` BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara wilayah negara maritim yang memiliki wilayah
kepulauan, pesisir, dan hamparan lautan yang cukup luas. Hal tersebut merupakan
suatu potensi sumberdaya alam yang sangat besar apabila di kembangkan dengan
baik dan benar. Selain itu juga bisa digunakan sebagai sarana pembangunan dan
juga ekowisata oleh penduduk dan pemerintahan yang memiliki potensi laut.
Menurut Fachruddin (2010) Sumber daya di wilayah pesisir dan lautan secara
garis besar terbagi menjadi 3 yaitu:
1. Sumber daya dapat pulih (renewable resources) meliputi hutan bakau, terumbu
karang, padang lamu, rumput laut, sumberdaya perikanan laut dan bahan-bahan
bioaktif
3. Jasa-jasa lingkungan, meliputi fungsi kawasan pesisir dan lautan sebagai tempat
rekreasi dan pariwisata, media transportasi dan komunikasi, sumber energi
(seperti: Ocean Thermal Energy Conversion, energi dari gelombang laut dan
energi pasang surut), sarana pendidikan dan penelitian, pertahanan keamanan,
penampungan limbah, pengatur iklim, dan sistem penunjang kehidupan serta
fungsi ekologis lainnya.
Di lihat dari segi sumberdaya yang ada di negara Indonesia misalnya
sumberdaya perikanan tangkap dan perikanan budidaya, hutan bakau yang hampir
keseluruhan ada di sepanjang pantai atau muara sungai, terumbu karang yang
sangat produktif dan sangat khas yang ada di daerah tropis seperti negara kita ini
(Fachruddin,2010)
Potensi sumberdaya alam dan jasa lingkungan yang ada di wilayah yang
terkenal produktif di dunia memiliki makna yang sangat penting. Fakta yang ada
menunjukkan sekitar 60% rakyat Indonesia menggantungkan hidupnya di wilayah
1
2
pesisir. Oleh karena itu, kelestarian pesisir harus dijaga dan keberlanjutan
pemanfaatan sumberdaya alam dan jasa lingkungan yang ada tetap dipertahankan,
maka di perlukan komitmen dari semua pihak untuk menjaga dan mengelola
kualitas dan pendukung lingkungan wilayah tersebut.
Faktor penting yang menjadi kunci keberhasilan adalah peran dari masyarakat
karena untuk menjaga dan mengelola hal tersebut hanya bisa dicapai jika
masyarakat memiliki informasi, pemahaman, dan visi yang sama untuk
mengelola sumbedaya yang ada. Pembinaan dan pengembangan masyarakat
pesisir dan laut bisa berhasil dengan baik apabila masyarakat pesisir dan laut ikut
berperan aktif.
Pemanfaatan pesisir dan laut di Kabupaten Banyuwangi belum dimanfaatkan
secara optimal oleh masyarakat. Banyaknya kerusakan pesisir dan pantai yang
diakibatkan oleh ulah manusia. Semakin tingginya perusakan biota laut akan
mengakibatkan hilangnya biota laut yang ada di sekitar pantai di Indonesia
khususnya Kabupaten Banyuwangi. Untuk mendukung pelestarian biota laut dan
juga lingkungan pesisir di masa mendatang, salah satu alternatif yang tepat adalah
dengan mengenalkan pembelajaran pesisir dan laut.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 15 Maret 2017 Kepala Bidang
Dinas Kelautan dan Perikanan Banyuwangi, Bapak Untung Widiarto mengatakan
bahwa sebagian besar nelayan pemahamannya masih kurang hanya mengerti
menangkap, padahal yang namanya makhluk hidup di laut memiliki rantai
makanan dan juga memiliki ekosistem yang harus dijaga sehingga makhluk hidup
di laut bisa berkembang biak dengan baik. Kepala Bidang Kelautan dan
Perikanan Banyuwangi juga mengatakan bahwa sebenarnya sumberdaya yang
akan di laut bisa menjadi sumberdaya yang terbatas apabila ekosistemnya tidak
terjamin dan salah satu rantai makanan dari makhluk hidup di laut terputus yang
diakibatkan oleh aktivitas manusia contohnya sebagian nelayan masih ada yang
secara sembunyi-sembunyi menggunakan bom untuk menangkap ikan sehingga
bisa merusak biota laut khususnya terumbu karang serta biota laut yang lain
apabila digunakan secara berkelanjutan. Sesuai dengan wawancara tersebut,
menurut Constanza et.al (1997) secara garis besar ekosistem di wilayah pesisir ini
memiliki peranan yang sangat penting dan nilai yang paling tinggi diantara
3
F. Definisi Oprasional
1. Pengembangan merupakan suatu proses merancang, dan menyusun produk
dengan spesifikasi desain tertentu dengan tujuan tertentu. Pada penelitian
pengembangan ini produk yang dikembangkan adalah buku pandunan
marine education dalam mendukung program Pantai Lestari
2. Model pengembangan ADDIE merupakan model pengembangan yang
terdiri dari Analyze, Design, Development, Implementation and
Evaluation.
3. Uji kelayakan suatu produk digunakan untuk mengetahui kelayakan suatu
produk yang digunakan. Kelayakan buku panduan diukur berdasarkan skor
hasil dari validasi oleh mahli media dan ahli materi pada lembar angket
validasi.
4. Uji kepraktisan suatu produk digunakan untuk mengukur tingkat
kepraktisan produk yang telah dikembangkan. Kepraktisan dari buku
panduan ini diukur berdasarkan skor angket respon yang diisi oleh
masyarakat.