1 tablet 500mg
5. Ambroxol Hcl 3x1 tablet 30mg
-Infuse asering 500ml 20Tpm
A : Masalah termoregulasi teratasi sebagian
Termoregulasi Awal Akhir Saat ini
Takikardi 3 5 4
Hipoksia 2 5 4
Suhu tubuh 2 5 4
Tek.darah 2 5 3
Pegal 3 5 4
P : Melanjutkan intervensi
1. Takikardi
2. Hipoksia
3. Suhu tubuh
4. Tek.darah
5. Pegal
Rabu 18 S : Pasien mengatakan panas sudah turun dan sesak napas berkurang Ttd
Desember O : -Pasien terlihat bugar Dwi r
2021 -TD : 130/90 mmHg
N : 80x/menit
17.00 S : 36,30C
RR : 22x/menit
-1. Injeksi ketorolac 1x30mg/1ml
2. Injeksi omeprazole 2x1 40mg
3. Injeksi ondancetron 2x1 40mg/2ml
4. Ambroxol Hcl 3x1 30mg
A : Masalah termoregulasi teratasi
Indikator Awal Target Saat ini
Takikardi 3 5 5
Hipoksia 2 5 5
Suhu tubuh 2 5 5
Tek.darah 2 5 5
Pegal 3 5 5

P : Hentikan intervensi

Dx 2 : Hambatan Religiositas b/d nyeri d/d hospitalisasi


Tgl/Jam Catatan Perkembangan Paraf
Senin,16/12/2021 S : Pasien mengatakan sulit beribadah Ttd
11.00 O : Pasien terlihat tidak melaksanakan ibadah Dwi r
A : Masalah belum teratasi

Indikator Awal Target Saat


ini
Kemampuan beribadah 2 5 2
Interaksi dengan orang
terdekat 3 5 3

P : Lanjutkan intervensi
1. Kemampuan beribadah
2. Interaksi dengan orang terdekat
Selasa, 17/12/2021 S : Pasien mengatakan sudah dapat melakukan ibadah Ttd
08.00 sedikit demi sedikit Dwi r
O : Pasien terlihat sering mengucap kalimat stighfar
A : Masalah sedikit teratasi

Indikator Awal Target Saat


ini
Kemampuan beribadah 2 5 3
Interaksi dengan orang
terdekat 3 5 4

P : Lanjutkan intervensi
1. Kemampuan beribadah
2. Interaksi dengan orang terdekat
Rabu, 18/12/2021 S : Pasien mengatakan sudah dapat beribadah Ttd
17.00 O : Pasien terlihat melaksanakan ibadah Dwi r
A : Masalah teratasi

Indikator Awal Target Saat


ini
Kemampuan beribadah 2 5 5
Interaksi dengan orang
terdekat 3 5 5

P : Hentikan intervensi

Dx 3 : Defisiensi volume cairan b/d asupan cairan kurang d/d sering merasa haus
Tgl/ Jam Catatan Perkembangan (SOAP) Paraf

Senin, 16 desember S : pasien mengatakan masih merasa haus Ttd


2021
O : bibir pasien tampak kering Dwi r
11.00
A : masalah belum teratasi

Indikator Awal Target Saat


ini
Kelembaban membran 2 5 2
mukosa
Kehausan 2 5 2
Pusing 2 5 2
P : lanjutkkan intervensi

1. Kelembaban membran mukosa


2. Kehausan
3. Pusing
Selasa, 17 desember S : pasien mengatakan tidak sehaus kemarin tetapi Ttd
2021 kepalanya masih terasa sakit
Dwi r
08.00 O : bibir pasien masih tampak kering

A : masalah belum teratasi

Indikator Awal Target Saat


ini
Kelembaban membrane 2 5 3
mukosa
Kehausan 2 5 3
Pusing 2 5 3
P : lanjutkan intervensi

1. Kelembaban membran mukosa


2. Kehausan
3. Pusing

Rabu desember S : pasien mengatakan sudah tidak haus Ttd


2021
O : bibir pasien tidak kering Dwi r
17.00
A : masalah teratasi

Indikator Awal Target Saat


ini
Kelembaban membran 2 5 5
mukosa
Kehausan 2 5 5
Pusing 2 5 5
P : hentikan intervensi

