Anda di halaman 1dari 11

ESAI IMMUNOSEROLOGI

IMUNOLOGI KANKER
Dosen Pengampu : Wimba Widagdho Dinutanayo, S.ST., M.Sc

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
D4 Teknologi Laboratorium Medis Reg 1 Tingkat 3

1. Gita Nathania Asri 2013353009


2. Novalia Kencana 2013353021
3. Regita Ayuni Dewi 2013353028
4. Titah Estu Hanifah 2013353033
5. Ayunda Tri Febriyanti 2013353043
6. Dhiya Enaldayaty 2013353050

SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


JURUSAN ANALIS KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNG KARANG

TAHUN 2023
Pendahuluan

Imunologi adalah ilmu yang berhubungan dengan suatu sistem pertahanan tubuh atau
kekebalan tubuh dalam melawan penyakit terlebih penyakit infeksi. Ketika terdapat benda
asing di dalam tubuh atau yang biasa di sebut dengan antigen, maka tubuh akan merespon
kehadiran benda asing tersebut, dimana hal ini dinamakan sebagai respon imun. Sistem imun
terbagi menjadi 2 yaitu sistem imun humoral dan sistem imun seluler. Apabila pada kondisi
tertentu sistem imun tidak berjalan dengan semestinya maka akan mengakibatkan timbulnya
penyakit, contohnya adalah kanker.

Kanker adalah proses ketika terjadi pembentukan suatu sel yang baru secara terus menerus,
dan tidak dapat dikendalikan sehingga berdampak buruk terhadap tubuh. Sel-sel ganas
tersebut kemudian dapat membentuk suatu jaringan dan meluas ke berbagai organ tubuh
lewat pembuluh darah. Terdapat berbagai faktor yang menimbukkan kanker diantaranya
genetik, hormon, beberapa jenis virus, kondisi psikologis, terpapar sinar UV yang berlebihan
serta pola hidup yang tidak sehat..

Sistem imun tubuh sangatlah berfungsi dalam melawan sel-sel kanker, dimana tubuh akan
menyerang sel-sel yang pertumbuhannya tidak normal tersebut dengan cara
menghancurkannya sebelum terbentuknya tumor. Kemunculan kanker ditandai dengan
adanya kerusakan DNA sel. Tubuh memiliki mekanisme pertahanan dalam mencegah
kerusakan DNA secara berkelanjutan melalui proses apoptosis yaitu matinya sel-sel secara
terprogram.

Proses Terbentuknya Kanker

Proses terbentuknya kanker didalam tubuh manusia melalui 3 tahapan diantaranya adalah
inisiasi, promosi dan progresi.

