Abstrak : Satu dari berbagai komponen penting untuk mencapai tujuan pendidikan adalah
ketepatan menentukan metode. Sebab dengan metode yang tepat, materi pendidikan dapat
diterima dengan baik. Dalam pendidikan Islam, perlu dipergunakan metode pendidikan yang
dapat melakukan pendekatan menyeluruh terhadap manusia, meliputi dimensi jasmani dan
rohani (lahiriah dan batiniah), walaupun tidak ada satu jenis metode pendidikan yang paling
sesuai mencapai tujuan dengan semua keadaan. Makalah ini akan menyajikan hadishadis
Nabi SAW tentang metode pendidikan, berdasarkan Al-Qur’an dan hadits Rasulullah SAW.
Al-dalam al-qur’an dan Hadis-hadis yang berimplikasikan pada metode pendidikan di
antaranya terdiri dari; metode ceramah,metode diskusi,metode demostrasi,metode
cerita,metode nasihat dan metode targhib dan tarhib.
A. Pendahuluan
Jika dilihat dari segi agama maka pendidikan sangat perlu dikaitkan kepada sumber
ajaran islam yakni alquran dan hadis.Apabila pendidikan dikaitkan dgn alquran dan hadis
maka akan memiliki potensi untuk menciptakan siswa-siswa yg cerdas dan memiliki jiwa
religius serta berakhlak yg baik . Alquran dan hadis merupakan dua komponen yg saling
terkait satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan karena kedua komponen tersebut saling
menyempurnakan satu sama lainnya dan memilik keterkaitan yg sangat erat.Di dalam kedua
komponen tersebut berisi berbagai ajaran agama yg dapat memberikan pencerahan pada hati
dan pikiran.Tidak heran jika pendidikan dibarengi dgn alquran dan hadis akan dapat
membuat dampak yg sangat positif bagi seorang siswa.
Istilah metode pnedidikan berasal dari dua kata “metode” dan “Pendidikan”. Secara
etimologis, metode diambil dari bahasa Yunani, metha yang maknanya lewat atau melalui,
serta hodos yang maknanya cara, jalan. Metode ialah sebuah cara, jalan yang mesti dilalui
dalam rangka mencapai sasaran. Dalam bahsa inggris dikenal dengan tern method dan way
yang artinya metode atau cara. Sedangkan dalam bahsa arab di sebut dengan thariqah yang
berarti Langkah atau strategi untuk melakukan pekerjaan
Istila Pendidikan dalam Bahasa Indonesia berasal dari kata “didik” dengan memberi
awalannya “pe” dan akhiran “kan” mengandung arti “perbuatan”. Istilah Pendidikan berasal
dari Bahasa Yunani, yaitu “paedagogie”, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada
anak, istilah ini kemudian diterjemahkan kedalam Bahasa inggris dengan “educatioan” yang
berate pengembangan atau bimbingan. Dalam kamus nahsa Indonesia kata didik berarti “
pelihara atau Latihan”
Dalam hal Pendidikan banyak para ahli mendefenisikan arti Pendidikan tersebut,di
antaranya UU tentang system Pendidikan nasional , bahwa pendidkan adalah usaha sadar dan
terencana untuk memwujudkan suasana dan proses pembelajran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untung mengembangkan kekuatan spiritual keagamaan
, pengendalian diri,,kecerdasan ,ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinnya,masyralat, bangsa dan negara.
Sebagaimana yang dikutip oleh Hasan Basri, bahwa pendidikan menurut Muhaimin
adalah aktivitas atau upaya yang dasar dan terencana, dirancang untuk membantu seseorang
mengembangkan pandangan hidup, Menurut Ahmad D. Marimba sebagaimana yang dikutip
oleh Tatang S, mengartikan bahwa pendidikan adalah bimbingan jasmani dan rohani untuk
membentuk kepribadian utama, membimbing keterampilan jasmaniah, dan rohaniah sebagai
perilaku konkret yang memberi manfaat pada kehidupan siswa di masyarakat. Menurut
W.J.S. Poerwadarminta, pendidikan berarti proses perubahan sikap dan tingkah laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan latihan. Sejalan dengan pendapat di atas, menurut John Dewey sebagaimana
dikutip oleh Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan merupakan proses
pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir atau daya
intelektual maupun daya emosional atau perasaan yang diarahkan pada tabiat manusia dan
sesamanya. Menurut Carter V. Good dalam bukunya Hasbullah menjelaskan pendidikan
ialah:
3. education; proses perkembangan pribadi; proses sosial; profesional courses; seni untuk
membuat dan memahami ilmu pengetahuan yang tersusun yang diwarisi atau dikembangkan
generasi bangsa.
Metode pendidikan merupakan sarana atau jalan menuju tujuan pendidikan, sehingga
jalan yang ditempuh oleh seorang pendidik haruslah mengacu pada dasar-dasar metode
pendidikan tersebut. Dalam konteks ini, metode pendidikan tidak terlepas dari dasar agama,
dasar biologis, dasar psikologis, dan dasar sosiologis.
1. Dasar Agama
Agama merupakan salah satu dasar metode pendidikan dan pengajaran. Al-Qur‟an
dan Hadits tidak bisa dilepaskan daripelaksanaan metode pendidikan. Dalam
kedudukannya sebagai dasar ajaran Islam, maka dengan sendirinya metode pendidikan
harus merujuk pada kedua sumber tersebut. Sehingga segala penggunaan dan
pelaksanaan metode pendidikan tidak menyimpang dari kedua sumber pendidikan
tersebut. Dapat dikatakan bahwa metode pendidikan berdasarkan pada agama Islam yang
menjadi sumber ajarannya adalah Al-Qur‟an dan Hadits. Al-Qur‟an ialah firman Allah
berupa wahyu yang disampaikan oleh Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Di dalamnya
terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek
kehidupan melalui ijtihad. Oleh karena itu, sudah barang tentu dasar pendidikan sebagai
bagian dari aspek kehidupan manusia adalah bersumber kepada Al-Qur‟an. Setelah Al-
Qur‟an, dasar pendidikan juga menjadikan Sunnah (yang disebut juga Hadits) sebagai
sumber pendidikan. Karena pada zaman Nabi para sahabat selalu bertanya kepada Nabi
tentang segala hal yang tidak terdapat dalam Al-Qur‟an, dan menjadikannya sebagai
landasan berfikir mereka.
2. Dasar Biologis
3. Dasar Psikologis
Metode pendidikan baru dapat diterapkan secara efektif, bila didasarkan pada
perkembangan dan kondisi psikologis peserta didik. Sebab perkembangan dan kondisi
psikologis peserta didik memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap internalisasi
nilai dan internalisasi ilmu.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam menggunakan
metode pendidikan seorang pendidik disamping memperhatikan kondisi jasmani peserta
didik juga perlu memperhatikan kondisi jiwa atau rohaninya, sebab manusia pada
hakikatnya terdiri dari dua unsur, yaitu jasmani dan rohani, yang kedua-duanya
merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisah-pisahkan. Kondisi psikologis yang
menjadi dasar dalam metode pendidikan berupa sejumlah kekuatan psikologis peserta
didik termasuk motivasi, emosi, minat, sikap, keinginan, kesediaan, bakat-bakat, dan
kecakapan akal (intelektualnya). Sehingga seorang pendidik dituntut untuk
mengembangkan potensi psikologis, yang ada pada peserta didik.
4. Dasar Sosiologis
Interaksi yang terjadi antara sesama peserta didik dan interaksi antara pendidik dan
peserta didik, merupakan interaksi timbal balik yang kedua belah pihak akan saling
memberikan dampak positif pada keduanya. Interaksi pendidikan yang terjadi dalam
masyarakat juga justru memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan
peserta didik. Dan diharapkan pula agar pendidikmampu mengembangkan dan
mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut kepada peserta didik dengan memperhatikan
perkembangan kebudayaan dan peradaban yang muncul. Sehingga proses pembelajaran
yang terjadi dapat menginternalisasikan nilai dan nilai tersebut aplikatif dalam kehidupan
peserta didik selanjutnya.Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa dasar penggunaan
sebuah metode pendidikan salah satunya adalah dasar sosiologis, baik dalam interaksi
yang terjadi antara peserta didik dengan peserta didik, pendidik dengan peserta didik,
pendidik dengan masyarakat, dan peserta didik dengan masyarakat bahkan diantara
mereka semua dengan pemerintah. Dengan dasar di atas, seorang pendidik dalam
menginternalisasikan nilai yang sudah ada dalam masyarakat (social value) diharapkan
dapat menggunakan metode pendidikan yang tepat agar proses pembelajaran tidak
menyimpang jauh dari tujuan pendidikan Islam itu sendiri.
Sebagai ummat yang telah dianugerahi Allah Kitab Alquran dan hadist yang lengkap dengan
petunjuk yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan bersifat universal. sebaiknya
menggunakan metode mengajar dalam pendidikan yang prinsip dasarnya dari Alquran dan
Hadits.
1. Metode ceramah
Metode ceramah adalah cara penyampaian inforemasi melalui penuturan secara lisan oleh
pendidik kepada peserta didik. Prinsip dasar metode ini terdapat di dalam Alquran:
ٰٓل
َفَلَّم ٓا َاْنٰج ىُهْم ِاَذ ا ُهْم َيْبُغ ْو َن ِفى اَاْلْر ِض ِبَغْيِر اْلَح ِّقۗ ٰٓيَاُّيَها الَّناُس ِاَّنَم ا َبْغ ُيُك ْم َع ى َاْنُفِس ُك ْم َّم َتاَع اْلَح ٰي وِة الُّد ْنَيۖا ُثَّم ِاَلْيَنا َم ْر ِج ُع ُك ْم َفُنَنِّبُئُك ْم ِبَم ا ُكْنُتْم
َتْع َم ُلْو َن
Sejak zaman Rasulullah, metode ceramah merupakan cara yang pertama dan paling sering
digunakan oleh Rasulullah SAW dalam menyampaikan wahyu kepada umat. Karakteristik
yang menonjol dari metode ceramah adalah peranan guru tampak lebih dominan.sementara
itu, siswa lebih banyak pasif dan menerima apa yang disampaikan oleh guru
2. Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian/ penyampaian bahan pelajaran dimana
pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik/ membicarakan dan menganalisis
secara ilmiyah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai
alternative pemecahan atas sesuatu masalah. Abdurrahman Anahlawi menyebut metode ini
dengan sebutan hiwar (dialog).
Pengertian lain dari metode diskusi adalah tanya jawab yaitu cara penyajian pelajaran
dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada murid atau dapat
juga dari murid kepada guru. Berkaitan dengan ini, terdapat Hadits yang artinya:
“Abu Hurairah meriwayatkan bahwa seorang laki-laki datang kepada Rasulullah lalu
bertanya,“Ya Rasulullah, siapa orang yang paling berhak mendapat perlakuan baikku?”
Rasulullah menjawab, “ Ibumu.” Laki-laki itu bertanya lagi, “Siapa lagi?”Rasulullah
menjawab, “Ibumu.” lakilaki itu bertanya lagi, “Kemudian siapa lagi?” Rasulullah menjawab,
“Ibumu.” Laki-laki itu berkata lagi (untuk kali yang keempat), Kemudian siapa lagi?”
Rasulullah menjawab, “Ayahmu.”
“Mu’adz bin Jabal meriwayatkan bahwa Nabi bersabda, “Apakah kamu tahu, apa hak
Allah terhadap hamba-nya?” Mu’adz menjawab, “Allah dan Rasulnya yang lebih tahu”
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya hak Allah terhadap hambanya adalah hamba yang
menyembahnya dan tidak mempersekutukan-nya dengan suatu apapun. kemudian Rasulullah
berjalan sesaat lalu berkata, “Hai, Mu’adz bin Jabal.” Saya menjawab, “Saya selalu siap
untuk kau, ya Rasulullah” Beliaubertanya, “Apakah kamu tahu hak hamba terhadap Allah
Apabila mereka melakukan itu (menyembahnya dan tidak mempersekutukan-nya dengan
suatu apapun)” saya menjawab, “Allah dan Rasulnya yang lebih tahu.” Beliau bersabda,
“Tidak mengazab mereka.”
Kedua hadits diatas memuat informasi bahwa Rasulullah dalam mendidik atau mengajar
beliau menggunakan metode dialog atau memberikan kesempatan kepada para sahabat untuk
berpendapat. Dialog ada yang diawali dengan pertanyaan sahabat kepada Nabi dan ada pula
yang diawali dengan pertanyaan beliau kepada sahabat. Metode dialog atau hiwar yang sudah
digunakan oleh Rasulullah sejak 14 abad yang lalu ternyata masih relevan dan diakui oleh
pakar pendidikan modern.
Berkenaan dengan metode ini ditemukan banyak Hadits. Salah satu contoh dapat dilihat
dalam pengajaran kaifiyahshalat, kedisiplinan waktu dalam menegakkan halat, dan
membentuk ketekunan beribadah.
Berikut salah satu Hadits yang berbicara tentang demonstrasi yang artinya: “A i s ya h b e
r k a t a , R a s u l u l l a h SAW. memulaiShalat dengan takbir dan memulai bacaan
dengan alhamdulillahirabbilalamin. Apabila ruku’ beliau tidak mendongakkan
kepalanya dan tidak (pula) menundukkannya, tetapi di antara itu. Apabila bangkit dari
ruku’ beliau tidak sujud sebelum berdiri betul-betul lurus. Apabila mengangkat
kepalanya dari sujud, Beliau tidak sujud lagi hingga duduk betul-betul. Beliau membaca
tahiyat di tiap-tiap dua rakaat, membentangkan kaki kirinya Dan mendirikan kaki kanan.
Beliau melakukan uqbah asy-syaitan (Cara duduk setan, yaitu menghamparkan dua
tapak kaki dan duduk di atas dua tumitnya) dan melarang seorang membentangkan dua
lengannya (di tanah/lantai) sebagai bentangan binatang buas. Selanjutnya, beliau
mengakhiri shalatnya dengan salam.”
4. Metode cerita
Metode cerita adalah metode yang dilakukan dengan menceritakan peristiwa penting
bersejarah yang memuat nilai-nilai moral, agama, sosial, budaya dan sebagainya.Baik itu
mengenai kisah-kisah yangbaik maupun yang buruk. Metode ini mengandung arti
menceritakan secara kronologis tentang terjadinya satu hal yang menuturkan perbuatan,
pengalaman atau penderitaan orang lain.
Berkaitan dengan metode cerita ini ada Hadits yang artinya sebagai berikut:
“DariAbu Hurairah RA, ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda “ketika
seorang lelaki sedang berjalan tiba-tiba ia merasa sangat haus sekali, kemudian ia
menemukan sumur lalu ia masuk kedalamnya dan minum, setelah keluar dari sumur tiba-
tiba datanglah seekor anjing menjulurkan lidahnya dan menjilati tanah karena sangat
haus, lelaku itu berkata: anjing itu sangat haus sebagaimana aku, kemudian ia masuk
kembali ke sumur dan memenuhi sepatunya dengan air kemudian hasu lagi sambil
menggit sepatunya ia memberi minum anjing yang kehausan tersebut lalu allah
bersyukur kepadanya dan mengampuninya, sahabat bertanya wahai Rasulullah, apakah
mendapat pahala karena kita menolong hewan? Rasululllah menjawabdisetiap orang
yang memiliki limpa basah ada ganjarannya.”
