Anda di halaman 1dari 7

Pendahuluan

Imunologi adalah ilmu yang berhubungan dengan suatu sistem pertahanan tubuh atau
kekebalan tubuh dalam melawan penyakit terlebih penyakit infeksi. Ketika terdapat benda
asing di dalam tubuh atau yang biasa di sebut dengan antigen, maka tubuh akan merespons
kehadiran benda asing tersebut, dimana hal ini dinamakan sebagai respons imun. Apabila
pada kondisi tertentu sistem imun tidak berjalan dengan semestinya maka akan
mengakibatkan timbulnya penyakit, contohnya adalah kanker.

Kanker merupakan suatu keadaan ketika suatu sel baru mengalami pembentukan
secara tidak terbatas dan tidak dapat di tekan perkembangannya yang mengakibatkan efek
buruk terhadap tubuh. Sel-sel ganas tersebut kemudian dapat membentuk suatu jaringan dan
meluas ke berbagai organ tubuh lewat pembuluh darah. Terdapat berbagai faktor yang
menimbukkan kanker diantaranya genetik, hormon, beberapa jenis virus, kondisi psikologis,
terpapar sinar UV yang berlebihan serta pola hidup yang tidak sehat..

Sistem imun tubuh sangatlah berfungsi dalam melawan sel-sel kanker, dimana tubuh
akan menyerang sel-sel yang pertumbuhannya tidak normal tersebut dengan cara
menghancurkannya sebelum terbentuknya tumor. Kemunculan kanker ditandai dengan
adanya kerusakan DNA sel. Tubuh memiliki mekanisme pertahanan dalam mencegah
kerusakan DNA secara berkelanjutan melalui proses apoptosis yaitu matinya sel-sel secara
terprogram.

Proses Terbentuknya Kanker

Proses terbentuknya kanker didalam tubuh manusia melalui 3 tahapan diantaranya adalah
inisiasi, promosi dan progresi.

- Inisiasi
Inisiasi merupakan keadaan mula-mula yang dapat memicu berkembangnya kanker
pada tubuh. Apabila zat kimia karsinogen yang berasal dari makanan, obat-obatan
atau virus masuk ke dalam tubuh maka akan menggangu suatu sel yang memiliki
fungsi menekan perkembangan kanker, yaitu protooncogene dan tumor suppressor
gene. Pada tahapan inisiasi, zat kimia menyebabkan protooncogene berubah menjadi
bentuk yang aktif yaitu oncogene serta membuat tumor suppressor gene menjadi tidak
aktif sehingga menimbulkan pertumbuhan sel kanker yang semakin cepat. Selain itu
zat kimia karsinogen juga akan menempel pada reseptor sel dan mengubah susunan
DNA sel.
- Promosi
Pada tahapan ini, sel yang telah mengalami inisiasi sangat amat mungkin menjadi
kanker apabila bertemu dengan agen promotor. Contoh agen promotor tersebut ialah
hidrokarbon halogen, hormon polypeptide, terdapat xenobiotic yaitu sakarin,
fenobarbital dan lain-lain. Namun sel yang telah mengalami inisiasi dapat pula tidak
menjadi kanker apabila tidak bertemu dan berinteraksi dengan agen promotor. Proses
interaksi agen promotor dengan sel yang terinisiasi tidak langsung pada DNA selnya
akan tetapi pada reseptor permukaan sel yang mengalami inisiasi sampai pada
akhirnya agen promotor akan menyebabkan gangguan pada proses transkripsi DNA
dan pembelahan sel yang menjadi tidak terkendali.
- Progresi
Dalam tahap ini sel kanker mengalami banyak kemajuan dalam proses
pertumbuhannya, diantaranya mengalami perubahan morfologi, metastasis atau mulai
menyebar dengan memasuki daerah lain melalui pembuluh darah ataupun pembuluh
limfe, memperbanyak jumlahnya di tempat yang baru serta melakukan perlawanan
terhadap sistem imun. Ada beberapa cara metastasis kanker yaitu infiltratif, limfogen,
hematogen, implantasi dan perkontinuitatum atau kontak langsung.

