Anda di halaman 1dari 8

  rakhman.

net

Rewinding Stator Generator


Bagi seseorang yang bekerja pada unit pembangkit yang sudah beroperasi lebih dari
lima belas tahun akan tidak asing dengan istilah rewinding stator generator.
Rewinding merupakan bagian dari solusi penanganan kerusakan stator generator yang
disebabkan berbagai hal meliputi penuaan (ageing), pola operasi yang salah, kualitas
material terpasang (dari vabrikasi) dan proses assembly yang kurang baik.
Gb. Stator generator

Proses operasi yang terus menerus secara tidak langsung mengakibatkan timbulnya
thermal, electrical, mechanical dan environmental stress pada generator yang
menyebabkan usia generator berkurang. Menurut Wood, J.W dan H.G.Sedding bahwa 
usia generator dapat ditoleransi hingga 25 tahun jika nilai batas maksimum PD pada
generator >1000 pC

bagaimana jika generator dioperasikan diluar standar operasi normalnya?


Pengoperasian generator diluar standar operasi, seperti suplai MVAR diluar batas yang
sudah ditetapkan, proses start stop yang terlalu sering menyebabkan generator
mengalami penuaan dini.

kualitas material terpasang (dari vabrikasi) dan proses assembly yang kurang baik
juga merupakan aspek timbulnya kerusakan seperti adanya void pada stator dan
bahkan dapat menimbulkan breakdown pada generator.

Kondisi kerusakan pada generator dapat kita ketahui melalui hasil assessment
Winding Diagnostic Program (WIDIPRO) dan juga hasil analisa online partial discharge.
Assessment Winding Diagnostic Program (WIDIPRO) pada stator umumnya berupa
pengecekan visual generator, pengetesan slot wedging,   pengecekan antara winding
bars dan slot walls, pengecekan RTD, pengukuran arus charging, pengukuran arus
bocor, pengukuran insulation resistance dan HV test (DC). Analisa online partial
discharge umumnya berupa analisa visual intepretasi grafik pola PD dan nilai
kuantitativ apparance charge.

Proses rewinding stator generator

Proses rewinding merupakan proses penggantian coil pada stator generator, baik
secara sebagian (partial) atau keseluruhan (total) tergantung kerusakan. Proses
rewinding total dibagi dalam empat tahap utama yaitu pengujian sebelum rewinding,
pelepasan stator yang lama, pemasangan stator yang baru dan final test.

Pengujian sebelum rewinding

Inspeksi visual: inspeksi visual dilakukan untuk mengamati keseluruhan generator


meliputi kebersihan, kondisi overhang supports, phase rings dan leads, generator
terminal, overhang terminal, corona protection, surface condition, insulating caps,
dan stator core.
Gb. hasil inspeksi visual sebelum rewinding ditemukan adanya tanda Partial Discharge

Core test: meliputi loop test dan ELCID test. Kedua pengetesan ini dilakukan untuk
mengetahui dan memastikan kondisi core dalam kondisi yang baik sebelum
dilakukan rewinding.
    Gb. Core stator generator dan rangkaian pengukuran loop test sebelum rewinding

loop test atau disebut juga thermovision test dilakukan untuk mengetahui distribusi
temperatur pada tiap permukaan core pada generator dan letak panas yang
berlebih (hot spot) selama core diinduksi menggunakan induksi magnet. Gambar
Infra-Red direkam pada sekeliling core setelah 90 menit core diinduksi oleh medan
magnet. Pengukuran ini dibagi ke dalam 8 zona dengan asumsi emisivitas  pada
permukaan core stator 0,95.

Gb. Pengukuran thermovision sebelum rewinding

 Sama halnya dengan loop test, ELCID test juga digunakan untuk mengetahui kondisi
core stator generator yang rusak. Jika loop test lebih ke analisa visual menggunakan
Infra-Red, pada ELCID lebih ke analisa data quantitative untuk memastikan
kerusakan pada core stator.
Gb. Rangkaian pengukuran ELCID sebelum rewinding

Gambar diatas menunjukkan proses dan rangkaian pengukuran ELCID. Sumber


tegangan 380 VAC dihubungkan dengan variable tranformator (eksitasi kontrol)
yang terhubung oleh kabel eksitasi yang dibelitkan/dilangkarkan pada core dengan
jumlah 4-7 putaran. Kabel yang di energize tersebut menghasilkan rata-rata 4-10%
dari rated flux. Signal Procesing unit pada peralatan ELCID test mengukur arus fault
dalam mA

[4]. Secara teori dan pengalaman, pengukuran yang dipersyaratkan yaitu +/- 100 mA.

