Anda di halaman 1dari 14

EVIDENCE BASED PRACTICE

Nama : Fitriyani S. Paramata


Kelas : B-Ners Lanjutan
Tugas : Keperawatan Dasar Profesi

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI NERS LANJUTAN
TAHUN 2021
Pertanyaan Fenomena PICOT:
Pada pasien stroke iskemik apakah massage abdomen bisa mengatasi konstipasi.
Judul artikel Pengaruh Pemberian Massage Abdomen Terhadap
Penurunan Konstipasi Pada Pasien Stroke Iskemik di
RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Peneliti: Ferly Yacoline Pailungan1. Cahyono Kaelan 2, Rini


Rachmawaty3

ANALISIS PICOT

P  Masalah klinik dari jurnal ini adalah untuk


(Population/Problem) mengetahui efektifitas pemberian massage abdomen
terhadap pasien stroke iskemik dengan gangguan
konstipasi.
 Populasi dalam penelitian ini yaitu sebanyak 30
orang dibagi ke dalam
2 kelompok yaitu: masing- masing 15 orang pada
kelompok intervensi dan 15 orang pada kelompok
control.
 Populasi pada penelitian ini adalah pasien
stroke iskemik yang menjalani rawat inap di
ruang perawatan neuro dan brain center
yang memenuhi kriteria inklusi yaitu pasien
stroke iskemik yang mengalami
konstipasi,Compos mentis,usia >18 tahun,
asupan makanan, serat dan cairan terpenuhi
serta belum pernah mendapat terapi
laksatif.

I  Desain penelitian yaitu Quasy


eksperimental. Peneliti ingin melihat
(Intervention)
pengaruh pemberian massage abdomen
terhadap penurunan konstipasi pada pasien
stroke iskemik dengan time series design
dimana dilakukan empat kali pengukuran
yaitu baseline, hari pertama post intervensi,
hari kedua dan hari ketiga.
 Intervensi dilakukan dengan melakukan massage
pada abdomen sesuai prosedur sekali dalam
sehari, selama 10-20 menit sekali dalam
jangka waktu 3 hari pada setiap pasien.
Sebelum intervensi, dilakukan penilaian
awal konstipasi pasien dengan
menggunakan kuesioner Constipation
Assesment Scale (CAS).
 Kelompok intervensi diberikan perlakuan massage
abdomen dan kelompok kontrol tidak diberikan
terapi massage abdomen.
 Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis
dengan menggunakan program SPSS 22 for
windows dengan menggunakan uji
parametrik. Sebelumnya, dilakukan uji
normalitas data dengan melihat uji
skewness selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan uji t independent dengan
tingkat kemaknaan 0,05.

C  Penelitian ini untuk melihat perbandingan waktu


terjadinya defekasi dan frekuensi defekasi antar
(Comparison)
kelompok yang diberikan intervensi massage
abdomen dan kelompok yang tidak diberikan
intervensi massage abdomen.
O  Dari hasil uji independen T-test diperoleh
bahwa nilai p<0,05 (0,00) sehingga
(Outcome)
disimpulkan ada perbedaan yang signifikan
antara skor konstipasi (CAS) pada
kelompok intervensi setelah diberikan
massage abdomen dengan kelompok
kontrol post hari ke-3, dimana nilai rata -
rata skor konstipasi (CAS) pada responden
kelompok intervensi lebih rendah dibanding
pada kelompok kontrol, hal ini berarti
bahwa ada penurunan konstipasi pada
kelompok intervensi yang diberikan
massage abdomen sedangkan pada
kelompok kontrol tidak mengalami
penurunan tapi peningkatan konstipasi.
 Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa pemberian massage
abdomen pada pasien stroke iskemik yang
mengalami konstipasi memberikan efek
terhadap penurunan konstipasi pasien.

