Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP TEORITIS DARI IMUNOSEROLOGI

DISUSUN OLEH :

Aprianto Sibarani (092019007)

Pebby Tampubolon(092019008)

Yohana Silalahi(092019010)

Nur Afri Waruwu(092019012)

DOSEN : Seri Rayani Bangun M Biomed.

PRODI :TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

STIKes Santa Elisabeth Medan

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
NYA penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Dalam makalah ini
kelompok membahas tentang konsep teoritis dari imuno serologi yaitu terkait dengan Defenisi,
Tujuan, Prinsip dasar imunoserologi,Factor-faktor yang mempengaruhi, Pemeriksaan yang
berhubungan dengan imunoserologi agar lebih mudah memahami terkait dengan imuno serologi.

Dalam pembuatan makalah ini kelompok sangat berterimakasih karena mendapat banyak
bantuan dari berbagai bidang dan teman kelompok. kelompok menyadari dalam makalah ini
masih banyak kekurangan dalam pembuatannya, Oleh sebab itu kelompok memerlukan saran
dan kritikan dari dosen dan para pembaca untuk lebih memperbaiki makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan orang lain, sekian dan
terimakasih.

Medan, 20 Agustus 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………… i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… 1

1.1.Latar Belakang…………………………………………………………… 1
1.2.Rumusan Masalah………………………………………………………… 2
1.3.Tujuan……………………………………………………………………… 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………….. 3

2.1 Definisi Imunoserologi ……………………………………………….. 3


2.2 Tujuan Pemeriksaan Imunoserologi ………………………………... 3
2.3 Prinsip Dasar Imunoserologi ……………………………………………. 3
2.4 Berikut faktor yang mempengaruhi sistem imun tubuh.………………… 4
2.5 Pemeriksaan Yang Berhubungan Dengan Imunoserologi………….….. 5
1. Uji ASTO/ASO……………………………………………………… 5
2. Uji CRP………………………………. ……………………………. 6
3. Uji RPR…………………………… ……………………………….. 7
4. Uji RF………………………………… …………………………… 7
5. Uji Anti HCV…………………....………………………………..…. 8
6. Uji HbsAg…………………………………………………………… 9
7. Uji Widal…………………………………………………………….. 9
8. Uji HCG…………………………………………………………….. 10
9. Uji Anti HAV………………………………………………………….. 11

BAB III PENUTUP………………………………………………………………… 12

1. Kesimpulan…………………………………………………………… 12
2. Saran…………………………………………………………………… 13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………. 14
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Imunoserologi merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang berfokus pada proses


identifikasi akan antibodi, yakni protein yang pembuatannya adalah dari sel darah putih yang
bereaksi terhadap antigen. Antigen ini diketahui pula sebagai sebuah jenis protein asing pada
tubuh manusia. Jika melihat dari nama bidang ilmu ini, tentu sudah dapat ditebak juga bahwa
fokusnya adalah lebih kepada sistem kekebalan tubuh. imunoserologi juga adalah bidang ilmu
kesehatan yang juga berfokus pada kelainan imunodefisiensi dan kelainan autoimun. Kondisi
kelainan imunodefisiensi ini adalah ketika sistem daya tahan tubuh dinyatakan tidak atau kurang
aktif. Jadi, segala hal yang berhubungan dengan kondisi imunitas tubuh seseorang, maka
imunoserologilah yang dapat menangani.

Imunoserologi merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang berfokus pada proses


identifikasi akan antibodi, yakni protein yang pembuatannya adalah dari sel darah putih yang
bereaksi terhadap antigen. Antigen ini diketahui pula sebagai sebuah jenis protein asing pada
tubuh manusia. Jika melihat dari nama bidang ilmu ini, tentu sudah dapat ditebak juga bahwa
fokusnya adalah lebih kepada sistem kekebalan tubuh.

Investigasi yang berkaitan erat dengan sistem daya tahan tubuh juga termasuk di dalam
imunoserologi ini. Jenis penyakit autoimun pun menjadi salah satu yang perlu diinvestigasi pada
bidang ilmu ini. Penyakit autoimun merupakan jenis kondisi di mana sistem daya tahan tubuh
dapat berubah dan justru melakukan perlawanan terhadap jaringan tubuh sendiri.

