BAB I
CARA PERAWATAN SISTEM
BAHAN BAKAR MESIN DIESEL
KONVENSIONAL
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui tanya jawab dan tugas, peserta didik dapat menerapkan cara
perawatan sistem bahan bakar diesel pompa injeksi in-line dengan benar.
2. Melalui tanya jawab dan tugas, peserta didik dapat menerapkan cara
perawatan sistem bahan bakar diesel pompa injeksi distributor dengan
benar.
1|Diesel Konvensional
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
URAIAN MATERI
Mesin diesel ditemukan pada tahun 1897 oleh Rudolf Diesel. Mesin diesel saat
ini banyak digunakan pada kendaraan seperti mobil penumpang, bus, truk, kapal
laut dan penggunaan yang lain. Hingga saat ini mesin diesel terus mengalami
perkembangan pesat terkait teknologi yang mengarah ke efisiensi bahan bakar,
performa mesin, serta emisi yang mampu memenuhi standar EURO yang
semakin meningkat di setiap negara.
Efisiensi pembakaran yang tinggi, hemat konsumsi bahan bakar, umur mesin
yang tahan lama, serta momen putar mesin yang besar merupakan keunggulan
mesin diesel yang akhirnya tetap dijadikan dasar pengembangan teknologi
berkelanjutan oleh produsen otomotif global.
Teknologi terbaru mampu membuat mesin diesel modern menjadi lebih ramah
lingkungan, lebih irit konsumsi bahan bakar, tenaga mesin lebih besar namun
memiliki getaran yang halus dan tidak berisik sehingga tetap menjadi alternatif
pilihan konsumen hingga saat ini, selain mesin bensin atau mobil listrik.
2|Diesel Konvensional
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
3|Diesel Konvensional
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Rasio kompresi mesin diesel berkisar 25:1 (mesin bensin berkisar 9-12:1) dan
tekanan kompresi yang dihasilkan berkisar 30-45 bar (mesin bensin berkisar 12
bar). Oleh karena itu, konstruksi dan komponen mesin diesel dibuat lebih kuat
dibanding mesin bensin, serta memerlukan motor starter dan batere yang
berkapasitas besar pula untuk menghasilkan gaya yang lebih besar untuk
memutar poros engkol mesin.
4|Diesel Konvensional
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Untuk saat ini, perkembangan mesin diesel modern telah berhasil meminimalisir
kelemahan-kelemahan yang dimiliki diesel konvensional.
5|Diesel Konvensional
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Aliran bahan bakar pada sistem bahan bakar diesel pompa injeksi in-line adalah
sebagai berikut:
Bahan bakar dari fuel tank dihisap injection pump melewati pipa bahan bakar
(fuel tube/lines), kemudian bahan bakar dipompa menuju nozzle melewati pipa
injeksi (injection tube). Tekanan bahan bakar yang berlebihan di fuel filter akan
dikembalikan ke fuel tank melewati overflow valve, dan tekanan bahan bakar
berlebih di nozzle dikembalikan ke fuel tank melewati fuel spill tube.
6|Diesel Konvensional
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Aliran bahan bakar pada sistem bahan bakar diesel pompa injeksi distributor
adalah sebagai berikut:
Bahan bakar dari fuel tank dihisap injection pump melewati fuel filter dan water
sedimenter terlebih dahulu. Bahan bakar kemudian dipompa menuju nozzle
melewati fuel cut solenoid valve. Tekanan bahan bakar yang berlebihan di
injection pump akan dikembalikan ke fuel tank melewati overflow valve, dan
tekanan bahan bakar berlebih di nozzle dikembalikan ke fuel tank melewati fuel
spill tube.
7|Diesel Konvensional
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
b) Feed pump
Feed pump/pompa pengalir berfungsi untuk menghisap dan memompa
solar. Feed pump menghisap solar dari fuel tank dan memompanya menuju
injection pump melewati fuel filter.
Feed pump pada injection pump tipe in-line merupakan unit terpisah yang
dipasang pada injection pump, sedangkan feed pump pada injection pump
tipe distributor terintegrasi (menjadi satu) di dalam unit injection pump itu
sendiri.
8|Diesel Konvensional
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Feed pump pada injection pump tipe inline bekerja dengan cara merubah
gerak putar camshaft (digerakkan mesin) menjadi gerak naik turun piston.
Bahan bakar dari fuel tank terhisap masuk saat piston turun dan terdorong
keluar menuju injection pump saat piston naik. Inlet valve membuka dan
outlet valve menutup saat piston turun, sedangkan inlet valve menutup dan
outlet valve membuka saat bahan bakar ditekan keluar.
Feed pump pada injection pump tipe distributor menggunakan jenis vane
(vane type). Drive shaft diputar mesin dan memutar rotor di dalam ruang
eksentrik. Saat rotor berputar maka vane akan bergerak keluar (gaya
sentrifugal) menghisap bahan bakar dari fuel tank menuju pump
housing/injection pump.
9|Diesel Konvensional
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
10 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
d) Injection pump
Injection pump/pompa injeksi adalah komponen utama sistem bahan bakar
diesel. Injection pump digerakkan oleh mesin menggunakan dua model,
yaitu: 1) gear driven type (penggerak roda gigi) dan 2) belt driven type
(penggerak sabuk). Komponen-komponen injection pump dibuat secara
presisi dan saling berhubungan. Jika komponen-komponen tersebut
dikelompokkan, injection pump memiliki 4 bagian utama yang memiliki
fungsi yang berbeda, yaitu:
(1) Feed pump, berfungsi menghisap bahan bakar dari fuel tank
(2) Plunger, berfungsi memompa/membangkitkan tekanan tinggi bahan
bakar menuju injection nozzle
(3) Governor, berfungsi mengatur volume injeksi
(4) Timer, berfungsi mengatur timing injeksi
Jadi dapat disimpulkan, fungsi injection pump adalah: menghisap dan
memompa bahan bakar, serta mengatur volume dan timing penginjeksian.
Ada 2 tipe injection pump yang masih digunakan sampai saat ini, yaitu:
1) tipe in-line dan 2) tipe distributor/VE.
11 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Gambar 1.7: Konfigurasi sistem bahan bakar tipe injection pump in-line
Gambar 1.8: Elemen pompa dan control rack pada injection pump in-line
12 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Aliran kerja sistem bahan bakar diesel injection pump in-line adalah sebagai
berikut:
(a) Plunger bergerak turun dan feed hole terbuka, bahan bakar masuk
(terdorong feed pump) menuju pump cylinder/ruang di atas plunger.
(b) Plunger bergerak naik, bahan bakar di dalam pump cylinder akan mulai
tertekan ketika plunger telah menutup penuh feed hole.
(c) Ketika plunger terus bergerak naik, bahan bakar yang ada di dalam
pump cylinder tertekan, membuka delivery valve dan mengalir menuju
injection nozzle, kemudian akan diinjeksikan menuju combustion
chamber/ruang bakar mesin. Pada fase inilah volume injeksi ditentukan
dengan cara mengatur langkah efektif plunger.
(d) Sebuah alur/lubang miring atau disebut control groove terdapat pada
plunger. Lubang/alur ini terbentuk pada plunger dimulai dari kepala
plunger sampai sisi samping plunger. Penginjeksian akan berakhir
apabila control groove di sisi samping plunger mulai bertemu dengan
feed hole.
(e) Pada saat control groove di samping plunger bertemu feed hole, bahan
bakar diatas plunger akan kembali menuju fuel chamber melewati
control groove dan feed hole. Tekanan di dalam plunger barrel akan
turun dengan cepat dan penginjeksian berakhir.
13 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
(f) Delivery valve berfungsi menjaga tekanan residual pada saluran injection
nozzle. Tujuannya adalah 1) bahan bakar bertekanan selalu mengisi
injection nozzle agar mesin mudah hidup, dan 2) mencegah bahan bakar
menetes setelah penginjeksian. Saat langkah kompresi plunger, delivery
valve terdorong melawan pegas dan membuka saluran menuju nozzle.
14 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
15 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Aliran kerja sistem bahan bakar diesel injection pump tipe distributor adalah
sebagai berikut:
(a) Feed pump didalam injection pump menghisap bahan bakar dari fuel tank
melewati fuel filter/water sedimenter dan mengirimnya ke pump
housing.
(b) Feed pump dilengkapi regulating valve pada sisi tekan. Regulating valve
digunakan untuk membatasi tekanan bahan bakar yang masuk ke pump
housing sesuai spesifikasi. Tekanan bahan bakar yang berlebihan akan
disalurkan kembali ke sisi hisap feed pump.
Pada sisi hisap feed pump, bahan bakar juga dialirkan menuju timer.
Tekanan bahan bakar yang menuju timer akan digunakan untuk
menggerakkan timer memajukan timing injeksi berdasarkan putaran
mesin. Semakin tinggi putaran mesin, maka feed pump semakin kuat
17 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Gambar 1.15: Feed pump dan regulating valve injection pump distributor
(c) Bahan bakar mengalir dari pump housing ke saluran suction port menuju
ruang pompa bertekanan tinggi (high-pressure chamber) di atas plunger.
Suction port dibuka dan ditutup oleh fuel cut off solenoid valve.
Saat kunci kontak ON, arus listrik dari batere mengalir menuju fuel cut-
off solenoid valve, solenoid valve akan aktif dan membuka suction port
sehingga bahan bakar dapat masuk ke ruang plunger. Saat kunci kontak
OFF maka solenoid valve akan mati dan menutup suction port sehingga
suplai bahan bakar ke ruang plunger akan terhenti, hal ini bertujuan untuk
mencegah dieseling (mesin masih hidup saat kunci kontak di-OFF kan).
Atas dasar ini pula maka mesin diesel dengan injection pump distributor
memerlukan batere dan sistem pengisian yang baik.
(d) Setelah bahan bakar masuk ke ruang plunger, plunger akan menekan
bahan bakar bertekanan tinggi menuju nozzle sesuai urutan
penginjeksian silinder (injection order). Gerakan tekan plunger ini
disebabkan dorongan dari face cam saat bertemu dengan roller, artinya
jumlah face cam sama dengan jumlah nozzle. Berbeda dengan gerakan
plunger pada injection pump in-line yang hanya naik-turun, gerakan
plunger injection pump distributor adalah maju-mundur dan berputar.
19 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
(e) Delivery valve berfungsi menjaga tekanan residual pada saluran injection
nozzle. Tujuannya adalah 1) bahan bakar bertekanan selalu mengisi
injection nozzle agar mesin mudah hidup, dan 2) mencegah bahan bakar
menetes setelah penginjeksian. Saat langkah kompresi plunger, delivery
valve terdorong dan membuka saluran menuju nozzle. Delivery valve
akan menutup karena dorongan pegas saat plunger melakukan langkah
hisap. Delivery valve pada injection pump distributor dan in-line tidak
memiliki perbedaan mendasar.
