Anda di halaman 1dari 23

KARYA TULIS ILMIAH

ANALISIS PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR

NUR RAHMA PUTRI AZZAHRA

Jl. Jend. Sudirman No.Km. 32, RT.007/RW.016, Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Sel.,
Kota Bks, Jawa Barat 17144
“ANALISIS PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR”
ABSTRAKSI
Anak usia SD/MI merupakan masa emas yang menakjubkan dan terbaik dalam
perjalanan hidup manusia. Banyak faktor yang turut berpengaruh dalam proses
perkembangannya, baik unsur-unsur bawaan maupun unsur-unsur pengalaman yang
didapat dari lingkungannya. Skripsi ini ditulis dengan menggali pemikiran dua orang
tokoh muslim dan barat, yakni Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dan Jean Piaget tentang
perkembangan anak. Adapun tujuan dalam penelitian ini secara umum untuk
mengetahui konsep perkembangan anak SD/MI menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah
dan Jean Piaget, serta mengetahui persamaan dan perbedaan pemikiran kedua tokoh
tersebut tentang perkembangan anak usia SD/MI.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan
menggunakan pendekatan kualitatif, pendekatan tekstual dan pendekatan komparatif.
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah kitab Tuhfatul Maudūd bi Ahkāmil
Maulūd karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dan The Psychology of The Child karya
Jean Piaget dan Barbel Inhelder, dan sumber data sekundernya buku-buku atau
penelitian yang terkait dengan kajian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah survey kepustakaan dan telaah pustaka. Metode analisis data yang digunakan
adalah analisis isi (content analysis).
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Ibnu Qayyim membagi dua
fase perkembangan anak usia SD/MI yang disebut dengan mumayyiz (7-10 tahun)
dan murahiq (10-15 tahun), begitu pula Jean Piaget juga membagi dua fase
perkembangan anak usia SD/MI yang ia sebut dengan masa pra-operasi (2-7 tahun)
dan operasional konkret (7-11 tahun). Persamaan pemikiran kedua tokoh terletak pada
kesamaan objek kajian dan perhatian, yakni tentang perkembangan anak dan dalam
konsepnya ditemukan bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap proses
perkembangan anak usia SD/MI. Di samping itu terdapat perbedaan pemikiran antara
Ibnu Qayyim dan Jean Piaget. Pada aspek metodologisnya, Ibnu Qayyim lebih
mengutamakan aspek teologis dibandingkan aspek rasional, sedangkan Jean Piaget
lebih mengutamakan aspek rasional dibandingkan aspek teologis.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul "analisis perkembangan
anak usia sekolah dasar ." Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Tino
selaku guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Karya ilmiah ini memberikan panduan dalam
pembelajaran bahasa indonesia. Bagi siswa-siswi untuk memahami dan menggunakan bahasa
indonesia yang baik dan benar. Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini.
Oleh sebab itu, saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis
juga berharap semoga karya ilmiah ini mampu memberikan pengetahuan tentang pentingnya
penggunaan bahasa indonesia dalam pembelajaran.
Bekasi, 2 April 2023
Penulis
DAFTAR ISI
LATAR BELAKANG........................................................................................... 1
RUMUSAN MASALAH...................................................................................... 2
TUJUAN PENELITIAN....................................................................................... 3
MANFAAT PENELITIAN................................................................................... 4
BATASAN MASALAH....................................................................................... 5
HIPOTESIS........................................................................................................... 6
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anak usia sekolah dasar (SD) merupakan masa yang sangat menentukan
terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang baik. Asupan makanan yang bergizi
seimbang begitu penting untuk menjamin tumbuh kembang anak yang sehat dan aktif.
Peran dan dukungan orang terdekat serta pendidikan sejak dini dirumah maupun di
sekolah akan mempengaruhi pengetahuan dan perilaku anak yang berimbas pada
kebiasaan makan anak hingga dewasa (Andika, 2015). Program gizi pada kelompok
anak sekolah memiliki dampak luas yang tidak saja pada aspek kesehatan, gizi dan
pendidikan masa kini tetapi juga secara langsung mempengaruhi kualitas sumber daya
manusia di masa mendatang. Anak sekolah merupakan sasaran strategis dalam
perbaikan gizi masyarakat. Kecepatan pertumbuhan anak di rentang usia ini
bergantung pada kecepatan genetis masing-masing anak, yang juga dipengaruhi faktor
internal dan eksternal, salah satu faktor yang dominan mempengaruhi ialah asupan
makanan (Mulyani, 2014).
Masalah gizi pada anak sekolah masih tinggi di Indonesia, yaitu salah satunya
masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang pada umumnya
disebabkan oleh kemiskinan, persediaan pangan yang minim, rendahnya kualitas
lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan
kesehatan. Masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan
masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi, kurangnya
pendidikan gizi kepada masyarakat, menu makanan yang tidak seimbang dan
kesehatan yang kurang diperhatikan (Rahmawati, 2016).
Kelebihan gizi yang berdampak obesitas dapat terjadi baik pada anak-anak
maupun usia dewasa. Obesitas yang timbul pada masa anak dan remaja bila berlanjut
pada usia dewasa, akan sulit diatasi dan dapat berdampak pada masalah kesehatan
dikemudian hari seperti terjadinya 2 penyakit degeneratif. Obesitas dapat terjadi
karena berbagai faktor, seperti pengetahuan, pendapatan keluarga, uang saku,
kebiasaan makan dan asupan zat gizi. Meskipun secara tidak langsung, pengetahuan
mempengaruhi obesitas. Apabila anak – anak memiliki pengetahuan gizi yang baik
tentang sikap dan perilaku dalam memilih makanan, diharapkan status gizi menjadi
lebih baik begitu juga dengan cara memilih makanan yang seimbang (Sediaoetama,
2000).
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 didapatkan, prevalensi anak usia 5-12
tahun yang mempunyai status gizi gemuk dan obesitas di Indonesia ialah sebesar
18,8%. Persentase prevalensi anak gemuk dan obesitas dapat dirincikan sebagai
berikut gemuk sebesar 10,8% dan obesitas sebesar 8%. Tingginya angka prevalensi
overweight dan obesitas yang terjadi pada anak khususnya pada usia 5-18 tahun,
mendorong pemerintah untuk membuat progam – progam kesehatan yang dapat
membantu menurunkan prevalensi tersebut.
Salah satu progam Kementrian Kesehatan RI yang mendukung penurunan
prevalensi obesitas di Indonesia ialah GERMAS. Melalui progam ini Kementrian
Kesehatan RI secara khusus mengingatkan masyarakat untuk menjaga kesehatan guna
mewujudkan masyarakat Indonesia menuju lebih sehat Gerakan masyarakat hidup
sehat ini berfokus pada 3 kegiatan yaitu melakukan kegiatan fisik selama 30 menit,
mengkonsumsi buah dan sayur dan memeriksakan kesehatan secara rutin.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perkembangan karakteristik peserta didik & peran individu anak usia
SD/MI?
2. Bagaimana pertumbuhan & perkembangan anak usia SD/MI?
3. Bagaimana pertumbuhan fisik anak usia SD/MI?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui perkembangan karakteristik peserta didik & peran individu
anak usia SD/MI.
2. Untuk mengetahui pertumbuhan & perkembangan anak usia SD/MI.
3. Untuk mengetahui pertumbuhan anak usia SD/MI.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara teoritis
Perkembangan karakteristik peserta didik & peran individu anak usia
SD/MI. Pertumbuhan& perkembangan anak usia SD/MI,pertumbuhan fisik
anak usia SD/MI. Lalu memeberikan sumbangan ilmiah dalam ilmu
perkembangan peserta didik,serta sebagai referensi pada materi selanjutnya
yang berhubungan dengan perkembangan peserta didik anak usia dini baik TK
maupun SD/MI.
2. Secara praktis
a. Bagi peserta didik SD
Diharapkan dapat memperoleh pengetahuan tentang pertumbuhan di
masa mereka sekarang yang memijakan kaki pada dunia sekolah tingkat
SD/MI.
b. Bagi guru
Dapat menambah referensi dalam hal mengajar tingkat anak usia
SD/MI serta mengetahui pertumbuhan dan perkembangan mereka.

E. BATASAN MASALAH
Permasalahan yang diuraikan dalam identifikasi masalah masih terlalu luas
sehingga diperlukan pembatasan masalah agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam
pembahasan.

F. HIPOTESIS
Anak usia sekolah dasar (SD) merupakan masa yang sangat menentukan
terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang baik. Asupan makanan yang bergizi
seimbang begitu penting untuk menjamin tumbuh kembang anak yang sehat dan aktif.
Peran dan dukungan orang terdekat serta pendidikan sejak dini dirumah maupun di
sekolah akan mempengaruhi pengetahuan dan perilaku anak yang berimbas pada
kebiasaan makan anak hingga dewasa (Andika, 2015). Program gizi pada kelompok
anak sekolah memiliki dampak luas yang tidak saja pada aspek kesehatan, gizi dan
pendidikan masa kini tetapi juga secara langsung mempengaruhi kualitas sumber daya
manusia di masa mendatang. Anak sekolah merupakan sasaran strategis dalam
perbaikan gizi masyarakat. Kecepatan pertumbuhan anak di rentang usia ini
bergantung pada kecepatan genetis masing-masing anak, yang juga dipengaruhi faktor
internal dan eksternal, salah satu faktor yang dominan mempengaruhi ialah asupan
makanan (Mulyani, 2014).
Masalah gizi pada anak sekolah masih tinggi di Indonesia, yaitu salah satunya
masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang pada umumnya
disebabkan oleh kemiskinan, persediaan pangan yang minim, rendahnya kualitas
lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan
kesehatan. Masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan
masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi, kurangnya
pendidikan gizi kepada masyarakat, menu makanan yang tidak seimbang dan
kesehatan yang kurang diperhatikan (Rahmawati, 2016).
BAB II
LANDASAN TEORI

