Anda di halaman 1dari 70

NEWAGE - STAMFORD

AC GENERATORS
TECHNICAL TRAINING
NOTES
MODULE 1

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


FITUR SPESIAL

1.Desain fisik yang kompak dan ringan;

2.Tersedia dalam single dan double bearing dengan adaptor housing


dan disc coupling (single bearing) yang dapat ditukar (changeable)
sesuai dengan kebutuhan dan lapangan penggunaan;

3.Generator untuk aplikasi Industrial atau Marine;

4.Standard 2/3 pitch factor untuk gulungan main stator;

5.Dynamically balanced untuk Main Rotor Set;

6.Voltage Regulation +/- 0.5% pada beban linier dng 0.8 – 1 PF;

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


7.Total Harmonic Distorsion < 1.5% pada Tanpa Beban dan
THD < 3.0% pada 100% beban linier;

8.Fleksibilitas tegangan dengan system 12 ends reconnectable


mains stator (standard ~HC5);

9.Semua gulungan dilapisi dengan bahan insulation berkelas “H”,


sehingga mampu menahan kenaikkan temperatur hingga 125º C
pada 40º C suhu ruangan;

10.Respon yang cepat terhadap perubahaan beban (< 300 ms).

11.Sistem kontrol yang sederhana dengan unjuk kerja yang prima;

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


12.Mampu menahan arus lebih hingga 300 % dalam kurun waktu
10 detik (series 3 – PMG Excited);

13.Unggul untuk beban-beban non-linear dan motor starting;

14.Mudah untuk dioperasikan single maupun parallel;

15. Tersedia berbagai macam accessories untuk keperluan kontrol


tambahan;

16.Memenuhi berbagai Standard International: IEC 34, BS5000,


VDE 0530, NEMA MG1-22, CSA C22.2-100, AS1539, Lloyds,
DnV, Bureau Veritasm ABS, Germanischer-Lloyd or RINA;

17.Sistem desain dan manufaktur yang memenuhi ISO 9001


Standard.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


PRODUCT RANGE
4 Pole-50/60 Hz – 1500/1800 Rpm, LV: 190-690V

INDUSTRIAL MARI NE
MODEL SISTEM KONTROL SISTEM KONTROL
kVA kVA
Seri 6 Seri 4 Seri 3 Seri 6 Seri 4 Seri 3
BC164A-D 8.1-16 std opt x NA x x x
Aux
BC184E-G 22.5-31.3 std opt x 19.3-26.2 x x
wd
UC224C-G 42.5-85 x std opt 41.9-78.8 x x std
UC274C-H 100-200 x std opt 92.5-212.5 x x std
HC4C-F 250-380 x x std 238-375 x x std
HC5C-F 450-670 x x std 450-644 x x std
HC6G-K 800-1100 x x std 763-1063 x x std
P7A-G 1200-2100 x x std 1035- 1925 x x std
P70L 2250-2500 x x std Consult x x std
LVSI824 2250-3800 x x std factory x x std

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


2/6 Pole-50/60 Hz, LV: 190-600V
INDUSTRIAL MARI NE
MODEL SISTEM KONTROL SISTEM KONTROL
kVA kVA
Seri 6 Seri 4 Seri 3 Seri 6 Seri 4 Seri 3
BC162D-G 12.5-25 std opt x NA x x x

BC184H-K 30-37.5 std opt x NA x x x


HC636G-K 280-570 x x std 313-625 x x std
HC736E-G 700-1300 x x std 750-1200 x x std

std = standar, x = tidak berlaku, opt = option;


NA= not available;Aux wd = Aux winding
Referensi Rating:
industrial: berdasarkan temperature rise class H
(ambient Temp 40 ºC) pada 380/220V, 50 Hz
marine: berdasarkan temperature rise class F (ambient
Temp 50 ºC) pada 440/254 V, 60 Hz.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


PRODUCT RANGE (LANJUTAN)
4 Pole-50/60 Hz-1500/1800 Rpm, MV & HV
MV BASE CONT 105 ºC HV BASE CONT 105 ºC
MODEL 50 Hz 60 Hz 50 Hz 60 Hz
3300V 2400V 4160V 6600V 11000V 7200V 13800V
MVWI734E 1000-1750 1250-2188 - - - -
MVSI824C-H 2074-4100 2500-4920 - - - -
HVSI824C-H - - - 2074-4100 1850-3800 2489-4920 2312-4750

*Referensi Rating: Class F Insulation, Class F temperature


rise (105 ºC ), 40 ºC ambient temperature, 3 phase;
*Semua generator MV/HV dilengkapi dengan anti-
condensation heater dan windings RTDs;
*AVR Standard: MVW734 : MX321 dan MV/HVSI824 MA325/327;
*Tersedia juga generator untuk aplikasi Marine.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


PERBEDAAN
INDUSTRIAL DAN MARINE

INDUSTRIAL MARINE

-1 atau 2 bearing -Umumnya 1 bearing

-Enclosure: IP 21/22/23 (BC) -Enclosure: IP 23 sebagai standar

-Sistem Kontrol: 6/4/3 -Sistem kontrol :


3/AuxWinding (BC18)
-Gulungan tidak selalu dilindungi
lapisan EPOXY. - Semua gulungan dilindungi dengan
lapisan EPOXY.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


DESIGNATION

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO
SISTEM AVR
MODEL SA665 SA465 SX460 SX440 SX421 MX341 MX321 MA327
BC164 x opt std o/loose o/loose x x x
BC184 opt opt std o/loose o/loose x x x
UC224 x x x std o o o x
UC274 x x x std o o o x
HC434 x x x x x std o x
HC534 x x x x x std o x
HC634 x x x x x x std x
P7 x x x x x x std x
P70L x x x x x x std x
MVWI734 x x x x x x std x
LVSI824 x x x x x x x std
MVSI824 x x x x x x x std
HVSI824 x x x x x x x std

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


AVR & APLIKASI ACCESSORIES
SX42 MX MX MA
ACCESSORIES SX460 SA665 SA465 SX440
1 341 321 325
Voltage Trimmer v v v v v v v v
RFI Supressor Kit v v v v v v v v
Current Sensing Kit x v v v v v v v
Droop Kit x v v v v v v v
Astatic Paralleling Kit x v v v v v v v
Excitation Loss Module*) x v v v v v v v
Power Factor Controller x v v v v v v v
Alternator Proctection Module x v v v v v v v
Diode Failure Detector x v v v v v v v
Dual AVR (manually changed) x x x x x v v v
Excitation Circuit Breaker x x x x x v v v
Manual Voltage Regulator x x x x x v v v
Frequency Detection Module x x x x x v v v
*) Excitation Circuit Breaker adalah standard untuk AVR SX421.
v = dapat digunakan; x = tidak dapat digunakan; std = standard; opt = option;

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


SISTEM KONTROL
SERI 6/4 - PENGUATAN SENDIRI
(SERIES 6/4 - SELF EXCITED)

Blok Diagram Sistem Kontrol Seri 6/4 – Penguatan Sendiri

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


SISTEM KONTROL (LANJUTAN)
SERI 3 - PENGUATAN TERPISAH
(SERIES 3 – SEPARATED EXCITED)

Blok Diagram Sistem Kontrol Seri 3 – Penguatan Terpisah

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


SISTEM KONTROL (LANJUTAN)
SERI 5 - KONTROL TERBUKA
(SERIES 5–TRANSFORMER CTROLLED)

Blok Diagram Sistem Kontrol Seri 5 – Transformer Controlled

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


SISTEM KONTROL (LANJUTAN)
PERBEDAAN ANTARA SERI – 6, 4, 3 DAN 5

SERI 6 SERI 4 SERI 3 SERI 5

Pengontrol Tegangan AVR AVR AVR Transformer


Sistem Kontrol Tertutup Tertutup Tertutup Terbuka
Sumber Daya Pengontrol Main Stator Main Stator PMG Main Stator
Model AVR SX 460 SX 440/SX421 MX341/MX32 -
SA465/SA665 1
MA325/327
Parallel Operation Tidak dapat Dapat Dapat Tidak Dapat
Voltage Regulation ± 1.5% - 1% ± 1% - 0.5% ± 1% - 0.5% +/- 5%
Sustain S/C Capability Tidak ada Tidak ada 300% 450%
Beban Non-Linear Biasa Biasa Unggul Kurang
Pemasangan Accessories Hanya Dapat Dapat Tidak dapat
Rheostat

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


SISTEM KONTROL (LANJUTAN)
Keunggulan Sistem Kontrol Seri 3 (PMG):

1.Dengan penguatan terpisah yang diambil dari Permanent


Magnet Generator (PMG), maka sumber daya untuk AVR
benar-benar terisolasi dari pengaruh cacat/harmonisa gelombang
yang diakibatkan oleh beban;

2.AVR benar-benar terlindungi dari tegangan peralihan


(transient voltage) yang disebabkan oleh interaksi antara
thyristor pengontrol AVR dan thyristor pengontrol beban non
linear (jika ada);

3.Selalu terdapat Positive Voltage Build-up untuk semua kondisi


beban;

4.Unggul untuk pengasutan motor dan beban non-linear;

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


5.Terdapat ketahanan terhadap beban lebih atau hubung
pendek sampai 300% baik gangguan pada fasa-fasa,
fasa-netral;

6.Menjamin EMI (Electric & Magnetic Interference) dan


RFI (Radio Frequency Interference) yang rendah,
hingga memenuhi Standard: MIL-STD 461C dan VDE
Class K;

7.PMG menghasilkan suatu referensi frekuensi/putaran


yang baik untuk mendeteksi terjadinya putaran lebih
(over speed);

8.PMG menghasilkan daya yang konstan untuk mensuplai


accessories tambahan seperti: over voltage module,
over current, manual voltage regulator, frekuensi
detection module, dan sebagainya.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


KOMPONEN-KOMPONEN GENERATOR:
1.MAIN STATOR:
a.GULUNGAN 3 FASA;
b.MENGHASILKAN TEGANGAN AC;
c.GULUNGAN KELUARAN DARI GENERATOR.

2.MAIN ROTOR:
a.GULUNGAN 1 FASA;
b.MENERIMA ARUS DC DARI PENYEARAH (MAIN RECTIFIER);
c.FUNGSINYA MENGHASILKAN MEDAN MAGNET UTAMA
YANG SELANJUTNYA MENGINDUKSIKAN GGL KE MAIN STATOR.

3.EXCITER STATOR
a.GULUNGAN 1 FASA;
b.MENERIMA ARUS DC DARI AVR UNTUK MEMBANGKITKAN MEDAN
MAGNET DAN SELANJUTNYA MENGINDUKSIKAN GGL KE DALAM
GULUNGAN EXCITER ROTOR.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


4.EXCITER ROTOR
a.GULUNGAN 3 FASA TERHUBUNG STAR;
b.MENERIMA TEGANGAN INDUKSI AC DARI EXCITER STATOR DAN
KEMUDIAN DITERUSKAN KE GULUNGAN MAIN ROTOR MELALUI
PENYEARAHAN (RECTIFIER – DIODE SET)

5.PENYEARAH (MAIN RECTIFIER)


a.MERUPAKAN JEMBATAN PENYEARAH 3 FASA GELOMBANG
PENUH;
b.TERDIRI ATAS 6 BUAH DIODE, 3 FORWARD DAN 3 REVERSE
DITAMBAH 1 BUAH SURGE SUPPRESSOR / VARISTOR;
c.FUNGSI DIODE SET YAITU MENYEARAHKAN ARUS AC DARI
EXCITER ROTOR MENJADI ARUS DC DAN DIALIRKAN KE MAIN
ROTOR;
d.FUNGSI SURGE SUPPRESSOR/VARISTOR YAITU UNTUK
MELINDUNGI DIODE SET DARI SENTAKAN/SURGE YANG
DIAKIBATKAN OLEH PERUBAHAN ARUS YANG BESAR PADA MAIN
STATOR, SEPERTI : PETIR, BEBAN BESAR YG HILANG SECARA
MENDADAK, GANGGUAN PADA SAAT PARALEL, DAN LAIN-LAIN.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


6.AVR (AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR)
a.KOMPONEN ELEKTRONIK TERPADU UNTUK MENGONTROL TEGANGAN
KELUARAN GENERATOR
b.MENERIMA DAYA AC DARI GULUNGAN MAIN STATOR ATAU GULUNGAN
SUMBER TEGANGAN TAMBAHAN (PMG ATAU AUX WINDING) DAN
TEGANGAN SENSING DARI GULUNGAN MAIN STATOR, MENGOLAH
DAN AKHIRNYA MENGELUARKAN ARUS DC KE GULUNGAN EXCITER
STATOR.
KHUSUS UNTUK STAMFORD GENERATOR SERIES-3 DENGAN
PENGUATAN TERPISAH (OLEH PMG) DITAMBAH DENGAN
KOMPONEN:

7.PM STATOR
a.GULUNGAN 3 FASA TERHUBUNG BINTANG;
b.MENGELUARKAN TEGANGAN AC 100 HZ UNTUK MENCATU AVR.

8.PM ROTOR
a.MERUPAKAN MAGNET PERMANEN;
b.MENGINDUKSIKAN MEDAN MAGNET KE DALAM GULUNGAN PM
STATOR.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


Gambar Main Rectifier (Rotating Diodes)

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


PENGOPERASIAN GENERATOR

ARAH PERPUTARAN:
Generator dapat diputar kedua arah.
Untuk mendapatkan urutan U-V-W searah jarum jam, maka generator haruslah
diputar searah jarum jam jika dipandang dari sisi drive end / shaft (coupling disc)
generator..

KONDISI PENGOPERASIAN :

1.Generator haruslah dioperasikan pada teganngan dan putaran


nominalnya.

2.Arus dalam keadaan berbeban dari salah satu fasa atau lebih tidak
boleh melebih arus nominalnya.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


3.Faktor Daya (Power Factor, Cos)
Kapasitas generator dirancang untuk bekerja optimal pada factor
daya 0.8 lagging/induktif. Untuk pengoperasian pada factor daya yang
lebih rendah daripada 0.8 induktif, maka kapasitas pemakaian generator
harus dikurangi. (lihat Tabel Pengaruh Faktor Daya Terhadap Kapasitas
Terpakai Generator).

4.Temperatur
Temperatur ruangan berpengaruh terhadap kapasitas terpakai
dari generator.
Generator Industrial umumnya didesain untuk bekerja pada temperatur
ruangan (ambient temperature) 40C Semakin tinggi temperatur ruangan,
maka kapasitas terpakai dari generator semakin menurun.
Aliran udara ruangan haruslah diusahakan berventilasi yang baik.
(lihat Tabel Pengaruh Temperatur Ruangan Terhadap Kapasitas Terpakai
Generator).

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


5.Ketinggian
Semakin tinggi suatu tempat, maka kerapatan udara semakin renggan
sehingga kemampuan pendinginannya akan semakin berkurang.
Untuk generator yang dipasang pada ketinggian yang melebih 1000 m di
atas permukaan laut, maka kapasitas terpakai generator harus dikurangi
dari kapasitas nominalnya. (lihat Tabel Pengaruh Ketinggian Terhadap
Kapasitas Terpakai Generator)

6.Kelembaban
Generator harus dioperasikan di tempat dengan tingkat kelembaban
yang rendah (max RH 95%).
Untuk tempat-tempat dengan kelembaban yang tinggi, seperti tepi
pantai, offshore, tambak, kapal dsb, maka disarankan untuk memasang
pemanas (heater) untuk menjaga kondisi gulungan agar tidak terjadi
kondensasi.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO
MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO
MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO
MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO
PENGATURAN AVR
PENGESETAN AVR:
A.JUMPER PADA AVR
*Kabel jumper pada AVR untuk Frequency (50 atau 60 Hz) , Stability
(sesuai kapasitas generator) , Sensing Selection (sensing 2 atau 3 fase) terminal dan
Excitation Interruption Link (K1-K2) haruslah dipasang sesuai dengan sistem yang
digunakan. Harap merujuk kepada stiker masing-masing model AVR.

B.VOLTS
*Fungsi: untuk mengeset tegangan keluaran generator;
*Putaran Searah Jarum Jam menaikkan tegangan keluaran dan sebaliknya.
C.STAB(ILITY)
*Fungsi: untuk mengeset kestabilan tegangan;
*Cara: Putarlah potensio STAB searah jam sampai tegangan stabil, lalu putar
berlawanan arah hingga tegangan mulai tidak stabil. Setelah itu putarlah
sedikit lagi searah jarum jam hingga kestabilan tercapai.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


D. UFRO (UNDER FREQUENCY ROLL OFF)
* Fungsi: untuk proteksi AVR terhadap putaran rendah dari
penggerak utama;
* UFRO menyatakan karakteristik dari Volt/Hz konstan;
* Tujuan pengesetan: untuk menentukan titik lutut (knee point) dari
karakteristik Volt/Hz;
* Cara: Jalankan generator pada putaran 95% dari putaran nominal
(1425 Rpm untuk generator 4 pole). Putarlah Potensio UFRO
berlawan arah jarum jam hingga LED di samping potensio UFRO
menyala, naikkanlah perputaran penggerak utama, maka LED akan
menjadi padam.
* Putaran Searah jarum jam akan memundurkan titik lutut karakteristik
Volt/Hz dan sebaliknya;
Catatan: untuk AVR MX Series, jika LED menyala dan tegangan
output menjadi hilang, harap merujuk pada EXC TRIP dan/atau
OVER/V.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


Grafik Pengesetan DROOP

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


E. EXC(ITATION) TRIP (HANYA UNTUK AVR MX SERIES)

* Hanya terdapat pada AVR seri MX;


* Fungsi: untuk mengeset nilai eksitasi maksimum yang
diizinkan untuk mengamankan generator dari gangguan over
excitation yang mungkin diakibatkan oleh over load ataupun
over voltage (MX341);
* Telah diset dan diseal dari pabrik;
* Pengesetan yang benar adalah +/- 67-73 volt DC pada
terminal X-XX saat generator dibebani;
* Putaran searah jarum jam menaikkan batasan EXC TRIP
dan sebaliknya.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


F. OVER/V(OLTAGE)

* Hanya untuk AVR dengan sensing 3 fasa (SX421+ECB dan MX321);

* Fungsi: untuk mengeset batasan tegangan lebih (over voltage) yang


diizinkan dalam pengoperasian generator;

* Indikasi: terjadi over voltage ditunjukan oleh menyalanya LED dan


dilanjutkan dengan hilangnya tegangan.
Untuk menormalkan kembali, maka generator perlu dihentikan dan
dijalankan ulang;

* OVER/V telah diset dipabrik dan diseal;

* Cara: Tegangan 300 V ac +/- 5% pada terminal EO dan E1.


Putaran searah jarum jam akan menaikkan batasan OVER/V.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


G.TRIM

* Hanya terdapat pada AVR Seri 4 dan 3;

* Fungsi: untuk pengesetan tambahan pada AVR jika terdapat pemasangan


accessories tambahan, seperti PFC;

* Cara: sesuai prosedur pengesetan accessories.

H.DROOP

* Hanya terdapat pada AVR seri 4 dan 3;

* Fungsi: menurunkan tegangan keluaran pada saat berbeban dalam rangka


kerja parallel antara 2 unit generator atau lebih;

* Cara: Putaran searah jarum jam menaikkan tegangan droop


(berarti menurunkan tegangan), dan sebaliknya.
(lihat juga Kerja Parallel).

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


I.RMS

* Hanya terdapat pada AVR dengan sensing 3 fasa;

* Fungsi: internal control untuk sensing 3 fasa RMS;

* Cara: telah diset dan diseal di pabrik;

* Kesalahan pengesetan dapat


menyebabkan tegangan tidak stabil dan dapat naik tinggi
sehingga AVR tidak dapat berfungsi dengan baik, yang
ditandai dengan menyalanya LED.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


J. DIP

* Hanya terdapat pada AVR SX421, MX321 dan MX341;

* Fungsi: mengeset turunnya tegangan sesaat (voltage dip)


saat terjadinya tambahan beban secara mendadak;

* Tujuan: membantu meringankan beban sesaat pada penggerak utama;

* Turunnya tegangan sesaat sangat tergantung pada respon dari


pengatur putaran dari penggerak utama (governor);

* Putaran searah jarum jam pada potensio DIP akan


meningkatkan sudut kemiringan pada karakteristik Volt/Hz
(titik lutut tidak berubah) dan sebaliknya;

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


K.DWELL

* Hanya terdapat pada AVR MX321;

* Fungsi: untuk mengeset waktu kembali tegangan ke tegangan nominal


+/- 3% (recovery time);

* Tujuan: membantu penggerak utama untuk kembali ke putaran nominalnya


dengan cara mengatur waktu kembali tegangan ke tegangan nominal
+/- 3%;

* Cara: Putaran searah jarum jam memperlambat recovery time dan sebaliknya.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


Grafik Voltage Regulation

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


Grafik Tegangan vs Beban

Catatan:
recovery time: waktu kembalinya tegangan ke tegangan nominal +/- 3%

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


Grafik Pengesetan DIP

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


Grafik Pengesetan DWELL

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


KERJA PARALLEL
Tujuan

1. Memperbesar penyaluran daya ke beban;

2. Menghindari terputusnya penyaluran daya saat terjadinya penggantian unit


generating set.
Syarat-Syarat

1.Jumlah fasa harus sama;

2.Arah putaran fasor harus sama;

3.Tegangan keluaran harus hampir sama;

4.Frekuensi keluaran harus hampir sama.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


Prinsip Kerja

1.Daya reaktif (kVAR) dibagi secara proporsional oleh generator;

2.Daya aktif (kW) dibagi secara proporsional oleh penggerak utama.

Peralatan yang Dibutuhkan (pada Generator)

1.Droop kit  untuk perbandingan kapasitas sampai 1:3;

2.Power Factor Controller (PFC-3)  untuk perbandingan kapasitas lebih besar


daripada 1:3.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


Cara Pengesetan
1.Jalankan generator pada putaran tanpa beban, sesuai dengan
spesifikasi dari penggerak utama, misalnya 52 Hz/1,560 Rpm untuk
governor dengan regulasi –4%;
2.Jika terdapat Voltage Hand Trimmer, putarlah pada posisi tengah dan
putarlah potensio DROOP berlawan arah jarum jam sampai posisi
minimum;
3.Kemudian aturlah tegangan keluaran generator pada posisi tanpa
beban, misalnya 385 V, dengan cara memutar potensio VOLT pada
AVR. Catatlah Volt dan Hz;
4.Bebanilah generator sampai beban nominalnya; catatlah besarnya
beban;
5.Putarlah potensio DROOP hingga tegangan yang direkomendasikan.
(Rekomendasi: beban 3% droop pada 0.8 PF dan 5% droop pada
1.0 PF)
6.Lakukanlah hal yang sama dari langkah 1 sampai dengan 5 untuk
generator lain.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


KERJA PARALLEL (LANJUTAN)

Contoh Pengesetan DROOP


* Generator yang akan diparallel: 100 dan 150 kVA;
* Misalkan beban yang tersedia : 100 A;
* Perhitungan:
% beban Geno 100 kVA = 100/152 * 100% = 66.67%
% beban Geno 150 kVA = 100/228 * 100% = 43.86%
Misalkan
Volt NL = 390 V pada 52 Hz;
DROOP yang dibutuhkan 4%, maka
% DROOP Geno 100 kVA = 66.67% * 4% = 2.6668% atau 10.4Volt;
% DROOP Geno 150 kVA = 43.86% * 4% = 1.7544% atau 6.84 Volt.
* Sehingga pada saat generator dibebani 100A, maka potensio DROOP diputar
searah jarum jam, sehingga menghasilkan tegangan keluaran sebesar:
Geno 100 kVA = 390-10.4 = 379.60 Volt;
Geno 150 kVA = 390-6.84 = 383.16 Volt.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


Grafik Pembagian Beban Secara Proporsional Generator 100 & 150 kVA

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


KERJA PARALLEL (LANJUTAN)

Kesulitan-Kesulitan Parallel

1.Ampere NAIK sesaat setelah CB ditutup


 Periksa polaritas Droop CT;
 Periksa tegangaan tanpa beban.

2.Ampere TAK SEIMBANG,


kW SEIMBANG saat beban bertambah atau berkurang
 Periksa tegangan droop;
 Periksa tegangan tanpa beban.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


KERJA PARALLEL (LANJUTAN)

Kesulitan-Kesulitan Parallel

3.kW TAK SEIMBANG,


Ampere SEIMBANG saat beban bertambah atau berkurang
Periksa engine speed droop.

4.Ampere dan kW TIDAK STABIL (HUNTING)


 Periksa beban – apakah ada beban capasitif;
 Periksa governor penggerak utama.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


TROUBLESHOOTING

GENERATOR SERI 6/4 – PENGUATAN SENDIRI


SENSING : 2 FASA (SX460 DAN SX440) / 3 FASA
(SX421)

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


GANGGUAN PENYEBAB GANGGUAN

Tidak keluar tegangan saat 1.Khusus untuk seri 4 dengan AVR SX421 :
generator dihidupkan Periksalah apakah excitation switch pada posisi ON

2.Khusus untuk seri 4 (dengan AVR SX440 atau SX421) :


Periksalah link K1-K2 pada terminal bantu (auxiliary terminal);

3.Periksalah rpm penggerak utama;

4.Periksalah tegangan-sisa;

5.Lanjutkan dengan prosedur pengetesan dengan eksitasi terpisah.

Tegangan tidak stabil baik pada 1.Periksalah kestabilan rpm penggerak


berbeban maupun tanpa beban utama;

2.Periksalah setting stabilitas (STAB) pada


AVR.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


Tegangan naik tinggi baik pada saat 1.Periksalah rpm penggerak utama;
berbeban maupun tanpa beban
2.Periksalah link 1-2 atau keadaan dari Rheostat;

3.Khusus untuk seri-4 dengan AVR SX440 : periksalah hubungan dari dan
ke semua terminal bertanda 1, 2, 3, P2, dan P3;

Periksalah tegangan pada terminal 2-3 (seharusnya : ½


dari tegangan keluaran line-line), dan tegangan antara P2-P3
(seharusnya seimbang dan lebih kurang 170-250 Volt saat tanpa beban);

4.Khusus untuk seri 4 dengan AVR SX421 : periksalah hubungan dari dan
ke semua terminal bertanda 6, 7, 8, P2, dan P3;

Periksalah tegangan pada terminal 6-7, 7-8, 6-8 (seharusnya berkisar


antara setengah dari tegangan keluaran line-line), dan tegangan antara
P2-P3 (seharusnya seimbang dan lebih-kurang 170-250 Volt saat tanpa
beban);

5.Periksalah beban, yakinkan bahwa tidak ada beban yang bersifat


Capasitif ( cos phi leading).

