Anda di halaman 1dari 6

Peranan Galur Mandul Jantan dalam Perakitan dan

Pengembangan Kacang Tanah Hibrida

Galur Mandul Jantan (GMJ)

Galur mandul jantan merupakan suatu kondisi bunga dimana tanaman


tidak mampu memproduksi polen fungsional. Sisten mandul jantan berfungsi
mempermudah produksi benih hibrida dari sejumlah tanaman menyerbuk sendiri
seperti pada, kapas, kacang tanah dan sejumlah tanaman sayuran dalam skala
komersial. Mandul jantan terjaadi pada tumbuhan yang gagal menghasilkan
stamen atau anter, kegagalan meosis dalam anter, kematangan butir polen yang
tidak normal. Terdapat 3 (tiga) tipe mandul jantan, yaitu:

a. Genetic Male Sterility (GMS), mandul jantan yang dikontrol oleh genyang
biasanya ditentukan oleh satu gen resesif. Biasanya alel mandul jantan ini
mungkin timbul secara spontan atau diinduksi. Gen tunggal resesif jantan
telah ditemukan pada tanaman jagung, padi, kapas, kedelai, sorgum.
b. Cytoplasmic Male Sterility (CMS), mandul jantan yang dikontol oleh
sitoplasma. Keturunannya akan selalu mandul jantan, karena sitoplasma
berasal dari sel telur. Tpie ini biasanya digunakan pada proses hibrida pada
tanaman sorghum, padi, tembakau, kapas dan bunga matahari. Penyebab
terjadinya CMS yaitu karena terjadi secara spontan, meski sangat jarang.
Diinduksi dengan ethidium bromide.
c. Cytoplasmicgenetic (Gabungan), agak kompleks dan jarang digunakan karena
banyak limitation.

Pada sistem tanaman, mandul jantan secara umum disebabkan oleh reaksi
metabolisme yang tidak normal pada proses pembentukan polen. Dari hasil
identifikasi semua sistem mandul jantan pada komodidas yang berbeda dapat
dilihat bahwa sistem tersebut tidak bisa digunakan pada perkawinan hybrib sebab
tidak ada sistem gabungan genetik yang tidak memungkinkan. Untuk lebih
mengefektifkan penggunaan mandul jantan dalam sistem perkawainan hibrid
sangat penting adalah eksprasi antara mandul jantan dan kemampuan merestorasi
kesuburan dalam waktu yang lama dan beberapa lokasi.

GMJ yang diperoleh dari IRRI memiliki sifat yang lebih adaptif terhadap
lingkungan tropika merupakan hasil pemindahan karakter sterilitas wild abortive
(WA) ke dalam galur-galur terbaik IRRI dengan konstitusi genetik yang baik.
GMJ ini semula diharapkan lebih mudah dikembangkan di daerah tropika, tetapi
GMJ tersebut memiliki kelemahan, yaitu tingkat persilangan alaminya rendah dan
daya gabungnya kurang baik. Dari GMJ tersebut, hanya galur-galur IR46828A
dan IR46830A yang mantap kemandulannya (Sutaryo et al. 1992).

Pembuatan GMJ di Indonesia dilakukan dengan memindahkan karakter


sterilitas WA ke dalam varietas unggul nasional atau galur-galur yang telah
teridentifikasi sebagai pelestari dan memiliki sifat-sifat yang lebih baik, dengan
teknik silang balik selama beberapa generasi sampai diperoleh galur dengan
kemandulan yang mantap (highly serile) dan stabil (IRRI-CAAS 1981). Proses ini
menghasilkan beberapa GMJ baru, yaitu Tondano A, M8601A, IR29744-94-3-2-
2-3A, IR19809-12-3-2-1A, IR19774-8-3-1-1A, dan PAU269-1-8-4-1-1-1A.
Sebagian GMJ Indonesia dibuat dengan menggunakan sumber GMJ dari China,
yaitu V20A dan ZS97A, yang ternyata bersifat sangat peka terhadap hama
penyakit utama di daerah tropika. Sebagian GMJ baru yang dibuat menggunakan
sumber GMJ dari IRRI, mempunyai sifat ketahanan hama penyakit yang lebih
baik daripada GMJ asal China. Meskipun demikian, GMJ tersebut masih memiliki
beberapa kelemahan, antara lain tingkat persilangan alaminya sangat rendah, daya
gabungnya kurang baik, serta potensi heterosis yang diturunkannya belum
memenuhi harapan, yaitu < 15%.

