Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Muntah pada anak sering menimbulkan kecemasan pada orang tua, bahkan
menjadi menakutkan bila muntah disertai darah (hematemesis). Orang tua akan
segera mencari pertolongan dokter bila mengalami hal ini. 1,2 Muntah dapat
sebagai awal penyakit saluran cerna atau diluar saluran cerna baik berupa infeksi,
inflamasi atau kelainan anatomi. Peningkatan tekanan intracranial dapat
bermanifestasi awal berupa muntah, begitu juga adanya infeksi sitemik dapat
menimbulkan muntah.2,3 Tidak semua obat anti muntah dapat diberikan kepada
setiap anak karena penanganannya ditujukan kepada penyebab muntah sendiri.1,3
Pada bayi yang kecil dan sangat muda atau keterlambatan mental
muntah dapat membahayakan terjadinya aspirasi hal ini mudah terjadi karena
adanya koordinasi neuromuskuler yang belum sempurna. Untuk mencegah hal
tersebut

posisi

bayi

dapat dimiringkan

atau

tengkurap

dan

bukannya

terlentang. Umur penderita adalah hal yang penting dalam kaitannya dengan
muntah. Pada periode neonatal terjadinya spitting atau regurgitasi sejumlah
kecil isi lambung masih dalam batas kewajaran dan bukan merupakan
keadaan yang patologis dimana masih terjadi kenaikan berat yang normal.
Hal lain yang perlu dicermati adalah muntah juga merupakan manifestasi dari
kelainan bawaan obstruksi gastrointestinal yang bila tidak diterapi secara
memadai dapat fatal4,5.
Muntah akut merupakan gejala yang sering terjadi pada kasus abdomen
akut dan infeksi intra maupun ekstra gastrointestinal. Berlainan dengan muntah
akut, muntah kronis/berulang sering merupakan faktor yang penting dari
gambaran klinik suatu penyakit. Karena penyakit yang mendasari muntah
kronik/berulang sering tidak jelas maka sering disebut unexplained chronic
vomiting. Belum terdapat batasan yang jelas untuk muntah kronik, tetapi batasan

Muntah pada anak | 1

muntah kronik sering disamakan dengan batasan diare kronik, yaitu muntah yang
berlangsung lebih dari dua minggu3.
B. Batasan masalah
Referat ini membahas mmengenai muntah pada anak.
C. Tujuan penulisan
Tujuan dari penyusunan referat ini adalah sebagai kajian keilmuan tentang
muntah pada anak. Untuk mengetahui definisi, epidemiologi, etiologi,
klasifikasi,

patogenesis,

manifestasi

klinis,

pengobatan,

pencegahan,

komplikasi, dan prognosis dari muntah pada anak. Sehingga pada akhirnya
dapat dihasilkan pemahaman materi secara lebih mendalam dalam rangka
menunjang kegiatan praktek dilapangan dengan pasien.
D. Metode penulisan
Referat ini ditulis dengan menggunakan metode tinjauan pustaka yang
merujuk pada berbagai literatur.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Muntah adalah pengeluaran isi lambung secara paksa melalui mulut disertai
kontraksi lambung dan abdomen. Pada anak biasanya sulit untuk
mendiskripsikan mual, mereka lebih sering mengeluhkan sakit perut atau

Muntah pada anak | 2

keluhan umum lainnya. Muntah merupakan suatu cara di mana traktus


gastrointestinal membersihkan dirinya sendiri dari isinya ketika hampir semua
bagian atas traktus gastrointestinal teriritasi secara luas, sangat mengembang
atau bahkan sangat terangsang. Kejadian ini biasanya disertai dengan
menurunnya tonus otot lambung, kontraksi, sekresi, meningkatnya aliran
darah ke mukosa intestinal, hipersalivasi, keringat dingin, detak jantung
meningkat dan perubahan irama pernafasan. Refluks duodenogastrik dapat
terjadi selama periode nausea yang disertai peristaltik retrograde dari
duodenum ke arah antrum lambung atau secara bersamaan terjadi kontraksi
antrum dan duodenum. Muntah timbul bila persarafan atau otak menerima
satu atau lebih pencetus seperti keracunan makanan, infeksi pada
gastrointestinal,

efek

samping

obat,

atau

perjalanan 5.

B. Epidemiologi
Sindrom Muntah Siklik terjadi sebanyak 1,9% pada anak-anak sekolah.
Tingkat prevalensi refluks gastroesofagus sangat bervariasi dari beberapa studi
yang telah dilakukan tetapi refluks gastroesofagus merupakan hal yang sangat
umum terjadi pada tahun pertama kehidupan. Angka kejadian refluks
esophagus mencapai 1:300 bayi pada tahun pertama kehidupan. Data
menyebutkan sekitar 50% pada bayi berumur 2 bulan mengalami regurgitasi 2
kali sehari atau lebih. Prevalensi tertinggi yaitu 67% terjadi sekitar bayi
berumur 4 bulan dan kemudian prevalensi menurun menjadi 1% pada saat
bayi berumur 1 tahun6.
C. Etiologi
Etiologi muntah sangat luas, seluruh kelainan yang menyangkut reseptor
muntah baik dari traktus gastrointestinal, berbagai visera (hati, ginjal, pankreas,
jantung, paru), canalis vestibularis, Chemoreceptive Trigger Zone (CTZ) maupun
Supraneuron akan dapat menimbulkan muntah.
Gastroenteritis adalah penyebab utama muntah pada anak. Muntah bisa terjadi
akibat langsung gastroenteritis. Dalam keadaan ini muntah bisa mendahului

