Anda di halaman 1dari 30

NEWAGE - STAMFORD

AC GENERATORS

TECHNICAL TRAINING NOTES


MODULE 1

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL
FITUR SPESIAL
1. Desain fisik yang kompak dan ringan;
2. Tersedia dalam single dan double bearing dengan adaptor housing dan
disc coupling (single bearing) yang dapat ditukar (changeable) sesuai
dengan kebutuhan dan lapangan penggunaan;
3. Generator untuk aplikasi Industrial atau Marine;
4. Standard 2/3 pitch factor untuk gulungan main stator;
5. Dynamically balanced untuk Main Rotor Set;
6. Voltage Regulation +/- 0.5% pada beban linier dng 0.8 – 1 PF;
7. Total Harmonic Distorsion < 1.5% pada Tanpa Beban dan THD < 3.0%
pada 100% beban linier;
8. Fleksibilitas tegangan dengan system 12 ends reconnectable mains stator
(standard ~HC5);
9. Semua gulungan dilapisi dengan bahan Insulation berkelas “H”, sehingga
mampu menahan kenaikkan temperatur hingga 125º C pada 40º C suhu
ruangan;
10.Respon yang cepat terhadap perubahaan beban (< 300 ms);
11.Sistem kontrol yang sederhana dengan unjuk kerja yang prima;
12.Mampu menahan arus lebih hingga 300 % dalam kurun waktu 10 detik
(series 3 – PMG Excited);
13.Unggul untuk beban-beban non-linear dan motor starting;
14.Mudah untuk dioperasikan single maupun parallel;
15.Tersedia berbagai macam accessories untuk keperluan kontrol tambahan;
16.Memenuhi berbagai Standard International: IEC 34, BS5000, VDE 0530,
NEMA MG1-22, CSA C22.2-100, AS1539, Lloyds, DnV, Bureau
Veritasm ABS, Germanischer-Lloyd or RINA;
17.Sistem desain dan manufaktur yang memenuhi ISO 9001 Standard.

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL
PRODUCT RANGE
4 Pole-50/60 Hz – 1500/1800 Rpm, LV: 190-690V
INDUSTRIAL MARINE
MODEL SISTEM KONTROL SISTEM KONTROL
kVA kVA
Seri 6 Seri 4 Seri 3 Seri 6 Seri 4 Seri 3
BC164A-D 8.1-16 std opt x  NA x x x
BC184E-G 22.5-31.3 std opt x 19.3-26.2  Aux wd x x
UC224C-G 42.5-85 x std opt  41.9-78.8 x x std
UC274C-H 100-200 x std opt  92.5-212.5 x x std
HC4C-F 250-380 x x std 238-375 x x std
HC5C-F 450-670 x x std 450-644 x x std
HC6G-K 800-1100 x x std  763-1063 x x std
HC7E-H 1320-2000 x x std 1238- 1950 x x std
P70L 2250-2500 x x std Consult x x std
LVSI824 2250-3800 x x std factory x x std

2/6 Pole-50/60 Hz, LV: 190-600V


INDUSTRIAL MARINE
MODEL SISTEM KONTROL SISTEM KONTROL
kVA kVA
Seri 6 Seri 4 Seri 3 Seri 6 Seri 4 Seri 3
BC162D-G 12.5-25 std opt x  NA x x x
BC184H-K 30-37.5 std opt x NA  x x x
HC636G-K 280-570 x x std  313-625 x x std
HC736E-G 700-1300 x x std 750-1200 x x std
std = standar, x = tidak berlaku, opt = option; NA= not available; Aux wd = Aux winding
Referensi Rating:
- industrial: berdasarkan temperature rise class H (ambient Temp 40 ºC) pada
380/220V, 50 Hz
- marine: berdasarkan temperature rise class F (ambient Temp 50 ºC) pada 440/254
V, 60 Hz.

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL
PRODUCT RANGE (LANJUTAN)

4 Pole-50/60 Hz-1500/1800 Rpm, MV & HV


MV BASE CONT 105 ºC HV BASE CONT 105 ºC
MODEL 50 Hz 60 Hz 50 Hz 60 Hz
3300V 2400V 4160V 6600V 11000V 7200V 13800V
MVWI734E 1000-1750 1250-2188 - - - -
MVSI824C-H 2074-4100 2500-4920 - - - -
HVSI824C-H - - - 2074-4100 1850-3800 2489-4920 2312-4750

- Referensi Rating: Class F Insulation, Class F temperature rise (105 ºC ), 40 ºC


ambient temperature, 3 phase;
- Semua generator MV/HV dilengkapi dengan anti-condensation heater dan
windings RTDs;
- AVR Standard: MVW734 : MX321 dan MV/HVSI824 : MA325/327;
- Tersedia juga generator untuk aplikasi Marine.

PERBEDAAN INDUSTRIAL DAN MARINE

INDUSTRIAL MARINE
- 1 atau 2 bearing - Umumnya 1 bearing
- Enclosure: IP 21/22/23 (BC) - Enclosure: IP 23 sebagai standar
- Sistem Kontrol: 6/4/3 - Sistem Kontrol: 3/Aux Winding (BC18)
- Gulungan tidak selalu dilindungi lapisan - Semua gulungan dilindungi dengan
EPOXY lapisan EPOXY.