- Inisiasi
Inisiasi merupakan keadaan mula-mula yang dapat memicu berkembangnya kanker
pada tubuh. Apabila zat kimia karsinogen yang berasal dari makanan, obat-obatan
atau virus masuk ke dalam tubuh maka akan menggangu suatu sel yang memiliki
fungsi menekan perkembangan kanker, yaitu protooncogene dan tumor suppressor
gene. Pada tahapan inisiasi, zat kimia menyebabkan protooncogene berubah menjadi
bentuk yang aktif yaitu oncogene serta membuat tumor suppressor gene menjadi tidak
aktif sehingga menimbulkan pertumbuhan sel kanker yang semakin cepat. Selain itu
zat kimia karsinogen juga akan menempel pada reseptor sel dan mengubah susunan
DNA sel.
- Promosi
Pada tahapan ini, sel yang telah mengalami inisiasi sangat amat mungkin menjadi
kanker apabila bertemu dengan agen promotor. Contoh agen promotor tersebut ialah
hidrokarbon halogen, hormon polypeptide, terdapat xenobiotic yaitu sakarin,
fenobarbital dan lain-lain. Namun sel yang telah mengalami inisiasi dapat pula tidak
menjadi kanker apabila tidak bertemu dan berinteraksi dengan agen promotor. Proses
interaksi agen promotor dengan sel yang terinisiasi tidak langsung pada DNA selnya
akan tetapi pada reseptor permukaan sel yang mengalami inisiasi sampai pada
akhirnya agen promotor akan menyebabkan gangguan pada proses transkripsi DNA
dan pembelahan sel yang menjadi tidak terkendali.
- Progresi
Dalam tahap ini sel kanker mengalami banyak kemajuan dalam proses
pertumbuhannya, diantaranya mengalami perubahan morfologi, metastasis atau mulai
menyebar dengan memasuki daerah lain melalui pembuluh darah ataupun pembuluh
limfe, memperbanyak jumlahnya di tempat yang baru serta melakukan perlawanan
terhadap sistem imun. Ada beberapa cara metastasis kanker yaitu infiltratif, limfogen,
hematogen, implantasi dan perkontinuitatum atau kontak langsung.
Antigen Kanker
Seperti yang diketahui, antigen adalah molekul asing yang dapat menginduksi adanya
respons imun, dan bereaksi secara spesifik terhadap respons imun tersebut (Syarifuddin,
2019). Meskipun sel kanker berasal dari tubuh manusia sendiri, namun terdapat beberapa sel
kanker yang dapat mengekspresikan molekul tersendiri dan molekul tersebut akan dikenali
oleh limfosit B dan limfosit T sebagai benda asing yang harus dihancurkan. Protein asing
yang terdapat pada sel kanker juga menjadi target bagi sel NK (Kristen C, David N,. et al).
Antigen terhadap kanker atau tumor dapat dibedakan menjadi dua macam :
1. TSAs (Tumor Spesifik Antigen), yaitu antigen tumor yang hanya diekspresikan oleh
sel tumor dan tidak diekspresikan oleh sel-sel normal lainnya. Dengan adanya TSAs
ini, sel imun tubuh secara cepat akan merespon dan mengenali sel-sel kanker tersebut.
Antigen ini memiliki karakteristik hanya satu jenis antigen tumor saja (unique tumor
antigen).
2. TSA (Tumor Associated Antigen), yaitu antigen tumor yang juga diekspresikan oleh
sel-sel normal tubuh. Antigen ini juga dapat memperantarai respon imun tubuh tapi
biasanya tidak dan sangat jarang.
Antigen pada tumor seringkali diekspresikan bersama Major Histocompatibility
Complex kelas 1 (MHC 1) yang kemudian akan dapat dikenali oleh sel limfosit T CD 8.
Sehingga sel tumor sendiri pada akhirnya dapat menjadi antigen presenting cell (APCs) dari
antigennya yang dimilikinya sendiri (Contran RS, Kumar V,.et al). Jika protein antigennya
terlepas ke ruang ekstraseluler bersama-sama dengan sel tumor yang mati, sel itu akan
diendositosis oleh antigen presenting cell (APCs) yang kemudian akan diekpresikan oleh
limfosit T CD4 menjadi Major Histocompatibility Complex kelas 2 (MHC 2). (Kristen C,
David N,. et al).

CEA merupakan zat penanda tumor yang digunakan dalam pemeriksaan beberapa
jenis kanker, termasuk kanker usus besar, kanker paru-paru, kanker lambung, kanker tiroid,
kanker pankreas, kanker payudara, kanker kandung kemih, dan kanker ovarium. Selain untuk
mendeteksi penyakit kanker, pemeriksaan CEA juga bertujuan untuk memantau
perkembangan hasil pengobatan dan mendeteksi adanya sel kanker yang muncul kembali
setelah pasien selesai menjalani perawatan kanker.
Respon Imun Seluler (Limfosit T)
Respon imun seluler terdiri dari sel-sel limfosit T. Sel-sel ini diproduksi pada sumsum
tulang (bone marrow), seperti pada tulang paha. Pada sumsum tulang ini, diproduksi sel-sel
punca yang akan berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel darah seperti limfosit, platelet,
dan eritrosit.

Gambar . Sumsum tulang menjadi sumber sel punca (stem cell) yang akan
berdiferensiasi menjadi beberapa sel, salah satunya adalah sel-sel limfosit (sumber:
https://lymphoma-action.org.uk/).

Setelah diproduksi, sel-sel limfosit ini kemudian akan mengalami pematangan


(maturasi) pada organ timus. Proses maturasi ini akan dapat menghasilkan sel limfosit
yang mampu membedakan protein patogen dan protein non patogen.
Sel limfosit T dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Sel limfosit T Helper (disebut juga sel T CD4+), sebagai pengatur respon
imun

2. Sel limfosit T sitotoksik (disebut juga sel T CD8+), sebagai pembunuh sel
terinfeksi
1. Sel limfosit T helper (sel T CD4+)

Sel ini memiliki penanda (marker) berupa protein di permukaan selnya


yang dinamakan CD4 (Cluster of Differentiation 4). Tanda positif pada penamaan
ini menunjukkan bahwa sel tersebut memiliki molekul CD4.
Sel T CD4+ merupakan “pengatur” dalam proses respon imun spesifik
terhadap patogen. Sel ini menghasilkan sitokin yang berperan mengaktifkan sel
limfosit B untuk produksi antibodi, mengaktifkan makrofag, berperan pada proses
peradangan dan juga berperan pada proses produksi sel T sitotoksik.