Muntah pada anak | 3

timbulnya diare sampai 48 jam. Tetapi gejala muntah juga menghilang lebih cepat
12-48 jam setelah diare muncul. Muntah juga bisa terjadi akibat gangguan
metabolik sebagai akibat diare/dehidrasi. Misalnya akibat asidosis4.
Penyebab muntah pada anak sangat bervariasi. Beberapa penyebab muntah yang
sering ditemukan pada anak, yaitu:
1. Saluran cerna:
a. Obstruksi: atresia esofagus, stenosis pilorus, antral web, morbus
hirschsprung, malrotasi usus, volvulus, hiatal hernia, akalasia,
ileus mekonium, intususepsi.
b. Non obstruksi: RGE, gastroenteritis, enterokolitis nefritikans,
kalasia
2. Luar saluran cerna : tekanan intrakranial meninggi, infeksi (SSP, saluran
napas, saluran kemih, THT), hidrosefalus, kelainan metabolik
3. Non organik : teknik pemberian minum yang tidak benar, iritasi cairan
amnion, obat, psikogenik, motion sicknes.
D. Patofisiologi
Kemampuan untuk memuntahkan merupakan suatu keuntungan
karena memungkinkan pengeluaran toksin dari lambung. Muntah terjadi bila
terdapat rangsangan pada pusat muntah (Vomiting Centre), suatu pusat
kendali di medulla berdekatan dengan pusat pernapasan atau Chemoreceptor
Trigger Zone (CTZ) di area postrema pada lantai ventrikel keempat Susunan
Saraf. Koordinasi pusat muntah dapat dirangsang melalui berbagai jaras.
Muntah dapat terjadi karena tekanan psikologis melalui jaras yang kortek
serebri dan system limbic menuju pusat muntah (VC). Pencegahan muntah
mungkin dapat melalui mekanisme ini. Muntah terjadi jika pusat muntah
terangsang melalui vestibular atau sistim vestibuloserebella dari labirint di
dalam telinga. Rangsangan bahan kimia melalui darah atau cairan otak (LCS
) akan terdeteksi oleh CTZ. Mekanisme ini menjadi target dari banyak obat
anti emetik. Nervus vagal dan visceral merupakan jaras keempat yang dapat
menstimulasi muntah melalui iritasi saluran cerna disertai saluran cerna dan

Muntah pada anak | 4

pengosongan lambung yang lambat. Sekali pusat muntah terangsang maka


cascade ini akan berjalan dan akan menyebabkan timbulnya muntah1,4,6,7.

Gambar 1. Anatomi Pusat Muntah


Muntah sebenarnya merupakan perilaku yang komplek, dimana
pada manusia muntah terdiri dari 3 aktivitas yang terkait, nausea
(mual), retching, pengeluaran isi lambung. Ada 2 regio anatomi di
medulla yang mengontrol muntah, chemoreceptor trigger zone (CTZ)
dan central vomiting centre (CVC). CTZ yang terletak di area
postrema pada dasar ujung caudal ventrikel IV diluar blood brain
barrier (sawar otak). Reseptor didaerah ini diaktivasi oleh bahan-bahan
proemetik didalam sirkulasi darah atau di cairan cerebrospinal (CSF).
Eferen dari CTZ dikirim ke CVC selanjutnya terjadi serangkaian
kejadian yang dimulai melalui vagal eferen splanchnic. CVC terletak
dinukleus tractus solitarius dan disekitar formatio retikularis medulla
tepat dibawah CTZ. CTZ mengandung reseptor untuk bermacam-macam
sinyal neuroaktif yang dapat menyebabkan muntah. Reseptor untuk
dopamine

(titik

tangkap

kerja

dari apomorphine), acethylcholine,

vasopressine, enkephalin, angiotensin,

insulin

serotonin, endhorphin,

substance P, dan mediator-mediator yang lain. Mediator adenosine 3,5

Muntah pada anak | 5

cyclic monophosphate (cyclic AMP) mungkin terlibat dalam respon eksitasi


untuk semua peptide

stimulator oleh karena

theophylline dapat

menghambat aktivitas proemetik dari bahan neuropeptic tersebut3,4,5,8.

Gambar 2. Refleks Emesis6


Emesis sebagai respons terhadap gastrointestinal iritan misalnya
copper, radiasi abdomen, dilatasi gastrointestinal adalah sebagai akibat dari
signal aferen vagal ke central pattern generator yang dipicu oleh pelepasan
lokal mediator inflamasi, dari mukosa yang rusak, dengan pelepasan
sekunder neurotransmitters eksitasi yang paling penting adalah serotonin
dari sel entrochromaffin mukosa. Pada mabuk (motion sickness), signal
aferen ke central pattern generator berasal dari organ vestibular, visual
cortex, dan cortical centre yang lebih tinggi sebagai sensory input yang
terintegrasi lebih penting dari pada aferen dari gastrointestinal4,5,8.

Muntah pada anak | 6

Rangsangan muntah berasal dari, gastrointestinal, vestibulo ocular,


aferen cortical yang lebih tinggi, yang menuju CVC dan kemudian dimulai
nausea, retching, ekpulsi isi lambung. Gejala gastrointestinal meliputi
peristaltik, salivasi, takhipnea, tachikardia4,5,8.