Sebelum digunakan untuk persilangan dan perakitan padi hibrida, GMJ


introduksi ini terlebih dahulu dievaluasi tingkat stabilitas kemandulan tepung
sarinya dalam beberapa musim tanam untuk mengidentifikasi GMJ yang memiliki
tingkat kemandulan yang tinggi dan stabil (Munarso et al. 2001a). Hasil
identifikasi menunjukkan beberapa GMJ memiliki tingkat kemandulan tepung sari
yang stabil, antara lain galur IR58025A, IR62829A, IR68895A, IR68896A, dan
1R68902A GMJ tersebut banyak digunakan dalam perakitan padi hibrida.

Perkembangan GMJ Kedepan.

GMJ dapat dibuat melalui persilangan kerabat jauh dan berasal dari
tanaman mandul jantan alami. Pada persilangan kerabat jauh, GMJ dapat
diperoleh dari persilangan antarspesies (misalnya persilangan O. sativa x O.
glaberrima), persilangan antarsubspesies (Indica x Japonica), dan persilangan
antarvarietas yang sangat berbeda sumber asalnya. GMJ juga dapat diperoleh dari
tanaman mandul jantan alami, yang umumnya merupakan hasil dari mutasi gen.
Untuk mendapatkan kemandulan yang mantap, maka dilakukan silang balik
berulang (back cross) terhadap persilangan. Cara ini sekaligus dapat menghasilkan
galur pelestari sebagai pasangannya (Virmani 1985).

Perbaikan GMJ ditujukan pada perbaikan sifat-sifat penting seperti


disebutkan pada bagian sebelumnya. Perakitan GMJ yang tahan terhadap penyakit
tungro, hawar daun bakteri (HDB), dan hama wereng batang coklat juga menjadi
program prioritas (Suwarno et al. 2003). Untuk mewujudkan tujuan tersebut,
beberapa kegiatan telah dilakukan, antara lain persilangan antara galur pelestari
dengan galur pelestari untuk menggabungkan sifat-sifat yang diinginkan dan
menyeleksi keturunannya mengikuti metode pemuliaan padi inbrida. Beberapa
GMJ yang sudah diperbaiki dan sifat penting yang dimiliki, terutama ketahanan
terhadap hama penyakit.

Pemanfaatan bioteknologi telah dilakukan untuk menyiapkan galur-galur


GMJ. Pada tahun 2003, kultur antera mulai digunakan dalam pengembangan GMJ
(Suwarno 2003; Suwarno et al. 2003). Kultur antera merupakan teknik cepat yang
efektif untuk mengembangkan galur homozigot (galur murni) sehingga dapat
memperpendek siklus pemuliaan varietas unggul baru. Melalui teknik ini, galur
homozigot dapat diperoleh dalam satu generasi, sedangkan melalui pemuliaan
konvensional diperlukan waktu 6−7 generasi.