T  Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus


sampai September 2017.
(Time Frame)
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/334451275

PENGARUH PEMBERIAN MASSAGE ABDOMEN TERHADAP PENURUNAN


KONSTIPASI PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DI RSUP DR. WAHIDIN
SUDIROHUSODO MAKASSAR

Article · January 2017

CITATIONS READS
0 1,261

3 authors, including:

Cahyono Kaelan Rini Rachmawaty


Universitas Hasanuddin Universitas Hasanuddin
39 PUBLICATIONS   120 CITATIONS    42 PUBLICATIONS   25 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Complementary and Alternative Health Practices in Nursing View project

Nurses' Caring Behaviours View project

All content following this page was uploaded by Rini Rachmawaty on 14 July 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENGARUH PEMBERIAN MASSAGE ABDOMEN TERHADAP PENURUNAN
KONSTIPASI PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DI RSUP DR. WAHIDIN
SUDIROHUSODO MAKASSAR

Ferly Yacoline Pailungan1. Cahyono Kaelan 2, Rini Rachmawaty3


1
Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Keperawatan, Universitas
Hasanuddin Makassar, Indonesia
2
Dosen Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin Makassar,
Indonesia
3
Dosen Program Studi Magister Ilmu Keperawatan, Universitas
Hasanuddin Makassar, Indonesia

Email: Ferlyyacoline_pailungan@yahoo.co.id Patria Artha Journal of


Nursing Science 2017.
Vol. 1(1), 25-35
Issn: 2549 5674
e-issn: 2549 7545
Reprints and permission:
http://ejournal.patria-
artha.ac.id/index.php/jns

ABSTRACT
Tujuan: Angka kejadian konstipasi cukup tinggi pada penderita stroke iskemik yang
mengalami immobilisasi karena pada saat pasien mengalami penurunan aktivitas akan
menyebabkan penurunan fungsi otot abdominal, penurunan peristaltik usus yang dapat
memperlama pasase feses sehingga pasien mengalami konstipasi. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mencegah dan mengatasi masalah konstipasi pada pasien stroke di RSUP DR
Wahidin Sudirohusodo Makassar dengan massage abdomen. Massage abdomen dapat
menurunkan konstipasi melalui beberapa mekanisme yang berbeda - beda antara lain dengan
menstimulasi sistem persyarafan parasimpatis sehingga menurunkan tegangan pada otot
abdomen, meningkatkan motilitas pada sistem pencernaan , serta memberikan efek pada
relaksasi sfingter. Metode: penelitian ini menggunakan desain Quasi Experiment, dengan
tehnik pengambilan sampel yaitu Consecutive Sampling. Responden 30 orang dibagi ke dalam
2 kelompok yaitu: kelompok intervensi yang diberikan massage abdomen sebanyak sekali
dalam sehari selama tiga hari berturut –turut, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan
perlakuan. Sebelum intervensi, dilakukan penilaian awal konstipasi dengan menggunakan
kuesioner Constipation Assesment Scale (CAS) Hasil: Hasil uji statistik menunjukkan nilai
p=0,000, p<0,005 sehingga disimpulkan ada perbedaaan yang signifikan pada skor konstipasi
(CAS) antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol. Massage abdomen terbukti
memiliki efek terhadap penurunan konstipasi. Rekomendasi: Massage Abdomen dapat
menjadi intervensi mandiri yang dapat dilakukan oleh perawat untuk menurunkan konstipasi
tanpa menimbulkan efek samping.