Gambar. Cara kerja sel limfosit T helper yang dapat menghasilkan berbagai sitokin
untuk proses respon imunitas terhadap patogen.

Molekul CD4 yang ada pada permukaan sel limfosit T juga berperan dalam
pengenalan antigen oleh limfosit T. Sel yang berperan sebagai APC (Antigen
Presenting Cell) adalah sel dendritik. Sel dendritik sebagai APC akan memberikan
atau “mengenalkan” antigen kepada sel limfosit T karena sel limfosit T tidak dapat
mengenali antigen sendiri yang berbeda dengan komponen respon imun lain.
Molekul CD4 pada sel limfosit T akan digunakan dalam proses pengenalan ini.
Pada sel dendritik, antigen ini akan berikatan dengan Class II Histocompatibility
Molecule. Komplek ikatan ini kemudian dikenali oleh CD4 sehingga antigen dapat
dikenali oleh sel limfosit. Hal ini kemudian akan menstimulasi limfosit T helper
untuk menghasilkan sitokin-sitokin yang berperan dalam aktivitas respon imun.
Gambar. Sel dendritik akan mengenalkan antigen ke sel limfosit T helper
melalui Class II Histocompatibility Molecule. Ikatan antara antigen dengan
molekul ini akan dikenali oleh CD4.

2. Sel limfosit T Sitotoksik (Sel T CD8+)

Sel T Sitotoksik merupakan salah satu jenis limfosit T yang memiliki


molekul CD8 pada permukaan selnya. Hampir sama dengan sel limfosit T helper,
protein CD8 juga berfungsi dalam pengenalan sel T sitotoksik ini ke patogen.

Gambar. Antigen yang berikatan dengan Class I Histocompatibility Molecule dari sel
dendritik akan dikenali oleh molekul CD8 yang terdapat pada sel T sitotoksik.

Sesuai dengan namanya, sel T sitotoksik ini akan bersifat “racun” bagi sel yang
terinfeksi pathogen yang berarti sel sitotoksik ini dapat membunuh sel yang
terinfeksi. Cara sel T sitotoksik membunuh sel terinfeksi adalah dengan menghasilkan
enzim-enzim yang dapat membuat kerusakan pada sel, seperti perforin, granzyme
dan granulysin. Enzim perforin dapat membuat lubang (pori) pada sel sehingga
menjadi jalur masuk granzyme ke dalam sel. Sedangkan enzim granzyme sendiri dapat
menginduksi sel untuk mengalami apoptosis (kematian sel). Kemudian granulysin
berperan seperti perforin, tetapi dampak yang ditimbulkannya dapat mematikan sel
terinfeksi.

PERANAN SISTEM IMUN HUMORAL

Respon imun humoral merupakan imun yang dimediasi oleh makromolekul dalam
cairan ekstraseluler, seperti sekresi antibodi, protein komplemen, dan peptida
antimikroba tertentu. Intinya respon imun humoral berkaitan dengan cairan tubuh dan
antibodi.
Respon imun humoral mengacu pada produksi antibodi dan proses lain yang
menyertainya. Prosesnya mencakup aktivasi Th2 dan produksi sitokin, pembentukan
pusat germinal dan pengalihan isotipe pematangan afinitas dan generasi sel memori.
Bahasa simpelnya kalau respon imun humoral akan membunuh patogen yang berada
di luar sel.
Proses respon imun humoral adalah sbb:
Presentasi antigen oleh APC (Antigen Presenting Cell) → Pengenalan antigen oleh T
penolong melalui NHC II – CD4 → T penolong menghasilkan sitokin untuk
mengaktivasi sel B dan T sitotoksik → Sel B memperbanyak diri dan berdiferensiasi
menjadi sel B plasma dan B ingatan → Sel B plasma menghasilkan antibodi dikirim
ke cairan tubuh, darah, dan jaringan terinfeksi.

