Kurikulum
Merdeka Belajar
RAUDHATUL ATHFAL
NOVA INDRIATI,SE.M.Si
“Kurikulum yang baik adalah kurikulum
yang sesuai dengan zamannya”. Kurikulum
bersifat dinamis dan terus dikembangkan
atau diadaptasi sesuai konteks dan
karakteristik murid, demi membangun
kompetensi sesuai kebutuhan mereka: kini
dan di masa depan "
Apa Maknanya ?
Mari diskusi....
KONSEP MERDEKA BAGI
GURU DAN ANAK
Guru merdeka belajar
adalah guru yang senantiasa
berefleksi untuk
menyesuaikan pemikiran
dan perbuatannya terhadap
perubahan dalam upaya
mencapai tujuan
anak merdeka bermain untuk
menuangkan ide gagasan
atau imajinasi tanpa banyak
intervensi guru
Misalnya:
Ketika kita merancang kurikulum, 1. Guru harus terus belajar
kita harus menempatkan memfasilitasi pembelajaran yang
kebutuhan, pendapat, pengalaman, sesuai,
hasil belajar, serta kepentingan 2. Orang tua harus terus
murid sebagai rujukan utama. memahami perkembangan murid
Sejatinya, kurikulum dirancang dan kebutuhanya.
untuk murid. Agar dapat
3. Begitu juga dengan pemerintah
mewujudkan seluruh kompetensi
daerah, pemerintah pusat, dan
yang diharapkan dari kurikulum,
semua yang bergerak di bidang
semua pihak harus berusaha
secara kolaboratif pendidikan juga harus terus
mengikuti perkembangan
Alasan Perubahan kebutuhan murid
Kurikulum
Mengapa kurikulum perlu diadaptasi?
1. Apakah di tepi pantai?
2. Apakah di tengah-tengah perkebunan?
3. Apakah di tengah perkotaan yang padat penduduk dengan
sosial yang beragam?
4. Selama setahun belakangan, perubahan apa saja yang
terjadi di sekitar sekolah?
5. Apakah ada bangunan yang baru didirikan?
6. Di mana sekolah kita berada?
7. Apakah ada hal-hal yang mengubah kehidupan guru dan
murid di sekolah?
Perbedaan lingkungan dan ekosistem disuatu lembaga
penddikan , ditambah pula dengan perubahan yang
terus terjadi di sekitar kita dan ilmu pengetahuan yg
terus berkembang, hal-hal inilah merupakan sebagian
alasan mengapa kurikulum yang kita terima dari
pemerintah pusat harus melalui proses adaptasi
terlebih dahulu. Bentuk adaptasi kurikulum sesuai
dengan kebutuhan para siswa diterjemahkan dalam
Kurikulum Operasional Raudhatul Athfal (KORA).
Kurikulum Operasional adalah dokumen hidup, yang
dapat sewaktu-waktu disesuaikan dengan kebutuhan
siswa setelah proses refleksi yang dilakukan oleh
seluruh pemangku kepentingan di RA
Pembelajaran dengan Paradigma Baru merupakan
upaya menumbuhkan pembelajar sepanjang hayat
yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila yang
rahmatan lil Alamin. Proses pembelajaran dengan
paradigma baru dilaksanakan melalui Kurikulum
Merdeka yang memuat:
Program intrakurikuler,
Program Koorkulikuler : Projek Penguatan P5
dan Pelajar Rahmatan Lil Alami
Program Intrakurikuler di RA
Pertama, pada fase pondasi yaitu, RA. Pada jenjang
ini, siswa RA akan belajar melalui kegiatan bermain
yang mencakup antara lain : Nilai Agama Islam dan
Budi Pekerti , Jati Diri dan Dasar-Dasar Literasi dan
MSTRS, termasuk penanaman karakter melalui P5 dan
PRA untuk mempersiapkan siswa untuk jenjang
pendidikan berikutnya yaitu, SD ataupun MI
Kegiatan pembelajaran intrakurikuler dirancang
agar anak dapat mencapai kemampuan sesuai
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan
Anak (STPPA). Intisari kegiatan pembelajaran
intrakurikuler adalah bermain, yang bermakna
sebagai perwujudan ‘Merdeka Belajar, Merdeka
Bermain’. Kegiatan intrakurikuler harus
memberikan pengalaman yang menyenangkan dan
bermakna bagi anak. Kegiatan bermain ini
dirancang untuk memberi kesempatan anak agar
dapat mencapai kemampuan yang tertuang dalam
capaian perkembangan yang diharapkan
1. Program Intrakurikuler di RA
Paris 9.
088KM
Berikutnya.....
Program
Ekstrakurikuler
Untuk kegiatan ekstrakurikuler,
sebagai wadah untuk
mengembangkan potensi,
bakat, minat kemampuan,
kepribadian, kerjasama dan
kemandirian anak secara
optimal.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan
Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin
KO-RA
PROSES PENYUSUNAN KURIKULUM
OPERASIONAL BERSIFAT:
TETAP (mengacu kepada kerangka dasar
kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah
pusat),
FLEKSIBEL/DINAMIS (mengembangkan kurikulum
operasional berdasarkan kerangka dan struktur
kurikulum, sesuai karakteristik dan kebutuhan
satuan pendidikan).