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL
DESIGNATION
BC I 18 4 E 1 6
             
             
         
Sistem Kontrol (Seri 6, 4 atau 3)

           
           
     
Jumlah Bearing (1 atau 2)

   
           

 
 
     
Panjang Inti Kumparan (Variable Huruf)
           
 
 
 
 
     
Jumlah Kutub (2, 4 atau 6) (5: BC&UC22)
            Tinggi Center Shaft (16, 18, 22 atau 27
 

 
 
 
 
 

    cm)
                     
 
 

 
I(ndustrial) atau M(arine)
                       
 
 

Type/Range (BC atau UC)

HC I 5 3 4 D 1
             
             
         
Jumlah Bearing (1 atau 2)
           

           
     
Panjang Inti Kumparan (Variable Huruf)
   

           
 
 

     
Jumlah Kutub (2, 4 atau 6)
           
 
 
 
 

     
Sistem Kontrol (Seri 4 atau 3)
           
 

 
 
 
 
 

   
Ukuran/No Frame (4, 5, 6, atau 7)
                     
 
 

 
I(ndustrial) atau M(arine)
                       
 
 

Type/Range

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL
SISTEM AVR
MODEL SA665 SA465 SX460 SX440 SX421 MX341 MX321 MA327
BC164 x opt std o/loose o/loose x x x
BC184 opt opt std o/loose o/loose x x x
UC224 x x x std o o o x
UC274 x x x std o o o x
HC434 x x x x x std o x
HC534 x x x x x std o x
HC634 x x x x x x std x
HC734 x x x x x x std x
 P70L x x x x x x  std x
MVWI734 x x x x x x std x
LVSI824 x x x x x x x std
 MVSI824 x x x x x x x  std
 HVSI824 x x x x x x x std

AVR & APLIKASI ACCESSORIES


ACCESSORIES SX460 SA665 SA465 SX440 SX421 MX341 MX321 MA325
Voltage Trimmer v v v v v v v v
RFI Supressor Kit v v v v v v v v
Current Sensing Kit x v v v v v v v
Droop Kit x v v v v v v v
Astatic Paralleling Kit x v v v v v v v
Excitation Loss Module*) x v v v v v v v
Power Factor Controller x v v v v v v v
Alternator Proctection Module x v v v v v v v
Diode Failure Detector x v v v v v v v
Dual AVR (manually changed) x x x x x v v v
Excitation Circuit Breaker x x x x x v v v
Manual Voltage Regulator x x x x x v v v
Frequency Detection Module x x x x x v v v
*) Excitation Circuit Breaker adalah standard untuk AVR SX421.
v = dapat digunakan; x = tidak dapat digunakan; std = standard; opt = option;

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL
SISTEM KONTROL
SERI 6/4 - PENGUATAN SENDIRI
(SERIES 6/4 - SELF EXCITED)

Daya Keluaran U, V, W

Sumber Daya Tegangan Ref


170-250 V (Mis: 380 V)

Sensing AVR 4Adc Cont, 6A for 10 sec

170-250 V

Output AVR max 90Vd @ 207 V in

Main Stator
XStator
Putaran PU
Exciter
MAIN ROTOR (FIELD) Rotor
Main XStator
Rectifier
Main Stator

Blok Diagram Sistem Kontrol Seri 6/4 – Penguatan Sendiri

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL
SISTEM KONTROL (LANJUTAN)

SERI 3 - PENGUATAN TERPISAH


(SERIES 3 – SEPARATED EXCITED)

Daya Keluaran U, V, W

Sumber Daya Tegangan Ref


140-220V, 100 Hz (mis: 380 V)

Sensing AVR 2.7Adc Cont, 6A for 10 sec

170-250 V

Output AVR max 120 Vdc

Main Stator
XStator
Put PU
Exciter
MAIN ROTOR (FIELD) Rotor
Main XStator
Rectifier PMG
Main Stator

Blok Diagram Sistem Kontrol Seri 3 – Penguatan Terpisah

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL
SISTEM KONTROL (LANJUTAN)

SERI 5 - KONTROL TERBUKA


(SERIES 5–TRANSFORMER CTROLLED)

Daya Keluaran U, V, W

Sumber Daya
TRAFO

Main Stator
XStator
Putaran PU
Exciter
MAIN ROTOR (FIELD) Rotor
Main XStator
Rectifier

Blok Diagram Sistem Kontrol Seri 5 – Transformer Controlled

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL
SISTEM KONTROL (LANJUTAN)

PERBEDAAN ANTARA SERI – 6, 4, 3 DAN 5

SERI 6 SERI 4 SERI 3 SERI 5


Pengontrol Tegangan AVR AVR AVR Transformer
Sistem Kontrol Tertutup Tertutup Tertutup Terbuka
Sumber Daya Pengontrol Main Stator Main Stator PMG Main Stator
Model AVR SX 460 SX 440/SX421 MX341/MX321 -
SA465/SA665 MA325/327
Parallel Operation Tidak dapat Dapat Dapat Tidak Dapat
Voltage Regulation ± 1.5% - 1% ± 1% - 0.5% ± 1% - 0.5% +/- 5%
Sustain S/C Capability Tidak ada Tidak ada 300% 450%
Beban Non-Linear Biasa Biasa Unggul Kurang
Pemasangan Accessories Hanya Rheostat Dapat Dapat Tidak dapat

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL
SISTEM KONTROL (LANJUTAN)

Keunggulan Sistem Kontrol Seri 3 (PMG)


1. Dengan penguatan terpisah yang diambil dari Permanent
Magnet Generator (PMG), maka sumber daya untuk AVR
benar-benar terisolasi dari pengaruh cacat/harmonisa gelombang
yang diakibatkan oleh beban;
2. AVR benar-benar terlindungi dari tegangan peralihan (transient
voltage) yang disebabkan oleh interaksi antara thyristor
pengontrol AVR dan thyristor pengontrol beban non linear (jika
ada);
3. Selalu terdapat Positive Voltage Build-up untuk semua kondisi
beban;
4. Unggul untuk pengasutan motor dan beban non-linear;
5. Terdapat ketahanan terhadap beban lebih atau hubung pendek
sampai 300% baik gangguan pada fasa-fasa, fasa-netral;
6. Menjamin EMI (Electric & Magnetic Interference) dan RFI
(Radio Frequency Interference) yang rendah, hingga memenuhi
Standard: MIL-STD 461C dan VDE Class K;
7. PMG menghasil suatu referensi frekuensi/putaran yang baik
untuk mendeteksi terjadinya putaran lebih (over speed);
8. PMG menghasilkan daya yang konstan untuk mensuplai
accessories tambahan seperti: over voltage module, over
current, manual voltage regulator, frekuensi detection module,
dan sebagainya.

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL
KOMPONEN-KOMPONEN GENERATOR
1. MAIN STATOR
a. GULUNGAN 3 FASA;
b. MENGHASILKAN TEGANGAN AC;
c. GULUNGAN KELUARAN DARI GENERATOR.

2. MAIN ROTOR
a. GULUNGAN 1 FASA;
b. MENERIMA ARUS DC DARI PENYEARAH (MAIN RECTIFIER);
c. FUNGSINYA MENGHASILKAN MEDAN MAGNET UTAMA YANG
SELANJUTNYA MENGINDUKSIKAN GGL KE MAIN STATOR.

3. EXCITER STATOR
a. GULUNGAN 1 FASA;
b. MENERIMA ARUS DC DARI AVR UNTUK MEMBANGKITKAN
MEDAN MAGNET DAN SELANJUTNYA MENGINDUKSIKAN GGL KE
DALAM GULUNGAN EXCITER ROTOR.

4. EXCITER ROTOR
a. GULUNGAN 3 FASA TERHUBUNG STAR;
b. MENERIMA TEGANGAN INDUKSI AC DARI EXCITER STATOR DAN
KEMUDIAN DITERUSKAN KE GULUNGAN MAIN ROTOR MELALUI
PENYEARAHAN (RECTIFIER – DIODE SET)

5. PENYEARAH (MAIN RECTIFIER)


a. MERUPAKAN JEMBATAN PENYEARAH 3 FASA GELOMBANG
PENUH;
b. TERDIRI ATAS 6 BUAH DIODE, 3 FORWARD DAN 3 REVERSE
DITAMBAH 1 BUAH SURGE SUPPRESSOR / VARISTOR;
c. FUNGSI DIODE SET YAITU MENYEARAHKAN ARUS AC DARI
EXCITER ROTOR MENJADI ARUS DC DAN DIALIRKAN KE MAIN
ROTOR;
d. FUNGSI SURGE SUPPRESSOR/VARISTOR YAITU UNTUK
MELINDUNGI DIODE SET DARI SENTAKAN/SURGE YANG
DIAKIBATKAN OLEH PERUBAHAN ARUS YANG BESAR PADA
MAIN STATOR, SEPERTI : PETIR, BEBAN BESAR YG HILANG
SECARA MENDADAK, GANGGUAN PADA SAAT PARALEL, DAN
LAIN-LAIN.

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL
6. AVR (AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR)
a. KOMPONEN ELEKTRONIK TERPADU UNTUK MENGONTROL
TEGANGAN KELUARAN GENERATOR;
b. MENERIMA DAYA AC DARI GULUNGAN MAIN STATOR ATAU
GULUNGAN SUMBER TEGANGAN TAMBAHAN (PMG ATAU AUX
WINDING) DAN TEGANGAN SENSING DARI GULUNGAN MAIN
STATOR, MENGOLAH DAN AKHIRNYA MENGELUARKAN ARUS DC
KE GULUNGAN EXCITER STATOR.

KHUSUS UNTUK STAMFORD GENERATOR SERIES-3 DENGAN PENGUATAN


TERPISAH (OLEH PMG) DITAMBAH DENGAN KOMPONEN:

7. PM STATOR
a. GULUNGAN 3 FASA TERHUBUNG BINTANG;
b. MENGELUARKAN TEGANGAN AC 100 HZ UNTUK MENCATU AVR.

8. PM ROTOR
a. MERUPAKAN MAGNET PERMANEN;
b. MENGINDUKSIKAN MEDAN MAGNET KE DALAM GULUNGAN PM
STATOR.

MAIN ROTOR

EX STATOR

DIODE BRIDGE VARISTOR/


SURGE SUPRESSOR

Gambar Main Rectifier (Rotating Diodes)

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL
PENGOPERASIAN GENERATOR
ARAH PERPUTARAN
Generator dapat diputar kedua arah.
Untuk mendapatkan urutan U-V-W searah jarum jam, maka generator haruslah diputar
searah jarum jam jika dipandang dari sisi drive end / shaft (coupling disc) generator..

KONDISI PENGOPERASIAN

1. Generator haruslah dioperasikan pada teganngan dan putaran nominalnya.

2. Arus dalam keadaan berbeban dari salah satu fasa atau lebih tidak boleh melebih arus
nominalnya.
3. Faktor Daya (Power Factor, Cos)
Kapasitas generator dirancang untuk bekerja optimal pada factor daya 0.8
lagging/induktif. Untuk pengoperasian pada factor daya yang lebih rendah daripada
0.8 induktif, maka kapasitas pemakaian generator harus dikurangi. (lihat Tabel
Pengaruh Faktor Daya Terhadap Kapasitas Terpakai Generator).

4. Temperatur
Temperatur ruangan berpengaruh terhadap kapasitas terpakai dari generator.
Generator Industrial umumnya didesain untuk bekerja pada temperatur ruangan
(ambient temperature) 40C Semakin tinggi temperatur ruangan, maka kapasitas
terpakai dari generator semakin men urun. Aliran udara ruangan haruslah diusahakan
berventilasi yang baik. (lihat Tabel Pengaruh Temperatur Ruangan Terhadap
Kapasitas Terpakai Generator).

5. Ketinggian
Semakin tinggi suatu tempat, maka kerapatan udara semakin renggan sehingga
kemampuan pendinginannya akan semakin berkurang. Untuk generator yang
dipasang pada ketinggian yang melebih 1000 m di atas permukaan laut, maka
kapasitas terpakai generator harus dikurangi dari kapasitas nominalnya. (lihat Tabel
Pengaruh Ketinggian Terhadap Kapasitas Terpakai Generator)

6. Kelembaban
Generator harus dioperasikan di tempat dengan tingkat kelembaban yang rendah (max
RH 95%). Untuk tempat-tempat dengan kelembaban yang tinggi, seperti tepi pantai,
offshore, tambak, kapal dsb, maka disarankan untuk memasang pemanas (heater)
untuk menjaga kondisi gulungan agar tidak terjadi kondensasi.

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL
PENGOPERASIAN GEN… (LANJUTAN)

Pengaruh FD Terhadap Pengaruh Ketinggian (H) Terhadap


Kapasitas Terpakai Generator Kapasitas Terpakai Generator
Faktor Daya KP(FD) Ketinggian (m) KP (H)
0.0 0.825 1000 1.000
0.1 0.830 1200 0.988
0.2 0.840 1400 0.976
0.3 0.850 1600 0.964
0.4 0.860 1800 0.952
0.5 0.880 2000 0.940
0.6 0.910 2200 0.928
0.7 0.950 2400 0.916
0.8 1.000 2600 0.904
0.9 1.000 2800 0.892
3000 0.880
Kap Terpakai = KP(FD)*Kap Nom 3200 0.868
3400 0.856
3600 0.844
3800 0.832
4000 0.820

Pengaruh Temperatur Ruangan (AT) Kap Terpakai = KP(H)*Kap Nom


Terhadap Kapasitas Terpakai Generator

Ambient Temp KP (AT) KP (AT)


C Class H TR Class F TR
40 1.00 1.00
45 0.97 1.00
50 0.94 1.00
55 0.91 0.97
60 0.88 0.94

Kap Terpakai = KP(AT) * Kapasitas Nominal

KAPASITAS TERPAKAI = KP(FD) * KP(H) * KP(AT) * KAPASITAS NOMINAL

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL
PENGATURAN AVR
PENGESETAN AVR

A. JUMPER PADA AVR


- Kabel jumper pada AVR untuk Frequency (50 atau 60 Hz) , Stability (sesuai
kapasitas generator) , Sensing Selection (sensing 2 atau 3 fase) terminal dan
Excitation Interruption Link (K1-K2) haruslah dipasang sesuai dengan sistem yang
digunakan. Harap merujuk kepada stiker masing-masing model AVR.

B. VOLTS
- Fungsi: untuk mengeset tegangan keluaran generator;
- Putaran Searah Jarum Jam menaikkan tegangan keluaran dan sebaliknya.

C. STAB(ILITY)
- Fungsi: untuk mengeset kestabilan tegangan;
- Cara: Putarlah potensio STAB searah jam sampai tegangan stabil, lalu putar
berlawanan arah hingga tegangan mulai tidak stabil. Setelah itu putarlah sedikit lagi
searah jarum jam hingga kestabilan tercapai.

