Review Artikel
*Korespondensi penulis:
Adella Indri Afitasari
Program Studi Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani, Mendungan, Pabelan, Kec. Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57169
Email: j230205069@student.ums.ac.id
ABSTRACT
Keywords:
Gastrointestinal dysfunction is one of the most common problems experienced by
Abdominal massage patients in the ICU, such as abdominal distension, constipation, and increased
Gastric residual volume gastric residual volume. Currently, non-pharmacological interventions have been
Enteral nutrition developed to address these problems. Abdominal massage intervention is considered
Intensive care patient a method that can improve digestive function. The purpose of this literature study
was to determine the effect of abdominal massage to reduce the gastric residual
volume in critically ill patients. Selected articles were obtained through online
databases such as PubMed, Google Scholar, and ScienceDirect. There were seven
articles obtained after going through screening and identified for critical review.
There were five study randomized controlled trials, three quasi-experimental
designs, one study, one group pre-test post-test, and one article one-shot case study.
The results of this study found that abdominal massage was effective in reducing
gastric residual volume. Mechanism of abdominal massage with stimulation of
peristalsis, changes in intra-abdominal pressure, mechanical and reflexive effects on
the intestine, thereby shortening the transition time of food in the intestine,
increasing bowel movements, and easier flow of food through the digestive tract. So
that nurses in the ICU are expected to use abdominal massage as an intervention
option at critical times, considering that this intervention can prevent
gastrointestinal dysfunction with low risk and is cost-effective.
143
Jurnal Ilmu Keperawatan : Journal of Nursing Science
Vol. 9, No. 2, November 2021, hlm. 143-150 e-ISSN: 2598-8492
DOI : https://doi.org/10.21776/ub.jik.2021.009.02.1 p-ISSN: 2088-6012
Website : http://www.jik.ub.ac.id
@2021. This is an open access article under the CC BY-NC 4.0 license
144
Jurnal Ilmu Keperawatan : Journal of Nursing Science
Vol. 9, No. 2, November 2021, hlm. 143-150 e-ISSN: 2598-8492
DOI : https://doi.org/10.21776/ub.jik.2021.009.02.1 p-ISSN: 2088-6012
Website : http://www.jik.ub.ac.id
@2021. This is an open access article under the CC BY-NC 4.0 license
menurunkan volume residu lambung pada penyakit kronis seperti acute cerebrovascular
pasien kritis. stroke dan tumor.
Metode
Penelitian ini berupa studi literatur
jurnal atau literature review. Penelusuran
difokuskan pada artikel terbitan 2011–2021
dengan kriteria: (1) Artikel berbahasa inggris
atau indonesia; (2) Artikel berkaitan dengan
penerapan abdominal massage atau pijat perut
pada fungsi gastrointestinal (3) Sampel adalah
pasien yang dirawat di unit kritis yang
terpasang selang nasogastrik dan
mendapatkan nutrisi enteral. Kriteria eksklusi
yaitu artikel publikasi tidak langsung seperti
literature review, systematic review, letter to
editor, abstrak dan buku.
Sumber artikel didapatkan melalui
database elektronik seperti PubMed, Google
Scholar, ScienceDirect. Kata kunci yang
digunakan baik tunggal maupun kombinasi
dalam bahasa inggris adalah “abdominal
massage”, “gastric residual volume”, “intensive
care patient”, “enteral nutrition”. Kata kunci
dalam bahasa indonesia yang digunakan “pijat
perut”, “volume residu lambung”, “pasien ICU”,
“nutrisi enteral”. Setelah artikel didapatkan,
kemudian dilakukan analisis pada artikel
melalui judul dan abstrak untuk mengetahui
kesesuaian artikel dengan kriteria yang
ditentukan. Naskah atau teks lengkap dari
artikel terkait dianalisis lebih lanjut dan Gambar 1. PRISMA Flow
menyeluruh. Adapun PRISMA flow dapat
dilihat pada gambar 1. Sembilan artikel memiliki kelompok
kontrol yang serupa yaitu pasien
Hasil dan Pembahasan mendapatkan terapi standar di ICU seperti
Studi literatur ini menggunakan pemberian nutrisi enteral sesuai jadwal dan
sepuluh artikel studi kuantitatif yang telah satu penelitian tanpa kelompok kontrol. Pada
dipilih untuk di review seluruhnya. kelompok intervensi didapatkan perbedaan
Didapatkan hasil bahwa lima studi dalam pemberian terapi abdominal massage
randomized controlled trials, tiga studi quasi baik itu dalam durasi, frekuensi, waktu,
experimental design, satu studi menggunakan gerakan, serta bahan yang digunakan untuk
one group pre-test post-test, dan satu studi one memijat. Lima dari sepuluh artikel terdapat
shot case study. Kajian ini melibatkan total 511 intervensi selama 15 menit dengan frekuensi
partisipan dengan kriteria inklusi utama dua kali sehari selama tiga hari. Dari artikel
pasien yang dirawat di ruang kritis yang yang diseleksi didapatkan bahwa penurunan
terpasang selang nasogastrik dan residu lambung paling besar pada intervensi
mendapatkan nutrisi enteral. Rerata usia pijat dengan frekuensi dua kali sehari selama
partisipan adalah 52,22 tahun dengan rentang 15 menit dibandingkan dengan yang lain.
