Anda di halaman 1dari 15

D I S U S U N OLEH :

SGD ENAM

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

2010

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya kami dari Kelompok Enam dapat menyusun makalah ini untuk skenario kedua modul pertama yang berjudul BELAJAR SEPANJANG HAYAT. Makalah ini dimaksudkan untuk penambahan wawasan para pembaca khususnya mahasiswa fakultas kedokteran UISU semester pertama, karena dalam perjalanan akademiknya mahasiswa fakultas kedokteran UISU semester pertama dituntut untuk dapat memahami dan menerapkan apa itu belajar sepanjang hayat. Dimana dalam makalah ini akan membahas berbagai masalah ,pengetahuan dan pendapat tetang belajar sepanjang hayat itu sendiri. Yang meliputi definisi, tujuan,manfaat,factor dan termasuk didalamnya berpikir secara kritis. Tim penyusun makalah ini menyampaikan banyak terima kasih kepada bapak dr. Aditya Yudha Perkasa Alam Simbolon yang mana telah membimbing kami dalam small group disscusion, dan semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca. Tentunya sebagai mahasiswa semester pertama, dalam hal penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dalam berbagai hal. Oleh karena itu, semua masukan, saran, kritik yang membangun sangat diharapkan agar pada pembuatan makalah berikutnya dapat lebih sempurna. Assalamualaikum Wr.Wb.

Medan, 30 September 2010 Hormat Kami

Tim Penyusun (Kelompok Enam)

DAFTAR ISI

NAMA-NAMA PENYUSUN Ketua : Fakhrurazy Nasution Sekretaris : Farisha Fauzi Anggota : Ella Saputri Elizah Yanti Elpi Amelia Elvi Syahri Emma Tri Hasratni Erni Yusfita Ervina Charatullisan Fadhillah Amanda Fadhilah Harahap Fadhilah Nur Fahmi Hidayat Harahap Farouq Alwi Siregar

Lembar Penilaian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah


Belajar sepanjang hayat adalah suatu konsep, suatu ide, gagasan pokok dalam konsep ini adalah bahwa belajar itu tidak hanya berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan formal seseorang masih dapat memperoleh pengetahuan kalau ia mau, setelah ia selesai mengikuti pendidikan disuatu lembaga pendidikan formal. Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim dan muslimat. Tuntutlah ilmu sejak buaian sampai lubang kubur. Tiada amalan umat yang lebih utama daripada belajar. Belajar sepanjang hayat ini dikemukakan oleh Edgar Faure dari The International Council of Educational Development (ICED) atau Komisi Internasional Pengembangan Pendidikan. Sebagai ketua Komisi tersebut Edgar Faure mengatakan : With its confidence in mans capacity to perfect himself through education, the Moslem world was among the first to recommend the idea of lifelong education, exhorting Moslem to educate themselves from cradle to the grave. (Faure, 1972, h.8) Befikir kritis adalah suatu proses diman seseorang atau individu dituntut untuk mnginterfrestasikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan pngetahuan menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman ( Per & Potter 2005 ). Menurut Chance 1986, kemampuan untuk mengalnalisis fakta, mencetuskan dan menata gagasan, mempertahankan pendapat membuat perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi. Menurut Mertes 1991, sebuah proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan megevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan.

B. TUJUAN PEMBAHASAN
Secara umum tujuan penyusuna makalah ini adalah agar nantinya mampu melakukan metode pengajaran yang interaktif, sesuai dengan prinsip-prinsip belajar orang dewasa. Sedangkan secara detail tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Melengkapi tugas diskusi tentang skenario 2 modul ke I 2. Menambah khazanah ilmu penegtahuan dan wawasan mahasiswa/i fakultas kedokteran semester I 3. Memahami sejauh mana belajar sepanjang hayat 4. Mahasiswa mampu dengan cepat dan tepat untuk menentukan permasalahan yang terdapat didalam skenario pada saat small group discussion. 5. Mahasiswa mampu mengelaborasi pengetahuan, khususnya dalam diskusi kelompok yang merupakan pemprosesan yang lebih baik. 6. Mahasiswa mengintegrasikan berbagai subyek, sehingga selaras dengan problem profesional yang akan dihadapi kelak. Itulah merupakan tujuan dalam penyusunan makalah ini, juga diharapkan dapat berguna bagi setiap oarang yang membaca makalah ini.

