Anda di halaman 1dari 33

MATA PELAJARAN BUDAYA MINANGKABAU

SEBAGAI UPAYA PELAKSANAAN ADAT BASANDI


SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

Oleh;
H. Mas’oed Abidin
Direktur PPIM Sumbar

MUKADDIMAH
‫بسم ال الرحمن الرحيم‬

‫الحمد ل الذي بعث في الميين رسول منهم يتلو عليهم آياته ويزكيهم ويعلمهم الكتاب والحكمة وإن‬
.‫ مخلصين له الدين ولو كره الكافرون‬،‫ ل إله إل ال ول نعبد إل إياه‬، ‫كانوا من قبل لفي ضلل مبين‬
‫ وأسوتنا وحبيبنا محمد صلى ال عليه وسلم واله‬،‫وأزكى صلوات ال وتسليماته على سيدنا وإمامنا‬
.....‫ أما بعد‬.‫ ومن سار على ربهم إلى يوم الدين‬،‫ورضي ال عن أصحابه‬

Segala puji diperuntukkan kepada Allah S.W.T. Selawat dan salam bagi Baginda
Rasulullah SAW. Kepada beliau telah diberikan wahyu, yang mengajar berbagai program ilmu,
meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam aspek-aspek tertentu mengenai Islam dan
kehidupan.
Para pemuda adalah kelompok besar di tengah satu bangsa. Mereka wajib diberi
amanah peran pelopor perubahan (agent of changes), dengan bekal utama adalah
keyakinan dan keimanan kepada Allah SWT dan hidup beradat. Di Ranah Minang di
Sumatera Barat ini, peran pendidikan dan dakwah menyadarkan masyarakat akan
peran mereka dalam membentuk dan meningkatkan harkat diri mereka sendiri.

ْ‫ن اللّهَ ل يُغَيّرُ مَا ِبقَوْ ٍم حَتّى يُغَيّرُوا مَا ِبأَ ْنفُسِ ِهم‬
ّ ِ‫إ‬
"Sesungguhnya Allah tidak akan merobah nasib satu kaum, hingga kaum itu sendiri yang
berusaha merobah sikap mereka sendiri." (QS.13, ar Ra’d : 11)

Kenyataan sosial penduduk mestilah dengan mengakui keberadaannya,


menjunjung tinggi puncak-puncak kebudayaan mereka. Disamping menyadarkan
masyarakat akan potensi besar yang dimiliki, untuk kemudian mendorong
masyarakatnya kepada satu bentuk kehidupan yang bertanggung jawab. Sangat salah
memberikan penilaian bahwa masyarakat bawah selalu tertinggal dibelakang, tidak
mengenal perubahan, ketinggalan zaman sehingga tidak perlu diikut sertakan dalam
segala kegiatan-kegiatan bersama, seakan masyarakat tersebut senantiasa mesti hidup
dibawah kendali orang lain, harus disantuni dengan rasa belas kasihan, serta selalu
tergantung kepada pihak lain. Disinilah peran dakwah agama, agar masyarakat dapat
digerakkan menyadari keberadaan mereka, sehingga penduduk siap menerima setiap
perubahan yang memang perlu mereka peroleh.

H. Mas'oed Abidin 1
Dengan demikian, dakwah agama – ISLAM -- menjadikan masyarakat hidup
bermartabat dengan nilai-nilai budaya mereka yang luhur, kemudian mengikat mereka
dengan satu keyakinan agama yang hanif kuat dan dinamis.

َ‫ن الْمُشْرِكِين‬
َ ِ‫ن حَنِيفًا وَل تَكُو َننّ م‬
ِ ‫ك لِلدّي‬
َ ‫َوَأنْ َأقِمْ َوجْ َه‬
“Dan (aku telah diperintah): "Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan
janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS.10, Yunus : 105)

Berperilaku taqwa, adalah memiliki akhlaqul karimah yang menjadi puncak dari
kemuliaan perangai manusia. Basis akhlaq adalah tauhid, jihad, redha dengan ketentuan
Allah, mengikut Rasul, dan tidak fasad dalam hidup duniawi. Untuk tugas itu Rasulullah
SAW di utus, “Innama bu’istu li utammima makarimul akhlaq (al Hadist).

TUNTUNAN AKHLAQ
DALAM ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH (AJARAN ISLAM)

Ajaran Islam sangat banyak memberikan dorongan kepada sikap-sikap untuk


maju. Kemajuan materi (madiyah) akan terpacu oleh akhlaq manusia yang menggenggam
materi tersebut. Akhlaq adalah perangai yang berakar didalam hati sebagai anugerah dari
Khalik Maha Pencipta. Makhluk manusia mesti terikat erat dengan Khalik sang Pencipta.
Akhlaq adalah jembatan yang mendekatkan makhluk dengan Khaliknya. Menjadi
parameter menilai sempurna atau tidaknya ihsan Muslim itu. Melaksanakan agama sama
artinya dengan berakhlaq sesuai dengan tuntunan agama Islam. Karena itu, agama
bukanlah sebuah beban, melainkan adalah sebuah identitas (cirri, shibgah).
Membebaskan diri dari ketentuan Maha Pencipta, atau membebaskan manusia dari nilai-
nilai agama (seperti free of values yang banyak dipahami oleh masyarakat liberalistik)
akan berakibat bahwa makhluk manusia menjadi makhluk yang tidak punya makna.
Dengan demikian, semestinya agama harus dilihat sebagai satu keperluan utama.

Ajakan Rasulullah SAW, agar "jadilah kamu berilmu yang mengajarkan ilmunya,
atau belajar (muta’alliman), atau menjadi pendengar (mustami’an)", adalah anak kunci
kemajuan peradaban manusia (hadharah, civilisasi), mampu menjawab perubahan
zaman, jika selalu diingat bahwa dibelakangnya ada satu peringatan keras, "sekali
jangan kamu menjadi kelompok keempat", yakni tidak mengikuti aktifitas keilmuan, yaitu
"tidak mengajar, enggan belajar, malas mendengar". Rasulullah SAW menyebutkan
satu tugas risalahnya sebagai “Hanya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang
mulia” (al Hadist). Pentingnya akhlaq di ungkap banyak penyair (ahli hikmah) “innama
umamul akhlaqu maa baqiyat, wa inhumu dzahabat akhlaquhum dzahabuu”, yang di artikan,
“tegak rumah karena sendi, sendi hancur rumah binasa. Tegaknya bangsa karena
berbudi, budi hancur luluhlah bangsa”. Filosofi “adat basabdi syarak, syarak basandi
kitabullah”di Minangkabau, banyak menampilkan pepatah mengandung ajaran akhlaq,
“Nan kuriak kundi, nan sirah sago, nan baiak budi, nan indah baso”, atau “Bahaso
manunjuakkan banso” artinya bahasa menunjukkan akhlaq bangsa. Akhlaq tidak dapat
dilupakan, walaupun sipelakunya sudah tiada. “Utang ameh buliah dibaia, utang budi
dibao mati”.
SILABUS HALAQAH SURAU
H. Mas'oed Abidin 2
Melaksanakan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (Halaqah Islamiyah)
Sasaran : Anak Nagari (Sebagai Tahap Awal Mempelajari Dasar-dasar
Islam)
Bobot halaqah : Halaqah dapat dilaksanakan beberapa tingkatan dengan intensif;
i) Tipe 1 : 7 hari = 66 jam
ii) Tipe 2 : berkala (sabtu/ahad) = 6-11 jam selama 1 ½ - 3 bulan
iii) Tipe 3 : khusus tiap pekan 1x2 jam selama 8 bulan.
Tujuan : Membentuk akhlaq umat (domein ruhiyyah) ;
1) Terbinanya pribadi muslim yang utuh memahami, meyakini
dan menetapkan aqidah dan ibadah Islam dalam kehidupan
sehari-hari.
2) Proses kaderisasi anak nagari dari berbagai kalangan
penuntut di Minangkabau, Sumbar yang tinggal di tengah
kampung dan nagari dengan basis surau.
3) Terwujudnya pembinaan generasi pelanjut di Minangkabau,
yang mampu mengemban amanah risalah da’wah Islamiyah,
sebagaimana yang telah digariskan di dalam Adat Basandi
Syarak, Syarak basandi Kitabullah (ABS-SBK).
4) Terbentuknya watak anak nagari di Minangkabau yang
memiliki wawasan Islam, yang mempunyai tanggung jawab
risalah dan watak perikemanusiaan (wazhifah insaniah).
5) Terbinanya kesadaran dikalangan pelajar, mahasiswa, para
pelajar di Minangkabau, Sumbar , dan cendikiawan dalam
mengemban tugas-tugas risalah da’wah khususnya dalam
pengembangan potensi yang dimilikinya.

MATA
NO KULIAH / POKOK BAHASAN TUJUAN MARAJI’
WAKTU
1 AQIDAH 1. Muqadimah Memahami, 1. Alquran al Karim
(17 jam) 1.1 Urgensi da’wah Islamiyah meyakini, dan dan
sebagai tanggung jawab menerapkan terjemahannya
bersama umat Islam aqidah dan ibadah 2. Tafisr Al Azhar,
1.2 Masalah da’wah Islamiyah Islam sebagai Buya Hamka.
mabda’, minhaj, 3. Al-furqan tafsir al-
1.3 Penjelasan garis besar dan ghayah dalam Quran/ A. Hassan.
kurikulum dan silabus sistem kehidupan
halaqah Islamiyah
4. Kitab-Kitab Hadist
sehari-hari. Shabih al-Bhukari
2. Ta’rif “kebenaran”
2.1 Fitrah manusia senantiasa 5. Shahih al-muslim
cenderung mencari
“kebenaran” 6. Syarkh hadits
Arba’in al
2.2 Ketoda mencapai Nawawiyah/Daqiq
“kebenaran”, yang al-Id
diterjemahkan didalam 7. Syakhsyiyyat al-
kaedah adat basandi Muslim/Dr. Mohd.
syarak dan syarak basandi Aly al-Hasyimy.
Kitabullah (ABS-SBK). 8. Wahyu al-
3. Fitrah kebutuhan manusia Muhammady/R.
terhadap agama (din al-haq) Ridha.
9. Aqidah
Islam/Sayyid
4. Studi tentang paham anti Tuhan Sabiq.
H. Mas'oed Abidin 3
dan Islam menjawab tantangan 10. Al Islam fi Hayati
(isme-isme) zaman. al-Muslim/Dr.
5. Studi perbandingan agama. Muhd, Al-Bahy.
11. Filsafat
Agama/HM.
IMAN KEPADA ALLAH Rasyidi.
12. Tauhid Membina
6. Bukti ilamiah dan naqliyah Pribadi Muslim/
tentang adanya Allah St. Manshur
7. Hakikat dan ma’la al-syahadata 13. Kuliah Tauhid/M.I.
in (al-mahabbah, al-ridha, dan Abdurahim
al-shibghah) 14. Aqidah/Malik
7.1 Indikator tawhid dan syirk Ahmad
7.2 Indikator mu’min, muslim 15. Dustur al-Akhlaq
muhsin. fil al-Qur’an/Dr.
7.3 Indikator kafir, munafik, Abdullah Darraz
fasik, zalim. 16. Min Akhalaq al-
7.4 Indikator riya’ dan ikhlas. Naby/Dr. Ahmad
7.5 Nawaqidh al-syahadatain. Muhammad Al-
8. Konsekuensi syahadatain: al- Nufy
Furqan
17. Af’al al-Insan bain
9. Hakikat din al-Islam : Islam al-Jabari wal
sebagai pandangan hidup. Ikhtiyar/Abdullah
Nashih Ulwan
10. Muhammad Rasulullah: Al-
Quran dan Sunnah Rasul
sebagai pedoman hidup.
11. Ikhtisar arkan al-Iman:
penjelasan hari Qiyamat
sebagai medan pertanggung
jawaban umat manusia kepada
Allah Maha Pencipta.
12. Metoda memahami taqdir
(nisbah : shabar, ikhtiyar, dan
tawakkal)

Betapapun keperluan materi telah dapat dipenuhi, suasana hidup akan selalu
hambar dan gersang manakala keperluan ruhanik (immaterial, spirituil) tidak
diperhatikan. Selalu akan tampak bahwa manusia tanpa agama sama saja dengan
makhluk yang bukan manusia. Perikehidupan tanpa bimbingan agama, artinya sama
dengan peri kehidupan tidak berperikemanusiaan. Para Nabi dan Rasul yang diutus
kepada manusia bertugas memberikan tuntunan akhlaq dalam semua prilaku
kehidupan. Rujukan dari tuntunan akhlaq adalah wahyu Allah. Semua bimbingan yang
terdapat pada semua kitabsuci samawi menekankan kepada terpeliharanya adab
pergaulan antar manusia dan sesama makhluk. Tatanan adab pergaulan dimasud
selalu di ikat dengan hubungan kasih (mahabbah) dengan Khalik Maha Pencipta, yang
disebut dengan ibadah.

T
untunan akhlaq dan ibadah bukanlah sebatas teori, tetapi semua prilaku pada
seluruh tingkat pelaksanaan hubungan kehidupan. Terlihat nyata dalam bentuk
prilaku, contoh dan uswah yang ditinggalkan Rasulullah SAW, sesuai firman
Allah menyebutkan,

H. Mas'oed Abidin 4
َ‫ل اللّ ِه ُأسْوَ ٌة حَسَ َنةٌ لِ َمنْ كَانَ يَ ْرجُو اللّهَ وَالْيَوْ َم الْآخِرَ وَذَكَر‬
ِ ‫ن لَكُ ْم فِي َرسُو‬
َ ‫َلقَدْ كَا‬
‫اللّهَ كَثِيرًا‬
“Sesungguhnya telah ada bagi kamu pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik (uswah
hasanah), yaitu bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan
dia banyak menyebut Allah” (QS.33, al Ahzab : 21).