(f) Bahan bakar yang berlebihan di dalam pump housing kembali melewati
overflow valve dan overflow pipe menuju fuel tank. Injection pump
20 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Durasi penginjeksian nozzle terjadi selama spill port tertutup oleh spill
ring. Apabila spill port mulai melewati spill ring, maka lubang spill port
akan terbuka (sebelumnya ditutup spill ring) dan penginjeksian bahan
bakar berakhir, dikarenakan bahan bakar dari ruang plunger terbuang ke
pump housing melewati spill port.
21 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
22 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
23 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
e) Injection nozzle
Injection nozzle berfungsi mengabutkan dan menginjeksikan solar ke dalam
silinder. Injection nozzle terbuka saat bahan bakar ditekan plunger injection
pump. Karena bertekanan tinggi, solar menjadi bentuk kabut halus/partikel
kecil sehingga mudah untuk terbakar di dalam silinder. Tipe injection nozzle
dibedakan berdasarkan lubang nozzle yang digunakan.
24 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
f) Combustion chamber
Combustion chamber adalah ruang bakar tempat terbakarnya gas bahan
bakar untuk menghasilkan tekanan pembakaran sebagai tenaga mesin.
Dilihat dari konstruksinya, perbedaan mendasar dari ruang bakar tipe
tambahan/in-direct (auxiliary combustion chamber) dan injeksi langsung
(direct injection) adalah ruang bakar tipe in-direct dibentuk di cylinder
head, sedangkan ruang bakar tipe direct dibentuk di kepala piston.
Mesin diesel saat ini umum menggunakan tipe direct injection karena
memiliki kelebihan: mesin mudah dihidupkan, lebih bertenaga, dan irit,
dikarenakan bahan bakar langsung diinjeksikan ke ruang bakar utama.
25 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
26 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
27 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
28 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Ketika glow plug dialiri arus listrik, glow plug akan memanaskan combustion
chamber sehingga temperatur udara yang terkompresi cukup untuk terbakar.
Banyak perbedaan pengoperasian glow plug system, akan tetapi secara umum
memiliki fungsi sebagai berikut:
Pre-Glow
Pada periode ini glow plug bekerja sebelum engine di-start. Glow plug akan
mencapai temperatur kerjanya sebelum engine di-start.
Glow Warning Lamp
Warning lamp (lampu peringatan) menyala mengindikasikan saat pre-glow
beroperasi dan warning lamp mati ketika pre-glow telah selesai dan
mengindikasikan glow plug pada temperatur kerja.
Cranking Glow
Glow plug kembali bekerja selama engine di-start untuk meningkatkan
kemampuan start.
After-Glow
Glow plug bekerja setelah engine hidup untuk mengurangi emisi asap putih
dan kebisingan serta meningkatkan stabilitas putaran idle.
Hold-Glow
Jika engine tidak bisa di-start, glow plug akan menyala dalam beberapa detik
selama di-start tanpa menunggu warning lamp mati terlebih dahulu.
Secara umum, dalam pengoperasiannya, semua fungsi diatas tergantung pada
temperatur cairan pendingin mesin (engine coolant temperature). Temperatur
cairan pendingin akan merubah lama waktu sistem glow plug beroperasi atau
mematikannya sementara.
29 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Beberapa model mesin diesel tipe direct injection juga ada yang
menggunakan glow plug atau intake heater untuk meningkatkan
kemampuan start saat kondisi mesin dingin. Glow plug dipasang langsung
ke combustion chamber, sedangkan intake heater dipasang pada intake
manifold untuk memanaskan udara masuk.
9) Turbocharger
Pada mesin pembakaran dalam (internal combustion engine), tenaga mesin
tergantung banyaknya udara yang masuk ke dalam ruang bakar. Ada beberapa
cara yang umum digunakan untuk menambah tenaga mesin, yaitu:
memperbesar volume silinder, menaikkan putaran maksimum mesin, dan
memasang turbocharger/supercharger. Mesin diesel identik dengan
turbocharger, perangkat ini dipasang pada mesin untuk meningkatkan
efisiensi pengisian udara masuk ke silinder.
30 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
31 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
32 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
compressor wheel dipasang pada saluran hisap mesin. Saat mesin hidup,
maka tekanan gas buang menggerakkan turbine wheel. Karena satu
poros, bila turbine wheel berputar, maka compressor wheel juga ikut
berputar dan mendorong/memampatkan udara masuk ke dalam silinder.
Turbocharge dilengkapi waste gate valve untuk mengontrol tekanan
udara masuk (boost pressure) agar tidak terlalu tinggi (overboost).
Beberapa tipe mesin diesel juga menggunakan intercooler untuk
menurunkan temperatur udara masuk (temperatur naik karena udara
dimampatkan) agar kepadatan udaranya terjaga sehingga efisiensi
penghisapan udara meningkat.
c) Konstruksi
Turbine wheel harus tahan panas dan tahan lama, karena berhubungan
langsung dengan gas buang yang membuatnya menjadi sangat panas,
sehingga turbine wheel ini dibuat dari paduan bahan yang memiliki daya
tahan panas tinggi (ultra heat resistant alloy).
33 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
34 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
35 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
36 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
e) Intercooler
Udara masuk dimampatkan turbocharger sebelum masuk ke dalam silinder,
sehingga temperatur udara naik dan kerapatan udara akan berkurang.
Intercooler dipasang pada saluran udara masuk untuk mendinginkan udara
yang dimampatkan turbocharger agar kerapatan udara meningkat, efisiensi
pengisian silinder naik, yang berarti menaikkan tenaga mesin. Ada 2 tipe
intercooler yaitu: intercooler dengan pendingin udara dan dengan pendingin
air.
37 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
38 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Pada gambar diatas dapat dilihat, saat putaran mesin rendah dan tekanan
gas buang masih rendah, nozzle vane mempersempit aliran gas buang
sehingga kecepatan gas buang bertambah dan dapat memperkuat tekanan
gas buang untuk memutar turbine wheel. Pada saat putaran mesin tinggi
dan tekanan gas buang sudah meningkat, nozzle vane akan membuka
penuh aliran gas buang.
39 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Dari data diatas dapat dilihat bahwa produk Pertamina Dex adalah jenis bahan
bakar diesel yang memiliki kualitas yang paling baik, dilihat dari octane
number paling tinggi dan kandungan sulfur paling rendah.
40 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Interval Pemeriksaan
Komponen
Jarak Tempuh Waktu
Fuel pipe 10.000 Km 1 Tahun
41 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Gambar 1.37: Fuel filter diesel yang dapat diganti elemen filter
Interval Penggantian
Komponen
Jarak Tempuh Waktu
Fuel filter diesel 20.000 Km 2 Tahun
Catatan:
Fuel filter perlu diganti lebih cepat 1/2 dari interval penggantian normal apabila
menggunakan bahan bakar berkualitas rendah.
Sistem bahan bakar diesel juga dilengkapi water sedimenter yang berfungsi
memisahkan air dari bahan bakar diesel. Water sedimenter ada yang dibuat
unit terpisah dirangkai seri dengan fuel filter, dan ada juga yang tergabung
satu unit (built-in) dengan fuel filter. Jika endapan air dalam water sedimenter
penuh, maka lampu indicator pada meter kombinasi akan berkedip dan
menyala, yang menandakan perlu dilakukan pengurasan air atau terjadi fungsi
abnormal pada sistem bahan bakar.
42 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Sumber: https://goo.gl/T7N6Pu
Di dalam fuel tank, sejumlah bahan bakar berubah menjadi uap yang
mengandung sebagian besar zat HC (Hydrocarbon) yang beracun.
Perlu dilakukan pemeriksaan berkala pada fuel filler cap dikarenakan:
Bila seal ring rusak, gas beracun menguap ke udara
Bila vacuum valve rusak, udara tidak dapat dihisap ke dalam tangka untuk
mengganti bahan bakar yang digunakan sehingga kevakuman akan timbul
dan menyebabkan kerusakan fuel tank.
Interval Pemeriksaan
Komponen
Jarak Tempuh Waktu
Fuel filler cap 40.000 Km 2 Tahun
Sumber: https://goo.gl/JVDqZS
Kendaraan
Tenaga mesin
Hambatan tidak bisa
Elemen air turun dan
aliran udara mencapai
filter tersumbat bahan bakar
meningkat kecepatan
boros
tinggi
44 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
6) Perawatan Batere
Mesin diesel dengan injection pump yang dilengkapi fuel cut-off solenoid
memerlukan tegangan batere yang cukup agar solenoid dapat membuka
saluran bahan bakar menuju plunger.
Jika sistem pengisian batere tidak bekerja maka solenoid akan tetap menutup
saluran bahan bakar dan mesin tidak bisa hidup.
Fuel cut-off
Sistem
solenoid tidak
pengisian / Tegangan Mesin tidak
membuka
batere batere jatuh bisa hidup
saluran bahan
abnormal
bakar
45 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Interval Pemeriksaan
Komponen
Jarak Tempuh Waktu
Batere 10.000 Km 1 Tahun
Batere memiliki terminal positif dan negatif. Terminal positif memiliki pole
terminal lebih besar dibandingkan pole negatif. Hindari hubungan langsung
antara kedua terminal karena dapat menyebabkan batere meledak. Hubungan
yang terbalik antar terminal batere juga akan menyebabkan hubungan singkat
pada perangkat kelistrikan kendaraan. Untuk melepas batere, lepas kabel
negatif terlebih dahulu, sedangkan untuk memasang batere, pasang kabel
positif terlebih dahulu.
Sumber: https://goo.gl/DN1K7d
46 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Sumber: https://goo.gl/QXeQ1N
Interval Pemeriksaan/Penyetelan
Komponen
Jarak Tempuh Waktu
Pemeriksaan idle speed
10.000 Km 1 Tahun
dan injection timing
47 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Interval Pemeriksaan/Penyetelan
Komponen
Jarak Tempuh Waktu
Pemeriksaan injection nozzle 40.000 Km 2 Tahun
48 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Gambar 1.43: Perbedaan tekanan kompresi mesin bensin dan mesin diesel
49 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
50 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
LATIHAN/TUGAS
No B/S Pernyataan
51 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
No B/S Pernyataan
Karakteristik mesin diesel tipe direct injection adalah menghasilkan
13 ( ) output tenaga yang lebih besar, namun kemampuan start dingin lebih
buruk daripada tipe in-direct injection.
Menjelaskan komponen-komponen sistem bahan bakar diesel
Indikator 2
konvensional
Fungsi dari fuel cut solenoid valve pada injection pump tipe
14 ( ) distributor adalah menghentikan bahan bakar pada saat kondisi
pengemudian di-deselerasi.
15 ( ) Dalam injection pump tipe distributor, jumlah injeksi bahan bakar
dikontrol oleh posisi control sleeve.
Urutan aliran BB mesin diesel sebagai berikut : fuel tank > water
16 ( ) sedimenter > injection pump > water sedimenter > delivery valve >
injector nozzle.
17 ( ) Feed pump berfungsi memompa BB menuju injector nozzle.
18 ( ) Regulating valve berfungsi mengontrol tekanan BB sebelum feed
pump.
Fuel cut-off solenoid pada injection pump tipe VE berfungsi
19 ( ) membuka dan menutup saluran BB dari pressure chamber plunger
menuju injector nozzle.
20 ( ) Fungsi plunger adalah menghisap BB dari fuel tank dan
memompanya menuju governor.
21 ( ) Konstruksi plunger tipe VE hanya memiliki 1 port saja, yaitu control
groove.
Kerja plunger tipe VE adalah berputar 360° dan maju mundur.
22 ( ) Plunger berputar karena digerakkan oleh governor, sedangkan maju
mundurnya plunger digerakkan oleh timer.
23 ( ) Delivery valve berfungsi menjaga tekanan residual pada feed pump.
Injector nozzle berfungsi mengabutkan/menginjeksikan BB.
24 ( ) Perbedaan mendasar injector nozzle pada mesin diesel konvensional
dan tipe common rail adalah bentuk ujung nozzlenya.
25 ( ) Governor digerakkan oleh automatic timer. Fungsi governor adalah
mengatur waktu penginjeksian berdasarkan putaran mesin saja.
Automatic timer berfungsi mengatur/merubah waktu penginjeksian.
26 ( ) Prinsip kerja dari automatic timer tipe VE adalah
menggeser/menggerakkan cam plate plunger.
Injection pump tipe in-line hanya menggunakan sebuah plunger saja
27 ( ) untuk melayani semua injector nozzle. Kerja dari plunger ini hanya
berputar beberapa derajat saja.
Boost compensator digunakan pada mesin diesel dengan
28 ( ) turbocharger. Unit ini dihubungkan ke load sensing timer untuk
mengatur volume BB sesuai tekanan udara di intake manifold.
52 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
No B/S Pernyataan
29 ( ) Pada automatic timer unit, gerakan timer piston yang merubah waktu
penginjeksian. Timer piston ini digerakkan oleh gaya sentrifugal.
Pada injection pump tipe in-line, gerakan naik-turun plunger diatur
30 ( ) oleh camshaft injection pump, sedangkan gerakan memutar plunger
diatur oleh governor.
Volume BB yang diinjeksikan injector nozzle tergantung banyaknya
31 ( ) BB yang dimasukkan kedalam plunger saat langkah pemasukan
plunger.
Pada injection pump tipe VE, waktu penginjeksian tergantung kapan
32 ( ) tonjolan pada cam plate bersinggungan dengan roller, itu adalah
langkah pemasukan plunger.
Langkah efektif plunger tipe VE adalah jarak antara tepi spill port
33 ( ) dan tepi spill ring. Langkah efektif ini menentukan waktu
penginjeksian.
34 ( ) Pada injection pump tipe VE maupun in-line, penentu langkah efektif
plunger adalah governor.
35 ( ) Semakin panjang langkah efektif plunger berarti semakin pendek
durasi penginjeksian BB / semakin sedikit BB yang diinjeksikan.
Saat roller ring / dudukan roller digeser posisinya oleh timer piston,
36 ( ) maka titik pertemuan roller dan cam plate akan berubah. Akibatnya
adalah tekanan BB dari feed pump berubah.
Penginjeksian bertahap merupakan salah satu solusi mencegah
37 ( ) knocking. Dengan menggunakan injector 2 stage maka tekanan di
dalam silinder tidak meningkat secara spontan.
Pada injection pump tipe in-line, perubahan langkah efektif plunger
38 ( ) dikarenakan plunger diputar beberapa derajat oleh governor dengan
perantara control rack berdasarkan putaran dan beban mesin.
Indikator 3 Menjelaskan bahan bakar dan periode pembakaran mesin diesel
53 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
No B/S Pernyataan
Glow plug system mengontrol pengoperasian glow plug untuk
45 ( ) meningkatkan kemampuan start pada kondisi temperatur rendah dan
kemampuan idle pada temperatur kerja normal.
46 ( ) Pada kontrol glow plug, pre-glow adalah periode dimana glow plug
bekerja setelah engine di-start.
47 ( ) Glow plug system membantu start pada diesel engine lebih mudah
saat kondisi dingin.
48 ( ) Seluruh mesin diesel modern sudah tidak menggunakan glow plug
Indikator 5 Menjelaskan turbocharger
54 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
RANGKUMAN
1) Mesin diesel tidak menggunakan sistem pengapian, bahan bakar terbakar oleh
tingginya tekanan kompresi dan temperatur silinder mesin. Tenaga mesin
diatur melalui besarnya volume injeksi bahan bakar, jumlah udara masuk
tidak diatur. Waktu pembakaran optimal diatur dengan cara merubah timing
injeksi. Putaran maksimum mesin dibatasi agar umur mesin tahan lama.
2) Aliran sistem bahan bakar pada injection pump tipe in-line dan distributor/VE
secara umum tidak berbeda, perbedaan terletak pada distribusi bahan bakar di
dalam injection pump. 1) fuel tank menampung bahan bakar, 2) fuel
filter/water sedimenter menyaring kotoran dan air pada solar, 3) injection
pump menghisap, memompa, mengatur timing injeksi dan mengatur volume
injeksi bahan bakar, 4) nozzle menginjeksikan/mengabutkan solar.
3) Solar pada mesin diesel berfungsi sebagai bahan bakar dan pelumas. Semakin
tinggi nilai cetane dan semakin rendah kandungan sulfur maka kualitas bahan
bakar semakin baik dan menjaga umur mesin lebih tahan lama. Penginjeksian
bahan bakar sampai bahan bakar terbakar melewati 4 periode pembakaran,
antara lain: ignition delay, rapid combustion, controlled combustion, dan post
combustion. Periode pembakaran ini sangat dipengaruhi oleh kualitas bahan
bakar dan timing penginjeksian.
4) Glow plug digunakan untuk meningkatkan kemampuan start mesin saat
dingin dengan cara memanaskan ruang bakar silinder. Glow timer
memungkinkan kerja glow plug berubah-ubah sesuai temperatur mesin.
5) Turbocharger memompa udara masuk ke dalam silinder dengan penggerak
gas buang. Udara masuk didinginkan intercooler. Putaran turbin dikontrol
waste gate valve berdasarkan tekanan pemompaan di intake manifold.
Turbocharger modern menggunakan kontrol elektronik/vakum agar efektif
bekerja mulai putaran rendah.
6) Perawatan berkala sistem bahan bakar diesel dan komponen yang berkaitan
meliputi: pemilihan solar, pemeriksaan fuel line, fuel filter, fuel filler cap, air
filter, batere, timing mark dan idle speed, injection nozzle, tekanan kompresi
mesin, dan turbocharger.
55 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
BAB II
MELAKUKAN PERAWATAN
SISTEM BAHAN BAKAR MESIN
DIESEL KONVENSIONAL
TUJUAN PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Jagalah kebersihan tempat kerja dan peralatan kerja untuk melindungi diri dan
orang lain dari kecelakaan kerja, antara lain:
a. Jangan meninggalkan peralatan dan part di lantai.
b. Bersihkan tumpahan bahan bakar, oli atau gemuk dengan segera.
c. Jangan bekerja dengan posisi tubuh yang tidak nyaman/mengurangi efisiensi.
d. Berhati-hati saat menangani benda-benda berat.
e. Buang kain yang terendam bahan bakar dan oli di wadah logam yang tertutup.
f. Jangan menyalakan api/listrik di dekat batere dan bahan bakar.
g. Jangan berada di dekat kabel yang rusak/terlilit
h. Jangan menggunakan sarung tangan saat menggunakan peralatan yang
berputar, seperti bor dan gerinda.
57 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Konsep 5S/5R
Konsep 5S / 5R adalah poin kunci agar lingkungan tempat kerja mudah,
cepat dan aman diakses, sehingga meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja.
1) Seiri / Ringkas (pemindahan)
Seiri adalah proses identifikasi item-item tertentu yang dibutuhkan dan tidak
dibutuhkan untuk disimpan/dibuang agar ruang kerja lebih efektif.
2) Seiton / Rapi (pemilahan)
Seiton adalah proses penyimpanan tool dan part. Benda-benda yang sering,
kadang-kadang, dan jarang digunakan diletakkan di tempat yang berbeda.
3) Seiso / Resik (pembersihan)
Seiso adalah proses menjaga tempat kerja tetap bersih dan rapi sehingga
selalu siap digunakan setiap waktu.
4) Seiketsu / Rawat (perawatan)
Seiketsu adalah proses menjaga/pengaturan kondisi seiri, seiton, dan seiso
agar lingkungan kerja nyaman dan menyenangkan.
5) Shitsuke / Rajin (disiplin)
Shitsuke adalah proses personal sebagai tenaga kerja untuk memiliki
komitmen, perduli dan menghargai orang lain serta selalu berbuat baik.
58 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Pastikan tekanan kompresi mesin normal, karena pembakaran gas bahan bakar
pada mesin diesel tidak dilakukan oleh sistem pengapian seperti pada mesin
bensin, melainkan oleh tekanan kompresi dan temperatur tinggi silinder mesin.
59 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Langkah kerja:
Pada mesin SD Series Nissan (lihat gambar 2.3)
1) Panaskan mesin mencapai temperatur kerja.
2) Lepas komponen berikut:
Pipa injeksi pada sisi nozzle (injection tube)
Pipa balik dari nozzle menuju fuel tank (spill tube)
Saat melepas spill tube, tahan mur dan nozzle untuk mencegah
kerusakan (gb.1)
Nozzle assy (gb. 2)
Nozzle gasket
3) Pasang adaptor dan compression gauge di cylinder head/lubang nozzle,
pastikan bleeder pada gauge tertutup (gb.3).
Momen pengencangan adaptor : 76-78 N.m (7,7-80 Kg.m, 56-58 ft.lb)
4) Set injection pump pada kondisi tanpa penginjeksian.
Tipe in-line
(1) Model dilengkapi injection pump controller
Lepas konektor kabel antara injection pump control unit (DPC) dan
injection pump controller (gb. 4).
Pastikan lengan kontrol injection pump pada posisi stop.
(2) Untuk model yang tidak dilengkapi injection pump controller, set lengan
kontrol injection pump pada posisi injeksi nol/zero injection (gb. 5).
Tipe distributor/VE
Lepas konektor kabel fuel cut off solenoid (gb. 6).
5) Tekan penuh pedal akselerasi, dan baca indikator compression gauge.
Sesuaikan hasil pembacaan dengan service manual book.
6) Lepas adaptor dan compression gauge dan tekan bleeder. Pastikan bleeder
selalu tertutup setiap akan memeriksa kompresi di tiap silinder.
60 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Jika tekanan kompresi di beberapa silinder mesin rendah, masukkan oli mesin
secukupnya ke dalam silinder melewati lubang nozzle dan lakukan tes ulang
kompresi.
Jika tekanan kompresi naik, terjadi keausan/kerusakan pada piston ring.
Jika tekanan kompresi tidak berubah, terjadi kerusakan pada valve seat.
Jika tekanan kompresi tidak berubah, dan terjadi pada dua/lebih silinder
yang berdekatan, kebocoran terjadi pada permukaan gasket silinder. Oli
mesin dan cairan pendingin mesin bisa masuk ke ruang bakar.
7) Pasang kembali part berikut:
Nozzle gasket
Perhatian:
Selalu gunakan gasket injection nozzle yang
baru (A dan B).
