Anda di halaman 1dari 2

KASUS KRIMINALISASI PETANI ACEH

Teungku Munirwan, petani Desa Meunasah Rayeuk, Kecamatan Nisam, Aceh Utara meringkuk di tahanan
Polda Aceh setelah ditetapkan sebagai tersangka, Selasa (23/7/2019). Lelaki ini ditahan terkait dugaan
tindak pidana memproduksi, mengedar, dan memperdagangkan secara komersial benih padi jenis IF8
yang belum dilepas varietasnya dan belum disertifikasi (berlabel). Dia dilaporkan karena benih yang
ditemukan belum tesertifikasi. Perbuatan tersebut dianggap melanggar Pasal 12 Ayat (2) Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang sistem budidaya tanaman yang menyebutkan hasil pemuliaan
atau introduksi yang belum dilepas dilarang diedarkan. Serta Pasal 60 Ayat (1) huruf b Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 1992 yang menyebutkan mengedarkan hasil pemuliaan atau introduksi yang belum
dilepas sebagaimana Pasal 12 diancam pidana lima tahun penjara dan denda Rp250 juta. Munirwan
dipenjara setelah Pemerintah Aceh melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh melaporkannya
dengan delik aduan telah mengKomersialkan benih padi jenis IF8 yang belum berlabel.

Sebelum dijadikan tersangka dan dipenjara, Munirwan ternyata pernah sukses mengembangkan padi
jenis IF8 di daerahnya dengan hasil melimpah setiap kali panen. Bahkan, dengan inovasinya Desa
Meunasah Rayeuk terpilih menjadi juara II Nasional Inovasi Desa yang penghargaannya diserahkan
langsung oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI, Eko Putro Sandjojo.
Melansir www.tokotanibn.com, ternyata benih padi IF8 memiliki keunggulan dan keistimewaan yang
tidak banyak dimiliki benih bersertifikat lain yang beredar di pasaran. Menurut situs tersebut, benih padi
yang berasal dari Karanganyar dan dikembangkan oleh AB2TI ini mempunyai potensi hasil yang tinggi
mencapai 13 ton GKP per ha. Selain itu IF8 juga mempunyai keunggulan daun benderanya yang tegak
dan batangnya yang kokoh membuatnya tidak disukai burung dan tikus. IF8 juga menjadikan tekstur nasi
pulen atau empuk dan enak.

"Kasus Munirwan ini menandakan bahwa benih rakyat itu masih mengalami diskriminasi oleh negara.
Sehingga petani kecil masih rentan untuk dikriminalkan," ujar anggota koalisi yang juga Wakil Sekjen
Konsorsium Pembaruan Agraria, Dewi Kartika di Kedai Tempo, Jakarta, Kamis (1/8). Dewi menuturkan
kasus kriminalisasi terhadap petani kecil seharusnya tidak boleh terjadi. Sebab, putusan Mahkamah
Konstitusi atas UU Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman pada tahun 2013 menyebut
petani mempunyai kebebasan untuk menangkarkan dan memuliakan tanamannya sendiri. Lebih lanjut,
Dewi menyampaikan kriminalisasi terhadap Munirwan bertentangan dengan program pemerintah, yakni
Desa Daulat Benih. Padahal Munirwan selaku Kepala Desa dan pemulia hendak mengembangkan benih
di desanya. Kegiatan pemuliaan tanaman dengan cara pencarian, pengumpulan, dan penggunaan plasma
nutfah atau sumber-sumber genetik adalah bagian dari tradisi turun-temurun yang melekat pada
kehidupan petani dan pertanian. Kegiatan itu sudah dilakukan oleh petani sejak manusia mengenal
bercocok tanam. Bahkan, sebelum korporasi bermunculan.

Sumber :

https://m.cnnindonesia.com/nasional/20190801195905-20-417553/penangkapan-petani-padi-if8-
dinilai-tak-sesuai-program-jokowi
https://m.tribunnews.com/amp/regional/2019/07/26/bibit-padi-if8-mengantarkan-keuchik-tgk-
munirwan-masuk-penjara-simak-kisahnya

Anda mungkin juga menyukai