Anda di halaman 1dari 41

SISTEM LIMFATIK DAN

KEKEBALAN TUBUH
RUSLAN HASANI
Sistem Limfatik
• Sistem limfatik atau disebut juga sistem getah bening merupakan
pembuluh (saluran) yang mengalirkan cairan limfa atau getah bening.
Cairan limfa mengalir di seluruh penjuru tubuh seperti darah namun
memiliki pembuluh yang berbeda dengan pembuluh darah.
• Darah tersusun atas sel darah dan cairan darah/ plasma darah. Setiap
harinya sekitar 20 liter plasma darah akan keluar dari pembuluh darah
dan berada di jaringan sekitarnya. Sebagian besar atau sekitar 90 %
dari plasma darah yang keluar itu akan masuk kembali ke dalam
pembuluh darah melelui difusi, namun sisanya akan kembali ke
peredaran darah melalui sistem limfatik.
• Tidak seperti peredaran darah yang alirannya dipicu oleh kerja
jantung, aliran limfa terjadi karena kontraksi otot rangka. Ketika otot
berkontraksi akan menekan dan memeras pembuluh limfa sehingga
cairan lmfa di dalamnya akan mengalir. Cairan limfa tidak akan
mengalir terbalik karena memiliki katup yang selalu menjaga limfa
mengalir ke arah yang benar.
• Sistem limfatik memiliki 2 pembuluh yang terhubung ke pembuluh
vena.
1. Duktus limfatikus dekster (pembuluh limfa kanan)
2. Duktus thoracicus (pembuluh limfa dada)
Duktus limfatikus dekster (pembuluh limfa kanan)
Pembuluh ini bermuara dan menyambung dengan pembuluh vena di
bawah os clavicula dextra. Pembuluh ini mengalirkan limfa yang berasal
dari kepala, leher, dada, paru-paru, jantung, dan lengan kanan.

Duktus thoracicus (pembuluh limfa dada)


Pembuluh ini bermuara dan menyambung dengan pembuluh vena di
bawah os clavicula sinistra. Pembuluh ini mengalirkan limfa yang
berasal dari bagian tubuh yang lain (selain kepala, leher, dada, paru-
paru, jantung, dan tangan).
Komponen-komponen dalam
Sistem Limfoid
Sistem limfoid (imun) merupakan sel, jaringan, dan organ yang
merupakan tempat prekursor dan turunan limfosit berasal,
berdeferensiasi, mengalami pematangan dan tersangkut (Price and
Wilson, 2006).
Struktur pada Sistem Imun
a. Organ limfoid Primer
1) Sumsum tulang.
Sumsum tulang mencakup jaringan yang menghasilkan limfosit. Saat
dilepaskan dari sumsum tulang, sel-sel limfosit masih identik.
Perkembangan selanjutnya apakah akan menjadi sel B atau sel T
tergantung pada tempat pematangannya. Sel B mengalami
pematangan disumsum merah, sedangkan sel T mengalami
pematangan ditimus. Kedua jenis limfosit tersebut bersirkulasi di
seluruh tubuh dan limfa, kemudian terkonsentrasi dalam limpa,
nodus limfa dan jaringan limfatik.
2) Timus.
Timus adalah tempat dimana limfosit berkembang menjadi sel T.
Timus sekresikan hormon timopoietin yang menyebabkan kekebalan
pada sel T. Timus berbeda dengan organ limfoid lainnya karena
hanya berfungsi untuk tempat pematangan limfosit T. Selain itu juga,
karena timus adalah satu-satunya organ limfoid yang tidak
memerangi antigen secara langsung.
b. Organ Limfoid Sekunder
1) Limpa. Limpa terdiri atas jaringan struktur jaringan ikat. Di antara jalinan-jalinan
itu terbentuk isi limpa atau pulpa yang terdiri atas jaringan limfe dan sejumlah
besar sel darah.
Fungsi :
a) Sebagai gudang darah, spt hati, limpa banyak mengandung kapiler-kapiler darah.
b) Sebagai pabrik sel darah, dapat memproduksi leukosit dan eritrosit terutama limfosit
c) Tempat penghancur eritrosit (RES)
d) Menghasilkan zat antibodi
2) Jaringan tidak berkapsul (jaringan limfoid terkait Mukosa atau MALT). MALT
berfungsi sebagai penjaga untuk melindungi tubuh di beberapa tempat seperti
submukosa di saluran gastrointestinal (GI), napas, dan kulit. MALT dibagi
berdasarkan letaknya.
a) Jaringan limfoid terkait usus (gut-associated lymphoid tissue, GALT) mencakup tonsil
yang mencegat imunogen yang masuk melalui inhalasi atau ingesti. Imunoglobulin yang
di hasilkan GALT bermigrasi ke saluran cerna. Saluran air mata, dan kelenjar air liur.
b) Jaringan limfoid terkait bronkus (bronchial-associated lymphoid tissue, BALT), ditemukan
di percabangan saluran napas ukuran besar.
c) SALT, skin associated lymphoid tissue yaitu jaringan limfoid terkait kulit ditemukan di
epidermis kulit.