usia 18-65 tahun yang mayoritas diagnosis Seluruh artikel mengevaluasi efek
penggunaan abdominal massage terhadap
145
Jurnal Ilmu Keperawatan : Journal of Nursing Science
Vol. 9, No. 2, November 2021, hlm. 143-150 e-ISSN: 2598-8492
DOI : https://doi.org/10.21776/ub.jik.2021.009.02.1 p-ISSN: 2088-6012
Website : http://www.jik.ub.ac.id
@2021. This is an open access article under the CC BY-NC 4.0 license
volume residu lambung pada kelompok nutrisi lebih cepat dan menurunkan angka
kontrol dan kelompok intervensi. Selain itu, terjadinya ventilator acquired pneumonia
seluruh artikel juga melihat signifikansi (VAP) lima kali lebih rendah (Kahraman &
perbedaan volume residu lambung antar Ozdemir, 2015).
kelompok. Seluruh artikel menunjukkan hasil Hal ini sejalan dengan penelitian yang
yang signifikan. dilakukan oleh Dehghan et al. (2018)
Nutrisi merupakan salah satu didapatkan bahwa volume residu lambung
kebutuhan yang penting dalam kehidupan. meningkat secara signifikan pada kelompok
Setiap individu memerlukan nutrisi guna kontrol dan menurun secara signifikan pada
memenuhi kebutuhan tubuh dan kelompok abdominal massage (p<0.01); rerata
pemeliharaan kesehatan. Namun untuk volume residu lambung dalam 4 hari berturut-
beberapa individu asupan nutrisi oral dapat turut pada kelompok kontrol secara statistik
menjadi terganggu karena keadaan pasien dan tidak signifikan. Penelitian oleh Uysal et al.,
penyakitnya sehingga memerlukan dukungan (2012) didapatkan perbedaan signifikan
nutrisi aktif (Ozen et al., 2018). Dukungan antara kelompok pijat dan kelompok kontrol
nutrisi ini dapat melalui enteral maupun (p<0.001). Pada kelompok kontrol, volume
parenteral. residu lambung diamati hingga dua kali dan
Pemberian nutrisi di unit perawatan jumlah rata-rata terdeteksi menjadi
intensif (ICU) merupakan bagian penting dari 105±15,30ml. Terdapat kelebihan gastric
perawatan pasien. Ini adalah faktor dalam residual volume pada kelompok kontrol,
pemeliharaan kesehatan dan pemulihan kelebihan GRV diamati hingga delapan kali
penyakit, terutama pada pasien yang sakit dan jumlah rata-rata ditemukan menjadi
kritis (Warren, 2016). Pasien kritis yang 142,91± 66,75ml.
membutuhkan dukungan nutrisi enteral Hasil penelitian oleh Momenfar et al.
