Anda di halaman 1dari 4

5 F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan / kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan

melalui Feses.
Fesedanmuntahpadapenderita dapat menularkan kuman salmonella thypi kepada orang
lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan hinggap
dimakanan yang akan dimakan oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang
memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar
kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman
masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan
sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam
jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-
sel retikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam
sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan
kandung empedu.

1. Gejala thypoid

Gejala klinis demam tifoidpada anak bisanya lebih ringan jika dibandingkandengan
penderita dewasa. Masa tunas rata-rata 10-20 hari. Yang tersingkat4 hari jikainfeksiterjadi
melalui makanan, sedangkan yang terlama sampai 30 hari jika infeksimelalui minuman.
Selama masa inkubasi mungkin di temukan gejala prodromal, yaituperasaan tidak enak
badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat.
Kemudiaan muncul gejala klinis yang biasanya ditemukan, yaitu :
1. Demam
Pada kasus-kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu. Bersifat febrisremiten dan suhu
tidak berapa tinggi. Selama minggu pertama, suhu tubuhberangsur-angsur meningkat setiap
hari, biasanya menurun setiap pagi hari danmeningkat pada sore dan malam hari. Dalam
minggu ketiga suhu badanberangsur-angsur turundan normal kembali pada akhir minggu
ketiga.
2.Gangguan pada saluran pencernaan
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap. Bibir kering dan pecah-pecah.Lidah ditutupi
selaput putih kotor (coated tangue), ujung dan tepinya kemerehan,jarang disertai tremor. Pada
abdomen mungkin ditemukan keadaan perut kembung(meteorismus). Hati dan limpa
membesar disertai nyeri pada perabaan.
3. Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran penderita menurun walaupun tidak berapa dalam, yaitu
apatis sampai somnolen. Jarang terjadi spoor, koma atau gelisah.
Roseola lebih sering terjadi pada akhir minggu pertama dan awal minggukedua.
Merupakan sutu nodul kecil sedikit menonjol dengan diameter 2-4 mm,berwarna merah pucat
serta hilang pada penekanan. Reseola ini merupakan embolikuman, dimana didalamnya
mengandung kuman Salmonella tyhosa dan terutamadidapatkan di daerah perut, dada,
kadang-kadang di pantat maupun bagian fleksor danlengan atas. Kadang-kadang ditemukan
bradikardia pada anak besar dan mungkinpula ditemukan epistaksis.
Pada tipe congenital, kuman dapat ditemukan pada darah, hati, limfa sertakelainan
patologis pada usus tidak didapatkan, hal ini menjelaskan bahwa pada tifoidcongenital
penularannya lewat darah dan secara cepat menimbulkan gejala-gejalatifoid seperti pada
janin. Demam tifoid pada anak dibawah usia 3 tahun jarangdilaporkan, bila terjadi biasanya
gambaran klinisnya berbeda dengan anak yang lebihbesar. Kejadiannya sering mendadak
disertai panas tinggi, muntah-muntah, kejang-kejang dan tanda-tanda rangsang meningen.
Pada pemeriksaan darah, terlihatlekositosis (20.000-25.000/mm), limpa sering teraba pada
pemeriksaan fisik.Perjalanan penyakit lebih pendek, lebih variasi, sering tidak melebihi 2
minggudengan angka kematian yang tinggi (12,5%). Diagnosis ditegakkan
denganditemukannya kuman Salamonella typhii dalam darah dan feces. Reaksi widal
akanmengukur antibody terhadap kuman tifoid. Pada awal terjadinya penyakit, widal
akanpositif dan dalam perkembangan selanjutnya misalnya 1-2 minggu kemudian
akansemakin meningkat mesti demam tifoid telah diobati. Hasil test widal dianggap
positifapabila titer antibodi O = 1/200 atau lebih, atau apabila terdapat peningkatan titer 4kali
pada pemeriksaan serum sepasang.
Pada demam tifoid sering disertai anemia dari yang ringan sampai sedangdengan
peningkatan laju endap darah, gambaran eritrositnya normokrom normositer,diduga oleh
karena efek toksin supresi sumsum tulang atau perdarahan usus. Tidakselalu ditemukan
lekopeni, sering lekosit dalam batas-batas normal dan dapat pulalekositosis terutama bila
disertaikomlikasi yang lain. Jumlah trombosit menurun,gambaran hitung jenis didapatkan
limfositosis relative, aneosinodilia, dapat shift tothe left atau shift to the right tergantung dari
perjalanan penyakit.
Umumnya prognosa tifus abdominalis pada anak baik, asal penderita epatberobat.
Mortalitas pada penderita yang dirawat adalah 6%. Prognosis menjadikurang baik atau buruk
jika terdapat gejala klinik yang berat seperti :
1.Panas tinggi (hiperpireksia) atau febris kontinua
2.Kesadaran menurun sekali (stupor), koma atau delirium
3.Terdapat komlikasi yang berat misalnya dehidrasi dan asidosis, peritonitis,
bronkopneumonia dan lain-lain
4.Keadaan gizi penderita buruk (malnutrisi energi protein)
2. Komlikasi
Dapat terjadi pada :
1. Usus halus
a. Perdarahan usus. Bila sedikit hanya ditemukan jika dilakukan pemeriksaantinja dengan
benzidin. Bila perdarahan banyak terjadi melena dan bila beratdapat disertai perasaan nyeri
perut dengan tanda-tanda renjatan.
b. Perforasi usus. Timbul biasanya pada minggu ketiga atau setelah itu danterjadi pada bagian
distal ileum. Perforasi yang tidak disertai peritonitis hanyadapat ditemukan bila terdapat
udara di ronggan peritoneum, yaitu pekak hatimenghilang dan terdapat udara diantara hati
dan diafrkma pada foto roentgenabdomen yang dibuat dalam keadaan tegak.
c. Peritonitis. Biasanya menyertai perforasi tetapi dapat terjadi tanpa perforasiusus. Ditemukan
gejala abdomen akut yaitu nyeri perut yang hebat, dindingabdomen tegang (defence
muskulair) dan nyeri pada tekanan.
2. 2.Komlikasi di luar usus
3. Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis (bakteremia) yaitu meningitis,kolesistitis,
ensefelopati dan lain-lain. Terjadi karean infeksi sekunder, yaitubronkopneumonia.
4.Pencegahan thipoid.
1. Cuci tangan dengan air hangat dan sabun setelah melakukan BAB/BAK. Sebelum makan
ataupun sebelum menyediakan makanan.
2. Cuci sayuran dan buah sebelum di makan.
3. Sebelum dipakai cuci peralatan makan dan minum.

5.Penatalaksanaan :

1. Perawatan

o Pasien diistirahatkan 7 hari sampai demam turun atau 14 hari untuk mencegah
komplikasi perdarahan usus.

o Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi bila
ada komplikasi perdarahan.
2. Diet

o Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein.

o Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.

o Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.

o Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7
hari.

3. Pengobatan

1. Klorampenikol
2. Tiampenikol
3. Kotrimoxazol
4. Amoxilin dan ampicillin

Anda mungkin juga menyukai