D. UFRO (UNDER FREQUENCY ROLL OFF)


- Fungsi: untuk proteksi AVR terhadap putaran rendah dari penggerak utama;
- UFRO menyatakan karakteristik dari Volt/Hz konstan;
- Tujuan pengesetan: untuk menentukan titik lutut (knee point) dari karakteristik
Volt/Hz;
- Cara: Jalankan generator pada putaran 95% dari putaran nominal (1425 Rpm untuk
generator 4 pole). Putarlah Potensio UFRO berlawan arah jarum jam hingga LED di
samping potensio UFRO menyala, naikkanlah perputaran penggerak utama, maka
LED akan menjadi padam.
- Putaran Searah jarum jam akan memundurkan titik lutut karakteristik Volt/Hz dan
sebaliknya;
Catatan: untuk AVR MX Series, jika LED menyala dan tegangan output menjadi
hilang, harap merujuk pada EXC TRIP dan/atau OVER/V.

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL
PENGATURAN AVR (LANJUTAN)
ajj lajj(ccw)
% Volt
knee point (titik lutut)

100

95
kemiringan Volt/Hz (typical)
90

85

80
75 80 85 90 95 100 % Hz (Rpm)

Grafik Pengesetan DROOP


E. EXC(ITATION) TRIP (HANYA UNTUK AVR MX SERIES)
- Hanya terdapat pada AVR seri MX;
- Fungsi: untuk mengeset nilai eksitasi maksimum yang diizinkan untuk mengamankan
generator dari gangguan over excitation yang mungkin diakibatkan oleh over load
ataupun over voltage (MX341);
- Telah diset dan diseal dari pabrik;
- Pengesetan yang benar adalah +/- 67-73 volt DC pada terminal X-XX saat generator
dibebani;
- Putaran searah jarum jam menaikkan batasan EXC TRIP dan sebaliknya.

F. OVER/V(OLTAGE)
- Hanya untuk AVR dengan sensing 3 fasa (SX421+ECB dan MX321);
- Fungsi: untuk mengeset batasan tegangan lebih (over voltage) yang diizinkan dalam
pengoperasian generator;
- Indikasi: terjadi over voltage ditunjukan oleh menyalanya LED dan dilanjutkan
dengan hilangnya tegangan. Untuk menormalkan kembali, maka generator perlu
dihentikan dan dijalankan ulang;
- OVER/V telah diset dipabrik dan diseal;
- Cara: Tegangan 300 V ac +/- 5% pada terminal EO dan E1. Putaran searah jarum jam
akan menaikkan batasan OVER/V.

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL
PENGATURAN AVR (LANJUTAN)
G. TRIM
- Hanya terdapat pada AVR Seri 4 dan 3;
- Fungsi: untuk pengesetan tambahan pada AVR jika terdapat pemasangan accessories
tambahan, seperti PFC;
- Cara: sesuai prosedur pengesetan accessories.

H. DROOP
- Hanya terdapat pada AVR seri 4 dan 3;
- Fungsi: menurunkan tegangan keluaran pada saat berbeban dalam rangka kerja
parallel antara 2 unit generator atau lebih;
- Cara: Putaran searah jarum jam menaikkan tegangan droop (berarti menurunkan
tegangan), dan sebaliknya. (lihat juga Kerja Parallel).

I. RMS
- Hanya terdapat pada AVR dengan sensing 3 fasa;
- Fungsi: internal control untuk sensing 3 fasa RMS;
- Cara: telah diset dan diseal di pabrik;
- Kesalahan pengesetan dapat menyebabkan tegangan tidak stabil dan dapat naik tinggi
sehingga AVR tidak dapat berfungsi dengan baik, yang ditandai dengan menyalanya
LED.

J. DIP
- Hanya terdapat pada AVR SX421, MX321 dan MX341;
- Fungsi: mengeset turunnya tegangan sesaat (voltage dip) saat terjadinya tambahan
beban secara mendadak;
- Tujuan: membantu meringankan beban sesaat pada penggerak utama;
- Turunnya tegangan sesaat sangat tergantung pada respon dari pengatur putaran dari
penggerak utama (governor);
- Putaran searah jarum jam pada potensio DIP akan meningkatkan sudut kemiringan
pada karakteristik Volt/Hz (titik lutut tidak berubah) dan sebaliknya;

K. DWELL
- Hanya terdapat pada AVR MX321;
- Fungsi: untuk mengeset waktu kembali tegangan ke tegangan nominal +/- 3%
(recovery time);
- Tujuan: membantu penggerak utama untuk kembali ke putaran nominalnya dengan
cara mengatur waktu kembali tegangan ke tegangan nominal +/- 3%;
- Cara: Putaran searah jarum jam memperlambat recovery time dan sebaliknya.