KESIMPULAN

Dx 1 : Ketidakefektifan termoregulasi b/d peningkatan kebutuhan oksigen d/d kulit hangat dan
peningkatan frekuensi pernapasan.
Data Subjektif Tujuan / Kriteria Hasil / Indikator Senin Selasa Rabu
Data Objektif (NOC/SMART)
Ketidakefektifan termoregulasi b/d
peningkatan kebutuhan oksigen d/d
kulit hangat dan peningkatan
frekuensi pernapasan.
DS : Setelah dilakukan tindakan DS : DS : DS :
-Pasien keperawatan 3x24 jam diharapkan -Pasien mengatakan -Pasien mengatakan -Pasien mengatakan
mengatakan termoregulasi teratasi dengan kriteria badan terasa panas panas sudah mulai badan sudah tidak
badan terasa hasil : -Pasien mengatakan berkurang panas
panas Termoregulas Aw Tar Saat merasa sesak napas -Pasien mengatakan -Pasien mengatakan
-Pasien i al get ini jika sering batuk sesak napas berkurang sudah tidak sesak
mengatakan Takikardi 3 5 5 -Pasien mengatakan -Pasien mengatakan -Pasien mengatakan
merasa sesak Hipoksia 2 5 5 merasa mual mual sudah jarang sudah tidak mual
napas jika Suhu tubuh 2 5 5 DO : DO : DO :
sering batuk Tek.darah 2 5 5 -Pasien tampak -Pasien tampak lemas -Pasien tampak bugar
-Pasien Pegal 3 5 5 lemas dan gelisah -Akral pasien teraba -Pasien sudah tidak
mengatakan -Akral pasien teraba hangat terpasang nasal canul
merasa mual hangat -Pasien masih -Suhu 36,30C
DO : -Pasien terpasang terpasang nasal canul
-Pasien tampak nasal canul -Suhu 36,60C
0
lemas dan -Suhu 38,7 C
gelisah
-Akral pasien
teraba hangat
-Pasien
terpasang nasal
canul
-Suhu 38,70 C

Dx 2 : Hambatan Religiositas b/d nyeri d/d hospitalisasi

Data Subjektif Tujuan / Kriteria Hasil / Indikator Senin Selasa Rabu


Data Objektif (NOC/SMART)
Hambatan Religiositas b/d nyeri d/d
hospitalisasi
DS : Setelah dilakukan tindakan DS : DS : DS :
-Pasien keperawatan 3x24 jam diharapkan -Pasien mengatakan -Pasien mengatakan -Pasien mengatakan
mengatakan hambatan religiositas teratasi dengan kesulitan dalam sudah dapat beribadah sudah dpat beribadah
kesulitan kriteria hasil : beibadah sedikit demi sedikit DO :
dalam DO : DO : -Pasien terlihat
beribadah Indikator Awa Targ Saa -Pasien terlihat -Pasien terlihat sering melaksanakan ibadah
ketika dirumah l et t tidak melaksanakan mengucap kalimat
sakit karena ini ibadah istighfar
kedua kaki Kemampuan 2 5 5
nyeri jika beribadah
berjalan. Interaksi
DO : dengan orang 5 5 5
-Pasien terlihat terdekat
sesekali
mengucap
kalimat
istighfar

Dx 3 : Defisiensi volume cairan b/d asupan cairan kurang d/d sering merasa haus
Data Subjektif Tujuan / Kriteria Hasil / Indikator Senin Selasa Rabu
Data Objektif (NOC/SMART)
Defisensi volume cairan b.d asupan
cairan kurang d.d sering merasa haus
DS : Setelah dilakukan tindakan keperawatan DS : DS : DS :
3x24 jam diharapkan keseimbangan -Pasien mengatakan -Pasien mengatakan -Pasien
-Pasien cairan teratasi dengan kriteria hasil : sering merasa haus sudah jarang merasa mengatakan
mengatakan haus senang jika akan
pasien sering -Pasien mengatakan segera kembali
merasa haus. pusing -Pasien mengatakan kerumah
Indikator Awal Targ Saat masih pusing
-Pasien et ini DO : -Pasien
mengaakan pusing Kelembaban 2 5 5 DO : mengatakan sudah
membran -Bibir pasien -Bibir pasien masih tidak sering
DO : tampak kering terlihat kering merasa haus
mukosa
-Pasien tampak Kehausan 2 5 5
-Pasien tampak -Pasien tampak -Pasien
lemah
lemah lemah mengatakan sudah
-Pasien tampak tidak pusing
lemas -Pasien tampak -Pasien tampak
lemas lemas DO :
-bibir pasien -Bibir pasien
tampak kering terlihat tidak
kering

-Pasien tampak
tenang

Anda mungkin juga menyukai