Gambar 3. Refleks Muntah


Respons stereotipik vomiting dimediasi oleh eferen neural pada
vagus, phrenic, dan syaraf spinal. Input untuk syaraf ini berasal dari
brain stem vomiting centre. Centre ini tampaknya bukan merupakan
struktur anatomi tunggal, tetapi merupakan jalur akhir bersama dari reflex
yang diprogram secara sentral melalui

interneuron medular di nukleus

solitarius dan berbagai-macam tempat disekitar formatio retikularis.


Interneuron tersebut menerima input dari cortical, vagal, vestibular, dan
input lain terutama dari area postrema.

Area

postrema

adalah

chemoreceptor trigger zone yang terletak didasar ventrikel IV diluar


sawar otak dan diidentifikasi sebagai sumber yang crucial untuk input yang
menyebabkan vomiting, terutama respons terhadap obat atau toksin4,5,8.

Muntah pada anak | 7

E. Patogenesis
Muntah berada dibawah kendali sistem saraf pusat dan 2 daerah di medula
oblongata, yaitu nukleus soliter dan formasi retikuler lateral yang dikenal
sebagai pusat muntah. Pusat muntah diaktivasi oleh impuls yang berasal dari
chemoreseptor trigger zone (CTZ), yaitu tempat berkumpulnya berbagai
impuls aferen yang dihantarkan melalui nervus vagus. Pada CTZ juga
ditemukan berbagai neurotransmitter dan reseptor (salah satunya adalah
reseptor dopamin). Proses muntah mempunyai 3 tahap, yaitu nausea, retching,
dan emesis. Nausea merupakan sensasi psikis yang disebabkan oleh berbagai
stimulus (organ visera, labirin, atau emosi). Fase ini ditandai adanya rasa
mual yang disertai gejala otonom seperti produksi air liur bertambah,
berkeringat, pucat, takikardi, atau anoreksia. Gerakan peristaltik aktif
berhenti, tekanan di fundus dan korpus menurun sedangkan tekanan di antrum
sampai pars desendens duodenum meningkat. Pada fase retching terjadi
inspirasi dalam dengan otot perut dan diafragma serta relaksasi sfingter
esofagus. Bawah. Fase emesis ditandai dengan perubahan dengan tekanan
intratoraks (dari negatif menjadi positif). Dan relaksasi sfingter esofagus
F.

sehingga isi lambung dikelurkan dikeluarkan dari mulut.


Fase Muntah
Fase Nausea
Nausea atau mual merupakan sensasi psikis yang tidak nyaman tapi
bukan merupakan sensasi yang menyakitkan yang mendahului rasa atau
keinginan untuk muntah yang disebabkan oleh berbagai stimulus seperti
rangsangan organ visera, labirin, maupun emosi. Fase ini ditandai adanya rasa
mual yang disertai gejala otonom seperti produksi air liur bertambah,
berkeringat, pucat, takikardia, atau anoreksia. Selama periode nausea, terjadi
penurunan tonus kurvatura mayor, korpus dan fundus. Antrum dan duodenum
berkontraksi berulang-ulang, sedangkan bulbus duodeni relaksasi sehingga
terjadi refluks cairan duedenum kedalam lambung. Pada fase nausea ini
belum terjadi peristaltik aktif. Muntah yang disebabkan oleh peningkatan

Muntah pada anak | 8

tekanan intrakranial dan obstruksi saluran gastrointestinal tidak didahului


oleh fase nausea3.
Fase Retching
Fase ini dapat terjadi tanpa diikuti muntah. Pada fase ini terjadi
kekejangan dan terhentinya pernafasan yang berulang-ulang, sementara glotis
tertutup. Otot pernafasan dan diafragma berkontraksi menyebabkan tekanan
intratorakal menjadi negatif. Pada waktu yang bersamaan terjadi kontraksi
otot abdomen dan lambung, fundus dilatasi sedangkan antrum dan pilorus
berkontraksi. Sfingter esofagus bawah membuka, tetapi sfingter esofagus atas
masih menutup menyebabkan chyme masuk ke dalam esofagus. Pada akhir
fase ini terjadi relaksasi otot dinding perut dan lambung sehingga chyme yang
tadinya sudah masuk kedalam esofagus kembali ke lambung. Fase ini dapat
berlangsung beberapa siklus3.
Fase Emesis/ Ekspulsif/ Muntah
Apabila fase retching mencapai puncaknya dan didukung oleh kontraksi
otot abdomen dan diafragma, akan berlanjut menjadi muntah jika tekanan
tersebut dapat mengatasi mekanisme anti refluks dari sfingter esofagus bagian
bawah. Pada fase ini pilorus dan antrum berkontraksi sedangkan fundus dan
esofagus relaksasi serta mulut terbuka. Pada fase ini juga terjadi perubahan
tekanan intratorakal dan intraabdominal serta kontraksi dari diafragma. Pada
episode ekspulsi tunggal terjadi tekanan negatif intratorakal dan tekanan
positif intraabdominal, dan dalam waktu bersamaan terjadi kontraksi yang
cepat dari diafragma yang menekan fundus sehingga terjadi refluks isi
lambung ke dalam esofagus. Bila ekspulsi sudah terjadi, tekanan intratorakal
kembali positif dan diafragma kembali ke posisi normal3.
G. Sindroma Muntah
Muntah siklik (Cyclic vomiting)
Merupakan kelainan fungsional gastrointestinal yang dapat di identifikasi
dengan adanya 3 atau lebih episode mual dan muntah yang berlangsung
selama hitungan jam hingga hari yang diselingi dengan masa bebas gejala
Muntah pada anak | 9