Gb. Signal procesing unit dan sensor head pada peralatan ELCID test

Electrical test: meliputi insulation resistance test, High Voltage test dan Partial
discharge test. Keseluruhan pengetesan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi
isolasi stator generator yang lama sebagai perbandingan data isolasi stator
generator yang baru nantinya.

Insulation resistance test dilakukan guna mengetahui nilai resistansi tiap fasa
terhadap ground. Pengetesan ini menggunakan megger dan dilakukan sebelum dan
sesudah dilakukan Hi-pot test.

High Voltage test atau disingkat Hi-pot test dilakukan untuk menguji ketahanan
isolasi pada stator. Prosesnya yaitu dengan menggunakan regulator pada frekuensi
50 Hz tegangan dinaikkan bertahap 1 KV/s. Pengujian ini menggunakan induction
regulator, HV transformer, voltage devider, dan multimeter. Pengetesan dilakukan
pada tiap fasa sementara kedua fasa lainnya digrounding. Tegangan pengujian yaitu
U = 1Un.
Offline partial discharge test atau disingkat offline PD test digunakan untuk
mengetahui adanya partial discharge, corona atau juga deteriorasi pada isolasi
stator. Pengetesan dilakukan pada tiap-tiap fasa dengan menaikkan tegangan uji
bertahap 1 KV/s. Tegangan pengujian yaitu U = 0.6Un, 0.8Un, dan 1Un.

  Gb. Rangkaian pengukuran offline PD test sebelum rewinding

Kelebihan pengukuran offline PD dibandingkan online PD yaitu hasil


pengukurannya lebih akurat dikarenakan tidak adanya noise dari arus eksitasi pada
saat unit beroperasi. Salah satu argumen kuat bahwa kondisi isolasi stator generator
pada kondisi yang sudah tidak aman untuk beroperasi yaitu dari hasil pengukuran
offline partial discharge dimana ditemukan nilai apparance charge salah satu
fasanya bernilai > 270 nC. Nilai apparance charge generator kategori tinggi pada >
10 nC.

Tabel 1. Hasil pengukuran offline partial discharge

Pelepasan stator lama

Untuk melepas stator generator menggunakan alat hydrolic yang dihubungkan ke


regulator pembagi pada beberapa mesin pressure yang dipasang pada coil. Berikut
tahapan dalam melepas stator:

Melepas wedges pada stator, filler, glass cord, top dan bottom bar layer stator
generator, lead bushing dan parallel ring

Gb. Coil sisi top dan bottom bar dan parallel ring yang sudah dilepas

Cleaning stator core, varnish dan visual check: sebelum dan sesudah dilakukan
varnish dilakukan pengujian core test meliputi loop test dan ELCID test. Hal  ini
bertujuan untuk memastikan core dalam kondisi yang masih baik saat setelah
dilakukan proses pelepasan stator lama.
Gb. Hasil cleaning stator core, visual check, dan varnish

Pemasangan stator baru

Proses awal rewinding yaitu penggantian support bracket dan bracket holder
Gb. support bracket dan bracket holder baru
Pemasangan generator stator top dan bottom bar: termasuk dalam pemasangan
bottom, middle dan side filler. pada saat selesai pemasangan bottom bar layer,
dilakukan electrical test meliputi Insulation resistace test dan Hi-pot test. Begitu juga
saat selesai pemasangan top bar layer dilakukan electrical test.

Gb. Proses pemasangan stator generator top dan bottom bar

Pemasangan Resistance Temperature Detector (RTD): Proses pemasangan RTD


dilakukan bersamaan pada saat pemasangan middle filler. RTD yang dipasang
berjumlah 12 buah, dipasang pada slot nomer 1, 12, 23, 34, 45, 56. Tiap-tiap titik
pemasangan pada slot terdapat dua buah RTD, yang salah satu RTD digunakan
sebagai spare. Sebelum proses pemasangan, RTD dilakukan pengecekan nilai
resistansinya terhadap temperature ambient.