memerlukan perawatan dan penilaian yang (2018) yang melakukan abdominal massage
lebih, khususnya dalam mencegah intoleransi dengan waktu 20 menit dua kali sehari selama
saluran cerna. Berdasarkan pedoman untuk 3 hari. Menyatakan bahwa rerata volume
menilai intoleransi lambung ini diantaranya residu lambung setelah intervensi mengalami
pemeriksaan fisik dan pengukuran volume penurunan dari hari kehari dengan
residu lambung setiap dua hingga dua puluh pelaksanaan abdominal massage selama 20
empat jam, umumnya dilakukan pada empat menit dua kali sehari selama 3 hari, interval
sampai enam jam (Guo, 2015). pemberian antara pijat pertama dan kedua
Pijat dianggap sebagai salah satu adalah 2 jam. Serta pada hasil penelitian
terapi komplementer yang paling banyak Aldugiem et al. (2021) yang memberikan
dilakukan. Terapi abdominal massage dikenal abdominal massage dua kali sehari (08:00 &
sebagai teknik terapi non invasif dengan 20:00) dilakukan 20 menit selama lima hari
melakukan sentuhan dan penekanan pada berturut-turut didapatkan volume residu
daerah perut dan panggul untuk meringankan lambung lebih rendah pada kelompok studi
komplikasi gastrointestinal (Connor, Hunt, dibandingkan kelompok kontrol selama
Lindley, & Adams, 2014). Abdominal massage periode intervensi setelah pijat perut,
dapat meningkatkan motilitas usus, dan perbedaan yang signifikan terlihat dalam tiga
menurunkan volume residu lambung. Hal ini hari terakhir intervensi antara kelompok studi
didukung juga oleh penelitian yang dan kontrol.
menunjukkan bahwa abdominal massage Penelitian lain yang dilakukan oleh
dapat merangsang saraf parasimpatik Uysal et al. (2012) dengan 80 responden yang
sehingga meningkatkan efektifitas sistem terbagi menjadi kelompok kontrol dan
pencernaan dan mempercepat pengosongan kelompok intervensi abdominal massage.
lambung (Altun Ugras et al., 2020; Uysal, Eşer, Intervensi dilakukan sebelum makan selama
& Akpinar, 2012). Waktu pengosongan residu 15 menit tiga kali sehari selama 3 hari pada
lambung yang cepat dapat memberikan efek pukul 09.30, 20.30 dan 22.30. Hasil penelitian
yang memungkinkan pasien memperoleh menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
146
Jurnal Ilmu Keperawatan : Journal of Nursing Science
Vol. 9, No. 2, November 2021, hlm. 143-150 e-ISSN: 2598-8492
DOI : https://doi.org/10.21776/ub.jik.2021.009.02.1 p-ISSN: 2088-6012
Website : http://www.jik.ub.ac.id
@2021. This is an open access article under the CC BY-NC 4.0 license
signifikan antara kelompok pijat dan lengan bawah, vibrating yaitu pergerakan
kelompok kontrol (p<0.001). Pada kelompok lambat hingga cepat untuk menggetarkan
kontrol, volume residu lambung diamati dinding abdomen, kneading yaitu gerakan
hingga dua kali dan jumlah rata-rata meremas, mengangkat dan menggulung kulit
terdeteksi menjadi 105±15,30 ml. Pada dan jaringan otot perut, friction yaitu gerakan
kelompok kontrol, kelebihan volume residu menggosok maju mundur, tapotement yaitu
lambung diamati hingga delapan kali dan gerakan mengetuk, membekam, mencacah
jumlah rata-rata ditemukan menjadi 142,91± seluruh bagian perut. Sementara Aldugiem et
66,75 ml. al., (2021) melakukan abdominal massage
Selain itu, jelas bahwa volume residu dengan sembilan langkah yaitu; 1) mengusap
lambung lebih tinggi pada kelompok kontrol dari bagian atas genitalia keatas untuk
dibandingkan kelompok eksperimen setelah relaksasi, 2) mengusap dari lumbar untuk
intervensi abdominal massage. Hasil ini serupa menstimulasi saraf vagus 10x, 3) melakukan
dengan El-feky & Ali, (2020) dan Momenfar et pijatan melingkar dengan telapak tangan dari
al. (2018) yang menyarankan abdominal asendens transfers ke desendens selama dua
massage setiap hari untuk pasien rawat inap menit, 4) menguleni dengan telapak tangan
ICU. Sebaliknya, temuan Dehghan et al (2018) dari kolon desendens kebawah selama dua
menunjukkan bahwa tidak ada banyak menit, 5) menguleni dengan telapak tangan
perbedaan antara kelompok kontrol dan dari kolon asendens keatas selama dua menit,
eksperimen menurut volume residu lambung 6) ulangi langkah keempat dan kelima, 7)
setelah intervensi abdominal massage. Ini ulangi langkah ketiga, 8) usap dari perut kiri
mungkin karena perbedaan dalam periode ke bagian kanan untuk relaksasi selama 10x,
pijat (15 menit) atau jumlah hari pemberian. 9) lakukan getaran diatas umbilikus 4x.
