Abstrak
Lidokain intravena mempunyai efek analgesia, antihiperalgesia, dan antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui efek pemberian lidokain intravena terhadap nilai numeric rating scale (NRS) dan kebutuhan
fentanil pascaoperasi eksisi fibroadenoma mammae. Penelitian ini merupakan uji klinis acak terkontrol buta
ganda terhadap 40 orang pasien wanita usia 18–60 tahun dengan status fisik ASA I–II yang dilakukan di
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung periode September 2011–Februari 2012. Sampel dikelompokkan
random menjadi kelompok lidokain dan kontrol. Penilaian nyeri menggunakan numeric rating scale. Data
dianalisis menggunakan uji chi-kuadrat, uji-t, dan Mann Whitney dengan tingkat kepercayaan 95% dan
dianggap bermakna bila p<0,05. Hasil penelitian menunjukkan nilai NRS kelompok lidokain lebih rendah
dan berbeda bermakna pada 30 menit (p<0,001), 60 menit (p<0,001), 90 menit (p=0,003), dan 120 menit
(p=0,011) pascaoperasi, penggunaan fentanil pertolongan pada kelompok lidokain adalah 0–25 µg dan pada
kelompok kontrol 25–75 µg selama 3 jam pascaoperasi. Simpulan penelitian adalah lidokain intravena 1,5
mg/kgBB bolus sebelum induksi dilanjutkan dosis rumatan 1 mg/kgBB/jam sampai 1 jam pascaoperasi
mampu menurunkan nilai numeric rating scale dan mengurangi kebutuhan fentanil pascaoperasi.
Kata kunci: Kebutuhan fentanil pascaoperasi, lidokain intravena, numeric rating scale
Abstract
Lidocain has analgesic, anti-hyperalgesic and anti-inflamatory properties. This was a double blind
randomized controlled trial study on 40 female patients, aged 18–60 years old with ASA physical status
I–II who underwent excisional biopsy for fibroadenoma mammae at Dr. Hasan Sadikin General Hospital
Bandung between September 2011–February 2012. The samples were randomly divided into the lidocaine
and the control group. Quality of post operative pain was assessed using the numeric rating scale (NRS).
The results were analyzed with chi-square test, t-test, and Mann Whitney Test with 95% confidence interval
and considered significant if the p value <0.05. The results showed that in comparison to the control group,
the NRS values obtained from the lidocaine group was significantly different in post operative measurement
time, 30 minutes (p<0.001), 60 minutes (p<0.001), 90 minutes (p=0.003), and 120 minutes (p=0.011) the
dose range of fentanyl as a rescue analgesic in 3 hours post operative period for the lidocaine group was
0–25 µg and 25–75 µg for the control group. This study concluded that administration of 1,5 mg/kgBW
lidocaine intravenous before induction and continued with 1 mg/kgBW/hour as maintenance dose until 1
hour post operative is able to reduce the NRS score and the requirement of post operative fentanyl.
Key words: Intravenous lidocaine, numeric rating scale, post operative fentanyl requierement
Korespondensi: Theresia C. Sipahutar, dr., SpAn. M.Kes, Siloam Hospital TB Simatupang Jl. RA. Kartini No. 8. Cilandak,
Jakarta Selatan, Mobile 081320703619, Email theresia.sipatuhar@siloamhospitals.com
167
168 Jurnal Anestesi Perioperatif
lama pembedahan lebih dari 1 jam. massa tumor terangkat diberikan analgetik
Besar sampel dihitung berdasarkan rumus pascaoperatif yaitu ketorolak 30 mg intravena
untuk menguji perbedaan pada 2 (dua) rata- bolus.
rata, dengan tingkat kepercayaan 95%, besar Setelah operasi selesai, pasien dipindahkan
kekuatan uji 80%, dianggap bermakna apabila ke ruang pemulihan untuk diobservasi selama
nilai p<0,05. Jumlah sampel masing-masing 3 jam. Penilaian nyeri pascaoperasi dilakukan
kelompok adalah 22 subjek dengan drop out dengan menggunakan NRS pada 30, 60, 90,
sebesar 10% sehingga jumlah sampel adalah 120, 150, dan 180 menit pascaoperasi. Bila NRS
48 subjek. Analisis statistik dilakukan dengan lebih dari 3 diberikan analgetik pertolongan
statistical product and service solution (SPSS) fentanil 0,5–1 µg/kgBB.
versi 13.