Pengertian dari perkembangan adalah perubahan-perubahan psikofisis sebagai hasil


dari sebuah proses pematangan dari fungsifungsi psikis dan fisis pada diri anak yang
ditunjang oleh suatu faktor lingkungan dan proses belajar dalam pada waktu tertentu, untuk
menuju kedewasaan pada diri seseorang. (Kartono, 2003:128). Pengertian perkembangan
juga menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang
kembali. Perkembangan juga menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat
diputar kembali,serta sebagai proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu
organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi berdasarkan pertumbuhan,pematangan,dan
belajar. (Monks, dkk., 2001: 1).
Perkembangan seorang anak juga di dukung dengan 3 aspek yaitu pertumbuhan,
pematangan, dan belajar. Tanpa adanya 3 aspek tersebut perkembangan anak tidak akan
tumbuh dengan sempurna pada proses pematangan dan belajarnya, akibat proses
pertumbuhan,pematangan, dan belajar yang kurang sempurna bisa menyebabkan kekecewaan
tersendiri dari pihak si anak serta orang tua. Dari beberapa pengertian perkembangan di atas
dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan perkembangan adalah
perkembangan itu tidak terbatas pada pertumbuhan yang semakin membesar,dan di dalamnya
juga terkandung serangkai perubahan psikis yang berlangsung terus-menerus serta bersifat
tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu masing-masing dari
anak.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan desain
studi literatur. Penelitian ini mengkaji sebanyak 20 jurnal yang berhubungan dengan
perkembangan kognitif siswa sekolah dasar. Teknik pengumpulan data menggunakan
dokumentasi dengan proses analisis data menggunakan content analysis.
B. LOKASI WAKTU PENELITIAN
Peneitian dilakukan secara 2 hari mulai tanggal 1 April -3 April 2023 di rumah
peneliti
C. POPULASI DAN STAMPEL
a. Populasi Populasi dari penelitian ini adalah anak sekolah dasar kelas IV dan v.
b. Stampel Sampel adalah bagian dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan
kriteria eksklusi sebagai berikut:
1) Kriteria inklusi
 Terdaftar sebagai siswa/i kelas IV dan V di SD Negeri 1 Padangkerta dan
SD Negeri 4 Padangkerta
 Berusia 10-12 tahun
 Bersedia menjadi sampel dan menandatangani informed consent
2) Kriteria ekslusi
 Siswa yang sedang sakit
 Berusia dibawah 10 tahun dan diatas 12 tahun
 Siswa yang tidak bersedia menjadi sampel
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atas masa keserasian
bersekolah. Pada umur berapa anak matang untuk masuk sekolah dasar, sebenarnya
suka dikatakan karena kematangan tidak ditemukan oleh umur semata mata
B. PEMBAHASAN
C. Masa sekolah dasar
Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atas masa
keserasian bersekolah. Pada umur berapa anak matang untuk masuk sekolah dasar,
sebenarnya suka dikatakan karena kematangan tidak ditemukan oleh umur semata
mata. Namun pada umur 6-7 tahun,biasanya anak telah matang untuk memasuki
sekolah dasar.pada masa keserasian anak bersekolah ini secara relatif,anak-anak
lebih mudah di didik dari pada masa sebelum atau sesudahnya.
1) Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira 6-7 tahun sampai
umur 9 atau 10 tahun. Beberapa sifat anak-anak pada masa ini
antara lain seperti berikut
a. A d a n y a h u b u n g a n p o s i t i f y a n g t i n g g i   a n t a r a k e a d a a n
j a s m a n i   d e n g a n  prestasi (apabila jasmaniyah sehat banyak prestasi
yang diperoleh).
b. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional
c. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri (menyebut nama
sendiri)
d. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak yang lain
e. A p a b i l a t i d a k d a p a t m e n y e l e s a i k a n s u a t u s o a l , m a k a s o a l
i t u d i a n g g a p tidak penting.
f. P a d a m a s a i n i ( t e r u t a m a u s i a 6 , 0 - 8 , 0 t a h u n ) a n a k
m e n g e h e n d a k i n i l a i (angka rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah
prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tida
2) Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-k ira umur 9,0 atau 10,0
sampai umur 12,0 atau 13,0 tahun. Beberapa sifat khas anak-anak
pada masa ini ialah
a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang
konkret,
hali n i   m e n i m b u l k a n   a d a n y a   k e c e n d e r u n g a n   u n t u k   m e
m b a n d i n g k a n  pekerjaan-pekerjaan yang praktis.
b. Amat realistik, ingin mengetahui, ingin belajar
c. M e n j e l a n g   a k h i r   m a s a   i n i   t e l a h   a d a   m i n a t   k e p a d a
h a l - h a l   d a n   m a t a  pelajaran khusus, yang oleh para ahli yang mengi
kuti teori faktor d i t a f s i r k a n   s e b a g a i   m u l a i   m e n o n j o l n y a   f a k t o r
- f a k t o r   ( b a k a t - b a k a t khusus)
d. Sampai kira-kira umur 11,0 tahun anak memb utuhkan guru atau
orang-o r a n g   d e w a s a   l a i n n y a   u n t u k   m e n y e l e s a i k a n   t u g a s  
dan memenuhikeinginannya. Selepas umur ini pada umum
n y a   a n a k   m e n g h a d a p i tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha
untuk menyelesaikannya
e. P a d a m a s a i n i , a n a k m e m a n d a n g n i l a i ( a n g k a r a p o r )
s e b a g a i u k u r a n yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah
f. Anak-anak pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya
biasanyauntuk dapat bermain bersama-sama.  Dalam
permainan itu biasanyaanak tidak lagi terikat kepada peraturan
permainan yang tradisional(yang sudah ada), mereka membuat
peraturan sendiri
Masa keserasian bersekolah ini diakhiri dengan suatu masa
yang biasanya disebut
 poeral 
. Berdasarkan penelitian para ahli, sifat-sifat khas anak-anak masa
poeral ini dapat diringkas dalam dua hal, yaitu
a. Ditujukan untuk berkuasa: sikap, tingkah la
k u ,   d a n   p e r b u a t a n   a n a k  poeral ditujukan
untuk berkuasa; apa yang diidam-idamkannya adalahsi kuat, si
jujur, si juara, dan sebagainya.
b. Ekstraversi: berorientasi keluar dirinya; misalnya, untuk menca
riteman sebaya unutk memenuhi kebutuhan fisiknya.
Anak-anak masaini membutuhkan kelompok-kelompok
sebaya, pada mereka
dorongan bersaing besar sekali, karena itu masa ini sering diber
i ciri sebagaimasa
c. “competitive socialization

