Anda di halaman 1dari 52

PERLINDUNGAN VARIETAS

TANAMAN
OLEH
DR. N A J M I.SH. MH
Ltr Belakang UU PVT
• UNDANG UNDANG UU No 14 Tahun 2001 ttg PATEN ,
tidak mengatur PVT (Psl 7 huruf d butir i dan ii)
• Sesungguhnya Negara berkewajiban mengatur PVT
dalam UU, karena :
a. Indonesia memiliki SDA yang kaya
b. Belum ada perlindungan hukum thd penemuan
thd varitas yg baru.
c. Kewajiban Indonesia dlm rangka Perjj Int (GATT,
TRIPs &WTO)
Dalam UU PATEN

Paten tidak diberikan utk invensi tentang :


a. Proses atau produk dst….
b. Metode pemeriksaan dst…
c. Teori dan metode dst….
d. i. Semua makhluk hidup kecuali jasad renik
ii. Proses biologis yg esensial utk
memproduksi tanaman atau hewan ,
kecuali proses non biologis atau proses
mikro biologis.
 Tantono Subagyo 2001
Latar Belakang UU PERLINDUNGAN VARIETAS
TANAMAN

 Negara dengan sumberdaya hewan dan


tumbuhan beragam (Mega Biodiversity) yang
beragam.
 Belum ada perlindungan hukum terhadap
penemuan varietas unggul baru
 Kewajiban Indonesia terhadap Konvensi
Internasional (GATT, TRIPs, WTO)
PERKEMBANGAN HKI BERKAITAN DGN PVT
1. UU Paten tahun No : 6 thn 1989, tdk mengizinkan
perlindungan Paten bg makanan, minuman dan varietas
tanaman.
2. Perubahan UU No 6 thn tahun 1989 dg UU No 13 tahun
1997 yg mencabut atau menghapus hak tsb, Artinya UU
No 13 th 1997 ini thd makanan, minuman dan varietas
tanaman baru dpt perlindungan paten. Hal ini sbg
implikasi dari ratifikasi TRIPs, walaupun demikian UU ini
tdk dpt mengakomudasikan scr penuh “keperluan” PVT.
3. UU Paten No 14 tahun 2001 (UU Paten yg baru), tidak
diberikan utk invensi tentang PVT (Lihat Psl 7 hurudfd
butir I dan ii nya)
4. Disamping peraturan yg berkaitan dg HKI tsb di atas, tdp peraturan
yg paling relevan dg bidang pertanian yaitu Psl 55 UU No, 12 tahun
1992 ttg Sistem Budi Daya Tanaman, yg menyatakan :
 Kpd penemu teknologi serta penemu teori ilmiah di bid Budi
Daya Tanaman dpt diberikan penghargaan olh pem.
 Kpd penemu jenis baru atau varietas unggulan , dpt diberikan
penghargaan olh pem serta mempunyai hak memberi nama pd
temuannya.
 Setiap orang atau badan hukum yg namanya memiliki
keunggulan tertentu dpt diberikan penghargaan olh pem.
Tetapi hal ini tidak memberikan perlindungan thd hak-hak yg
dimiliki olh pemulia tanaman, apbl varietas tanaman barunya
diperbanyak atau dijual olh pihak lain. Apakah ada sanksi bagi
pdelanggar.
Oleh karena itu perlu ada UU yg mdemberikan perlindungan thd
PVT.
SEJARAH PENGATURAN PVT
1. Sbg bgn dr HKI, PVT bagi PEMULIA (sbg subjek yg
melalukan kegiatan penelitian, pengujian, penemuan
atau pengembangan utk menghasilkan varietas
tanaman) baru mendapatkan perlindungan hukum
dari negara.
2. Di Amerika Seikat walupun tdk disebut scr khusus,
varietas tanaman baru dilindungi tahun 1930
bersaamaan dg terbitnya The United State Patent Act
1930, meskipun
3. Di Eropah UU yg berkaitan dg PVT telah dimulai sejak
abad ke 16.
4. Pd th 1961, bbrp negara di dunia tlh menyepakati Konvensi
Int ttg PVT yg termuat di dalam International Convention
for the Protection of Varietas of New Varietas of Plants.
5. Di Indonesia :
 PVT dimulai sejak 1990 yakni dg ditetapkan UU No. 5
tahun 1990 ttg Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan
Ekosistemnya.
 Diterbitkan UU No. 2 tahun 1992 ttg Sistem Budi Daya
Tanaman.
 Disusul UU No. 16 tahun 1992 ttg Karantina Hewan dan
Tanaman.
 Karena UU ini hanya mengatur scr parsial (tersirat) ttg PVT,
maka baru kemudian tahun 2000 dilahirkan UU No. 29
tahun 2000 ttg PVT.
Dasar Pertimbangan

