Anda di halaman 1dari 5

TUGAS IMUNOLOGI DAN BIOTEKNOLOGI

ORGAN PADA SISTEM IMUN


(ORGAN LIMFOID PRIMER)

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Kasiyati, M.Si

OLEH :
NANDA PUTRI RAHARDINI
(052191052 / IA)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

UNGARAN

2019
A. Organ Pada Sistem Imun
 Sistem imunitas tubuh atau sistem imun merupakan suatu sistem yang sangat
kompleks dengan berbagai mekanisme dalam usaha mempertahankan
homeostasis dan kesehatan tubuh. Respon imunitas tubuh membutuhkan sel
leukosit yang berasal dari sel stem pada sumsum tulang. Pada leukosit terdapat
agen imun utama yaitu sel-sel limfosit. Sel-sel limfosit menempati organ-organ
tertentu yang disebut sebagai organ limfoid (Oktafiani dkk, 2013).
 Organ limfoid merupakan organ dan jaringan penyusun system imunitas (Akrom,
2018). Organ limfoid berfungsi memproduksi dan menyimpan sel-sel imun
seperti leukosit dan makrofag atau organ dan jaringan penyusun system imunitas.
Sel-sel penyusun organ limfoid memiliki indeks mitosis yang tinggi. Jika indeks
mitosis suatu sel tinggi maka proses ploriferasi pada sel tersebut tergolong sangat
cepat. Radiasi lebih mudah mencederai sel pada saat sel tersebut memasuki fase
mitosisnya, sehingga sel-sel pada organ limfoid digolongkan sangat
radiosensitive terhadap paparan radiasi. Radiasi dapat menurunkan tingkat
proliferasi sel-sel pada organ limfoid (Oktafiani dkk, 2013). Organ limfoid dibagi
dalam dua kelompok utama, yaitu organ limfoid primer dan organ limfoid
sekunder (Suardana, 2017).
Menurut fungsinya, sistem limfoid dibagi dalam dua kompartemen yaitu :
a. Kompartemen sentral
Merupakan tempat terjadinya diferensiasi sel-sel yang mampu beraksi
dengan antigen.
b. Kompartemen perifer
Sebagai tempat terjadinya reaksi sel-sel limfoid dengan antigen. Rangsangan
untuk maturasi sel pada kompartemen sentral tidak diketahui secara pasti, namun
diduga proliferasinya dipengaruhi oleh hormon timus dan dapat terjadi tanpa
stimulasi antigen. Sebaliknya, maturasi sel pada kompartemen perifer terjadi atas
stimulasi antigen (Suardana, 2017).
B. Organ Limfoid Primer
Organ limfoid primer adalah kelenjar timus dan sumsum tulang. Leukosit dan sel-
sel lain yang berperan dalam respons imun dibentuk dari stem cell dalam sumsum
tulang. Sel B mengalami maturasi dan diferensiasi dalam sumsum tulang sedangkan
sel T mengalami maturasi dan diferensiasi dalam kelenjar timus, karena itu kedua
organ itu disebut sebagai organ limfoid primer (Akrom, 2018). Karakteristik dari
organ limfoid primer yaitu proliferasi dan diferensiasi tidak tergantung antigen,
produk yang dihasilkan Sel B dan sel T yang imunokompetens, berfungsi untuk
maturasi dan perkembangan sel B dan sel T (Akrom, 2018).
a. Kelenjar Timus
Kelenjar timus terletak dibagian depan mediastinum, terbagi dalam dua lobus
dan banyak lobulus yang masing-masing terdiri atas korteks dan medula. Sel induk
pluripoten yang merupakan cikal bakal sel T, masuk kedalam timus lalu
berproliferasi menjadi sel yang disebut dengan timosit (Suardana, 2017).
Timosit dalam timus berada dalam berbagai stadium maturasi. Bagian korteks
lebih banyak mengandung sel yang muda, sedangkan di bagian medula terdapat
lebih banyak sel yang matang. Proses yang terjadi dalam perkembangan sel T
dalam kelenjar timus adalah:
a. Pembentukan berbagai reseptor sel T
b. Seleksi sel T fungsional aktif yang dapat mengenal antigen tertentu yang
dipresentasikan melalui MHC
c. Pemusnahan sel T autoreaktif melalui apoptosis
d. Diferensiasi subpopulasi sel yang mengekspresikan CD4CD8.
Proses diferensiasi limfosit dalam timus dipengaruhi oleh epitel timus dan sel
dendritik yang berasal dan sumsum tulang (interdigitating cells). Sel dendritik mi
mengekspresikan MHC kelas II dalam jumlah banyak dan diduga berperan dalam
mendidik limfosit T untuk mengenal antigen din (self) (Akrom,2018). Dalam
proses maturasi sel T menjadi imunokompeten. Hanya sel T matang yang
kompeten untük melaksanakan fungsinya sebagai Thelper dan T-sitotoksik yang
akan meninggalkan timus dan masuk ke dalam sirkulasi darah dan hal ini terjadi
dua sampai 3 han setelah sel induk masuk ke dalam timus. Limfosit itu selanjutnya
menetap dalam organ limfoid perifer (Akrom,2018).
b. Sumsum Tulang
Di samping timus, burung mempunyai organ limfoid primer berasal dan epitel
usus janin. Sel induk pluripoten yang memasuki bursa fabrisius berdiferensiasi
menjadi sel B yang mampu membentuk antibodi. Organ semacam inii tidak
dijumpai pada mamalia, diketahui bahwa sel B pada mamalia berdiferensiasi
dalam sumsum tulang dan dalam organ limfoid perifer. Proliferasi dan maturasi
dalam sumsum tulang dipengaruhi oleh sitokin yang disebut sebagai colony
stimulating factors (CFS). Faktor pertumbuhan hemopoetik diproduksi oleh sd
stroma dan makrofag dalam sumsum tulang, sehingga sumsum tulang
menghasilkan lingkungan yang sesuai untuk hemopoesis. Faktor pertumbuhan juga
diproduksi oleh limfosit yang diaktivasi oleh antigen sehingga merangsang
pertumbuhan sel untuk menggantikan sel rusak akibat reaksi imunologik. Sitokin
yang merangsang proliferasi dan maturasi berbagai lineage berbeda-beda. Selain
tempat pematangan sel B, dalam sumsum tulang juga terdapat sel T matang dan
plasmosit, sehingga dengan demikian sumsum tulang di samping sebagai organ
limfoid primer juga berfungsi sebagai organ limfoid sekunder (Akrom, 2018).
DAFTAR PUSTAKA

Akrom, 2018, Penghantar Imunologi Untuk Farmasi, Yogyakarta: Universitas Ahmad


Dahlan.
Oktafiani, F., Juswono, U.P., Kusharto., 2013, Pengaruh Radiasi Gamma Terhadap Jumlah
Leukosit, Prosentase Limfosit pada Organ Limfoid dan Histologi Hepar Mencit (Mus
muculus) yang Telah Diberi Ekstrak Meniran (Phyllantus niruri L.), Jurnal, Jurusan
Fisika, Fakultas MIPA Universitas Brawijaya Malang: 1-6.
Suardana, I.B.K., 2017, Diklat Imunologi Dasar Sistem Imun, Universitas Udayana,
Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai