Anda di halaman 1dari 22

PRINSIP PENDIDIKAN ORANG

DEWASA (ANDRAGOGI)

Afif Ahmad Wiranata, M.Pd


PENGERTIAN

• Andragogi adalah seni dan ilmu membantu orang dewasa belajar dan
mempelajari teknologi, proses dan teori pendidikan orang dewasa untuk
mencapai tujuan (Knowless, 1977)
• Paedagogy dalam bahasa Greek (paid artinya anak-anak) sehingga diartikan
dengan “the art and sciense of teaching children” atau ilmu dan seni mengajar
anak-anak.
• Pendidikan orang dewasa adalah suatu proses belajar yang sistematis dan
berkelanjutan pada seseorang yang memiliki status dewasa (berdasarkan cirri
utama peran sosialnya) dengan tujuan untuk mencapai perubahan pada
pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilannya.
KARAKTERISTIK ORANG DEWASA

Berdasarkan Usia
• Dewasa adalah setiap orang yang menginjak usia 21 tahun (meskipun
belum menikah) atau semenjak orang menikah (meskipun belum
berusia 21 tahun).
Berdasarkan Kejiwaan (Psikologis)
• Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego.
• Memiliki Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efisien
• Dapat mengendalikan perasaan pribadi
• Memiliki pandangan yang obyektif dalam setiap keputusan yang diambilnya
• Siap menerima kritik atau saran untuk peningkatan dirinya
• Bertanggung jawab atas segala usaha yang dilakukannya
• Dapat menyesuaikan secara realitas dalam situasi-situasi baru
KARAKTERISTIK ORANG DEWASA

BERDASARKAN PENGAKUAN BERDASARKAN TUGAS


TUNTUTAN TUGAS PERKEMBANGAN
• Adanya kewajiban melaksanakan • Early Adulthood (18-30 tahun),
tugas tertentu dalam kehidupan (Tugas-tugas membina keluarga)
• Adanya peran tertentu sesuai • Middle age (35-60 tahun) (Tugas-
dengan statusnya dalam tugas dan tanggung jawab
masyarakat sebagai warga negara dan
anggota masyarakat)
• Late Maturity (65 tahun ke atas)
(Penyesuaian diri dengan
menurunnya fisik dan
pendapatan)
4 THEORY ANDRAGOGY :

1. Konsep diri (The self-concept)


2. Pengalaman hidup (The role of the learner’s
experience)
3. Kesiapan belajar (Readiness to learn)
4. Orientasi belajar (Orientasion to learning)
1. KONSEP DIRI (THE SELF-CONCEPT)

seseorang tumbuh dan matang konsep dirinya bergerak dari ketergantungan


total menuju ke arah pengarahan diri sendiri. Atau secara singkat dapat
dikatakan pada anak-anak konsep dirinya masih tergantung, sedang pada
orang dewasa konsep dirinya sudah mandiri.
PENGALAMAN HIDUP (THE ROLE OF THE
LEARNER’S EXPERIENCE)

sebagaimana individu tumbuh matang akan mengumpulkan sejumlah besar


pengalaman dimana hal ini menyebabkan dirinya menjadi sumber belajar
yang kaya, dan pada waktu yang sama memberikan dia dasar yang luas
untuk belajar sesuatu yang baru.
Oleh karena itu, dalam teknologi andragogi terjadi penurunan penggunaan
teknik transmital seperti yang dipakai dalam pendidikan tradisional dan
lebih-lebih mengembangkan teknik pengalaman (experimental-technique).
Maka penggunaan teknik diskusi, kerja laboratori, simulasi, pengalaman
lapangan, dan lainnya lebih banyak dipakai.

PENYULUHAN 2016
3. KESIAPAN BELAJAR (READINESS TO LEARN)

Pendidikan itu secara langsung atau tidak langsung, secara implisit atau eksplisit, pasti
memainkan peranan besar dalam mempersiapkan anak dan orang dewasa untuk
memperjuangkan eksistensinya di tengah masayarakat. Karena itu, sekolah dan pendidikan
menjadi sarana ampuh untuk melakukan proses integrasi maupun disintegrasi sosial di tengah
masyarakat (Kartini Kartono, 1992).
Dengan perkataan lain, orang dewasa belajar sesuatu karena membutuhkan tingkatan
perkembangan mereka yang harus menghadapi peranannya apakah sebagai pekerja, orang tua,
pimpinan suatu organisasi, dan lain-lain. Kesiapan belajar mereka bukan semata-mata karena
paksaan akademik, tetapi karena kebutuhan hidup dan untuk melaksanakan tugas peran
sosialnya.

PENYULUHAN 2016
4. ORIENTASI BELAJAR (ORIENTASION TO
LEARNING)
Asumsi keempat, bahwa anak-anak sudah dikondisikan untuk
memiliki orientasi belajar yg berpusat pada mata pelajaran
(subject centered orientation) karena belajar bagi anak seolah-
olah merupakan keharusan yang dipaksakan dari luar.
Sedang orang dewasa berkecenderungan memiliki orientasi
belajar yang berpusat pada pemecahan masalah kehidupan
(problemcentered-orientation). Hal ini dikarenakan belajar bagi
orang dewasa seolah-olah merupakan kebutuhan untuk
menghadapi masalah hidupnya.

PENYULUHAN 2016
KONDISI BELAJAR DAN PRINSIP POD

• Pembelajaran harus berorientasi pada masalah (problem oriented)


• Pembelajaran harus berorientasi pada pengalaman sendiri warga belajar
(experiences oriented)
• Pengalaman harus penuh makna (meaningfull) bagi warga belajar.
• Warga belajar bebas untuk belajar sesuai dengan pengalamannya.
• Tujuan belajar harus ditentukan dan disetujui oleh WB melalui kontrak belajar
(learning contract),
• Warga belajar harus memperoleh umpan balik tentang pencapaian tujuan.
EMPAT KONSEP YANG MEMBEDAKAN PEDAGOGI DAN
ANDRAGOGI, MENURUT MALCOLM KNOWLES :
LANJUTAN…
LANJUTAN…
LANJUTAN…
BENTUK PENDIDIKAN ORANG
DEWASA

• Pendidikan Dasar (Adult Basic Education), yang mempelajari pengetahuan dan


keterampilan dasar. Kegiatan pendidikan ini ditujukan bagi masyarakat yang
buta huruf, dan keterampilan kerja yang sangat sederhana. Kedudukan
pendidikan ini menjadi dasar untuk mengikuti program belajar yang lebih
tinggi..
• Pendidikan berkelanjutan (continuing education) yang mempelajari
pengetahuan dan keterampilan lanjutan sesuai dengan perkembangan
kebutuhan belajar pada diri orang dewasa. Pendidikan berkelanjutan ini
ditujukan pada kegiatan pendidikan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kemampuan pengetahuan, dan keterampilan, sehingga dapat dijadikan fasilitas
dalam peningkatan diri dan produktivitas kerja (Unesco, 1987)
IMPLIKASI KONSEP ANDRAGOGI DALAM
PEMBELAJARAN

1. Menyiapkan Iklim Belajar yang Kondusif


2. Menciptakan Mekanisme Perencanaan Bersama
3. Menetapkan Kebutuhan Belajar
4. Merumuskan Tujuan Khusus (Objectives) Program
5. Merancang Pola Pengalaman Belajar
6. Melaksanakan Program (Melaksanakan Kegiatan Belajar)
7. Mengevaluasi Hasil Belajar dan Menetapkan Ulang
Kebutuhan Belajar
STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Melakukan asesment kebutuhan belajar, merumuskan tujuan, mengidentifikasi


hambatan, dan menetapkan prioritas yang akan digunakan untuk mengelola kegiatan
pembelajaran.
2. Memilih tema/pokok bahasan dan/atau tugas yang harus dilakukan dalam
pembelajaran dan menentuka indicator pencapaian tujuan pembelajaran.
3. Mengenai dan mengkaji karakteristik peserta didik sebagai bahan masukan dalam
menyusun rencana pembelajaran
4. Mengidentifikasi isi/materi atau bahan pelajaran/rincian tugas pembelajaran
LANJUTAN…

5. Merumuskan tujuan pembelajaran.


6. Merancang kegiatan pembelajaran, dengan memilih metode, media
pembelajaran yang digunakan secara tepat dan pengelolaan waktu.
7. Memilih fasilitas pembelajaran dan sumber bahan yang mendukung
proses pembelajaran.
8. Mempersiapkan sistem evaluasi proses dan hasil kegiatan
pembelajaran.
9. Mempersiapkan tindak lanjut dari kegiatan pembelajaran yang
dilakukan
PRINSIP PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Adanya partisipasi secara sukarela


2. Adanya perasaan respek secara timbal balik
3. Adanya semangat berkolaborasi dan kooperasi
4. Adanya aksi dan refleksi
5. Tersedianya kesempatan refleksi kritis
6. Adanya iklim pembelajaran yang kondusif untuk belajar secara
mandiri
Tom Nesbit, Linda Leach & Griff Foley (2004)
METODE PENDIDIKAN ORANG DEWASA

“pyramida of learning”
Lunandi (1987)
Dari gambar di atas tampak bahwa pada ceramah peserta hanya mendengarkan. Fungsi
bicara hanya sedikit terjadi pada waktu tanya jawab.
Untuk metode diskusi bicara dan mendengarkan adalah seimbang.
Dalam pendidikan dengan cara demonstrasi, peserta sekaligus mendengar, melihat dan
berbicara.
Pada saat latihan praktis peserta dapat mendengar, berbicara, melihat dan mengerjakan
sekaligus, sehingga dapat diperkirakan akan menjadi paling efektif.

Anda mungkin juga menyukai