D. Pengertian sekolah dasar


Sekolah dasar (SD) adalah bagian terpadu ari sistem pendidikan nasional yang
berlangsung selama 6 tahun di sekolah dasar (SD) dan selama 3 tahun sekolah
lanjutan tingkat pertama (SLTP) atau satuan pendidikan sederajat. Pada usia 6
tahun,anak memasuki pendidikan formal,dengan tanpa melalui pendidikan
prasekolah (taman kanak-kanak)
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik
melaksanakan progam bimbingan,pengajaran dan latihan dalam rangka membantu
siswa agar mampu mengembangkan potensinya,baik yang menyangkut aspek
moal-spiritual, intelekual, emosional, maupun sosial

E. Karakteristik anak sekolah dasar


Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan
selesai pada usia 12 tahun. Kalau mengacu pada pembagian tahapan
perkembangan anak, berarti anak usia sekolah berada dalam dua masa
perkembangan, yaitu masa kanak-kanak tengah (6-9 tahun), dan masa kanak-
kanak akhir (10-12 tahun).
Menurut Havighurtst, tugas perkembangan anak usia sek
o l a h   d a s a r   meliputi
a. Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan 
aktifitasfisik
b. Membina hidup sehat
c. B e l a j a r b e r g a u l d a n b e k e r j a d a l a m k e l o m p o k
d. Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin.
e. B e l a j a r   m e m b a c a , m e n u l i s , d a n b e r h i t u n g a g a r   m a m p u
b e r p a r t i s i p a s i d a l a m masyarakat
f. Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif
g. Mengembangkan kata hati, moral, dan nilai-nilai
h. M e n c a p a i   k e m a n d i r i a n   p r i b a d i
F. Aspek-aspek perkembangan masa sekolah dasar mencakup
Perkembangan Fisik
Menurut Santrock (1995, 2007) perkembangan adalah pola perubahan yang
dimulai sejak pembuahan dan terus berlanjut disepanjang rentang jehidupan
individu. Senada dengan santrock, Hurlock (1980) mengemukakan bahwa
perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai
akibat dari proses kematangan dan pengalaman/ belajar.1
Perkembangan fisik diperlukan terutama data mengenai kapan anak mulai
dapat merangkak, berdiri, berjalan, naik sepeda roda tiga, naik sepeda roda dua,
berbicara dengan kalimat lengkap, kesulitan gerakan yang dialami, status gizi
balita, dan riwayat kesehatan.

Perkembangan Motorik
Pada usia sekolah, perkembangan motorik anak lebih halus, lebih sempurna,
dan terkoordinasi dengan baik, seiring dengan bertambahnya berat dan kekuatan
badan anak.
Sejak anak usia 6 tahun, koordinasi antara mail dari pada krayon untuk
melukis. Dari usia 8 sampai 10 tahun, tangan dapat digunakan secara bebas, mudah
dan tepat, koordinasi motorik halus berkembang dimana anak sudah menulis
dengan baik. Ukuran huruf menjadi lebih kecil dan lebih rapih. Pada usia 10 hingga
12 tahun, anak-anak mulai memperlihatkan keterampilan-keterampilan manipulatif
menyerupai kemampuan-kemampuan orang dewasa. Mereka mulai
memperlihatkan gerakan-gerakan yang kompleks, rumit dan cepat, yang diperlukan
untuk menghasilkan karya kerajinan yang bermutu bagus atau memainkan musik
instrumen tertentu.

Perkembangan kognitif
Teori perkembangan kognitif merupakan kajian tentang perkembangan anak
yang didasarkan pada perkembangan kecerdasan dan proses mental yang semakin
kompleks. Dalam teori perkembangan kognitif terdapat dua tokoh yang sangat
berpengaruh yaitu Piaget dan Vigotsky. Keduanya memiliki pendapat yang
berbeda terkait dengan teori perkembangan kognitif.