Tak hanya itu saja, imunoserologi juga adalah bidang ilmu kesehatan yang juga berfokus pada
kelainan imunodefisiensi dan kelainan autoimun. Kondisi kelainan imunodefisiensi ini adalah
ketika sistem daya tahan tubuh dinyatakan tidak atau kurang aktif. Jadi, segala hal yang
berhubungan dengan kondisi imunitas tubuh seseorang, maka imunoserologilah yang dapat
menangani.
Imunoserologi adalah bidang ilmu kedokteran yang mempelajari:

 Identifikasi terhadap antibodi yaitu protein yang dibuat dari sel darah putih yang berespon
terhadap antigen, protein asing di dalam tubuh.
 Investigasi masalah yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh seperti penyakit
autoimunitas yaitu ketika sistem kekebalan tubuh berubah melawan jaringan tubuh sendiri
dan kelainan imunodefisiensi yaitu ketika sistem kekebalan tubuh kurang aktif.
 Mempelajari kecocokkan organ untuk transplantasi.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah yang di maksud dengan imuno serologi
b. Bagaimana konsep teoritis dari imuno serologi
c. Factor-faktor yang mempengaruhi imuno serologi
d. Pemeriksaan yang berhubungan dengan imunoserologi
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian imuno serologi
b. Untuk mengetahui konsep teoritis dari imuno serologi
c. Untuk mengetahui Factor-faktor yang mempengaruhi imuno serologi
e. Untuk mengetahui Pemeriksaan yang berhubungan dengan imunoserologi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Imunoserologi

Imunoserologi merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang berfokus pada proses


identifikasi akan antibodi, yakni protein yang pembuatannya adalah dari sel darah putih yang
bereaksi terhadap antigen. Antigen ini diketahui pula sebagai sebuah jenis protein asing pada
tubuh manusia. Jika melihat dari nama bidang ilmu ini, tentu sudah dapat ditebak juga bahwa
fokusnya adalah lebih kepada sistem kekebalan tubuh.

2.2. Tujuan Pemeriksaan Imunoserologi

Imunoserologi bertujuan untuk meningkatkan kualitas hasil pada pemeriksaan-


pemeriksaan laboratorium di bidang imunoserologi untuk membuat interpretasi klinik yang
sesuai berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium tersebut.Pemeriksaan imunserologi
merupakan pemeriksaan darah yang bertujuan untuk mendeteksi awal adanya infeksi virus,
mempekirakan status imun dan pemantauan respon pasca vaksinasi. Prinsip utama uji
imunserologi adalah mereaksikan antibodi dengan antigen yang sesuai. Antibodi adalah
suatu zat kekebalan yang dilepaskan oleh sel darah putih untuk mengenali serta menetralisir
antigen.

2.3. Prinsip Dasar Imunoserologi

Prinsip utama uji imunserologi adalah mereaksikan antibodi dengan antigen yang sesuai.
Antibodi adalah suatu zat kekebalan yang dilepaskan oleh sel darah putih untuk mengenali serta
menetralisir antigen.

a. Antigen merupakan substansi yang dapat menginduksi respon imun. Substansi tersebut
dapat berupa lipopolisakarida (LPS) yang dimiliki oleh bakteri Gram negatif, lipoteichoic
acid (LTA) yang dimiliki oleh bakteri Gram positif, flagella, DNA, toksin, dan lain-lain
(Madigan et al, 2009). Bagian antigen yang dapat berinteraksi dengan antibodi disebut
epitop atau antigen determinant.
b. Antibodi atau imunoglobulin adalah protein terlarut yang diproduksi oleh sel B sebagai
respon terhadap antigen (Madigan et al, 2009).

2.4. Berikut faktor yang mempengaruhi sistem imun tubuh.

a) Lingkungan

Alih-alih faktor genetik, dilansir dari laman Farmasi UGM, penelitian menunjukkan
faktor lingkungan lebih memainkan peran dalam pengembangan komponen sistem imun.
Beberapa aktivitas sistem imun seperti eliminasi bakteri, jamu dan virus, dipengaruhi faktor
genetik.

b) Siklus Tidur

Sistem kekebalan tubuh dipengaruhi oleh siklus bangun tidur dari ritme sirkadian tubuh.
Studi menunjukkan, tubuh akan mengalami penurunan kadar hormon stres kortisol ketika tidur
yang mengaktifkan sinyal sistem imun.

c. Kebersihan

Sebagian orang cenderung percaya diri dengan kebersihan tubuh mereka. Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit merekomendasikan setidaknya 15 detik untuk
menggosok tangan dengan sabun.Toilet hanya salah satu, Berbagai aktivitas lain juga menuntut
Anda untuk mencuci tangan demi menjaga kebersihan. Di antaranya seperti memegang uang,
bersin dan batuk, atau menyentuh hewan piaraan.

d. Nutrisi Makanan

Buah dan sayuran jadi dua hal yang kerap dianjurkan untuk dimasukkan ke menu makan
harian. Ada banyak alasan kesehatan serupa konsumsi buah dan sayuran untuk sistem imun.
Studi menunjukkan, vitamin C, A, E, B6 dan B12 serta mineral seperti zat besi dan seng sangat
penting untuk memelihara fungi kekebalan. Semua nutrisi ini dapat ditemukan dalam buah dan
sayuran.

e. Usia
Usia juga jadi faktor yang mempengaruhi sistem imun. Semakin bertambah usia maka
sel-sel imun akan menurun pula aktivitasnya. Sebagaimana sel lain, umumnya sel imun berada
pada puncak aktivitasnya ketika memasuki usia dewasa. Saat beranjak tua, sel imun termasuk
kemampuan produksi protein untuk melawan infeksi virus (interferon) pun bakal menurun.

f. Stres

Tantangan lain menjaga sistem imun tubuh adalah menyeimbangkan tingkat kortisol.
Jadwal kerja atau kegiatan yang padat hingga beban harian dapat membuat lelah. Rasa lelah
tersebut sejalan dengan peningkatan kadar hormon stres, kortisol. Kondisi ini mengakibatkan
sistem kekebalan tubuh menurun.

2.5. Pemeriksaan Yang Berhubungan Dengan Imunoserologi

Pada bidang ilmu imunoserologi, ada berbagai jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan
untuk berbagai tujuan dan kepentingan di mana masih ada hubungannya dengan kesehatan
imunitas tubuh. Di bawah ini merupakan serangkaian jenis pemeriksaan yang bisa diketahui
sekaligus dikenali akan tipe metodenya, tujuannya, hingga prinsip serta prosedurnya.

1. Uji ASTO/ASO

Pengujian atau pemeriksaan ini adalah salah satu jenis pemeriksaan imunoserologi yang
bertujuan untuk mendeteksi arah Stertolysin O pada serum dengan cara pemurnian kualitatif.

1) Prinsip
Prinsip dari pemeriksaan ini adalah pencampuran antara suspensi latex dengan
serum yang kadarnya ditingkatkan, lalu kemudian terjadilah aglutinasi yang
terjadi dalam waktu 2 menit.
2) Reagen
 kontrol (+) di mana di dalamnya terkandung antibodi ASO,
 kontrol (-) di mana di dalamnya tak terdapat antibodi ASO.
 reagen latex atau yang juga diketahui dengan suspensi partikel lateks
polysiterin di mana Streptolysin O sudah melapisinya.
3) Cara Kerja:
 Serum serta reagen perlu untuk melalui proses inkubasi dengan suhu
kamar,
 lalu diteteskan dengan 50 mikroL serum pasien langsung ke dalam lubang
slide.
 Reagen latex kemudian bisa dikocok terlebih dulu dan dilanjutkan dengan
meneteskannya ke lubang menggunakan alat khusus penetes yang mudah
digunakan dan sudah tersedia.
 Tetesan kemudian dicampur dengan penggunaan alat disposable atau
sekali pakai dan langsung buang.
 test slide lalu putar atau di goyang dan tunggusampai terjadi aglutinasi di
mana ini biasanya akan terlihat ketika menunggu selama 2 menit.
2. Uji CRP

1) Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan jenis pemeriksaan ini adalah untuk memudahkan
pendeteksian ada tidaknya infeksi kerusakan jaringan serta inflamasi. Untuk
metode, pemeriksaan ini menggunakan jenis metode kualitatif.
2) Prinsip
Prinsip dari pemeriksaan jenis ini adalah aglutinasi pasif terbalik di mana antibodi
CRP sudah melapisi latex dan target yang dideteksi pada pemeriksaan ini adalah
antigen CRP yang ada pada serum dengan level atau kadar tinggi. Hanya dalam
waktu 2 menit, sesudah ditunggu maka akan tampaklah aglutinasi. Bahan utama
jelas adalah serum yang dibantu dengan 2 bahan yakni pengaduk, transferpet dan
tip, serta kaca obyek.
3) Cara Kerja:
 50 mikroL serum bisa dimasukkan lebih dulu ke dalam test slide,
 kemudian dilakukan penambahan setetes suspensi,
 lalu campurkan dengan menggoyangnya. T
 est slide bisa diputar selama 2 menit untuk mendapatkan penampakan
aglutinasi.
 Sesudah aglutinasi terjadi dan tampak, maka perlu juga untuk mengetahui
interpretasi hasil dari penampakan tersebut, seperti di bawah ini:
 Hasil negatif menandakan tidak adanya aglutinasi.
 Hasil positif menandakan adanya aglutinasi yang kasar.
 Positif lemah menandakan adanya aglutinasi namun lebih halus.

3. Uji RPR
1) Tujuan
untuk menguji flokulasi non treponemal supaya dapat ditentukan adanya reagen
antibodi yang ada pada serum. Pada pemeriksaan ini, metode yang dipakai
diketahui adalah slide test dan memiliki prinsipnya sendiri dalam tata pelaksanaan
dari pemeriksaan ini.
2) Prinsip
Prinsip dari pemeriksaan RPR ini adalah adanya pencampuran antara tetrasiklin,
kolesterol dan cardiolipin dalam reagen yang dijumpai pula partikel karbon
bersama reagen antibodi pada serum. Jika terlihat adanya gumpalan hitam, maka
ini adalah suatu bentuk hasil yang bisa dilihat secara mikrokopis. Reagen yang
diketahui pada pemeriksaan ini adalah RPR Ag, kontrol (-), dan kontrol (+).
3) Cara Kerja:
 Serum serta reagen perlu melewati proses inkubasi yang ada di dalam
suhu kamar,
 kemudian dilanjutkan dengan penetesan 50 mikroL serum pasien pada
lubang slide.
 Pada test spesimen, dibutuhkan penambahan setetes reagen antigen yang
kemudian bisa diputar selama 8 menit lamanya pada 100 rpm.
4. Uji RF
1) Tujuan
tujuan dari adanya tes ini adalah khusus untuk mendeteksi Rheumatoid Factor
dalam serum dan dilakukan secara kualitatif. Untuk metodenya, pemeriksaan ini
lebih mengkhususkan penggunaan dengan aglutinasi latex.
2) Prinsip
Prinsip dari pemeriksaan RF ini adalah pemurnian partikel latex di mana gamma
globulin manusia menjadi lapisannya saat suspensi latex dicampur bersama serum
dengan kadar RF yang naik. Hasil penampakan dari aglutinasi ini diketahui dapat
terlihat hanya dalam waktu 2 menit. Reagen pada pemeriksaan ini adalah kontrol
(+) di mana di dalamnya terkandung antibodi RF, kontrol (-) di mana bebas
antibodi RF serta latex.
3) Cara Kerja:
 Proses inkubasi perlu dilewati oleh reagen dan serum dalam suhu kamar
sebelum penetesan 50 mikroL serum pasien ke lubang slide.
 Reagen latex bisa dikocok yang lalu dilanjutkan dengan meneteskannya ke
lubang memakai alat penetes.
 Tetesan dicampur dengan alat disposable, lalu test slide diputar dan
aglutinasi bakal nampak dalam 2 menit.

5. Uji Anti HCV

1) Tujuan
Uji atau pemeriksaan jenis lainnya adalah pemeriksaan Anti HCV di mana
metode yang digunakan lebih dengan imunokromatografi.
2) Prinsip
penggunaan rekombinan HCV protein yang dijadikan sebagai viral antigen.
Reagen yang diketahui adalah buffer HCV/HCV.
3) Cara Kerja:
 Ketika alat dan bahan yang diperlukan sudah siap, maka kemasan strip
kemudian bisa ditempatkan di suhu kamar atau ruangan sebelum
pembacaan.
 Pada tabung reaksi bisa disiapkan serumnya dan dilakukan pengambilan
kurang lebih setetes serum dan strip HCV bisa dimasukkan disusul dengan
buffer HCV sebanyak 2 tetes kurang lebihnya.
 Pada strip nantinya akan muncul garis merah.
 Untuk interpretasi hasil, ada bentukan satu garis di area kontrol yang
menunjukkan bahwa hasilnya adalah negatif. Sedangkan ketika terlihat
ada 2 garis terbentuk di area tes dan kontrol, maka inilah tanda bahwa
hasilnya positif. Yang tidak dianggap alias invalid adalah apabila tak ada
garis terbentuk di area tersebut.

6. Uji HbsAg

1) Metode
imunikromatografi
2) Prinsip
adanya reaksi dari serum yang sudah diteteskan ke bantalan sampel terhadap
partikel yang berlapisan anti HBs atau yang juga dikenal dengan sebutan antibodi.
3) Cara Kerja:
 Pastikan bahwa strip HbsAg sudah dikeluarkan dari kemasannya untuk
dicelupkan ke serum.
 Tunggulah sekitar 15 menit lamanya untuk mengamati apa yang terjadi
setelah itu.
 ketika ada 2 garis terbentuk di area control dan test maka itu tandanya
hasilnya positif. Ketika hanya ada 1 garis pada control, maka ini adalah
tanda bahwa hasilnya negatif. Dianggap hasilnya invalid apabila tak ada
garis merah yang tampak di control dan tes.

7. Uji Widal

1) Metode
semikuantitatif dengan metode tabung.
2) Prinsip
reaksi dari antibodi Salmonella paratyphi dan Salmonella typhi dan pada serum
sampel terhadap antigen yang ada di reagen widal. Aglutinasi adalah bentuk
reaksi yang bisa dilihat.
3) Cara Kerja:
 siapkan 8 tabung reaksi yang kemudian dapat disusun tepat di atas tabung
sebaris
 NaCl di isi dari tabung pertama dengan kadar sebanyak 0,9% ml hingga
tabung ke-8 berisi 1 ml
 Alat penetes atau pipet serum kemudian dimasukkan ke dalam tabung
pertama kemudian di homogenkan
 Setelah itu 1 ml isi tabung pertama bisa dilakukan pemindahan ke tabung
kedua lalu juga ke tabung-tabung selanjutnya hingga tabung ke-7.
 Isi tabung ke-7 lalu perlu dibuang sebelum ditambah dengan setetes
reagen widal positif di setiap tabung.
 Untuk tabung yang ke-8, perlu ada penambahan setetes control positif dan
kemudian diinkubasi pada suhu kamar dengan waktu 24 jam.
 Untuk interpretasi hasilnya, akan terjadi aglutinasi apabila memang
hasilnya adalah positif. Bila tak tampak aglutinasi, maka hasilnya bisa
dipastikan negatif.

8. Uji HCG

1) Tujuan
untuk mendeteksi kehamilan yang mengandalkan tes serologi. Metode pada
pengujian ini adalah kuantitatif
2) Prinsip
reaksi hambatan aglutinasi antara HCG pada urine selama hamil memakai lateks
di mana dikatakan dengan HCG secara kimiawi dan diaglutinasi oleh antibodi
HCG. Penggumpalan tidak akan terjadi ketika HCG bebas pada urine dan
penetralan antibodi.
3) Cara Kerja:
 Siapkan 6 tabung
 Tabung yang pertama bisa dimasukkan atau diisi dengan 100 mikro urine
ditambah dengan larutan NaCl 100 µl.
 Sementara itu, untuk tabung ke-2 hingga ke-4 bisa diisi dengan 100 µl
NaCl.
 Pindahkan tabung pertama yang urine dan larutan NaCl-nya sudah
tercampur ke dalam tabung ke-2.
 Langkah tersebut bisa kemudian dilaksanakan pada tabung ke-3, 4, dan 5.

