NIM : 406162086
1. Pendahuluan
Latar Belakang
Teknik anestesia regional semakin sering digunakan dalam seksio sesarea,
karena anestesia regional dipercaya memiliki komplikasi yang lebih sedikit
dibandingkan anestesia umum. Menggigil termasuk salah satu masalah yang sering
muncul setelah anestesia spinal. Prevalensi menggigil setelah GA sebesar 60% dan
setelah epidural anestesi 30%. Menggigil dapat menimbulkan komplikasi serius
seperti peningkatan konsumsi oksigen, tekanan intrakranial, dan tekanan intraokular.
Beberapa medikasi digunakan untuk pencegahan, termasuk ondansetron dan petidin.
Latar belakang disusun dari berbagai tinjauan pustaka yang sesuai.
Besar masalah dan manfaat penelitian yang disampaikan oleh peneliti kurang jelas
Tujuan utama penelitian yang disampaikan peneliti cukup jelas, yaitu
membandingkan efek petidin, ondansetron, dan plasebo untuk mencegah
menggigil setelah anestesia spinal pada pasien yang akan menjalani seksio sesarea.
Hipotesis Penelitian Tidak dicantumkan
2. Metode Penelitian
Populasi Penelitian
Populasi Target
Semua wanita hamil yang menjalani seksio sesarea dengan anestesia spinal
Populasi Terjangkau
Semua wanita hamil yang menjalani seksio sesarea dengan anestesia spinal di RS
Jahrom pada tahun 2013
Kriteria Inklusi
Pasien ASA I dan II
Usia 20 40 tahun
Mengisi inform consent
Kriteria Eksklusi
Pasien dengan:
Hipertensi
Sesak nafas dan asma
Alergi ondansetron atau petidin
Gangguan kardiovaskular
b. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi eksperimental dengan uji klinis
double blinding dan metode randomisasi.
Desain penelitian dan pertanyaan penelitian sesuai karena penelitian ini ingin
membandingkan efek antara ondansetron dengan petidin dalam mengatasi kejadian
menggigil post anestesi spinal
Bias seleksi yang terjadi minimal, karena menggunakan metode randomisasi dan
penelitian menggunakan pasien yang akan menjalani seksio sesarea semua, tidak
dicampur dengan pasien bedah lain yang akan dilakukan teknik anestesi spinal.
c. Besar Sampel
Besar Sampel : 132 orang
Tidak disebutkan cara teknik perhitungan besar sampel
Perbedaan
Grup 1 : grup ondansetron 44 orang
Grup 2 : grup petidin 44 orang
Grup 3 : plasebo 44 orang
Persamaan
Dilakukan teknik anestesi spinal yang sama
Dikondisikan pada suhu yang sama baik di OK maupun di RR
Diberikan cairan NS 500cc 45 menit sebelum pembiusan
d. Pengambilan Data
Frekuensi pengambilan data :
Pre-anestesi : 1x 5 menit sebelum pembiusan
Post-anestesi : 4x 5, 10, 15, 30 menit setelah pembiusan
Variabel yang diukur :
Hemodinamik (Tekanan darah dan nadi)
Variabel bebas : ondansetron dan petidin
Variabel tergantung : insidensi menggigil
Cara pengukuran
Menggigil ada kontraksi fisik minimal 15-30 detik
Status hemodinamik diukur menggunakan mesin
Pemantauan dilakukan oleh anestesiologis di PACU (Post Anesthesia
Care Unit)
Validitas dan reliabilitas pengukuran
Penelitian ini valid, karena sudah disetujui dan disahkan oleh Research
Council of Jahrom University of Medical Sciences dan Ethics
Committee
Penelitian ini bersifat reliable karena penelitian ini dilakukan oleh ahli
anestesi yang sama.
e. Pengolahan Data
Uji statistik
Uji statistik yang digunakan sudah sesuai, yaitu:
Univariate analysis
Tt-tests (continuous variables)
Chi-square tests (categorical variables).
P value < 0.05 statistically significant
Perangkat program yang digunakan untuk menganalisa data adalah SPSS 21 dan
ANOVA
3. Intervensi
Semua pasien dilakukan teknik anestesia spinal, dan diberikan cairan NS 500cc 45
menit sebelum pembiusan. Pembiusan dilakukan oleh dokter anestesi menggunakan
xylocaine 5% 80 mg/kg pada L45 interspace jarum No. 25. Segera setelah dilakukan
anestesi spinal:
Pemilahan sampel dalam kelompok dilakukan secara acak, namun tidak disebutkan
metode randomisasi maupun siapa yang melakukan randomisasi tersebut.
Semua kelompok dimulai dalam keadaan yang sama. Suhu kamar operasi dan RR dijaga
dalam batas 23 -25C.
4. Hasil Penelitian
Karakteristik Data
Makna statistik
Tidak ada hubungan antara umur dan insidensi terjadinya menggigil post anestesi
spinal ((p-value = 0.14).
Tidak ada hubungan antara tekanan darah sistolik dan diastolik dengan dengan
insidensi terjadinya menggigil post anestesi spinal (p-value = 0.2)
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara grup 1 dan 2 II (p-value > 0.05)
Terdapat perbedaan yang signifikan antara grup 1dan grup 2 dengan grup 3 (p-value
< 0.05).
5. Analisis
Jenis statistik yang digunakan sudah sesuai dengan metode penelitian karena yang
digunakan adalah metode chi square untuk 2 variabel kategorik
Kelebihan
Kekurangan
Kesimpulan yang dibuat oleh peneliti sudah didukung dengan data hasil penelitian
9. Kesimpulan
Saran
Dalam penelitian seharusnya mencantumkan faktor perancu atau hal yang bisa
menjadi pengganggu dalam penelitiannya beserta cara pengendaliannya sehingga
pembaca bisa menarik kesimpulan dengan jelas dari hasil penelitian
Penelitian ini valid, karena memiliki kesesuaian antara ketepatan alat ukur penelitian
dengan isi hasil penelitian
Penelitian ini memiliki aspek importancy, karena semakin lama semakin banyak
tindakan seksio yang dilakukan, dan kejadian menggigil termasuk salah satu masalah
yang sering muncul setelah dilakukannya anestesi spinal
Penelitian ini bersifat applicable di Indonesia dan dapat digeneralisasi, baik dari segi
ekonomis maupun dari ketersediaan alat ukur penelitian.