hingga beberapa minggu atau bulan. Pada sindrom ini tidak didapatkan
kelainan metabolic, neurologic, atau gastrointestinal. Frekuensi dari serangan
rata-rata berkisar 12 kali episode per tahun dengan batasan 1-70 kali
pertahun. Gejala lain yang menyertai yaitu letargi, pucat, demam ringan, sakit
kepala, jerawat atau bisul pada kulit, sakit kepala, nyeri abdomen juga dapat
terjadi, dan seringkali episode-episode ini timbul karena stres fisikal atau
emosional. Penyebab dari sindrom ini masih belum diketahui. Beberapa
penjelasan yang memungkinan penyebab ini seperti migran, disfungsi
hypothalamus/adrenal, disfungsi autonom, kegagalan neuroimun/alergi
makanan, kelainan oksidasi asam lemak, penyakit mitokondria, ion
channelopathy,

kelainan

motilitas

gastrointestinal.

Adanya

stres

menyebabkan meningkatnya sekresi dari ACTH releasing hormone dan


vasopresin dari hipotalamus dan pituitari yang memediasi aktivasi dari refleks
emetik yang membuat terjadinya mual dan muntah.6
Muntah psikogenik
Penyebab
menekankan

kelainan

organik

tak

ditemukan,

sindroma

ini

pengaruh yang kuat dari kortek, faktor psikologi yang

merangsang mual (nausea) dan muntah. Ciri-ciri

muntah

psikogenik

adalah berjalan kronis, terkait dengan stres atau makan, tidak ada
nausea dan anoreksia, muntah dapat dipicu oleh dirinya sendiri dengan
memaksakan muntah atau memasukan tangannya kedalam mulut. Muntah
sembuh setelah dirawat di rumah sakit5.
Ruminasi
Kejadian yang secara sadar dan menyenangkan memuntahkan
makanan dari lambung, dikunyah-kunyah dan ditelan kembali 2,3,4. Anak
besar atau dewasa meregurgitasikan makanan dengan cara kontraksi
otot abdomen, sedang pada bayi melogok kedalam mulutnya dengan
jari dalam upaya untuk menimbulkan regurgitasi.

Faktor psikologis

memainkan peranan penting pada kejadian tersebut, tetapi perilaku


tersebut berhenti dengan mengobati esofagitisnya. Hal tersebut diduga

Muntah pada anak | 10

untuk menimbulkan gag reflek adalah sebagai respons terhadap nyeri


tenggorokannya. Dikatakan bahwa ruminasi sebagai manifestasi dari
GER, sehingga diagnosis dan pengobatannya perlu mempertimbangkan
faktor psikologis dan esofagitisnya. Terdapat 2 bentuk ruminasi psikogenik
dan

self

stimulating. Psikogenik biasanya

terjadi pada anak normal

dengan ganguan hubungan orang tua anak, sedangkan self stimulating


sering terjadi pada anak dengan keterlambatan mental5,8.
Abdominal migraine
Suatu

sindrom

dengan

gejala

abdominal

periodik.

Nyeri

epigastrik atau periumbilical disertai nause, muntah, diare, panas dan


menggigil, vertigo, iritabel serta poliuria. Bilamana gejala abdominal
disertai sakit kepala yang terjadi pada 30-40% patien dengan migraine
kepala diagnosis akan mudah dibuat, tetapi bila kejadian tersebut
tersendiri isolated abdominal migraine yang biasanya pada 3% penderita,
diagnosis jadi lebih sukar belakangan memang dapat timbul migraine.
Isolated abdominal pain serangan biasanya mendadak berakhir dalam
jam sampai hari, dan ciri-cirinya selalu sama pada setiap serangan
tampak normal diluar serangan. Biasanya terdapat famili dengan riwayat
migraine5.

H. Jenis-Jenis Bahan Muntahan


Berdasarkan gambaran dari isi lambung (yang dapat berubah sesuai waktu
dan perjalanan penyakit), maka tipe muntahan dapat diidentifikasi menjadi:
Alimentary Vomiting
Merupakan muntahan yang berisi makanan yang belum dicerna atau
baru sebagian dicerna, terkadang dalam jumlah yang berlebih. Tipe ini yang

Muntah pada anak | 11

paling sering didapatkan dan dapat terjadi segera atau beberapa jam setelah
makan. Muntahan ini paling sering disebabkan karena refluks esofagus,
malformasi anatomi dari saluran cerna bagian atas, atau karena intoleransi
makanan. Komplikasi utama akibat tipe muntahan ini adalah malnutrisi6.
Acid Vomiting
Biasanya tampak sebagai sejumlah kecil cairan mukus berwarna
keputihan dan mengandung material busa dengan pH<5, yang mungkin
terjadi selama atau selesai makan dan terkadang terjadi pada waktu malam
hari. Biasanya disertai dengan adanya gangguan berupa iritabilitas, kurang
istirahat, bayi menangis, dan nyeri epigastrium atau rasa panas dalam perut
pada anak-anak. Tipe ini lebih merupakan penyakit refluk esofagus dengan
komplikasi berupa esofagitis dan striktur peptik (jarang terjadi)6.
Bilious vomiting
Karakteristik dari tipe muntahan ini adalah ekspulsi dari cairan
berwarna hijau kekuningan yang tebal. Pada bayi dan neonatus, muntahan
tipe ini selalu merupakan tanda yang penting untuk memikirkan adanya total
(atresia) atau sebagian (stenosis) obstruksi saluran cerna yang berada di
distal dari ampulla Vater yang membutuhkan diagnosa pasti dan
intensif/subintensif terapi6.