Antigen Kanker
Seperti yang diketahui, antigen adalah molekul asing yang dapat menginduksi adanya
respons imun, dan bereaksi secara spesifik terhadap respons imun tersebut (Syarifuddin,
2019). Meskipun sel kanker berasal dari tubuh manusia sendiri, namun terdapat beberapa sel
kanker yang dapat mengekspresikan molekul tersendiri dan molekul tersebut akan dikenali
oleh limfosit B dan limfosit T sebagai benda asing yang harus dihancurkan. Protein asing
yang terdapat pada sel kanker juga menjadi target bagi sel NK (Kristen C, David N,. et al).
Antigen terhadap kanker atau tumor dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. TSAs (Tumor Spesifik Antigen), yaitu antigen tumor yang hanya diekspresikan oleh
sel tumor dan tidak diekspresikan oleh sel-sel normal lainnya. Dengan adanya TSAs
ini, sel imun tubuh secara cepat akan merespons dan mengenali sel-sel kanker
tersebut. Antigen ini memiliki karakteristik hanya satu jenis antigen tumor saja
(unique tumor antigen).
2. TSA (Tumor Associated Antigen), yaitu antigen tumor yang juga diekspresikan oleh
sel-sel normal tubuh. Antigen ini juga dapat memperantarai respons imun tubuh tapi
biasanya tidak dan sangat jarang.
Antigen pada tumor seringkali diekspresikan bersama Major Histocompatibility
Complex kelas 1 (MHC 1) yang kemudian akan dapat dikenali oleh sel limfosit T CD 8.
Sehingga sel tumor sendiri pada akhirnya dapat menjadi antigen presenting cell (APCs) dari
antigennya yang dimilikinya sendiri (Contran RS, Kumar V,.et al). Jika protein antigennya
terlepas ke ruang ekstraseluler bersama-sama dengan sel tumor yang mati, sel itu akan
diendositosis oleh antigen presenting cell (APCs) yang kemudian akan diekpresikan oleh
limfosit T CD4 menjadi Major Histocompatibility Complex kelas 2 (MHC 2). (Kristen C,
David N,. et al).

Respons Imun Seluler (Limfosit T)


Respons imun seluler terdiri dari sel-sel limfosit T. Sel-sel ini diproduksi pada
sumsum tulang (bone marrow), seperti pada tulang paha. Pada sumsum tulang ini,
diproduksi sel-sel punca yang akan berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel darah seperti
limfosit, platelet, dan eritrosit.
Setelah diproduksi, sel-sel limfosit ini kemudian akan mengalami pematangan
(maturasi) pada organ timus. Proses maturasi ini akan dapat menghasilkan sel limfosit yang
mampu membedakan protein patogen dan protein non patogen.
Sel limfosit T dapat dibedakan menjadi 2, yaitu Sel limfosit T Helper (disebut juga sel

T CD4+) sebagai pengatur respons imun dan Sel limfosit T sitotoksik (disebut juga sel T
CD8+) sebagai pembunuh sel yang terinfeksi.

1. Sel limfosit T helper (sel T CD4+)

Sel ini memiliki penanda (marker) berupa protein di permukaan selnya yang
dinamakan CD4 (Cluster of Differentiation 4). Tanda positif pada penamaan ini
menunjukkan bahwa sel tersebut memiliki molekul CD4.
Sel T CD4+ merupakan “pengatur” dalam proses respons imun spesifik terhadap
patogen. Sel ini menghasilkan sitokin yang berperan mengaktifkan sel limfosit B untuk
produksi antibodi, mengaktifkan makrofag, berperan pada proses peradangan dan juga
berperan pada proses produksi sel T sitotoksik.

Molekul CD4 yang ada pada permukaan sel limfosit T juga berperan dalam
pengenalan antigen oleh limfosit T. Sel yang berperan sebagai APC (Antigen Presenting
Cell) adalah sel dendritik. Sel dendritik sebagai APC akan memberikan atau “mengenalkan”
antigen kepada sel limfosit T karena sel limfosit T tidak dapat mengenali antigen sendiri
yang berbeda dengan komponen respons imun lain. Molekul CD4 pada sel limfosit T akan
digunakan dalam proses pengenalan ini. Pada sel dendritik, antigen ini akan berikatan
dengan Class II Histocompatibility Molecule. Komplek ikatan ini kemudian dikenali oleh
CD4 sehingga antigen dapat dikenali oleh sel limfosit. Hal ini kemudian akan menstimulasi
limfosit T helper untuk menghasilkan sitokin-sitokin yang berperan dalam aktivitas respons
imun.