Saat memasang gasket kecil (B), pastikan
posisinya tidak terbalik.
Nozzle assy
Spill tube assy
Injection tube
3. MELAKUKAN BLEEDING
Bleeding/buang udara dari dalam sistem bahan bakar setiap selesai melepas
komponen aliran bahan bakar.
Sumber: https://goo.gl/YyXYUC
61 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Lepas tutup priming pump, kendurkan air vent screw pada injection pump
(in-line) atau pada fuel filter (distributor).
Tarik dan putar priming pump berlawanan arah jarum jam, kemudian
pompa priming pump sampai gelembung udara bahan bakar yang keluar
dari lubang air vent screw habis.
Kencangkan kembali air vent screw, tekan primping pump dan putar
searah jarum jam. Pasang tutup priming pump (jika ada).
Periksa tanda posisi injection pump (alignment mark) pada injection pump dan
plat sisi depan mesin, pastikan kedua tanda garis bertemu lurus. Apabila tanda
tidak lurus, maka tanda diluruskan dengan cara mengendurkan dudukan
injection pump dan menggeser posisi injection pump kearah kanan/kiri.
62 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Putaran idle (idle speed) adalah putaran mesin saat mesin hidup dan pedal
akselerasi tidak diinjak, sedangkan putaran maksimum (maximum speed)
adalah putaran mesin maksimal saat pedal akselerasi diinjak penuh.
63 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Langkah kerja:
Pada mesin SD Series Nissan (lihat gambar 2.5)
Tipe in-line
(1) Penyetelan idle speed
Hidupkan mesin mencapai temperatur kerja (80-90oC).
Pasang pick-up tachometer pada pipa injeksi silinder no. 1 (gb. 1).
Untuk memperoleh pembacaan putaran mesin akurat, lepas clamp
pada pipa injeksi no. 1.
Kendurkan mur pengunci, kemudian putar idle speed screw untuk
menyetel putaran idle mesin mencapai putaran spesifikasi (gb. 2).
64 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Tipe distributor/VE
Perhatian (gb. 4):
a. Jangan melepas sealing wire, kecuali jika diperlukan.
b. Merubah penyetelan full-load adjusting screw akan merubah
karakteristik aliran bahan bakar dan memerlukan
penyetelan/kalibrasi injection pump menggunakan test bench.
c. Jika maximum speed adjusting screw disetel terlalu dalam akan
merubah sudut control lever di dalam injection pump dan dapat
menyebabkan mesin rusak.
65 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
1 2
Langkah kerja:
66 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Elemen filter udara tipe basah harus diganti secara berkala sesuai spesifikasi
interval perawatan berkala. Dalam kondisi normal, tidak perlu dilakukan
pembersihan diantara periode penggantian.
Elemen filter udara tipe kering perlu dibersihkan sesuai spesifikasi interval
perawatan berkala, ganti elemen jika diperlukan. Gunakan udara tekan
kompresor untuk meniup debu pada elemen filter, serta masker untuk menutup
hidung.
67 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
68 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Dilihat dari cara penggantian, fuel filter mesin diesel ada dua tipe, yaitu: 1) tipe
yang diganti utuh (cartridge), dan 2) tipe yang hanya diganti elemen filternya
saja (except cartridge).
69 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Langkah kerja:
Pada mesin SD Series Nissan (lihat gambar 2.8)
Tipe in-line
(1) Cartridge
Lepas fuel filter menggunakan SST (gb. 1).
Pasang fuel filter baru.
Kencangkan hanya dengan tangan, jangan menggunakan alat.
Bleeding sistem bahan bakar.
Tipe distributor/VE
Lepas sensor pada fuel filter dan kuras bahan bakar (gb. 4).
Lepas fuel filter menggunakan SST (gb. 5).
Ganti fuel filter baru dan pasang sensor.
Pasang fuel filter pada priming pump
Kencangkan hanya dengan tangan, jangan menggunakan alat.
Bleeding sistem bahan bakar.
MENGURAS AIR
Perhatian:
a. Kuras air dari fuel filter berdasarkan jadwal interval perawatan berkala
dan jika warning light pada meter kombinasi menyala (untuk tipe VE).
b. Bleeding sistem bahan bakar dan siapkan wadah di dekat fuel filter.
70 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Langkah kerja:
Pada mesin SD Series Nissan (lihat gambar 2.9)
Tipe in-line
Lepas drain cock di sisi bawah fuel filter dan kuras air (gb. 1).
Setelah menguras seluruh bahan bakar dari dalam fuel filter, kencangkan
drain cock
Bleeding sistem bahan bakar.
Tipe distributor/VE
Pasang wadah di bawah fuel filter
Lepas fuel detector sensor dan kuras air
Pompa priming pump akan mempercepat pengurasan air (gb. 2).
Pasang fuel detector sensor pada fuel filter
Bleding sistem bahan bakar
Perhatian:
Jangan membuat/mendekatkan api dengan saluran bahan bakar.
Gunakan kain untuk pelindung saat membuka sambungan pipa, karena
masih ada tekanan sisa dalam fuel line.
Bersihkan kotoran pada sambungan untuk mengetahui dengan pasti
kondisi sambungan pipa.
Lumasi sambungan dengan solar untuk mempermudah pemasangan
Ganti pipa yang telah mengalami korosi dan perubahan bentuk.
Gunakan alat yang baik dan sesuai agar tidak merusak pipa bahan bakar.
a. Periksa selang-selang karet vakum governor injection pump, selang air, dan
selang oli dari kerusakan, retak, atau kebocoran.
b. Kencangkan konektor-konektor yang kendur dan ganti jika ditemukan part
rusak.
72 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Pastikan kondisi batere dan sistem pengisian baik. Fuel cut-off solenoid valve
pada injection pump dan glow plug mendapat suplai listrik dari batere.
73 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Petunjuk:
Pada beberapa tipe batere, permukaan elektrolit dapat dilihat dari indikator
batere, 1) biru = penuh, 2) merah = kurang, 3) putih = perlu pengisian (gb. 1).
Peringatan:
a. Untuk menambah cairan batere, jangan menggunakan air selain air
suling, karena akan mengurangi kinerja batere.
b. Jika elektrolit melebihi spesifikasi, keluarkan kelebihannya, karena
saat digunakan elektrolit dapat meluap keluar dan membuat korosi.
c. Cairan batere adalah asam sulfat yang dapat membuat korosi logam
dan berbahaya bagi mata dan kulit. Segera basuh dengan air.
Periksa kerusakan
Periksa bodi batere, pastikan tidak ada kebocoran atau bodi menggelembung
karena overcharge (gb. 2).
Periksa korosi
Bersihkan terminal batere menggunakan amplas.
Lumasi klem dan kepala terminal batere menggunakan sedikit vet untuk
mencegah munculnya serbuk putih (gb. 3).
Periksa kekendoran
Pasang klem kabel batere dengan kuat, cek dengan menggunakan kekuatan
tangan (gb. 4).
74 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
LATIHAN/TUGAS
75 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
76 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Catatan:
Instruktur
77 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
RANGKUMAN
78 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
BAB III
CARA PERAWATAN SISTEM
BAHAN BAKAR MESIN DIESEL
COMMON RAIL
https://goo.gl/YcgfFV
TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui tanya jawab dan tugas, peserta didik dapat menerapkan cara perawatan
sistem bahan bakar diesel common rail dengan benar.
79 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
URAIAN MATERI
80 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
81 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
82 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
83 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Dengan adanya krisis minyak bumi dan emisi (gas beracun) kendaraan pada
tahun 1990-an, maka banyak produsen otomotif mengadopsi sistem common
rail ini karena memiliki efisiensi konsumsi bahan bakar yang lebih tinggi serta
mampu memenuhi ambang batas emisi yang ditentukan suatu negara. Emisi
kendaraan adalah salah satu penyumbang terbesar pemanasan global yang
berdampak pada perubahan iklim dan kesehatan manusia.
Melihat tingkat bahaya tinggi yang ditimbulkan oleh emisi kendaraan, setiap
negara memberlakukan standar batas emisi yang harus dipenuhi oleh setiap
produsen kendaraan agar produk mereka dapat lulus uji emisi sehingga dapat
84 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
dipasarkan di negara tersebut. Standar ambang batas emisi ini dikenal dengan
Standar EURO. Tingkat Standar EURO yang diterapkan oleh suatu negara
berbeda-beda, semakin tinggi tingkat maka batas emisi yang diberlakukan
semakin kecil.
Tabel 3.3: Standar EURO Emisi Gas Buang untuk Mobil Penumpang Mesin Diesel
Batas Nilai Emisi Gas Buang untuk Mobil Penumpang Mesin Diesel (g/km)
Sejak diproduksi massal mulai tahun 1997, sistem common rail terus
dikembangkan dan beregenerasi dengan konsep peningkatan tekanan
penginjeksian bahan bakar. Semakin tinggi tekanan injeksi, gas bahan bakar
akan memiliki bentuk partikel yang sangat halus/berkabut sehingga lebih
tuntas terbakar di dalam silinder. Common rail system (CRS) yang digunakan
oleh kendaraan ringan saat ini secara umum berada pada generasi CRS2.0
(1.600 bar) sampai CRS3.3 (2.000 bar). CRS2.0 menggunakan injector tipe
elektromagnetik, sedangkan CRS3.0 – CRS3.3 menggunakan injector tipe
piezo-electric element.
85 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Sampai saat ini, ada 4 produsen utama sistem common rail modern, yaitu:
Robert Bosch GmbH (Jerman), Delphi (USA), Denso (Jepang), dan Siemens
VDO/Continental AG (Jerman). Nama/simbol sistem common rail pada tiap
produsen otomotif kendaraan ringan dapat dilihat pada tabel 3.4 di bawah ini.
86 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
87 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Actuator
Aktuator bekerja untuk menghasilkan volume dan timing injeksi sesuai sinyal
yang diterima engine-ECU. Tegangan kerja actuator berasal dari batere,
sedangkan ECU mengendalikan jalur negatif actuator.
Sistem kontrol elektronik common rail memiliki cara kerja yang mirip dengan
sistem EFI pada mesin bensin. Ada 2 aktuator utama pada sistem common
rail, yaitu: injector dan SCV (Suction Control Valve). Injector berfungsi
mengatur volume dan timing injeksi, sedangkan SCV berfungsi mengatur
tekanan injeksi.
88 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
600 bar (60 Mpa). Sistem tekanan tinggi common rail memiliki tiga
komponen utama, yaitu: 1) supply pump, 2) fuel rail, dan 3) injector.
Supply pump sebagai pembangkit tekanan tinggi bahan bakar, fuel rail
sebagai penampung bahan bakar yang akan diinjeksikan, dan injector sebagai
penginjeksi/pengabut bahan bakar menuju silinder.
Tekanan dan jumlah bahan bakar pada supply pump berubah-ubah, yang
diatur oleh SCV berdasarkan signal dari ECU sesuai kebutuhan mesin. Bahan
bakar bertekanan tinggi dari supply pump dikirim ke rail dan dibagi ke
masing-masing injector untuk diinjeksikan.
