Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penyakit diare sering disebut Gastroenteritis masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama dari masyarakat di Indonesia. Angka kesakitannya adalah sekitar 200-400 kejadian diare diantara 1000 penduduk setiap tahunnya (Data survey tahun 2002). Dengan demikian di Indonesia dapat ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya, sebagian besar (70-80%) dari penderita ini adalah anak dibawah 5 th (40 juta kejadian). Kelompok ini setiap tahunnya mengalami lebih dari satu kejadian diare (Suharyono dkk., 1994). B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan gastroenteritis. 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian gastroenteritis. b. Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab gastroenteritis. c. Mahasiswa mampu mengetahui diagnosa-diagnosa yang mungkin muncul pada pasien gastroenteritis. d. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan pada pasien dengan gastroenteritis. C. Manfaat Untuk lebih mengetahui tentang penyakit gastroenteritis lebih dini, sehingga dapat mengetahui tanda dan gejalanya untuk dapat mengambil langkah penatalaksanaan dan terapinya secara tepat dan efisien serta mencegah gastroenteritis menjadi lebih parah.

BAB II TINJAUAN TEORITIS


A. Pengertian Gastroenteritis adalah radang pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh. Diare yang dimaksudkan adalah buang air besar berkali-kali (dengan jumlah yang melebihi 4 kali, dan bentuk Faeses yang cair, dapat disertai dengan darah atau lendir. B. Etiologi Penyebab dari diare akut antara lain : 1. Faktor Infeksi * Infeksi Virus o Retavirus Penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahulu atau disertai dengan muntah. Timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musim dingin. Dapat ditemukan demam atau muntah. Di dapatkan penurunan HCC. Biasanya timbul pada musim panas.

o Enterovirus

o Adenovirus Timbul sepanjang tahun. Menyebabkan gejala pada saluran pencernaan/pernafasan.

o Norwalk Epidemik

Dapat sembuh sendiri (dalam 24-48 jam).

* Bakteri o Stigella Semusim, puncaknya pada bulan Juli-September Insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun Dapat dihubungkan dengan kejang demam. Muntah yang tidak menonjol Sel polos dalam feses Sel batang dalam darah

o Salmonella Semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1 tahun. Menembus dinding usus, feses berdarah, mukoid. Mungkin ada peningkatan temperatur Muntah tidak menonjol Sel polos dalam feses Masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari. Organisme dapat ditemukan pada feses selama berbulan-bulan.

o Escherichia coli Baik yang menembus mukosa (feses berdarah) atau yang menghasilkan entenoksin. Pasien (biasanya bayi) dapat terlihat sangat sakit.

o Campylobacter Sifatnya invasis (feses yang berdarah dan bercampur mukus) pada bayi dapat menyebabkan diare berdarah tanpa manifestasi klinik yang lain. Kram abdomen yang hebat. Muntah/dehidrasi jarang terjadi

o Yersinia Enterecolitica Feses mukosa Sering didapatkan sel polos pada feses. Mungkin ada nyeri abdomen yang berat Diare selama 1-2 minggu. Sering menyerupai apendicitis.

2. Faktor Non Infeksiosus * Malabsorbsi o Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, lactosa, maltosa, dan sukrosa), non sakarida (intoleransi glukosa, fruktusa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa. o Malabsorbsi lemak : long chain triglyceride. o Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin. * Faktor makanan Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk alergy, food alergy, down milk protein senditive enteropathy/CMPSE). * Faktor Psikologis Rasa takut,cemas. C. Tanda dan Gejala * Nyeri perut (abdominal discomfort) * Rasa perih di ulu hati * Mual, kadang-kadang sampai muntah * Nafsu makan berkurang * Rasa lekas kenyang * Perut kembung

* Rasa panas di dada dan perut * Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba).

