Anda di halaman 1dari 5

CRITICAL APPRAISAL

Nama : Alta Ikhsan Nur


Bagian : PPDS Anestesiologi & Terapi Intensif FK UNRI

Judul Jurnal : Sub-Anaesthetic Bolus Dose of Intravenous Ketamine for Postoperative Pain
Following Caesarean Section
Jurnal : Journal of Obstetric Anaesthesia and Critical Care
Publikasi : 06 Juni 2019
Penulis : Anil Kumar Bhiwal, Vartika Sharma, Karuna Sharma, Anuj Tripathi,
Sunanda Gupta
1. Pendahuluan
- Latar belakang
o Terdapat teori yang mendukung
o Mencantumkan masalah yang diangkat sebagai topik
o Memaparkan hasil studi dan penelitian yang telah ada
a. Penggunaan ketamin intravena untuk manajemen nyeri akut dari
American Society of Regional Anesthesia dan Pain Medicine,
American Academy of Pain Medicine dan American Society of
Anaesthesiologists 2018 mendukung penggunaan dosis bolus sub-
anestetik ketamin hingga dosis 0,35 mg/kg dan infus hingga 1
mg/kg/jam untuk nyeri akut sebagai tambahan opioid untuk analgetik
perioperative
- Tujuan penelitian tersebut secara jelas dipaparkan yaitu untuk menilai efektivitas
dosis ketamin subanestetik pada analgetik pasca sesar yang dilakukan secara double-
blind randomized sampling.
- Hipotesis : Ketamin intravena dosis rendah jika ditambahkan kedalam
penatalaksanaan analgetik akan memberikan efek analgetik pasca operasi seksio
sesaria yang memadai
2. Metode Penelitian
- Populasi penelitian
a. Populasi target : -
b. Populasi terjangkau : 108 ibu yang akan melahirkan berusia 18-45 tahun,
aterm (≥37 minggu kehamilan) sesuai dengan American Society of
Anaesthesiologists (ASA) status fisik dalam skor I atau II, telah menjalani
Seksio sesaria dengan anestesi spinal
Kriteria Inklusi meliputi:
 Ibu yang akan melahirkan berusia 18-45 tahun, aterm (≥37 minggu
kehamilan), sesuai dengan American Society of Anaesthesiologists (ASA)
status fisik dalam skor I atau II, telah menjalani Seksio sesaria dengan anestesi
spinal

Kriteria Ekslusi meliputi:


 Ibu yang diketahui memiliki riwayat alergi terhadap ketamin menjadi
kontraindikasi terhadap anestesi spinal, ataupun ibu yang memiliki segala
kondisi komorbiditas yang terkait, memiliki riwayat penggunaan opioid
jangka panjang dan riwayat nyeri kronis dikeluarkan dari penelitian.

3. Desain Penelitian
a. Desain penelitian yang digunakan adalah clinical trial, dengan metode double-
blinded randomized sampling.
b. Bias seleksi yang terjadi minimal, karena pengambilan sampel dilakukan secara
acak dengan computerisasi secara random.

4. Besar Sampel
a. 108 orang
Seluruh sampel dibagi rata menjadi 3 kelompok yaitu 2 kelompok intervensi dan
1 kelompok control.

5. Pengambilan Data
a. Variabel yang diukur:
- Variabel bebas: pemberian intervensi ketamin sub-anestetik dibanding
dengan placebo
- Variabel tergantung: skor VAS, Kebutuhan analgetic