Supply pump menghisap bahan bakar dari fuel tank dan memompanya
menuju rail. Tekanan tinggi bahan bakar di dalam rail dihasilkan oleh cam
dan plunger di dalam supply pump. Sebelum masuk ke dalam ruang plunger,
jumlah bahan bakar diatur oleh SCV (Suction Control Valve) yang dikontrol
secara optimal oleh ECU berdasarkan signal dari rail pressure sensor.
Dalam hal ini, sistem common rail sangat berbeda dibandingkan sistem diesel
konvensional dilihat dari sistem pengaliran bahan bakarnya.
89 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
90 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Ada beberapa tipe supply pump yang digunakan hingga saat ini, yaitu: tipe
HP0, HP2, HP3, dan HP4. Tipe-tipe tersebut dibedakan berdasarkan
konstruksi dan cara kerja.
Pada buku ini akan dibahas supply pump tipe HP3 karena tipe ini yang banyak
digunakan pada kendaraan penumpang saat ini.
Supply pump berputar searah jarum jam dan mampu mencapai putaran
maksimum 4.600 rpm. Supply pump memiliki bagian-bagian utama, antara
lain: pump body (terpasang eccentric cam, ring cam, dan plunger), SCV
(Suction Control Valve), fuel temperature sensor dan feed pump.
Regulating Delivery
Feed pump SCV Pump unit Injector
valve valve
91 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
92 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Komponen Fungsi
Eccentric cam Menggerakkan ring cam.
Ring cam Menggerakkan plunger.
Pump unit
Bergerak naik-turun untuk menghisap dan
Plunger
mengkompresikan bahan bakar.
Mencegah aliran balik bahan bakar di rail yang
Delivery valve
telah dipompa plunger.
Fuel temperature sensor Mendeteksi temperatur bahan bakar
93 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Dilihat dari kondisi stand-by, ada dua tipe SCV, yaitu normally opened type
dan normally closed type. SCV jenis normally opened type artinya katup
membuka selama de-energization/OFF dan menutup saat ECU mengirim arus
ke SCV.
94 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Duty ratio
ECU mengatur SCV menjadi ON/OFF dengan cara mengirim sinyal
gelombang dengan frekuensi konstan. Jumlah bahan bakar diatur berdasarkan
panjang duty ratio yang akan merubah nilai efektif arus listrik. Duty ratio
adalah perbandingan durasi waktu ON dan OFF signal dalam satu cycle.
Gambar 3.14: Duty ratio tegangan sinyal dari ECU yang dikirim ke SCV
95 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Volume
bahan bakar
bertambah
Volume
bahan bakar
berkurang
Gambar 3.15: Kerja SCV pada saat mengontrol suplai bahan bakar
96 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Camshaft diputar oleh mesin. saat camshaft berputar maka cam eksentris
akan berputar di dalam ruang eksentris, gerakan ini membuat ring cam
bergerak naik dan turun. Gerakan ring cam mendorong plunger untuk
memompa bahan bakar di ruang plunger menuju rail.
Pump unit dibuat secara khusus dan presisi untuk dapat menghasilkan
tekanan tinggi, khususnya plunger dan silinder. Celah antara plunger dan
silinder hanya sebesar 0,5 – 2 µm (0,0005 - 0,002 mm), sebagai
perbandingan, irisan rambut manusia berdiameter 50 – 60 µm.
97 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
ball untuk menutup saluran, sehingga bahan bakar di dalam rail tidak
kembali ke supply pump. Fungsi ini bertujuan memudahkan mesin cepat
hidup saat start awal mesin karena tekanan bahan bakar sudah tersedia di
dalam rail/siap diinjeksikan injector.
98 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Seperti dapat dilihat pada gambar di bawah ini, putaran eccentric cam
menyebabkan ring cam mendorong plunger A naik. Di sisi lain, plunger B
terdorong oleh gaya tekan pegas. Hasilnya adalah plunger B menghisap
bahan bakar masuk, disaat plunger A memompa bahan bakar menuju rail.
99 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
b) Rail
Rail atau biasa disebut common rail, berfungsi menampung dan
mendistribusikan bahan bakar bertekanan dari supply pump menuju injector
di masing-masing silinder. Bentuk, model, dan komponen rail bisa berbeda
di tiap model kendaraan. Komponen pada rail antara lain: rail pressure
sensor, pressure limiter, dan pada beberapa model dilengkapi flow damper
dan pressure discharge valve.
100 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Komponen Fungsi
Menyimpan bahan bakar bertekanan dari supply pump
Rail dan mendistribusikan bahan bakar ke masing-masing
injector di tiap silinder.
Membuka katup untuk membebaskan tekanan bahan
Pressure limiter bakar apabila tekanan di dalam rail meningkat secara
abnormal.
Rail pressure sensor Mendeteksi tekanan bahan bakar di dalam rail.
Mengurangi fluktuasi tekanan bahan bakar di dalam
Flow damper rail. Umum digunakan pada mesin untuk kendaraan
besar.
Pressure discharge Mengontrol tekanan bahan bakar di dalam rail. Umum
valve digunakan pada mesin untuk kendaraan penumpang.
101 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
102 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
103 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
c) Injector
Injector elektronik adalah pengganti injection nozzle mekanis yang
digunakan pada diesel mekanis dan EFI-diesel konvensional.
Injector menginjeksikan bahan bakar bertekanan tinggi dari dalam rail
menuju ruang bakar mesin dengan timing injeksi, jumlah injeksi, tekanan
injeksi, dan pola injeksi yang optimal sesuai signal perintah dari ECU.
104 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
105 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Ketika tidak ada arus listrik yang disuplai ke solenoid, tekanan pegas lebih
kuat dibandingkan tekanan hidrolis di dalam ruang control (control
chamber) sehingga katup solenoid terdorong ke bawah menutup outlet
orifice. Tekanan hidrolis dari fuel rail mendorong command piston, dan
nozzle spring mendorong nozzle needle menutup lubang injector. hasilnya
adalah bahan bakar tidak terinjeksikan. Kondisi ini adalah saat ECU/EDU
tidak menghubungkan ground pada sirkuit injector.
106 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
(2) Penginjeksian
Arus listrik dialirkan ke solenoid maka timbul induksi kemagnetan yang
menarik TWV (Two-Way Valve) bergerak naik, membuka outlet orifice dan
membuat bahan bakar dari control chamber mengalir keluar. Setelah bahan
bakar keluar, maka tekanan di control chamber turun, nozzle needle naik
sehingga lubang injector terbuka dan terjadilah penginjeksian.
107 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Bahan bakar dari control chamber mengalir keluar melewati outlet orifice
menuju pipa buang (leak pipe) dan sisi bawah command piston. Bahan bakar
dari fuel rail yang mengalir ke bawah juga mendorong nozzle needle naik,
sehingga membantu meningkatkan respon buka dan tutup nozzle.
Arus listrik dialirkan ke solenoid, nozzle bergerak mencapai gerak
maksimum, dan saat arus ke solenoid OFF, maka TWS bergerak turun dan
menyebabkan nozzle needle menutup cepat dan penginjeksian berhenti.
Injector sistem common rail memerlukan arus listrik yang tinggi
dikarenakan injector ini harus bekerja dengan kecepatan dan performa yang
tinggi. Dalam satu langkah kerja, injector common rail melakukan 2-5 kali
penginjeksian agar kerja mesin diesel lebih optimal.
108 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
109 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Microprocessor
Microprocessor atau dapat disebut Central Processing Unit (CPU) adalah
komponen utama ECU yang memproses operasi kerja elektronik dengan
sangat cepat. CPU dapat dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu: control
section, arithmetic and logic section, dan register section.
Memory
Memori komputer berisi program dan data yang dapat diakses CPU saat
diperlukan. Ada dua tipe memori, yaitu: random access memory (RAM) dan
read-only memory (ROM).
Random Access Memory (RAM)
RAM menerima data dari sensor-sensor. RAM dibagi menjadi 2 bagian.
Bagian pertama mendapat suplai daya dari kunci kontak. Bagian ini
menyimpan kondisi kerja operasi, contoh: putaran dan temperatur mesin.
111 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Bagian kedua mendapat daya dari baterai. Kode kerusakan atau Diagnostic
Trouble Code (DTC) disimpan pada bagian ini. Inilah alasan kenapa fuse atau
kabel baterai harus dilepas untuk menghapus kode kerusakan.
Diagnostic function
ECU mempunyai fungsi diagnosa kerusakan sistemnya sendiri. Saat terjadi
malfungsi kerja mesin, ECU akan merekam kode kerusakan tersebut, atau
biasa disebut DTC (Diagnostic Trouble Code) di dalam memori. DTC yang
terekam akan membuat ECU mengaktifkan/menyalakan lampu MIL
(Malfunction Indicator Lamp)/Check Engine Lamp. DTC ini dapat dibaca
dan dihapus dengan menggunakan diagnostic scan tool.
Fail-safe function
Fungsi ini memungkinkan ECU mengontrol mesin tetap dapat bekerja namun
pada kondisi yang terbatas pada saat terbaca kerusakan serius pada sistem
elektronika mesin. Contoh pembatasan kondisi ini adalah saat terjadi
malfungsi, putaran mesin hanya dibatasi maksimal 2000 rpm.
Pada gambar skema kerja EDU di bawah ini, high voltage generating circuit
merubah tegangan batere (12 V) menjadi tegangan tinggi, mencapai 60-85
Volt. Tegangan tinggi ini diberikan saat pilot injection (injeksi awal), dan
kembali ke tegangan kerja 12 V pada saat main injection (injeksi utama).
ECU mengirim sinyal penginjeksian masing-masing injector (B, C, D,dan E)
kepada control circuit EDU berdasarkan sinyal yang diterima dari sensor.
Control circuit EDU akan mengontrol kerja injector (H, I, J, dan K) sebagai
pengendali ground/negatif injector sesuai sinyal dari ECU. Terminal F adalah
sinyal verifikasi terjadinya penginjeksian oleh EDU kepada ECU.
d) Sensor
Sensor adalah input ECU sebagai dasar pengontrolan kerja actuator. Sensor
mengirim sinyal tegangan ke ECU untuk dikalkulasi dan dibandingkan
dengan data yang dimiliki ECU.
114 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
engine speed pulsar gear berputar, maka terjadi perubahan medan magnet dan
sensor akan menghasilkan tegangan induktif AC. Sinyal tegangan AC ini
akan diterima ECU sebagai sinyal putaran mesin.
115 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Contact type
Sensor ini merupakan jenis variable resistor tipe contact. Tahanan sensor akan
berubah sesuai gerakan pembukaan pedal akselerasi, sehingga signal
tegangan yang dikirim ke ECU juga akan berubah-ubah sesuai pembukaan
pedal akselerasi.
116 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
117 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
118 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
EDU merubah tegangan kerja injector dari 12V batere mencapai 85V. EDU
juga memutus dan menghubungkan sisi negatif/ground injector berdasarkan
input dari ECU. Saat sisi negatif injector dihubungkan EDU, maka arus listrik
dari EDU akan mengaktifkan solenoid injector dan membuka injector.