3) Kelenjar getah bening
Nodus limfa merupakan organ yang berbentuk kacang atau oval yang terletak
sering berkumpul disepanjang pembuluh limfe. Limfe mengalir melalui sejumlah
nodus biasanya 8-10 nodus sebelum kembali ke sirkulasi vena. Nodus ini memiliki
berbagai ukuran yaitu sebagian berukuran kecil seperti kepala peniti dan yang
paling besar berukuran sebesar almond.
Mekanisme Pertahanan Tubuh
• Ada dua mekanisme pertahanan tubuh manusia, yaitu respons
nonspesifik dan respons spesifik
A. Respons Nonspesifik
• Merupakan respons alamiah dari tubuh yang berfungsi melindungi
tubuh dari antigen, baik dari lingkungan eksternal maupun internal.
1. Pertahanan lapis pertama
2. Pertahanan lapis kedua
Pertahanan lapis pertama
a. Kulit
Luka kecil dapat membuat bakteri dan virus masuk ke tubuh. Tapi
kelenjar di kulit akan menyekresi asam lemak dan keringat yang
mengandung garam sehingga menghambat laju  bakteri.
b. Membran mukosa
Lendir yang disekresi saluran pernapasan akan menangkap bakteri. Saat
lendir yang mengandung bakteri masuk ke dalam saluran pernapasan,
secara refleks kita akan  bersin atau batuk sehingga akan keluar.
c. Sekresi alami, misalnya:
Liur dan air mata mengandung lisozim sehingga bakteri akan
mengalami lisis.
Asam lambung membunuh bakteri yang masuk bersama makanan.
d. Bakteri alami
Kulit, saluran pencernaan dan saluran kelamin wanita memiliki bakteri
alami yang  bersifat nonpatogen. Bakteri alami menghambat bakteri
patogen
Pertahanan Lapis Kedua
Jika pertahanan lapis pertama berhasil ditembus, maka pertahanan
lapis kedua yang akan melawan bakteri tersebut. Pertahanan lapis
kedua meliputi :
a. Fagosit dan sel pembunuh alami
b. Protein Komplemen
c. Interferon
d. Sitokinin
e. Imflamasi (peradangan)
Fagosit dan sel pembunuh alami
1) Leukosit. Leukosit berfungsi mempertahankan tubuh dari serangan
penyakit dengan cara memakan (fagositosis)  kuman penyakit
tersebut. Itulah sebabnya leukosit disebut juga fagosit. Contoh:
• Neutrofil: Plasmanya bersifat netral, inti selnya berjumlah banyak dengan
bentuk  bermacam-macam. Neutrofil fagositosis terhadap eritrosit (sel darah
merah), kuman, dan jaringan mati.
• Monosit: Monosit dapat bergerak seperti  Amoeba dan mempunyai inti yang
 bulat/bulat panjang. Monosit diproduksi pada jaringan limfa dan bersifat
fagosit.
1) Sel pembunuh alami/ sel natural Killer: Leukosit yang dapat
membunuh sel-sel tubuh yang telah terinfeksi. Contoh:
• Eosinofil: Plasmanya bersifat asam. Itulah sebabnya eosinofil akan merah tua
bila ditetesi eosin. Eosinofil juga bersifat fagosit dan jumlahnya akan
meningkat jika tubuh terkena infeksi.
• Basofil: Plasmanya bersifat basa. Itulah sebabnya plasma akan berwarna biru
jika ditetesi larutan basa. Sel darah putih ini akan berjumlah banyak jika
terkena infeksi. Basofil  juga bersifat fagosit. Selain itu, basofil mengandung
zat kimia anti penggumpalan, yaitu heparin.
• Limfosit: Limfosit tidak dapat bergerak dan berinti satu. Ukurannya ada yang
besar dan ada yang kecil. Limfosit berfungsi untuk membentuk antibodi.
Protein Komplemen
• Dibentuk di hati, beredar mengikuti aliran darah dalam bentuk tidak aktif
• Ada > 20 jenis protein komplemen
• Saat terjadi infeksi, akan terbentuk antibodi dan memicu terbentuknya protein
komplemen.
