Anda di halaman 1dari 2

Daerah istimewa

Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi. Negara


mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau
bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang. Yang dimaksud satuan-satuan
pemerintahan daerah istimewa adalah Daerah Istimewa Aceh dan Daerah Istimewa
Yogyakarta

[sunting] UU Khusus
Daerah-daerah yang memiliki status istimewa dan diberikan otonomi khusus selain diatur
dengan Undang-Undang Pemerintahan Daerah diberlakukan pula ketentuan khusus yang
diatur dalam undang-undang lain.
1. Di Daerah Istimewa Aceh (Provinsi NAD) telah diberlakukan UU Nomor 44
Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah
Istimewa Aceh dan UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh;
dan
2. Daerah Istimewa Yogyakarta belum memiliki UU yang mengatur ketentuan
khusus sebagaimana dimaksud[1].

[sunting] Pengakuan Keistimewaan


Pengakuan keistimewaan Daerah Istimewa Aceh didasarkan pada perjalanan
ketatanegaraan Republik Indonesia yang menempatkan Aceh sebagai satuan
pemerintahan daerah yang bersifat istimewa dan khusus, terkait dengan karakter khas
sejarah perjuangan masyarakat Aceh yang memiliki ketahanan dan daya juang tinggi.
Ketahanan dan daya juang tinggi tersebut bersumber dari pandangan hidup yang
berlandaskan syariat Islam yang melahirkan budaya Islam yang kuat, sehingga Aceh
menjadi salah satu daerah modal bagi perjuangan dalam merebut dan mempertahankan
kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pengakuan keistimewaan Propinsi Istimewa Yogyakarta didasarkan pada hak asal-usul
dan peranannya dalam sejarah perjuangan nasional.

[sunting] Keistimewaan Aceh


Keistimewaan bagi Aceh merupakan pengakuan dari bangsa Indonesia yang diberikan
kepada Aceh karena perjuangan dan nilai-nilai hakiki masyarakat yang tetap dipelihara
secara turun-temurun sebagai landasan spiritual, moral, dan kemanusiaan.

Keistimewaan bagi Aceh adalah kewenangan khusus untuk menyelenggarakan kehidupan


beragama, adat, pendidikan, dan peran ulama dalam penetapan kebijakan Daerah.

[sunting] Penyelenggaraan Keistimewaan


Penyelenggaraan Keistimewaan meliputi penyelenggaraan kehidupan beragama,
penyelenggaraan kehidupan adat, penyelenggaraan pendidikan, dan peran ulama dalam
penetapan kebijakan Daerah.

Penyelenggaraan kehidupan beragama di Aceh diwujudkan dalam bentuk


pelaksanaan syariat Islam bagi pemeluknya dalam bermasyarakat, dengan tetap
menjaga kerukunan hidup antarumat beragama.
Aceh dapat membentuk lembaga agama dan mengakui lembaga agama yang
sudah ada dengan sebutan sesuai dengan kedudukannya masing-masing dan tidak
merupakan bagian perangkat Daerah.
Aceh dapat membentuk lembaga adat dan mengakui lembaga adat yang sudah ada
sesuai dengan kedudukannya masing-masing di Provinsi, Kabupaten/Kota,
Kecamatan, Kemukiman, dan Kelurahan/Desa atau Gampong.
Aceh mengembangkan dan mengatur berbagai jenis, jalur, dan jenjang pendidikan
serta menambah materi muatan lokal sesuai dengan syariat Islam.
Aceh membentuk sebuah badan yang anggotanya terdiri atas para ulama yang
bersifat independen yang berfungsi memberikan pertimbangan terhadap kebijakan
Daerah, termasuk bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan serta
tatanan ekonomi yang Islami.

[sunting] Keistimewaan saat Ini


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pemerintahan Aceh
Keistimewaan Aceh sebagai bagian dari Negara Indonesia semakin dikokohkan dan
diperkuat dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pemerintahan Aceh sebagai bentuk pemberian Otonomi khusus bagi Aceh.
Aceh adalah daerah provinsi yang merupakan kesatuan masyarakat hukum yang bersifat
istimewa dan diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang
dipimpin oleh seorang Gubernur. Pasal 1 angka 2 UU No 11 Tahun 2006

Anda mungkin juga menyukai