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL
PENGATURAN AVR (LANJUTAN)

Volt
100%
droop tegangan = Vdroop

VoltRegulation
Voltage Reg = Vdroop= /Vdroop/Vfull
Vfull load x 100%load x 100%

0% (no load) 50% 100% (full load)


Beban
Grafik Voltage Regulation

Volt volt overshoot

100%

volt dip recovery time recovery time

waktu
Beban Bertambah Beban Berkurang
(secara mendadak) (secara mendadak)

Grafik Tegangan vs Beban

Catatan:
recovery time: waktu kembalinya tegangan ke tegangan nominal +/- 3%

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL
PENGATURAN AVR (LANJUTAN)

% Volt
knee point (titik lutut)
100

95

90 90

85

80
75 80 85 90 95 100 % Hz (Rpm)

Grafik Pengesetan DIP

% Volt

100
kemiringan yg
95 dapat diatur

90 90

85

80
Waktu

Beban Bertambah
(secara mendadak)

Grafik Pengesetan DWELL

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL
KERJA PARALLEL
Tujuan
1. Memperbesar penyaluran daya ke beban;
2. Menghindari terputusnya penyaluran daya saat terjadinya penggantian
unit generating set.
Syarat-Syarat
1. Jumlah fasa harus sama;
2. Arah putaran fasor harus sama;
3. Tegangan keluaran harus hampir sama;
4. Frekuensi keluaran harus hampir sama.

Prinsip Kerja
1. Daya reaktif (kVAR) dibagi secara proporsional oleh generator;
2. Daya aktif (kW) dibagi secara proporsional oleh penggerak utama.

Peralatan yang Dibutuhkan (pada Generator)


1. Droop kit  untuk perbandingan kapasitas sampai 1:3;
2. Power Factor Controller (PFC-3)  untuk perbandingan kapasitas lebih
besar daripada 1:3.

Cara Pengesetan
1. Jalankan generator pada putaran tanpa beban, sesuai dengan spesifikasi
dari penggerak utama, misalnya 52 Hz/1,560 Rpm untuk governor
dengan regulasi –4%;
2. Jika terdapat Voltage Hand Trimmer, putarlah pada posisi tengah dan
putarlah potensio DROOP berlawan arah jarum jam sampai posisi
minimum;
3. Kemudian aturlah tegangan keluaran generator pada posisi tanpa beban,
misalnya 385 V, dengan cara memutar potensio VOLT pada AVR.
Catatlah Volt dan Hz;
4. Bebanilah generator sampai beban nominalnya; catatlah besarnya beban;
5. Putarlah potensio DROOP hingga tegangan yang direkomendasikan.
(Rekomendasi: beban 3% droop pada 0.8 PF dan 5% droop pada 1.0 PF)
6. Lakukanlah hal yang sama dari langkah 1 sampai dengan 5 untuk
generator lain.

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL
KERJA PARALLEL (LANJUTAN)
Contoh Pengesetan DROOP
- Generator yang akan diparallel: 100 dan 150 kVA;
- Misalkan beban yang tersedia : 100 A;
- Perhitungan:
% beban Geno 100 kVA = 100/152 * 100% = 66.67%
% beban Geno 150 kVA = 100/228 * 100% = 43.86%
Misalkan
1. Volt NL = 390 V pada 52 Hz;
2. DROOP yang dibutuhkan 4%, maka
% DROOP Geno 100 kVA = 66.67% * 4% = 2.6668% atau 10.4Volt;
% DROOP Geno 150 kVA = 43.86% * 4% = 1.7544% atau 6.84 Volt.
- Sehingga pada saat generator dibebani 100A, maka potensio DROOP
diputar searah jarum jam, sehingga menghasilkan tegangan keluaran
sebesar:
1. Geno 100 kVA = 390-10.4 = 379.60 Volt;
2. Geno 150 kVA = 390-6.84 = 383.16 Volt.
% Volt

100

99

98
90
97

96

100 75 67 50 33 25 16 0 25 50 75 100

% Beban Generator 150 kVA % Beban Generator 100 kVA

Grafik Pembagian Beban Secara Proporsional Generator 100 & 150 kVA

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL
KERJA PARALLEL (LANJUTAN)

Kesulitan-Kesulitan Parallel

1. Ampere NAIK sesaat setelah CB ditutup


 Periksa polaritas Droop CT;
 Periksa tegangaan tanpa beban.

2. Ampere TAK SEIMBANG, kW SEIMBANG saat beban bertambah atau


berkurang
 Periksa tegangan droop;
 Periksa tegangan tanpa beban.

3. kW TAK SEIMBANG, Ampere SEIMBANG saat beban bertambah atau


berkurang
 Periksa engine speed droop.

4. Ampere dan kW TIDAK STABIL (HUNTING)


 Periksa beban – apakah ada beban capasitif;
 Periksa governor penggerak utama.

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL
TROUBLESHOOTING
GENERATOR SERI 6/4 – PENGUATAN SENDIRI
SENSING : 2 FASA (SX460 DAN SX440) / 3 FASA (SX421)

GANGGUAN PENYEBAB GANGGUAN


Tidak keluar tegangan saat 1. Khusus untuk seri 4 dengan AVR SX421 : Periksalah
generator dihidupkan apakah excitation switch pada posisi ON
2. Khusus untuk seri 4 (dengan AVR SX440 atau SX421) :
Periksalah link K1-K2 pada terminal bantu (auxiliary
terminal);
3. Periksalah rpm penggerak utama;
4. Periksalah tegangan-sisa;
5. Lanjutkan dengan prosedur pengetesan dengan eksitasi
terpisah.

Tegangan tidak stabil baik pada 1. Periksalah kestabilan rpm


berbeban maupun tanpa beban penggerak utama;
2. Periksalah setting stabilitas (STAB) pada AVR.