Meluasnya kemelut sosial, politik dan ekonomi yang dihadapi Negara, ikut
menghantui umat terhadap malapetaka politik, moral, ekonomi, informasi dan budaya yang
dipicu oleh kemerosotan akhlaq dan rohaniah individu anggota masyarakat, sedari
pemimpin maupun rakyat yang mengikutnya. Kerusakan akhlaq adalah cerminan
kepincangan pembangunan keperibadian (syahsiah) yang padu dan saling berkaitan antara
sisi-sisi mental, sosial, fisik, emosi dalam satu tatanan kehidupan anak nagari, dan
terkait pula dengan lemahnya sistem pendidikan sekular serta mengaburnya
pencapaian tujuan pendidikan oleh para murabbi (guru).

Menghadapi kondisi keumatan yang parah ini, wajib segera dibangun domain-
domain kemanusiaan yang jadi satu dengan gerakan tarbiyyah Islamiyah dan menetapkan
domain ruhiah atau domein rohaniah padu kedalam sistim pendidikan agar kerusakan
akhlaq tidak menjadi lebih parah. Ketika pagar-pagar budaya impoten dan tipisnya
penghormatan terhadap pemangku adat, alim ulama, cerdik pandai suluah bendang,
mesti melaksanakan kewajiban utama membuka hati keluarga dan umat lebih luas,
sehingga tubuh yang kasar dapat menerima percikan cahaya Ilahi yang lebih tinggi,
dan manusia sadar bahwa tujuan hidup duniawi hanya alat untuk menuju akhirat yang
kekal abadi. Dapat disimpulkan bahwa lemahnya bekalan agama dilapisan umat dan
tipisnya pemahaman Islam akan berpengaruh didalam kehidupan. Paham ‘Ashabiyah
(kedaerahan), menghilangkan arti maknawi dari ukhuwah. Persatuan lahiriyah tidak
mampu menumbuhkan kebahagiaan mahabbah, cinta sesama. Di sinilah bermula
sumber kehancuran.

ENYAJIAN AKHLAQ,
SILABUS MATERI DAN METODE PENYAJI
Sasaran umum siswa (penuntut) di Minangkabau, Sumbar, memiliki akhlaq
mulia dengan menjadikan rasul sebagai teladan utama. Pendidikan rohani merangkum
aspek preventif, menjaga umat dari ketersesatan aqidah dan kufur yang dapat
menimbulkan ketidakseimbangan emosional dan mental sehingga umat dengan mudah
tenggelam kedalam perbuatan haram, durjana dan kezaliman. Mengejar kemewahan
(hubbud dunya) telah menjadi penyakit disenangi tanpa menghiraukan dosa dan pahala
yang berakibat terjadinya penolakan diri menerima kebenaran (egoisme) melanda
masyarakat hari ini.

Pengabaian upaya pemantapan kejiwaan (tarbiyah ruhiyah) berakibat jauh kepada


lemahnya manusia menampilkan petunjuk kebenaran (al haq min rabbika) lantas
kemudian terhempas di pinggir khayalan.

H. Mas'oed Abidin 5
No POKOK HASIL YG AYAT UTAMA/ METODE
BAHASAN DIHARAPKAN HADIS
2 Pengertian Dengan ini para ٌ‫سنَة‬ َ َ‫س َوةٌ ح‬ ْ ُ‫لَ َقدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ الِّ أ‬ Memberikan contoh
akhlaqulkarimah pelajar (penuntut) َ‫خرَ َوذَ َكر‬ ِ‫ل‬ ْ ‫لِ َمنْ كَانَ َيرْجُو الَّ وَا ْليَوْمَ ا‬ umum akhlaq rasul
di Minangkabau, ‫الَّ َكثِيرًا‬
Sumbar tertarik “Sesungguhnya telah ada
untuk meneladani bagi kamu pada diri
akhlaq rasul dalam Rasulullah itu suri teladan
berperilaku yang baik (uswah hasanah),
yaitu bagi orang yang
mengharapkan rahmat Allah
dan kedatangan hari kiamat
dan dia banyak menyebut
Allah” (QS.33, al Ahzab : 21).
،‫خُلقًا‬
ُ ْ‫س ُنهُم‬ َ ْ‫أَ ْك َملُ ال ُم ْؤ ِم ِن ْينَ ِإيْمَانًا َأح‬
‫ َاّلذِ ْينَ َيَألْ ُف ْونَ و‬،‫ط ُؤ ْونَ أَ ْكنَافًا‬ ِ ‫َالْ ُم َو‬
‫) ُي ْؤَل ُفوْنَ )رواه الطبراني و أبو نعيم‬
Iman orang-orang Mukmin
yang paling sempurna adalah
yang paling baik akhlaqnya,
lembut perangainya, bersikap
ramah dan disukai
pergaulannya (HR.Thabrani
di dalam al Ausath dan Abu
Nu’aim dari Ibnu Sa’ad.
Albani menghasankan di
dalam Shahih al Jami’ as-
Shaghir).
3 Akhlaq kepada Siswa, para pelajar ً‫فَ َمنْ كَانَ َي ْرجُوا ِلقَاءَ َربّ ِه َف ْليَعْ َملْ عَ َمل‬ Tampilkan contoh-
Allah yg (penuntut) di ‫حدًا‬َ ‫ش ِركْ بِ ِعبَادَةِ َربّهِ َأ‬ ْ ُ‫صَالِحًا وَلَ ي‬ contoh dalam
mencakup ikhlas, Minangkabau, Barangsiapa mengharap kehidupan nyata,
tawakal, syukur Sumbar perjumpaan dengan serta apa akibatnya
nikmat, dan malu mempunyai Tuhannya maka hendaklah ia jika tidak berakhlaq
berbuat salah kepribadian yang mengerjakan amal yang
ikhlas, tawakal, saleh dan janganlah ia
syukur nikmat, dan mempersekutukan
malu berbuat salah seorangpun dalam beribadat
kepada Tuhannya" (QS.18, al
Kahfi : 110).
ْ‫وَ ِإذْ َتأَ ّذنَ َربّكُ ْم َل ِئنْ شَ َك ْرتُمْ َ َل ِز ْيدَنّكُمْ َو َل ِئن‬
ٌ‫ش ِد ْيد‬
َ َ‫عذَابِي ل‬َ ّ‫َك َف ْرتُمْ ِإن‬

4 Akhlaq terhadap Timbul kesadaran َ‫ع ْن َدكَ الْ ِك َبر‬


ِ ّ‫َوبِا ْلوَا ِل َد ْينِ ِإحْسَانًا ِإمّا َي ْبلُغَن‬ Contoh-contoh
Ibu dan Bapak para pelajar di َ‫َأحَدُ ُهمَا َأوْ ِكلَهُمَا َفلَ َت ُقلْ َلهُمَا أُفّ وَل‬ dalam kehidupan
Sumbar untuk (23)‫َت ْن َهرْهُمَا َو ُقلْ َلهُمَا َقوْلً َكرِيمًا‬ nyata serta apa
menjadi anak yang ْ‫جنَاحَ ال ّذلّ ِمنَ الرّحْ َمةِ َو ُقل‬ َ ‫خ ِفضْ َلهُمَا‬ ْ ‫وَا‬ akibatnya jika tidak
hormat, patuh, dan 24)‫)رَبّ ا ْرحَ ْمهُمَا َكمَا َر ّبيَانِي صَغِيرًا‬ berakhlaq
berbakti kepada
orang tua Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan sebaik-
baiknya.

H. Mas'oed Abidin 6
Jika salah seorang di antara Contoh-contoh
keduanya atau kedua-duanya dalam kehidupan
sampai berumur lanjut dalam nyata serta apa
pemeliharaanmu, maka akibatnya jika tidak
sekali-kali janganlah kamu berakhlaq
mengatakan kepada
keduanya perkataan "ah" dan
janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan
yang mulia.
Dan rendahkanlah dirimu
terhadap mereka berdua
dengan penuh kesayangan
dan ucapkanlah: "Wahai
Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah
mendidik aku waktu
kecil".(QS.17, Israk : 23-24)

H. Mas'oed Abidin 7
5 Akhlaq terhadap ‫ج ِر‬
ْ ‫مَن نْ دَعَا إلى ُهدًى كَان نَ لَه نُ مِن نَ ا َل‬ Memberikan
guru dan orang ‫جوْرِ مَنِن ا ّتبَعَهُن لَ َي ْنقُصُن َذلِكَن مِنْن‬ ُ ‫ِم ْثلُ ُأ‬ contoh-contoh
yang lebih tua dalam kehidupan
‫ )رواه مسصلم و أصصحاب‬.‫ش ْيئًا‬ َ ‫ج ْورِهِمْن‬ ُ ‫ُأ‬
nyata serta apa
(‫السنن‬ akibatnya jika tidak
Artinya, “Barangsiapa yang berakhlaq
menyeru kepada hidayah
Allah, mereka akan
memperoleh pahala seperti
pahala orang yang
mengikutinya. Tidak
berkurang sedikitpun.” (al
Hadist Riwayat Muslim dan
Ash-habus Sunan).
Kamanakan barajo ka
Mamak,
Mamak barajo ka Pangulu,
Pangulu barajo ka
mupakaik,
Mupakaik barajo ka nan
bana,
Nan bana ba-diri sandirinyo.
،َ‫جلّ َك ِب ْيرَنا‬
ِ ‫لَينْسَ مِنْ أُ ّمتِي َمنْ ُي‬
‫ وَ يَ ْعرِفْن لِعَالِمِنَا‬،‫وَ َي ْرحَمْن صَن ِغ ْي َرنَا‬
(‫)رواه أحمد‬
Tidak terbilang masuk
kedalam umatku – yakni
umat Muhammad SAW –
barang siapa yang tidak
menghormati yang tua, dan
tidak menyayangi yang
muda, dan juga yang tidak
mau arif mengikuti nasehat
dari kalangan berilmu” (HR.
Ahmad, Dalam hadist dari
Ubadah bin Shamit,
Rasulullah SAW bersabda,
“laisa min umati man
lam yajilla kabirana, wa
yarham shaghirana, wa
ya’rif li’alimina”,
(HR.Ahmad, dengan sanad
baik, sebagaimana
disebutkan oleh al Munzhiri
dalam al Munthaqa (1322)
dan Haitsami (8/78).

H. Mas'oed Abidin 8
6 Akhlaq terhadap ‫ لَ َي ْرحَمُهننُ الُن‬،َ‫مَنننْ لَ َي ْرحَمننُ النّاسنن‬ Contoh-contoh
sesama besar dalam kehidupan
dan yang lebih (‫)متفق عليه‬ nyata serta apa
muda Yang tidak mnyayangi akibatnya jika tidak
manusia tak akan disayangi berakhlaq
oleh Allah (al Hadist)
ْ‫ ِا ْرحَ ُموْا مَ ن‬،ُ‫الرّاحِ ُموْ نَ َي ْرحَ ُمهُ مُ ال ّرحْمَ ن‬
ِ‫فِي ا َلرْضِن َيرْحَمْكُمُن الُ مَنْن فِى السّنمَاء‬
(‫)رواه أبوداود‬
Yang penyayang dikasihi
oleh Yang Maha Pengasih,
maka sayangilah penduduk
bumi agar kasih kepadamu
(yang ada dilangit (al Hadist
7 Akhlaq terhadap ‫ و إنّ الَ تَعَالَى‬،ٌ‫خضِ َرة‬ َ ٌ‫ح ْل َوة‬
ُ ‫إنّ ال ّد ْنيَا‬ Memberikan
lawan jenis ،َ‫ظرُ َكيْفَ تَعْ َمُل ْون‬ُ ‫ َف َي ْن‬،‫خِلفُكُمْ ِف ْيهَا‬
ْ ‫س َت‬
ْ ُ‫م‬ contoh-contoh
َ‫ و ا ّتقُوا النّسَاء‬،‫!فَا ّتقُوا ال ّد ْنيَا‬ dalam kehidupan
Sesungguhnya dunia itu nyata serta apa
lezat dan menggiurkan. Dan akibatnya jika tidak
sesungguhnya Allah SWT berakhlaq
menjadikan kalian sebagai
khalifah diatas bumi.
Kemudian DIA melihat
bagaimana kalian bekerja.
Takutilah dunia, dan berhati-
hatilah dalam menjaga hak-
hak kaum perempuan.( HR.
Imam Muslim, dalam kitab ar-
Riqaq dari Abu Sa’id al Khudri
(2742).

8 Akhlaq terhadap ُ‫ وَ ُت ِقيْم‬،‫ش ْيئًا‬َ ِ‫ش ِركْ بِه‬ ْ ُ‫تَ ْع ُبدَ الَ وَلَ ت‬ Berikan contoh-
tetangga, serta ‫صلَ الرّحِم‬ ِ ‫ و َت‬،َ‫ وَ ُت ْؤتِي الزّكَاة‬،َ‫لة‬ َ‫ص‬ ّ ‫ال‬ contoh dalam
karib kerabat َKamu sembahlah Allah, kehidupan nyata
jangan sekutukan dia dengan serta apa akibatnya
sesuatupun, dirikan salat, jika tidak berakhlaq
bayarkan zakat, dan
pertautkan silaturahim (al
Hadist).
9 Akhlaq terhadap َ‫ت لِلنّاسِ َتأْ ُم ُر ْون‬ ْ َ‫خ ْيرَ أُمّةٍ ُأخْ ِرج‬ َ ْ‫ُك ْنتُم‬ Berikan contoh-
orang yg berbeda َ‫عنِ ال ُمنْ َكرِ و ُتؤْ ِم ُن ْون‬ َ َ‫بِالْمَ ْع ُروْفِ و َت ْن َه ْون‬ contoh dalam
agama ْ‫خ ْيرًا ّلهُم‬ َ َ‫ب لَكَان‬ ِ ‫ َو َلوْ آ َمنَ أَ ْهلُ الْ ِكتَا‬.ِ‫بِال‬ kehidupan nyata
َ‫س ُق ْون‬ ِ ‫ِم ْنهُمْ الْ ُم ْؤ ِم ُن ْونَ وَ أَ ْك َثرُهُمُ ا ْلفَا‬ serta apa akibatnya
Kamu adalah umat yang jika tidak berakhlaq
terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada
yang ma`ruf, dan mencegah
dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli Kitab beriman,
tentulah itu lebih baik bagi
mereka; di antara mereka
ada yang beriman,

H. Mas'oed Abidin 9
dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang
fasik. (QS.3,Al-Imran:110).

ْ‫ إِن‬،ِ‫ َأنَا مَ عَ النّا س‬:ُ‫لَ تَ ُك ْو ُنوْا إمّعَةً َي ُق ْول‬


،ُ‫ و إنْن أسنَاءُوا أسنأْت‬،ُ‫َأحْسَنُنوْا َأحْسَننْت‬
ْ‫سنَ النّاسُ أن‬ َ ْ‫طنُوا أ ْنفُسَكُمْ إنْ أح‬ ّ ‫لَ ِكنْ َو‬
.‫ظلِمُوا‬
ْ ‫ و إن أسننننَاءُوا َألّ َت‬،‫ُتحْسنننِننُوا‬
(‫)رواه الترمذي‬
Janganlah kalian menjadi
seperti bunglon yang berkata,
aku bersama orang-orang,
jika mereka baik, maka
akupun baik pula. Dan jika
mereka buruk akhlaqnya,
maka akhlaqku pun buruk
pula. Akan tetapi
tanamkanlah sikap pada diri
kalian; jika mereka baik,
hendkalah kalian baik; dan
jika mereka buruk akhlaqnya,
maka janganlah kalian
berbuat dzalim.(HR. Imam
Tirmidzi (2008), dia berkata
hadist Hasan Gharib)

ٍ‫ن َقوْم‬ ْ ‫خرْ َقوْمٌ ِم‬َ‫س‬ ْ َ‫َيأَ ّيهَا اّل ِذ ْينَ آ َمنُوا لَ ي‬
ٌ‫خ ْيرًا ِم ْنهُمْن وَلَ نِسنَاء‬ َ ‫عَسنَى أَنْن يَ ُك ْونُوا‬
ّ‫خ ْيرًا ِم ْنهُن‬
َ ّ‫مِنْن نِسنَاءٍ عَسنَى أَنْن يَ ُكوْن‬
ِ‫وَلَ َتلْ ِمزُوا َأ ْنفُ سَكُمْ وَلَ َتنَا َبزُوا ِباْ َللْقَا ب‬
‫ِبئْسَن الِسْنمُ ا ْلفُسُن ْوقُ بِ ْعدَ اْ ِل ْيمَانِن وَمَنْن‬
.َ‫لَمْ َيتُبْ فَُأ ْولَ ِئكَ هُمُ الظّالِ ُم ْون‬
gelar yang buruk. Seburuk-
buruk panggilan ialah
(panggilan) yang buruk
sesudah iman dan
barangsiapa yang tidak
bertaubat, maka mereka
itulah orang-orang yang
zalim.” (QS.al Hujurat : 11).

ّ‫طيّبٌ ُيحِب‬ َ ‫ َو‬،َ‫ِإنّ الَ جَ ِم ْيلٌ ُيحِبّ ا ْلجَمَال‬


‫ َف َنظّ ُفوْا‬،َ‫ظيْفٌ ُيحِبّ ال ّنظَافَة‬ ِ ‫ َن‬،َ‫طيّب‬ ّ ‫ال‬
‫ش ّبهُوا بِال َي ُهوْدِ )رواه‬ َ َ‫َأفْ ِن ِيتَكُمْ وَلَ َتت‬
‫)الترمذ‬
Artinya, “Sesungguhnya
Allah itu indah dan
menyukai yang
keindahan, baik dan
menyukai kebaikan,
bersih serta menyukai
kebersihan. Oleh karena
itu, bersihkanlah
halaman rumah kalian,
dan jangan kalian
menyerupai yahudi.”

H. Mas'oed Abidin 10
(HR. Tirmidzi (2800),
Perkataan fa nadzafuu
afniyatakum …(hingga
akhirnya hadist) ..,
mempunyai jalur yang lain
dari Sa’ad dengan sanad
bagus, kata Albani dalam
takhrij kitab al Halal wa al
Haram, hadist no.113.)

H. Mas'oed Abidin 11
10 Akhlaq terhadap ِ ‫خ ْيرًا ُي ْف ِقهْ ُه فِى ال ّد ْي‬
‫ن‬ َ ِ‫وَ َمنْ ُي ِردِ الُ بِه‬ Berikan contoh-
lingkungan Siapa yang diinginkah Allah contoh dalam
(tanah, air, kehidupan nyata
mendapat kebaikan, maka
tumbuhan dan serta apa akibatnya
hewan, serta diberi dia keinginan untuk jika tidak berakhlaq
udara sebagai memahami agama (al
sumberdaya Hadist).
alam untuk
kehidupan)
‫سَألُكَ الْ َع ْفوَ وَ اْلعَافِيَةَ فِي‬
ْ َ‫الّلهُمّ ِإنّى أ‬
ّ‫ الّلهُم‬.‫ وَ أَ ْهلِي وَ مَالِي‬،َ‫ِد ْينِي وَ ُد ْنيَاي‬
َ‫ و‬،‫عتِي‬ َ ‫ وَ آ ِمنْ َر ْو‬،‫ع ْو َرتِي‬ َ ْ‫س ُتر‬ ْ ‫ا‬
َ‫ و‬،‫خلْفِي‬ َ ْ‫ظنِي ِمنْ َب ْينِ َي َديّى وَ ِمن‬ ْ َ‫حف‬ ْ‫ا‬
،‫ن َفوْقِي‬ ْ ‫ وَ ِم‬،‫عنْ شِمَالِي‬ َ َ‫عنْ يَ ِم ْينِي و‬ َ
.‫حتِي‬ ْ ‫غتَالَ ِمنْ َت‬ْ ‫ع ْو ُذ ِبكَ ِمنْ َأنْ ُأ‬ُ ‫وَ َأ‬
(‫)رواه البزار‬
“Ya Allah, sesungguhnya aku
ini meminta ampunan dan
kesehatan kepada-MU dalam
agama dan duniaku, keluarga
dan hartaku.. Ya Allah,
tutupilah auratku, berilah
keamanan kepada
kekuatanku, dan jagalah
diriku dari depan dan
belakangku, dan dari
samping kanan dan kiri serta
dari atasku. Dan aku
berlindung kepada-MU jika
ada yang hendak merusak
(membunuh) dari bawahku.”
(HR. Bazzar dari Ibnu Abbas
ini menurut Haitsami (10/175)
terdapat perawi yang lemah,
sebagai disebutkan juga
didalam Shahih al Jami’ ash-
Shaghir, hal.1274.).

َ‫خلَقَ السّ َموَاتِ وَا َلْ ْرضَ وََأ ْن َزل‬ َ ‫الُّ اّلذِي‬
ِ‫خرَجَ بِهِ ِمنَ الثّ َمرَات‬ ْ ‫ِمنَ السّمَاءِ مَا ًء فََأ‬
ْ‫ِر ْزقًا لَكُم‬
Allah-lah yang telah
menciptakan langit dan
bumi dan menurunkan air
hujan dari langit, kemudian
Dia mengeluarkan dengan
air hujan itu berbagai buah-
buahan menjadi rezki
untukmu,

H. Mas'oed Abidin 12
ِ‫ك ِل َتجْ ِريَ فِي ا ْل َبحْرِ ِبأَ ْم ِره‬
َ ‫خ َر لَكُمُ ا ْلفُ ْل‬
ّ‫س‬َ َ‫و‬
(32)َ‫خ َر لَكُمُ ا َلْ ْنهَار‬ ّ‫س‬َ َ‫و‬
dan Dia telah menundukkan
bahtera bagimu supaya
bahtera itu berlayar di lautan
dengan kehendak-Nya, dan
Dia telah menundukkan (pula)
bagimu sungai-sungai.

َ‫خر‬
ّ‫س‬َ َ‫خ َر لَكُمُ الشّمْسَ وَا ْلقَ َمرَ دَا ِئ َب ْينِ و‬
ّ‫س‬ َ َ‫و‬
(33)َ‫لَكُ ُم الّل ْيلَ وَال ّنهَار‬

Dan Dia telah menundukkan


(pula) bagimu matahari dan
bulan yang terus menerus
beredar (dalam orbitnya); dan
telah menundukkan bagimu
malam dan siang.(QS.14,
Ibrahim :
32-33)

‫خرَ ا ْل َبحْ َر ِل َتأْكُلُوا ِمنْ ُه َلحْمًا‬ّ‫س‬


َ ‫وَ ُهوَ اّلذِي‬
‫خ ِرجُوا ِمنْهُ حِ ْليَةً تَ ْلبَسُو َنهَا‬ ْ ‫س َت‬
ْ َ‫ط ِريّا َوت‬ َ
ِ‫ضلِه‬
ْ ‫ن َف‬ ْ ‫َو َترَى ا ْلفُ ْلكَ َموَاخِ َر فِيهِ َوِل َت ْبتَغُوا ِم‬
َ‫َولَ َعلّكُمْ تَشْ ُكرُون‬
Dan Dia-lah, Allah yang
menundukkan lautan
(untukmu) agar kamu dapat
memakan daripadanya
daging yang segar (ikan),
dan kamu mengeluarkan dari
lautan itu perhiasan yang
kamu pakai; dan kamu
melihat bahtera berlayar
padanya, dan supaya kamu
mencari (keuntungan) dari
karunia-Nya, dan supaya
kamu bersyukur. (QS.16, an
Nahl : 14).

َ‫سنَة‬
َ َ‫س ّيئَةَ ا ْلح‬
ّ ‫ و َأ ْتبِعِ ال‬،َ‫حيْثُمَا ُكنْت‬
َ َ‫ِاتّقِ ال‬
ٍ‫سن‬
َ َ‫ وَ خَالِقِ النّاسَ ِبخُُلقٍ ح‬،‫حهَا‬
ُ ‫َت ْم‬
Bertaqwalah kepada Allah
dengan benar, dan balaslah
keburukan dengan kebaikan,
berperangailah kepada
sesama manusia dengan
akhlaq yang baik (al Hadist).

Kebejatan sosial, politik dan ekonomi yang menghimpit hari ini telah memberi
satu konklusi bahwa keadaan itu terjadi karena usaha sadar manusia mengabaikan
upaya penyepuhan jiwa (tazkiyah an-nafs) disertai kelalaian perbaikan watak (islah an
nafs) di medan kehidupan. Maka, rumah tangga dan korong kampung berperan
teladan, dengan kesabaran dan toleransi dalam hidup mesti jadi panduan. Pendidikan
rohani membangun sumber daya manusia melalui penanaman nilai normative, aqidah
dan budaya, adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah, mengukuhkan nilai ibadah dan
akhlaq dalam diri umat, seperti solat, zikir dan membuhul ikatan mahabbah yang semakin

H. Mas'oed Abidin 13
erat dari masa ke masa. Ikatan ukhuwah yang teguh adalah curahan rahmat Allah dan
mengangkat posisi (darjah) dengan iman.

Pendidikan ruhiyah mencakup aspek rawatan dan pengawalan (aspek treatment),


melalui taubat,tazkirah, tarbiyah, tau’iyah, yang selalu ditopang oleh dua manazil atau
sifat penting, yaitu ‘Rabbaniah dan Siddiqiah’1.

Sifat Rabbaniah ditegakkan dengan benar diatas landasan pengenalan (makrifat)


dan pengabdian (`ubudiah) kepada Allah melalui peningkatan ilmu pengetahuan,
pemantapan pengajaran, pemberian nasihat, menanamkan akhlaq menyuruh yang
ma’ruf (social support) dan mencegah dari yang munkar (social control).
Siddiqiah mencakup enam jenis kejujuran (al-sidq): 1. kejujuran lidah, 2. kejujuran
niat dan kemauan (sifat ikhlas), 3. kejujuran cita-cita (azam) dan keteguhan
mencapainya, 4. kejujuran dengan apa yang diucapkan dan dijanjikan (al-wafa’), 5.
kejujuran bekerja berprestasi dan berkarya (amal as-shalih), dan 6. kejujuran
mengamalkan ajaran agama (maqamat al-din).
Rasulullah SAW selalu berdo’a sebagaimana disampaikan oleh Ummul
Mukminin ‘Aisyah R ’anha, “allahumma man waliya min amri umatiy syay-an fa
syaqqa ‘alaihim fasy-quq ‘alaihi, wa man waliya min amri umatiy syay-an far-faqa
bihim, far-fuq bihi”, Artinya, “Ya Allah, barangsiapa yang menjadi pemimpin atas umatku,
lalu ia mempersulit mereka, maka persulitlah ia, dan barangsiapa yang memimpin umatku, lalu
mengasihi mereka, maka kasihanilah ia” (HR.Shahih Muslim).

ADIL ADALAH PAKAIAN SETIAP PEMIMPIN

A
dil, adalah ciri taqwa. Konsep ini bukan semata teologis, melainkan sangat
humanis universal. Dalam pandangan Islam, seorang pemimpin pemegang
tampuk kekuasaan yang melalaikan kepentingan rakyatnya adalah pemimpin
yang sangat dicela. Rasulullah SAW memperingatkan,

.‫ إلى حرم ال عليه الجماعة‬،‫ و يموت و هو غاشوهم‬،‫ما من وال يلي راعية من المسلم‬
“Tidak seorangpun yang diberi amanat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya (kaum
Muslimin), lalu ia mati dalam keadaan menipu mereka, kecuali Allah mengharamkan baginya
sorga (tidak akan masuk sorga)” (HR.Muttafaqun ‘alaihi dari Abi Ya’la (Ma’qal) bin Yasar
RA).
Dalam hadist lainnya, Rasulullah SAW berkata,

1
Hawwa, Syeikh Mohd Said, Muzakarah Fi Manazil al-Siddiqin Wa-al-Rabbaniyin, Dar al-Salam Li al-Tibaah,

Kairo, 1987, hal 3-4, berkata ;

‫ اما الربانية فى مع ذلك علم وتعليم ونصيحة وشهادة على الخلق وحكم‬,‫"اما الربانية فانها صديقية وزيادة فمبنى الصديقية على معرفة ال والعبودية له‬
"....‫بما انزل ال و امر بمعروف ونهي عن منكر‬

H. Mas'oed Abidin 14
‫و إنما المام جنة و يقاتل من وراءه و يتّقابه فإن َأ َمرَ بتقوى عليه و عدل فإن له بذلك‬
.‫ و إن قال بغيره فإن عليه منه‬.‫أجرا‬
“Sesungguhnya pemimpin itu adalah perisai. Dibelakang perisai itulah rakyat berjuang. Maka
apabila ia (pemimpin) menyuruh kepada ketaqwaan terhadap Allah dan berlaku adil, maka ia
akan mendapat pahala dari perintah dan sikap adilnya itu. Tetapi bila ia menyuruh selain dari
itu (taqwa), maka ia akan mendapat siksa karenanya” (HR.Muttafaq ‘alaihi, dari Abi
Hurairah RA).

Dengan sikap tawadhu’ (merendah demi kepentingan umat karena taqwa


kepada Allah) akan terlihat keadilan seorang pemimpin. Arogansi pemaksaan
kehendak. akan membawa kepada kehancuran. Konsekwensinya adalah,

‫ فإذا أمر‬,‫ مالم يؤمر بمعصية‬,‫السمع و الطعة على المرأ المسلم فيما أحب و كره‬
‫ فل سمع ول طعة‬،‫بمعصية‬
“Seorang Muslim harus mendengarkan dan menta’ati segala perintah (pemimpinnya) dalam
hal yang ia sukai ataupun yang tidak disukainya, selama ia tidak diperintahkan untuk berbuat
maksiat. Dan apabila ia diperintahkan untuk berbuat maksiat, maka ia (rakyat) tidak dibolehkan
untuk mendengarkan atau menta’ati perintahnya” (HR.Muttafaq ‘alaih dari Ibnu Umar RA).

Sungguh celakalah para pemimpin yang melupakan dan menganggap enteng


aspirasi rakyat banyak. Maka, untuk terhindar dari kecelakaan, wajiblah di ingat selalu
firman Allah;
َ‫حبّ ا ْلمُقْسِطِين‬
ِ ُ‫ن اللّهَ ي‬
ّ ِ‫صلِحُوا َب ْي َن ُهمَا بِا ْلعَدْلِ َوأَقْسِطُوا إ‬
ْ ‫َفَأ‬
“…. maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS.Al-Hujurat : 9).

SYARAK (SYARI'AT ISLAM) DIMULAI DENGAN NASEHAT

Nasihat itu ditujukan untuk seluruh manusia. Mencakup seluruh segi


kehidupan. Sumbernya pun jelas. Nasihat yang berpangkal dari Allah (Al Qur'an).
Merujuk kepada contoh dan petunjuk pelaksanaan dari Muhammad Rasulullah SAW,
yang dikenal sebagai Sunnah Rasul. Mematuhi Allah berarti mematuhi sunnah
Rasulullah. Satu sama lainnya tidak bisa dipisahkan atau ditolak. Dalam satu
penjelasannya Rasulullah SAW menyebutkan bahwa, “Ad-dien (Syari'at agama Islam)
itu adalah nasehat. (Mau'izhah Hasanah). Kami bertanya, atas dasar apa wahai
Rasulullah?" . Dengan tegas Rasulullah SAW menjawab .." dari Allah dan dengan
Kitabullah (Al-Qur'an), dan Sunnah Rasul. Kemudian dengan kesepakatan pemimpin-
pemimpin umat (dalam setiap urusan mereka, didunia dan untuk akhirat, berdasarkan
Al Qur'an dan Sunnah Nabi” (Al Hadist). Dengan patokan ini, para Shahabat ber-baiat
kepada Rasulullah agar tegaknya Syari'at Islam itu dengan sempurna. Diantara isinya,
para Shahabat tidak menjadi syirik, atau tidak mempersekutukan Allah. Tidak
melakukan pencurian, menjauhkan diri dari perbuatan korupsi, manipulasi dalam
bentuk dan kesempatan apapun. Tidak berzina, yang melingkupi kepada pergaulan
bebas, sehingga kaburnya batas-batas antara yang boleh dan yang tidak. Terutama
dalam hubungan manusia berlainan jenis. Tidak membunuh anak, baik itu secara
penanaman nilai-nilai fikrah yang tidak agamis. Semuanya dijalankan melalui jalur
H. Mas'oed Abidin 15
Nasihat Agama, mencakup syari'at Islam.
‫سرِقْنَ َولَا‬
ْ َ‫ش ْيئًا َولَا ي‬
َ ِ‫ش ِركْنَ بِاللّه‬
ْ ُ‫علَى أَنْ لَا ي‬
َ َ‫يَاَأ ّيهَا ال ّن ِبيّ إِذَا جَا َءكَ ا ْل ُم ْؤ ِمنَاتُ ُيبَا ِي ْع َنك‬
‫جِلهِنّ َولَا َي ْعصِي َنكَ فِي‬
ُ ْ‫َي ْزنِينَ َولَا يَ ْق ُتلْنَ َأ ْولَادَهُنّ َولَا يَ ْأتِينَ ِب ُب ْهتَانٍ يَ ْف َترِينَهُ َبيْنَ َأيْدِيهِنّ َوَأر‬
)12( ٌ‫ن اللّهَ غَفُورٌ رَحِيم‬
ّ ِ‫س َتغْ ِفرْ َلهُنّ اللّهَ إ‬
ْ ‫َم ْعرُوفٍ َفبَا ِي ْعهُنّ وَا‬
َ‫خ َرةِ َكمَا َي ِئس‬
ِ ‫عَل ْيهِمْ قَدْ َيئِسُوا مِنَ الْآ‬
َ ُ‫ب اللّه‬
َ ‫ض‬
ِ ‫غ‬
َ ‫يَاَأ ّيهَا الّذِينَ ءَا َمنُوا لَا َت َت َولّوْا َق ْومًا‬
)13( ِ‫ا ْلكُفّارُ مِنْ َأصْحَابِ الْ ُقبُور‬
“Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk
mengadakan janji setia, bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatupun dengan Allah;
tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat
dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu
dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada
Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang
dimurkai Allah, sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana
orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa.” (QS.60, al-Mumtahanah, ayat 12-13).

Bila kita melihat dengan kacamata kondisi hari ini, bukankah ini menjadi satu
mata rantai pelajaran yang akan menggiring kepada satu kearifan (pemahaman)
mendalam, agar umat menjadi umat pendakwah yang selalu berhati-hati dalam
menerapkan hubungan tolong bertolong dengan kaum yang mendapat kemurkaan
Allah, seperti dengan penganut Yahudi dan pengikut paham Israeliat. Maka adalah
sangat wajar sekali setiap mukmin dimanapun mesti mempertimbangkan dengan
sunguh-sungguh untuk tidak terburu dan tergesa-gesa membuka hubungan diplomatic
atau melakukan hubungan dagang apapun bentuknya dengan pihak Yahudi ini.
Agama yang berawal dari nasehat. Maka perlu satu gerakan terpadu yang
disebut gerakan dakwah untuk membentuk umat yang kuat (umat utama = khaira
ummah). Beberapa mata pelajaran dapat ditampilkan untuk mengembangkan jiwa dan
watak umat, antara lain ;

MATA POKOK
NO KULIAH / TUJUAN MARAJI’
BAHASAN
WAKTU
11 FIQH DA’WAH 1. Ma’na da’wah Membina dan 1. Tafsir Alquran /
WAL HARAKAH 2. Proses da’wah mengembangkan Mohd. Yunus,
(Gerakan 3. Tahapan (marhalah) potensi da’wah 2. Tafsir Al Azhar/ Prof.
masyarakat = da’wah: Islamiyah di nagari- Hamka,
Sosial a) tabligh nagari dalam pranata 3. Tasauf Modern /
movement) b) ta’lim sistem gerakan Hamka,
c) takwin (harakah) Islamiyah, 4. Manajemen
d) tanzhim Da’wah/A. Rasyad
e) tanfidz Landasan membentuk Shaleh
4. Organisasi dan masyarakat dengan 5. Metoda
manajemen da’wah adat basandi syarak, Da’wah/Hamka
5. Kualifikasi harakah syarak basandi 6. Fiqhud Dakwah /
Islamiyyah dan Kitabullah. Mohd. Natsir
halaqah Surau di

H. Mas'oed Abidin 16
Minangkabau
6. Kedudukan syura Terwujud proses 7. Petunjuk untuk Juru
dalam harakah kaderisasi Da’wah/Abul A'la al-
Islamiyyah pengembangan risalah Maududi
7. Strategi da’wah Islamiyah 8. Intelejen dalam
perencanaan, dalam masyarakat Qur’an dan Da’wah
pengorganisasian, Minangkabau Rasululah /Rahnip,
tujuan, dan sasaran M.
harakah Islamiyah. Menghidupkan prinsip 9. Prinsip dan
8. Amal jama’i ta'awun, singkek uleh Kebijaksanaan
(gerakan bersama) maauleh, barek Da’wah
dalam harakah sapikua, dan kegotgong Islam/Hamka
Islamiyah royongan, sebagai satu 10. Sejarah Da’wah
9. Penyimpangan aspek dari sosial Islam / Prof.
dalam harakah reform. Muhammad
Islamiyah Mustafa Atha.
10. Karakteristik Mengamalkan secara 11. Panduan adat dan
da’wah Surau benar akhlaq Islam syarak di
dalam gerakan yang diajarkan oleh Minangkabau/ oleh
masyarakat syarak dan dipakai oleh berbagai Sumber
(harakah) adat, jika syarak nan dan Penulisan.
masyarakat Islam mangato tinggal di adat
di Minangkabau, nan mangarajokan.
11. Dakwah wal
harakah Islamiyah
dalam perspektif
sistem pembinaan
masyarakat Islam
di nagari-nagari,
yang disebut
penerapan adat
basandi syarak
syarak basandi
Kitabullah

Kehidupan masyarakat Sumatera Barat kedepan di Alaf Baru ini, mesti di pacu
dengan ajakan agar selalu menanam kebaikan-kebaikan yang makruf. Mesti pula
dipagar rapat-rapat dengan pencegahan dari hal-hal yang merusak dan mungkara.,
Didalamnya ditanamkan upaya berguna yang dapat menumbuhkan harga diri dengan
sikap mental mau berusaha sendiri, giat bekerja (enterprising). Yang dituju adalah
masyarakat baru Sumatera Barat yang dapat menolong diri sendiri (independent) serta
mampu mereposisi kondisinya dalam mengatasi kemiskinan dan ketertinggalan
diberbagai bidang. Insya Allah masyarakat kita di Sumatera Barat akan mendapatkan
hak asasinya yang setara dengan kewajiban asasi yang telah ditunaikan.

Sesungguhnya bimbingan aqidah melahirkan amalan atau perilaku beradat


dengan panduan syari'at agama Islam yang bersendikan Kitabullah, dan telah
mengajarkan bahwa tidak pantas bagi satu masyarakat hanya senang menuntut hak
tanpa dibebani keharusan menunaikan kewajiban. Begitulah semestinya yang
dilakukan oleh seorang pemimpin yang memimpin satu masyarakat atau ulayat daerah
dan negara dimana umatnya beragama Islam dan beriman kepada Allah serta masih
percaya kepada Al Quran Kitabullah.

H. Mas'oed Abidin 17
BUHUL MASYARAKAT

Kehidupan bermasyarakat di Sumatera Barat sudah lama direkat oleh kentalnya


hubungan kebersamaan (ta’awun) di dalam tataran budaya berat sepikul ringan
sejinjing sebagai perwujudan nyata nilai-nilai Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi
Kitabullah (ABS-SBK). Tataran budaya sedemikian telah terbukti dalam masa sangat
panjang mampu memberikan dorongan-dorongan beralasan (motivasi) bagi semua
gerak perubahan (reformasi) dari satu generasi ke generasi berikut di Ranah Bundo ini.
Bahkan telah pula terbukti menjadi modal sangat besar untuk meraih kemajuan di
berbagai bidang pembangunan di daerah dan nagari, di dusun dan taratak. Serta
memberikan sumbangan yang tidak kecil dalam mewujudkan persatuan bangsa dan
kesatuan wilayah di Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta ini. Membina
persaudaraan diperlukan pendidikan dan pengenalan budaya adat istiadat yang
dibangun oleh pemahaman ajaran agama berdasarkan Kitabullah (ajaran Islam).
Pengetahuan tentang sejarah Islam dan peradaban manusia amat penting diajarkan
diantaranya dapat berisi;

MATA
NO KULIAH / POKOK BAHASAN TUJUAN MARAJI’
WAKTU
12 FIQH SIRAH 1. Urgensi studi al-sirah al- Memahami al-sirah 1. Al Quranul Karim
DAN TARIKH nabawiyyah (fiqh al-sirah) al-nabawiyah dan dan
AL-ISLAM 2. Ta’rif sirah dan tarikh tarikh Islam secara Terjemahannya
(5 Jam) Islam, historio grafis, 2. Sejarah hidup
3. Pemahaman ma’na sehingga terbina Muhammad SAW
jahiliyyah; al-jahl bi kearifan untuk / Haekal
ma’rifat (pemahaman) memetik hikmah 3. Kisah Para Nabi /
Allah dan al-jahl bi hukmi dalam sejarah. Ibnu Katsir
(hokum) Allah 4. Sejarah
4. Muhammad SAW Pemaham prilaku penyebaran
sebelum bi’tsah, dengan bimbingan Islam/Yusuf Amir
5. Masa kenabian tauhid dan akhlaq Feisal
5.1. turun wahyu, Qurani 5. Dunia Islam dari
5.2. tantangan yang masa kemasa /
dihadapi, Mohd. Natsir.
5.3. periode makkah dan 6. Capita Selecta /
madinah, Mohd. Natsir
5.4. sistem pembinaan 7. Gerakan modern
da’wah pada kedua Pengabaian Islam di Indonesia
periode tersebut pendidikan ruh /Deliar Noer.
6. Studi fase-fase da’wah (tarbiyyah ruhiyyah) 8. Sejarah
Islamiyah; akhlaq Islam, jadilah Pendidikan
7. Perubahan masyarakat masyarakat kembali Islam/Ahmad
karena risalah da’wah kepada perangai Syalabi
yang dibawa oleh jahiliyah. 9. Ringkasan
rasulullah SAW. Sejarah Islam/A.
8. Studi masa khulafa’ al- Ilmu pengetahuan Latif Usman
rasyidin, modal utama 10. Kelengkapan
9. Masa pengembangan manusia meraih Tarikh Rasul /
Islam di Damaskus dan keberhasilan dan Munawwarman
Baghdad, kekuatan peradaban. Khalil

Mengenal para 11. Sumbangan Islam


H. Mas'oed Abidin 18
10. Islam di Andalusia: ulama, pejuang dan terhadap Ilmu dan
a) Perkembangan ilmu raja Nusantara, Kebudayaan
pengetahuan sebagai menggalang Modern / S.I.
sumbangsih Islam perjuangan cinta Poeradisastro
terhadap peradaban, tanah air dan 12. Bunga Rampai
b) Kemajuan ilmu persatuan Nasional. dari Sejarah /
pengetahan dan Muhammad
teknologi Mengenali para Roem.
11. Islam masuk ke pemimpin umat di 13. Piagam Nabi
Nusantara, Minangkabau, Muhammad SAW/
12. Minangkabau, Adat Sumbar, sejarah dan H. Zainal Abidin
Basandi Syarak, Syarak perkembangan Ahmad.
Basandi Kitabullah pendidikan/ 14. Cultuur Islam/
madrasah Islamiyah Mohd. Natsir
yang melahirkan 15. Buku-buku
tokoh2 besar, sejarah
Tentang Islam masuk perkembangan
ke Minang-kabau dan Islam di Indonesia
Perilaku beradat di dan Sejarah
Minang-kabau. Nasional
Indonesia /oleh
Berbagai Penulis
16. Sejarah Sumatra
Barat, Islam di
Minangkabau,
Adat dan Syarak
di Minangkabau /
oleh berbagai
Sumber dan
Penulis Sumbar.

Kandungan Kitabullah mewajibkan kita untuk memelihara hubungan yang


langgeng dan akrab dengan karib dan daerah tetangga, sebagai kewajiban iman dan
taqwa kita kepada Allah Yang Maha Esa, sesuai Firman-Nya,
‫ش ْيئًا َوبِا ْلوَالِ َديْنِ إِحْسَانًا َوبِذِي الْ ُق ْربَى وَا ْل َيتَامَى‬
َ ِ‫ش ِركُوا بِه‬
ْ ُ‫عبُدُوا اللّهَ وَل ت‬
ْ ‫وَا‬
ْ‫سبِيلِ َومَا َمَل َكت‬
ّ ‫ج ْنبِ وَابْنِ ال‬
َ ‫حبِ بِا ْل‬
ِ ‫ج ُنبِ وَالصّا‬
ُ ْ‫وَا ْلمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْ ُق ْربَى وَالْجَارِ ال‬
‫ختَالًا َفخُورًا‬
ْ ُ‫حبّ مَنْ كَانَ م‬
ِ ُ‫ن اللّهَ ل ي‬
ّ ِ‫َأ ْيمَا ُنكُمْ إ‬
“ Sembahlah Allah, dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu
apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu-bapak. Berhubungan baiklah kepada karib
kerabat. Berbuat ihsan kepada anak-anak yatim, kepada orang-orang miskin, dan tetangga yang
hampir, tetangga yang jauh, dan teman sejawat serta terhadap orang-orang yang keputusan
belanja diperjalanan (yaitu orang-orang yang berjalan dijalan Allah) dan terhadap pembantu-
pembantu di rumah tanggamu. Sesungguhnya Allah tidak suka terhadap orang-orang yang
sombong dan membangga-banggakan diri” (QS.4, An-Nisak ayat 36).

Martabat satu kaum akan hilang bila yang ada hanya kewajiban tanpa hak
apapun. Hak asasi tidak pernah ujud tanpa kewajiban asasi. Menumbuhkan harga diri,
dan memperbaiki nasib akan terwujud dengan ikhtiar disertai akhlaq sabar dan tidak
mudah berputus asa. Sikap jiwa seperti ini sangat dituntut mengedepan dalam
menyambut Otonomi Daerah di Sumatera Barat pada awal abad ini.
AQIDAH TAUHID DAN UKHUWAH ISLAMIYAH
H. Mas'oed Abidin 19
Sumber Kekuatan Di Minangkabau
Goresansejarah membuktikan bahwa kekerabatan yang mendalam telah
memberi kekuatan melaksanakan da'wah amar ma'ruf nahi munkar, ditengah berbagai
tekanan dan pemaksaan kehendak oleh penjajahan Belanda di tahun 1928.2 Ini
gambaran nyata dari kuatnya ikatan “tungku tigo sajarangan” atau “tali nan sapilin
tigo” di Minangkabau dalam menghadapi sikap arogansi para penjajah ranah bundo.
Hasil besar ini didapat karena adanya satu landasan kuat, kekuatan Tauhid, Aqidah
Islamiyah yang di dukung oleh persatuan dan Ukhuwah Islamiyah serta rasa
kekeluargaan bukan soal ilmu pengetahuan dan teknologi, atau semata masalah HAM
dan demokratisasi, karena ruh persatuan dan kesatuan adalah aplikasi dari Tauhid
(iman), yang akan mampu melahirkan "persaudaraan".
Bersaudara tumbuh dari adanya Iman Kepada Allah, dan buah dari pengamalan
Ad Dinul Islam. Konsekwensinya bila keimanan Tauhid melemah, maka akan hilanglah
pula "rasa bersaudara". Punahnya rasa bersaudara ini dampaknya ikatan persatuan
akan menjadi lemah. Persatuan yang sesungguhnya tidak bisa di beli dengan uang
ataupun materi. Soal persatuan adalah soal hati (qalb). Tujuan yang akan di capai --
sebagai khittah yang telah digariskan -- terpulang kepada nawaitu yang telah diniatkan
oleh hati. Disinilah terdapat kemurnian (pure, kebersihan) amal perbuatan untuk
mencapai tujuan sesuai yang diikhlaskan (bersih) hati. Bukanlah niat kita untuk
sekedar membalik-balik lembar sejarah dalam memenuhi hasrat nostalgia. Tujuan kita
sudahlah jelas. Wijhah itu adalah satu. Yaitu "keridhaan Allah" semata.
Keridhaan Allah itu lah bagi kita yang menjadi motivasi bagi mewujudkan amal
nyata "membentuk masyarakat utama" (khaira ummah) yang memotivasi kita untuk
memilih berbuat atau tidak berbuat, bahkan memotivasi untuk bertindak dan kalau

2
Di Bukittinggi (Fort de Kock), pada tanggal 19 Agustus 1928 berlangsung satu rapat besar "Majlis
Permusyawaratan Ulama Minangkabau" pertama. Dihadiri 800 ulama-ulama, dan 200 utusan-utusan dari 115
Persyarikatan Umat Islam di Minangkabau. Musyawarah Besar Minangkabau ini menelorkan MOSI MENOLAK
GURU ORDONANSI 1925 yang terkenal itu. Tiga bulan berikut, 3 - 4 Nopember 1928, di tempat yang sama,
Surau Inyiak Jambek, berlangsung lagi Permusyawaratan Ulama Mingakabau Kedua. Jumlah yang hadir lebih
banyak,1500 orang. Inilah buah dari keakraban iman. Mungkin di waktu peristiwa besar itu, sebagian besar dari
kita belum lahir. Namun dapat membaca kembali di dalam buku PERINGATAN (Verslag) dari Majelis
Permusyawaratan Oelama Minangkabau, dikumpulkan oleh A. 'Imran Djamil dan H. Abdul Malik Karim
(Hamka), diterbitkan oleh Boekhandel en Taman Poestaka "Sumatera Thawalib" Fort de Kock, di cetak pada
Snelpers Drukkerij Gebr. "LIE" Fort de Kock, 1928. Disebutkan didalamnya bahwa para ulama, intelektual dan
pemimpin Umat Islam, Ninik Mamak dan Muslimat di Minangkabau telah biasa berjuang membentengi Adat dan
Agama di Minangkabau. Dapat dibuktikan dengan terbitnya satu Seroean dan Harapan yang ditujukan kepada
pemerintah (Penguasa Hindia Belanda) pada tahun 1941. Seruan itu diterbitkan berkenan dengan undang-undang
yang dikeluarkan oleh Resident Sumatera Barat tentang "Verordening betreffende vergrijpen tegen de adat" atau
"Aturan tentang melanggar adat" yang berdampak menghilangkan "nilai-nilai adat itu sendiri". Paling menarik
dari seruan pemimpin umat Islam Minangkabau tersebut adalah persatuan yang mereka miliki. Penanda tanganan
seruan itu terdiri dari lima orang ulama besar. Mereka adalah Syeikh Daoed Rasyidi, Syeik Mohammad Djamil
Djambek, Syeik Mohammad Dajmil Djaho, Syeikh Sulaiman ar Rasoeli, dan Syeik Ibrahim Moesa. Kemudian ada
pula lima orang Ninik Mamak Alam Minangkabau, yaitu Dt. Simarajo Simabur Pariangan Padang panjang,
Datuk Maharajo Dirajo Batipuh, Datuk Tungga Air Angat, Datuk Bandaro Sati bukit Surungan, dan Datuk Majo
Indo Batu Sangkar. Diperkuat oleh para intelektual, organisator, para pendiri pendidikan, saudagar (pedagang),
yang dapat digolongkan cendikiawan di masa itu. Tokoh-tokoh berbobot di zaman itu adalah A.R. St. Mansoer
(Muhammadiyah), Anwar (Bank Nasional), S.J. St. Mangkoeto (Bank Moeslimin Indonesia), Rky. Rahmah el
Junusijjah (Muslimat, Diniyah Putri), A. Kamil dan Zoelkarnaini (Angkatan Moeda Muhammadiyah yang
kemudian dikenal dengan panggilan Buya Zoel. Hasil nyata dari Seruan bertanggal 1 Januari 1941 itu adalah,
Resident Sumatera Barat tidak jadi mengeluarkan undang-undang yang membatasi wewenang adat ini. (lihat Typ.
Tandikat PP - 1941).

H. Mas'oed Abidin 20
perlu adamasanya mesti diam.

Mencari keridhaan Allah yang di pegang oleh setiap mukmin, adalah menjadi
tujuan hidup dan menjadi tujuan mati, dan menjadi ikatan pemersatu umat. Sebelum
satu program yang dihasilkan bisa diwujudkan dalam satu langkah oleh satu umat di
dalam Persyarikatan Muhammadiyah, kerja nomor satu adalah menyatukan wijhah
yakni keredhaan Allah. Bukan keredhaan orang lain. Bukan pula asal aku senang, atau
juga tidak karena demi golongan, maka "carilah keredhaan Allah Yang Satu, supaya kita
dapat bersatu". Dan Ki Bagus Hadikusumo, 50 tahun silam mengatakan, "jangan cari
benda- benda bertebaran, nanti kita akan bertebaran lantarannya". Ini suatu agenda besar
bagi "umat utama", yakni umat Muhammad SAW di Minangkabau, Sumbar yang
memiliki perpegangan adat bersendi syarak, syarak bersendi Kitabullah dalam setiap tindak
tanduk perjuangan, sehingga Insya Allah akan selalu terhindar dari perpecahan
(tafarruq) dan terjauh pula dari tanazu' (sikut menyikut), namun yang lahir adalah
perlombaan sehat dan jujur (fastabiqul khairaat).

TAZKIYAH AN NAFS
Menjaga Kesuburan Nafs dengan ibadah yang teratur. Amalan dikerjakan terus
menerus sepanjang masa. Bersungguh-sungguh, sepanjang hayat. Menghadiri majlis
ilmu (ta’lim). Memperbanyak zikrullah setiap waktu. Membaca al-Qur’an, dan sedia
melakukan shalat sunnat malam (tahajjud) dan berpuasa sunat yang dianjurkan oleh
Rasulullah SAW. Seorang yang berkeinginan melakukan tazkiyah nafs mesti didukung
oleh himmah (minat dan cita) yang kuat. Himmah boleh dikatakan sebagai cita-cita.
Tekad bulat dan kuat, yang di dorong oleh niat yang tulus. Dengan keyakinan yang
benar, dan cara yang benar di dalam mencapai cita-cita itu.3 Dengan menanamkan
keimanan yang prima didalam jiwa manusia terhadap kekuasaan Allah, maka hati
menjadi hudur ma’allah = ‫ خضور مع ال‬yakni hidup dengan hati yang bertauhid. Tauhid
menumbuhkan rasa kagum dan takut mengahadapi keagungan Allah dan lahirlah
mahabbah atau rasa kasih serta rindu kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Langkah
pertama ke arah tazkiyah nafs, dengan menghidupkan jiwa yang mati dengan zikrullah,
muraqabah dan tafakkur. Nabi SAW bersabda, ‫مثل الذي يذكر ربه والذي ليذكر ربه مثل الحي والميت‬
“Umpama orang yang mengingati Tuhannya dan orang yang tidak ingat Tuhannya seperti
orang yang hidup dengan yang mati”. 4

Ketika kehidupan manusia kian bertambah modern dan peralatan teknologi


semakin canggih, tidak dapat dibantah bahwa makin bertambah banyak masalah hati
dan kejiwaan manusia yang tampil kepermukaan dan tidak mudah dapat diselesaikan,
kecuali dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT semata-mata. Umat perlu
dihidupkan jiwanya menjadi satu umat yang mempunyai falsafah dan tujuan hidup
(wijhah) yang nyata, memiliki identitas (shibgah), bercorak kepribadian terang
(transparan) untuk ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Satu susunan
hidup masyarakat berjama’ah yang diredhai Allah yang dituntut oleh “syari’at” Islam,
sesuai Adat basandi Syarak dan Syarak basandi Kitabullah, menjadi “satu aspek dari
Sosial Reform”, yang tidak dapat diabaikan,yaitu berusaha di urat masyarakat.

3
Al-Falimbangi, ‘Abd al-Samad, Siyarus-Salikin, h. 44
4
Al-Bukhari, Sahih al-Bukhari, Kitab al-Da’awat
H. Mas'oed Abidin 21
MEMBANGUN POTENSI DIRI

Amaliyah
Jiwa Sadar Iman

Adat Interaksi &


Istiadat UKHUWA
H

Paling berbahaya tentulah bertukarnya niat ditengah perjalanan. Apa yang tadi
telah dirumuskan semula menjadi kabur tak terbaca. Pada awalnya hendak menanam
"cinta dan Takut kepada Allah" berubah menjadi "cinta kekuasaan dan takut mati".
Yang diniatkan pada awalnya "dakwah Ila Allah" (mengajak umat utama kepada
Allah), berobah tumbuh menjadi "dakwah ghairullah (kepentingan diri, jual tampang
untuk aku). Perbuatan 'aku-isme" atau "ananiyah" akan menyuburkan tafarruq dan
tanazu' itu. Karena itu perlu diajarkan cara-cara pembinaan hidup bermasyarakat itu.

MATA
NO KULIAH / POKOK BAHASAN TUJUAN MARAJI’
WAKTU
13 FIQH AL- 1. Ta’rif keluarga dalam Membina 1. Keluarga Muslim /
USRAH AL- Islam (dan perbandingan pemahaman, DR. Hammudah 'Abd
ISLAMIYAH dengan sistem keluarga keyakinan sistem al’ati
diluar Islam); keluarga dalam 2. Merawat cinta
2. Dasar ikatan Islam untuk kasih/Dr. Ali Akbar
kekeluargaan dalam diterapkan dalam 3. Bimbingan sex umtuk
Islam kehidupan sehari- remaja/Dr. Ali Akbar
3. Pola kepemimpinan hari 4. Pembinaan Mental
rumahtangga Islam. Remaja/Dr. Zakiah
4. Pola keluarga muslim Membentuk Darajat
(persipan dan proses generasi 5. Kesehatan menurut
menuju jenjang berbudaya adat ajaran Islam/Dr. med.
pernikahan). Minangkabau dari Ahmad Ramali
rumah tangga.
5. Pola keluarga muslim Dimulai dengan 6. Nilai wanita
(sistim pendidikan anak pengajaran dan /Munawar Khalil
dari sebelum janin penerapan bahasa 7. Nilai wanita /
sampai umur 11 tahun) ibu (bahasa tutur Musthafa Husni as-
suatu pola asuhan Islami. Minangkabau dan Syiba’i
6. Pola keluarga muslim tulisan Arab 8. Buku pedoman PKK
(psikologi dan pembinaan Melayu) Muhammadiyah / PP
H. Mas'oed Abidin 22
remaja:12-19 tahun) A’isyiyah,
7. Pola keluarga muslim 9. Peranan Bundo
(psikologi dan pembinaan Kanduang dan
dewasa 20-25 tahun) Peranan Perempuan
8. Pola keluarga muslim di Minangkabau /
(psikologi dan pembinaan oleh Berbagai
dewasa 26-40 tahun) Sumber dan Penulis
9. Pola keluarga muslim 10. Fiqh Nisak / Berbagai
(psikologi dan pembinaan Penulis dan Sumber.
orang tua 41 tahun 11. Sejarah Perjuangan
sampai liang lahad.) Perempuan
10. Arti Rumah Tangga di Indonesia dan
Minangkabau Minangkabau /
11. Semenda Menyemenda Berbagai Penulis dan
dalam Adat Basandi Sumber
Syarak, Syarak Basandi 12. Tarbiyah Awlad,
Kitabullah di Pendidikan Anak /
Minangkabau Berbagai Sumber

Ada beberapa tindakan yang mungkin dilakukan segera.


Pertama. Melakukan introspeksi di kalangan kita sendiri. mulai dari kelompok
yang terkecil, bahkan keluarga. Masihkah prinsip-prinsip utama masih dipertahankan.
Kedua. Masing-masing berusaha mengambil inisiatif dan aktif untuk mengikat
kembali tali ukhuwah, kekerabatan dan kekeluargaan di antara keluarga tanpa
gembar-gembor, namun secara jujur dalam mengatasi satu dua persoalan di tengah
umat yang kita pandu.
Ketiga, Memelihara kesempatan-kesempatan yang ada dan tersedia dalam
melakukan tatanan kekerabatan di tengah "keluarga" kita, dengan memperbesar
frekwensi pertukaran fikiran secara informal dalam berbagai masalah umat, dalam
suasana jernih, tenang dan bersih serta tidak berprasangka.
Keempat, Berusaha mencari titik-titik pertemuan (kalimatin sawa) di antara
kalangan kita, antara kalangan dan pribadi-pribadi para intelektual muslim (zu'ama),
para pemegang kendali sistim ('umara), dan para ikutan umat utama, para ulama dan
aktifis pergerakan baik tua maupun muda, dalam ikatan-iakatan yang tidak tegang dan
kaku, karena kekuatan terletak pada keluwesan pikiran dan keteguhan prinsip.
Kelima, Menegakkan secara sungguh dan bertanggung jawab Nizhamul Mujtama'
(tata hidup bermasyarakat) diatas dasar aqidah Islamiyah dan Syari'ah, dengan
memelihara mutu ibadah di kalangan umat utama, Mu'amalah (sosial, ekonomi,
siyasah) dan Akhlaq (pemeliharaan tata nilai melelui pendidikan dan kaderisasi yang
terarah) yang dikawal sejak dari rumah tangga, lingkungan (usrah) dan masyarakat
(uswah).

MAYARAKAT BERBUDAYA (TAMADDUN)


Salah satu tema menarik saat ini adalah upaya menciptakan masyarakat tamaddun
(beradab). Konsep pemikiran ini merupakan antitesis terhadap degradasi moral yang
dibawa peradaban Barat. Konsep ini difikirkan dan dirancang oleh beberapa pemikir,

H. Mas'oed Abidin 23
pendidik dan politisi dunia yang mayoritas penduduknya beragama, khususnya
berdasar Kitabullah (Islam). Masyarakat tamaddun adalah sebuah masyarakat integratif
secara sosial, politik maupun ekonomi ditengah masyarakat yang ada dengan
problematika sosial dan pribadi yang tengah bergumul didalamnya, yang di dalam
istilah Minangkabau yang hidup dengan spirit kebersamaan (sa-ciok bak ayam sa-
danciang bak basi), dalam pepatah “Anggang jo kekek cari makan, Tabang ka pantai kaduo
nyo, Panjang jo singkek pa uleh kan, mako nyo sampai nan di cito.” Kemudian keterpaduan
(barek sa-pikua ringan sa-jinjiang) atau “Adat hiduik tolong manolong, Adat mati janguak man
janguak, Adat isi bari mam-bari, Adat tidak salang ma-nyalang”.5 Kebersamaan dan
keterpaduan tampak nyata pada tangga musyawarah (bulek aie dek pambuluah, bulek kato
dek mupakat), dalam kerangka “Senteng ba-bilai, Singkek ba-uleh, Ba-tuka ba-anjak, Barubah
ba-sapo”. Tidak dapat dimungkiri bahwa musyawarah adalah bukti pula dari
keimanan yang kuat kepada Allah SWT sebagai pengikat spirit tersebut dengan
menjiwai sunnatullah dalam setiap gerak. Kemudian mengenal alam keliling
“Panggiriak pisau sirauik, Patungkek batang lintabuang, Satitiak jadikan lauik,
Sakapa jadikan gunuang, Alam takambang jadikan guru ”6 akan melahirkan sikap
cinta ke nagari dan akan menjadi perekat yang sudah dibentuk oleh perjalanan waktu
dan pengalaman sejarah 7.
Dari sini akan lahir sikap positif umat utama yang menjaga batas-batas patut
dan pantas tidak terbawa hanyut materi dan hawa nafsu yang merusak. Konsep ini
berawal dari upaya kuat membentulk manusia kuat dan sehat yang dibagi atas empat
bahagian,
1. kesehatan fisik.
2. kesehatan jiwa.
3. kesehatan ide (pemikiran),
4. kesehatan sosial masyarakat disekitarnya.
Keempat bentuk kesehatan tersebut berada dalam ruang lingkup yang sama
(integratif) yang memiliki interrelasi satu sama lain. Interrelasi ini berada dalam ruang
lingkup pemikiran Islam, sebagai sebuah garis tengah yang menjadi "benang hijau"
terhadap segala bentuk pemikiran yang ada. Sebagai sebuah garis tengah yang menjadi
"benang hijau", dia tidak mengalami gesekan-gesekan pemikiran dan mengambil segala
bentuk pemikiran konstruktif dan meninggalkan pemikiran destruktif. Istilah yang pas
untuk menjelaskan hal ini adalah melalui pembentukan cara hidup yang diajarkan
agama Islam, antara lain;
1. berdikari terhadap diri sendiri, tanpa tergantung kepada orang lain (self help),
2. membantu orang lain tanpa pamrih dengan ukuran ikhlas karena Allah SWT
(selfless help),
3. membentuk sebuah ketergantungan untuk membantu satu sama lain (mutual
help).

5
Basalang tenggang, artinya saling meringankan dengan kesediaan memberikan pinjaman atau dukungan terhadap
kehidupan dan “Karajo baiak ba-imbau-an, Karajo buruak bahambau-an”).
6
Alam ditengah-tengah mana manusia berada ini, tidak diciptakan oleh Yang Maha Kuasa dengan sia-sia. Di
dalamnya terkandung faedah-faedah kekuatan, dan khasiat-khasiat yang diperlukan untuk memperkembang dan
mempertinggi mutu hidup jasmani manusia. Manusia diharuskan berusaha membanting tulang dan memeras otak
untuk mengambil sebanyak-banyak faedah dari alam sekelilingnya itu, menikmatinya, sambil mensyukurinya,
dan beribadah kepada Ilahi.
7
Bukti kecintaan kenagari ini banyak terbaca dalam ungkapan-ungkapan pepatah hujan ameh dirantau urang
hujang batu dinagari awak, tatungkuik samo makan tanah tatilantang samo mahiruik ambun.
H. Mas'oed Abidin 24
KEBAIKAN HATI, TITIK TOLAK KEHIDUPAN DALAM ISLAM.
Bersih hati, adalah peluang besar menerima perintah Allah dengan sempurna.
Para pemuda pelopor perlu membersihkan diri dari kufur jahiliyyah dan munafik, serta
wajib mengikis habis sifat jahil, engkar, bohong, memfitnah, zalim, tamak dan
membelakangkan dasar musyawarah (demokratik). Menjauhi sifat-sifat tercela ini hati
akan tetap bersih. Maka perlu diajarkan tatanan akhlaq bermasyarakat.

MATA
NO KULIAH / POKOK BAHASAN TUJUAN MARAJI’
WAKTU
14 Akhlaq 1. Akhlaq keluarga muslim Mengenalkan Kearifan 1. Pembentukan
Masyarakat A. akhlaq kepada Akhlaq Al Qurani yang dan pendidikan
Muslim Allah dan rasul-Nya melahirkan masyarakat watak /
B. akhlaq kepada adat di Minangkabau Sagimun M.
manusia dengan alam takambang Dumadi.
a. pribadi jadikan guru. 2. Pokok-pokok
b. keluarga kesehatan
c. masyarakat jiwa/mental/Ab
dul Aziz al-
d. daulah
Qussy.
daerah
3. Jahiliyyah abad
e. umat manusia
20 /
C. akhlaq kepada alam Muhammad
a. flora Quthb
b. fauna 4. Family life in
D. akhlaq kepada Islam / Kurshid
makhluk lainnya Ahmad
2. Kesehatan lingkungan, 5. Seks dan
masyarakat
3. Menghadapi masalah dalam Islam /
keluarga B.F. Musallam.
a. Keretakan 6. Berjabatan
Keluarga tangan dengan
b. Sikap tertutup perempuan/A.
c. Tidakmau Hassan
bersilaturahim 7. Bay’at al-Nisa’
d. Prinsip linnabiy
musyawarah. SAW/Muhamm
4. Masalah perbedaan ad ‘Ali Quthub
pandangan, aliran, adat 8. Kedudukan
dan agama. Perempuan
5. Beberapa cara dalam Islam
mengatasi dan Adat
hambatan dalam Minangkabau /
keluarga dari berbagai
6. Garis besar hal waris sumber Penulis
dalam Islam 9. Keluarga
7. Indikasi keluarga menurut Islam /
bahagia menurut Islam Berbagai
sumber dan
Penulis
10. Kesehatan
Keluarga
menurut Islam

H. Mas'oed Abidin 25
dan Budaya
Minang /
Berbagai
Sumber dan
Penulisan

Jiwa yang bersih akan menerima hidayah ma'rifah untuk mengenal nilai baik
untuk diamalkan dan arif mengenai perkara buruk untuk dijauhi.
‫ فََأ ْل َه َمهَا فُجُورَهَا َوتَ ْقوَاهَا‬-- ‫سوّاهَا‬
َ ‫َونَ ْفسٍ َومَا‬
Dan demi jiwa serta penyempurnaan ciptaanNya. Maka Allah mengilhamkan kepada
jiwa itu (jalan) jahat (untuk dijauhkan) dan (jalan) kebaikkan (untuk diamalkan). 8

Seseorang yang di dalam hati telah bertakhta iman kepada Allah (tauhid) akan
terjauh dari sikap menjadi pengikut tanpa penggunaan akal waras yang dapat
berakibat menghapus martabat kemanusiaan dan menggugat kejernihan akal-budi.
Jiwa orang beriman punya rasa takut, kasih dan sayang kepada Allah dan setia terhadap
agamaNya, serta mempunyai rasa yakin, percaya, harap, tawakkal dan pasrah kepada
ketentuan Allah. Patut dipahami bahwa Nafs al-Natiqah atau ruh dalam jasad mudah
dikotori berbagai sifat jahat dan syirik atau menyekutukan Allah dan ruhaninya adalah
najis, ٌ‫جس‬
َ َ‫ش ِركُونَ ن‬
ْ ُ‫ِإ ّنمَا ا ْلم‬ artinya, “Bahwasanya orang-orang musyrikin itu najis”9.

Syirik, maksiat dan dosa mencemari jiwa manusia, dengan akibat berbagai sifat
tercela akan muncul didalam kehidupan manusia. Hakikinya, semua sifat-sifat terpuji
akan lenyap dari hati yang mati, ghaflah dan lalai. Maka, dengan menjauhi syirk ini
konsep pemikiran Islami berdasarkan Kitabullah dapat dikembangkan menjadi dasar
pembentukan kerjasama antar bangsa yang mendasari bentuk hubungan internasional
yang mampu menciptakan tata perdamaian dunia dan dasar pembentukan masyarakat
tamaddun (beradab) mencakup "kebangkitan ekonomi" dan akhlaq (the moral renewance)
yang bersih dari maksiat dan dosa. Umat utama yang berakhlaq tidak dapat dibentuk
secara dadakan kecuali melalui didikan, latihan, ujian lahir dan bathin, mengutamakan
perbaikan dari dalam. Hidup bermasyarakat dimanapun didunia ini, akan terjamin
keutuhannya manakala individu anggotanya sama-sama menegakkan supremasi
hukum dan menjaga hubungan vertical dengan Allah (hablum minallah) yang diperkuat
oleh hubungan horizontal dengan saling mengenal (ta’aruf) sesama manusia (hablum
minan-nas), sebagai bukti ketaqwaan kepada Allah Yang Maha Kuasa, yang akan
menjamin terciptanya keamanan ditengah hidup bermasyarakat.

8
As-Syams, 7-8
9
Al-Tawbah, 28
H. Mas'oed Abidin 26
ِ‫عنْ َد اللّه‬
ِ ْ‫شعُوبًا وَ َقبَائِلَ ِل َتعَارَفُوا إِنّ َأ ْك َر َمكُم‬
ُ ْ‫ج َع ْلنَاكُم‬
َ َ‫خلَ ْقنَاكُمْ مِنْ َذ َكرٍ َوُأ ْنثَى و‬
َ ‫يَاَأ ّيهَا النّاسُ ِإنّا‬
ٌ‫خبِير‬
َ ٌ‫علِيم‬
َ َ‫ن اللّه‬
ّ ِ‫َأتْقَاكُمْ إ‬
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling
kenal mengenal satu sama lainnya. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal ” (QS.49, al Hujurat, ayat 13)

Dalam "pembersihan moral" (the moral renewance), maka peranan Kitabullah


(agama Islam) menjadi penting apabila diseiringkan dengan kemampuan aplikasi
(pengamalan) dari segala ide atau pemikiran yang dilaksanakan. Agama Islam
menampilkan pengertian globalisasi dengan rahmatan lil 'alamin yang dapat diartikan
mencakup ruang lingkup pemikiran yang dapat dilaksanakan daan diterima oleh dan
di tengah masyarakat (the policy making something worldwide in scope or application).
Dalam proses globalisasi, ajaran Kitabullah (agama Islam) tidak berdiri sendiri ketika
bersinggungan dengan lalu lintas ide yang ada di alam (dunia) sekitarnya. Interaksi ini
mengharuskan pemahaman ajaran agama Islam tidak lagi secara eksklusif dalam ruang
lingkup pergaulan hidup sebuah komunitas sosial yang tertutup dari dunia sekitarnya,
tetapi harus bersifat inklusif untuk dapat dipahami oleh semua orang. Kearifan yang
ditampilkan Kitabullah (Alquran) menjadikan masyarakat adat Minangkabau
menghidupkan filosofi alam takambang jadikan guru. Sebagaimana lazimnya satu
aplikasi (ibadah) wajib didukung oleh berbagai ilmu yang bertalian dengan pengabdian
(ubudiyah) itu, karena adanya kaedah tidak berlaku sebuah amal tanpa ilmu, dan tidak
berarti setumpuk ilmu, tanpa diamalkan.

awal kearah tazkiyah nafs ialah mencari ilmu. Mendapatkan ilmu perlu
Langkah
dicari guru yang ikhlas untuk memberikan ta’lim pembelajaran, tarbiyah pendidikan,
dan diiringi oleh tarqiyah pembimbingan.10 Tuntutan untuk mendapatkan guru, belajar
dan menuntut ilmu, termasuk wajib dalam kaedah usul fiqh,
‫ما ل يتم الواجب ال به فهو واجب‬
Sesuatu perkara yang menyebabkan sesuatu kewajiban tidak akan dapat disempurnakan
kecuali dengannya maka perkara tersebut adalah wajib juga hukumnya.

Pencegahan problematika sosial, budaya, ekonomi dan politik segenap ma-


syarakat yang timbul dari perilaku budaya Barat (westernisasi), harus dihadapi dengan
mengokohkan pagar syarak "amar makruf nahi munkar" dan petuah adat "ingek dibudi
nan katagadai, ingek di adaik nan katajua" dalam satu proses kehati-hatian terhadap
perubahan zaman, -- agar tidak berlaku "jalan di aliah urang lalu, tapian di asak dek urang
mandi" --, yang sekaligus menjadi salah satu antitesis dari penetrasi budaya asing yang
sedang deras berlaku.

Generasi Minangkabau yang memiliki adat basandi syarak, syarak basandi

10
Syeikh al-Tayyibi menegaskan : “Sesungguhnya semua ahli tasawwuf telah meng-ijmakkan wajibnya seseorang
mendapatkan seorang guru bagi dirinya yang bakal mengasuhnya dan membimbingnya dengan cara-cara yang
tepat untuk menghapuskan sifat-sifat tercela yang biasanya menghalang hatinya dari mengingati Allah…
H. Mas'oed Abidin 27
Kitabullah berpandangan luas terhadap penghormatan hak-hak asasi manusia yang
integratik dan umatik sifatnya, yakni bermanfaat, terbuka transparan, teguh,
bertanggung jawab, kesatria dengan kekuatan kekerabatan (muraqabah). “Kok di pakok
urang banda sawah, Di aliehnyo lantak pasupadanan, Busuangkan dado padek-padek, Paliekkan
buyuang laki-laki, Jan takuik tanah tasirah, Aso hilang duo tabilang, Sabalun aja bapantang
mati, Namun di dalam kabanaran, Bago di pancuang lihie putuih, Satapak jan namuah suruik.”
Kekuatan muraqabah inilah kekuatan mujahid di jalan Allah, yang mesti di warisi
generasi muda Minangkabau, senyatanya inilah buah dari tauhid uluhiyah.

Allah SWT telah menyediakan alam sebagai sumber daya (material resources) bagi
manusia yang hidup di bumi ini. Alam memang tidak menyiapkan segalanya serba jadi
(ready to used), dan perlu sentuhan oleh tangan manusia, sehingga alam dapat
mendatangkan nilai guna yang optimal bagi manusia. Untuk itu, manusia memerlukan
alat dan ilmu agar serta merta merealisasikan hikmat di dalam hidupnya. Agama Islam
mendorong setiap insan agar memiliki ilmu pengetahuan yang cukup dan memadai,
sesuai anjuran Rasulullah SAW, "Siapa yang menginginkan dunia dia peroleh dengan ilmu,
sesiapa yang inginkan (kebahagiaan) akhirat juga dengan ilmu, bahkan yang menginginkan
keduanya, juga hanya dengan ilmu". Maka pemikiran Dakwah Islam di sekolah-sekolah
dan surau di Minangkabau, sebenarnya adalah pemikiran ahlul salaf yang berada di
tengah-tengah sebagai upaya penjelmaan umat pertengahan (umathan wassatahan) yang
dikemukakan Al Qur'an dengan kewajiban menimba ilmu pengetahuan.

‫ل الرّوحُ مِنْ َأ ْمرِ َربّي َومَا أُوتِيتُمْ مِنَ ا ْل ِعلْمِ إِل َقلِيل‬
ِ ُ‫ن الرّوحِ ق‬
ِ َ‫َويَسَْألُو َنكَ ع‬
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh . Katakanlah: "Ruh itu termasuk urusan
Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS.17, al Isra’ : 85).

Frustrasi sosial yang melahirkan agresi dalam segenap bidang kehidupan


disebabkan oleh kesenjangan antara sebuah ide dengan aplikasi ide, hanya mungkin
teratasi oleh terbentuknya masyarakat self help, selfless help dan mutual help, dalam
upaya menutupi kesenjangan sosial yang terjadi dengan "Berorientasilah kepada ridha
Allah SWT." Kata-kata ridha adalah ajaran adat dan agama dalam domein ruhiyyah
menempati maqam (tingkatan) teratas dalam tingkatan rohani kehidupan tasawwuf
(pembersihan diri). Maqam ini hanya dapat dicapai setelah melalui bermacam tindakan
penyegaran ruhaniah seperti taubat, wara, zuhud, shabr, fakir dan tawakkal yang
terkait kepada tazkiyah an-nafs (pembersihan jiwa). Ketujuh maqam tersebut hanya
bisa dilalui oleh mereka yang telah mengalami pencerahan (enlightenment), baik dalam
bidang pemikiran maupun spritual rohani. Pencerahan ini dilakukan melalui
penjelajahan berbagai pemikiran yang ada sembari melakukan penyaringan (filter)
terhadap segala bentuk pemikiran yang berkembang, sehingga menelorkan pola piker
yang bersih, jernih dan bisa diterima oleh semua pihak, baik mereka yang setuju
maupun mereka yang berseberangan dengan dirinya.

NO MATA POKOK BAHASAN TUJUAN MARAJI’


KULIAH/
H. Mas'oed Abidin 28
WAKTU
15 SYURA 1. Syura dalam pandangan Memberikan
DALAM al-quran dan al-sunnah pemahaman tentang
ISLAM a. Syura dalam syura dalam Islam,
perspektif keimanan sehingga dapat
b. Syura dalam diterapkan dalam
perspektif sunnah. kehidupan sehari-hari
(baik dimensi diri,
2. Syura dan demokrasi keluarga, masyarakat
dan umat manusia)
2.1.prinsip mayoritas dan
minoritas dalam
syura
2.2.syura, studi kasus
dalam
penerangan uhud

3. Prinsip dasar syura


3.1. prinsip umum
3.2. nasihat
3.3. opini
3.4. kedisiplinan
3.5. bai’at
4. Syura dalam sejarah nabi
4.1. aspek militer
4.2. aspek manajemen
4.3.aspek kepemimpinan
4.4.aspek perundang2an
5. Syura pada masa khulafa
al rasyidin
5.1 masa abu bakar
5.2 masa umar bin khattab
6. Perbedaan pendapat:
6.1 kesamaan (tasyabuh)
6.2 perbedaan (tabayyun)
6.3 berbeda pendapat
adalah
sunnatullah
7. Karakteristik syura dalam
Islam

Wadah pencerahan umat adalah lembaga pendidikan (sekolah, surau dan


lingkungan masyarakat) yang dapat berperan melahirkan sikap masyarakat dalam
proses sosial, ekonomi atau politik yang di latar belakangi oleh tingkat pendidikan dan
pengalaman hidup seluruh lapisan masyarakat anak nagari di kampung halaman,
taratak, jorong dan surau (madrasah) dengan muatan budaya Minangkabau, didalam
memerankan adat dan agama, niscaya akan menjadi ide (pemikiran) sosial politik yang
utama.