Bloody vomiting
Muntah berwarna merah terang atau seperti kopi yang dapat
diakibatkan oleh adanya perdarahan yang baru terjadi maupun sedang
terjadi pada saluran cerna bagian atas (esofagus, lambung, atau duodenum).
Muntah ini lebih banyak merupakan komplikasi dari pada manifestasi klinis
awal. Intake nonsteroidal anti-inflamatory drugs (NSAIDs) dapat juga

Muntah pada anak | 12

menyebabkan

terjadinya

muntah

ini.

Hematemesis

merupakan

kegawatdaruratan yang potensial dan selalu harus dievaluasi di rumah sakit.


Apabila perdarahan ringan dan tidak menimbulkan anemia atau perubahan
hemodinamik dapat diberikan obat anti sekretori. Perdarahan dari varises
esofagus dapat terjadi sangat masif yang juga merupakan kegawatdaruratan
dan harus segera mendapatkan terapi. Hematemesis tidak selalu berasal dari
traktus gastrointestinal, tetapi dapat juga berasal dari perdarahan tonsil,
laring, atau trakea dengan gejala biasanya darahnya yang keluar sedikit dan
disertai gejala sakit tenggorok dan batuk. Bila muntahan berupa bekuan
darah dan berwarna hitam seringkali berasal dari perdarahan hidung bagian
posterior biasanya di indikasi dari lapisan tipis dari darah di dalam
orofaring6.
I. Diagnosis
Sebelum melacak etiologi muntah yang penting dikerjakan pada saat
pasien datang adalah menilai status dehidrasinya dan melihat komplikasi yang
terjadi. Ada 2 hal yang harus diperhatikan dalam upaya pendekatan etiologi
adalah pola waktu dan usia anak.
Anamnesis
Usia anak
Usia anak memegang peranan penting dalam penelusuran etiologi
muntah karena masing-masing diagnosis adalah spesifik pada usia-usia

tertentu.
Waktu terjadinya mual atau muntah
-Akut: episode pendek dan tiba-tiba
-Kronik: episodenya relatif ringan tapi sering terjadi, lebih dari 1
bulan.
-Siklik: berulang, episode berat tetapi diselingi periode asimptomatik.

Pendekatan etiologi muntah akut:


Usia neonatus atau bayi:

Muntah pada anak | 13

Apabila disertai demam dapat dipikirkan infeksi seperti sepsis,


meningitis,

infeksi saluran kemih, tonsillitis, otitis media akut,

gastroenteritis.
Apabila tidak ada tanda infeksi dapat dipikirkan hipertrofi pilorus
stenosis, kelainan metabolik, neurologi, atau endokrin.

Pada usia anak

Apabila disertai demam dengan keadaan umum yang baik, dipikirkan

gastroenteritis terutama apabila disertai diare


Apabila disertai letargi/gangguan kesadaran

dapat

dipikirkan

adanya kelainan neurologi, metabolik, endokrin, obat-obatan, toksin,


alkohol
Gejala lain yang menyertai:

Nyeri abdomen yang menyertai muntah bisa disebabkan oleh


ulserasi, obstruksi usus. Muntah akan meredakan rasa nyeri dan
mual

pada

ulserasi

dan

obstruksi saluran cerna, tapi tidak

berpengaruh terhadap nyeri akibat peradangan.


Defisit neurologis dan tanda peningkatan tekanan intrakranial
merupakan indikasi adanya proses intrakranial sebagai penyebab

muntah.
Gejala sistem saraf pusat seperti nyeri kepala, pandangan kabur,
perubahan status mental, dan kaku kuduk, merupakan tanda lesi
intrakranial. Muntah pada lesi saraf pusat dapat tidak didahului oleh

mual.
Vertigo dan tinitus menyertai penyakit pada telinga/labirin.
Adanya massa pilorus pada epigastrium (olive sign)merupakan tanda

hypertrophic pyloric stenosis.


Nyeri tekan abdomen bisa disebabkan oleh proses inflamasi dalam

rongga perut, seperti pankreatitis, kolesistitis, atau peritonitis.


Pemeriksaan colok dubur dilakukan pada kecurigaan apendisitis dan
Hirschsprung disease. Pemeriksaan colok dubur pada Hirschprungs

Muntah pada anak | 14

diseaseditandai oleh ampula rekti yang kosong, dan feses yang


menyemprot
Pemeriksaan penunjang:
Sangat spesifik tergantung pemeriksaan-pemeriksaan sebelumnya:

Work up sepsis: kultur darah, urin, CRP, dan lain-lain


Pelacakan adanya gangguan metabolik: analisis gas darah,
ammonia, dan lain-lain
Pemeriksaan laboratorium, meliputi:
-Pemeriksaan elektrolit
-Bilirubin dan transaminase hepar pada kasus yang dicurigai
hepatitis
-Urinalisis apabila dicurigai infeksi saluran kemih
-Amilase dan lipase darah untuk menegakkan pankreatitis
-Pemeriksaan cairan serebrospinal pada kasus infeksi intrakranial
-Pemeriksaan radiologis terutama dibutuhkan untuk kasus bedah,
meliputi: Foto polos abdomen untuk melihat gambaran udara usus,
foto abdomen dengan kontras sesuai indikasi, ultrasonografi,
endoskopi mungkin diperlukan untuk kasus muntah yang
disebabkan oleh gastritis atau ulkus.

