Anda di halaman 1dari 10

PESERTA DIDIK/WARGA BELAJAR DAN PROSES DALAM

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SEPANJANG HAYAT

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Pendidikan Sepanjang Hayat
Yang dibina oleh Dr.Umi Dayati M,Pd.

Oleh:
Alfini Afiyah 190141602077
Arina Cahya D 190141602072
Moh. Choerul Anam 190141602059
Putri Yulianti 190141602002
Offering A4A

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
November 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Materi dan Program
Pembelajaran Sepanjang Hayat”. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan tugas makalah dengan tepat waktu.
Sebagai penulis, tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dr.Umi Dayati M,Pd
yang telah membantu, membimbing dan memberikan saran dalam tugas makalah ini, serta
sabar dalam menerangkan hal-hal yang kurang dimengerti dalam penulisan tugas makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang sudah memberikan dukungan,
doa dan restunya kepada kami baik berupa moril maupun materil hingga terselesaikan tugas
makalah ini. Serta kami ucapkan juga kepada teman-teman yang sudah memberi kontribusi
baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan
dalam penulisan selanjutnya. Kami juga berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan masyarakat yang membaca pada umumnya.

Malang, 17 November 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................ 3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang..................................................................................... 4
1.2 Rumusan masalah................................................................................ 4
1.3 Tujuan.................................................................................................. 4
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Warga Belajar.................................................................... 5
2.2 Konsep Warga Belajar......................................................................... 5
2.3 Proses dalam Meningkatkan PSH....................................................... 7
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 9
3.2 Saran.................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pendidikan adalah suatu proses untuk menuju pendewasaan, di mana untuk mewujudan
pendidikan yang optimal diperlukan berbagai jenis pendidikan, tidak hanya terpusat pada
pendidikan formal saja. Melainkan juga diperlukan pendidikan informal dan nonformal.
Karena sejatinya pendidikan itu merupakan suatu proses yang komplek di mana semua
komponen merupakan satu kesatuan. Begitu pentingnya pendidikan inilah yang
melatarbelakangi penulis dalam menyusun makalah ini. Dewasa ini perwujudan
masyarakat belajar belum ada peningkatan seperti yang diharapkan. Banyak upaya yang
dilakukan pemerintah untuk mewujudkan pendidikan yang merata, yang melingkupi
semua lapisan masyarakat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Dalam upaya ini dibutuhkan pula campur tangan dari masyarakat itu sendiri. Karena
tanpa kerjasama masyarakat, perwujudan masyarakat belajar tidak akan tecapai. Karena
pendidikan tidak hanya diperoleh dari sekolah, melainkan dari kesadaran masyarakat
untuk belajar antara lain melalui membaca, internet, pengalaman, dan lain-lain.
Penerapan belajar sepanjang hayat dalam mewujudkan masyarakat belajar sangat
memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas SDM. Dengan peningkatan tersebut,
harkat dan martabat masyarakat dapat terangkat di mata dunia. Oleh sebab itu, perlu
adanya pemerataan pendidikan yang tidak hanya didapat dari sekolah, namun juga
melalui pemenuhan kebutuhan pendidikan non formal informal melalui partisipasi
keluarga serta lembaga masyarakat dan pemerintah daerah setempat.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan peserta didik/warga belajar ?


2. Apa konsep warga belajar dalam pendidikan sepanjang hayat?
3. Bagaimana proses dalam meningkatkan pembelajaran sepanjang hayat?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengatahui definisi wrga belajar.


2. Untuk mengetahui konsep warga belajar dalam pendidikan sepanjang hayat.
3. Untuk mengetahui proses dalam meningkatkan pembelajaran sepanjang hayat.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Warga Belajar