C. SKENARIO
MODUL I SKENARIO 2 Belajar Sepanjang Hayat Dr. Eko dan dr. Didi adalah alumni Fakultas Kedokteran UISU, dan mereka ditempatkan oleh pemerintah sebagai dokter puskesmas didaerah berbeda. Dr. Eko di puskesmas yang jarak dari kota Medan 1 jam perjalanan, sedangkan dr. Didi memilih daerah sangat terpencil, tetapi telah terjankau fasilitas telepon seluler. Dr. Eko mendapatkan informasi terbaru aksesnya lebih muda. Sedangkan dr. Didi untuk memperoleh informasi tersebut harus dengan berlangganan majalah kedokteran melalui pos yang kadang-kadang sampainya sering terlambat. Kedua dokter tersebut selalu mengikuti perkembangan ilmu kedokteran terbaru, hal ini penting untuk pengembangan diri agar mereka tidak ketinggalan dengan sejawat-sejawat lainnya.

D.

PEMBATASAN MAKALAH

Untuk pembatasan masalah dalam makalah ini, kami membuatnya didalam sebuah skema yang ditarik dari kasus skenario yang ada pada skenario pertama, skemanya adalah sebagai berikut :

Belajar Sepanjang Hayat

Defenisi

Faktor

Tujuan

Berfikir Kritis

Defenisi

Tujuan

E. METODE DAN TEKNIK


Dalam penyusunan makalah ini kami menggunakan metode dan teknik secara deskriptif dimana mencari sumber data dan menganalisisnya sehingga diperoleh informasi tentang masalah setelah itu berbagai referensi yang didapatkan dari berbagai sumber tersebut disimpulkan sesuai dengan judul makalah dan dengan tujuan pembuatan makalah.

BAB II PEMBAHASAN
A. LEARNING OBJEKTIF
Setelah kami mengumpulkan learning resources dari berbagai sumber informasi, kami mengambil beberapa pengertian dan penjelasan singkat mengenai pembahasan. 1. Belajar sepanjang hayat Belajar sepanjang hayat adalah suatu konsep, suatu idea ,gagasan pokok dalam konsep ini ialah bahwa belajar itu tidak hanya Berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan formal.seseorang masih dapat memperoleh pengetahuan kalau ia mau,setelah mengikuti pendidikan di suatu lembaga pendidikan formal. Berdasarkan idea tersebut konsep belajar sepanjang hayat sering pula di katakan sebagai belajar berkesinambungan (continuing learning) dengan terus menerus belajar,seseorang tidak akan ketinggalan zaman dan dapat memperbaharui pengetahuannya. Dalam hubungan dengan usaha pendidikan, maka belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu pendidikan dan psikologis belajar. Sejalan dengan fase-fase perkembangan pada manusia sejak dari masa kanak-kanak sampai masa tua, dikemukakan oleh Havinghurst yang dikutip oleh Made Pidarta, yaitu: 1. Fase perkembangan masa kanak-kanak 2. Fase perkembangan masa anak 3. Fase perkembangan masa remaja 4. Fase perkembangan masa dewasa awal 5. Fase perkembangan masa setengah baya 6. Fase perkembangan masa tua Bertolak dari Dalam hubungannya dengan belajar sepanjang hayat, akan dikemukakan tugas-tugas perkembangan masa dewasa awal, masa setengah baya dan orang tua, untuk memberikan pengalaman belajar yang sesuai dalam rangka belajar sepanjang hayat. Tugas perkembangan tersebut adalah: a. Tugas perkembangan masa dewasa awal: Memilih pasangan hidup, bertanggung jawab sebagai warga Negara, dan berupaya mendapatkan kelompok social yang tepat serta menarik.