1
Perkembangan sosial
Hubungan dengan teman memperlihatkan perubahan anak mulai pergi dengan
teman, keluar lingkungan keluarga dan memperluas lingkungan sosialnya dengan
lingkungan teman di sekolah maupun di luar sekolah. Anak belajar mengenal tata
cara adat istiadat keluarga lain.
1. Anak berumur 6-8 tahun : belum merasa adanya perbedaan jenis.
Merasa biasa bila bermain dengan teman sejenis maupun lawan jenis.
2. Anak berumur 9-10 tahun : mulai merasa kurang pantas dan tidak
senang bermain dengan lawan jenis, karena mulai menyadari adanya
perbedaan sifat sesuai dengan jenis kelaminnya.
Permainan sesuai dengan peran dan sifat jenis kelaminnya, demikian pula
cerita dan bacaan. Anak perempuan dianggap cengeng, anak laki-laki
dianggap kasar.
3. Anak berumur 11-12 tahun : perhatian mulai ditujukan pada teman
lawan jenis. Anak perempuan dengan tingkah laku centil ingin menarik
perhatian teman pria. Anak laki-laki dengan sikap kesatria dan tingkah
laku
4. overacting ingin memberi perlindungan dan menarik perhatian teman
putri. Mereka senang bila dikelompokkan bersama.
a. Segi perkembangan pengamatan memperlihatkan
perkembangan di mana anak dari alam fantasi harus menerima
kenyataan dari dunia realitas.

Perkembangan Emosi
Menurut Retno (2013), emosi adalah perasaan intens yang ditujukan
kepada seseorang atau suatu kejadian. Ragam emosi dapat terdiri dari perasaan
senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap
sesuatu.
Kebanyakan ahli yakin bahwa emosi lebih cepat beralu daripada
suasana hati. Sebagai contoh, bila seseorang bersikap kasar, manusia akan
merasa marah. Berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi perkembangan
emosi peserta didik, sejumlah penelitian tentang emosi anak menunjukkan
bahwa perkembangan emosi mereka bergantung kepada faktor kematangan
dan faktor belajar (Hurlock dalam Retno, 2002).
Kesiapan emosi dapat dilihat dari sikap anak yang dapat mengerti
perasaan orang lain, sabar dalam menunggu giliran, menunjukkan sikap yang
mudah diatur guru, berani dan merasa nyaman saat ditinggal orang tuanya ,
tidak mudah marah, dapat mendengarkan pembicaraan orang lain, tidak
egosentris, mampu meregulasi diri secara baik, menerima guru sebagai pelind-
ungnya di sekolah, memahami tanggung jawab pribadi, melakukan aktivitas
secara mandiri.

Perkembangan moral
Perkembangn moral, anak mulai mengenal konsep moral (mengenal
benar salah atau baikburuk) pertama kali dari lingkungan keluarga. Pada
umumnya, mungkin anak tidak mengerti konsep moral ini, tetapi lambat laun
anak akan memahaminya. Usaha menanamkan konsep moral sejak usia dini
(prasekolah) merupakan hal yang seharusnya, karena informasi yang diterima
anak mengenai benar salah atau baik buruk akan menjadi pedoman pada
tingkah lakunya di kemudian hari. Pada usia sekolah dasar, anak sudah dapat
mengikuti peraturan atau tuntutan dari orang tua atau lingkungan sosialnya.
Pada akhir usia ini, anak sudah dapat memahami alasan yang mendasari suatu
Kesiapan emosi dapat dilihat dari sikap anak yang dapat mengerti perasaan
orang lain, sabar dalam menunggu giliran, menunjukkan sikap yang mudah
diatur guru, berani dan merasa nyaman saat ditinggal orang tuanya , tidak mu-
dah marah, dapat mendengarkan pembicaraan orang lain, tidak egosentris,
mampu meregulasi diri secara baik, menerima guru sebagai pelindungnya di
sekolah, memahami tanggung jawab pribadi, melakukan aktivitas secara
mandiri peraturan Di samping itu, anak sudah dapat mengasosiasikan setiap
bentuk perilaku dengan konsep benar salah atau baik buruk. Misalnya, dia
memandang atau menilai perbuatan nakal, berdusta, dan tidak hormat kepada
orangtua merupakan suatu yang salah atau buruk. Sedangkan perbuatan jujur,
adil, dan sikap hormat kepada orangtua dan guru merupakan suatu yang
benar/baik (Syamsu, 2014).