Keberhasilan masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat, menata hubungan


kekerabatan ditunjang oleh nilai egaliter yang diwarisi dalam hubungan duduk sama
H. Mas'oed Abidin 29
rendah dan tegak sama tinggi. Nilai adat bersendi syarak mengedepankan pendekatan
manusiawi, melihat manusia menurut fithrah individu maupun kelompok, dengan
segala kelebihan dan kekurangan secara wajar mengakui martabat (‘izzah) dan harga
diri melalui pendidikan aqidah, pengetahuan agama dan ajaran tauhid yang berbuah
kepada akhlaq sebagai intisari dari kandungan Kitabullah.

MATA
NO KULIAH / POKOK BAHASAN TUJUAN MARAJI’
WAKTU
16 KEWASPADA 1. Ma’na kewaspadaan Membina kesadaran 1. Intelijen dalam
AN UMAT menurut al-qur’an dan al- akan kewaspadaan qur’an dan da’wah
ISLAM (1) sunnah umat terhadap Rasulullah/rahnip
(9 jam) 2. Macam-macam tantangan (eksternal 2. Talmud dan ambisi
kewaspadaan dan kontra maupun internal), Yahudi/zhafrul
kewaspadaan sehingga terproses Islam khan
3. Hakikat ancaman dan suatu disiplin
hambatan masyarakat dalam
3. Israel dan isyarat
4. Cara menjaga amanah mengemban amanah dalam kitab suci Al-
5. Tujuan kewaspadaan umat da’wah Quran/Dr. Ali Akbar
6. Kemanusiaan dan lingkar 4. Leadership
kerja kewaspadaan umat. Rasululah SAW
Mampu menghadapi dalam
tantangan kemiliteran/Kapten
perorangan ataupun H. Samiun
kelompok untuk Tammimi.
ketinggian syi’ar 5. Mencaari modus
7. Amal kewaspadaan: kalimah tauhid vivendi umat
penelitian, penyelidikan, beragama di
pengamanan, Indonesia/M. Natsir
penggalangan dan 6. Dasar-dasar ilmu
pelaporan hasil da’wah/Abd. Karim
8. Studi kasus tingkat Zaidan
eskalasi zionisme, 7. Siapakah
kristianisme, komunisme, thaghut?/Hamdan
sosialisme, liberalisme, Muhammad
sekurelisme, sinkretisme, 8. Mengapa umat
dan nasionalisme. Islam dilanda
9. Studi kasus intern umat perpecahan / Imam
Islam. Merintis, membina, Munawwir
menggalang 9. Kebangkitan Islam
mengevaluasi, dan dan tantangan yang
mengorganisasi sistem dihadapi dari masa
kewaspadaan umat. ke masa/Imam
10. Hikmah kewaspadaan Munawwir.
umat dalam pembinaan
dan pengembangan
da’wah Islamiyah

Semua nilai-nilai itu akan selalu terpelihara baik, selama prinsip saling
menghargai dan saling menghormati perbedaan dibalut hubungan kesaudaraan yang
bersih dan ikhlas, dalam ungkapan basilang kayu dalam tungku di sinan api mangko nyo
hiduik. Dari sisi ini pula dapat diamalkan ikatan ibadah sebagai mata rantai penyerahan
diri kepada Allah dalam arti tawakkal secara benar.

Generasi muda terdidik di Sumatera Barat perlu meningkatkan kualitas


kepimpinan dengan kemahiran tanzim Islami, teguh ubudiyyah dan zikrullah. Mahir
H. Mas'oed Abidin 30
merancang dan mengurus, seiring dengan melatih dan membimbing, memelihara
kesinambungan proses mengajar dan belajar di tengah anak nagari, mampu menilai
teknologi maklumat, mahir bergaul dan berkomunikasi, sebagai bekal dalam
menyelesaikan konflik dengan menarik minat dan dukungan umat banyak. Sudah
datang masanya generasi muda mahir politik, menguasai bahasa, falsafah dan sejarah
dengan kreativitas didukung keikhlasan mencari redha Allah.

Generasi muda masa kini mesti memiliki utilitarian ilmu. berasaskan


epistemologi Islam yang jelas, dalam kata adat disebutkan, “Iman nan tak buliah ratak,
kamudi nan tak buliah patah, padoman indak buliah tagelek, haluan nan tak buliah barubah”.
Generasi muda mesti memiliki pemahaman luas dengan tasawwur (world view). “Kalau
tak tasuo di jalannyo, namuah ba pua-pua dagiang, namuah bakacau-kacau darah, tando sabana
laki-laki.” Dalam kondisi kritis sekalipun, generasi muda Minangkabau di Sumatra
Barat selalu awas dan berhati-hati, “Bakato sapatah dipikiri, Bajalan salangkah maliek
suruik, Mulik tadorong ameh timbangannyo, Kaki tataruang inai padahannya, Urang
pandorong gadang kanai, Urang pandareh ilang aka.”

Menghadapi tantangan kontemporer, perubahan tata pergaualan dunia, generasi


Minangkabau dengan filosofi adat basandi syarak syarak basandi Kitabullah mesti memiliki
sikap istiqamah (konsistensi) yang dalam fatwa adat disebutkan, “Alang tukang tabuang
kayu, Alang cadiak binaso adat, Alang alim rusak agamo, Alang sapaham kacau nagari. Dek
ribuik kuncang ilalang, Katayo panjalin lantai, Hiduik jan mangapalang, Kok tak kajo barani
pakai. Baburu kapadang data, Dapeklah ruso balang kaki, Baguru kapalang aja, Bak bungo
kambang tak jadi”. Susah memungkiri bahwa nilai budaya Adat basandi syarak dan syarak
basandi Kitabullah di Minangkabau adalah kehidupan berdemokrasi yang telah lama
tumbuh subur di tengah masyarakat Sumatera Barat. Kedudukan pemimpin didahulu-
kan selangkah dan ditinggikan seranting, bertambah kokoh dengan ikatan saling tolong
menolong dengan moril dan buah pikir dalam memperbanyak lawan ba iyo
(musyawarah) dan melipat gandakan teman berunding. Apabila kaedah musyawarah
melemah akan tumbuh sikap saling dengki mendengki, curiga yang dapat berkembang
menjadi fitnah dan lahirlah kehancuran. Memupuk sikap musyawarah dan taawun
dengan keyakinan bahwa Allah Yang Maha Rahman selalu membukakan pintu berkah
dari langit dan bumi, menjadi kekuatan ampuh masyarakat bersama pemerintah
membangun kepercayaan rakyat banyak. Inilah inti reformasi yang dituju dalam
membangun Sumatera Barat baru abad ini. Kita dapat mengamati proses globalisasi
pada tingkat persaingan dunia dengan spesifikasi "kepercayaan" -- trust. Maka syarak
bersendi kitabullah (agama Islam) menampilkan kemampuan menangkap tanda-tanda
zaman bagi orang beriman yang mampu melihat -- perubahan sosial, politik dan
ekonomi -- pada setiap saat dan tempat dengan optimisme keluar dari problematika sosial
umat manusia. Apatisme adalah selemah-lemah iman (adh'aful iman). Sikap diam
(apatis) dalam kehidupan hanya dapat dihilangkan dengan,
• mengerjakan segala sesuatu yang bisa dikerjakan,
• jangan fikirkan sesuatu yang tidak mungkin dikerjakan,
• apa yang ada sudah cukup untuk memulai sesuatu,
• jangan berpangku tangan dan menghitung orang yang lalu.
Konsep ini adalah amanat ajaran syarak basandi Kitabullah (agama Islam), agar
memanfaatkan segala perubahan yang berhubungan dengan kehidupan dunia luar dan
disekitarnya. Sikap hidup menjemput bola, menjadi sikap hidup sesuai adat
H. Mas'oed Abidin 31
Minangkabau (ABSSBK) dan ajaran Islam didalam mengantisipasi selemah-lemah iman
dengan kata kunci menghadapi perubahan sosial, politik dan ekonomi melalui tiga cara
hidup , yakni,
1. bantu dirimu sendiri (self help),
2. bantu orang lain (self less help),
3. saling membantu dalam kehidupan ini (mutual help),

Ketiga konsep hidup ini mengajarkan seseorang untuk tidak tergantung kepada
orang lain, karena ketergantungan akan menempatkan orang terbawa kemana-mana
oleh yang menjadi tempat bergayut itu. Inilah peran utama adat basandi syarak, syarak
basandi Kitabullah (ABS-SBK) yang tampak didalam pembentukan karakter (character
building) anak nagari. Tentu saja melalui jalur pendidikan.

KHULASAH

MENAMPILKAN PROGRAM UMATISASI


Usaha menghadapi tantangan kontemporer yang sedang menjajah hati budi
umat Islam kini khususnya di Minangkabau (Sumatra Barat), dapat di tampilkan
beberapa agenda kerja,
1. Mengokohkan pegangan umat dengan keyakinan dasar Islam sebagai suatu
cara hidup yang komprehensif.
2. Menyebarkan budaya wahyu membimbing kemampuan akal.
 Meningkatkan program pemahaman umat terhadap kandungan Alquran.
 Melipatgandakan pengaruh sunnah Rasulullah dalam masyarakat.
 Meningkatkan pengetahuan umat mengenai sirah Rasulullah SAW.
 Menyuburkan amalan ruhaniah yang positif.
 Proaktif membangun masyarakat dengan bekalan tauhid ibadah.
3. Memperluas penyampaian fiqh Islam dalam aspek-aspek sosio politik, ekonomi,
komunikasi, pendidikan dan lain-lain.
4. Menghidupkan semangat jihad di jalan Allah.
 Menggali sejarah kejayaan masa silam.
 Menanam semangat kepahlawanan menghadapi lawan-lawan Islam.
 Menyebarluaskan bahaya faham sekularis, materialisme, kapitalisme dan
westernisasi.
 Mengkritik rasialis dan assabiah jahiliyyah dengan hujah Islam yang benar.
 Menentang aliran pemurtadan terhadap intelektual, pakar budaya,
sasterawan dan wartawan yang merugikan Islam.
5. Meningkatkan program menguatkan peran bundo kandung (muslimat) yang
telah berhasil membentuk sejarah gemilang Islam masa silam, untuk berperan
ganda sebagai ibu dan pendidik di rumah tangga dan masyarakat
Minangkabau.

6. Menampilkan sistem pendidikan Islam melawan aliran pendidikan sekular.

H. Mas'oed Abidin 32
 Memperbanyakkan program mengasuh dan mendidik generasi baru dan
remaja Islam agar tidak dapat dimusnahkan oleh sekularisme dan budaya
pornografi/pornoaksi.
 Menggandakan usaha melahirkan penulis Islam dan Minangkabau dalam
berbagai lapangan media.
7. Menggandakan bilangan ulama suluah bendang di nagari.
8. Melahirkan pendakwah Rabbani melalui pembinaan pusat-pusat pengajian
tinggi (ma’hadul ‘aliy) dan institut perkaderan Imamah dan Ulama suluah
bendang di nagari.
9. Membentuk da’iya, imam khatib, para mu’allim dan tuangku di nagari-
nagari pada saat kembali ke surau.
 Memberikan bekal yang cukup melalui pelatihan dan pembekalan ilmu
yang memadai.
 Membuatkan anggaran belanja yang memadai di daerah-daerah menjadi
sangat penting di dalam mendukung satu usaha yang wajib.
 Meningkatkan keselarasan, kesatuan, kematangan dan keupayaan mendalami budaya
syarak (haraki Islami).
10. Menjalin dan membuat kekuatan bersama untuk menghambat gerakan-gerakan
yang merusak Islam.
 Mengukuhkan pergerakan umat dalam memerangi semangat anti agama,
anti keadilan, dan demokrasi.
 Meningkatkan budaya syura dalam masyarakat, untuk mengelak dari cara-
cara imperialisme masuk kedalam masyarakat di era kebebasan.
 Meningkatkan kesadaran dan keinsafan tentang hak asasi manusia, hak-hak
sipil (madani) dan politik untuk seluruh rakyat.
 Meningkatkan keinsafan mempunyai undang-undang yang adil sesuai
syarak.
 Memastikan kehadiran media massa yang bebas, sadar, amanah, beretika
dan profesional agar umat tidak mudah dimangsa oleh penjajah baru, baik
dari kalangan bangsa sendiri atau orang luar.
 Memastikan pemimpin umat dan negara terdiri dari kalangan orang yang
bertaqwa, berakhlaq dan bersih dari penyalahgunaan kekuasaan untuk
kepentingan diri, keluarga dan kelompoknya.
11. Meningkatkan program untuk melahirkan masyarakat penyayang yang tidak
aniaya satu sama lain. Menanamkan tata kehidupan saling kasih mengasihi dan
beradab sopan sesuai adat basandi syarak syarak basandi Kitabullah.

Generasi muda Sumatera Barat mesti meniru kehidupan lebah, yang kuat
persaudaraannya, kokoh organisasinya, berinduk dengan baik, terbang bersama
membina sarang, dan baik hasil usahanya serta dapat dinikmati oleh lingkungannya.

Padang, 4 Desember 2003

H. Mas'oed Abidin 33

Anda mungkin juga menyukai