J. Diagnosis Banding
Pada

dasarnya

penyebab

muntah

sangat

banyak. Pendekatan

muntah pada anak merupakan problem yang sulit, diagnosa banding bukan
hanya menyangkut masalah gastrointestinal tetapi juga masalah emergensi
pada anak. Penyebab muntah pada anak sangat bervariasi dan tergantung
usia. Beberapa keadaan dapat sebagai pencetus terjadinya muntah seperti
infeksi, iritasi makanan, trauma, alergi, gangguan pada pendengaran seperti
dizziness dan motin sickes, kelainan pada saraf seperti trauma dan
infeksi.Klasifikasi muntah biasanya didasarkan pada lokus anatomi, umur
penderita, adanya gejala dan tanda asosiasi yang lain 4,5. Muntah harus
dibedakan dengan:
Possetting
Muntah pada anak | 15

Pengeluaran sedikit isi lambung sehabis makan, biasanya meleleh keluar


dari mulut. Sering didahului oleh bersendawa. Tidak berbahaya. Akan
hilang dengan sendirinya1,3.
Ruminasi (merycism)
Suatu kebiasaan abnormal, mengeluarkan isi lambung, mengunyahnya,
kemudian menelannya kembali. Kadang-kadang dirangsang secara sadar
dengan mengorek faring dengan jari. Tidak berbahaya. Kebiasaan sadar
yang

sulit

untuk

dihilangkan.

Membutuhkan

bimbingan

psikologik/psikoterapi yang intensif1,3.


Regurgitasi (gumoh, spitting)
Disebabkan inkompetensi spinkter kardioesofageal dan/atau memanjangnya
waktu pengosongan lambung. Dapat mengganggu pertumbuhan dan
menimbulkan infeksi traktus respiratorius berulang akibat aspirasi. Malahan
diperkirakan bisa merupakan salah satu penyebab sudden infant death
syndrome. Tapi

sebagian

besar

akan

menghilang

sendiri

dengan

bertambahnya umur bayi1,3.


Refluks gastroesofageal (RGE)
RGE adalah keluarnya isi lambung ke dalam esofagus. Keadaan ini
mungkin normal atau dapat pula abnormal. Setiap refluks tidak selalu
disertai regurgitasi atau muntah, tetapi setiap regurgitasi pasti disertai
refluks3.
K. Komplikasi
Komplikasi Fisik
Salah satu konsekuensi akibat muntah yang berlangsung terus
menerus adalah rupturnya dinding kapiler dan mengakibatkan perdarahan
pada jaringan subkutan yang tampak pada wajah dan leher berbentuk seperti
kepala peniti. Dapat juga terjadi Mallory-Weiss Syndrome diakibatkan
Muntah pada anak | 16

karena terjadi herniasi fundus pada fase retching dan ekspulsi kadangkadang dapat menimbulkan robekan-robekan longitudinal pada mukosa.
Keadaan ini ditandai dengan bahan muntahan yang mengandung darah
setelah beberapa siklus recthing dan ekspulsi. Diagnosis dapat ditegakkan
dengan pemeriksaan endoskopi dan kelainan ini biasanya sembuh tanpa
komplikasi. Komplikasi berikutnya yang mungkin didapatkan adalah
aspirasi isi lambung. Aspirasi bahan muntahan dapat menyebabkan asfiksia.
Episode aspirasi ringan berulang-ulang dapat menyebabkan infeksi saluran
nafas berulang. Selain yang disebutkan diatas komplikasi lain yang dapat
terjadi adalah gagal tumbuh kembang. Muntah yang berulang-ulang dan
cukup hebat akan menyebabkan gangguan gizi oleh karena intake menjadi
sangat berkurang dan bila hal ini terjadi cukup lama. Trauma iga dan otot
abdomen yang dapat sangat serius tetapi jarang terjadi2,5.
Komplikasi Metabolik
Dehidrasi/ gangguan elektrolit dan asam-basa dapat terjadi. Muntahmuntah yang hebat dan berulang-ulang akan menyebabkan hilangnya H +
dan CI- yang manifest sebagai alkalosis metabolik, yang dapat menyebabkan
terjadinya cardiac arrest.2,5
Komplikasi Psikologis
Komplikasi ini terjadi akibat pengalaman masa lalu yang berhubungan
dengan mual muntah dan nyeri perut atau rasa terbakar pada epigastrium
yang hebat yang cenderung menimbulkan kondisi aversi di kemudian hari,
penempatan situasi serupa, atau sensitiasi berlebihan terhadap stimulus yang
seringkali tidak sama. Ini dapat mencetuskan timbulnya perilaku anoreksia
pada anak-anak, mereka memilih untuk tidak makan karena takut akan
mengalami hal yang sama seperti yang pernah dialami sebelumnya. Reaksi
tersebut diperkirakan timbul akibat stimulus pada korteks akan pengalaman
muntah sebelumnya, tetapi jaringan saraf yang turut bekerja dan bagaimana
polanya masih banyak belum diketahui secara pasti.2,5