Warga belajar adalah anggota masyarakat, tanpa batas umur, yang memerlukan suatu atau
beberapa jenis pendidikan tertentu, mempunyai hasrat untuk belajar, serta bersedia
membiayai sebagian atau segala keperluan belajarnya.
2.2 Konsep Warga Belajar
Warga belajar pendidikan Sepanjang Hayat ada dua cabang yaitu andragogi dan pedagogi.
Pedagogi berasal dari bahasa yunani paedagogeo, dimana terdiri dari pais genetif, paidos
yang berarti anak dan agogo berarti memimpin, sehingga secara harfiah pedagogi berarti
memimpin anak. Kata pedagogi juga diturunkan dari bahasa latin yang bermakna mengajari
anak, sementara dalam bahasa Inggris istilah pedagogi (pedagogy) digunakan untuk
merujuk kepada teori pengajaran, dimana guru berusaha memahami bahan ajar, mengenal
siswa dan menentukkan cara mengajarnya.
Sedangkan, andragogi berasal dari bahasa yunani “ andra dan agogos “. Andra berarti orang
dewasa dan agogos berarti memimpin atau membimbing. Sehingga andragogi dapat diartikan
ilmu tentang cara membimbing orang dewasa dalam proses belajar, atau sering diartikan
sebagai seni dan ilmu yang membantu orang dewasa untuk belajar ( the art and science of
helping adult learn).
No Asumsi Pedagogi Andragogi
.
1. Kosep tentang Peserta didik digambarkan Merupakan suatu hal yang
diri peserta sebagai seseorang yang bersifatwajar apabila dalam suatu
didik tergantung. Masyarakat proses pendewasaan, seseorang
mengharapkan para guru akan berubah dari bersifat
bertanggung jawab sepenuhnya tergantung menuju ke arah
untuk menentukan apa yang memiliki kemampuan
harus dipelajari, kapan, mengarahkan diri sendiri,
bagaimana cara namun setiap individu memiliki
mempelajarinya, dan apa irama yang berbeda-beda dan
hasil yang diharapkan setelah juga dalam dimensi kehidupan
selesai yang berbeda-beda pula. Dan
para guru bertanggungjawab
untuk menggalakkan dan
memelihara kelangsungan
perubahan tersebut. Pada
umumnya orang dewasa secara
psikologis lebih memerlukan
penga- rahan diri, walaupun
dalam keadaan tertentu mereka
bersifat tergantung.
2. Fungsi Di sini pengalaman yang Di sini ada anggapan bahwa

5
Pengalaman dimiliki oleh peserta didik dalam perkembangannya
peserta didik tidak besar nilainya, mungkin seseorang membuat semacam
hanya berguna untuk titik awal. alat penampungan (reservoair)
Sedangkan penglaman yang pengalaman yang kemudian
sangat besar manfaatnya akan merupakan sumber belajar
adalah pengalaman- yang sangat bermanfaat bagi
pengalaman yang diperoleh diri sendiri mau pun bagi orang
dari gurunya, para penulis, lain. Lagi pula seseorang akan
produsen alat-alat peraga atau menangkap arti dengan lebih
alat-alat audio visual dan baik tentang apa yang dialami
pengalaman para ahli lainnya. daripada apabila mereka
Oleh karenanya, teknik utama memperoleh secara pasif, oleh
dalam pendidikan adalah karena itu teknik penyampaian
teknik penyampaian yang yang utama adalah eksperimen,
berupa: ceramah, tugas baca, percobaan-percobaan di
dan penyajian melalui alat laboratorium, diskusi,
pandang dengar. pemecahan masalah, latihan
simulasi, dan praktek lapangan.
3. Kesiapan belajar Seseorang harus siap Seseorang akan siap
mempelajari apapun yang mempelajari sesuatu apabila ia
dikatakan oleh masyarakat, dan merasakan perlunya melakukan
hal ini menimbulkan tekanan hal tersebut, karena dengan
yang cukup besar bagi mereka mempelajari sesuatu itu ia dapat
karena adanya perasaan takut memecahkan masalahnya atau
gagal, anak-anak yang sebaya dapat menyelesaikan tugasnya
diaggap siap untuk sehari-hari dengan baik. Fungsi
mempelajari hal yang sama pendidik di sini adalah
pula, oleh karena itu kegiatan menciptakan kondisi,
belajar harus diorganisasikan menyiapkan alat serta prosedur
dalam suatu kurikulum yang untuk membantu mereka
baku, dan langkah-langkah menemukan apa yang perlu
penyajian harus sama bagi mereka ketahui. Dengan
semua orang. demikian program belajar harus
disusun sesuai dengan
kebutuhan kehidupan mereka
yang sebenarnya dan urutan-
urutan penyajian harus
disesuaikan dengan kesiapan
peserta didik.
4. Orientasi Peserta didik menyadari bahwa Peserta didik menyadari bahwa
Belajar pendidikan adalah suatu proses pendidikan merupakan suatu
penyampaian ilmu pengetahuan, proses peningkatan
dan mereka memahami bahwa pengembangan kemampuan diri
ilmu-ilmu tersebut baru akan untuk mengembangkan potensi
bermanfaat di kemudian hari. yang maksimal dalam hidupnya.
Oleh karena itu, kurikulum Mereka ingin mampu
harus disusun sesuai dengan menerapkan ilmu dan
unit-unit mata pelajaran dan keterampilan yang diperolehnya
mengikuti urutan-urutan logis hari ini untuk mencapai
ilmu tersebut , misalnya dari kehidupan yang lebih baik atau

6
kuno ke modern atau dari yang lebih efektif untuk hari esok.
mudah ke sulit. Dengan Berdasarkan hal tersebut di atas,
demikian, orientasi belajar ke belajar harus disusun ke arah
arah mata pelajaran. Artinya pengelompokan pengembangan
jadwal disusun berdasarkan kemampuan. Dengan demikian
keterselesaian nya mata-mata orientasi belajar terpusat kepada
pelajaran yang telah ditetapkan. kegiatannya. Dengan kata lain,
cara menyusun pelajaran
berdasarkan kemampuan-
kemampuan apa atau penampilan
yang bagaimana yang diharap
kan ada pada peserta didik.