Pada sistem common rail, ada 4 kontrol injeksi yang diatur ECU, yaitu: 1)
kontrol jumlah injeksi bahan bakar, 2) kontrol timing injeksi bahan bakar, 3)
kontrol rasio injeksi, dan 4) kontrol tekanan injeksi bahan bakar.
Kontrol Fungsi
120 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Jumlah injeksi akhir yang telah dikoreksi masih dikoreksi ulang oleh koreksi
karakter injector di tiap silinder dan tekanan penginjeksian.
Kontrol ini mengatur lama durasi arus listrik yang mengalir pada solenoid
injector. Semakin lama durasi pembukaan injector maka semakin banyak
jumlah bahan bakar yang diinjeksikan.
mengurangi gas NOx dan suara berisik. Pilot injection ini diinjeksikan
sebelum piston mencapai TDC, sehingga tekanan pembakaran awal setelah
TDC tidak naik secara tiba-tiba, melainkan bertahap mulai rendah ke tinggi.
123 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Split injection
Tujuan split injection adalah meningkatkan kemampuan start mesin saat suhu
mesin dingin. Split injection atau multi injection adalah penginjeksian sedikit
bahan bakar diantara pilot injection dan main injection saat mesin di-start
pada temperatur rendah.
Pada beberapa tipe model, multi injection dikontrol sampai empat kali, dua
kali sebelum main injection dan dua kali setelahnya. Multi injection dihitung
berdasarkan jumlah injeksi akhir, kecepatan mesin, temperatur mesin,
temperatur atmosfir, dan tekanan atmosfir. Multi injection saat mesin awal
dihidupkan dihitung dari temperatur mesin dan putaran mesin.
124 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
125 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Throttle valve elektronik pada sistem common rail berbeda fungsi dengan
yang digunakan pada mesin bensin. Pada mesin bensin, throttle valve
membuka seiring dengan besar signal dari pedal akselerasi yang dikirim ke
ECU untuk mengatur jumlah udara masuk.
Pada sistem diesel common rail, throttle valve hanya terus membuka pada
kondisi kerja normal, tanpa ada hubungan dengan besar pembukaan pedal
akselerasi. Hal ini dikarenakan besar rasio udara pada mesin diesel tidak
mempengaruhi pengontrolan tenaga mesin, sedangkan pada mesin bensin
pembukaan throttle valve seiring dengan pedal akselerasi, karena jumlah
udara masuk dihitung untuk menentukan rasio penginjeksian bahan bakar.
Throttle valve pada sistem common rail digunakan untuk mengatur gas EGR
yang masuk ke intake manifold dan mengurangi noise serta emisi gas buang.
126 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
127 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Interval Penggantian
Komponen
Jarak Tempuh Waktu
Fuel filter common rail 5.000 Km 1 Tahun
Water sedimenter menjadi satu (built-in) di dalam fuel filter. Fuel filter
warning switch dipasang untuk mendeteksi terjadinya penyumbatan fuel
filter, sedangkan water sedimenter level switch dipasang di dalam filter untuk
mendeteksi level air sedimenter.
128 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
129 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Interval Pemeriksaan
Komponen
Jarak Tempuh Waktu
Kebocoran bahan bakar 5.000 Km 1 Tahun
130 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
LATIHAN/TUGAS
No B/S Pernyataan
131 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
No B/S Pernyataan
Supply pump pada sistem common rail hanya berfungsi menghisap
14 ( ) dan memompa bahan bakar, tidak mengatur jumlah dan injeksi bahan
bakar.
Regulating valve menjaga agar tekanan bahan bakar dari feed pump
15 ( ) menuju SCV tetap stabil. Kelebihan bahan bakar dibuang kembali ke
saluran hisap feed pump.
16 ( ) Prinsip kerja SCV adalah menggunakan solenoid valve.
Pressure limiter pada rail bekerja secara mekanis, membuka saat
17 ( )
tekanan rail meningkat secara abnormal.
Pressure limiter setelah terbuka akan langsung menutup kembali
18 ( )
dengan cepat.
Rail terbuat dari konstruksi yang kuat karena menyimpan bahan
19 ( )
bakar bertekanan tinggi dari supply pump.
Pressure limiter terbuka saat tekanan di rail mencapai sekitar 200
20 ( )
MPa, dan menutup saat tekanan mencapai 50 MPa.
Injector sistem common rail dirancang khusus agar dapat beroperasi
21 ( ) dengan kecepatan tinggi. Injector yang digunakan adalah tipe TWV
(Two Way Valve).
Injector sistem common rail dilengkapi QR code dan ID code yang
22 ( )
harus disinkronisasikan dengan supply pump.
Saat penginjeksian, nozzle needle pada injector terbuka akibat
23 ( )
pembukaan orifice dan tekanan di bawah nozzle needle.
Signal dari rail pressure sensor digunakan ECU untuk dasar
24 ( )
pengontrolan injector dan SCV.
Indikator 3 Menjelaskan sistem kontrol elektronik
ECU terdiri dari: microprosesor, memory, A/D converter dan D/A
25 ( )
converter.
Sensor induktif menghasilkan signal analog yang akan dikonversi
26 ( )
menjadi signal digital sebelum masuk ke ECU.
EDU berfungsi merubah tegangan batere menjadi tegangan tinggi
27 ( )
untuk dikirim ke ECU guna mengontrol kerja injector.
28 ( ) Kerja injector dikontrol EDU berdasarkan signal kontrol dari ECU.
ECU yang sudah dilengkapi charge circuit maka tidak menggunakan
29 ( )
unit EDU yang terpisah.
Sensor utama pada sistem common rail adalah crankshaft position
30 ( )
sensor dan accelerator position sensor.
31 ( ) Barometric pressure sensor terletak di dalam EDU.
32 ( ) Crankshaft position sensor mendapat suplai tegangan kerja dari ECU.
132 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
No B/S Pernyataan
Intake air temperature sensor adalah jenis sensor induktif yang
33 ( )
menghasilkan signal tegangan sendiri.
Pada sistem common rail, pengontrolan bahan bakar meliputi:
34 ( )
jumlah, timing, dan bentuk injeksi.
Pilot injection bertujuan mencegah ledakan pembakaran di dalam
35 ( )
silinder yang beruntut sehingga menimbulkan knocking.
36 ( ) Pilot interval adalah jarak antara pilot injection dan main injection.
37 ( ) Semakin tinggi putaran mesin maka pilot interval semakin pendek.
Split injection bertujuan untuk memperbaiki kemampuan start mesin
38 ( )
saat temperatur mesin masih dingin.
Pada beberapa tipe, multi injection mencapai lima kali penginjeksian
39 ( )
dalam satu waktu penginjeksian.
Pada sistem common rail, throttle valve digerakkan oleh DC motor
40 ( )
stepper seiring dengan besar pembukaan pedal akselerasi.
Throttle valve elektronik selalu membuka penuh pada semua kondisi
41 ( ) mesin, kecuali akan menutup penuh saat mesin dimatikan dan apabila
terjadi malfungsi mesin.
Throttle valve elektronik berfungsi memaksimal gas EGR yang
42 ( ) masuk ke intake manifold serta mengurangi noise dan emisi gas
buang.
Menjelaskan cara perawatan komponen-komponen sistem bahan
Indikator 4
bakar diesel common rail.
Bahan bakar dengan angka cetane tinggi diperlukan sistem common
43 ( ) rail sebagai konsekuensi tekanan tinggi injeksi dan mengurangi
ignition delay.
Semakin tinggi angka cetane, maka bahan bakar diesel semakin sulit
44 ( )
terbakar.
Kandungan sulfur tinggi membuat kemampuan pelumasan bahan
45 ( ) bakar diesel berkurang sehingga dapat membuat komponen sistem
bahan bakar cepat aus.
Fuel filter warning light akan menyala apabila tekanan bahan bakar
46 ( )
dalam fuel filter terlalu tinggi.
Switch pada fuel filter memberi signal ke meter-ECU sebagai dasar
47 ( )
untuk menyalakan fuel filter warning light.
Saat level air pada sedimenter penuh, warning light akan menyala.
48 ( )
Lakukan penggantian fuel filter.
Pemeriksaan kebocoran sistem bahan bakar dapat dilakukan
49 ( ) menggunakan diagnostic scan tool dengan memilih menu active test
dan power balance test.
Power balance test bekerja mematikan SCV untuk memeriksa
50 ( )
keseimbangan getaran mesin di tiap silinder.
133 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
RANGKUMAN
1) Sistem common rail adalah teknologi sistem bahan bakar mesin diesel yang
diperkenalkan Robert Huber pada tahun 1960 dan mulai diproduksi massal
oleh Denso Corporation dan Robert Bosch GmbH pada tahun 1990-an.
Sistem common rail mampu memperbaiki efisiensi konsumsi bahan bakar,
emisi rendah, dan performa kerja mesin diesel yang optimal. Sistem
common rail bertekanan tinggi, mencapai 1.600 – 2.500 bar. Ada 4 produsen
sistem common rail saat ini, yaitu: Robert Bosch GmbH, Denso, Delphi, dan
Siemen VDO. Setiap produsen mobil memiliki nama/simbol sistem
common rail pada produknya.
3) Sistem kontrol elektronik sistem common rail terdiri dari: sensor, ECU, dan
aktuator. 1) Sensor membaca kondisi aktual mesin, 2) ECU menerima
seluruh sinyal dari sensor-sensor kemudian memprosesnya sebagai dasar
mengontrol kerja aktuator, dan 3) aktuator berupa injector dan SCV akan
bekerja mengatur tekanan, volume, dan timing injeksi atas perintah ECU.
4) Perawatan berkala yang perlu dilakukan pada sistem common rail, meliputi:
penggunaan bahan bakar, penggantian air filter, penggantian dan
pengurasan fuel filter, dan pemeriksaan power balance test. Power balance
test dilakukan dengan menggunakan diagnostic scan tools.
134 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
BAB IV
MELAKUKAN PERAWATAN
SISTEM BAHAN BAKAR MESIN
DIESEL COMMON RAIL
TUJUAN PEMBELAJARAN
135 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
MATERI PEMBELAJARAN
136 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
137 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Gambar 4.4: Melepas elemen filter, O-ring, dan menepatkan tanda pemasangan
12) Pasang kembali inlet hose pada fuel filter, dan kencangkan fuel filler cap.
13) Pasang kabel negatif batere
Catatan:
Jangan pasang terlebih dahulu konektor fuel filter warning switch.
BLEEDING
Setelah prosedur reset selesai, lakukan proses bleeding untuk membuang
udara dari sistem.
1) Kendurkan drain cock.
2) Pompa priming pump pada fuel filter sampai gelembung udara hilang.
3) Kencangkan kembali drain cock.
139 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Catatan:
Pastikan kunci kontak OFF saat memasang kabel DLC.
Prosedur tanpa menggunakan diagnostic scan tool:
Tekan penuh pedal akselerasi dengan cepat.
Buat putaran mesin maksimum selama 2 detik.
Ulangi proses diatas beberapa kali, pastikan tidak ada kebocoran.
5) Apabila saat pekerjaan diatas tidak ditemukan kebocoran, maka sistem
bahan bakar normal.