2. Sel limfosit T Sitotoksik (Sel T CD8+)

Sel T Sitotoksik merupakan salah satu jenis limfosit T yang memiliki molekul CD8
pada permukaan selnya. Hampir sama dengan sel limfosit T helper, protein CD8 juga
berfungsi dalam pengenalan sel T sitotoksik ini ke patogen.
Sesuai dengan namanya, sel T sitotoksik ini akan bersifat “racun” bagi sel yang
terinfeksi pathogen yang berarti sel sitotoksik ini dapat membunuh sel yang terinfeksi. Cara
sel T sitotoksik membunuh sel terinfeksi adalah dengan menghasilkan enzim-enzim yang
dapat membuat kerusakan pada sel, seperti perforin, granzyme dan granulysin. Enzim
perforin dapat membuat lubang (pori) pada sel sehingga menjadi jalur masuk granzyme ke
dalam sel. Sedangkan enzim granzyme sendiri dapat menginduksi sel untuk mengalami
apoptosis (kematian sel). Kemudian granulysin berperan seperti perforin, tetapi dampak yang
ditimbulkannya dapat mematikan sel terinfeksi.

Peranan Sistem Imun Humoral


Respons imun humoral merupakan imun yang dimediasi oleh makromolekul dalam
cairan ekstraseluler, seperti sekresi antibodi, protein komplemen, dan peptida antimikroba
tertentu. Intinya respons imun humoral berkaitan dengan cairan tubuh dan antibodi.
Respons imun humoral mengacu pada produksi antibodi dan proses lain yang
menyertainya. Prosesnya mencakup aktivasi Th2 dan produksi sitokin, pembentukan pusat
germinal dan pengalihan isotipe pematangan afinitas dan generasi sel memori. Bahasa
simpelnya kalau respons imun humoral akan membunuh patogen yang berada di luar sel.
Proses respons imun humoral meliputi :
Presentasi antigen oleh APC (Antigen Presenting Cell) → Pengenalan antigen oleh T
penolong melalui NHC II – CD4 → T penolong menghasilkan sitokin untuk mengaktivasi sel
B dan T sitotoksik → Sel B memperbanyak diri dan berdiferensiasi menjadi sel B plasma dan
B ingatan → Sel B plasma menghasilkan antibodi dikirim ke cairan tubuh, darah, dan
jaringan terinfeksi.
 Respons Imun Diperantarai Sel
Respons imun diperantarai sel merupakan respons imun yang melibatkan komponen
seluler. Prosesnya mencakup aktivasi makrofag, sel NK, sel T sitotoksik yang mengikat
antigen tertentu, dan sekresi sitokin sebagai respons terhadap antigen. Bahasa simpelnya,
kalau respons imun diperantarai sel ini akan membunuh patogen yang berada di dalam sel.
Proses respons imun diperantarai sel meliputi :
Presentasi antigen oleh APC (Antigen Presenting Cell) → Pengenalan antigen oleh T
penolong melalui NHC II – CD4 → T penolong menghasilkan sitokin untuk mengaktivasi sel
B dan T sitotoksik → T sitotoksik memperbanyak diri dan diferensiasi jadi T ingatan → T
sitotoksik migrasi ke jaringan yang terinfeksi atau sel tumor → T sitotoksik melisiskan sel
yang terinfeksi atau sel tumor. Ketika sistem imun berhasil melawan patogen, kemudian
patogen mati. Maka, sel tubuh kita akan membentuk memori ingatan terhadap patogen
tersebut, yang berupa sel T sitotoksik memori, B memori, dan T helper yang akan disimpan
dalam sel-sel limfatik. Jadi, kalau ada patogen yang sama (infeksi sekunder), maka sel imun
akan lebih siap dalam mengatasi patogen tersebut. Pergerakannya juga akan lebih cepat.

