Anda di halaman 1dari 8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Buku Panduan
Buku adalah kumpulan kertas berisi informasi, tercetak, disusun secara
sistematis, dijilid serta bagian luarnya diberi pelindung terbuat dari kertas tebal,
karton atau bahan lainnya. Buku memiliki empat sifat pokok yaitu berisi informasi,
informasi itu ditampilkan dalam wujud cetakan, media yang digunakan adalah kertas,
dan lembaran-lembaran kertas itu dijilid dalam bentuk satu kesatuan. Buku
merupakan suatu hasil terbitas yang tidak berkala. Tidak begitu jelas pembatasan
jumlah halaman pada buku, karena jumlah tersebut dapat disesuaikan dengan
kebutuhan (Sitepu, 2012).
Uraian – uraian tentang materi pokok termasuk bahan evaluasi dalam buku
ditulis menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa sebagai alat komunikasi
dapat memudahkan atau menyulitkan pembaca dalam mempelajari materi yang
disampaikan. Penggunaan bahasa yang kurang tepat dapat menimbulkan
kesalahpahaman bagi pembaca. Ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan
dalam menggunakan bahasa diragam tulisan, yaitu kemampuan berbahasa pembaca,
kaidah bahasa, pilihan kata, gaya bahasa, dan keterbacaan (Sitepu, 2012).
Buku memiliki jenis yang beragam, salah satunya adalah buku panduan.
Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa (2008), buku panduan adalah buku
yang digunakan sebagai acuan dalam melakukan sesuatu. Buku panduan adalah buku
yang memuat prinsip, deskripsi materi pokok, dan model pembelajaran untuk
digunakan oleh para pemateri (Sitepu, 2012).
Buku panduan berisi informasi mengenai petunjuk dan identifikasi suatu
masalah secara mendasar. Buku panduan banyak memuat keterangan dan informasi
yang berupa tabel-tabel, simbol, formula, dan istilah yang berkaitan dengan suatu
subjek yang dibahasnya. Tujuan utama dari penulisan buku panduan adalah sebagai

7
8

bahan rujukan cepat dalam satu bidang atau cabang pengetahuan (Subrata, 2009).
Buku panduan ditujukan untuk membantu memberikan metode sehingga buku
tersebut menjadi buku yang memiliki sifat self-help (Dharmawan et al., 2015).

B. Pendidikan Orang Dewasa (Andragogi)


Pendidikan orang dewasa atau yang lebih dikenal dengan istilah Andragogi
berasal dari bahasa Yunani dari kata aner yang berarti orang dewasa dan agagos yang
berarti memimpin. Secara harfiah, andragogi berarti merupakan seni dalam mengajar
orang dewasa, berlawanan dengan paedagogi yang berarti seni dan pengetahuan
mengajar anak.(Kartini Kartono,1997;23). Pada pendidikan orang dewasa lebih
ditekankan pada teknik belajar bagi ornag dewasa sehingga orang dewasa sanggup
dan mau belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menurut Sutajo
Kartodikusumo (1986) pendidikan orang dewasa merupakan usaha pendidikan
disamping sistem pengajaran sekolah menuju ke arah perkembangan kualitatif
seseorang dengan masyarakat untuk menambah kecerdasan, kecakapan, tenaga,
pengalaman dan budi pekerti yang tinggi yang memungkinkan tercapainya
swasembada dan tanggung jawab bersama di kalangan masyarakat dalam segala
peranan untuk tercapainya kesejahteraan bersama. Menurut Knowles dalam Soedomo
(1992) pendidikan orang dewasa merupakan pengetahuan dan teknik membantu
orang dewasa untuk belajar. Sedangkan menurut Ingals pendidikan orang dewasa
adalah suatu cara pendidikan dalam proses belajar orang dewasa.
Dalam Soedomo (1992) Knowles menegaskan bahwa belajar anak-anak dan
orang dewasa adalah hal yang berbeda secara kualitas maupun kuantitas.. Variabel
yang mempengaruhi proses dan hasil belajar anak-anak dan orang dewasa berbeda
ditinjau dari segi sosial, perkembangan psikologis, dan sifat-sifat yang situasional.
Berikut ini disajikan perbandingan asumsi antara paedagogi dan andragogy
9

Tabel 2.1 perbandingan asumsi anatara paedagogi dan andragogi


NO ASUMSI PEDAGOGI ANDRAGOGI
1 Konsep tentang Peserta didik tergantung pada Pada umumnya orang dewasa
peserta didik pendidikannya, para guru secara psikologis lebih
bertanggungjawab sepenuhnya memerlukan pengarahan diri
untuk menentukan apa yang walaupun dalam keadaan
harus dipelajari, kapan, tertentu bersifat tergantung
bagaimana cara
mempelajarinya, dan apa hasil
yang diharapkan
2 Fungsi pengalaman Pengalaman dari guru sangat Pengalaman nyata merupakan
peserta didik besar pengaruhnya, dan teknik sumber belajar bagi dirinya,
penyampaiannya berupa oleh karena itu metode
ceramah, tugas baca dan penyampaiannya eksperimen,
penyajiannya melalui alat percobaan, diskusi dan
pandang dengar pemecahan masalah (problem
solving)