Tegangan naik tinggi baik pada 1. Periksalah rpm penggerak utama;


saat berbeban maupun tanpa 2. Periksalah link 1-2 atau keadaan dari Rheostat;
beban 3. Khusus untuk seri-4 dengan AVR SX440 : periksalah
hubungan dari dan ke semua terminal bertanda 1, 2, 3,
P2, dan P3;
Periksalah tegangan pada terminal 2-3 (seharusnya : ½
dari tegangan keluaran line-line), dan tegangan antara
P2-P3 (seharusnya seimbang dan lebih kurang 170-250
Volt saat tanpa beban);
4. Khusus untuk seri 4 dengan AVR SX421 : periksalah
hubungan dari dan ke semua terminal bertanda 6, 7, 8,
P2, dan P3;
Periksalah tegangan pada terminal 6-7, 7-8, 6-8
(seharusnya berkisar antara setengah dari tegangan
keluaran line-line), dan tegangan antara P2-P3
(seharusnya seimbang dan lebih-kurang 170-250 Volt
saat tanpa beban);
5. Periksalah beban, yakinkan bahwa tidak ada beban
yang bersifat Capasitif ( cos phi leading).

Tegangan rendah pada saat 1. Periksalah rpm penggerak utama;


tanpa beban 2. Periksalah hubungan terminal 1-2 (pada AVR) atau
rheostat apakah terhubung/bekerja dengan baik.

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL
TROUBLESHOOTING (LANJUTAN)
GENERATOR SERI 6/4 – PENGUATAN SENDIRI
SENSING : 2 FASA (SX460 DAN SX440) / 3 FASA (SX421)
Tegangan rendah pada saat 1. Periksalah rpm penggerak utama;
berbeban 2. Periksalah setting dari UFRO pada AVR;
3. Lanjutkan dengan prosedur pengetesan dengan eksitasi
terpisah.

Turunnya tegangan saat beban 1. Periksalah respon dari governor;


dimasukkan (DIP) terlalu besar 2. Khusus untuk seri-4 dengan AVR SX42: Periksalah
pengesetan DIP pada AVR.

Waktu kembali ke keadaan 1. Periksalah respon dari governor;


mantap (steady state) sekitar 2. Khusus untuk seri 4 dengan AVR SX421 : Periksalah
tegangan nominal yang agak pengesetan DWELL pada AVR.
lambat

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL
TROUBLESHOOTING (LANJUTAN)
GENERATOR SERI 3 – PENGUATAN TERPISAH DENGAN PMG
SENSING : 2 FASA (MX341) / 3 FASA (MX321)
GANGGUAN PENYEBAB GANGGUAN
Tidak keluar tegangan saat 1. Periksalah link K1-K2 pada terminal bantu;
generator dihidupkan 2. Lanjutkan dengan prosedur pengetesan dengan eksitasi
terpisah.

Tegangan hilang saat Genertor 1. Pertama, matikan genset dan hidupkan kembali;
telah beroperasi 2. Jika tidak keluar tegangan atau tegangan ada dan hilang
setelah beberapa saat, lanjutkanlah dengan memberikan
eksitasi dari luar.

Tegangan naik tinggi kemudian 1. Periksalah kondisi dan hubungan dari kabel-kabel
hilang sensing (2 dan 3 pada AVR MX341, dan 6,7, dan 8 pada
AVR MX321);
2. Lanjutkanlah dengan memberikan eksitasi dari luar.

Tegangan tidak stabil pada saat 1. Periksalah kestabilan rpm penggerak utama;
berbeban maupun tanpa beban 2. Periksalah setting stabilitas (STAB) pada AVR.

Tegangan rendah pada saat 1. Periksalah rpm penggerak utama;


berbeban 2. Periksalah setting UFRO pada AVR.

Turunnya tegangan saat 1. Periksalah respon dari governor;


dimasukkan (DIP) terlalu besar 2. Periksalah setting DIP pada AVR.

Waktu kembali ke keadaan 1. Periksalah respon dari governor;


mantap (steady state) sekitar 2. Periksalah setting DWELL pada AVR.
tegangan nominal

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL
TROUBLESHOOTING (LANJUTAN)

PROSEDUR PEMERIKSAAN TEGANGAN SISA


- Prosedur ini hanya diperuntukan untuk generator seri 6/4 – penguatan
sendiri;
- Prosedur ini dilakukan dengan maksud memeriksa tegangan sisa (residual
voltage) pada sistem penguatan generator. Hilangnya tegangan sisa bisa
diakibatkan oleh lamanya penyimpanan atau kelembaban yang tinggi;
- Prosedurnya adalah sbb:
a. Lepaskan dan isolasi kabel X (F1) dan XX (F2) dari
terminal di AVR ;
b. Jalankan generator dalam keadaan tanpa beban, ukurlah
tegangan pada terminal 7-8 (SX460) atau P2-P3 (SX440/
SX421), tegangannya harus minimal 5 V.
c. Jika tegangannya < 5V, maka hubungkan kabel X (F1) ke
Kutub (+) Baterai 12 V dan XX (F2) ke Kutub (-) Baterai
12 V, lalu jalankan generator pada keadaan tanpa beban;
d. Ukurlah tegangan keluaran, tegangannya haruslah minimal
tegangan nominal +/- 10% atau tegangan input pada AVR
di terminal 7-8 (SX460) dan P2-P3 (SX440/SX421)
haruslah berkisar antara 170 – 250 Volt. Jika tegangannya
tidak normal, maka lanjutkan dengan prosedur pengetesan
dengan eksitasi terpisah;
e. Jika teganganya normal, maka hentikan generator dan
lepaskan hubungan kabel X/XX ke baterai dan hubungkan
kembali ke AVR. Lalu jalankan generator dan amatilah
tegangannya. Jika tidak normal teruskan dengan prosedur
pengetesan dengan eksitasi terpisah untuk menentukan
penyebab gangguan, apakah ada pada gulungan generator
dan/atau AVR dan/atau rotating diode.

