MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Pendidikan Sepanjang Hayat
Yang dibina oleh Dr.Umi Dayati M,Pd.
Oleh:
Alfini Afiyah 190141602077
Arina Cahya D 190141602072
Moh. Choerul Anam 190141602059
Putri Yulianti 190141602002
Offering A4A
1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Materi dan Program
Pembelajaran Sepanjang Hayat”. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan tugas makalah dengan tepat waktu.
Sebagai penulis, tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dr.Umi Dayati M,Pd
yang telah membantu, membimbing dan memberikan saran dalam tugas makalah ini, serta
sabar dalam menerangkan hal-hal yang kurang dimengerti dalam penulisan tugas makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang sudah memberikan dukungan,
doa dan restunya kepada kami baik berupa moril maupun materil hingga terselesaikan tugas
makalah ini. Serta kami ucapkan juga kepada teman-teman yang sudah memberi kontribusi
baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan
dalam penulisan selanjutnya. Kami juga berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan masyarakat yang membaca pada umumnya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Pengalaman dimiliki oleh peserta didik dalam perkembangannya
peserta didik tidak besar nilainya, mungkin seseorang membuat semacam
hanya berguna untuk titik awal. alat penampungan (reservoair)
Sedangkan penglaman yang pengalaman yang kemudian
sangat besar manfaatnya akan merupakan sumber belajar
adalah pengalaman- yang sangat bermanfaat bagi
pengalaman yang diperoleh diri sendiri mau pun bagi orang
dari gurunya, para penulis, lain. Lagi pula seseorang akan
produsen alat-alat peraga atau menangkap arti dengan lebih
alat-alat audio visual dan baik tentang apa yang dialami
pengalaman para ahli lainnya. daripada apabila mereka
Oleh karenanya, teknik utama memperoleh secara pasif, oleh
dalam pendidikan adalah karena itu teknik penyampaian
teknik penyampaian yang yang utama adalah eksperimen,
berupa: ceramah, tugas baca, percobaan-percobaan di
dan penyajian melalui alat laboratorium, diskusi,
pandang dengar. pemecahan masalah, latihan
simulasi, dan praktek lapangan.
3. Kesiapan belajar Seseorang harus siap Seseorang akan siap
mempelajari apapun yang mempelajari sesuatu apabila ia
dikatakan oleh masyarakat, dan merasakan perlunya melakukan
hal ini menimbulkan tekanan hal tersebut, karena dengan
yang cukup besar bagi mereka mempelajari sesuatu itu ia dapat
karena adanya perasaan takut memecahkan masalahnya atau
gagal, anak-anak yang sebaya dapat menyelesaikan tugasnya
diaggap siap untuk sehari-hari dengan baik. Fungsi
mempelajari hal yang sama pendidik di sini adalah
pula, oleh karena itu kegiatan menciptakan kondisi,
belajar harus diorganisasikan menyiapkan alat serta prosedur
dalam suatu kurikulum yang untuk membantu mereka
baku, dan langkah-langkah menemukan apa yang perlu
penyajian harus sama bagi mereka ketahui. Dengan
semua orang. demikian program belajar harus
disusun sesuai dengan
kebutuhan kehidupan mereka
yang sebenarnya dan urutan-
urutan penyajian harus
disesuaikan dengan kesiapan
peserta didik.
4. Orientasi Peserta didik menyadari bahwa Peserta didik menyadari bahwa
Belajar pendidikan adalah suatu proses pendidikan merupakan suatu
penyampaian ilmu pengetahuan, proses peningkatan
dan mereka memahami bahwa pengembangan kemampuan diri
ilmu-ilmu tersebut baru akan untuk mengembangkan potensi
bermanfaat di kemudian hari. yang maksimal dalam hidupnya.
Oleh karena itu, kurikulum Mereka ingin mampu
harus disusun sesuai dengan menerapkan ilmu dan
unit-unit mata pelajaran dan keterampilan yang diperolehnya
mengikuti urutan-urutan logis hari ini untuk mencapai
ilmu tersebut , misalnya dari kehidupan yang lebih baik atau
6
kuno ke modern atau dari yang lebih efektif untuk hari esok.
mudah ke sulit. Dengan Berdasarkan hal tersebut di atas,
demikian, orientasi belajar ke belajar harus disusun ke arah
arah mata pelajaran. Artinya pengelompokan pengembangan
jadwal disusun berdasarkan kemampuan. Dengan demikian
keterselesaian nya mata-mata orientasi belajar terpusat kepada
pelajaran yang telah ditetapkan. kegiatannya. Dengan kata lain,
cara menyusun pelajaran
berdasarkan kemampuan-
kemampuan apa atau penampilan
yang bagaimana yang diharap
kan ada pada peserta didik.
7
program. Pada tahap kolaboratif, inovator juga membangun kolaborasi bersama tokoh
masyarakat setempat, dinas pendidikan, dan instansi-instansi terkait.
4. Pendekatan Berkelanjutan (Continuation Approach).
Pembangunan masyarkat dilakukan secara berkesinambungan. Dalam hal ini
pembinaan kader dalam masyarakat merupakan hal yang penting. Inovator mencari
beberapa orang dari masyarakat yang keberadaannya berpengaruh di sistem sosialnya.
Hal ini dimaksudkan untuk membantu proses persuasif terhadap warga tentang
inovasi yang disampaikan. Selain itu, dengan adanya pengkaderan ini bertujuan untuk
merekrut masyarakat untuk terlibat langsung dalam proses kegiatan.
5. Pendekatan Budaya (Cultural Approach).
Adat istiadat yang tumbuh di tengah masyarkat dalam pembangunan masyarakat
adalah hal yang perlu diperhatikan. (Sudjana, 2000). Inovator memerhatikan hal apa
saja yang menjadi budaya di lingkungannya, menghindari apa yang tidak disukai oleh
masyarakat demi melangsungkan kegiatan dengan baik.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, warga belajar tidak dibatasi umur dan
masih mempunyai hasrat untuk belajar. Warga belajar pendidikan sepanjang hayat
mempunyai 2 cabang yaitu, adragogi dan pedagogi. Untuk meningkatkannya dengan
menciptakan masyarakat gemar belajar. Terciptanya masyarakat gemar belajar membuat
masyarakat (peserta didik) lebih giat mencari informasi baru yang berkaitan dengan
kepentingan hidupnya (belajar mandiri). Oleh karena itu, Sudjana (2000) menyebutkan
terdapat lima strategi dasar yang perlu dikembangkan dalam membangun masyarakat
gemar belajar.
3.2 SARAN
Dalam pembelajaran pendidikan sepanjang hayat sebaiknya dilakukan peningkatan
pembelajaran dengan berbagai bentuk pembelajaran. Agar pendekatan pedagogi dan
andragogi lebih menekankan peran peserta didik dan tingkat kematangan atau
kedewasaan maupun peran pendidik (instruktur) dalam memberdayakan masyarakat,
sehingga munculnya pendekatan tersebut memiliki peran masing-masing dan kelebihan
serta kekurangan dalam mewarnai khasanah ilmu pendidikan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Harina Yuhety, Yusufhadi Miarso, Anisah Basiemah, Jurnal Pendidikan Sepanjang Hayat ,
volume 3 nomor 2, tahun 2008, halaman 159
(https://media.neliti.com)
Makalah Pendidikan Sepanjang Hayat
(https://ejournal.upi.educational)
https://text-id.123dok.com/document/dzx2r6kwq-definisi-warga-belajar-konsep-warga-
belajar.html
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/10561
https://journal.uny.ac.id/index.php/dinamika-pendidikan/article/view/19771
10