9. Uji Anti HAV

1) Metode
semi autometik dan autometik atau manual
2) Prinsip
pendeteksian antibodi virus hepatitis A dengan enzim immunoassay yang
berdasar pada prinsip pengikatan antibodi.
3) Cara Kerja:
 Untuk cara yang manual, biasanya akan disiapkan tabung reaksi sejumlah
4 buah di mana masing-masing reagennya adalah negatif control (NC),
sampel (S), positif control (PC), dan blanko (RB).
 Untuk setiap tabung, terutama S, PC, dan NC, sampel sebanyak 50 µl akan
diisikan ke dalamnya.
 Setelah itu, masih ada proses penambahan konyugat anti HAV dengan
kadar 25 µl pada ketiga tabung tersebut. Ketiga tabung pun ditambahkan
lagi dengan pengencer 250 µl.
 Tabung kemudian ditutup dan pemakaian seld adhesive foil adalah yang
dipergunakan sebagai penutup.
 inkubasi dengan durasi 15 menit dan pada suhu kamar.
 Pengocokan dilakukan permanen, lalu dilanjutkan dengan pencucian
menggunakan aquadest.
 ditambahkan dengan 250 µl konyugat anti HAV pada 3 tabung tersebut,
tutup lagi dan inkubasi lagi selama ½ jam dengan suhu yang sama dan
dicuci kembali.
 Larutan kerja TBM perlu ditambahkan ke 4 tabung dengan takaran
sebanyak 250 µl. Penambahan asam sulfat 1 µl 5% juga diperlukan ke
masing-masing tabung, kemudian fotometer bisa dibaca dengan ? 450
mm.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

1. Definisi Imunoserologi

Imunoserologi merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang berfokus pada proses


identifikasi akan antibodi, yakni protein yang pembuatannya adalah dari sel darah putih yang
bereaksi terhadap antigen.

2. Tujuan Pemeriksaan Imunoserologi

Imunoserologi bertujuan untuk meningkatkan kualitas hasil pada pemeriksaan-


pemeriksaan laboratorium di bidang imunoserologi untuk membuat interpretasi klinik yang
sesuai berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium tersebut.

.3. Prinsip Dasar Imunoserologi

Prinsip utama uji imunserologi adalah mereaksikan antibodi dengan antigen yang sesuai.
Antibodi adalah suatu zat kekebalan yang dilepaskan oleh sel darah putih untuk mengenali serta
menetralisir antigen.

4. Berikut faktor yang mempengaruhi sistem imun tubuh.

a) Lingkungan
b) Siklus Tidur
c) Kebersihan
d) Nutrisi Makanan
g. Usia
h. Stres

5. Pemeriksaan Yang Berhubungan Dengan Imunoserologi

1. Uji ASTO/ASO
2. Uji CRP
3. Uji RF
4. Uji Anti HCV
5. Uji HbsAg
6. Uji Widal
7. Uji HCG
8. Uji Anti HAV

2. Saran

Dalam makalah konsep teoritis dari imuno serologi yang kelompok susun masih jauh dari kata
lengkap sehingga memerlukan saran dan kritikan dari pihak pembaca agar bisa saling
melengkapi
DAFTAR PUSTAKA

1. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2018/09/Imunoserologi_SC.pdf
2. https://labkesda.soppengkab.go.id/imunoserologi/
3. https://www.researchgate.net/publication/325281195_Panduan_Analisis_Laboratorium_I
munoserologi_untuk_D3_Teknologi_Laboratorium_Medis
4. https://www.labthamrin.co.id/home/ie?id=010/hes/191018
5. http://www.poltekkes-denpasar.ac.id/analiskesehatan/fasilitas/laboratorium/laboratorium-
imunserologi/#:~:text=Prinsip%20utama%20uji%20imunserologi%20adalah,untuk%20m
engenali%20serta%20menetralisir%20antigen.

Anda mungkin juga menyukai