Perkembangan Agama
Agama merupakan tuntutan hidup yang dapat membebaskan manusia
dari kekacauan. Di dunia barat agama sering disebut sebagai religion yang
berarti melakukan suatu perbuatan dengan penuh penderitaan atau mati-
matian. Dalam Islam sendiri, agama berupa wahyu Allah yang diturunkan
melalui para Nabi yang berisi perintah dan larangan.2

Perkembangan Pendidikan
Budaya dan adat istiadat banyak mempengaruhi pendidikan di
Indonesia. Dalam pendidikan semacam itu anak dibimbing ke arah
pengintegrasian diri ke dalam budaya dan adat istiadat orang tua secara
tradisional. Dengan demikian terjadilah proses sosialisasi yang menghasilkan
anggota masyarakat yang berpikir secara konformistis dan bertujuan
melestarikan serta memperkuat sistem yang ada. Pendidikan sebagai proses
sosialisasi tidak memandang anak sebagai pribadi unik yang harus dihargai
keberadaannya. Sebaliknya, pendidikan hanya menghasilkan manusia yang
mengabdi kepada sistem status dan feodalisme (Mangunwijaya, 1998).

Peran dan Tanggung Jawab orangtua


Keluarga merupakan sekelompok manusia yang terdiri dari (Ayah, Ibu)
dan anak-anak yang belum kawin (children). Jadi, keluarga sebagai lembaga
pendidikan hanya terdiri dari orangtua (Ayah, Ibu) yang akan bertindak
sebagai pendidik, dan anak-anak yang belum berkeluarga sebagai peserta
didik.

Peran dan tanggung jawab Masyarakat


Dalam hal ini yang dimaksud dengan masyarakat disini adalah orang
yang lebih tua yang “tidak dekat”, “tidak kenal” dan “tidak memiliki ikatan
keluarga”. Orang-orang inilah yang dapat memberikan contoh, mengajak, atau
melarang anak dalam melakukan suatu perbuatan. Peran serta masyarakat
dalam pendidikan sangat erat sekali berkaitan dengan pengubahan cara
pandang masyarakat terhadap pendidikan. Masyarakat sebagai pusat
pendidikan ketiga sesudah keluarga dan sekolah. Jenis-jenis peran serta
masyarakat dalam pendidikan.
Peran Pemerintah Terhadap Anak Usia Sekolah Dasar

2
Pemerintah sebagai penyelenggara negara dalam bidang pendidikan,
seperti yang diamanatkan Undang-Undang SISDIKNAS, 2003 bahwa
pemerintah dan pemerintah daerah berhak mengarahkan, membimbing,
membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pependidikan, serta berkewajiban
memberikan pelayanan dan kemudahan penyelenggaraan pendidikan yang
bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Pemerintah dan
pemerintah daerah juga wajib menjamin tersedianya dana guna
terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara dari usia 7-15 tahun.
Meningkatkan kesadaran dalam menimba ilmu di dalam dunia
pendidikan sudah dicanangkan pihak pemerintah dari sekolah dasar samapi ke
perguruan tinggi. Tujuan pemerintah meningkatkan mutu pendidikan setiap
warga negaranya yaitu untuk meningkatkan sumber daya manusia di
Indonesia.
Pendidikan Dasar Bagi Anak
Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 30 Tahun 1990 sistem
persekolahan di Indonesia secara umum dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu
tingkat pendidikan dasar, tingkat pendidikan menengah, dan tingkat
pendidikan tinggi. Yang termasuk tingkat pendidikan dasar adalah sekolah
dasar (SD), madrasah ibtidaiyah (MI), sekolah lanjutan pertama (SLP),
madrasah tsanawiyah (MTs), dan yang sederajat dengannya. Dan yang
termasuk tingkat pendidikan tinggi adalah Unversitas, Institut, Akademik
Politeknik, dan Sekolah Tinggi.
Pendidikan dasar merupakan komponen yang memerlukan perhatian
khusus. Berbeda jauh dari SMU dan PT. Pendidikan dasar memerlukan
pendekatan aspirasi sosial, kesempatan belajar seluas-luasnya bagi semua
anak. Pendekatan kerakyatan, sebutlah demokrasi, dirancang pertama-tama di
Sekolah Dasar. Berbeda dengan jenjang persekolahan lebih tinggi, untuk
masuk sekolah dasar anak tidak perlu diseleksi dengan alasan atau cara
apapun. Jenjangnya memang paling rendah pendidikan dan kesejahteraan
gurunya paling rendah, mutu fasilitas dan prasarana paling rendah,
anggarannya juga paling rendah. Sensitifitas di media masa juga paling rendah
(Hamijoyo, 2000).
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