Pengukuran Insulation pada RTD dilakukan menggunakan tegangan 500 VDC. nilai
resistansi untuk RTD type Ni100 pada 20ºC yaitu 111,24 Ω ±0,57/1ºC. Nilai yang
dipersyaratkan untuk resistansi isolasi pada RTD yaitu Riz > 20 MΩ

Proses end winding bracing: Proses bracing dilakukan untuk menghubungkan sisi
end winding pada bottom dan top bar layer.
Gb. Proses bracing pada end winding

Pemasangan wedges pada slot stator: Pemasangan wedges dilakukan setelah proses
pemasangan top dan bottom bar selesai dilakukan. Urutan pemasangan wedges
yaitu diatas top bottom bar dipasang top filler, ripple spring, top filler dan terakhir
wedges.

Pengujian tightness pada wedges dilakukkan dua kali, yang pertama saat setelah top
layer bar selesai dipasang dan yang kedua dilakukan pada saat final test. Pengujian
ini dilakukan menggunakan alat analyzer ADWEL WTD 501. Kriteria yang diterima
untuk hasil pengujian.
Gb. Pemasangan wedges

Insulation of end turn: Proses mengikat end winding menggunakan glass cord yang
sudah diinjeksi resin
Gb. Proses mengikat end winding menggunakan glass cord

Pemasangan parallel ring: Setelah dilakukan unbreazing pada paraller ring,


dilakukan reisolasi ulang. Diakhir sebelum dilakukan pemasangan kembali
dilakukan electrical test.
Gb. Hasil proses unbrezing, proses reisolasi ulang dan pemasangan parallel ring

Pemasangan end isulation caps, stiffening bloks Pemasangan lead bushing: Proses
pemasangan lead bushing yang baru dilakukan bersamaan dengan pemasangan end
winding support dan bracket.
Gb. Proses pemasangan end insulation caps dan stifening bloks

Proses drying dan painting pada stator: Proses drying dilakukan dua kali, yang
pertama saat setelah proses bracing pada sisi end winding dan injeksi resin pada
glass cord sisi tengah antara end winding dan end winding support selesai, yang
kedua saat setelah dilakukan pengikatan pada end winding menggunakan glass cord
selesai dilakukan. Kemudian proses painting atau varnish pada stator dilakukan
diakhir saat setelah dilakukan final test.
Gb. Proses drying dan painting pada stator

Final test rewinding stator generator

Core test: meliputi flux test dan ELCID test

Bump test pada end winding generator: pengujian ini bertujuan untuk mengestimasi
Dynamic Flexibility (DF) end winding head bars dan mengestimasi eigenfrequencies.
Parameter DF diestimasi pada kedua sisi belitan: sisi exciter dan end side turbin.
Electrical test: meliputi winding resistance test, insulation resistance test, Hi-pot test,
Tan delta (tan δ) test, dan partial discharge test.
Pengujian High Voltage: pengujian Hi-pot menggunakan tegangan uji U = 1,1*
(2Un+1)kV

Pengujian tan delta (tan δ): Pengujian tan delta  (tan δ) menggunakan alat doble TD-
Smart analyzer. Nilai yang dipersyaratkan untuk pengukuran tan δ :

Gb. Rangkaian pengujian tan δ


Tabel. Hasil pengukuran tan δ setelah rewinding

Pengujian offline partial discharge: standar pengujian yang digunakan Qc = 10 nC.


Pengujian dilakukan pada tiap-tiap phase dengan menaikkan tegangan uji 1kV/s.

Tabel. Hasil pengukuran offline partial discharge setelah rewinding

Daftar Pustaka

Stone, G. C., Boulter, E.A., Culbert, I., Dhirani, H., “Electrical Insulation For Rotating
Machines” IEEE Press, Canada, 2004.
Uwe Heydel, “Customer Field Service Report (CFSR) ST2.4,” Alstom, Jakarta, 2006.
Wan-Peng Moh, “Customer Field Service Report (CFSR) ST2.4,” Alstom, Jakarta , 2012.
Klempner, G, “Experiance and Benefit of Using EL-CID for Turbine-Generators”
Orlando, Florida 28-30, November 1995.
Wood, J.W., Sedding, H.G., dkk “Partial Discharge in HV Machine; Initial
Consideration for PD Specification” IEE Proceedings-A, Vol.140, No. 5, September
1993.

By alief rakhman | July 29th, 2015 | Categories: Electrical | Tags: Generator, Partial Discharge,
Pengukuran, Stator | Comments Off

Share This Story, Choose Your Platform!

Related Posts

Proses Penggantian Packing pada Transformator Frequency Response Analysis menggu


October 9th, 2014 | 0 Comments September 27th, 2014 | 0 Comments

Anda mungkin juga menyukai