Nim : 04020190726
Kelas : Hak Atas Kekayaan Intelektual / C11
Lingkup PVT
a. Varietas yang diberi dan tidak diberi PVT
PVT diberikan kepada varietas dari jenis atau spesies tanaman yang baru, unik,
seragam, stabil, dan diberi nama. Suatu varietas dianggap baru apabila pada saat
penerimaan permohonan hak PVT, bahan perbanyakan atau hasil panen dari varietas
tersebut belum pernah diperdagangkan di Indonesia atau sudah diperdagangkan tetapi
tidak lebih dari setahun, atau telah diperdagangkan di luar negeri tidak lebih dari empat
tahun untuk tanaman semusim dan enam tahun untuk tanaman tahunan. Sedangkan
kriteria varietas dianggap unik apabila varietas tersebut dapat dibedakan secara jelas
dengan varietas lain yang keberadaannya sudah diketahui secara umum pada saat
penerimaan permohonan hak PVT. Varietas dianggap seragam apabila sifat-sifat utama
atau penting pada varietas tersebut terbukti seragam meskipun bervariasi sebagai akibat
dari cara tanam dan lingkungan yang berbeda-beda. Sedangkan suatu varietas dianggap
stabil apabila sifat-sifatnya tidak mengalami perubahan setelah ditanam berulang-ulang,
atau untuk yang diperbanyak melalui siklus perbanyakan khusus, tidak mengalami
perubahan pada setiap akhir siklus tersebut. Maksud dari varietas yang apabila
diperbanyak tidak mengalami perubahan adalah varietas tersebut tetap stabil di dalam
proses perbanyakan benih atau propagasi dengan metode tertentu, misalnya produksi
benih hibrida, kultur jaringan, dan stek. Varietas yang dapat diberi PVT harus diberi
penamaan yang selanjutnya menjadi nama varietas yang bersangkutan. Ketentuan
pemberian nama varietas tanaman yang dapat diberi PVT dapat dilihat pada bab
Pendaftaran Varietas Tanaman.
PVT tidak diberikan untuk varietas yang penggunaannya bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, ketertiban umum, kesusilaan, norma-norma agama,
kesehatan, dan kelestarian lingkungan hidup. Contoh penggunaan yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, ketertiban umum, kesusilaan,
kesehatan, dan kelestarian lingkungan hidup adalah tanaman penghasil psikotropika,
sedangkan yang melanggar norma agama misalnya varietas yang mengandung gen dari
hewan yang bertentangan dengan norma agama tertentu.
b. Pemegang Hak PVT
Sesuai dengan Pasal 5 UU PVT, pemegang hak PVT adalah pemulia atau orang
atau badan hukum, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak PVT dari pemegang
hak PVT sebelumnya. Jika suatu varietas dihasilkan berdasarkan perjanjian kerja, maka
pihak yang memberi pekerjaan itu adalah pemegang hak PVT, kecuali diperjanjikan lain
antara kedua pihak dengan tidak mengurangi hak pemulia. Jika suatu varietas dihasilkan
berdasarkan pesanan, maka pihak yang memberi pesanan itu menjadi pemegang hak
PVT, kecuali diperjanjikan lain antara kedua pihak dengan tidak mengurangi hak
pemulia.
c. Hak dan Kewajiban Pemegang Hak PVT
Hak yang diperoleh pemegang PVT adalah hak untuk menggunakan dan
memberikan persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakan
varietas berupa benih dan hasil panen yang digunakan untuk propagasi. Ketentuan ini
berlaku juga untuk varietas turunan esensial yang berasal dari suatu varietas yang
dilindungi atau varietas yang telah terdaftar dan diberi nama, varietas yang tidak dapat
dibedakan secara jelas dari varietas yang dilindungi, dan varietas yang diproduksi dengan
selalu menggunakan varietas yang dilindungi. Hak untuk menggunakan varietas tersebut
meliputi kegiatan:
Selain memperoleh hak sebagaimana dijelaskan di atas, pemegang hak PVT juga mempunyai
kewajiban sebagai berikut:
Pemulian yang menghasilkan varietas mempunyai dua hak, yaitu hak ekonomi dan hak
moral. Secara ekonomi, sesuai dengan Pasal 8 UU PVT, pemulia yang menghasilkan varietas
berhak memperoleh imbalan yang layak dengan memperhatikan manfaat ekonomi yang
diperoleh dari varietas tersebut. Secara moral, pemulia yang menghasilkan varietas berhak
namanya tetap dicantumkan dalam sertifikat pemberian hak PVT.
Strategi Perlindungan dalam PVT
a. PVT dan Paten
Seperti diketahui, untuk mengembangkan varietas tanaman baru dapat dilakukan melalui 2 cara
yakni melalui pemuliaan tanaman klasik dan melalui bioteknologi, misal rekayasa genetika.
Varietas tanaman yang dihasilkan dari rekayasa genetika dilindungi dengan PVT, namun
proses/metode untuk menghasilkan varietas baru dapat dilindungi dengan Paten, sepanjang
persyaratan dipenuhi. Seandainya diinginkan perlindungan ganda tersebut, maka kriteria untuk
memenuhi Paten harus diprioritaskan, karena kriteria kebaruan (novelty) pada Paten lebih sulit
untuk dicapai dibandingkan pada PVT. Bahkan suatu metode pemuliaan, apabila memiliki nilai
ekonomi, masih bersifat rahasia dan dilakukan upaya menjaga kerahasiaan, apabila diinginkan,
dapat pula dilindungi dengan rezim Rahasia Dagang.
b. Perlindungan, Pendaftaran, dan Pelepasan Varietas Tanaman
Istilah perlindungan, pendaftaran, dan pelepasan varietas tanaman merupakan tiga istilah yang
mempunyai keterkaitan dalam upaya melindungi suatu varietas tanaman. Perlindungan varietas
tanaman (PVT), seperti telah dijelaskan di atas, adalah hak yang diberikan kepada pemulia
dan/atau pemegang hak PVT untuk menggunakan sendiri varietas hasil pemuliaannya atau
memberi persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakannya selama waktu
tertentu (UU No. 29/2000). Pendaftaran varietas tanaman merupakan kegiatan mendaftarkan
suatu varietas untuk kepentingan pengumpulan data mengenai varietas lokal, varietas yang
dilepas dan varietas hasil pemuliaan yang tidak dilepas, serta data mengenai hubungan hukum
antara Varietas yang bersangkutan dengan pemiliknya dan/atau penggunanya (PP No. 13/2004).