Key words : Stroke; Massage Abdomen; Konstipasi; CAS

1
PENDAHULUAN paraplegia, disfagia dan afasia. Ini
tergantung bagian mana yang
Stroke merupakan satu dari mengalami masalah. Lemahnya bagian
beberapa penyakit penyebab kematian tubuh pasien menyebabkan pasien
di dunia utamanya Indonesia. Selain immobilisasi sehingga dapat terjadi
kematian stroke juga menimbulkan beberapa komplikasi seperti
kecacatan neurologis dan beberapa dekubitus, atrofi otot dan salah satu
komplikasi. Menurut WHO (2010) setiap komplikasi yang paling sering terjadi
tahunnya diseluruh dunia terdapat 15 adalah konstipasi.
juta orang yang menderita stroke, Pada pasien stroke yang
sekitar 6 juta orang mengalami mengalami immobilisasi konstipasi
kematian dan 6 juta orang lagi dapat terjadi karena pada saat pasien
mengalami kecacatan permanen. mengalami penurunan aktivitas akan
Diprediksikan angka kematian tersebut menyebabkan penurunan fungsi otot
akan terus meningkat menjadi 8 juta abdominal, penurunan peristaltik usus
ditahun 2030. yang dapat memperlama pasase feses
Di Indonesia sendiri stroke sehingga pasien mengalami penurunan
merupakan penyebab kematian utama frekuensi defekasi atau BAB, feses keras
yang ditemukan di rumah sakit dan sulit dikeluarkan dan pasien
pemerintah, diperkirakan sekitar 15% mengeluh nyeri saat BAB, (Smeltzer &
kematian di rumah sakit disebabkan Bare, 2013; Sinclair, 2010; Hadi, 2013;
oleh stroke dan kecacatan mencapai Douglas, Nicol & Robertson; 2014).
65% . Prevalensi stroke yang diperoleh Angka kejadian konstipasi
dari data RIKESDA adalah sebesar 7 per cukup tinggi pada penderita stroke
mil dan yang gejalanya terdiagnosis hal ini dibuktikan dalam penelitian
oleh tenaga kesehatan yaitu sebesar (Su et al, 2009). Penelitian ini dibuat
12,1 per mil. Sekitar 2,5 persen dari untuk menyelidiki prevalensi kejadian
jumlah total penderita stroke di konstipasi, faktor resiko dan dampaknya
Indonesia meninggal dunia dan sisanya setelah serangan stroke pertama.
mengalami gangguan atau cacat ringan Dalam penelitian ini dipaparkan bahwa
maupun berat pada tubuhnya post kejadian konstipasi setelah stroke itu
stroke. Tingkat kejadian stroke bervariasi sekitar 30% - 60%. Kesimpulan
berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dari penelitian ini menyebutkan bahwa
dengan gejala tertinggi terdapat di konstipasi adalah komplikasi umum dari
Provinsi Sulawesi Selatan (17,9‰), stroke akut dan kejadiannya
kemudian disusul oleh DI Yogyakarta berhubungan dengan immobilisasi dan
(16,9‰), Sulawesi Tengah (16,6‰), penggunaan pispot untuk buang air
diikuti Jawa Timur sebesar 16 per mil besar.
(Kementrian Kesehatan Republik Penelitian lain yang mendukung
Indonesia, 2013). penelitian diatas adalah penelitian (Lim
Di kota Makassar sendiri penyakit et al, 2015) yang membahas tentang
stroke termasuk dalam 10 jenis kejadian konstipasi pada pasien stroke
penyakit penyebab utama kematian dibandingkan dengan pasien ortopedi
dengan angka kejadian sebesar 96 orang dirumah sakit. Kesimpulan dari hasil
ditahun 2013 (Dinas kesehatan Kota penelitian ditemukan bahwa kejadian
Makassar, 2013). konstipasi lebih tinggi pada pasien
Selain kematian, pasien yang stroke dibanding pasien gangguan
terkena serangan stroke akan mengalami orthopedi.
masalah kecacatan, seperti Penanganan konstipasi saat ini
hemiparese, hemiplegia, paraparese, dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