• Jika ada satu protein komplemen yang aktif, akan memicu protein komplemen
lain dan akan membentuk reaksi berantai.
• Cara protein komplemen membantu pertahanan lapis kedua:
• Menempel pada mikroba sehingga fagosit mudah mengenalinya
• Merangsang fagosit menuju daerah infeksi
• Menghancurkan membran mikroba yang menyerang.
• Berperan dalam kekebalan yang diperoleh (acquired immunity)
Interferon
• Sel yang terinfeksi virus akan mengeluarkan interferon
• Interferon mengganggu replikasi virus
• Interferon juga memperlambat pembelahan dan pertumbuhan sel
tumor dengan meningkatkan potensi sel NK dan sel T sitotoksik
(antikanker)
• Peran interferon yang lain: meningkatkan aktivitas fagositosis
makrofag dan merangsang produksi antibodi
Sitokinin
• Sitokinin merupakan molekul protein yang dihasilkan sel T, fungsinya
sebagai  pembawa pesan antarsel yang membentuk sistem kekebalan
Imflamasi (peradangan)
• Imflamasi sering kita lihat berupa daerah kemerahan yang timbul di
sekitar luka. Imflamasi timbul karena adanya infeksi dan terbukanya
arteriol di sekitar daerah yang terluka sehingga suplai darah ke daerah
terluka meningkat
• Daerah yang mengalami imflamasi, kemungkinan juga mengandung
nanah (abses).  Nanah ini berasal dari leukosit yang telah menelan
 bakteri. Nanah juga masih mengandung leukosit yang masih hidup
dan sisa sel lainnya
B. Respons Spesifik
• Jika pertahanan lapis pertama dan kedua gagal, maka kehadiran  bakteri patogen akan
memicu  pertahanan lapis ketiga untuk aktif.
• Pertahanan lapis ketiga melibatkan respons spesifik oleh sistem imun terhadap infeksi
khusus sehingga memperoleh kekebalan (imunitas).
• Imunitas spesifik (acquired immunity) yang terdapat seseorang, dapat bertahan lama,
bisa sampai seumur hidup.
• Pertahanan lapis ketiga melibatkan limfosit, yaitu limfosit B (sel B) dan limfositT (sel T).
• Sel B merupakan perubahan limfosit yang telah dewasa pada sumsum tulang
belakang.
• Sel T merupakan limfosit yang belum dewasa yang meninggalkan sumsum tulang
menuju kelenjar timus dan terdifrensiasi.
1. Sel B
• Sel B memiliki immunoglobulin (antibodi) pada permukaannya.
• Imunoglobulin (antibodi) merupakan protein yang dapat mengenali
antigen.
• Imunoglobulin dari tiap sel B hanya mengenali 1 jenis antigen.
• Saat sel B mengenali antigen, maka sel B akan bereplikasi dengan
cepat menghasilkan sel  plasma yang berfungsi menghasilkan antibodi
untuk dilepaskan ke cairan tubuh
Antibodi
• Antibodi berasal dari kata anti artinya melawan dan bodiq artinya
tubuh. Jadi antibodi adalah suatu zat yang dibentuk oleh tubuh yang
berasal dari protein darah jenis gama-globulin yang diubahnya untuk
melawan zat antigen (zat asing) yang masuk ke dalam tubuh.
• Berbagai jenis antibodi memiliki sifat sebagai berikut:
• Opsonin adalah antibodi yang bersifat merangsang serangan leukosit terhadap
antigen atau kuman
• Lisin adalah antibodi yang bersifat menghancurkan antigen/kuman
• Presipitin adalah antibodi yang bersifat mengendapkan antigen/kuman
• Aglutinin adalah antibodi yang bersifat menggumpalkan antigen, aglutinogen
dan kuman
Macam Antibodi
• Sebelumnya telah kita sebutkan bahwa antibodi adalah sejenis
protein. Protein-protein yang berfungsi untuk melindungi tubuh lewat
proses kekebalan ini dinamakan "imuno  globulin", disingkat "Ig“
• Ada 5 kelas imunoglobulin, yaitu:
1. Ig G (imuno globulin G)
2. Ig A (imuno globulin A)
3. Ig M (imuno globulin M)
4. Ig D (imuno globulin D)
5. Ig E (imuno globulin E)
Ig G (Imuno globulin G)
• Ig G merupakan antibodi yang paling umum. Ig G  beredar dalam
tubuh dan terbanyak di darah, sistem getah bening, dan usus.
Mengikuti aliran darah, langsung menuju musuh dan menghambatnya
begitu terdeteksi.