3 Kesiapan belajar Siap selalu belajar untuk masa Dengan belajar diharapkan
depan, oleh karena itu dapat memecahkan masalahnya,
kegiatan belajar harus maka belajar adalah membantu
diorganisasikan dalam suatu mereka mnenemukan yang perlu
kurikulum baku dan langkah- mereka ketahui, program belajar
langkah penyajian harus sama disusun sesuai dengan
bagi semua orang kebutuhan kehidupan merekan
dan urutan penyajian sesuai
dengan kesiapan peserta didik
4 Orientasi belajar Ilmu yang mempelajari baru Belajar untuk meningkatkan
akan bermanfaat dikemudian kemampuan diri untuk
hari, oleh karena itu mengembangkan orientasinya
kurikulum disusun sesuai oleh karena itu orientasi belajar
urutan logis terpusat pada kegiatannya sesuai
yang diharapkan mereka
(Tisnowati Tamat, 1985;19-20)
10

Pada hakikatnya semua orang dewasa memiliki keunikan gaya belajar pada saat
melakukan kegiatan belajar (Basleman dan Mappa,2011:16) Keunikan itu
berdasarkan pengalaman belajar yang telah diperoleh sejak lahir. Belajar merupakan
proses perubahan potensi penampilan sebagai hasil interaksi seseorang dengan
lingkungannya, baik interaksi dengan sesama di dalam masyarakat, maupun dengan
lingkungan budaya dan alamnya. Orang dewasa juga memiliki karakteristik sebagai
wraga belajar anatara lain:
1. Orang dewasa mempunyai pengalaman-pengalaman yang berbeda
2. Orang dewasa yang miskin mempunyai tendensi, merasa dia tidak dapat
menentukan kehidupannya sendiri
3. Orang dewasa lebih suka menerima saran-saran daripada digurui
4. Orang dewasa lebih memberi perhatian pada hal-hal yang menarik bagi
dia dan menjadi kebutuhannya
5. Orang dewasa lebih suka dihargai daripadadiberi hukuman atau
disalahkan
6. Orang dewasa yang pernah mengalami putus sekolah, mempunyai
kecenderungan untuk menilai lebih rendah terhadap kemampuan
belajarnya
7. Apa yang biasa dilakukan orang dewasa, menunjukkkan tahap
pemahamannya
8. Orang dewasa secara sengaja mengulang hal yang sama
9. Orang dewasa suka diperlakukan dengan kesungguhan i’tikad baik, adil,
dan masuk akal
10. Orang dewasa sudah belajar sejak kecil tentang cara mengatur hidupnya
11. Orang dewasa menyenangi hal-hal yang praktis
12. Orang dewasa membutuhkan waktu lebih lama untuk akrab dan menjalin
hubungan dekat dengan teman baru.
Andragogi merupakan salah satu konsep alternatif yang berkaitan dengan
pengembangan pendidikan di luar sekolah. Konsep andragogi ini bisa dipahami
11

apabila pemahaman pendidikan di luar sekolah dikembangkan dari kajian sasaran


kelompok masyarakat dan konsep pendidikan yang menekankan pada proses
pendewasaan masyarakat.
Kegiatan pendidikan orang dewasa dapat di kelompokkan ke dalam dua
tingkatan, yaitu:
1. Pendidikan dasar (adult basic education) mempelajari pengetahuan dan
keterampilan dasar. Kegiatan ini biasanya ditujukan untuk masyarakat yang
buta huruf dan memiliki keterampilan kerja yang sangat sederhana.
2. Pendidikan berkelanjutan (continuing education) mempelajari pengetahuan
dan keterampilan lanjutan sesuai dengan kebutuhan belajar pada diri orang
dewasa. Pendidikan berkelanjutan ini ditujukan pada kegiatan yang dapat
memperbaiki dan meningkatakan kemampuan pengetahuan serta
keterampilan .
Dalam kegiatan belajar mengajar pada andargogik pelaksanaaannya
melibatkan beberapa langkah seperti berikut:
1. Menciptakan suasana belajar yang kondusif untuk orang dewasa
2. Mendiagnosis kebutuhan belajar
3. Merumuskan tujuan belajar
4. Mengembangkan model umum, pendidikan ornag dewasa biasa lebih banyak
melalui diskusi, baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar
5. Melaksanakan kegiatan belajar