2
terapi farmakologis maupun dengan waktu relaksasi sehingga dengan
nonfarmakologis. Terapi farmakologis cepat dapat meningkatkan refleks
yang dapat dilakukan adalah gastrokolik dan meningkatkan kontraksi
pemberian laksatif sedangkan terapi dari usus dan rektum (Kyle,2011; Lamas,
non farmakologi berupa exercise, 2011; Sinclair, 2010; Emly, 2007).
mobilisasi, pemberian cairan, diet Penelitian terkait tentang
tinggi serat dan toileting regimen pengaruh massage abdomen terhadap
(Folden, 2002 ; Kyle, 2011). kejadian konstipasi diantaranya
Namun seperti terapi penelitian Kim & Bae (2013) di Seoul,
farmakologi lainnya penggunaan Korea Selatan. Pada penelitian ini
terapi laksatif pada pasien konstipasi peneliti melakukan massage abdomen
juga memiliki efek samping. Menurut menggunakan aroma oils pada 20
(Sinclair, 2010) penggunaan laksatif pasien lansia yang mengalami stroke
dalam jangka waktu yang lama dengan keluhan konstipasi. Intervensi
justru akan menyebabkan efek samping massage abdomen ini dilakukan 6 kali
yang berbahaya termasuk seminggu, dalam kurun waktu 2 minggu.
peningkatan konstipasi dan fecal Dalam penelitian ini penilaian
impaction, serta dapat menjadi faktor dilakukan setiap minggunya pada hari
resiko untuk timbulnya kanker ke tujuh menggunakan Constipation
colorectal. Dalam (Williams & Hopper, Assesment Scale (skala penilaian
2007) juga disebutkan bahwa konstipasi) dan dari hasil yang
penggunaan pencahar secara terus diperoleh dapat dilihat bahwa skor CAS
menerus dapat menyebabkan atrofi mengalami penurunan setelah 6x
mukosa kolon, penebalan otot dan pemberian massage abdomen jadi dapat
fibrosi serta dapat mengakibatkan disimpulkan bahwa massage abdomen
perforasi usus besar. dengan menggunakan minyak pijat
Dalam (Kim & Bae, 2013; Silva & aroma oils sangat efektif dalam
Motta, 2013; Kyle, 2011; Lamas, 2011; mengatasi konstipasi pada pasien
Sinclair, 2010; Emly, 2007) dijelaskan stroke usia lanjut. Dalam penelitian ini
bahwa selain menggunakan terapi juga jelas bahwa efek dari massage
medik, konstipasi pada pasien juga abdomen nampak pada hari ketujuh.
dapat diatasi dengan berbagai terapi Penelitian lain tentang massage
komplementer seperti, latihan otot abdomen adalah penelitian (Silva &
perut, breathing exercise, dan salah Motta, 2013) yang meneliti tentang
satu terapi komplementer yang dapat penggunaan abdominal muscle training,
dilakukan perawat untuk mencegah dan breathing exercise, massage abdomen
mengatasi masalah konstipasi pada untuk mengatasi konstipasi kronik pada
pasien stroke adalah dengan massage anak. Penelitian dilakukan pada 72 anak
abdomen. usia 4 -18 tahun yang mengalami
Massage abdomen merupakan konstipasi kronik selama 6 minggu.
intervensi yang sangat efektif dalam Penelitian dibagi menjadi 2 kelompok,
mengatasi konstipasi, selain itu terapi 32 anak pada kelompok intervensi
ini juga tidak menimbulkan efek (fisioterapi + obat pencahar magnesium
samping berbahaya karena merupakan hidrosida) dan 32 anak kelompok kontrol
tindakan non invasif, dapat dilakukan (obat pencahar magnesium hidrosida).
oleh pasien sendiri dan relatif murah. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa
Pada massage abdomen, dilakukan peningkatan frekuensi defekasi lebih
tekanan langsung pada dinding tinggi pada kelompok intervensi
abdomen yang dilakukan secara dibandingkan pada kelompok kontrol.
berurutan dan kemudian diselingi