Penelitian pemanfaatan teknik kultur antera dalam percepatan regenerasi


beberapa persilangan padi hibrida menghasilkan daya regenerasi yang beragam
dan frekuensi pembentukan kalus yang tidak selalu berkorelasi positif dengan
daya regenerasinya (Munarso et al. 2008). Perakitan galur mandul jantan
sitoplasmik yang bersifat mandul penuh dan memiliki sifat agronomi yang baik
juga telah dilakukan dengan memanfaatkan galur pelestari haploid ganda asal
kultur antera (Rumanti et al. 2009). Hasil pengujian tahap awal di Muara pada
MH 2008 terhadap berbagai kombinasi hibrida menggunakan GMJ tersebut
menunjukkan heterosis positif dengan kisaran 12−63% terhadap varietas
pembanding Ciherang, IR64, Maro maupun Rokan. Salah satu di antaranya yaitu
GMJ5/BH21D memberikan heterosis tertinggi sebesar 63%. Demikian halnya
pada pengujian di Kuningan pada MK 2009, hibrida yang berasal dari keturunan
GMJ4 dan GMJ 5 memiliki hasil lebih tinggi daripada varietas pembanding
hibrida maupun inbrida (Satoto et al. 2010).

Budidaya Kacang Tanah

di Indonesia, kacang tanah merupakan tanama yang paling banyak ditanam


setelah padi, jagung dan kacang kedelai. Budidaya kacang tanah ( Arachis
hipogea ) biasanya diaplikasikan sebagai tanaman sela ataupun tumpang sari.
Jumlah konsumsi kacang tanah lebih tinggi dibandingkan dengan konsumsi
kacang jenis lainnya. Selain pertumbuhan kacang tanah relatif stabil dibanding
dengan kacang jenis lainnya yang membuat kacang tanah memiliki peluang pasar
yang baik bagi industri pengolahan kacang (Yuriandini, 2010).
Tanaman kacang tanah termasuk suku Papilionaceae, klasifikasinya yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Leguminales
Famili : Papilionaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hipogeae L.
Produksi kacang tanah di Indonesia menempati urutan kedua setelah
kedelai, di antara jenis kacang-kacangan lainnya. Negara Indonesia menghasilkan
792.000 ton dari 500.000 ha. Meskipun demikian, untuk meningkatkan produksi
tanaman kacang tanah masih ditemui banyak kendala, di antaranya adalah
pengolahan tanah yang kurang optimal sehingga drainasenya buruk dan struktur
tanahnya padat; pemeliharaan tanaman yang kurang optimal; serangan hama dan
penyakit (bercak daun, karat, virus, dan layu bakteri); penanaman yang masih
menggunakan kultivar yang berproduksi rendah; mutu benih yang rendah; dan
kekeringan (Marzuki, 2009).

Usaha peningkatan produktivitas melalui perbaikan varietas maupun


perbaikan budidaya seringkali agak sulit dicapai. Varietas hibrida dapat digunakan
untuk mengatasi keterbatasan produktivitas pada varietasvarietas galur murni
yang ada. Heterosis atau vigor hibida ditandai dengan keragaan yang lebih baik
dari tanaman F1 yang berasal dari persilangan dua tetua galur murni. Heterosis
yang tampak pada tanaman F1 dapat dijelaskan dalam tiga kategori bergantung
pada pembanding yang digunakan terhadap hibridanya. Heterosis digunakan
apabila tanaman F1 dibandingkan dengan rata-rata tetuanya atau varietas standar,
sedangkan heterobeltiosis digunakan apabila hibridanya dibandingkan dengan
tetua terbaiknya. Ada dua hipotesis yang telah berkembang sejak awal abad yang
lalu yang dapat menjelaskan dasar genetik dari fenomena heterosis yaitu teori
dominan dan over dominan. Pemuliaan dengan menggunakan dasar fenomena
heterosis telah diterapkan pada berbagai tanaman, menyerbuk silang maupun
menyerbuk sendiri.