 Kesepakatan internasional (GATT, TRIPs & WTO)

 Indonesia harus membuka pasar dalam negeri bagi


produk luar negeri termasuk pertanian dan
sebaliknya Indonesia memiliki hak akses produk
dalam negeri ke pasar luar negeri

 Produk Indonesia harus memiliki daya saing yang


tinggi, baik dalam maupun di luar negeri dalam hal:
Standar mutu, Selera & Harga
Konsekwensi :
Bila tidak diantisipasi
bisa merugikan petani dan negara
Kurang menunjang inovasi
Antisipasi Strategi

Strategi Manajemen :
Menjamin sistem agribisnis dan agroindustri

Strategi Teknologi :
Menghasilkan varietas unggul baru yang komporatif
pada lingkungan tropis dan berkualitas tinggi
“berdaya saing”.
Fakta penggunaan benih unggul

Tanaman Pangan Sayuran & Tanaman Hias Tanaman Buah-buahan

Padi : 30% Cukup tinggi < 50%


Jagung : 15%
Tanaman Kedelai 8%
Tanaman Lain 2%

Kenyataan ini dapat menghambat produksi nasional

Mendorong industri perbenihan Nasional


untuk menghasilkan benih unggul
SITUASI PEMANFAATAN
DAN PRODUKSI VARIETAS UNGGUL SAAT INI
Proses Produksi

Oleh :
Bahan Tanaman
• Instansi Penelitian
Pemuliaan Pemerintah
• Industri Benih
Swasta

Induk Varietas Baru

Produksi
Benih
Oleh :
IBS
Benih Bersertifikat

Catatan :
• Varietas unggul jadi milik
masyarakat
Budidaya oleh Petani
• Bebas diperdagang-kan
oleh siapa saja
Pada banyak kasus perbanyakan benih
• Bebas diperbanyak oleh dilakukan sendiri oleh petani
siapa saja
DAMPAK
 industri perbenihan tidak mendapat insentif untuk menghasilkan varietas
yang lebih unggul

 kualitas benih yang beredar beragam, tidak standar, dan tidak terjamin

Merugikan Petani

Disinsentif bagi petani dalam


menggunakan benih unggul
UU nomor 29, 2000 PVT

Perlindungan Hak Intelektual atas Varietas Unggul

Nilai tambah komersial bagi


penelitian & industri benih
Kualitas hasil
terjamin
Mendorong upaya perbaikan
varietas secara terus menerus
Produksi & kondisi
meningkat
Varietas unggul yang lebih baik

Pendapatan petani
meningkat
Daya saing komoditi meningkat
8

Kendala Penemuan Varietas Unggul Baru


(KLASIK)
 Terbatasnya dana penelitian (APBN)
 Tenaga Pemuliaan sedikit
 Partisipasi Industri Perbenihan Swasta
masih kurang
 Penghargaan terhadap penemu varietas
masih rendah
 Peran penting pemuliaan belum disadari
 Jaminan perlindungan hukum varietas
temuan baru belum memadai
9

Strategi
Untuk Mendorong Penemuan Varietas Baru

 Menciptakan upaya kondusif


 Pemberian insentif bagi
penemu
 Perlidungan Hukum (PVT) bagi
penemu varietas unggul

Memperoleh manfaat ekonomis


(sebagai penghargaan) sesuai
Pasal 55 UU No. 12 Tahun 1992
tentang Sistem Budidaya
Pertanian
Sifat PVT
Hak keperdataan yang melekat pada
pemulia/pemegang PVT

dengan
kekecualian
Petani masih memiliki hak untuk
mengggunakan benih dari hasil
tanamannya sendiri, walaupun berasal dari
varietas yang dilindungi PVT, selama tidak
diperdagangkan
Sangat Besar
Indonesia memiliki sumber
Plasma Nutfah yang besar
sebagai sumberdaya genetik