3
Sudah ada beberapa penelitian dan kelompok kontrol yang tidak diberikan
yang menjelaskan bahwa konstipasi terapi massage abdomen Intervensi
merupakan salah satu masalah atau dilakukan dengan melakukan massage pada
komplikasi yang paling sering terjadi abdomen sesuai prosedur sekali dalam
pada pasien yang mengalami stroke sehari, selama 10-20 menit sekali dalam
dengan immobilisasi namun jangka waktu 3 hari pada setiap pasien.
kenyataannya perhatian tenaga medis Sebelum intervensi, dilakukan penilaian
utamanya perawat terhadap kejadian awal konstipasi pasien dengan
tersebut masih sangat kurang, khususnya menggunakan kuesioner Constipation
dalam hal pemberian intervensi Assesment Scale (CAS). Selama penelitian
mandiri terkait masalah Ada sebanyak 8 responden yang drop out. 5
konstipasi,sehingga pada masalah orang responden dari kelompok intervensi
konstipasi terapi farmakologi yaitu dengan alasan kurang kooperatif, tidak
pemberian laksatif yang selalu menjadi memungkinkan dilakukan pemberian
hal utama. massage abdomen pada hari kedua
sedangkan dan 3 responden dari kelompok
kontrol karena pemberian laksatif sebelum
METODE tiga hari pengukuran sehingga hingga akhir
penelitian tersisa 30 orang responden.
Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar tepatnya Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis
ruang perawatan neuro dan brain center. dengan menggunakan program SPSS 22 for
hal ini dikarenakan rumah sakit tersebut windows dengan menggunakan uji
merupakan rumah sakit pusat rujukan parametrik. Sebelumnya, dilakukan uji
nasional dikawasan Indonesia Timur. normalitas data dengan melihat uji
Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus skewness selanjutnya dianalisis dengan
sampai September 2017. menggunakan uji t independent dengan
tingkat kemaknaan 0,05.
Desain penelitian yaitu Quasy
eksperimental. Peneliti ingin melihat HASIL
pengaruh pemberian massage abdomen
terhadap penurunan konstipasi pada pasien Pada tabel 1 menunjukkan sebaran data
stroke iskemik dengan time series design distribusi frekuensi karakteristik demografi
dimana dilakukan empat kali pengukuran responden yang meliputi jenis kelamin dan
yaitu baseline, hari pertama post intervensi, umur. Pada data tersebut menunjukkkan
hari kedua dan hari ketiga. bahwa dari 30 responden berdasarkan jenis
kelamin persentase terbanyak pada
Populasi pada penelitian ini adalah pasien kelompok intervensi dan kontrol adalah laki-
stroke iskemik yang menjalani rawat inap di laki (66,7%), rata – rata umur responden
ruang perawatan neuro dan brain center yang menjadi sampel pada kelompok
yang memenuhi kriteria inklusi yaitu pasien intervensi adalah 59 tahun sedangkan rata –
stroke iskemik yang mengalami rata umur pada kelompok kontrol adalah 54
konstipasi,Compos mentis,usia >18 tahun, tahun. Dari hasil uji statistik pada semua
asupan makanan, serat dan cairan terpenuhi data demografi menunjukkan tidak ada
serta belum pernah mendapat terapi perbedaan yang bermakna antara kelompok
laksatif. intervensi dan kelompok kontrol (p>0.05)
yang berarti bahwa semua karakteristik
Sampel terdiri dari 38 orang pasien yang yang dijadikan sampel penelitian adalah
sudah memenuhi kriteria inklusi, dan dibagi
homogen.
ke dalam dua kelompok, yaitu: kelompok
intervensi yang diberikan massage abdomen

4
Tabel 1. Karakteristik Data Demografi

Variabel Kelompok Massage Abdomen Kelompok kontrol P Value


(n=15) (n= 15)
Jenis Kelamin
Laki-Laki 8 (53,3%) 10 (66,7%) 0,473
Perempuan 7 (46,7%) 5 (33,3%)

Umur
Mean (SD) 59,33 (11,1) 54,47 (11,0) 0,239
Min-Max 42-86 38-76

Pada tabel.2 menunjukkan sebaran pada kelompok intervensi rata-rata 4 hari


distribusi frekuensi karakteristik klinis sedangkan responden pada kelompok
responden pada dua kelompok yang meliputi kontrol lama susah atau tidak BAB rata-rata
lama hari rawat, lama tidak BAB dan skor 3 hari. Untuk skor baseline CAS pada
CAS pada baseline. Pada data tersebut kelompok intervensi rata – rata 8
menunjukkan bahwa dari 30 responden yang sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata
menjadi sampel dalam penelitian, terdiri 15 skor CAS baseline juga 8 . Hasil uji statistik
pada kelompok intervensi dan 15 pada pada variabel penelitian menunjukkan tidak
kelompok kontrol. Rata-rata lamanya rawat adanya perbedaan bermakna pada kelompok
inap responden sebelum pengambilan data intervensi massage abdomen dengan
awal adalah 5 hari pada kelompok kelompok kontrol (p>0,05) yang berarti
intervensi sedangkan pada kelompok kontrol bahwa semua variabel penelitian pada
rata-rata lama rawat inapnya juga 5 hari. kedua kelompok adalah homogen.
Untuk data lama tidak BAB, responden

Tabel 2.Karakteristik Status klinis responden

Kelompok intervensi Kelompok Kontrol


Massage Abdomen (n=15) (n=15) p value
Variabel

Lama rawat inap

Mean (SD) 5,43 (4,65) 5,07 (4,57)


0,784

Min-Max 1-17 2-21

Lama hari tidak BAB

Mean (SD) 4,47 (1,84) 3,87 (1,30)


0,313

Min-Max 3-9 3-8

CAS Baseline

Mean (SD) 8,87 (3,11) 8,13 (4,15)