b. Tugas perkembangan masa setengah baya: Bertanggung jawab social dan menjadi warga Negara yang baik, mengisi waktu senggang dengan kegiatan-kegiatan tertentu, menyesuaikan diri dengan perubahan fisik dan pertambahan umur. c. Tugas perkembangan orang tua: Menyesuaikan din dengan menurunnya kekuatan fisik, kesehatan dan pendapatan. Menyesuaikan diri dengan keadaan sebagai janda, duda, memenuhi kewajiban sosial sebagai seorang warga Negara yang baik dan membangun kehidupan fisik yang memuaskan. Dengan demikian tugas perkembangan yang harus ditempuh melalui belajar, tidak hanya dimulai dan masa kanak-kanak, tetapi berlanjut sampai masa dewasa dan masa tua. Jelas bahwa belajar berlangsung secara terusmenerus dan berkesinambungan sepanjang kehidupan seseorang. Dalam perspektif islam, belajar sepanjang hayat ini sebenarnya telah dicanangkan oleh Nabi SAW ratusan tahun yang silam, dengan sabdanya: Carilah ilmu sejak ayunan sampai ke hang lahat (al-hadits).14 Selain itu dipahami bahwa belajar itu sepanjang hayat, dijelaskan pula bahwa belajar adalah suatu kewajiban, sebagaimana sabdanya pula: Mencari ilmu pengetahuan adalah wajib atas setiap orang muslim (H.R.AbdiI Barr).15 Dengan memperhatikan kedua hadits tersebut, dapat dipahami bahwa aktivitas belajar sepanjang hayat memang telah menjadi bagian dan kehidupan kaum muslimin. Sedangkan secara umum, gerakan belajar sepanjang hayat itu baru dipublikasikan di sekitar tahun 1970, ketika UNESCO menyebutnya sebagai tahun Pendidikan Internasional (International Education Year). Karena pada tahun itu dilontarkan berbagai isu pembaharuan dalam falsafah dan konsep tentang pendidikan. Latar belakang munculnya gagasan ini ialah rasa kurang puas terhadap pelaksanaan belajar melalui sistem sekolah, yang dikatakan memperlebar jurang antara yang kaya dan yang miskin. Secara eksplisit gagasan ini dilontarkan oleh Paul Lengrand dalam bukunya yang beijudul An Introduction to life Long Education. Pengembangan pemikiran Lengran tersebut merubah anggapan bahwa belajar atau pendidikan itu tidak hanya berlangsung di dunia pendidikan sekolah, sedangkan di luar dunia sekolah sebenarnya secara individual, mereka terus belajar sesuai dengan kebutuhannya masingmasing dan dengan cara yang disenanginya. fase-fase perkembangan seperti dikemukakan Havinghurst, berimplikasi kepada keharusan untuk belajar secara terus menerus sepanjang hayat

Belajar sepanjang hayat sebagai asas baru, kesadaran baru, harapan baru, membawa implikasi kepada pentingya aktivitas individual mandiri guna senantiasa memburu pengetahuan, pengalaman-pengalaman baru kapanpun dan dimanapun. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sepanjang hayat Arden N. Frandsen (dalam S.surya Brata 1984) mengataan bahwa hal yang mendorong seseorang untuk belajar adalah sebagai berikut: a) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas b) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua,guru,dan teman-teman. c) Adanya keinginan untuk memerbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru,bai dengan kooperasi maupun kompetensi. d) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran. e) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir pada belajar. Tujuan Belajar Sepanjang Hayat Dari segi tujuan, belajar sepanjang hayat ini pada mulanya bersifat individual, yakni untuk memperkaya kehidupan rohani atau intelektual seseorang. Pada taraf perkembangan selanjutnya belajar sepanjang hayat ini mulai mengembangkan tujuan-tujan yang bersifat sosial. Mulai disadari bahwa kegiatan belajar mengajar sepanjang hayat ini tidak hanya menguntungkan perorangan-perorangan saja, melainkan juga bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan. Apabila mayoritas anggota suatu masyarakat selalu melibatkan diri dalam kesibukan belajar setelah mereka memasuki berbagai lingkungan pekerjaan, maka pada umumnya . Suatu masyarakat dengan kegiatan belajar sepanjang hayat yang intensif akan lebih mudah membangun dirinya pada masyarakat yang tidak mengembangkan kebiasaan untuk belajar secara terus menerus. 2. Berpikir kritis Berpikir kritis adalah suatu proses di mana seseorang atau individu di tuntut untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untu membuat sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan,menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.(pery dan potter,2005). Supaya berpikir secara kritis melibatkan suatu rangkaian yang terintergrasi tentang kemampuan dan sikap berfikir,berfikir secara aktif dengan menggunakan intelegensia,pengetahuan,dan keterampilan diri untuk menjawab pertanyaan, dengan cermat menggali situasi dengan cara mengajukan pertanyaan dan menjawab dengan relevan berfikir untuk diri sendiri dan secara cermat menelaah berbagai idea dan mencapai kesimpulan yang berguna,mendiskusikan id eke dalam suatu cara yang terorganisasi untuk pertukaran dan menggali ide dengan orang lain.

