Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KIMIA ANALISIS I

PENGANTAR KIMIA ANALISIS

DISUSUN OLEH :

NAMA : AINUN APRILIA


NIM : O1A122092
KELAS :F
DOSEN PENGAMPU : NURULL HIKMAH, S.Farm., M.Farm. Sci

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022

KIMIA ANALISIS
 Tinjauan Umum
Kimia analisis pada bidang farmasi melibatkan penggunaan sejumlah dan teknik dari
metode untuk memperoleh aspek kualitatif dan kuantitatif, serta informasi sturktur dari
suatu senyawa obat pada khususnya dan bahan kimia pada umumnya.
Hal ini biasanya ditujukan untuk menetapkan banyaknya analit, tiap komponen, atau
komponen-komponen khusus yang ada di dalam sampel yang dianalisis.
Kualitatif yang dimaksud adalah ada atau tidaknya analit dalam sampel. Sedangkan,
kuantitatif yang dimaksud adalah berapa kadar bahan tertentu dalam sampel.

 Perbedaan : Teknik, Metode, dan Prosedur Analisis

 Kalibrasi proses [OBJEK ANALISIS…]


 Penyiapan wadah dan alat sampling
 Sampling
 Penyiapan sampel pertama
 Penyiapan sampel kedua (penyaringan/pengasaman) [PROSEDUR ANALISIS]
 Penyiapan sampel lebih lanjut (digesti/pengkayaan) [METODE ANALISIS]
 Pengukuran [TEKNIK ANALISIS]
 Evaluasi [TEKNIK ANALISIS]
Pada objek analisis kalibrasi proses biasanya dilakukan oleh ahlinya yang memastikan
alat-alat agar bisa siap dipakai sehingga hasil akhir yang didapatkan baik dan pasti. Untuk
metode analisis biasanya mengambil tindakan isolasi atau ekstraksi. Pemilihan metode
merupakan salah satu hal yang penting karena metode yang akan dipilih itu merupakan
pencerminan dari beberapa faktor, baik itu dari segi tujuan analisa, macamnya bahan/zat
yang akan dianalisa, jumlah bahan yang dianalisa, ketepatan dan ketelitian yang
diinginkan, lamanya waktu yang diperlukan untuk analisis dan peralatan yang tersedia.
Akhirnya, bagian teknik analisis dapat dilihat apakah analitnya ada atau tidak.

 Penggolongan Teknik Analisa

1. Menurut tujuannya
 Kimia analisis kualitatif
Tujuan : Identifikasi elemen, spesies, senyawa yang ada dalam sampel
 Kimia analisis kuantitatif
Tujuan : Menentukan jumah/kadar absolut atau relative dari suatu
elemen/spesies dalam sampel
 Kimia analisis struktur
Tujuan : Penentuan letak dan ruang atom dalam suatu molekul

2. Menurut senyawa yang dianalisis


 Analisis senyawa anorganik
 Analisis senyawa organik

3. Menurut cara yang digunakan


 Analisis konvensional
Cara : Sistem non instrumental seperti reaksi kimia biasa, titrasi, dan
sebagainya.
 Analisis modern
Cara : Sistem instrumental seperti spektrofotometer, kromatografi, dan
sebagainya.
4. Menurut jumlah yang dianalisis
 Makro (>100 mg)
 Semimikro (10 – 100 mg)
 Mikro (0,001 g)
 Ultramikro (0,001 mg)
 Submikrogrm (0,01 µg)

 Berbagai Teknik Analisis dan Sifat yang Diukur


Teknik Analisis Sifat yang Diukur Penggunaan
Gravimetri Berat senyawa yang telah diketahui Analisa kuantitatif
stoikiometrinya komponen mayor dan minor
Titrimetri Volume larutan baku yang bereaksi Analisis kuantitatif
dengan analit komponen mayor dan minor
Spektrofotometr Panjang gelombang dan insensitas Analisis kuantitatif
i Atom radiasi elektromagnetik yang komponen minor sampai
diemisikan atau diserap analit sekelumit; informasi
struktur kimia
Spektrometri Berat analit atau fragmen-fragmennya Analisis kualitatif dan
Massa kuantitatif dari level mayor
sampai sekelumit
Kromatografi Berbagai sifat fisika kimia analit yang Analisis kualitatif dan
dan terpisah kuantitatif dari level mayor
Elektroforesis sampai sekelumit
Analisis Termal Perubahan fisika kimia dalam suatu Karakterisasi komponen
analit Ketika dipanaskan atau mayor atau minor dalam
didinginkan bentuk tunggal atau
campuran
Elektrokimia Sifat-sifat elektris analit dalam larutan Analisis kualitatif dan
kuantitatif dari level mayor
sampai sekelumit