0,589

Min-Max 4-15 3-14

5
Pada tabel 3 menunjukkan bahwa dari 15 rata skor konstipasi (CAS) post hari ke-3
responden pada kelompok intervensi adalah 11,07 dengan standar deviasi 2,73.
terlihat nilai rata - rata (mean) skor Dari hasil uji statistik menggunakan paired
konstipasi (CAS) sebelum intervensi adalah sample T-test terlihat bahwa rata-rata
8,87 dengan nilai standar deviasi 3,11 dan perbedaan antara skor konstipasi pre dan
rata-rata skor konstipasi (CAS) setelah post intervensi hari ke-3 adalah sebesar -
diberikan intervensi adalah 1,60 dengan 2,93 dengan nilai p<0,05 (p=0,000)
standar deviasi 3,18. Dari hasil uji statistik sehingga dapat disimpulkan hipotesis Ho
menggunakan paired sample T-test terlihat ditolak yang berarti ada perbedaan yang
bahwa rata-rata perbedaan antara skor bermakna antara rata-rata skor konstipasi
konstipasi pre dan post intervensi hari ke-3 (CAS) sebelum dan sesudah hari ketiga
adalah sebesar 7,26 dengan nilai p<0,05 pada kelompok kontrol.
(p=0,000) sehingga dapat disimpulkan
bahwa hipotesis Ho ditolak yang berarti Dari hasil uji independen T-test diperoleh
ada perbedaan yang signifikan sehingga bahwa nilai p<0,05 (0,00) sehingga
dapat disimpulkan bahwa hipotesis Ho disimpulkan ada perbedaan yang signifikan
ditolak yang berarti ada perbedaan yang antara skor konstipasi (CAS) pada
bermakna antara rata-rata hipotesis Ho kelompok intervensi setelah diberikan
ditolak yang berarti ada perbedaan yang massage abdomen dengan kelompok
bermakna antara rata-rata skor konstipasi kontrol post hari ke-3, dimana nilai rata -
(CAS) sebelum dan sesudah diberikan rata skor konstipasi (CAS) pada responden
massage abdomen pada kelompok kelompok intervensi lebih rendah dibanding
intervensi. Sedangkan pada kelompok pada kelompok kontrol, hal ini berarti
kontrol menunjukkan bahwa dari 15 bahwa ada penurunan konstipasi pada
responden yang tidak diberikan massage kelompok intervensi yang diberikan
abdomen terlihat nilai rata-rata skor massage abdomen sedangkan pada
konstipasi (CAS) pre test adalah 8,13 kelompok kontrol tidak mengalami
dengan dilai standar deviasi 4,15 dan rata- penurunan tapi peningkatan konstipasi.

Tabel 3. Perbedaan Skor konstipasi (CAS) pre dan


post pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol

Kelompok Waktu N Mean SD t Mean pre n P Value


post
Kelompok Pre (baseline) 15 8,87 3,11 6,111 7,26 0,000
intervensi Post_hari ke-3 15 1,60 3,18
(massage
abdomen
Kelompok Pre (Baseline) 15 8,13 4,15 -4,559 -2,93 0,000
kontrol Post_hari ke-3 15 11,07 2,73

PEMBAHASAN tegangan pada otot abdomen,


meningkatkan motilitas pada sistem
Massage abdominal dapat menurunkan pencernaan , meningkatkan sekresi pada
konstipasi melalui beberapa mekanisme sistem intestinal serta memberikan efek
yang berbeda - beda antara lain dengan pada relaksasi sfingter (Lamas, 2011).
menstimulasi sistem persyarafan Berdasarkan hasil penelitian ini
parasimpatis sehingga dapat menurunkan menunjukkan bahwa rerata penurunan skor