Gambar 4.6: Active test menu power balance test pada diagnostic scan tool
140 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
LATIHAN/TUGAS
142 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
Catatan:
Instruktur
143 | D i e s e l C o m m o n R a i l
P er aw at a n S i s t em B a h a n B ak ar D i es e l
RANGKUMAN
1) Perawatan yang perlu dilakukan pada fuel filter sistem common rail adalah
penggantian elemen atau cartridge secara berkala dan pengurasan air.
Pekerjaan perawatan perlu dilakukan dengan ditandai fuel filter warning
light menyala. Penggantian dan pengurasan fuel filter dilakukan sesuai
workshop manual perusahaan.
Penggantian dilakukan dengan cara melepas semua konektor yang terpasang
pada fuel filter, menguras air dan membuka cover. Saat mengganti elemen
filter baru, ganti juga semua O-ring. Pemasangan cover mengikuti tanda
yang telah tersedia. Setelah penggantian dan pengurasan air dilaksanakan,
lakukan bleeding dan me-reset fuel filter warning light agar padam.
144 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
BAB V
DIAGNOSA SISTEM BAHAN
BAKAR MESIN DIESEL
KONVENSIONAL
TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui tanya jawab dan tugas, peserta didik dapat mendiagnosa gangguan
sistem bahan bakar diesel konvensional dengan benar.
URAIAN MATERI
LANGKAH DIAGNOSA
Prosedur standar diagnosa gangguan terdiri dari 4 tahap, yaitu: 1) verifikasi, 2)
isolasi, 3) perbaikan, dan 4) cek final.
Sebelum melakukan diagnosa, pastikan tegangan dan berat jenis batere dan
jumlah bahan bakar cukup.
Tahap 1. Verifikasi
Kumpulkan informasi dari kendaraan untuk mendapatkan hasil diagnosa yang
akurat. Informasi diambil saat kendaraan mengalami gangguan, dapat meliputi:
oli mesin, coolant, kebocoran, keausan, identitas kendaraan, bahan bakar, gejala,
waktu, frekuensi, kondisi cuaca, putaran mesin, kondisi jalan, kondisi
pengemudian, serta lampu indikator.
Lakukan pemeriksaan visual dan catat hasilnya, kemudian lakukan tes jalan
untuk memastikan kembali gangguan mesin sesuai informasi yang telah
dikumpulkan.
Tahap 2. Pemilahan
Pilahlah komponen/sistem yang terkait dengan gangguan dari informasi yang
telah didapat, perkirakan kemungkinan penyebab kerusakan pada titik penyebab
gangguan yang telah ditentukan. Periksa titik penyebab dan pastikan bahwa
komponen masih dapat digunakan atau tidak. Hal ini untuk mencegah kesalahan
pekerjaan.
Tahap 3. Perbaikan
Lakukan pekerjaan perbaikan ringan/dasar pada titik penyebab gangguan. cek
hasil perbaikan pada setiap titik.
146 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
147 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
148 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
149 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
3. TENAGA TURUN
Tenaga turun disebabkan tekanan hasil pembakaran rendah, sehingga tenaga
piston menggerakkan crankshaft lemah. Gangguan ini dikarenakan tekanan
silinder rendah, jumlah udara masuk sedikit, dan jumlah solar yang diinjeksikan
ke dalam ruang bakar berkurang. Penyebab gangguan adalah kurangnya
penginjeksian solar adalah kerusakan pada komponen injection pump dan
nozzle.
150 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
151 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
152 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Injection timing terlalu awal menyebabkan asap hitam, ini dikarenakan tekanan
dan temperatur silinder belum cukup tinggi disebabkan piston masih jauh dari
TDC (Top Dead Center), hal ini membuat solar tidak meledak, namun solar
hanya menguap/terbakar menjadi asap hitam saja.
7. ENGINE KNOCKING
Engine knocking adalah gangguan mesin berupa mesin mengeluarkan suara
mengelitik/ketukan, terutama saat akselerasi. Knocking disebabkan solar yang
tidak terbakar tepat waktu karena ketidaksesuaian antara kualitas solar, tekanan
dan temperatur silinder, serta waktu dan tekanan penginjeksian.
153 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
LATIHAN/TUGAS
Diagnosalah penyebab gangguan pada soal dalam tabel di bawah ini. Tentukan
komponen yang rusak (NG / Not Good) selain komponen yang telah dianggap
baik (OK) sesuai jenis gangguannya!
154 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Instruktur
155 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
RANGKUMAN
1) Mesin sulit hidup disebabkan tidak ada/tidak lancarnya suplai bahan bakar
ke silinder, penginjeksian bahan bakar yang buruk, waktu penginjeksian
tidak tepat, serta glow plug tidak bekerja.
2) Putaran idle mesin tidak stabil dikarenakan jumlah solar yang terbakar
setiap saat tidak selalu sama di masing-masing silinder. Gangguan ini dapat
disebabkan sistem bahan bakar tersumbat kotoran/udara/air, injeksi bahan
bakar buruk, keausan komponen, dan kebocoran kompresi.
4) Bahan bakar boros dapat diartikan konsumsi bahan bakar tinggi yang tidak
diiringi dengan peningkatan tenaga mesin. Penyebab gangguan adalah
kebocoran sistem bahan bakar, penginjeksian yang buruk, serta waktu
injeksi yang tidak tepat.
5) Asap putih dihasilkan akibat solar tidak tuntas terbakar karena tekanan dan
temperatur mesin turun saat solar diinjeksikan. Penyebab gangguan adalah
kualitas bahan bakar yang buruk, injeksi solar pada saat piston sudah
bergerak turun (langkah usaha) dan kebocoran kompresi mesin.
6) Asap hitam dihasilkan akibat solar tidak tuntas terbakar karena tekanan dan
temperatur mesin belum cukup tinggi saat solar diinjeksikan, serta solar
yang sulit terbakar akibat tekanan, jumlah, dan bentuk penyemprotan yang
tidak tepat.
156 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
BAB VI
MELAKUKAN PERBAIKAN
SISTEM BAHAN BAKAR MESIN
DIESEL KONVENSIONAL
TUJUAN PEMBELAJARAN
157 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
MATERI PEMBELAJARAN
158 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
159 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Perhatian:
Berhati-hati untuk tidak merusak needle valve.
Cuci semua komponen menggunakan solar.
Pemeriksaan visual
Nozzle
Bersihkan nozzle menggunakan solar, bersihkan nozzle body dan needle valve.
Periksa dan pastikan needle valve meluncur dengan lancar di dalam nozzle body.
Perhatian:
Jika needle valve tidak meluncur halus, perbaiki atau ganti dengan nozzle
assy baru.
160 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Pasang retaining nut dan dan kencangkan mur sesuai momen spesifikasi
menggunakan kunci momen.
Momen retaining nut N.m (Kg.m/lb.ft)
39 (4,0/32)
161 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Periksa initial injection pressure dengan cara memompa nozzle tester 1 kali
dalam satu detik.
Perhatian:
Jika tekanan injeksi bahan bakar tidak sesuai dengan spesifikasi, setel
adjusting shim.
Semakin tebal adjusting shim maka tekanan injeksi semakin tinggi.
Periksa bentuk penginjeksian. Kerusakan komponen nozzle dapat
menyebabkan bentuk penyemprotan buruk.
162 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Drip test
Setelah selesai melakukan penyetelan tekanan injeksi, bersihkan solar pada
ujung nozzle.
Beri tekanan sebesar 1,961 Kpa (20 Kg/cm2/284 psi) pada injection nozzle,
pastikan bahwa tidak ada tetesan solar pada ujung nozzle selama 10 detik
setelah diberikan tekanan pemompaan.
163 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Injection pipe
Pasang injection pipe pada nozzle holder.
Kencangkan mur pada sisi injection pump.
164 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Ukur pre-lift
Pemeriksaan akhir
165 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Jepit nozzle holder body pada ragum dan rakit sesuai urutan.
166 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Apabila nilai tekanan injeksi tidak sesuai spesifikasi, bongkar nozzle holder
dan ganti shim penyetel no. 1 hingga didapat tekanan sesuai spesifikasi.
Gambar 6.11: Pemasangan dial gauge untuk pengukuran needle valve lift
167 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Mengukur pre-lift
Dengan kondisi needle valve pada posisi tinggi angkat maksimal, lepas
handel nozzle tester
Baca dial gauge saat tekanan pada nozzle tester terbaca mencapai tekanan 1
MPa (10 Kg/cm2).
Pastikan nilai pre-lift masuk nilai spesifikasi.
Pre-lift mm
0,04
Jika nilai pre-lift di luar spesifikasi, lakukan penggantian pin, lift piece,
spacer, dan nozzle assy menggunakan service kit.
168 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Pemeriksaan akhir
Lepas SST dial gauge holder
Kencangkan retaining nut menggunakan kunci momen dengan besar momen
59-79 N.m (6,0-8,0 kg.m).
Periksa tekanan injeksi awal, bentuk penginjeksian, serta tes kebocoran.
Gambar 6.13: Urutan melepas dan memasang injection pump tipe penggerak gear
169 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
2) Pemasangan
Tepatkan posisi tanda injection pump gear lurus dengan camshaft gear.
Gambar 6.14: penepatan tanda pada injection pump gear dan camshaft gear
Pasang pengunci pada alur injection pump shaft dan gear, kemudian
pasang injection pump
Perhatian:
Pastikan pengunci terpasang kuat.
Pasang mur injection pump gear dan kencangkan secukupnya.
Kencangkan mur pada injection pump dan pasang pada mounting
bracket.
Kencangkan mur injection pump gear sesuai spesifikasi momen.
171 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
5) Putar crankshaft 40 - 45o BTDC (Before Top Dead Center) piston no. 1
172 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Perhatian:
Jika nilai terbaca lebih kecil dari spesifikasi, rubah/geser sudut injection pump
body berlawanan jarum jam.
Jika nilai terbaca lebih besar dari spesifikasi, rubah/geser sudut injection pump
body searah jarum jam.
Gambar 6.18: Menggeser posisi injection pump untuk menyetel timing injeksi
173 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
174 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
175 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
LATIHAN/TUGAS
176 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Memeriksa bentuk
penyemprotan
Melakukan drip test
Mengencangkan nozzle
holder sesuai momen
spesifikasi
Mengencangkan pipe
nut sesuai momen
spesifikasi
Indikator 2 Melepas negatif batere
Memperbaiki Menepatkan piston no.1
injection pump pada TDC
Menguras bahan bakar
pada fuel line
Memeriksa tanda pada
injection pump dan
timing gear
Menandai injection tube
sesuai silinder
Melepas injection pump,
melindungi injection
nozzle dan delivery
valve
Memasang Mengeset silinder no. 1
injection pump pada TDC
Memeriksa kondisi
visual injection pump
dan timing gear
Menepatkan tanda
injection pump dengan OK / NG
timing gear
Mengencangkan mur
pengikat injection pump
Memasang pipa injeksi
Mengendurkan air screw
Memompa priming
Melaksanakan pump
bleeding Memastikan tidak ada OK / NG
gelembung udara keluar
Mengencangkan air vent
screw
177 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Instruktur
178 | D i e s e l K o n v e n s i o n a l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
RANGKUMAN
BAB VII
DIAGNOSA SISTEM BAHAN
BAKAR DIESEL COMMON RAIL
TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui tanya jawab dan tugas, peserta didik dapat mendiagnosa gangguan
sistem bahan bakar diesel common rail dengan benar.