Komponen berpikir kritis 1) Dasar pengetahuan khusus 2) Pengalaman Pengalaman memberikan suatu sarana untuk menguji pengetahuan keprofesionalan.Kompetensi dalam pemikiran kritis adalah proses koognitif professional untuk membuat penilaian tentang profesionalisme itu sendiri. Kompetensi berpikir kritis di bagi menjadi 3: Kompetensi umum Kompetensi khusus dalam situasi kerja Kompetensi khusus dalam keprofesionalan 3) Sikap Sikap adalah nilai yang di yakini terbentuk dalm bentuk pemikiran yang termanifestasi dalam sebuah tindakan 4) Tanggung Gugat Tanggung gugat adalah keseiapan seseorang professional mengalami tanggung gugat untuk apapun penilaian yang di buatnya atas nama pekerjaan terhadap segala sesuatu tindaannya atau keputusannya. 5) Berpikir mandiri Berpikir mandiri adalah inti dari riset, untuk dapat berpikir mandiri seseorang professional akan berpikir dan mencari rasional jawaban yang logis. 6) Mengambil resiko 7) Kerendahan Hati Penting untuk mengetahui keterbatasan diri, pemikir kritis mengetahui resiko yang timbul dari sebuah keputusan maupun situasi jika professional tidak mampu mengenali ketidak mampuannya untu mengatasi masalah yang muncul maa bisa di pastikan strateginya akan mengalami kegagalan. 8) Integritas Integritas pribadi memebangun rasa percaya diri,seorang professional yang mempunyai integritas dengan cepat akan berkeinginan mengakui dan mengevaluasi segala ketidak konsistenan dalam ide dan keyakinannya. 9) Ketekunan 10) Kreatif Kreatifitas mencakup berpikir original,hal ini berarti menemukan solusi di luar apa yang di lakukan secara tradisional Komponen standard dalam berpikir kritis mencakup standard intelektual dan professional (Paul,1993). Tujuan berfikir kritis a. Mencari alternatif penjelasan b. Perumusan dan pengujian hipotesis c. Mencari ketidakcocokan

d. Analisis dan sistensis Sehinnga terbentuknya anak didik yang mampu berpikir netral,objectif,beralasan,ataupun logis dan haus akan kejelasan dan ketepatan.

BAB III PENUTUP


KESIMPULAN Setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode deskriptif maka didapatkan beberapa kesimpulan diantaranya sebagai berikut : Belajar sepanjang hayat itu adalah pembelajaran yang terjadi secara terus menerus yang berkesinambungan antara yang satu dengan yang lain. Dimana pembelajaran itu tidak berpatok kepada yang formil saja namun dapat dikembangan dengan pengettahuan yang SARAN Dalam penyelesaian makalah ini kami juga memberikan saran bagi para pembaca dan bagi mahasiswa yang ingin melakukan pembuatan makalah berikutnya : Kombinasikan pembuatan makalah berikutnya Pemilihan masalah dan topik lebih mendalam tentang BELAJAR SEPANJANG HAYAT Mencari informasi yang lebih mendalam tentang pembahasan dari pembelajaran itu sendiri Setiap masalah yang berkaitan dengan topik hendaknya selalu mengangkat permasalahan itu untuk segera diselesaikan didalam acara diskusi kelompok dan bila perlu dibahas bersama narasumber dan juga para ahli dibidang topik tersebut. Beberapa poin diatas merupakan saran yang kami berikan apabila ada pihakpihak yang ingin melanjutkan penelitian terhadap makalah ini, demikina makalah ini disusun, serta besar harapan nantinya makalah ini dapat berguan bagi para pembaca khususnya mahasiswa fakultas kedoteran UISU semester I/2010 dan mahasiswa fakultas kedokteran UISU berikutnya dalam panambahan wawasan dan ilmu pengetahuan.

Terima Kasih

DAFTAR PUSTAKA
http://akhmadsudrajat.wordpress.com http://file.upi.edu/direktori http://mrsigitblog.wordpress.com http://wikipedia.com Buku pemimpin adihulung:geneologi kepemimpinan kontemporer oleh berliana kartakusumah, hal 68, penerbit:teraju mizan http://www.faktailmiah.com

Anda mungkin juga menyukai