6
konstipasi pada kelompok intervensi yang Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
diberikan massage abdomen pada pre pemberian massage abdomen pada pasien
(baseline) dan post intervensi hari ke-3 stroke iskemik di RSUP Dr Wahidin
adalah sebesar 7,26 dibandingkan dengan Sudirohusodo Makassar sebanyak sekali
kelompok kontrol, reratanya adalah -2,93. dalam sehari (10-20 menit) selama tiga hari
Pada hari ketiga post pemberian massage berturut-turut dapat mengatasi konstipasi
abdomen rata-rata skor konstipasi pada pasien dimana massage abdomen dapat
pasien nampak mengalami penurunan yaitu menurunkan skor konstipasi dan membantu
nilai rata-rata sebesar 1,6 sedangkan pada melancarkan proses defekasi pasien tanpa
kelompok kontrol pada hari ke-3 rata-rata pemberian laksatif dan tanpa menimbulkan
skor konstipasi tidak mengalami penurunan efek samping.
melainkan peningkatan menjadi 11,7.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat relatif murah dibandingkan dengan


disimpulkan bahwa pemberian massage penggunaan laksatif yang terus menerus.
abdomen pada pasien stroke iskemik yang Sehingga tindakan ini dapat dilakukan pada
mengalami konstipasi memberikan efek pasien yang mengalami konstipasi.
terhadap penurunan konstipasi pasien. Namun Keterbatasan dalam penelitian ini
Dimana skor konstipasi diukur berdasarkan adalah jumlah sampel yang diperoleh hanya
Constipation Assesment Scale (CAS). 30 orang dikarenakan lebih fokus pada
Massage abdomen dapat menjadi intervensi pasien stroke iskemik. Untuk itu penelitian
keperawatan yang efektif dalam selanjutnya sebaiknya tidak hanya pada
pencegahan dan penurunan konstipasi pasien stroke iskemik tapi pada pasien
tanpa menimbulkan efek samping dan immobilisasi yang mengalami konstipasi.

UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih kepada kedua dosen beserta staff yang memberikan kesempatan
pembimbing yang telah banyak memberikan dan dukungan kepada penulis dalam
arahan, bimbingan dan motivasi selama pelaksanaan penelitian ini. Serta terima
proses penelitian ini. Terima kasih juga kasih yang sebesar-besarnya kepada dikti
kepada kedua orang tua dan keluarga yang yang membantu biaya penelitian melalui
selalu mendukung. Terimakasih kepada Beasiswa BPPDN dan STIK GIA Makassar yang
Direktur RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo juga mendanai penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA United States of America: Elsevier.


Retrieved from
Alligood, M & Tomey, A. (2014). Nursing http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubme
Theorists and Their Work , Evolution d/10846995.
of Nursing Theories. (8th editions).

7
Batticaca, F. B. (2011). Asuhan Engler, T.M., Dourado,C.C., Amancio, T.G.,
Keperawatan pada Klien dengan Farage. L., Mello, PA.,Padula, M. P.C.
Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: (2014) Stroke: Bowel Dysfunction in
Salemba Medika. Patients Admitted for Rehabilitation.
The Open Nursing Journal, 2014,8,43-
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). 47.
Keperawatan Medikal Bedah; http://creativecommons.org/licenses/
Manajemen klinis untuk hasil yang by-nc/3.0/)
diharapkan (edisi 8). Jakarta: Salemba
Medika Folden, S. L. (2002). Practice guidelines for
the management of constipation in
Coggrave, M., Wiesel, P. H., & Norton, C. adults. Rehabilitation Nursing, 27(5),
(2006). Management of faecal 169–175.
incontinence and constipation in adults http://doi.org/10.1002/j.2048-
with central neurological diseases. The 7940.2002.tb02005.x
Cochrane Database of Systematic
Reviews, (2), CD002115. Ginsberg, L. (2007). Lecture Notes:
http://doi.org/10.1002/14651858.CD0 Neurologi (8th ed.). Jakarta: Penerbit
02115.pub3 Erlangga.