Setelah mendapatkan persetujuan Komite Hasil
Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Dr. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa
Hasan Sadikin Bandung, dilakukan kunjungan variabel usia, berat badan, tinggi badan, body
preoperatif satu hari menjelang operasi dan mass index (BMI), tingkat pendidikan, dan juga
juga dijelaskan tentang operasi serta penelitian lama operasi pada kedua kelompok perlakuan
yang dilaksanakan, penilaian numeric rating tidak berbeda bermakna (p>0,05), sehingga
scale (NRS), serta dilakukan penilaian ansietas dengan homogenitas karakteristik ini, subjek
pasien menggunakan skala HARS. Randomisasi yang diteliti layak untuk dibandingkan (Tabel
sampel dilakukan dengan menggunakan tabel 1).
bilangan random, kemudian sampel ini dibagi Hasil pengukuran terhadap tingkat ansietas
menjadi dua kelompok masing-masing terdiri preoperatif kelompok lidokain serta kontrol
atas 24 pasien, yaitu kelompok C (kontrol) dan secara statistik tidak menunjukkan perbedaan
kelompok L (lidokain). yang bermakna (p>0,05). Hasil pengukuran ini
Sebelum induksi, pasien dalam kelompok menunjukkan bahwa tingkat ansietas kedua
C diberikan NaCl 0,9% 10 mL dan kelompok L kelompok homogen sehingga kedua kelompok
diberikan lidokain 1,5 mg/kgBB ditambahkan layak untuk dibandingkan (Tabel 2).
NaCl 0,9% sehingga volume menjadi 10 mL Rentang nilai NRS pada kelompok lidokain
selama 3 menit, dilanjutkan dosis rumatan 1 dalam 3 jam pascaoperasi adalah 0–4 (Tabel 3,
mg/kgBB/jam sampai satu jam pascaoperasi. Gambar 1). Rentang nilai NRS pada kelompok
Pada saat di ruang operasi pasien dibaringkan kontrol dalam 3 jam pascaoperasi 0–6 (Tabel
terlentang, lalu dipasang alat-alat pemantauan 4, Gambar 2). Perbandingan nilai NRS pada
serta dicatat data kesadaran, tekanan darah, kelompok lidokain dengan kontrol berbeda
laju nadi, laju napas, dan juga saturasi oksigen. bermakna (p<0,05) pada sebagian besar hasil
Kemudian, dipasang kateter intravena ukuran pengukuran, yaitu pada 30 menit (p<0,001),
20G. 60 menit (p<0,001), 90 menit (p=0,003), dan
Sebelum induksi, pasien diberi cairan infus 120 menit (p=0,011) pascaoperasi. Rentang
Ringer laktat 10 mL/kgBB untuk menggantikan nilai NRS pada kelompok lidokain adalah 0–4,
cairan puasa. Induksi dilakukan menggunakan sedangkan pada kelompok kontrol 0–6 (Tabel
propofol 2 mg/kgBB, atrakurium 0,3 mg/kgBB 3).
dan fentanil 2 µg/kgBB, dilakukan pemasangan Analgetik penyelamatan pascaoperasi pada
laryngeal mask, dilanjutkan dengan pemberian penelitian ini digunakan fentanil 25 µg. Secara
ondansetron 4 mg intravena. Pemeliharaan statistik didapatkan perbedaan yang bermakna
anestesi dilakukan menggunakan enfluran 2 jumlah fentanil yang ditambahkan (p<0,001).
vol% dan N2O:O2 50%. Bila terjadi bradikardia Pada kelompok lidokain, rentang penggunaan
(laju nadi <50 x/detik) diberikan sulfas atropin fentanil selama 3 jam pascaoperasi 0–25 µg
0,5 mg intravena. Bila tidak terjadi perbaikan dan kelompok kontrol 25–75 µg (Tabel 4).