Perlindungan Varietas Tanaman

Diharapkan

Ikut melindungi plasma nutfah dari eksplorasi dan


ekploitasi negara asing
POKOK-POKOK ISI

TENTANG

(PVT)
I. KETENTUAN UMUM
 Pengertian dan definisi berbagai istilah
yang digunakan
 PVT adalah hak khusus dari negara kepada pemulia tanaman atau
pemegang PVT
 Varietas è sekelompok tanaman yang ditandai oleh bentuk,
pertumbuhan, daun, bunga, buah, biji, dan sifat (definisi sesuai UU
No. 12, 1992)
dan memenuhi persyaratan BUSS
B èBaru : belum dikenal oleh masyarakat dalam/luar
U èUnik : dapat dibedakan dengan varietas yang ada
S èSeragam : penampkan luar seragam
S èStabil : ditanam dimanapun sesuai rekomendasi
agroekologi akan memiliki ciri yang sama
Persyaratan PVT :
sedikit berbeda dengan paten lain
umumnya

• Kebaruan (B) • Novelty (N)


“atau”
• Keunikan (U) • Distinctive(D)
BUSS NDUS
• Stabil (S) • Uniformaity (U)
• Seragam (S) • Stable (S)
II. LINGKUP PERLINDUNGAN PVT

 Varietas yang dapat diberi PVT, hrs diberi penamaan yg selanjutnya


menjadi nama varitas ybrs dg memenuhi ketentuan yg hrs dipenuhi.
 Varitas yg tidak dapat diberi PVT adalh varitas yg penggunaannya
bertentangan dg peraturan perUUan yg berlaku, ketertiban umum,
kesusilaan, norma agama, kesehatan & kelestarian lingkungan hidup.
 Jangka waktu:
• 20 tahun untuk PVT tanaman semusim
• 25 tahun untuk PVT tanaman tahunan
 Subyek Perlindungan Varietas Tanaman
• Pemulia, Orang, Badan Hukum
• Pemberi Pekerjaan
• Pemberi Pesanan
KETENTUAN PENAMAAN VARIETAS

 Nama varietas melekat meskipun masa PVT


habis
 Tidak menimbulkan kerancuan sifat varietas
 Oleh pemohon
 Penamaan dapat ditolak oleh Kantor PVT
 Jika terjadi kesamaan nama pemohon harus
mengganti
 Nama dapat menjadi nama merek dagang
Pokok-pokok hak dan kewajiban
pemegang PVT

Hak Pemegang PVT (Psl 6)

• Menggunakan sendiri dan memberikan persetujuan untuk penggunaan


varietas
• Penggunaan hasil panen untuk propagasi dan varietas turunan harus
mendapatkan persetujuan pemegang PVT
• Varietas lokal dikuasai oleh negara dan berkewajiban memberikan nama
dan ketentuan lain dilaksanakan oleh Pemerintah

Kewajiban Pemegang PVT Ps (9)

• Melaksanakan hak PVT-nya di Indonesia


• Membayar biaya tahunan PVT
• Menyediakan dan menunjukkan contoh benih varietas yang telah
mendapatkan PVT di Indonesia
HAK PEMEGANG PVT MELIPUTI: Ps (6)

 Varietas turunannya esensial • Memproduksi atau memperbanyak


 Varietas yang tidak dapat dibedakan benih,
dari var. ber PVT • Menyiapkan untuk tujuan
 Varietas yang diproduksi dari var. kebutuhan propagasi,
dilindungi • Mengiklankan,
• Menawarkan,
• Menjual atau memperdagangkan,
• Mengekspor,
• Mengimpor, dan
• Mencadangkan untuk kebutuhan di
 Var. turunan esensial ber PVT atas.
 Var. berekspresi sifat asal
 Var. hasil mutasi alami, induksi, soma
klonal dll.
VARIETAS LOKAL MILIK Ps (7)
MASYARAKAT DIKUASAI NEGARA

• Dilakukan oleh pemerintah


• Pemerintah wajib memberikan nama
• Pendaftaran dan penggunaan di atur pemerintah

PEMULIA PENGHASIL MENERIMA


IMBALAN
Ps (8)
• Diberikan dlm jumlah ttt sekaligus,
• Prosentase,
• Dapat berbentuk gabungan: jumlah tertentu, sekaligus dengan bonus, dan
• Dapat berbentuk gabungan: Prosentase dengan bonus/hadiah
Tidak dianggap sebagai pelanggaran
Hak PVT
Ps (10)

 Tidak untuk tujuan komersial,


 Kegiatan penelitian, pemuliaan dan perakitan
varietas baru, dan
 Oleh Pemerintah dalam rangka kebijakan
pengadaan pangan
III. PERMOHONAN HAK PVT
Umum