180 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
URAIAN MATERI
PENYEBAB MALFUNGSI
Penyebab utama malfungsi pada mesin diesel adalah kondisi pembakaran di
dalam silinder. Pembakaran yang salah akan menimbulkan knocking dan
perubahan warna gas buang.
Diesel Knocking
Knocking adalah noise/suara berisik yang ditimbulkan oleh getaran dinding
silinder dan komponen mesin akibat peningkatan gelombang tekanan
pembakaran bahan bakar di dalam silinder.
181 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Asap Putih
Asap putih adalah bahan bakar yang tidak terbakar yang kemudian menguap dan
terbuang. Asap putih timbul akibat temperatur ruang bakar rendah.
Asap Hitam
Asap hitam adalah bahan bakar yang telah terbakar menjadi jelaga/karbon dan
terbuang. Asap hitam terjadi saat jumlah bahan bakar yang diinjeksikan terlalu
besar atau kurangnya suplai udara sehingga membuat campuran bahan bakar dan
udara menjadi kaya.
TROUBLESHOOTING
Malfungsi pada sistem bahan bakar dapat disebabkan oleh sistem bahan bakar
itu sendiri atau dari komponen/sistem lain. Beberapa pekerjaan dasar yang perlu
dilakukan untuk mencegah turunnya performa mesin dan malfungsi pada
injector antara lain:
Gunakan bahan bakar yang sesuai dan berkualitas baik..
Cegah air dan material lain masuk ke dalam fuel tank.
Periksa dan bersihkan filter secara berkala.
Jangan membongkar komponen tersealer jika tidak diperlukan.
182 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
183 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
184 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
DTC Item
Area Kerusakan Kondisi Pendeteksian Fail safe
No. Pendeteksian
Fuel Rail Fuel pressure Fuel pressure sensor
P0192 Pressure sensor output voltage
(49) Sensor Circuit Engine ECU 0.55V atau kurang
Low Input selama 0.5 sec.
Fuel Rail Fuel pressure sensor
P0193 Pressure output voltage 4.9V
(49) Sensor Circuit atau lebih selama
High Input 0.5 sec.
Open atau short
pada EDU atau
injector circuit.
Open atau short Setelah mesin hidup,
pada EDU tak ada injection
P0200 Injector circuit confirmation (INJF)
(97) Circuit / Open EDU signal dari EDU ke
Injector engine ECU, walau
Engine ECU engine ECU
mengirim injection
command (IJT)
signal ke EDU.
Open atau short
Open atau short
Fuel Pump pada (SCV)
P0627 pada suction control
Control circuit
(78) valve circuit lebih
Circuit / Open SCV
dari 0.5 sec.
Engine ECU
Terlalu banyak
Short pada
bahan bakar:
supply pump
Tekanan bahan
P1229 Fuel Pump (SCV) circuit
bakar melewati
(78) System Supply pump
target walaupun
(SCV)
ECU telah menutup
Engine ECU
SCV.
Injector
Injector
Correction Injector
P1601 compensation
Circuit compensation code
(89) code
Malfunction tidak ter-register.
Engine ECU
(EEPROM)
Sumber: Toyota Motor
185 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Aklserasi jelek
Knocking,abnormal noise
White smoke
Black smoke
Battery lemah
Overheating
Gejala trouble
Kemungkinan penyebab
Diagnosis connector circuit 2
Engine warning lamp 2
Engine warning lamp circuit 1 1
Starter Motor 5
Starter Motor Relay 3
Starting system related circuit 4 2
Battery 1 1 1 1 1
Inhibitor switch 2
Engine Control Relay 21
Engine ECU power suppply circuit 3 22
Engine - ECU 4 3 4 6 23 22 19 21 24 22 18 22 19 2
Glow system 18 18 20
Timing Chain 19
Valve Clearance 20 22 23 20
Compression Pressure 20 19 21 23 22 21 21 22 19
Common Rail Assembly 17 17 16 20 18 20 19 21 14
Suction Control Valve 14 14 13 18 15 17 17 8 11
Supply pump 16 16 15 19 17 19 18 20 12
Supply pump corection learning 11 11 10 14 16 11 15 5 10
Fuel Filter tersumbat 6 4 3 4 7 5 5 4
Fuel line bocor/tersumbat 5 3 2 3 6 4 4 3
Campuran udara dan fuel 7 5 4 5 8 3 2 18
Fuel jelek 4 2 1 1 1 1 1 2 1
Engine Oil 1
Air cleaner tersumbat 3 2 4 2 3 2
Electronic control trhottle valve 17 16 14 12 15 15 17
EGR system 21 18 17 20 14 17 16 18
EGR Tersumbat 20 13 16
Turbocharger 5 15 23 25
Injector 15 15 14 15 21 18 12 16 24
Injector identification code registration 3 12 12 11 12 2 6 3 6 6
Small Quantity Learning 2 13 13 12 13 3 7 4 7 7
Crank Angle Sensor 9 7 6 7 14 9 17
Cam shaft Position Sensor 8 6 5 6 13 8 16
Barometric Prssure Sensor 11 9
Engine Coolant Temperature Sensor 9 13 11
Manifold Absolut Pressure Sensor 10 11 9 12 10
Fuel Temperature Sensor 14 15
Acclerator Pedal Position Sensor 9 10 12 18 7 10 12
Throttle Position Sensor 8 9 11 9 6 9 13
Fuel Pressure Sensor 10 8 7 8 10 8 5 8 14
Engine Cooling System 16 1
Alternator 2
187 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Wiring Diagram
ke halaman selanjutnya
188 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
189 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
190 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Troubleshooting selesai.
191 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Troubleshooting selesai.
192 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Troubleshooting selesai.
193 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Troubleshooting selesai.
6. IDLE KASAR
Putaran idle berfluktuasi, menyebabkan mesin bergetar.
Kemungkinan Penyebab
Engine cooling system
Crankshaft position sensor
Engine
Supply pump
Injector
194 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Troubleshooting selesai.
195 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
196 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Troubleshooting selesai.
8. KNOCKING
Terjadi pembakaran abnormal dan menghasilkan suara knocking.
Kemungkinan Penyebab
Engine
Injector
Sistem glow plug
Crankshaft position sensor
Troubleshooting selesai.
197 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Troubleshooting selesai.
198 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
199 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Troubleshooting selesai.
200 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Troubleshooting selesai.
201 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
LATIHAN/TUGAS
P0088
P0093
P0192
P0200
P0627
trouble
power
shooting
supply ECU
selesai
202 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
trouble
shooting
selesai
mesin
part mesin injector
overheat
trouble
shooting
selesai
trouble accelerator
supply
shooting position
pump/SCV sensor
selesai
203 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
trouble power
supply
shooting supply
pump/SCV
selesai ECU
sistem supply
injector
EGR pump/SCV
trouble
shooting
selesai
Instruktur
204 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
RANGKUMAN
205 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
BAB VIII
MELAKUKAN PERBAIKAN
SISTEM BAHAN BAKAR MESIN
DIESEL COMMON RAIL
TUJUAN PEMBELAJARAN
206 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
MATERI PEMBELAJARAN
207 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
i) Tutup power window dengan switch sampai tertutup penuh dan tahan
switch selama sekurang-kurangnya 12 detik setelah power window
tertutup penuh.
j) Periksa bahwa fungsi AUTO UP/DOWN telah normal.
208 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Lokasi Part
209 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
210 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
211 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
212 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
3. MENGGANTI INJECTOR
Melepas dan Memasang Injector Assy
Langkah Kerja:
1) Lepas kabel dari terminal negatif batere.
Perhatian:
Setelah melepas pipa injeksi, bersihkan dengan sikat dan udara kompresor.
Untuk kendaraan dilengkapi airbag, tunggu selama 90 detik setelah
melepas kabel negatif batere.
213 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
214 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
215 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
216 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
217 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Perhatian:
Pasang tutup 3 menit setelah
pemberian seal packing.
Jangan hidupkan mesin
setidaknya 2 jam setelah
memasang seal packing.
c) Pasang baut tutup cylinder head.
Momen: 9,0 N.m (92 kgf.cm)
d) Pasang seal baru pemegang
nozzle.
218 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
219 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
220 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
221 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
222 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
223 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
224 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
11) Pasang pipa injeksi, filter oli, penopang manifold, pipa air cleaner.
12) Isikan bahan bakar, pasang tutup tangki bahan bakar.
13) Isikan oli mesin, periksa tinggi permukaan oli.
14) Bleeding sistem bahan bakar.
15) Hubungkan kabel negatif batere, lakukan reset sistem kelistrikan.
225 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Perhatian:
Beberapa sistem tertentu memerlukan untuk di-reset dari awal setelah
melepas dan memasang kembali batere negatif batere.
16) Periksa kebocoran oli mesin dan bahan bakar.
226 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
1. Registrasi injector
Injector pada sistem common rail memiliki karakter yang berbeda antara injector
untuk silinder satu dan lainnya pada satu mesin, ini dikarenakan tingkat
kepresisian tiap injector bisa berbeda karena proses produksi. Karakter tiap
injector dibuat dalam bentuk QR code dan ID code yang dicetak pada kepala
injector sejumlah 30 karakter alphanumeric. QR code dan ID code pada tiap
injector tidak ada yang sama, pada saat penggantian injector baru, kode pada
injector ini digunakan sebagai data koreksi untuk engine-ECU dan harus
diregistrasikan ke dalam Engine-ECU menggunakan DST (Diagnostic Scan
Tool). agar mengoreksi timing dan jumlah injeksi untuk masing-masing silinder
dengan tujuan meningkatkan keakuratan penginjeksian.
228 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
3) Pilih nomor injector yang akan diganti dan diregistrasi (jika mengganti
sebagian), atau pilih “All Injector ID Writing” jika mengganti semua
injector.
229 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
230 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
231 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
232 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
10) Pilih ID code injector yang tampil pada DST (ID code dari engine-ECU
lama yang tersimpan di DST), klik “ √ ” pada taskbar.
233 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
234 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
235 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
Catatan:
Apabila beberapa kondisi kendaraan tidak sesuai dengan persyaratan
learning selama mesin idle, learning akan dihentikan. Untuk memulai
proses learning kembali, kunci kontak harus di-OFF kan terlebih
dahulu.
6) Tunggu sampai proses learning selesai, kondisi mesin idle selama 3
menit.
7) Pastikan MIL/lampu check engine padam. Apabila MIL tetap berkedip,
ulangi proses learning.
236 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
237 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
238 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
LATIHAN/TUGAS
239 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
240 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
241 | D i e s e l C o m m o n R a i l
D i a g n os a d a n P er b a i k an
RANGKUMAN
242 | D i e s e l C o m m o n R a i l
PROFIL PENULIS
dodikwayan.tch@outlook.com