pemberian lidokain dihentikan. Segera setelah
Lidokain sebagai salah satu obat anestesi selama operasi hingga satu jam pascaoperasi
lokal, telah digunakan secara intravena terbukti mampu mengurangi nilai VAS, mengurangi
memberikan efek analgesia, antihiperalgesia, kebutuhan opioid, dan efek analgesi ini masih
serta mampu mempercepat kembalinya fungsi berlanjut hingga tiga hari pascaoperasi.9,14,15
saluran cerna. Hal inilah yang menyebabkan Data karakteristik umum subjek penelitian
penggunannya dapat memberikan kontribusi ternyata tidak menunjukkan perbedaan yang
dalam percepatan proses rehabilitasi pasien bermakna dalam hal usia, tinggi badan, berat
pascaoperasi.6,7 badan, BMI, pendidikan, dan lama operasi. Hal
Infus lidokain yang diberikan secara kontinu ini menunjukkan bahwa sampel yang diambil
0 -
25 20 5
50 4 15
75 - 4
Median (rentang) 0 (0–25) 50 (25–75) p<0,001*
Keterangan: *) dihitung berdasarkan Uji Mann-Whitney
untuk penelitian ini relatif homogen secara didapatkan perbedaan bermakna nilai NRS, hal
statistik (p>0,05), sehingga kedua kelompok ini mungkin disebabkan karena ketorolak yang
penelitian ini layak untuk diperbandingkan. dipergunakan sebagai analgetik pascaoperasi
Ansietas adalah salah satu faktor penting sudah memberikan efek analgetik maksimal,
yang dapat memengaruhi persepsi seseorang seperti yang dinyatakan dalam literatur bahwa
terhadap nyeri. Pada penelitian ini dilakukan ketorolak yang diberikan intravena memiliki
upaya untuk menghomogenisasikan persepsi mula kerja 30 menit dan efek puncak dalam
subjek tentang nyeri, oleh sebab itu dilakukan plasma setelah 1–2 jam penyuntikan.17
penilaian tingkat ansietas menggunakan skala Penilaian nyeri dengan memakai NRS diikuti
HARS dan didapatkan bahwa tingkat ansietas perhitungan kebutuhan analgetik pertolongan
preoperatif pada kedua kelompok penelitian dilakukan untuk menilai kemampuan analgetik
tidak berbeda bermakna (p>0,05). Dari hasil dalam memberikan efek analgesia yang cukup
pengukuran ini menunjukkan bahwa tingkat selama waktu tertentu secara kontinu. Secara
ansietas di antara kedua kelompok homogen statistik didapat perbedaan bermakna pada
sehingga layak untuk diperbandingkan. jumlah penambahan fentanil yang diberikan
Rentang nilai NRS kelompok lidokain dalam (p<0.001). Pada kelompok lidokain rentang
3 jam pascaoperasi yaitu 0–4, sedangkan pada penggunaan fentanil adalah 0–25 µg selama 3
kelompok kontrol berada dalam rentang 0–6. jam pascaoperasi dan pada kelompok kontrol
Perhitungan statistik menunjukkan perbedaan rentang penggunaan fentanil 25–75 µg selama
yang bermakna (p<0,05) pada sebagian besar 3 jam pascaoperasi.
pengukuran, yaitu pada 30 menit (p<0,001), Hal ini mungkin disebabkan oleh pemberian
60 menit (p=0,001), 90 menit (p=0,003), serta lidokain sistemik mampu mengaktivasi sistem
120 menit (p=0,011) pascaoperasi. Kondisi opioid endogen tubuh (terdapat reseptor pada
ini disebabkan karena anestesi lokal lidokain periakuaduktal otak tengah dan juga substansi
memiliki efek analgesia, antihiperalgesia, dan grisea periventrikuler) sehingga memberikan
antiinflamasi melalui blokade transmisi saraf efek yang sinergis dengan opioid serta mampu
dari jaringan yang mengalami trauma dan mengurangi dosis opioid yang digunakan.8
regulasi inflamasi neurogenik. 6,11 Penelitian klinis sebelum ini menunjukkan
Lidokain intravena dan metabolit aktifnya bahwa lidokain bolus intravena dosis 1,5 mg/
berinteraksi dengan cara memblokade gerbang kgBB dilanjutkan 1 mg/kgBB/jam hingga 1 jam
natrium pada susunan saraf perifer maupun pascaoperasi ternyata tidak menimbulkan efek
pusat, sehingga menyupresi impuls ektopik sel samping. Keadaan ini didukung dari penelitian
-sel saraf aferen yang rusak dan menginhibisi sebelumnya yang menyatakan bahwa toksisitas
refleks polisinaptik kornu dorsalis di medula jarang ditemukan pada penggunaan dosis 1–2
spinalis yang akan menghambat penghantaran mg/kgBB/jam, sebab kadar di dalam plasma
impuls nyeri tanpa terjadi blokade konduksi yang kurang dari 3 ug/mL. Pemberian lidokain
normal.16 intravena dosis 1,5–2 mg/kgBB secara kontinu
Kerusakan jaringan maupun cedera saraf menimbulkan variasi kadar lidokain plasma
perifer akibat pembedahan akan menyebabkan 1,3–4 µg/mL. Efek samping yang mungkin saja
reaksi inflamasi lokal ataupun sistemik. Efek terjadi dapat diprediksi serta diatasi dengan
antiinflamasi lidokain terjadi akibat penurunan menghentikan ataupun memperlambat infus
regulasi pada sitokin proinflamasi, menyekresi yang diberikan.6,7
antagonis reseptor sitokin antiinflamasi IL-1
(IL-1ra), serta inhibisi sintesis prostaglandin. Simpulan
Efek preemptif analgesia serta antiinflamasi
akan didapatkan maksimal melalui pemberian Berdasarkan analisis hasil penelitian, dapat
infus lidokain sebelum dimulai anestesi dan disimpulkan bahwa pemberian obat anestesi
manipulasi pembedahan.16 lokal lidokain intravena 1,5 mg/kgBB bolus
Pada pengukuran 150 dan 180 menit tidak
sebelum dilakukan induksi pada pembedahan and/or neuropathic pain. J Support Oncol.