(ps 11-14)

 Diajukan scr Tertulis kpd Kantor PVT, dengan membayar biaya yg


ditetapkan oleh menteri, memuat tanggal, bulan dan tahun
 Nama, alamat lengkap, kewarganegaraan dan ahli waris yang ditunjuk
 Nama varietas, deskripsi dan foto

Hal-hal lain yang diatur


(ps 15-23)

 Tatacara penerimaan permohonan


 Tatacara Perubahan permohonan
 Tatacara Penarikan kembali
 Larangan mengajukan
IV. PEMERIKSAAN (ps 24-39)

• Pengumuman Permohonan (6 bln & 12 bulan bila dengan hak


prioritas)
• Pemeriksaan substantif diajukan selambat-lambatnya 1 bulan
setelah berakhirnya masa pengumuman
• Pemeriksaan oleh pemeriksa PVT meliputi sifat, kebaruan,
keunikan, keseragaman dan keaslian
• Kantor PVT bisa meminta bantuan ahli, fasilitas, informasi dari
institusi lain dalam dan luar negeri
• Pemeriksa menjaga kerahasiaan Varietas yang diperiksa
• Pemeriksa adalah pejabat Fungsional
Pemberian dan Penolakan
permohonan hak PVT (Psl 33 – 35)

• Memberikan atau menolak hak PVT selambat-


lambatnya 24 Bulan setelah tanggal permohonan
pemeriksaan
• Apabila terjadi perpanjangan pemeriksaan akan
diberikantahukan kepada pemohon oleh Kantor
PVT
• Akan dibertitahukan secara resmi baik diterima
atau ditolak permohonan hak PVT kepada
pemohon oleh kantor PVT
• Hak PVT yang diterima diberikan SERTIFIKAT
• Dicatat dalam Daftar Umum PVT dan diumuman
dalam Berita Resmi PVT
V. PENGALIHAN hak PVT (ps 40-41)

Hak PVT dapat dialihkan karena :


• Pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian dan
sebab lain yang dibenarkan UU
• Pengalihan hak PVT disertai dokumen yang
berkaitan dengan itu
• Pengalihan hak Dicatatkan di kantor PVT
• Pengalihan hak tidak menghapus hak
pemulia untuk tetap dicantumkan dalam
sertifikat hak PVT serta hak untuk
memperoleh imbalan
Lisensi (ps 42-43)

• Pemegang hak PVT Berhak untuk


memberikan Lisensi kepada orang, Badan
hukum lain berdasarkan perjanjian lisensi
• Dicatat di Kantor PVT dan dalam Daftar
Umum PVT, apabila tidak dicatatkan, maka
tidak mempunyai akibat hukum terhadap
Pihak III
• Ketentuan Lisensi diatur oleh Pemerintah
Lisensi Wajib (ps 44-55)

• Untuk melaksanakan suatu hak PVT yang


diberikan kepada Pengadilan Negeri
• Lisensi Wajib dapat dilaksanakan dengan
alasan digunakan di Indonesia dan
digunakan dalam bentuk dan cara yang
merugikan kepentingan masyarakat
• Permintaan Lisensi ke Pengadilan Negeri 36
hari, sejak diberikan hak PVT
VI. BERAKHIRNYA HAK PVT (Psl 56-59)