 Sampel dan Analit dalam Analisis


Sampel terbagi menjadi 4 :

 Cairan
Mengalir dalam sistem pipa sampel diambil dari titik yang berlainan;
menggunakan grab samplers
 Gas
Udara dialirkan lewat sederetan penyaring halus untuk memisahkan materi
butiran
 Produk makanan/ food product
Pengambilan sampel secara representative
 Human specimen
Darah/ plasma darah, urine, rambut, human milk
Analit terbagi menjadi 3 :
1. Analit mayor (> 1% sampel)
2. Analit minor (0,01 – 1% sampel)
3. Trace (< 0,01% sampel)

 Pengukuran

 Significant figure
 Digit-digit yang diperoleh sebagai hasil pengukuran
 Menunjukkan ketidakpastian pengukuran
 Alat ukur
 Neraca
 Pipet
 Buret

1) Neraca
Neraca digunakan untuk mengukur massa sejumlah kuantitas zat. Neraca terbagi
menjadi neraca konvensional dan neraca elektrik.

 Neraca Konvensional
 Analitikal/ makro (kapasitas 100 – 200 g, sensitifitas 0,1 mg)
 Semimikro (sensitifitas 0,01 mg)
 Mikro (sensitifitas 1 µg)
 Elektrik
 Analitikal/ makro (kapasitas 160 g, sensitifitas 0,1 mg)
 Semimikro (kapasitas 30 g, sensitifitas 0,01 mg)
 Ultramikro (sensitifitas 1 µg)

2) Penimbangan
Penimbangan adalah proses pengukuran massa sejumlah kuantitas zat.
Penimbangan terbagi menjadi timbangan kurang lebih dan timbangan seksama.

 Rough weighing/ timbangan kurang lebih


 Penimbangan kira-kira
 Batas toleransi 10% (90 – 110%)
 Accurate weighing/ timbangan seksama
 Penimbangan tepat
 Batas toleransi 0,1% (99 – 101,1%)

3) Pengukur volume

 Pipet
 Pipet volume
 Pipet ukur
 Mikro pipet
 Syringe pipet
 Buret
 Makro buret (kapasitas 10, 25, 50, 100 ml; increments 0,1 ml)
 Mikro buret (kapasitas 2 ml; increments 0,01 ml)
 Ultra mikro buret (kapasitas 0,1 ml; increments 0,001 ml)

 Satuan Konsentrasi

 Molar (M)
mol
 Molar =
volume (liter)

 Normal (N)

gram
 Normal =
(bobot equivalen× liter)

 Normal = molar ×mr

 Formal
 Seperti molar tetapi digunakan untuk garam ionik yang tidak ada dalam
bentuk molekul

 Molal (m)
mol
 Molal =
1000 gram solvent
 % kadar (b/b, v/v, b/v)
analit
 % kadar = ×100 %
sampel

 ppt = % × 10
 ppm = % × 104
 ppb = % × 107

i. % (b/b)
Satuan konsentrasi yang membandingkan zat terlarut dengan larutan
berdasarkan bobotnya disebut Persen bobot/bobot atau % (b/b) atau
Persen Massa (%W)

gram zat terlarut


( % W )= × 100 %
gramlarutan

ii. % (v/v)
Satuan konsentrasi yang membandingkan zat terlarut (berupa zat cair)
dengan larutan berdasarkan volumenya disebut Persen
volume/volume atau % (v/v) atau Persen Volume (%V)

liter zat terlarut


( % V )= ×100 %
liter larutan

iii. % (b/v)
Persen bobot/volume atau % (b/v) merupakan satuan konsentrasi
apabila zat terlarut dalam satuan bobot dilarutkan membentuk larutan
yang diukur sebagai volumenya.

Satuan % (b/v) banyak digunakan di bidang kedokteran, sedangkan


satuan % (b/b) sering digunakan untuk menyatakan konsentrasi bahan
kimia dalam bidang industri.

gram zat terlarut


( % b/v ) = ×100 %
liter larutan

Bila suatu larutan dinyatakan dalam % tanpa keterangan, maka yang


dimaksud adalah % (b/b)

Anda mungkin juga menyukai