Dharma, K. K. (2011). Metodologi penelitian Guyton, A.C & Hall. J (2007). Buku Ajar
keperawatan: Panduan melaksanakan Fisiologi Kedokteran (edisi 11),
dan menerapkan hasil penelitian. Jakarta:EGC
Jakarta: CV. Trans Info Media.
Hadi,S.(2013). Gastroenterologi.(edisi
Dinas kesehatan Kota Makassar. (2013). 3).Jakarta: P.T.ALUMNI
Profil Kesehatan Kota Makassar.
Makassar. Retrieved from Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
http;//doi.org/10.1073993104. (2013). Profil Kesehatan Republik
Indonesia tahun 2013. Jakarta.
Douglas, G., Nicol, F., Robertson,C., (2014)
Macleod's Clinical Examination. (13th Kim, Y.G., & Bae, H.S. (2013). The Effect of
edition). Singapore:Elsevier Abdominal Massage with Aroma Oils on
Constipation in Elderly Stroke
Drossman, D. a. (2006). The Functional Patients.Reseach Article vol
Gastrointestinal Disorders and the 11.No.5,883-890.
Rome III Process. Gastroenterology,
130(5), 1377–1390. Krogh, K., & Laurberg, S. (2009).
http://doi.org/10.1053/j.gastro.2006. Constipation in the elderly:
03.008 Investigation and management. Aging
Health, 5(5), 671–682.
Emly, M. C. (2007). Abdominal massage for http://doi.org/10.2217/ahe.09.64
constipation. Therapeutic Management
of Incontinence and Pelvic Pain: Pelvic Kyle, G. (2011). Constipation : review of
Organ Disorders, 223–225. management and treatment. Journal
http://doi.org/10.1007/978-1-84628- Community Nursing, 25(6).
756-5_34

8
Lamas, K. (2011). Using Massage to Ease Sharma, S., & Agarwal, B. B. (2012). Scoring
Constipation. Nursing Times, 107(4), Systems in evaluation of constipation
26–27. and Obstructed Defecation Syndrome
(ODS). Journal International Medical
Lim, S. F., Ong, S. Y., Tan, Y. L., Ng, Y. S., Sciences Academy, 25(1), 57–59.
Chan, Y. H., & Childs, C. (2015).
Incidence and predictors of new-onset Silva, C. A. G., & Motta, M. E. F. A. (2013).
constipation during acute The use of abdominal muscle training ,
hospitalisation after stroke. breathing exercises and abdominal
International Journal of Clinical massage to treat paediatric chronic
Practice, 69(4), 422–428. functional constipation, 7–9.
http://doi.org/10.1111/ijcp.12528 http://doi.org/10.1111/codi.12160

Lim, S. F & Childs, C (2012). A Systematic Sinclair, M. (2011). The use of abdominal
Review of The Effectiveness of Bowel massage to treat chronic constipation.
Management Strategies for Journal of Bodywork and Movement
Constipation in Adults with Stroke. Therapies, 15(4), 436–445.
International Journal of Nursing Studies http://doi.org/10.1016/j.jbmt.2010.07
50 (2013)1004-1010. Elsevier. .007
http://dx.doi.org/10.1016/j.ijnurstu.2
012.12.002 Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2013). Buku
Ajar Keperawatan Medikal Bedah;
Molin, A. D., McMillan, S., Zenerino, F., Brunner & Suddarth (edisi 8). Jakarta:
Rattone, V., Grubich, S., Guazzini, A., EGC.
& Rasero, L. (2012). validity and
reliability of the Constipation Silbernagl, S & Lang,F.(2006). Teks & Atlas
Assessment Scale. Internasional Berwarna Patofisiologi. Jakarta : EGC
Journal of Paliiative Nursing, 18, 321–
325. Su, Y., Zhang, X., Zeng, J., Pei, Z., Cheung,
R. T. F., Zhou, Q., … Zhang, Z. (2009).
Muttaqin, A. (2011). Buku Ajar Asuhan New-Onset Constipation at Acute Stage
Keperawatan Klien dengan Gangguan After First Stroke Incidence, Risk
Sistem Persyarafan. Jakarta: Salemba Factors,and Impact on The Stroke
Medika. Outcome. Stroke, 40(4), 1304–1309.
http://doi.org/10.1161/StrokeAHA.108
Price, S. A., & Wilson, L. M. (2014). .534776
Patofisiologi; Konsep Klinis Proses -
Proses Penyakit (6th ed.). Jakarta: Williams, L. S., & Hopper, P. D. (2007).
EGC. Understanding medical-surgical
nursing. http://doi.org/10.1002/1521-
Rekam Medis .(2016). RSUP Dr Wahidin 3773(20010316)40:6<9823::AID-
Sudirohusodo Makassar ANIE9823>3.3.CO;2-C

Sherwood, Lauralee. (2011).Fisiologi


Manusia : dari sel ke sistem. (edisi: 6).
Jakarta:EGC

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai