AC GENERATORS
INDUSTRIAL MARINE
- 1 atau 2 bearing - Umumnya 1 bearing
- Enclosure: IP 21/22/23 (BC) - Enclosure: IP 23 sebagai standar
- Sistem Kontrol: 6/4/3 - Sistem Kontrol: 3/Aux Winding (BC18)
- Gulungan tidak selalu dilindungi lapisan - Semua gulungan dilindungi dengan
EPOXY lapisan EPOXY.
Jumlah Bearing (1 atau 2)
Panjang Inti Kumparan (Variable Huruf)
Jumlah Kutub (2, 4 atau 6) (5: BC&UC22)
Tinggi Center Shaft (16, 18, 22 atau 27
cm)
I(ndustrial) atau M(arine)
HC I 5 3 4 D 1
Jumlah Bearing (1 atau 2)
Panjang Inti Kumparan (Variable Huruf)
Jumlah Kutub (2, 4 atau 6)
Sistem Kontrol (Seri 4 atau 3)
Ukuran/No Frame (4, 5, 6, atau 7)
I(ndustrial) atau M(arine)
Type/Range
Daya Keluaran U, V, W
170-250 V
Main Stator
XStator
Putaran PU
Exciter
MAIN ROTOR (FIELD) Rotor
Main XStator
Rectifier
Main Stator
Daya Keluaran U, V, W
170-250 V
Main Stator
XStator
Put PU
Exciter
MAIN ROTOR (FIELD) Rotor
Main XStator
Rectifier PMG
Main Stator
Daya Keluaran U, V, W
Sumber Daya
TRAFO
Main Stator
XStator
Putaran PU
Exciter
MAIN ROTOR (FIELD) Rotor
Main XStator
Rectifier
2. MAIN ROTOR
a. GULUNGAN 1 FASA;
b. MENERIMA ARUS DC DARI PENYEARAH (MAIN RECTIFIER);
c. FUNGSINYA MENGHASILKAN MEDAN MAGNET UTAMA YANG
SELANJUTNYA MENGINDUKSIKAN GGL KE MAIN STATOR.
3. EXCITER STATOR
a. GULUNGAN 1 FASA;
b. MENERIMA ARUS DC DARI AVR UNTUK MEMBANGKITKAN
MEDAN MAGNET DAN SELANJUTNYA MENGINDUKSIKAN GGL KE
DALAM GULUNGAN EXCITER ROTOR.
4. EXCITER ROTOR
a. GULUNGAN 3 FASA TERHUBUNG STAR;
b. MENERIMA TEGANGAN INDUKSI AC DARI EXCITER STATOR DAN
KEMUDIAN DITERUSKAN KE GULUNGAN MAIN ROTOR MELALUI
PENYEARAHAN (RECTIFIER – DIODE SET)
7. PM STATOR
a. GULUNGAN 3 FASA TERHUBUNG BINTANG;
b. MENGELUARKAN TEGANGAN AC 100 HZ UNTUK MENCATU AVR.
8. PM ROTOR
a. MERUPAKAN MAGNET PERMANEN;
b. MENGINDUKSIKAN MEDAN MAGNET KE DALAM GULUNGAN PM
STATOR.
MAIN ROTOR
EX STATOR
KONDISI PENGOPERASIAN
2. Arus dalam keadaan berbeban dari salah satu fasa atau lebih tidak boleh melebih arus
nominalnya.
3. Faktor Daya (Power Factor, Cos)
Kapasitas generator dirancang untuk bekerja optimal pada factor daya 0.8
lagging/induktif. Untuk pengoperasian pada factor daya yang lebih rendah daripada
0.8 induktif, maka kapasitas pemakaian generator harus dikurangi. (lihat Tabel
Pengaruh Faktor Daya Terhadap Kapasitas Terpakai Generator).
4. Temperatur
Temperatur ruangan berpengaruh terhadap kapasitas terpakai dari generator.
Generator Industrial umumnya didesain untuk bekerja pada temperatur ruangan
(ambient temperature) 40C Semakin tinggi temperatur ruangan, maka kapasitas
terpakai dari generator semakin men urun. Aliran udara ruangan haruslah diusahakan
berventilasi yang baik. (lihat Tabel Pengaruh Temperatur Ruangan Terhadap
Kapasitas Terpakai Generator).
5. Ketinggian
Semakin tinggi suatu tempat, maka kerapatan udara semakin renggan sehingga
kemampuan pendinginannya akan semakin berkurang. Untuk generator yang
dipasang pada ketinggian yang melebih 1000 m di atas permukaan laut, maka
kapasitas terpakai generator harus dikurangi dari kapasitas nominalnya. (lihat Tabel
Pengaruh Ketinggian Terhadap Kapasitas Terpakai Generator)
6. Kelembaban
Generator harus dioperasikan di tempat dengan tingkat kelembaban yang rendah (max
RH 95%). Untuk tempat-tempat dengan kelembaban yang tinggi, seperti tepi pantai,
offshore, tambak, kapal dsb, maka disarankan untuk memasang pemanas (heater)
untuk menjaga kondisi gulungan agar tidak terjadi kondensasi.
B. VOLTS
- Fungsi: untuk mengeset tegangan keluaran generator;
- Putaran Searah Jarum Jam menaikkan tegangan keluaran dan sebaliknya.
C. STAB(ILITY)
- Fungsi: untuk mengeset kestabilan tegangan;
- Cara: Putarlah potensio STAB searah jam sampai tegangan stabil, lalu putar
berlawanan arah hingga tegangan mulai tidak stabil. Setelah itu putarlah sedikit lagi
searah jarum jam hingga kestabilan tercapai.
100
95
kemiringan Volt/Hz (typical)
90
85
80
75 80 85 90 95 100 % Hz (Rpm)
F. OVER/V(OLTAGE)
- Hanya untuk AVR dengan sensing 3 fasa (SX421+ECB dan MX321);
- Fungsi: untuk mengeset batasan tegangan lebih (over voltage) yang diizinkan dalam
pengoperasian generator;
- Indikasi: terjadi over voltage ditunjukan oleh menyalanya LED dan dilanjutkan
dengan hilangnya tegangan. Untuk menormalkan kembali, maka generator perlu
dihentikan dan dijalankan ulang;
- OVER/V telah diset dipabrik dan diseal;
- Cara: Tegangan 300 V ac +/- 5% pada terminal EO dan E1. Putaran searah jarum jam
akan menaikkan batasan OVER/V.
H. DROOP
- Hanya terdapat pada AVR seri 4 dan 3;
- Fungsi: menurunkan tegangan keluaran pada saat berbeban dalam rangka kerja
parallel antara 2 unit generator atau lebih;
- Cara: Putaran searah jarum jam menaikkan tegangan droop (berarti menurunkan
tegangan), dan sebaliknya. (lihat juga Kerja Parallel).
I. RMS
- Hanya terdapat pada AVR dengan sensing 3 fasa;
- Fungsi: internal control untuk sensing 3 fasa RMS;
- Cara: telah diset dan diseal di pabrik;
- Kesalahan pengesetan dapat menyebabkan tegangan tidak stabil dan dapat naik tinggi
sehingga AVR tidak dapat berfungsi dengan baik, yang ditandai dengan menyalanya
LED.
J. DIP
- Hanya terdapat pada AVR SX421, MX321 dan MX341;
- Fungsi: mengeset turunnya tegangan sesaat (voltage dip) saat terjadinya tambahan
beban secara mendadak;
- Tujuan: membantu meringankan beban sesaat pada penggerak utama;
- Turunnya tegangan sesaat sangat tergantung pada respon dari pengatur putaran dari
penggerak utama (governor);
- Putaran searah jarum jam pada potensio DIP akan meningkatkan sudut kemiringan
pada karakteristik Volt/Hz (titik lutut tidak berubah) dan sebaliknya;
K. DWELL
- Hanya terdapat pada AVR MX321;
- Fungsi: untuk mengeset waktu kembali tegangan ke tegangan nominal +/- 3%
(recovery time);
- Tujuan: membantu penggerak utama untuk kembali ke putaran nominalnya dengan
cara mengatur waktu kembali tegangan ke tegangan nominal +/- 3%;
- Cara: Putaran searah jarum jam memperlambat recovery time dan sebaliknya.
Volt
100%
droop tegangan = Vdroop
VoltRegulation
Voltage Reg = Vdroop= /Vdroop/Vfull
Vfull load x 100%load x 100%
100%
waktu
Beban Bertambah Beban Berkurang
(secara mendadak) (secara mendadak)
Catatan:
recovery time: waktu kembalinya tegangan ke tegangan nominal +/- 3%
% Volt
knee point (titik lutut)
100
95
90 90
85
80
75 80 85 90 95 100 % Hz (Rpm)
% Volt
100
kemiringan yg
95 dapat diatur
90 90
85
80
Waktu
Beban Bertambah
(secara mendadak)
Prinsip Kerja
1. Daya reaktif (kVAR) dibagi secara proporsional oleh generator;
2. Daya aktif (kW) dibagi secara proporsional oleh penggerak utama.
Cara Pengesetan
1. Jalankan generator pada putaran tanpa beban, sesuai dengan spesifikasi
dari penggerak utama, misalnya 52 Hz/1,560 Rpm untuk governor
dengan regulasi –4%;
2. Jika terdapat Voltage Hand Trimmer, putarlah pada posisi tengah dan
putarlah potensio DROOP berlawan arah jarum jam sampai posisi
minimum;
3. Kemudian aturlah tegangan keluaran generator pada posisi tanpa beban,
misalnya 385 V, dengan cara memutar potensio VOLT pada AVR.
Catatlah Volt dan Hz;
4. Bebanilah generator sampai beban nominalnya; catatlah besarnya beban;
5. Putarlah potensio DROOP hingga tegangan yang direkomendasikan.
(Rekomendasi: beban 3% droop pada 0.8 PF dan 5% droop pada 1.0 PF)
6. Lakukanlah hal yang sama dari langkah 1 sampai dengan 5 untuk
generator lain.
100
99
98
90
97
96
100 75 67 50 33 25 16 0 25 50 75 100
Grafik Pembagian Beban Secara Proporsional Generator 100 & 150 kVA
Kesulitan-Kesulitan Parallel
Tegangan hilang saat Genertor 1. Pertama, matikan genset dan hidupkan kembali;
telah beroperasi 2. Jika tidak keluar tegangan atau tegangan ada dan hilang
setelah beberapa saat, lanjutkanlah dengan memberikan
eksitasi dari luar.
Tegangan naik tinggi kemudian 1. Periksalah kondisi dan hubungan dari kabel-kabel
hilang sensing (2 dan 3 pada AVR MX341, dan 6,7, dan 8 pada
AVR MX321);
2. Lanjutkanlah dengan memberikan eksitasi dari luar.
Tegangan tidak stabil pada saat 1. Periksalah kestabilan rpm penggerak utama;
berbeban maupun tanpa beban 2. Periksalah setting stabilitas (STAB) pada AVR.
a. Pemeriksaan Diode
Periksalah diode satu per satu dan jika ada satu atau lebih diode
yang tidak berfungsi baik, maka seluruh diode (6 buah) harus
diganti.
Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan Ohm meter
analog pada skala 10k atau multimeter digital. Diode yang baik
tahanannya akan rendah pada polaritas maju (forward) dan
tahanannya akan tak terhingga pada polaritas balik (reverse).