Budidaya kacang tanah efektif dilakukan pada tanah gembur dengan


kandungan unsur hara kalsium (Ca), nitrogen (N), kalium (K) dan pospat (P) yang
cukup. Derajat kesaman (pH) ideal bagi tumbuhan ini sekitar 5-6,3. Tanah gembur
dengan struktur yang ringan sangat baik untuk perkembangan ginofor, bakal buah
yang tumbuh memanjang ke dalam tanah. Unsur Ca sangat dibutuhkan tanaman
kacang tanah pada fase generatif. Ketersediaan unsur ini sangat berpengaruh pada
produktivitas tanaman dalam menghasilkan kacang. Dalam metode pertanian
organik, unsur Ca bisa dipenuhi dari penambahan kapur pertanian atau dolomit
saat pengolahan lahan. Pada lahan yang mempunyai keasaman tinggi atau lahan
basah, keperluan untuk menambahkan kapur lebih tinggi dibanding lahan kering
ber-pH netral.

Perakitan GMJ pada Kacang Tanah


Mandul jantan merupakan suatu kondisi bunga dimana tanaman tidak
mampu memproduksi polen fungsional. Sistem mandul jantan berfungsi
mempermudah produksi benih hibrida dari sejumlah tanaman menyerbuk sendiri
seperti padi, kapas, dan sejumlah tanaman sayuran dalam skala komersial (seperti
kacang tanah). GMJ dan pemulih kesuburan dimanfaatkan untuk merakit varietas
hibrida sistem tiga galur. Dua cara utama untuk mendapatkan tanaman mandul
jantan yaitu: (a) dari persilangan kerabat jauh, misalnya persilangan antarspesies
(O. sativa x O. glaberrima), pada kacang tanah sendiri contohnya yaitu
( persilangan antar-ras (indika x japonika), dan persilangan antar varietas yang
sangat berbeda sumber asalnya; dan (2) dari tanaman mandul jantan alami, yang
biasanya merupakan hasil dari mutasi gen, sehingga tidak ditemukan galur
pelestari pasangannya. Bioteknologi juga menjadi salah satu metode alternatif
untuk merakit GMJ, antara lain dengan memanfaatkan sinar gamma, teknik kultur
jaringan seperti kultur antera, marker added selection (MAS), quantitative trait
loci (QTL), dan transformasi genetika.
Beberapa faktor menentukan keberhasilan program perakitan varietas
unggul. Faktor tersebut antara lain populasi heterosigot sebagai bahan dasar
seleksi dan cara untuk membedakan anggota populasi yang memenuhi kriteria
pemilihan. Dalam penelitian ini, media seleksi secara in vitro akan diracik dan
populasi heterosigot akan dibuat baik melalui koleksi, mutasi dan persilangan.
Pada persilangan tanaman kacang akan berpotensi besar menghasilkan anakan
yang bersifat heterosis. Heterosis yaitu keunggulan hibrida atau hasil persilangan
(F1) yang melebihi nilai atau kisaran kedua tetuanya. Sifat unggul ini digunakan
untuk memperoleh keuntungan komersial dari tanaman yang diusahakan petani.
Oleh karenanya, dari permasalah yang ada yaitu “bagaimana menciptakan varietas
kacang tanah toleran kahat Fe” dapat terjawab dengan melakukan sistem/perakitan
GMJ tepatnya pada proses persilangan, yaitu persilangan antara Kacang tanah
lokal dengan kacang tanah varietas kancil yang tentunya keberhasilan persilangan
turut dipengaruhi oleh faktor internal maupun external (seperti oleh kelembaban
udara saat penyerbukan, jumlah bunga yang terbentuk serta penanganan polong).
Melalui perakitan GMJ pada kacang tanah akan memunculkan anakan
yang bersifat heterosis. Terjadinya heterosis disebabkan oleh adanya rangsangan
fisiologis terhadap pertumbuhan, yang makin meningkat dengan makin besarnya
perbedaan gamet yang menyatu.. Mereka mengusulkan istilah rangsangan
heterozigot (stimulus of heterozygosis) danistilah heterosis heterosis disamakan
dengan keunggulan hibrida (hybrid vigor).

Anda mungkin juga menyukai