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL
TROUBLESHOOTING (LANJUTAN)

PROSEDUR PENGETESAN DNG EKSITASI TERPISAH


1. Lepaskan dari AVR dan hubungkan kabel X (F1) ke Kutub (+) Baterai 12
V dan XX (F2) ke Kutub (-) Baterai 12 V, lalu jalankan generator pada
keadaan tanpa beban pada putaran nominalnya;
2. Ukurlah tegangan keluaran generator; tegangan keluaran haruslah sama
dengan tegangan nominal +/- 10% dan seimbang (ketidakseimbangan
maksimum +/- 1.0%); ukur juga tegangan pada sensing AVR: 7-8
(SX460), 2-3 (SX440/MX341) atau 6-7/7-8/6-8 (SX421/MX321)
tegangannya haruslah lebih kurang ½ dari tegangan keluaran atau dalam
kisaran 175 – 240 V. Jika tidak demikian, periksalah kabel-kabel sensing
dari dan ke AVR;
- Tegangan NORMAL tetapi TIDAK SEIMBANG
Jika tegangan normal (nominal +/- 10%) tetapi tidak seimbang
(> 1.0%), maka gangguan ada pada gulungan main stator. Ukurlah
tahanan dari main stator dengan menggunakan Kelvin Bridge dan
bandingkan hasil pengukuran dengan tahanan standard (lihat
table). Toleransi yang diizinkan adalah +/- 10%.

- Tegangan SEIMBANG tetapi TIDAK NORMAL


Jika tegangan keluaran masih berada dalam batas toleransi
ketidakseimbangan (1.0%), maka dapat disimpulkan pada
prinsipnya tidak ada masalah dengan main stator, kemungkin
adalah pada sistem penguatan dan/atau tahanan insulasi. Lanjutkan
dengan pemeriksaan berikut ini:

a. Pemeriksaan Diode
Periksalah diode satu per satu dan jika ada satu atau lebih diode
yang tidak berfungsi baik, maka seluruh diode (6 buah) harus
diganti.
Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan Ohm meter
analog pada skala 10k atau multimeter digital. Diode yang baik
tahanannya akan rendah pada polaritas maju (forward) dan
tahanannya akan tak terhingga pada polaritas balik (reverse).

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL
TROUBLESHOOTING (LANJUTAN)
b. Pengukuran Tahanan Gulungan Penguat
Ukurlah tahanan dari gulungan penguat (main rotor, exciter rotor,
dan exciter stator) dan bandingkanlah hasil pengukuran dengan
tahanan standard (lihat table). Toleransi yang diizinkan adalah +/-
10 %.

c. Pengukuran Tahanan Insulasi (Megger)


Jika pengukuran pada point b berhasil baik, maka kemungkinan
gangguan ada pada AVR. Gantilah AVR dan jalankanlah
generator.
Jika tegangan keluaran masih rendah, maka kemungkinan tahanan
insulasi dari gulungan terlalu rendah. Lakukanlah pengukuran
tahanan insulasi dengan Megger Meter 500V. Tahanan minimum
yang diizinkan adalah 1 Mega Ohm.
Untuk menaikkan tahanan insulasi, maka gulungan yang
bersangkutan harus dipanaskan dengan pemanas atau lampu atau
oven.

3. Untuk generator seri 3 – penguatan terpisah, periksa juga keluaran dari


PMG. Ukurlah terminal P2-P3-P4, tegangan antar 2 fasa haruslah 170 –
180 Volt pada 50 Hz (200 – 216 V pada 60 Hz) dan haruslah seimbang.
- Tegangan NORMAL tetapi TIDAK SEIMBANG
 Berarti masalah ada pada PM stator. Ukurlah tahanan dan
bandingkan dengan tahanan standard. PM Stator yang rusak harus
digulung ulang atau diganti baru;
- Tegangan SEIMBANG tetapi TIDAK NORMAL (RENDAH)
Berarti masalah ada pada PM Rotor.

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL
TABEL TAHANAN GENERATOR
Merujuk kepada Manual Book

- Rating merujuk pada 380/220 V , 50 Hz – 1500 Rpm, Class H temperature rise, 40  C


ambient temperature;
- Nilai tahanan di atas adalah merujuk pada suhu 20 C dengan deviasi maksimum
dari nilai tahanan tertera di atas sebesar +/- 10%.

PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL

Anda mungkin juga menyukai