• Fungsinya:
• Mempunyai efek kuat anti-bakteri dan penghancur antigen
• Melindungi tubuh terhadap bakteri dan virus
• Menetralkan asam yang terkandung dalam racun
• Karena kemampuannya serta ukurannya yang kecil, dapat masuk ke dalam
plasenta ibu hamil dan melindungi janin dari kemungkinan infeksi
Ig A (Imuno globulin A)
• Antibodi ini terdapat pada daerah peka tempat tubuh melawan antigen
seperti air mata, air liur, ASI, darah, kantong-kantong udara, lendir, getah
lambung, dan sekresi usus.
• Fungsinya:
• menjaga daerah bagian tubuh yang paling mungkin dimasuki untuk melindungi
daerah kritis
• melindungi janin dari berbagai penyakit pada saat dalam kandungan. Setelah
kelahiran, mereka tidak akan meninggalkan sang bayi, melainkan tetap
melindunginya, karena Ig A tidak terdapat dalam organisme bayi yang baru lahir
• Ig A yang terdapat dalam ASI akan melindungi sistem pencernaan bayi terhadap
mikroba. Seperti Ig G, jenis antibodi ini juga akan hilang setelah mereka
melaksanakan semua tugasnya, pada saat bayi telah berumur beberapa minggu
Ig M (Imuno globulin M)
• Antibodi ini terdapat pada darah, getah bening, dan pada  permukaan
sel B. Pada saat organisme tubuh manusia bertemu dengan antigen,
Ig M merupakan antibodi pertama yang dihasilkan tubuh untuk
melawan musuh. Janin dalam rahim mampu memproduksi Ig M pada
umur kehamilan enam bulan. Jika musuh menyerang janin, jika janin
terinfeksi kuman penyakit, produksi Ig M janin akan meningkat.
• Untuk mengetahui apakah janin telah terinfeksi atau tidak, dapat
diketahui dari kadar Ig M dalam darah
Ig D (Imuno globulin D)
• Ig D juga terdapat dalam darah, getah bening, dan pada  permukaan
sel B. Mereka tidak mampu untuk bertindak sendiri-sendiri. Dengan
menempelkan dirinya pada permukaan sel-sel T, membantu sel T
menangkap antigen
Ig E (Imuno globulin E)
• Ig E merupakan antibodi yang beredar dalam aliran darah
• Fungsinya:
• Melindungi tubuh dari infeksi parasite
• Antibodi ini kadang juga menimbulkan reaksi alergi pada tubuh. Karena itu,
kadar Ig E tinggi pada tubuh orang yang sedang mengalami alergi
2. Sel T
• Tempat pembentukan: di sumsung tulang.
• Setelah diproduksi di sumsum tulang, sebagian limfosit bermigrasi ke timus,
membelah diri dan matang, disebut sel T. Sel ini matang membentuk dua
kelompok: sel T  pembunuh sel T penolong. Setelah pelatihan selama tiga
minggu, sel T bermigrasi ke limpa, nodus limfa, dan jaringan usus untuk
menunggu saat misinya.
• Sama seperti sel B, sel T jumlahnya terbatas, setelah menemukan
antigen baru  bereplikasi dan juga terbentuk sel T memori
• Sel T tidak membentuk antibody.
• Sel T terdiri atas tiga kelompok: sel T penolong, sel T pembunuh, dan sel
T penekan.
• Sel T Penolong (helper T cell )
• Sel ini dapat dianggap sebagai administrator di dalam sistem pertahanan.
• Tahap awal perang: ia menguraikan (fagosit) sifat-sifat sel asing yang diabsorpsi oleh
makrofag dan sel penangkap antigen lainnya.
• Setelah menerima sinyal, mereka merangsang sel T pembunuh dan sel B untuk melawan.
Stimulasi ini menyebabkan sel B memproduksi antibody.
• Sel T pembunuh menyekresikan molekul yang disebut limfokin untuk merangsang sel
lain. Molekul ini menghidupkan tombol pada sel lain dan mulai menyalakan alarm
perang
• Sel T Sitotoksik (cytotoxic cell) atau sel T Pembunuh
• Fungsi: membunuh sel tubuh yang terkena infeksi
• Sel T pembunuh adalah unsur paling efisien dalam sistem pertahanan. sel T
 pembunuh membunuh sel yang sakit yang telah diserang oleh virus.
• Sel Pembunuh Alamiah:
• Limfosit yang diproduksi di dalam sumsum tulang ini, juga tersedia di limpa,
nodus limfa, dan timus. Fungsi mereka yang sangat penting adalah
membunuh sel tumor dan sel pembawa virus.
SEKIAN DAN TKS

Anda mungkin juga menyukai