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


Tegangan rendah pada saat 1.Periksalah rpm penggerak utama;
tanpa beban
2.Periksalah hubungan terminal 1-2
(pada AVR) atau rheostat apakah
terhubung/bekerja dengan baik.

Tegangan rendah pada saat 1.Periksalah rpm penggerak


berbeban utama;

2.Periksalah setting dari


UFRO pada AVR;

3.Lanjutkan dengan prosedur


pengetesan dengan eksitasi
terpisah.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


Turunnya tegangan saat beban 1.Periksalah respon dari governor;
dimasukkan (DIP) terlalu
besar 2.Khusus untuk seri-4 dengan AVR
SX42: Periksalah pengesetan DIP
pada AVR.

Waktu kembali ke keadaan 1.Periksalah respon dari


mantap (steady state) sekitar governor;
tegangan nominal yang agak
lambat 2.Khusus untuk seri 4 dengan
AVR SX421 : Periksalah
pengesetan DWELL pada
AVR.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


TROUBLESHOOTING (LANJUTAN)

GENERATOR SERI 3 –
PENGUATAN TERPISAH DENGAN PMG
SENSING : 2 FASA (MX341) /
3 FASA (MX321)

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


GANGGUAN PENYEBAB GANGGUAN

Tidak keluar tegangan saat 1.Periksalah link K1-K2 pada terminal


generator dihidupkan bantu;

2. Lanjutkan dengan prosedur pengetesan


dengan eksitasi terpisah.

Tegangan hilang saat Genertor 1. Pertama, matikan genset dan hidupkan kembali;
telah beroperasi
2. Jika tidak keluar tegangan atau tegangan ada dan hilang
setelah beberapa saat, lanjutkanlah dengan memberikan
eksitasi dari luar.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


Tegangan naik tinggi kemudian hilang 1.Periksalah kondisi dan hubungan dari kabel-kabel sensing (2 dan 3 pada
AVR MX341, dan 6,7, dan 8 pada AVR MX321);
2.Lanjutkanlah dengan memberikan eksitasi dari luar.

Tegangan tidak stabil pada saat 1. Periksalah kestabilan rpm penggerak utama;
berbeban maupun tanpa beban 2. Periksalah setting stabilitas (STAB) pada AVR.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


Tegangan rendah pada saat berbeban 1. Periksalah rpm penggerak utama;
2. Periksalah setting UFRO pada AVR.

Turunnya tegangan saat dimasukkan 1.Periksalah respon dari governor;


(DIP) terlalu besar 2.Periksalah setting DIP pada AVR.

Waktu kembali ke keadaan mantap 1. Periksalah respon dari governor;


(steady state) sekitar tegangan nominal 2. Periksalah setting DWELL pada AVR.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


TROUBLESHOOTING (LANJUTAN)

PROSEDUR PEMERIKSAAN
TEGANGAN SISA

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


* Prosedur ini hanya diperuntukan untuk generator seri 6/4 – penguatan sendiri;

* Prosedur ini dilakukan dengan maksud memeriksa tegangan sisa (residual


voltage) pada sistem penguatan generator. Hilangnya tegangan sisa bisa
diakibatkan oleh lamanya penyimpanan atau kelembaban yang tinggi;

* Prosedurnya adalah sbb:

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


Lepaskan dan isolasi kabel X (F1) dan XX (F2) dari terminal di AVR ;

Jalankan generator dalam keadaan tanpa beban, ukurlah tegangan


pada terminal 7-8 (SX460) atau P2-P3 (SX440/ SX421), tegangannya
harus minimal 5 V.

Jika tegangannya < 5V, maka hubungkan kabel X (F1) ke Kutub (+) Baterai 12 V
dan XX (F2) ke Kutub (-) Baterai 12 V, lalu jalankan generator pada keadaan
tanpa beban

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


Ukurlah tegangan keluaran, tegangannya haruslah minimal
tegangan nominal +/- 10% atau tegangan input pada AVR di
terminal 7-8 (SX460) dan P2-P3 (SX440/SX421) haruslah
berkisar antara 170 – 250 Volt. Jika tegangannya tidak
normal, maka lanjutkan dengan prosedur pengetesan
dengan eksitasi terpisah;