 Respon Imun Diperantarai Sel


Respon imun diperantarai sel merupakan respon imun yang melibatkan komponen
seluler. Prosesnya mencakup aktivasi makrofag, sel NK, sel T sitotoksik yang
mengikat antigen tertentu, dan sekresi sitokin sebagai respon terhadap antigen. Bahasa
simpelnya, kalau respon imun diperantarai sel ini akan membunuh patogen yang
berada di dalam sel.
Proses respon imun diperantarai sel adalah sbb:
Presentasi antigen oleh APC (Antigen Presenting Cell) → Pengenalan antigen oleh T
penolong melalui NHC II – CD4 → T penolong menghasilkan sitokin untuk
mengaktivasi sel B dan T sitotoksik → T sitotoksik memperbanyak diri dan
diferensiasi jadi T ingatan → T sitotoksik migrasi ke jaringan yang terinfeksi atau sel
tumor → T sitotoksik melisiskan sel yang terinfeksi atau sel tumor. Ketika sistem
imun berhasil melawan patogen, kemudian patogen mati. Maka, sel tubuh kita akan
membentuk memori ingatan terhadap patogen tersebut, yang berupa sel T sitotoksik
ingatan, B ingatan, dan T penolong akan disimpan dalam sel-sel limfatik. Jadi, kalau
ada patogen yang sama (infeksi sekunder), maka sel imun akan lebih siap dalam
mengatasi patogen tersebut. Pergerakannya juga akan lebih cepat.

PROSES RESPON IMUN MELAWAN SEL KANKER

Imunoterapi kanker bertujuan untuk menstimulasi sistem imun untuk secara spesifik
menargetkan dan membunuh sel kanker.

Untuk melawan kanker, tubuh memiliki siklus imunitas/kekebalan terhadap kanker,


yang terdiri dari 7 tahap:

1. Pelepasan Antigen

Siklus dimulai dengan pelepasan antigen. Ini adalah proses ketika sel kanker mati lalu
melepaskan antigen. Pada dasarnya, antigen adalah potongan protein kecil dari sel
kanker yang telah mati.

2. Antigen Preperation
Ini adalah tahap ketika antigen diambil oleh antigen presentation cell (sel dendritik),
yang kemudian membawa antigen ke tempat pembuangan lokal di kelenjar getah
bening.

3. Produksi dan Aktivasi Sel T


Di tahap 3, sel dendritik memberikan potongan antigen pada sel T sehingga kemudian
terproduksi dan teraktivasi.

4. Perjalanan Sel T
Setelah sel T diaktifkan di tahap 3, mereka masuk ke pembuluh darah dan mencari sel
kanker.

5. Infiltrasi Sel T ke dalam Tumor


Ketika sel T tiba di lokasi tumor, tugas mereka adalah untuk masuk ke dalam lokasi
tumor. Pada dasarnya, sel T harus menghancurkan dinding pertahanan tumor dan
menembus masuk.

6. Pengenalan Kanker oleh Sel T


Di dalam tumor, terdapat sel-sel kanker yang akan dikenali oleh sel T yang telah
masuk.

7. Sel T Menghancurkan Sel Kanker


Di tahap ini, sel T menjadi aktif untuk melawan sel kanker dan mampu
menghancurkannya.

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Sawitri, Endang dkk. 2009. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan.Peran Respons Imun
Anti Tumor Dalam Menghambat Pertumbuhan Kanker Kolorektal. Fakultas
Kedokteran Universitas Pattimura.

Parwata, I Made Oka Adi. 2014. Bahan Ajar Kanker dan Anti Kanker. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Udayana.
Gunawan, Putu Egik P.A. (2014). Kemoterapi Kanker. Diakses 10 April 2023
dari https://www.academia.edu/11315564/Imunologi_Kanker Maulia Indriana Ghani
on April 19, 2022

Maulia Indriana Ghani on April 19, 2022. Mengenal Sistem Imun dan Imunisasi dari
https://www.zenius.net/blog/mengenal-sistem-imun-dan-imunisasi

Cologne, Germany: Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG);
2006-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279395. Diakses 3 Maret 2022. Dari
https://kalahkankanker.com/imunoterapikanker

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/19902/BAB%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y (Diakses pada 12 Maret pukul 11.10 WIB)

Saraswati, Henny. 2021. Modul Imunologi (IBL 341). Universitas Esa Unggul :
Jakarta. https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Course-23571-Modul%203%20-
%20Respon%20Imun%20Spesifik.pdf (Diakses pada 12 Maret 2023, pukul 10.05
WIB)

Anda mungkin juga menyukai