C. Marine Education
Marine education adalah program pembelajaran kebaharian bersama yang
dikemas secara sederhana untuk memahami dan melindungi pesisir dan ekosistem
kelautan. Marine education telah diajarkan di negara Australia yakni di prkarsai oleh
organisasi National Marine Educators Association (NMEA). NMEA tersebut
berdedikasi untuk organisasi yang beranggotakan guru kelas, pembelajaran informal,
profesor dari universitas dan lain-lain. Program marine education ini memberikan
pelajaran tentang ilmu dasr laut dalam lingkup biologi, ekologi, dan jaringan
12

konservasi. Melalui eksplorasi peserta didik juga belajar mengenai dasar terumbu
karang, tanaman bakau, dan ekosistem rumput laut beserta fungsinya.
Diharapkan setelah mereka mengetahui apa peran penting laut dan akibatnya jika
dirusak oleh manusia, sehingga mereka bisa tumbuh rasa peduli dalam diri mereka
karena sudah memiliki rasa cinta, rasa memiliki yang didasarkan dari adanya
pengetahuan. Selain itu diharapkan mereka bisa menjaga,melindungi, dan melakukan
sesuatu setelah melihat, mengetahui dan mempelajari sehingga timbul rasa
kepedulian untuk melestarikan pesisir dan laut yang ada di daerah mereka masing-
masing.

D. TERUMBU KARANG
Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem tertua yang secara ekonomi,
biologi maupun biotanya sangat penting di dunia. Untuk sampai dikondisi yang
sekarang terumbu karang memerlukan waktu hingg puluhan tahun, tergantung dari
jenis dan kondisi terumbu karang itu sendiri. Terumbu karang memiliki fungsi
penting sebagai tempat memijah, bertelur, gudang makanan yang produktif untuk
perikanan, dan juga tempat mencari makan segala jenis biota laut. Menurut Guntur
(2011;3)) secara fisik,terumbu karang berfungsi sebagai pemecah ombak dan
melindungi pantai dari sapuan badai. Di samping itu, terumbu karang juga memiliki
nilai estetika yang tinggi untuk pengembangan wisata bahari (marine tourism). Selain
itu ekosistem terumbu karang juga merupakan slah satu sistem kehidupan majemuk
dan khas daerah tropis, yang memiliki produktivitas dan keanekaragaman yang
tinggi, siklus energi yang sangat efisien, unik, dan indah (Nontji,1984;
Nyibakken,1998)
Indonesia merupakan salah satu negara dengan status terumbu karang yang paling
terancam. Selama 50 tahun terakhir, proporsi penurunan kondidi terumbu karang di
Indonesia telah meningkat dari 10% menjadi 50%. Lebih lanjut, hasil survey P20
LIPI (2006) menyebutkan bahwa hanya 5,23% terumbu karang di Indonesia yang
berada di dalam kondisi sangat baik. (Guntur, 2011:7)
13

Terumbu karang merupakan ekosistem yang kompleks, khas dan unik yang
ditandai dengan tingginya keanekaragaman jenis biota penghuninya. Hubungan
antarkomponen biotik dan abiotik sangat erat, karena itu eskploitasi terhadap suatu
jenis biota dapat mengakibatkan perubahan populasi biota yang lainnya.
Penyebab utama kerusakan ekosistem terumbu karang secara garis besar
disebabkan oleh 2 hal yaitu.
1. Faktor Alam
Kerusakan terumbu karang bisa disebabkan oleh perubahan suhu air laut,
topan, perubahan iklim global, gempa bumi, letusan gunung berapi dan juga
pemangsa.
2. Faktor Manusia
Menurut Guntur (2011) kerusakan terumbu karang oleh berbagai kegiatan
manusia secara langsung dan tidak langsung yang paling banyak antara lain
adalah: kegiatan perikanan, usaha penangkapan ikan hias, ikan konsumsi,
kerang-kerang, dang udang dengan menggunakan bahan peledak, bahan kimia
beracun (potasium cyanida), arus listrik, alat tangkap yang tidak ramah
lingkungan seperti muroami, penangkapan berlebihan, pemanenan tidak teratur
a. Pencemaran pada Laut
Banyak aktivitas di laut yang dapat menyebabkan kerusakan terumbu karang
contohnya tumpahan minyak, pembuangan sampah di laut, pencemaran yang
terjadi di pelabuhan dan juga pelemparan jangkar yang dilakukan oleh kapal-
kapal ketika akan bersandar. Kerusakan fisik yang secara langsung dapat terjadi
pada terumbu karang. Menurut Guntur (2011) hasil analisi yang ditunjukkan 7%
terumbu karang di kawasan yang terkena hal tersebut terancam oleh pencemaran
laut.
b. Penangkapan ikan secara berlebihan
Penangkapan ikan secara besar-besaran dapat menyebabkan terumbu karang
menjadi rapuh terhadap gangguan yang ada di sekitarnya. Ikan sangat berfungsi
untuk melindungi populasi terumbu karang, apabila ikan ditangkap secara massal
14

maka akan menyebabkan tergantinya terumbu karang oleh populasi alga yang
dapat mecegah penempelan dan pertumbuhan karang pada substratnya.
Kegiatan perikanan yang merusak, seperti pemakaian alat peledak dan
penggunaan jaring insang dan pukat dapat membuat kerusakan fisik yang intensif
bagi terumbu karang dan mengakibatkan tingginya persentase kematian ikan
yang belum dewasa (Guntur,2011:17)

Anda mungkin juga menyukai