A. SARAN
Anak usia SD/MI merupakan masa emas yang menakjubkan dan terbaik dalam
perjalanan hidup manusia. Banyak faktor yang turut berpengaruh dalam proses
perkembangannya, baik unsur-unsur bawaan maupun unsur-unsur pengalaman
yang didapat dari lingkungannya. Skripsi ini ditulis dengan menggali pemikiran
dua orang tokoh muslim dan barat, yakni Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dan Jean
Piaget tentang perkembangan anak. Adapun tujuan dalam penelitian ini secara
umum untuk mengetahui konsep perkembangan anak SD/MI menurut Ibnu
Qayyim Al-Jauziyyah dan Jean Piaget, serta mengetahui persamaan dan
perbedaan pemikiran kedua tokoh tersebut tentang perkembangan anak usia
SD/MI.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan
menggunakan pendekatan kualitatif, pendekatan tekstual dan pendekatan
komparatif. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah kitab Tuhfatul
Maudūd bi Ahkāmil Maulūd karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dan The
Psychology of The Child karya Jean Piaget dan Barbel Inhelder, dan sumber data
sekundernya buku-buku atau penelitian yang terkait dengan kajian ini. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah survey kepustakaan dan telaah pustaka.
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis isi (content analysis).
Anak usia SD memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang
usianya lebih muda, ia senang bermain, bergerak, senang bekerja dalam kelompok
dan senang melakukan sesuatu secara langsung. Oleh sebab itu guru hendaknya
mengembangkan pelajaran yang mengandung unsure permainan, mengusahakan
siswa berpidah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok serta
memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.
.

B. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan, pertumbuhan
adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-
fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu
yang normal. Sedangkan Sifat dan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan
adalah dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam hal
bertambahnya ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala,
lingkar lengan, lingkar dada, dan lain- lain. Faktor pendukung pertumbuhan dan
perkembangan manusia adalah pertumbuhan fisik, kecerdasan, sosial, bahasa,
bakat khusus, sikap nilai dan moral, dan interaksi keturunan dan lingkungan
dalam perkembangan.
DAFTAR PUTAKA
https://idr.uin-antasari.ac.id/13731/2/ABSTRAK.pdf ( ABSTRAK)
https://mediaindonesia.com/humaniora/431439/contoh-kata-pengantar-untuk-tugas-makalah-
karya-ilmiah-dan-laporan ( KATA PENGANTAR)
http://eprints.ums.ac.id/79042/3/BAB%20I.pdf (LATAR BELAKANG)
https://www.academia.edu/resource/work/42147819 (RUMUSAN MASALAH, TUJUAN, &
MANFAAT)
http://eprints.uny.ac.id/9813/1/BAB1%20-%2008111241026.pdf ( BATASAN MASALAH)
https://eprints.umm.ac.id/35517/3/jiptummpp-gdl-nurulsyams-48321-3-babiip-f.pdf
(LANDASAN TEORI)
https://jptam.org/index.php/jptam/article/download/1183/1058/2364 (METODE
PENELITIAN)
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7826/5/BAB%20IV%20METODE
%20PENELITIAN.pdf (JENIS PENELITIAN & POPULASI STAMPEL)
https://www.academia.edu/resource/work/44238778 (PEMBAHASAN)
https://ejournal.uinsaid.ac.id/index.php/academica/article/view/1052/297 (KESIMPULAN)
https://www.academia.edu/resource/work/42147819 ( SARAN)

Anda mungkin juga menyukai