Muntah pada anak | 17

L. Penatalaksanaan
1. Umum
a. Efek Lokal
Robekan biasanya hanya menimbulkan perdarahan kecil
sehingga tidak diperlukan suatu tindakan. Sebaliknya robekan
esofagus (sindroma Burhave) memerlukan tindakan radikal.
b. Efek Metabolik
Pada penderita muntah berulang dan berkepanjangan dapat
terjadi

gangguan

keseimbangan

cairan

dan

elektrolit

yang

memerlukan cairan dan elektrolit pengganti (Ringer laktat), kemudian


disusul dengan pemberian cairan dan elektrolit untuk rumatan

c. Aspirasi
Aspirasi isi lambung yang masif memerlukan pemberian
antibiotika dan kadang-kadang kortikosteroid. Pada inhalasi isi
lambung berupa susu dalam jumlah dikit demi sedikit dapat
menimbulkan sensitisasi terhadap protein susu sapi sehingga
menimbulkan bronkhitis alergik
d. Efek Nutrisi
Menjelaskan kepada orang tua mengenai cara-cara pembuatan
minuman/ makanan, dan teknik pemberian makanan. Dan yang tak
kalah pentingnya adalah menekankan hubungan yang harmonis antara
bayi dengan ibu dan ayah. Bila muntah terus menerus dan
diperkirakan akan menimbulkan terjadinya gangguan gizi atau

Muntah pada anak | 18

penyembuhan muntah akan berlangsung lama, kadang-kadang


diperlukan pemberian nutrisi parenteral
2. Simptomatik
Obat Antiemetik
Walaupun

tujuan

utama

penatalaksanaan

muntah

adalah

menghilangkan kausa spesifiknya, namun penatalaksanaan simptomatik


untuk mengurangi atau menghilangkan gejala muntah acapkali perlu
dilakukan terlebih dahulu. Perlu diingat bahwa pada keadaan yang akut
dan muntah yang hebat, obat anti muntah hanya bermanfaat jika obat
tersebut dapat diserap dalam jumlah yang cukup. Menghentikan
makan/minum untuk beberapa jam dapat membantu mengurangi
hebatnya muntah sehingga memungkinkan pemberian obat-obat per oral.

Tabel 3. Golongan obat antiemetik3


Antikolinergik

Hyocine, Buskopan, Holopon, Atropin

Antihistamin

Dimenhydrinate
Meclozine

(Dramamin,

(Tavegyl),

Antimo),

Promethazine

Fenotiazin

(fenergan, Avropeg)
Proklorperazine (Stemetil),

Antagonis dopamin

(Avomit), Tietilperazine maleat (Torecan)


Metoklopramid (Vomitrol), Domperidone

Meningkatkan asetilkolin
Langsung pada reseptor muskarinik

(Motilium)
Metoklopramid
Betanechol

Muntah pada anak | 19

Pervenazin

Berdasarkan pengaruhnya terhadap motilitas usus, obat yang biasa


diberikan sebagai obat simptomatik untuk muntah dapat dibagi menjadi 2
golongan:
Golongan I.
Golongan stimulan motor gastrointestinal : merupakan bahan (seringkali
neurotransmiter atau sejenis) yang meningkatkan aktifitas otot polos.
Selain merangsang motilitas juga merangsang sekresi yang tidak terbatas
pada usus saja. Contoh: Betanechol, yang pada anak hanya digunakan
pada RGE
Golongan II.
Golongan obat prokinetik : Obat ini menormalisir gangguan motilitas
otot sehingga mempunyai sifat memperbaiki koordinasi aktifitas
peristaltik. Protipe dari golongan ini adalah metoklopramide yang
mempunyai efek antagonis terhadap reseptor dopamin (antagonis
terhadap inhibisi motorik oleh dopamin) yang tidak saja terbatas pada
tingkat gastrointestinal, tetapi juga mempunyai pengaruh pada tingkat
susunan syaraf pusat sehingga dapat terjadi efek samping neurologik.
Obat golongan Domperidone (Motilium) dikatakan mempunyai efek
sama tetapi tanpa mempengaruhi susunan syaraf pusat, walaupun tidak
spesifik.
Kedua obat antagonis dompamin ini daya prokinetikya adalah dengan
cara antagonistik terhadap inhibisi motorik oleh dopamin.
Akhir-akhir ini diproduksi obat yang mempunyai daya prokinetik tanpa
efek antagonistik, mempunyai efek langsung merangsang pengeluaran
asetilkolin secara fisiologik dalam pleksus mienterikus, dan dengan
demikian mempunyai efek spesifik motorik pada tingkat usus bagian
distal.

Muntah pada anak | 20

Tabel 4. Obat-obat yang mempengaruhi motilitas usus3


Mekanisme aksi

Stimultan motilitas

Obat prokinetik

Efek langsung pada

Betanechol

---

---

Metoklopramid,

reseptor muskarinik
Antagonis reseptor
Dopamin
Meningkatkan asetilkolin

Domperidone
---

Metoklopramid, Cisaprid

Obat yang sering dipakai mengobati muntah dan gangguan motilitas


lambung:
1. Metoklopramid
Cukup efektif, cara kerja adalah blokade reseptor dopamine di CTZ
(chemo receptive trigger zone), sehingga dapat mengontrol baik nause
maupun muntah secara sentral. Perlu diingat, obat ini dapat menyebabkan
reaksi distonia dan diskinetik serta krisis okulogirik
2. Domperidone
Dapat dikatakan lebih aman. Cara kerja blokade dopamin reseptor baik di
CTZ, maupun di usus. Dapat diberikan per oral atau supositoria.
Bioavalibity rendah sebab cepat mengalami metabolisme di dinding usus
dan hati, dan hanya sedikit masuk kedalam otak.
Untuk mencegah nausea dan muntah pada pengobatan sitostatika, dosis
per oral 1 mg/kg bb/hari (lebih efektif dari metoklopramid 0,5 mg/kg
bb/hari). Dosis pada anak-anak 0,2-0,4 mg/kg bb/hari per oral, interval 48 jam.
3. Cisapride