Sebelum dilakukan intervensi, pasien Mekanisme abdominal massage
diposisikan terlentang dengan sudut kepala dengan stimulasi gerakan peristaltik,
tempat tidur ditinggikan dengan sudut 30-45o, perubahan tekanan intra abdomen, efek
lutut pasien fleksi (Dehghan et al., 2018) mekanis dan refleksif pada usus, sehingga
Residu lambung diukur sebelum, selama dan memperpendek waktu transisi makanan di
diakhir penelitian (Mohamed et al., 2021; usus, peningkatan gerakan usus, dan aliran
Rahmawati, Kristinawati, & Kurniasari, 2020). makanan lebih mudah melalui saluran
Pengukuran volume residu lambung pencernaan (Sinclair, 2011; Uysal et al., 2012).
dilakukan dengan aspirasi dengan jarum Juga, efek abdominal massage dapat
suntik 50 ml setiap sebelum makan. Posisi meningkatkan rangsangan saraf parasimpatis
tabung lambung ditentukan dengan yang diikuti oleh lambung dan usus, sehingga
memberikan 20 ml udara dan mendengarkan gerakan sistem pencernaan meningkat, dan
dengan stetoskop di daerah epigastrium. peningkatan aktivitas ini menyebabkan
Kemudian dilakukan pengukuran volume pencernaan makanan di lambung dan
residu lambung. Selama pengukuran volume pergerakan di usus lebih mudah (Altun Ugras
residu lambung, piston jarum suntik ditarik et al., 2020). Hal itu dapat mencegah
perlahan. Ketika isi lambung tidak lagi disedot, penurunan peristaltik usus dan hipoperfusi
pengukuran diulangi untuk memastikan splanchnic pasien kritis dengan ventilasi
apakah perut kosong (Uysal et al., 2012). mekanik karena efek sedasi dan kondisi tirah
Posisi perawat berada di sebelah kanan baring (Irwan & Suwarman, 2020).
pasien. Salah satu bahan dalam melakukan Pengontrolan serta pengurangan
abdominal massage yaitu dengan volume residu lambung bisa menjadi ukuran
menggunakan lotion atau minyak agar dapat penting untuk meningkatkan status gizi dan
mempermudah dalam melakukan pemijatan. mengurangi komplikasi pada pasien kritis, dan
Teknik yang digunakan oleh El-feky & akibatnya dapat menurunkan tingkat
Ali (2020) dalam penerapan abdominal malnutrisi (Dehghan, Fatehi Poor, Mehdipour-
massage antara lain: gliding yaitu gerakan Rabori, & Ahmadinejad, 2020). Selain itu,
sapuan atau menggeser dengan bantuan tindakan ini dapat mengurangi frekuensi
147
Jurnal Ilmu Keperawatan : Journal of Nursing Science
Vol. 9, No. 2, November 2021, hlm. 143-150 e-ISSN: 2598-8492
DOI : https://doi.org/10.21776/ub.jik.2021.009.02.1 p-ISSN: 2088-6012
Website : http://www.jik.ub.ac.id
@2021. This is an open access article under the CC BY-NC 4.0 license
148
Jurnal Ilmu Keperawatan : Journal of Nursing Science
Vol. 9, No. 2, November 2021, hlm. 143-150 e-ISSN: 2598-8492
DOI : https://doi.org/10.21776/ub.jik.2021.009.02.1 p-ISSN: 2088-6012
Website : http://www.jik.ub.ac.id
@2021. This is an open access article under the CC BY-NC 4.0 license
149
Jurnal Ilmu Keperawatan : Journal of Nursing Science
Vol. 9, No. 2, November 2021, hlm. 143-150 e-ISSN: 2598-8492
DOI : https://doi.org/10.21776/ub.jik.2021.009.02.1 p-ISSN: 2088-6012
Website : http://www.jik.ub.ac.id
@2021. This is an open access article under the CC BY-NC 4.0 license
150