• Berakhirnya jangka waktu,


• Pembatalan: tidak penuhi BUSS, telah
diberikan haknya pada pihak lain

• Pencabutan: ingkar kewajiban, tidak


penuhi BUSS, tidak tersedia contoh, diajukan
oleh pemohon

• Pencabutan dan Pembatalan


oleh Kantor PVT (Psl 60-62)
Pembatalan Hak PVT dilakukan olh Kantor PVT, apbl
stlh Hak diberikan ternyata :
1. Syarat-syarat kebaharuan dan/atau keunikan tdk dipenuhi pd
saat pemberian hak PVT;
2. Syarat-syarat keseragaman dan/atau stabilitas tdk dipenuhi
pd`saat pemberian hak PVT;
3. Hak PVT tlh diberikan kpd pihak yg tdk berhak.
• Hak PVT tdk dpt dibatalkan dg alasan-alasan diluar alasan yg
ditentukan di atas.
• Dg dibatalkannya hak PVT, maka semua akibat hukum yg
berkaitan dg hak PVT hapus terhitung sejak tgl diberikannya
hak PVT, kecuali apabila ditentukan lain dlm putusan PN.
• Kantor PVT, mencatat putusan pembatalan hak PVT dlm Daftar
Umum PVT dan pengumumumannya dlm berita resmi PVT.
Pencabutan Hak PVT dilakukan olh Kantor PVT,
berdasarkan alasan : (Psl 60(2)
1. Pemegang Hak PVT tdk memenuhi kewajiban membayar biaya
tahunan dlm jangka waktu enam bulan;
2. Syarat / ciri-ciri dr varitas yg dilindungi sudah berubah atau tdk
sesuai lagi dg ketdentuan dlm Psl 2;
3. Pemegang Hak PVT tdk mampu menyediakan dan menyiapkan
contoh benih vatitas yg tlh mendapatkan Hak PVT;
4. Pemegang Hak PVT tdk menyediakan benih varitas yg tlh
mendapatkan Hak PVT; atau
5. Pemegang Hak PVT mengajukan permohonan pencabutan Hak
PVTnya serta alasannya scr tertulis kpd Kantor PVT.
 Dg dicabutnya Hak PVT, maka Hak PVT berakhir sejak tgl
pencabutan Hak tsb. Kantor PVT mencatat putusan pencabutan Hak
PVT dlm Daftar Umum PVT dan mengumumkannya dalam Berita
Resmi PVT.
VII. BIAYA (Psl 63)

• Biaya tahunan a.l. untuk kelangsungan berlakunya PVT


• Biaya perjanjian untuk : permohonan hak, pemeriksa,
petikan Daftar Umum PVT, salinan surat PVT, salinan
dokumen PVT, pencatatan pengalihan hak PVT,
pencatatan surat perjanjian lisensi, pencatatan lisensi
wajib dan ketentuan lain berdasarkan UU.
• Ketentuan Biaya ditentukan oleh Menteri
VIII. PENGELOLAAN PVT (Psl 64 – 65)

• Perlu dibentuk Kantor PVT


• Menyelenggarakan administrasi, dokumentasi,
pemeiksaan dan pelayanan informasi
• Bertanggung jawab kepada Menteri
• Menteri memerintahkan komisi yang
keanggotaannya bersifat tetap untuk memberikan
pertimbangan tentang pengelolaan PVT sesuai
dengan perkembangan
IX. HAK MENUNTUT (Psl 66 – 69)

 Hak PVT diberikan kepada yang bukan berhak.


Pemegang Hak PVT, berhak menuntut ke
Pengadilan Negeri
 Berlaku hak diterbitkan sertifikat
 Salinan atas tuntutan tembusannya disampaikan
ke Kantor PVT, dicatat dalam Daftar Umum PVT
dan Berita Resmi PVT
 Penghentian kegiatan selama masih dalam
pemeriksaan Pengadilan Negeri
 Tidak mengurangi hak segera untuk melakukan
tuntutan pidana terhadap pelanggaran PVT
X. PENYIDIKAN (Psl 70)

Untuk membantu POLRI diatur


mengenai penyidik Pegawai
Negeri Sipil (PPNS) untuk
melakukan penyedikan tindak
pidana dibidang PVT
XI. KETENTUAN PIDANA (Psl 71 – 75)

A
MELAKUKAN PERBUATAN HUKUM TANPA HAK

Melakukan salah satu kegiatan tanpa


persetujuan pemegang Hak PVT

PIDANA
PALING LAMA 7 TAHUN ATAU DENDA
PALING BANYAK Rp. 2.500.000.000,-
Hak untuk menggunakan varietas
meliputi kegiatan (Psl 6 (3)

• Memproduksi atau memperbanyak benih;


• Menyiapkan untuk tujuan propagasi;
• Mengiklankan;
• Menawarkan;
• Menjual atau memperdagangkan;
• Mengekspor;
• Mengimpor;
• Mencadangkan untuk keperluan tertentu.
B
TIDAK MEMENUHI KEWAJIBAN

Menjaga kerahasian varietas dan seluruh


dokumen pemohon hak PVT, sampai dengan
tanggal diumumkannya permohonan Hak PVT
yang bersangkutan