Muntah pada anak | 21

Obat prokinetik yang baru, meningkatkan pengeluaran asetilkoholin


secara fisiologis yang selektif pada tingkat post ganglionik dari syaraf
pada pleksus mienterikus. Tidak mempunyai sifat blokade pada reseptor
dopamin, tetapi meningkatkan peristaltik gastroduodenal. Pada anak juga
efektif untuk mencegah refluks dan memperbaiki klerens dari refluks
material di esofagus. Dosis 0,2-0,4 mg/kg bb/hari.
4. Betanekhol
Suatu kholinester dengan cara kerja selektif pada muskarinik reseptor,
efek kerjanya cukup panjang. Pada anak-anak dipakai untuk terapi RGE,
dosis 0,6 mg/kg bb/hari, dibagi 3 dosis, per oral atau 0,15-0,2 mg/kg
bb/hari sub kutan8,9.
Pencegahan dan pendidikan
1. Anak diistirahatkan (sebaiknya di tempat tidur) sampai merasa lebih enak
2. Minuman diberikan dengan menggunakan sendok, sedikit demi sedikit
yang dinaikkan secara bertahap setiap 15 menit
3. Dapat diberikan minuman manis seperti jus (kecuali jeruk dan anggur
karena terlalu asam), sirup, atau madu (umur di atas 1 tahun)
4. Hindarkan makanan padat selama 6 jam
5. Berikan rasa nyaman (turunkan suhu tubuh)
6. Hindarkan aktivitas berlebihan setelah makan8,9.
M. Prognosis
Pasien dengan

gejala

muntah

tergantung

pada

derajat

dehidrasi

dan penatalaksanaan dehidrasi, etiologi penyakit yang menyebabkan muntah,


serta komplikasi yang terjadi dari muntah itu sendiri8.

Muntah pada anak | 22

BAB III
KESIMPULAN

Muntah merupakan pengeluaran isi lambung/esofagus dengan paksa. Usaha


mengeluarkan isi lambung akan terlihat sebagai kontraksi otot dinding perut.
Muntah harus dibedakan dari posseting,ruminasi, regurgitasi dan refluks
gastroesofageal.
Muntah dapat dikatakan salah satu dari mekanisme pertahanan tubuh yang
mengindentifikasi dan berupaya mengeluarkan agen yang merugikan yang telah
tertelan. Meskipun muntah terkesan hal yang sederhana tetapi gejala ini dapat
mengartikan begitu banyak kemungkinan penyebab yang mendasarinya mulai dari
keadaan yang ringan dan masih dalam batas normal, tetapi juga mungkin
merupakan keadaan yang serius. Muntah yang berkepanjangan dan berulang pada
anak akan menimbulkan keadaan yang lebih buruk dan apabila tidak ditangani
dengan adekuat akan menyebabkan komplikasi yang berat. Pengenalan dan
pendekatan diagnosis sangat diperlukan.
Diharapkan melalui referat ini, muntah sebagai suatu gejala klinis dapat
lebih dikenali dengan pendekatan diagnostik yang benar dengan tujuan mencari
etiologi yang tepat agar dapat segera ditangani.

Muntah pada anak | 23

DAFTAR PUSTAKA
1. Ismail R dan Wahyu H. Muntah Pada Anak. Dalam: Suharyo, ed.
Gastroenterologi Anak Praktis. 1988. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal.
109-115.
2. Markum AH, Ismael S, Alatas H. Muntah Pada Bayi. Dalam: Buku Ajar
Ilmu Kesehatan Anak. 1985. Jakarta: Infomedika. Hal. 311.
3. Suraatmaja, Sudaryat. Gastroenterologi Anak. 2005. Jakarta: Sagung Seto.
Hal. 155-169.
4. Putra, Deddy S. Muntah Pada Anak. Diunduh dari: www.drdeddy.com/artikel-kesehatan/4-muntah-pada-anak.pdf.

Diakses

pada

tanggal 11 Oktober 2010.


5. Sudarmo, Subijanto M. Penatalaksanaan Muntah pada Bayi dan Anak.
Diunduh dari: www.pediatrik.com/buletin/20060220-hw0gpy-buletin.pdf.
Diakses pada tanggal 11 Oktober 2010.
6. Ravelli, Alberto. Recurrent Vomiting. Dalam: Guandalini, Stefano ed.
Essential Pediatric Gastroenterology, Hepatology, and Nutrition. 2005.
USA: McGraw-Hill Medical Publishing. Hal. 3-14.
7. Laney, Wayne. The Gastrointestinal Tract & Liver. Dalam: Rudolph,
Abraham ed. Rudolphs Fundamentals of Pediatrics. 2002. USA:
McGraw-Hill Medical Publishing. Hal. 466-472.
8. Sondheimer, Judith. Vomiting. Dalam: Walker, Allan ed. Pediatrics
Gastrointestinal Disease. 2004. USA: BC Decker. Hal. 203-209.
9. Rahajoe, N. Nastiti dkk. Respirologi Anak, IDAI, Jakarta, 2008.
Muntah pada anak | 24

Anda mungkin juga menyukai