Proses Respons Imun Melawan Sel Kanker


Imunoterapi kanker bermaksud untuk mendorong sistem kekebalan tubuh secara
khusus yang memastikan dan mematikan sel tumor. Untuk membasmi tumor, tubuh memiliki
masa kekebalan tubuh terhadap tumor yang terdapat 7 proses, yakni :
1. Pembebasan Antigen
Diawali dengan pembebasan antigen. Proses ini ialah saat sel kanker mati, lalu
membebaskan antigen. Pada dasarnya, antigen adalah potongan protein kecil dari sel
kanker yang telah mati.
2. Antigen Presentation
Tahap ini adalah tahap ketika antigen dipresentasikan oleh Antigen Presenting Cell
(sel dendritik) yang kemudian membawa antigen ke tempat pembuangan lokal di
kelenjar getah bening.
3. Produksi dan Aktivasi Sel T
Pada tahap 3, sel dendritik memberikan potongan antigen pada sel T sehingga antigen
dapat terproduksi dan teraktivasi.

4. Perjalanan Sel T
Setelah sel T diaktifkan di tahap 3, mereka masuk ke pembuluh darah dan mencari sel
kanker.
5. Infiltrasi Sel T ke dalam Tumor
Ketika sel T tiba di lokasi tumor, tugas mereka adalah untuk masuk ke dalam lokasi
tumor. Pada dasarnya, sel T harus menghancurkan dinding pertahanan tumor dan
menembus masuk.
6. Pengenalan Kanker oleh Sel T
Di dalam tumor, terdapat sel-sel kanker yang akan dikenali oleh sel T yang telah
masuk.
7. Sel T Menghancurkan Sel Kanker
Pada tahap ini, sel T menjadi aktif untuk melawan sel kanker dan mampu
menghancurkannya.

Kesimpulan

Imunologi adalah ilmu yang berhubungan dengan suatu sistem pertahanan tubuh atau
kekebalan tubuh dalam melawan penyakit terlebih penyakit infeksi. Sistem pertahanan tubuh
dapat digolongkan menjadi sistem pertahanan humoral dan seluler.
Sementara Kanker merupakan suatu keadaan ketika suatu sel baru mengalami
pembentukan secara tidak terbatas dan tidak dapat di tekan perkembangannya yang
mengakibatkan efek buruk terhadap tubuh.
Sistem imun tubuh sangatlah berfungsi dalam melawan sel-sel kanker, dimana tubuh
akan menyerang sel-sel yang pertumbuhannya tidak normal tersebut dengan cara
menghancurkannya sebelum terbentuknya tumor.
Meskipun sel kanker berasal dari tubuh manusia sendiri, namun terdapat beberapa sel
kanker yang dapat mengekspresikan molekul tersendiri dan molekul tersebut akan dikenali
oleh limfosit B dan limfosit T sebagai benda asing yang harus dihancurkan.
Proses respons imun melawan sel kanker bertujuan untuk menstimulasi sistem imun
yang secara spesifik menargetkan dan membunuh sel kanker.
DAFTAR PUSTAKA

Sawitri, Endang dkk. 2009. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan.Peran Respons Imun
Anti Tumor Dalam Menghambat Pertumbuhan Kanker Kolorektal. Fakultas
Kedokteran Universitas Pattimura.

Parwata, I Made Oka Adi. 2014. Bahan Ajar Kanker dan Anti Kanker. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Udayana.

Gunawan, Putu Egik P.A. (2014). Kemoterapi Kanker. Diakses 10 April 2023
dari https://www.academia.edu/11315564/Imunologi_Kanker Maulia Indriana Ghani
on April 19, 2022

Maulia Indriana Ghani on April 19, 2022. Mengenal Sistem Imun dan Imunisasi dari
https://www.zenius.net/blog/mengenal-sistem-imun-dan-imunisasi

Cologne, Germany: Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG);
2006-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279395. Diakses 3 Maret 2022. Dari
https://kalahkankanker.com/imunoterapikanker

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/19902/BAB%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y (Diakses pada 12 Maret pukul 11.10 WIB)

Saraswati, Henny. 2021. Modul Imunologi (IBL 341). Universitas Esa Unggul :
Jakarta. https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Course-23571-Modul%203%20-
%20Respons%20Imun%20Spesifik.pdf (Diakses pada 12 Maret 2023, pukul 10.05
WIB)

Anda mungkin juga menyukai