5. Metode nasihat
Metode nasihat adalah metode lain yang penting dalam pendidikan, pembentukan
keimanan, mempersiapkan moral, spiritual, dan sosial anak, adalah pendidikan dengan
pemberian nasihat. Sebab nasihat ini dapat membukakan mata anak-anaktentang hakikat
sesuatu dan mendorongnya menuju situasi luhur, menghiasinya dengan akhlak yang
mulia, serta membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam”.
Metode yang digunakan oleh pendidik dalam proses pendidikan dengan cara memberi
nasihat-nasihat yang baik dan dapat digugu atau dipercaya, sehingga dapat dijadikan
sebagai pedoman oleh peserta didik untuk bekal kehidupan sehari-hari.
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-
orang yang beriman dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-
menasihati menetapi kesabaran.” (QS. Al-„Aṣhr [103]: 1-3)
ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ِاْن َتَّتُقوا َهّٰللا َيْج َع ْل َّلُك ْم ُفْر َقاًنا َّوُيَك ِّفْر َع ْنُك ْم َس ِّيٰا ِتُك ْم َو َيْغ ِفْر َلُك ْۗم َو ُهّٰللا ُذ و اْلَفْض ِل اْلَعِظ ْيِم
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya dia akan
memberikanmu furqan dan menghapus kesalahan-kesalahanmu serta mengampuni
dosamu, dan Allah mempunyai karunia yang besar.”
َيْح ِلُفْو َن ِباِهّٰلل َم ا َقاُلْو اۗ َو َلَقْد َقاُلْو ا َك ِلَم َة اْلُك ْفِر َو َكَفُرْو ا َبْع َد ِاْساَل ِم ِهْم َو َهُّم ْو ا ِبَم ا َلْم َيَناُلْو ۚا َوَم ا َنَقُم ْٓو ا ِآاَّل َاْن َاْغ ٰن ىُهُم ُهّٰللا َو َرُسْو ُلٗه ِم ْن َفْض ِلٖه ۚ َفِاْن
َّيُتْو ُبْو ا َيُك َخ ْيًرا َّلُهْم ۚ َوِاْن َّيَتَو َّلْو ا ُيَع ِّذ ْبُهُم ُهّٰللا َع َذ اًبا َاِلْيًم ا ِفى الُّد ْنَيا َو اٰاْل ِخ َرِةۚ َوَم ا َلُهْم ِفى اَاْلْر ِض ِم ْن َّو ِلٍّي َّو اَل َنِص ْيٍر
“Mereka orang-orang munafik itu bersumpah dengan nama Allah, bahwa mereka
tidak mengatakan (sesuatu yang menyakitimu). Sesungguhnya mereka telah
mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir sesudah Islam dan
mengingini apa yang mereka tidak mencapainya; dan mereka tidak mencela Allah dan
Rasul-Nya, kecuali karena Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada
mereka. Maka jika mereka bertaubat, itu adalah lebih baik bagi mereka, dan jika mereka
berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan
akhirat; dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pelindung dan tidak (pula) penolong di
muka bumi”
Metode ini sesuai dengan kejiwaan manusia, bahwa manusia menyukai kesenangan
dan kebahagiaan, dan ia membenci kesengsaraan dan kekurangan. Guru harus bisa
meyakinkan siswa agar mereka selalu cenderung pada iman dan kebaikan serta menghindari
kekufuran.
E. Penutup
Metode pendidikan merupakan sarana atau jalan menuju tujuan pendidikan, sehingga
jalan yang ditempuh oleh seorang pendidik haruslah mengacu pada dasar-dasar metode
pendidikan tersebut. Dalam konteks ini, metode pendidikan tidak terlepas dari dasar agama,
dasar biologis, dasar psikologis, dan dasar sosiologis. Meyode Pendidikan dalam perspektif
al-qur’an dan hadist terdiri dari,metode ceramah, metode diskusi, metode demontrasi,metode
cerita, metode nasihat dan metode targhib dan tarhib.
F. Daftar pustaka