Komponen Utama Dalam
Kurikulum
1. Analisis Karakteristik
2. Visi Misi dan Tujuan
3. Pengorganisasian Pembelajaran
4. Rencana Pembelajaran
5. Evaluasi Belajar Pendampingan dan pengembangan
profesional
6. Lampiran-Lampiran
Prinsip Pengembangan Kurikulum
Operasional di RA
Berpusat Pada Peserta didik
Kontekstual
Pembelajaran harus
Akuntabel
memenuhi potensi,
kebutuhan perkembangan Menunjukkan kekhasan dan
dan tahapan belajar, serta sesuai dengan karakteristik
Dapat
kepentingan peserta didik. satuan pendidikan, konteks
sosial budaya dan lingkungan, dipertanggungjawabkan
Profil Pelajar Pancasila
serta dunia kerja dan industri karena berbasis data dan
selalu menjadi rujukan
aktual
pada semua tahapan dalam
penyusunan kurikulum
operasional sekolah
Prinsip Pengembangan Kurikulum
Operasional di RA
Esensiall
Melibatkan berbagai pemangku
kepentingan
Semua unsur informasi penting/utama
yang dibutuhkan oleh para pemegang
kepentingan tentang kurikulum yang Pengembangan kurikulum
digunakan di RA dapat diperoleh di
RA melibatkan Guru,
dokumen tersebut. Bahasanya lugas
dan mudah dipahami, tidak mengulang Kepala, POMG , Yayasan,
naskah/kutipan yang sudah ada di masyarakat, juga Mitra
naskah lain. Dokumen tidak perlu serta Kementerian
memuat kembali misalnya lampiran
Kepmendikbud seperti CP, struktur, Agama
dll., dalam dokumen kurikulum
operasional
PROSES PENYUSUNAN KURIKULUM
OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN
DI RA
menganalisis
konteks Merumuskan Visi, Menentukan
karakteristik Misi dan Tujuan Pengorganisasian
Satuan Pendidikan Pembelajaran
PROSES PENYUSUNAN KURIKULUM
OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN
DI RA
Merancang
Menyusun Rencana Pendampingan,
Pembelajaran Evaluasi &
Pengembangan
Profesional
Mari Kita Lihat Satu
Persatu komponen
KORA
K A R A K T E R I S T IK
Karakteristik satuan di RA diambil dari
analisis konteks, dirumuskan karakteristik
madrasah yang menggambarkan keunikan
satuan RA dalam hal peserta didik, sosial,
budaya, guru, dan tenaga kependidikan,
kemitraan dan sebagainya
Contoh
Karakteritik Konteks Sosial Budaya
RA Nurul Dzikri berada di lingkungan budaya Jawa yang
sangat dipengaruhi oleh adat istiadat terutama dari
Kesultanan Ngayogyakartoa Hadiningrat. Hal ini
menambah referensi madrasah untuk memperkaya
peserta didik akan budaya di lingkungan terdekatnya.
Keberadaan pusat budaya Jawa menjadi potensi lain yang
dimanfaatkan madrasah untuk memperkenalkan budaya
lainnya. Keberagaman daerah asal dan profesi orang tua
siswa pun memberikan dukungan terhadap proses belajar
mengajar
Analisis Karakteristik
Profil RA
Peserta Didik
Sosial Budaya
Indikator :
1. Memiliki akhlakul kharimah serta mengimplementasikan Profil Pelajar Pancasila
dan Profil Pelajar yang Rahmatan Lil Alamin dalam aktualisasi kehidupan
2. Memiliki pembiasaan hidup bersih dan sehat
3. Memiliki kemampuan memecahkan masalah dan menemukan ide-ide baru\
4. Pembelajar sepanjang hayat, membentuk generasi yang memiliki motivasi
untuk selalu belajar dan mengembangkan diri.
5. Mengetahui keberagaman budaya Indonesia, memiliki sikap menghargai,
toleransi, cinta damai dan cinta tanah air
B. Misi RA.....
Menyiapkan lingkungan belajar yang menghargai dan memberi rasa aman dan
nyaman untuk bermain dan belajar serta mengeksplorasi, untuk menumbuhkan
sikap belajar mandiri, kreatif, inovatif, gigih dan menjadikan alam dan
lingkungan sebagai sumber belajar
dst......
Memahami ini dulu..
Pengorganisasian
Pengorganisasian pembelajaran adalah cara satuan
pendidikan mengatur pembelajaran, muatan kurikulum
dalam satu rentang waktu, termasuk mengatur beban
belajar serta proses pembelajaran.
Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum adalah pola dan susunan pembelajaran
yang harus ditempuh oleh peserta didik pada satuan
pendidikan dalam kegiatan pembelajaran dan merupakan
aplikasi dari konsep pengorganisasian konten dan beban
belajar
Pengorganisasian
CP
(bermain yg bermakna
Beban Belajar
(900 menit)
Struktur Kurikulum
Titik titik awal dalam ATP pada setiap kelompok usia bisa jadi
berbeda tergantung dari hasil asesmen awal pada kelompok usia
tersebut, sehingga dimungkinkan setiap kelompok berbeda-beda
pada satu RA. Untuk anak yang berkebutuhan khusus, hasil
asesmen awal akan sangat menentukan titik berangkat/awal
dalam ATP yang digunakan secara individu.
Rumusan Capaian Pembelajaran di RA
Merancang Pembelajaran
MARI KITA LIHAT
CONTOHNYA Mo
du
l
RP
PH
Bagaimana cara memastikan
proses pembelajaran yang
dilakukan sudah mendorong
anak mencapai tujuan
pembelajaran ??
ASESMEN
OTENTIK
Proses Asesmen
Melakukan pengamatan
Mengholah hasil pengamtan Mengidentifikasi CP anak
terhadap anak
kedalam dokumentasi terkait Eleman mana yg
cocok dg dokumentasi
anak
anak
Mengevaluasi proses
pembelajaran dan hasil Pengembangan kegiatan
capaian anak lanjutan
LAPORAN
PERKEMBANGAN
ANAK
( RAPORT)
Evaluasi Pembelajaran, Pendampingan
dan Pengembangan Profesional