Jika teganganya normal, maka hentikan generator dan


lepaskan hubungan kabel X/XX ke baterai dan hubungkan
kembali ke AVR. Lalu jalankan generator dan amatilah
tegangannya. Jika tidak normal teruskan dengan prosedur
pengetesan dengan eksitasi terpisah untuk menentukan
penyebab gangguan, apakah ada pada gulungan generator
dan/atau AVR dan/atau rotating diode.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


TROUBLESHOOTING (LANJUTAN)

PROSEDUR PENGETESAN DNG


EKSITASI TERPISAH

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


1.Lepaskan dari AVR dan hubungkan kabel X (F1) ke Kutub (+)
Baterai 12 V dan XX (F2) ke Kutub (-) Baterai 12 V, lalu jalankan
generator pada keadaan tanpa beban pada putaran nominalnya;

2.Ukurlah tegangan keluaran generator; tegangan keluaran


haruslah sama dengan tegangan nominal +/- 10% dan seimbang
(ketidakseimbangan maksimum +/- 1.0%); ukur juga tegangan
pada sensing AVR: 7-8 (SX460), 2-3 (SX440/MX341) atau
6-7/7-8/6-8 (SX421/MX321) tegangannya haruslah lebih kurang
½ dari tegangan keluaran atau dalam kisaran 175 – 240 V.
Jika tidak demikian, periksalah kabel-kabel sensing dari dan ke
AVR;

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


* Tegangan NORMAL tetapi TIDAK SEIMBANG
Jika tegangan normal (nominal +/- 10%) tetapi tidak
seimbang (> 1.0%), maka gangguan ada pada
gulungan main stator. Ukurlah tahanan dari main stator
dengan menggunakan Kelvin Bridge dan bandingkan
hasil pengukuran dengan tahanan standard (lihat table).
Toleransi yang diizinkan adalah +/- 10%.

* Tegangan SEIMBANG tetapi TIDAK NORMAL


Jika tegangan keluaran masih berada dalam batas
toleransi ketidakseimbangan (1.0%), maka dapat
disimpulkan pada prinsipnya tidak ada masalah dengan
main stator, kemungkin adalah pada sistem penguatan
dan/atau tahanan insulasi. Lanjutkan dengan
pemeriksaan berikut ini:

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


a. Pemeriksaan Diode

Periksalah diode satu per satu dan jika ada satu atau lebih
diode yang tidak berfungsi baik, maka seluruh diode
(6 buah) harus diganti.

Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan Ohm


meter analog pada skala 10k atau multimeter digital.

Diode yang baik tahanannya akan rendah pada polaritas


maju (forward) dan tahanannya akan tak terhingga pada
polaritas balik (reverse).

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


b.Pengukuran Tahanan
Gulungan Penguat

Ukurlah tahanan dari gulungan penguat (main rotor,


exciter rotor, dan exciter stator)

dan

bandingkanlah hasil pengukuran dengan tahanan


standard (lihat table). Toleransi yang diizinkan adalah
+/- 10 %.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


c. Pengukuran Tahanan Insulasi
(Megger)
Jika pengukuran pada point b berhasil baik, maka kemungkinan
gangguan ada pada AVR.
Gantilah AVR dan jalankanlah generator.

Jika tegangan keluaran masih rendah, maka kemungkinan


tahanan insulasi dari gulungan terlalu rendah.

Lakukanlah pengukuran tahanan insulasi dengan Megger Meter


500V.
Tahanan minimum yang diizinkan adalah 1 Mega Ohm.

Untuk menaikkan tahanan insulasi, maka gulungan yang


bersangkutan harus dipanaskan dengan pemanas atau lampu
atau oven.

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


3.Untuk generator seri 3 – penguatan terpisah, periksa juga
keluaran dari PMG.

Ukurlah terminal P2-P3-P4, tegangan antar 2 fasa haruslah


170 – 180 Volt pada 50 Hz (200 – 216 V pada 60 Hz) dan
haruslah seimbang.

Tegangan NORMAL tetapi TIDAK SEIMBANG


Berarti masalah ada pada PM stator. Ukurlah tahanan dan
bandingkan dengan tahanan standard. PM Stator yang rusak
harus digulung ulang atau diganti baru;

Tegangan SEIMBANG tetapi TIDAK NORMAL (RENDAH)


Berarti masalah ada pada PM Rotor

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO


For sales, service, and technical assistance, please
contact:
PT MITRA PRATAMA LISTRINDO
Jl Pulogadung 21
Kawasan Industri Pulogadung
Jakarta 13010 - Indonesia
Tel: +62-21-4601685
Fax: +62-21-4613565
Email: stamford@indosat.net.id

MPL PT MITRA PRATAMA LISTRINDO

Anda mungkin juga menyukai