Anda di halaman 1dari 6

Softskill

Softskill bisa didapatkan melalui pelatihan atau pengembangan kepribadian


yang dimulai dari diri sendiri. Karena soft skills ini tidak hanya bermanfaat
dalam lingkungan kerja, namun bermanfaat dalam menghadapi kehidupan
bermasyarakat. Tanyakan pada diri Anda sendiri, apa kemampuan ini sudah
ada dalam diri atau masih perlu dilatih lagi?. Berikut ini adalah beberapa cara
untuk meningkatkan kemampuan soft skills :
1. Menjadi bagian dari suatu organisasi, untuk belajar menghargai orang lain
2. Minta pada salah seorang anggota keluarga untuk meneliti kepribadian Anda
dan menulis sisi baik dan buruk kepribadian Anda
3. Berusaha mengatur waktu dengan lebih baik
4. Berlatih menghadapi kritik
5. Berlatih cara memberi kritik dengan positif
6. Berusaha untuk hidup dengan lebih baik
Ada juga beberapa cara yang mudah untuk meningkatkan interpersonal skill,
karena bagaimanapun manusia pastinya akan berhubungan dengan manusia
lainnya, yaitu :
1. Tersenyum, untuk meningkatkan energi positif.
2. Menghargai orang lain
3. Belajar mendengarkan orang lain
4. Berkomunikasi dengan jelas
5. Penuhi diri dengan rasa humor
6. Jangan sering mengeluh
Soft skills ini menjadi salah satu kunci kesuksesan di lingkungan kerja maupun
masyarakat. Dengan kemampuan soft skills yang baik, tentunya akan dapat
mendatangkan kebaikan dan membuat seseorang dapat lebih menonjol di
lingkungan. Daripada katakanlah seseorang yang pandai secara
akademis,namun tidak mau menghargai orang lain.
DI era globalisasi dan teknologi seperti ini, tampaknya keramahan dan
pengertian masih menjadi faktor utama, yang menjadikan manusia tetap
menjadi manusia yang sesungguhnya.
Sumber : http://www.stkippasundan.ac.id/articles.php?article_id=10

BELAJAR SEPANJANG HAYATDEFINISI MANFAAT FAKTOR
TUJUAN LANDASAN
Belajar sepanjang hayat adalah suatukonsep, suatu idea,
gagasan pokok dalam konsepini ialah bahwa belajar itu
tidak hanyaberlangsung di lembaga-lembaga
pendidikanformal seseorang masih dapat
memperolehpengetahuan kalau ia mau, setelah ia
selesaimengikuti pendidikan di suatu lembagapendidikan
formal. Ditekankan pula bahwabelajar dalam arti
sebenarnya adalah sesuatuyang berlangsung sepanjang
kehidupanseseorang. Bedasarkan idea tersebut
konsepbelajar sepanjang hayat sering pula
dikatakansebagai belajar berkesinambungan
(continuinglearning).
Belajar sepanjang hayat adalah suatukonsep tentang
belajar terus menerus danberkesinambungan (continuing-
learning) daribuaian sampai akhir hayat, sejalan
denganfase-fase perkembangan pada manusia. Olehkarena
setiap fase perkembangan padamasing-masing individu
harus dilalui denganbelajar agar dapat memenuhi tugas-
tugasperkembanganya, maka belajar itu dimulaidari masa
kanak-kanak sampai dewasa danbahkan masa tua.
1. Menjadikan seseorang tidak ketinggalan zaman2. Dapat
terus memperbaharui pengetahuannya, terutama bagi
mereka yang sudah tidak mengenyam bangku sekolah
lagi. Dalam arti kata telah lulus dari sekolah formal.3.
Menjadikan individu yang tidak akan terasing oleh
generasi dibawahnya,4. Menjadikan individu yang
berwawasan luas serta mampu beradaptasi dengan
perubahan yang akan datang, sehingga dapat tetap
memberikan sumbangannya ilmu pengetahuan bagi
kehidupan di lingkungannya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
sepanjang hayat adalah:1. Adanya sifat ingin tahu untuk
menyelidiki dunia yang lebih luas.2. Adanya sifat kreatif
yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju3.
Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu
dengan usaha yang baru.
1. Untuk memperkaya kemampuan intelektual seseorang.2.
Menjadikan individu yang lebih lebih dinamis, lebih mudah
menerima gagasan-gagasan pembaharuan, dan lebih
mudah berinteraksi dengan masyarakat-masyarakat di
lingkungannya.3. Untuk membantu individu dalam
menimba ilmu bagi merealisasikan impian-impiannya.4.
Untuk mengembangkan kemampuan nalarnya secara terus
menerus bukan saja objek-objek diluar dirinya tetapi juga
terhadap kehidupannya sendiri sebagai perorangan
maupun sebagai suatu komunitas.
a. Semakin banyaknya lulusan dari system persekolahan
(system pendidikan formal) yang ingin melanjutkan
pendidikan,b. Semakin cepatnya perkembangan
pengetahuan baru mengakibatkan meningkatnya
kebutuhan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan masa.c. Asas bahwa pendidikan merupakan suatu
proses kontinyu yang bermula sejak seseorang di lahirkan
hingga meninggal dunia. Proses pendidikan tidak hanya
terbatas pada bangku sekolah tetapi juga mencakup
bentuk-bentuk belajar secara informal.
d. Memberikan motivasi kepada mereka yang telah selesai
mengikuti pendidikan sekolah agar tetap belajar dalam
rangka meningkatkan kualitas kehidupannya.e. Semakin
ketatnya persaingan di berbagai bidang kehidupan.
Belajar Sepanjang Hayat adalah suatugagasan yang manyatakan
bahwa belajardalam arti sebenarnya adalah sesuatu
yangberlangsung secara terus-menerussepanjang kehidupan,
selama manusiamasih bernafas dan masih diberi kesehatanoleh
Allah SWT. Belajar sepanjang hayatberguna untuk menjadikan
hidup lebihoptimal dan diri menjadi lebih intelektualserta
tercapai semua angan-angan sehinggaminim timbulnya masalah
dalam kehidupannyata.

SPICES merupakan akronim dari (1) Student-centered, (2)
Problem-based; (3) Integrated; (4) Community-based(Consummer-
based); (5) Elective; dan (6) Systematic. Akronim ini sekaligus
menggambarkan komponen-komponen utama dari konsep
pembelajaran ini. Berikut ini disajikan penjelasan singkat dari
keenam akronim tersebut.
7. Student-centered. Student centered berarti siswa secara
aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang
dipelajari, aktif dalam pengelolaan pengetahuan, belajar
menentukan apa yang ingin mereka ketahui, mampu
mencari pengetahuan sendiri (mandiri) dan belajar
berkesinambungan, memanfaatkan banyak media,
penekanan pada pencapaian kompetensi bukan pada
tuntasnya materi. Guru berfungsi sebagai fasilitator dan
pembimbing dan pendamping dalam mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan. Guru mempersiapkan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai, sumber belajar yang akan
digunakan, serta materi dan evaluasi yang akan dipakai
sebagai penuntun bagi siswa untuk mengembangkan
kompetensinya secara mandiri.
8. Problem-based. Problem based berarti siswa diberikan
trigger masalah atau ilustrasi kasus yang akan digunakan
untuk mencari, menggali dan mengumpulkan informasi dan
ilmu. Dengan cara ini siswa dirangsang untuk
mengembangkan nalar dan daya analisanya, berpikir kritis
dan mampu menggunakan pengetahuan yang telah
dimilikinya. Salah satu metode pembelajaran yang bisa
digunakan untuk memenuhi prinsip pembelajaran ini adalah
metode Problem Based Learning.
9. Integrated. Integrated berarti perencanaan dan kurikulum
lajaran didesain secara terintegrasi, baik secara horisontal
maupun vertikal. Dalam hal ini, sswa tidak diajak berpikir
secara terkotak-kotak dalam masing-masing disiplin ilmu,
tetapi mereka dapat menghubungkan dan mengintegrasikan
pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya secara
utuh (lintas disiplin).
10. Community-based (Consummer-based). Community
based berarti pembelajaran harus berorientasi pada
kebutuhan masyarakat atau pada kepentingan konsumen.
Proses pembelajaran siswa tidak hanya dibatasi oleh ruang
kelas dengan bahan tekstual tetapi mereka mempelajari
berbagai aspek kehidupan masyarakat yang ada di
lingkungan nyata mereka. Melalui berbasis komunitas ini,
secara langsung siswa diajak untuk berlatih dan belajar
mengambil peran secara positif dalam lingkungan sosialnya.
11. Elective. Selain menyediakan mata pelajaran yang telah
terstruktur dalam kurikulum, sekolah seyogyanya
menyediakan program-program pilihan yang dapat diambil
siswa, disesuaikan dengan minat, tujuan, bakat, dan
keunikan karakteristik mereka masing-masing.
12. Systematic. Pembelajaran dikembangkan dengan tujuan,
materi dan tahapan-tahapan yang jelas, logis dan tertib,
sehingga pada gilirannya para siswa dapat memperoleh
pemahaman yang lebih baik dan mencapai kompetensi
secara utuh.
Dilihat dari komponen-komponen yang terkandung dalam SPICES,
konsep pembelajaran ini tampak menawarkan berbagai
keunggulan kepada kita, diantaranya: (1) menjadikan siswa lebih
termotivasi dan aktif dalam proses belajarnya (2) pengembangan
keterampilan memecahkan masalah secara komprehensif; (3)
pengembangan kemampuan berfikir analistis secara lebih tajam
dan luas, (4) melatih keterampilan sosial yang benar-benar
aplikabel dalam lingkungan sosialnya; (5) memberikan
kesempatan belajar kepada siswa yang sesuai dengan bakat,
minat dan keunikan karakteristik lainnya; dan (6) menjadikan
proses pembelajaran lebih tertib dan efektif.

Anda mungkin juga menyukai