DIPIDANA PALING LAMA 5 TAHUN ATAU DENDA


PALING BANYAK
Rp. 1.000.000.000,-
C
SENGAJA MELAKUKAN PELANGGARAN TUJUAN
KOMERSIAL

SANKSI PIDANA

PALING LAMA 5 TAHUN


Dan
DENDA PALING BANYAK Rp. 1.000.000.000,-
D
BAGI PEMERIKSA

Pemeriksa PVT dan Pejabat akan menjaga kerahasian


varietas yang diperiksa

PALING LAMA 5 TAHUN


Dan
DENDA PALING BANYAK Rp. 1.000.000.000,-
UU PVT

Peraturan Pelaksanaan
Pembentukan Kantor PVT
PP Keppres KepMentan

Sosialisasi
PENGELOLAAN PVT

• Perlu dibentuk Kantor PVT


• Menyelenggarakan administrasi, dokumentasi, pemeiksaan
dan pelayanan informasi
• Bertanggung jawab kepada Menteri
• Menteri memerintahkan komisi yang keanggotaannya
bersifat tetap untuk memberikan pertimbangan tentang
pengelolaan PVT sesuai dengan perkembangan
Administrasi
 Pendaftaran pemohon
 Melakukan kajian dan Evaluasi administrasi pemohon
Pemeriksaan
 Uji matriil
 Pengelolaan fasilitas
Pelayanan Teknis dan Legislasi
 Mengelola Daftar Umum PVT/Database
 Pelayanan Legislasi
Pelayanan Informasi & Monitoring PVT
 Mengelola Berita Resmi PVT/publikasi
 Publikasi dan Informasi
Sekretariat
 Keuangan
 Perlengkapan dan Tata Usaha
Administrasi

 Pendaftaran pemohon hak PVT dan kajian kelengkapan persyaratan


administrasi (pasal 11) dan hak prioritas (pasal 14)
 Pendaftaran konsultan PVT (pasal 12)
 Penelitian kelengkapan administrasi (pasal 15)
 Penerimaan & penolakan permohonan kurang lengkap (pasal 16 &17)
 Pengecekan pengajuan ganda (pasal 19)
 Pelayanan perubahan permohonan hak PVT (pasal 20), penarikan
kembali permohonan (pasal 21)
 Membuat ringkasan hasil telahaan adminsitrasi

Pemeriksaan

 Pengumuman permohonan yang memenuhi persyaratan adm (pasal 24


s/d 28)
 Melakukan pemilahan permohonan dan persiapan pengujian substansi
 Periksaan matriil (substansi) (pasal 29)
 Melaksanakan kerjasama dengan lembaga pemeriksa (pasal 30 & 31)
 Melakukan penelitian ulang terhadap kelengkapan dan kebenaran
hasil uji sub stansi (pasal 32)
 Menyiapkan laporan hasil pemeriksanaan
lanjutan

Pelayanan teknis dan Legislasi


 Menyiapkan bahan persetujuan dan penolakan hak PVT (pasal 33)
 Menyiapkan dokumen pemberitahuan hasil pemeriksanaan (pasal 34 & 35)
 Pelayanan Legislasi dalam permohonan banding (pasal 36, 37, 38 & 39)
 Melakukan pelayanan pengalihan hak PVT (pasal 40 & 41)
 Melaksanakan pelayanan kebutuhan akan lisensi dan lisensi wajib (42 s/d 55)
 Melakukan pelayanan atas tuntutan, penyidikan, kepidanaan (pasal 66 s/d 75)
 Melakukan kerjasama dengan pengadilan setempat

Pelayanan Informasi dan Monitoring hak PVT

 Melakukan dokumentasi hak PVT tentang berakhirnya, pembatalan, pencabutan


(pasal 56 s/d 63)
 Mengelola Berita Resmi PVT/publikasi
 Pengembangan database varietas publik & PVT
 Melaksanakan pelayanan Informasi tentang PVT
 Melakukan monitoring tentang pelaksanaan hak PVT
 Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja kantor PVT
 Melakukan sosialisasi kantor PVT dan UU PVT
 Melakukan kerjasama dengan lembaga terkait
lanjutan

Sekretariat

 Melakukan Pembukuan dan pengelolaan


Keuangan
 Melakukan pengelolaan Perlengkapan dan Tata
Usaha kantor
 Melakukan rumah tangga kantor
STRUKTUR ORGANISASI
PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN

KEPALA

BAGIAN
UMUM

SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN


TATA USAHA DATA KERJASAMA &
HUMAS

BIDANG BIDANG
PELAYANAN TEKNIS PELAYANAN HUKUM

SUBBIDANG SUBBIDANG
PELAYANAN SERTIFIKASI
PERMOHONAN

SUBBIDANG SUBBIDANG
PELAYANAN PERTIMBANGAN
PENGUJIAN HUKUM

KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL

Anda mungkin juga menyukai