Anda di halaman 1dari 19

PERLINDUNGAN VARIETAS

TANAMAN
LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai salah satu negara dengan kekayaan hayati memiliki potensi
dalam pengembangan teknologi bidang pertanian, guna memenuhi kebutuhan
pertanian baik domestik maupun luar negeri, dan meningkatkan ketahanan
pangan negara, tentunya dibutuhkan suatu sistem yang mampu memotivasi
masyarakat agar mau melakukan penelitian dan pengembangan terhadap
sumber hayati yang ada sehingga mampu melakukan inovasi pemuliaan tanaman
untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Upaya peningkatan produktivitas sangat dipengaruhi oleh keberhasilan dalam


memperbaiki potensi genetik varietas tanaman. Pemberian perlindungan hukum
atas seseorang yang mampu menghasilkan varietas tanaman adalah salah satu
bentuk reward atas usaha yang sudah dilakukannya. Perlindungan tersebut
diharapkan mampu mendorong kreativitas di bidang pemuliaan tanaman,
sehingga dapat dihasilkan penemuan berbagai varietas unggul yang sangat
diperlukan masyarakat.
Perlindungan hukum terhadap varietas tanaman awal mulanya merupakan pelaksanaan
dari berbagai kewajiban internasional yang harus dilakukan oleh Indonesia, khususnya yang
berkaitan dengan Konvensi PBB tentang keanekaragaman hayati (United Nations Convention on
Biological Diversity), Konvensi Internasional tentang Perlindungan Varietas baru Tanaman
(International Convention for the Protection of New Varieties of Plants) , dan World Trade
Organizations / Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (WTO/ TRIPs) yang antara
lain mewajibkan kepada negara anggota seperti Indonesia mempunyai dan melaksanakan
Peraturan Perundang-Undangan di bidang HKI termasuk Perlindungan Varietas Tanaman (PVT).

Tujuan dibuatnya UU PVT


- untuk melaksanakan kewajiban internasional sebagai konsekuensi keanggotaan WTO,
Pemerintah melakukan harmonisasi hukum nasional dengan segala ketentuan yang ada alam
perjanjian TRIPs.
- Untuk pengembangan penemuan-penemuan baru dibidang pertanian dan menggunakan
dengan sebaik-baiknya kekayaan sumber daya hayati yang dimiliki Indonesia untuk merakit
varietas unggul guna mendukung pembangunan ekonomi
- Untuk mendorong kegiatan yang menghasilkan varietas tanaman unggul dengan memberikan
penghargaan bagi individu maupun badan usaha yang bergerak di bidang pemuliaan tanaman
- Memberikan landasan hukum bagi upaya terciptanya varietas unggul yang baru dan
pengembangan industri perbenihan
- Untuk mendorong dan memberi peluang kepada dunia usaha meningkatkan perannya dalam
pembangunan pertanian.
Pengaturan Hak PVT dalam Perjanjian TRIPs
Konvensi internasional yang mengatur pertama tentang varietas tanaman ialah the
Union la Protection des Obtentions Vegetables atau The International Union for the
Protection of New Varieties of Plants (UPOV)
Konvensi UPOV 1961 pertama kali ditandatangani oleh Amerika Serikat, jerman,
dan Australia. Ketentuan TRIPs mensyaratkan negara- negara anggota
mengecualikan paten bagi varietas tanaman baru untuk memberikan perlindungan
sui generis, Konvensi UPOV 1961, 1978 dan 1991 dipakai model law untuk
mengatur perlindungan varietas baru tanaman.
Pada tahun 1987 memberlakukan Plant Variety Rights Act 1987 yang bersesuaian
dengan ketentuan UPOV 1961, mengatur tentang varietas tanaman baru dan
selanjutnya di amandemen dengan Plants Breeder’s rights act 1994 yang sesuai
dengan ketentuan UPOV 2978 dan konvensi UPOV 1991
Dasar hukum adalah artikel 27 paragraf 3 perjanjian TRIPs. Ada 3 kemungkinan atau
pilihan yang dapat dilakukan anggota WTO untuk mengatur perlindungan varietas baru
tanaman:
• Mengaturnya hanya dalam peraturan paten
• Mengatur perlindungan khusus tentang PVT
• Mengatur keduanya dalam peraturan paten dan juga perlindungan khusus PVT.

Perbedaan Perlindungan Paten dengan PVT


Pengembangan varietas tanaman baru dapat dilakukan melalui 2 cara, yakni cara klasik/
tradisional dan cara bioteknologi seperti rekayasa genetika, hasil dengan cara yang kedua
dapat dilindungi dengan PVT namun proses/ metodenya dapat dilindungi dengan paten,
selama persyaratan terpenuhi.
Dengan demikian pemulia / pemohon dapat mengajukan perlindungan ganda, bahkan
jika berkehendak memperoleh nilai ekonomi yang lebih besar dan jangka waktu yang
lama maka dapat dilakukan upaya menjaga kerahasiaan, sehingga dapat dilindungi
dengan rahasia dagang. Namun semua dikembalikan kepada pemohon, perlindungan
hukum apakah yang diinginkannya supaya mampu memperoleh nilai ekonomis.
1. Dalam perlindungan PVT tidak ada kewajiban membayar royalti
sebagaimana keharusan dalam perlindungan paten yang harus
dibayarkan secara terus menerus.
2. Hak Khusus yang diberikan petani (Farmers Rights). Yaitu petani
diberikan hak menyimpan benih dari tanaman yang dilindungi PVT
sepanjang tidak dijual lagi atau mengembangkan varietas tanaman
baru dari varietas yang dilindungi dan diperkenankan hanya
membayar royalti sekali. Hal ini bertujuan untuk memberikan
perlindungan terhadap kebiasaan tradisional masyarakat petani. Hak
khusus ini tentunya tidak dikenal dalam perlindungan paten.
3. Perlindungan varietas tanaman lebih murah dan mudah dibandingkan
paten, hal ini bertujuan untuk mengcover hal yang tidak dapat
dipatenkan seperti naturally occuring breed (from natural mutation)
yang ditemukan seseorang atau varietas yang dihasilkan dari teknik
pemuliaan tanaman yang tradisional (variety produced by age-old
breedings tecniques)
Pengertian PVT
Dalam UPOV 1991 definisi pemulia (breeder) adalah orang yang
mengembangbiakkan, menemukan atau mengembangkan satu varietas, orang
yang memesan atau menerima hak lebih lanjut dari pemulia. Sedangkan istilah
varietas adalah pengelompokan tanaman dalam satu sistem kelompok tanaman
menurut ilmu tumbuhan dari tingkat yang terendah.

PVT adalah perlindungan khusus yang diberikan negara, dalam hal ini diwakili
pemerintah dan pelaksanaannya dilakukan oleh Kantor PVT, terhadap varietas
tanaman yang dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui kegiatan pemuliaan
tanaman. (Pasal 1 ayat 1 UU Nomor 29 Tahun 2000)
Istilah yang harus dipahami menurut pasal 1 UU PVT
• Varietas adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh
bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi
karakteristik genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh
sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak
mengalami perubahan.
• Pemuliaan tanaman adalah rangkaian kegiatan penelitian dan pengujian atau kegiatan
penemuan dan pengembangansuatu varietas, sesuai dengan metode baku untuk
menghasilkan varietas baru dan mempertahankan kemurnian benih varietas yang
dihasilkan.
• Pemulia tanaman adalah orang yang melaksanakan pemuliaan tanaman
• Benih tanaman adalah tanaman dan/ atau bagiannya yang digunakan untuk
memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan tanaman.
• Kantor PVT adalah unit organisasi di lingkungan Departemen Pertanian yang melakukan
tugas dan kewenangan di bidang PVT (sekarang sekretariat jenderal Kementerian
Pertanian)
Persyaratan PVT Pasal 2 ayat 2 UU PVT
• Varietas dianggap baru apabila pada saat penerimaan permohonan hak PVT,
bahan perbanyakan atau hasil panen dari varietas tersebut belum pernah
diperdagangkan lebih dari setahun, atau telah diperdagangkan di luar negeri tidak
lebih dari 4 tahun untuk tanaman semusim dan 6 tahun untuk tanaman tahunan
• Suatu varietas dianggap unik jika dapat dibedakan secara jelas dengan varietas
lain yang keberadaannya sudah dikenal luas pada saat penerimaan permohonan
hak PVT.
• Suatu varietas dianggap seragam apabila sifat- sifat utama atau penting terbukti
seragam meskipun bervariasi sebagai akibat dari cara tanam dan lingkungan yang
berbeda-beda.
• Suatu varietas dianggap stabil apabila sifat-sifatnya atau karakter-karakternya
tidak mengalami perubahan setelah ditanam berulang-ulang, atau untuk
diperbanyak melalui perbanyakan khusus, tidak mengalami perubahan pada
setiap akhir siklus tersebut.
Syarat formil untuk perlindungan hak PVT adalah harus diberi nama, tujuannya
untuk memberikan identitas dari karakteristik yang ada pada varietas tersebut dan
akan melekat selama varietas tersebut masih ada. Ketentuan pasal 2 ayat 6 UU PVT
• Nama varietas harus terus dapat digunakan meskipun masa perlindungannya
habis
• Pemberian nama tidak boleh menimbulkan kerancuan terhadap sifat-sifat
varietas
• Penamaan varietas dilakukan oleh pemohon hak PVT dan didaftarkan pada
kantor PVT
• Nama varietas tidak boleh sama dengan varietas yang ada sebelumnya
Jangka Waktu PVT (Pasal 4 UU PVT)
a. 20 tahun untuk tanaman semusim
b. 25 tahun untuk tanaman tahunan
Subjek PVT (pasal 5 UU PVT)
1. Pemegang PVT adalah pemulia atau orang atau badan hukum, atau pihak lain
yang menerima lebih lanjut hak PVT dari pemegang hak PVT sebelumnya
2. Jika suatu varietas dihasilkan berdasarkan perjanjian kerja, maka pihak yang
memberi pekerjaan adalah pemegang hak PVT, kecuali diperjanjikan lain antara
kedua belah pihak dengan tidak mengurangi hak pemulia.
3. Jika varietas dihasilkan berdasarkan pesanan, maka pihak yang memberi
pesanan itu menjadi pemegang hak PVT, kecuali diperjanjikan lain antara
kedua belah pihak dengan tidak mengurangi hak pemulia.
Pemulia dalam proses kegiatan pemuliaan tanaman, dapat bekerja sendiri, atau
bersama sama dengan orang lain, atau bekerja dalam rangka pesanan maupun
perjanjian kerja dengan perorangan atau badan hukum. Sebagai pembuat/ perakit
varietas, pemulia memiliki hak yang melekat terhadap hak PVT yang meliputi hak
pencantuman nama dan hak memperoleh imbalan. Sedangkan pihak lain yang
menerima pengalihan dari pemegang hak PVT terdahulu, tidak memiliki hak
tersebut.
JENIS TANAMAN YANG DAPAT DIMOHONKAN PVT
Seluruh jenis/ spesies tanaman hasil pemuliaan baik yang berbiak secara generatif
maupun vegetatif:
- Tanaman Pangan
- Tanaman Holtikultura
- Tanaman Perkebunan
- Tanaman Kehutanan
- Tanaman hijauan pakan ternak
- Tanaman lain
VARIETAS TANAMAN YANG TIDAK DAPAT DIBERI PVT
• Varietas tanaman yang penggunaannya bertentangan dengan Peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku dengan ketertiban umum, kesusilaan, norma
agama, kesehatan, dan kelestarian lingkungan hidup,
contoh: Ganja
Varietas hasil rekayasa genetik yang disisipigen dari binatang yang
dilarang agama
• Varietas yang karakteristiknya sama (sulit dibedakan) dengan varietas yang telah
mendapatkan PVT
hasil persilangan antara tanaman a dengan b menghasilkan tanaman c, maka
mendapatkan PVT, jika di kemudian hari pemulia lain menyilangkan antara
tanaman y dengan tanaman z namun menghasilkan tanaman c yang sudah ada
sebelumnya, maka tidak bisa dimohonkan PVT.
• Varietas lokal (Pasal7)
-Bukan varietas baru atau varietas hasil pemuliaan
- Milik masyarakat.

• Bakteri, bakteroid, mikroplasma, virus, viroid dan bakteriofag


(Penjelasan Pasal 2Ayat (1) UU No. 29/2000)
VARIETAS LOKAL
• Varietas lokal adalah varietas yang telah ada dan dibudidayakan secara turun
temurun oleh petani, serta menjadi milik masyarakat (Penjelasan Pasal 7 UU No.
29 Thn 2000)
(1) Varietas lokal milik masyarakat dikuasai oleh Negara.
(2) Penguasaan oleh Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
oleh Pemerintah.
(3) Pemerintah berkewajiban memberikan penamaan terhadap varietas lokal
sebagaimana dimaksud pada ayat(1).
(4) Ketentuan penamaan, pendaftaran ,danpenggunaan varietas lokal sebagaimana
dimaksud pada ayat(1), ayat(2), dan ayat (3), serta instansi yang diberi tugas
untuk melaksanakannya, diatur lebih lanjut oleh Pemerintah.
Hak Pemegang PVT
UU PVT memberikan Hak Khusus
1. Hak untukmenggunakan varietas yang meliputi:
a. Memproduksi atau memperbanyak benih
b. Menyiapkan untuk tujuan propagasi (perbanyakan)
c. Mengiklankan
d. Menawarkan
e. Menjual atau memperdagangkan
f. Mengekspor
g. Mengimpor
h. Mencadangkan untuk keperluan sebagaimana dimaksud dalam butir
a,b,c,d,e,f, dan g.

2. Hak memberikan persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk
menggunakan varietas berupa benih dan hasil panen yang digunakan untuk propagasi.
Perlindungan Hak PVT bersifat khusus, tidak seperti hak kekayaan industri
yang lain. Perlindungan hak PVT memberikan hak istimewa kepada petani. Hal ini
diatur dalam pasal pengecualian pelanggaran (Pasal 10 UU PVT) yang isinya:

• Penggunaan sebagian hasil panen dari varietas yang dilindungi, sepanjang tidak
untuk untuk tujuan komersial. (Hak Istimewa Kepada Petani Kecil)
• Penggunaan varietas yang dilindungi untuk kegiatan penelitian, pemuliaan
tanaman, dan perakitan varietas baru.
• Penggunaan oleh pemerintah atas varietas yang dilindungi dalam rangka
kebijakan pengadaan pangan dan obat-obatan dengan memperhatikan hak- hak
ekonomi dari pemegang PVT
(dimaksudkan untuk mengakomodasi kepentingan pemerintah menggunakan
varietas tanaman jika terjadi kerawanan pangan dan ancaman terhadap kesehatan
nasional)
Selain itu ada kewajiban yang dimiliki oleh pemegang hak PVT antara lain:

1. Melaksanakan hak PVT-nya di Indonesia


2. Membayar biaya tahunan PVT
3. Menyediakan dan menunjukkan contoh benih varietas yang telah mendapatkan
hak PVT-nya di Indonesia.
PENAMAAN VARIETAS
• Syarat penamaan varietas (Permentan 121/2013):
1. Mencerminkan identitas varietas ybs.
2. Tidak menimbulkan kerancuan karakteristik, nilai atau identitas suatu varietas.
3. Belum digunakan untuk varietas yg sudah ada untuk jenis tanaman yang sama.
4. Tidak menggunakan nama orang terkenal, kecuali sudah mendapat persetujuan
orang ybs/ahli warisnya.
5. Tidak menggunakan nama alam.
6. Tidak menggunakan lambang negara.
7. Tidak menggunakan merek dagang untuk barang atau jasa yang dihasilkan dari
bahan propagasi seperti benih/bibit, atau bahan yang dihasilkan dari varietas lain,
jasa transportasi atau penyewaan tanaman.
8. Tidak lebih dari 30 huruf.

Anda mungkin juga menyukai