Pelepasan varietas tanaman adalah pengakuan pemerintah terhadap suatu varietas baru hasil
pemuliaan dan atau introduksi yang dinyatakan dalam Keputusan Menteri Pertanian bahwa
varietas tersebut merupakan varietas unggul yang dapat disebarluaskan (Kepmentan No.
902/Kpts/TP.240/12/1996). Introduksi benih atau materi induk dari luar negeri yaitu pemasukan
benih atau materi induk dari luar negeri untuk pertama kali (Penjelasan PP No. 44/1995).
Pendaftaran varietas dan PVT dilakukan di Pusat PVT-Deptan, sedangkan pelepasan varietas
dilakukan di Direktorat Perbenihan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, Departemen
Pertanian.
PVT dengan hak-hak dan kewajibannya merupakan sutau pilihan bagi pemilik atau penghasil
varietas baru untuk memanfaatkan varietas hasil pemuliaan secara ekonomi. Secara hukum,
apabila suatu varietas baru dilindungi dengan PVT, maka pemilik/pemegang hak PVT
mempunyai kekuatan hukum untuk melarang pihak lain menggunakan varietas tersebut tanpa
seijin pemilik/pemegang hak PVT.
Berbeda dengan PVT, pendaftaran varietas hanya menekankan pada kepentingan pengumpulan
data dan hubungan hukum antara Varietas yang bersangkutan dengan pemiliknya, sedangkan
pelepasan varietas menunjukkan bahwa suatu varietas merupakan varietas unggul dan aman
untuk diperdagangkan/diperjualbelikan. Apabila terjadi pelanggaran terhadap penggunaan suatu
varietas baru oleh pihak lain, secara hukum pendaftaran dan pelepasan varietas tidak mempunyai
kekuatan hukum yang lebih dibandingkan dengan PVT.
Namun demikian, sesuai dengan UU No. 12/1992, pelepasan varietas merupakan syarat yang
harus dipenuhi untuk varietas hasil pemuliaan maupun introduksi yang akan diperjualbelikan.
Berdasarkan UU tersebut, meskipun suatu varietas telah dilindungi dengan PVT atau telah
didaftarkan varietasnya, apabila akan diperjualbelikan/diedarkan/diperdagangkan harus melalui
prosedur pelepasan varietas terlebih dahulu. Pelepasan varietas tanaman dilakukan untuk
memberikan perlindungan kepada konsumen, khususnya pengguna benih, bahwa varietas yang
dilepas merupakan varietas unggul. Keunggulan tersebut meliputi:
Berdasarkan uraian di atas, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya melindungi
varietas tanaman hasil pemuliaan adalah:
1. Untuk perlindungan awal terhadap varietas tanaman hasil pemuliaan dapat dilakukan
melalui pendaftaran varietas. Pendaftaran varietas tidak dikenakan biaya dan akan
menyatakan hubungan hukum antara varietas yang bersangkutan dengan pemiliknya
dan/atau penggunanya.
2. Apabila potensi ekonomi atau bisnisnya cukup bagus, sebelum dilakukan pelepasan
varietas sebaiknya didaftarkan terlebih dahulu hak PVT-nya. Hal ini diperlukan
mengingat syarat kebaruan dalam PVT, dimana suatu varietas dianggap baru apabila pada
saat penerimaan permohonan hak PVT, bahan perbanyakan atau hasil panen dari varietas
tersebut belum pernah diperdagangkan di Indonesia atau sudah diperdagangkan tetapi
tidak lebih dari setahun, atau telah diperdagangkan di luar negeri tidak lebih dari empat
tahun untuk tanaman semusim dan enam tahun untuk tanaman tahunan. Selain itu,
apabila suatu varietas baru dilindungi dengan PVT, maka pemilik/pemegang hak PVT
mempunyai kekuatan hukum untuk melarang pihak lain menggunakan varietas tersebut
tanpa seijin pemilik/pemegang hak PVT.
3. Pelepasan varietas merupakan tahapan akhir yang perlu dilakukan mengingat UU No.
12/1992 yang mengharuskan suatu varietas yang akan diperjualbelikan/diedarkan/
diperdagangkan harus melalui prosedur pelepasan varietas.
Lama Perlindungan
Adapun jangka waktu perlindungan yang diberikan adalah selama 20 (dua puluh) tahun untuk
tanaman semusim, dan 25 (dua puluh lima) tahun untuk tanaman tahunan. Pengertian tanaman
tahunan ditujukan untuk jenis pohon-pohonan dan tanaman merambat yang masa produksinya
lebih dari satu tahun, sedangkan yang lainnya disebut sebagai tanaman semusim.
Pelanggaran dan Sanksi
Sanksi utama yang dapat diterapkan atas pelanggaran hak PVT adalah pidana penjara paling
lama 7 (tujuh) tahun dan denda paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta
rupiah).
Pendaftaran PVT
Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) dapat didaftarkan ke Pusat PVT, Kementerian Pertanian.