Anda di halaman 1dari 24

TYPHUS ABDOMINALIS

Dr.H.Tatang.A.Hidayat.SpA.
SMF Anak RSU Mataram

DEFINISI :
Typhus abdominalis (Typhoid fever,
Enteric fever) ialah penyakit infeksi
akut yang biasanya terdapat pada
saluran pencernaan dengan gejala
demam lebih dari satu minggu,
gangguan pada saluran pencernaan
dan gangguan kesadaran.

ETIOLOGI :

Salmonella typhosa, basil gram negatip,


bergerak dengan rambut getar, tidak
berspora.
Mempunyai 3 macam antigen, yaitu :
- Antigen O ( somatik, terdiri dari zat kom plex lipopolysaccharida ).
- Antigen H ( flagella ).
- Antigen Vi.

EPIDEMIOLOGI :

Di Indonesia terdapat dalam keadaan


endemik.
Penderita anak yang ditemukan biasanya
diatas 1 tahun.
80 % penderita berumur > 5 tahun.

PATOGENESIS :
Makanan/minuman yang mengandung
kuman masuk kedalam saluran
pencernaan, kuman diserap di usus halus
(Ileum). Melalui pembuluh limfe masuk
kedalam peredaran darah, sampai di
organ-organ terutama hati dan limpa.
Kuman yang tidak dihancurkan,
berkembang biak dalam hati dan limpa
yang menjadi besar disertai nyeri pada
perabaan.

Kemudian kuman masuk kembali kedalam darah


(bakteriemia) dan menyebar keseluruh tubuh
terutama kedalam kelenjar limfoid usus halus,
menimbulkan tukak berbentuk lonjong pada
mucosa diatas plaques Peyer.Tukak tersebut
dapat mengakibatkan perdarahan dan perforasi
usus. Gejala demam disebabkan oleh
endotoksin, sedangkan gejala pada
sal.pencernaan disebabkan kelainan pada usus.

PATOGENESIS :

KUMAN ( DIDALAM MAKANAN/MINUMAN)


SALURAN CERNA (USUS HALUS)
PEMBULUH LIMFE
PEREDARAN DARAH
HATI/SAL.EMPEDU
ORGAN

DARAH
LIMPA
SELURUH

TUBUH
ULCUS /TUKAK
USUS

KEL.LIMFOID

GEJALA KLINIK :

Pada anak lebih ringan dibandingkan


dewasa.
Masa tunas rata-rata 10-20 hari (tersingkat 4
hari bila infeksi melalui makanan , terlama
30 hari bila infeksi melalui minuman).
Selama masa inkubasi mungkin ditemukan
gejala prodromal, yaitu : perasaan tidak
enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan
tidak bersemangat.

GEJALA KLINIK ( lanjutan ) :

Gejala klinik yg biasa ditemukan :


1. Demam.
2. Gangguan saluran pencernaan.
3. Gangguan kesadaran.

Gejala klinik ( lanjutan ) :


1. Demam

- Demam berlangsung 2 - 3 minggu.


- Bersifat febris remitens dan suhu tidak terlalu
tinggi.
- Pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur
meningkat setiap hari, biasanya menurun pada pagi
hari meningkat lagi pada sore dan malam hari.
- Minggu kedua penderita terus berada dalam keadaan
demam.
- Minggu ketiga, suhu badan berangsur-angsur turun
dan normal kembali pada ahir minggu ketiga.

2. Gangguan pada saluran pencernaan :


Pada mulut : nafas berbau tidak
sedap, bibir kering dan pecah-pecah,
lidah ditutupi selaput putih kotor,
ujung dan tepinya kemerahan.
Pada abdomen : mungkin ditemukan
keadaan perut kembung. Hati dan
limpa membesar disertai nyeri pada
perabaan.Defekasi biasanya
konstipasi, akan tetapi mungkin
normal bahkan diare.

3. Gangguan kesadaran :
Kesadaran menurun, apati sampai somnolen.
Jarang terjadi sopor, coma atau gelisah.
Gejala lain yg mungkin ditemukan :
- roseola ( bintik2 merah karena emboli basil
dalam kapiler kulit ). Biasanya ditemukan
minggu pertama demam,kadang-kadang
ditemukan bradycardia relative.

RELAPSE :
Berulangnya gejala penyakit tetapi berlangsung
lebih ringan dan lebih singkat.
Terjadi minggu kedua setelah suhu badan normal.
Terjadi o.k terdapatnya kuman dalam organ-organ
yang tidak dapat dimusnahkan oleh zat anti. Atau
mungkin pd waktu penyembuhan tukak terjadi
invasi kuman bersamaan dengan pembentukan
jaringan-jaringan fibroblast.

KOMPLIKASI :
A. Pada Usus halus :
1. Perdarahan usus.
2. Perforasi usus.
3. Peritonitis.
B. Diluar Usus :
1. Meningitis.
2. Cholecystitis.
3. Bronchopneumoni.

WORKING DIAGNOSIS :
1. Pemeriksaan yang menyokong diagnosis :
a. Pemeriksaan darah tepi :
- Leukopenia, limfositosis relatif dan eosinofilia pada
permulaan sakit.
- Anemia dan trombositopenia ringan.
b. Pemeriksaan sumsum tulang :
- Dapat digunakan untuk penyokong diagnosis,tapi
bukan pemeriksaan rutin.
- Gambaran sumsum tulang : RES hiperaktif,dengan
adanya sel makrofag, sel hemopoetik,granulopoe tik,erithro poetik dan trombopoetik berkurang.

2. Pemeriksaan laboratorium untuk diagnosa


a. Biakan :
- Pada minggu pertama kuman dapat ditemukan
dalam darah, pada minggu selanjutnya dalam
urine dan faeces.
b. Pemeriksaan Widal :
- Reaksi aglutinasi yang terjadi bila serum penderita
dicampur dengan suspensi antigen Salmonella
typhosa.Reaksi positip bila terjadi aglutinasi.

Pemeriksaan laboratorium ( lanjutan ) :

- Untuk diagnosis yang diperlukan ialah titer zat anti


terhadap antigen O. Titer 1/200 atau lebih dan/atau
menunjukan kenaikan yang progresif digunakan untuk membuat diagnosis.
- Titer terhadap antigen H tidak diperlukan untuk diag
nosis karena dapat tetap tinggi setelah penderita
mendapat immunisasi atau bila penderita telah lama
sembuh.

DIFERENSIAL DIAGNOSA :
Demam lebih dari 1 minggu yang belum jelas penye
babnya,selain kemungkinan Typhus abdominalis
pertimbangkan.
Paratyphoid A, B, C
Influenza.
Malaria
Tuberculosis milier.
Dengue.
Pneumonia lobaris.

PENGOBATAN :
1. Isolasi penderita dan desinfeksi pakaian & ekskreta.
2. Perawatan yg baik untuk menghindari komplikasi.
3. Istirahat : selama demam sampai 2 mg normal kem
bali.
4. Diit : Makanan mengandung cukup cairan,kalori dan
tinggi protein. Makanan tidak boleh mengan dung banyak serat, tidak merangsang dan
tidak banyak menimbulkan banyak gas.

PENGOBATAN ( LANJUTAN ) :
Obat : - Chloramphenicol ( drug of choice ) :
dosis : 100 mg/kg bb/hari selama 10 14 hari
oral / injeksi.
- Amoxycillin :
dosis : 100 mg/kg bb/hari selama 21 hari.
- Trimetroprim Sulfamethoxazole :
dosis : 8 mg TMP /kg bb/hari dibagi 2 dosis
selama 14 hari.

PROGNOSIS :

Baik, apabila anak cepat berobat.


Kurang baik / buruk bila terdapat gejala klinik
berat : - Panas tinggi atau febris continua.
- Kesadaran menurun sekali : sopor,
coma atau gelisah.
- terdapat komplikasi berat : dehidrasi,
asidosis, peritonitis, bronchopneumo
nia.
- Gizi buruk.

Anda mungkin juga menyukai