D. Komplikasi Dehidrasi menjadi komplikasi Gastroenteritis, bila tidak ditangani segera dengan rehidrasi yang tepat, dapat menyebabkan pasien kekurangan cairan sehingga tubuh akan melakukan kompensasi. Bila kita tidak segera mengganti cairan tubuh yang hilang, maka pasien bisa kehilangan kesadaran dan juga menyebabkan kematian. E. Terapi 1. PEMBERIAN CAIRAN Pemberian cairan merupakan tindakan awal yang dapat dilakukan. Sebaiknya diberikan cairan yang mengandung elektrolit atau yang dikenal sebagai Oralit. Kecepatan pemberian cairan terutama pada 6 jam pertama berguna untuk mengatasi cairan yang keluar dan mencegah terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan). Pemberian cairan dihentikan bila jumlah diare dalam 6 jam terakhir kurang dari 200 cc dan tanda-tanda dehidrasi sudah hilang. 2. PEMBERIAN MAKANAN Selama pemberian cairan, makanan cair seperti bubur cair, kaldu, atau bubur saring boleh diberikan, tetapi sayur (serat) dapat diberikan apabila keadaan akut sudah teratasi dan pemberian serat dapat diberikan secara bertahap sampai dengan pemberian makanan biasa. 3. PEMBERIAN OBAT Bila gastroenteritis disebabkan oleh infeksi atau investasi parasit, maka diperlukan pemberian obat, segera ke puskesmas, ke dokter, atau ke Rumah Sakit untuk pengobatan dan penanganan selanjutnya. F. Penatalaksanaan

Untuk menggantikan cairan yang hilang karena muntah dan diare, segera diberikan cairan dan elektrolit, biasanya dalam bentuk minuman atau jika dehidrasinya berat, diberikan dalam bentuk infus. Kepada bayi yang lebih tua, antibiotik hanya diberikan jika penyebabnya adalah bakteri atau parasit. Kepada bayi yang berumur kurang dari 6 bulan atau menderita gangguan sistem kekebalan, diberikan antibiotik meskipun tidak terdapat tanda-tanda infeksi di luar usus. Jika penyebabnya virus, tidak perlu diberikan antibiotik. Jika diare terjadi ketika tengah mengadakan perjalanan keluar kota dan diarenya berat atau menetap, seringkali diberikan antibiotik.

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Pengumpulan Data 1. Identitas pasien Nama Umur Pekerjaan Alamat Agama Jenis Kelamin Tanggal Masuk 2. Riwayat Penyakit Keluhan Utama : Nyeri perut, perih di ulu hati, mual, muntah, perut kembung, Keluhan Tambahan : Nafsu makan berkurang B. Pemeriksaan Fisik a. Tekanan Darah b. Denyut Nadi c. Pernapasan d. Temperatur C. Terapi Tindakan Pemasangan infus Rl 20 tt/i D. Analisa Data : 130/90 mmHg : 112 x/i : 24 x/i : 37,5 C : Tn. SH : 24 tahun : Tani : Tanjong reungkam samudra : Islam : Laki-laki : 31 juli 2009

Berdasarkan pengkajian data di atas, maka penulis akan mengidentifikasi gejala dan tanda-tanda yang dapat untuk selanjutnya di intervestasikan yang memungkinkan timbul suatu permasalahan. Tanggal 31 juli 2009 S : Pasien mengeluh rasa nyeri di perut, rasa perih di ulu hati, mual, muntah, perut kembung, nafsu makan berkurang. O : Pasien kelihatan Pucat Wajah tampak merengis Lemas A : Gastroenteritis P : Atur posisi senyaman mungkin Anjurkan pasien untuk istirahat Kolaborasi dengan tim medis

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Gastroenteritis sering dijumpai dimasyarakat dan mudah dikenali (didiagnosa). Tanda dan gejalanya beragam, seperti diare, dengan atau tanpa disertai mual dan muntah, lemah, dll. B. Saran Sebagai perawat kita harus mampu mengenali tanda-tanda gastroenteritis dan memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gastroenteritis secara benar.

DAFTAR PUSTAKA http://www.koni.or.id/files/documents/journal/2.%20GASTROENTERITIS %20Oleh%20Leane%20S%20M.pdf http://meyghan-farm.blog.com/

Anda mungkin juga menyukai