2.3 Proses dalam Meningkatkan Pembelajaran Sepanjang Hayat

Untuk meningkatkannya dengan menciptakan masyarakat gemar belajar. Terciptanya


masyarakat gemar belajar membuat masyarakat (peserta didik) lebih giat mencari informasi
baru yang berkaitan dengan kepentingan hidupnya (belajar mandiri). Oleh karena itu, Sudjana
(2000) menyebutkan terdapat lima strategi dasar yang perlu dikembangkan dalam
membangun masyarakat gemar belajar.

1. Pendekatan Kemanusiaan (humanistic approach).


Masyarakat dipandang sebagai subjek pembangunan. Dalam hal ini, masyarakat
diakui memiliki potensi untuk terus berkembang dan mampu membangun dirinya
sendiri. Inovator melakukan pendekatan kepada masyarakat dengan melakukan dialog
dan bertukar pikiran, hal ini diakui dapat menumbuhkan rasa ingin tahu yang
mengarah kepada motivasi untuk belajar.
2. Pendekatan Partisipatif (participatory approach).
Inovator melakukan pendekatan pasrtisipatif dengan mengajak masyarakat
berpartisipasi langsung dalam segala bentuk kegiatan yang ada. Dengan
berpartisipasi, rasa tanggung jawab dan motivasi masyarakat akan terus terbangun
untuk terlibat dalam kegiatan belajar yang ada.
3. Pendekatan Kolaboratif (Collabotrative approach).
Dalam pembangunan masyarkat perlu adanya kerjasama dengan berbagai pihak lain.
Inovator melakukan pendekatan kolaboratif dengan cara melibatkan komunitas-
komunitas yang ada untuk bekerjasama dalam membangun masyarakat gemar belajar.
Inovator juga melibatkan masyarakat secara langsung dalam pelaksanaan setiap

7
program. Pada tahap kolaboratif, inovator juga membangun kolaborasi bersama tokoh
masyarakat setempat, dinas pendidikan, dan instansi-instansi terkait.
4. Pendekatan Berkelanjutan (Continuation Approach).
Pembangunan masyarkat dilakukan secara berkesinambungan. Dalam hal ini
pembinaan kader dalam masyarakat merupakan hal yang penting. Inovator mencari
beberapa orang dari masyarakat yang keberadaannya berpengaruh di sistem sosialnya.
Hal ini dimaksudkan untuk membantu proses persuasif terhadap warga tentang
inovasi yang disampaikan. Selain itu, dengan adanya pengkaderan ini bertujuan untuk
merekrut masyarakat untuk terlibat langsung dalam proses kegiatan.
5. Pendekatan Budaya (Cultural Approach).
Adat istiadat yang tumbuh di tengah masyarkat dalam pembangunan masyarakat
adalah hal yang perlu diperhatikan. (Sudjana, 2000). Inovator memerhatikan hal apa
saja yang menjadi budaya di lingkungannya, menghindari apa yang tidak disukai oleh
masyarakat demi melangsungkan kegiatan dengan baik.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, warga belajar tidak dibatasi umur dan
masih mempunyai hasrat untuk belajar. Warga belajar pendidikan sepanjang hayat
mempunyai 2 cabang yaitu, adragogi dan pedagogi. Untuk meningkatkannya dengan
menciptakan masyarakat gemar belajar. Terciptanya masyarakat gemar belajar membuat
masyarakat (peserta didik) lebih giat mencari informasi baru yang berkaitan dengan
kepentingan hidupnya (belajar mandiri). Oleh karena itu, Sudjana (2000) menyebutkan
terdapat lima strategi dasar yang perlu dikembangkan dalam membangun masyarakat
gemar belajar.

3.2 SARAN
Dalam pembelajaran pendidikan sepanjang hayat sebaiknya dilakukan peningkatan
pembelajaran dengan berbagai bentuk pembelajaran. Agar pendekatan pedagogi dan
andragogi lebih menekankan peran peserta didik dan tingkat kematangan atau
kedewasaan maupun peran pendidik (instruktur) dalam memberdayakan masyarakat,
sehingga munculnya pendekatan tersebut memiliki peran masing-masing dan kelebihan
serta kekurangan dalam mewarnai khasanah ilmu pendidikan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Harina Yuhety, Yusufhadi Miarso, Anisah Basiemah, Jurnal Pendidikan Sepanjang Hayat ,
volume 3 nomor 2, tahun 2008, halaman 159
(https://media.neliti.com)
Makalah Pendidikan Sepanjang Hayat
(https://ejournal.upi.educational)
https://text-id.123dok.com/document/dzx2r6kwq-definisi-warga-belajar-konsep-warga-
belajar.html
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/10561
https://journal.uny.ac.id/index.php/dinamika-pendidikan/article/view/19771

10

Anda mungkin juga menyukai