b. Cara pengukuran:
- Pasien dilakukan pemasangan akses infus dengan abocath no 18,
kemudian dilakukan pemberian cairan 10 cc//kgbb serta diberikan obat
ranitidine 50 mg iv dan metocklorpamid 10 mg iv 30 menit sebelum
anestesi spinal.
- Intra operasi dilakukan monitoring terhadap tekanan darah, HR, pulse
oxymetri, MAP.
- Anestesi spinal dilakukan dengan pemberian Bupivacaine 0,5 % 12,5 mg
menggunkan jarum no. 25 di L3-L4/L4-L5 dalam posisi duduk.
- Operasi diizinkan jika blok dicapai setinggi T6
- Ketamin ndiberikan 5 menit setelah bayi dilahirkan.
- Skor VAS dicatat pada 1, 6, 10, 12, 24 jam.
- Interval waktu dari injeksi larutan anestesi intratekal ke permintaan
pertama obat analgetik, jumlah total dosis dan total dosis analgetik yang
diperlukan dalam 24 jam dicatat
c. Pengolahan Data
- Uji statistic yang digunakan : . Analisis varians (ANOVA)
- Uji t-berpasangan digunakan untuk perbandingan antar kelompok.
- Uji chi-square digunakan untuk menemukan signifikansi parameter
penelitian pada skala kategori
6. Intervensi
Pasien yang memenuhi kriteri inklusi dan eksklusi sebanyak 108 orang yang dibagi
menjadi 3 kelompok yakni kelompok intervensi sebanyak 2 kelompok yang masing-
masing kelompok terdiri 36 orang dan kelompok kontrol sebanyak 36 orang yang dibagi
rata dengan randomized sampling secara komputerisasi. Masing masing kelompok
mendapatkan infus RL 10ml/kg.
- Kelompok intervensi Ka mendapat ketamin 0,15 mg/kg.
- Kelompok intervensi Ka mendapat ketamin 0,3 mg/kg.
- Kelompok C menerima 2 cc NaCl 0,9%

7. Hasil Penelitian
Hasil Penelitian, kesimpuan dan maknanya secara statistic disebutkan dengan jelas:
a. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara ketiga kelompok mengenai data
demografi seperti usia, berat, tinggi, dan minggu kehamilan, waktu tulang belakang
hingga sayatan dan durasi operasi

b. Skor VAS pasca operasi ditemukan sangat signifikan secara statistik antara ketiga
kelompok setelah 2 jam (P <0,001) dan signifikan secara statistik setelah 10 jam dan
12 jam (P <0,05) tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan dalam skor VAS pada 6
jam dan 24 h di antara tiga kelompok (P> 0,05).

c. Waktu untuk kebutuhan analgetik pertama (jam) diperpanjang pada kelompok Ka


(5,44 ± 1,45) dan kelompok Kb (6,18 ± 1,61) dibandingkan dengan kelompok kontrol
(4,97 ± 1,48) dan ditemukan signifikan secara statistik (P <0,05)
d. Jumlah total dosis dan dosis total analgetik penyelamatan yang dibutuhkan dalam 24
jam kurang pada kelompok Ka dan kelompok Kb dibandingkan dengan kelompok C
yang ditemukan sangat signifikan secara statistik (P <0,001).

8. Analisis
Jenis statistik yang digunakan sudah sesuai dengan jenis pengukuran dan metode
penelitian karena yang digunakan adalah metode chi-square
9. Makna klinis hasil penelitian
 Skor VAS berkurang pada pemberian ketamin sub-dosis
 Jumlah dosis total analgetic berkurang pada pemberian ketamin.

10. Sampel drop-out


Tidak terdapat sampel yang drop out

11. Pembahasan dan Implikasi Klinis


- Terdapat penurunan skor VAS pada pemberian ketamin.
- Terdapat penurunun kebutuhan dosis total analgetic pasca seksio secaria.

12. Kesimpulan
- Penelitian tersebu cukup valid karena menggunakan scale yang seragam dan
metode yang sesuai.
- Pemberian ketamin sub-dosis dapat memberikan outcome yang lebih dbaik
pada post operatif dengan teknik anestesi spinal
- Penelitian ini memiliki aspek importancy, karena efek samping dari Tindakan
pembedahan adalah timbulnya nyeri. Ketamin bisa digunakan sebagai
analgetic untuk mengurangi rasa nyeri pasca operasi terutama operasi secar.
- Bersifat applicable karena obat yang diteliti tersedia disetiap RS di Indonesia
dan cukup mudah dijangkau.

Anda mungkin juga menyukai