fibroadenoma mammae (FAM), lalu dilanjutkan 2004;2(1):90–4.
dosis rumatan 1 mg/kgBB/jam sampai dengan 8. Lauwick S, Kim DJ, Michelagnoli G,
1 jam pascaoperasi mampu menurunkan nilai Mistraletti G, Feldman L. Intraoperative
NRS dan juga mengurangi kebutuhan fentanil infusion of lidocaine reduces postoperative
pascaoperasi. fentanyl requirements in patients
undergoing laparoscopic cholecystectomy.
Daftar Pustaka Can J Anesth. 2008;55(11):754–60.
9. Kaba A, Laurent SR, Detroz BJ, Sessler DI,
1. White PF, Kehlet H, Neal JM, Schricker Durieux ME, Lamy ML, dkk. Intravenous
T, Carr DB, Carli F, dkk. The role of lidocaine infusion facilitates acute
the anesthesiologist in fast-track rehabilitation after laparoscopic colectomy.
surgery: from multimodal analgesia to Anesthesiology. 2007;106:11–8.
perioperative medical care. Anesth Analg. 10. Stoelting RK, Hillier SC. Local anesthetic.
2007;104(6):1380–96. Dalam: Nau C, Strichartz GR, penyunting.
2. Jaffe RA, Samuels SI. Breast conserving Pharmacology and physiology in anesthetic
surgery, mastectomy and reconstruction. practice. Edisi ke-4. Philadelphia:
Dalam: Nicholson RM, Leinster S, Sassoon Lippincott Williams & Wilkins; 2006. hlm.
EM, penyunting. Anesthesiologist’s 179–203.
manual of surgical procedures. Edisi ke- 11. Yardeni IZ, Beilin B, Mayburd E, Levinson
4. Philadelphia: Lippincott Williams & Y, Bessler H. The effect of perioperative
Wilkins; 2009. hlm. 650–2. intravenous lidocaine on postoperative
3. Vilholm OJ, Cold S, Rasmussen L, Sindrup pain and immune function. Anesth Analg.
SH. The postmastectomy pain syndrome: 2009;109:1464–9.
an epidemiological study on the prevalence 12. Morgan JE, Mikhail MS, Murray MJ. Pain
of chronic pain after surgery for breast management. Dalam: Cousins MJ, Phillip O,
cancer. BJ Cancer. 2008;99:604–10. penyunting. Clinical anesthesiology. Edisi
4. Twaddle ML. Cooke KJ. Assessment of pain ke-4. New York: McGraw Hill Companies;
and common pain syndromes. Dalam: Paice 2006. hlm. 359–411.
JA, Preodor ME, Roenn JH, penyunting. 13. Saadawy IM, Kaki AM, Latief AAA,
Current diagnosis and treatment of pain. Elmaksoud AMA, Tolba OM. Lidocaine
New York: Lange; 2006. hlm. 10–20. vs magnesium: effect on analgesia after
5. Mckay A, Gottschalk A, Ploppa A, Durieux a laparoscopic cholecystectomy. Acta
ME, Groves DS. Systemic lidocaine Anaesthesiol Scand. 2010;54:549–56.
decreased the perioperative opioid 14. McCleane G. Novel approaches to
analgesic requirements but failed to postoperative analgesia for day case
reduced discharge time after ambulatory surgery. J One-Day Surg. 2007;18(1):4–8.
surgery. Anesth Analg. 2009;109(6):1805– 15. Mc.cleane G. Intravenous lidocaine: an
7. outdated or underutilized treatment for
6. Koppert W, Weigand M, Neumann F, pain? J Palliative Med. 2007;10(3):798–
Sittl R, Schuettler J, Schmelz M, dkk. 895.
Perioperative intravenous lidocaine has 16. Lauretti GR. Mechanisms of analgesia of
preventive effects on postoperative pain intravenous lidocaine. Revista Brasileira
and morphine consumption after major de Anestesiologia. 2008;58(3):280–6.
abdominal surgery. Anesth Analg. 2004; 17. Puntillo K, Ley SJ. Appropriately timed
98:1050–5. analgesics control pain due to chest tube
7. Ferrini R, Paice JA. How to initiate and removal. J Crit Care. 2004;13(4):292–302.
monitor infusional lidocaine for severe