Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
BAB I
PENDAHULUAN
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
kualitas masih belum terlihat jelas disini, karena masing masing pihak menentukan
sendiri spesifikasinya, maka disinilah kelemahan dari sistem ini.
Setelah mengikuti mata diklat ini diharapkan peserta diklat mengetahui beberapa
jenis produk pelumas.
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
BAB II
KLASIFIKASI PELUMAS
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
a.2. Klasifikasi pelumas untuk roda gigi (gardan) dan transmisi manual pada
kendaraan bermotor
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Pada klasifikasi ini, grade pelumas dengan akhiran W memiliki makna khusus yaitu
pelumas tersebut dapat dioperasikan pada temperatur ambient yang rendah.
Sedangkan grade pelumas tanpa akhiran W memiliki makna khusus yaitu pelumas
tersebut tidak bisa dioperasikan pada temperatur ambient yang rendah. Tetapi minyak
pelumas bisa saja diformulasikan untuk bisa digunakan pada suhu ambient -18 oC
(dengan salah satu grade dengan notasi W pada tabel diatas) dan bisa pula digunakan
pada suhu ambient 100 oC (dengan salah satu grade yang tanpa akhiran W pada tabel
diatas). Misalnya, minyak pelumas yang diformulasikan untuk bisa dioperasikan pada
suhu ambient -18 oC dengan kode grade 10W dan minyak pelumas ini dapat pula
dioperasikan pada suhu ambient 100 oC dengan kode grade 40, maka penulisannya
dapat dikodekan menjadi SAE 10W 40, dan kode ini dapat pula diartikan sebagai
pelumas Multigrade atau Multiviscosity Oil. Biasanya pelumas multigrade ini
menggunakan aditif VI improver dan synthetic lubricating oil base.
b.2. Klasifikasi pelumas untuk roda gigi (gardan) dan transmisi manual
SAE Recommended Practice J306c mengklasifikasikan pelumas untuk
penggunaan kendaraan bermotor dengan transmisi manual dan roda gigi (gardan)
yang viskositasnya diukur pada suhu 100 oC, serta dilakukan pula pengukuran
temperatur terendah yang bisa dicapai saat viskositas pelumas 150.000 cP
(pengukuran viskositas pelumas pada suhu rendah dilakukan dengan metode uji
ASTM D 2983)
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Pelumas multigrade seperti SAE 80W 90 atau 85W 140 bisa juga diformulasikan
berdasarkan tabel diatas. Batasan viskositas 150.000 cP ini dipilih berdasarkan data
hasil test dari gagalnya sistem pelumasan terhadap ujung bearing roda gigi yang
viskositas pelumasnya melebihi 150.000 cP.
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
SM untuk kendaraan penumpang bermesin bensin terbaru keluaran tahun 2004 (spec
terbaru)
Spesifikasi ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2004. pelumas dengan
klasifikasi SM diformulasikan agar tahan dari proses oksidasi, mencegah adanya
deposit dan keausan dan meningkatkan performa pada temperatur rendah. Klasifikasi
pelumas API SM ini juga memenuhi klasifikasi dari ILSAC terbaru.
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
CG-4 untuk mesin Diesel 4 langkah tugas berat keluaran tahun 1995
API Service kategori CG-4 merupakan pelumas yang dipergunakan untuk mesin
diesel 4 langkah dengan kecepatan tinggi yang dipergunakan baik dalam tugas berat
di jalan bebas hambatan, dimana bahan bakar yang digunakan mengandung kadar
belerang kurang dari 0,05% wt sampai dengan kurang dari 0,5 % wt. Pelumas
kategori ini efektif untuk mengontrol deposit pada piston pada temperatur tinggi,
keausan, korosi, pembusaan, oksidasi serta akumulasi jelaga. Klasifikasi ini bisa pula
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
CL-4 untuk kendaraan mesin Diesel tugas berat keluaran tahun 2002
Pelumas dengan klasifikasi API service kategori CL-4 digunakan untuk kendaraan
bermesin diesel 4 langkah putaran tinggi, dimana untuk memenuhi standard emisi
udara tahun 2004. Klasifikasi ini dirancang untuk kendaraan mesin diesel yang
menggunakan bahan bakar diesel dengan kandungan sulfur sampai dengan 0,05%wt.
Pelumas ini sangat efektif untuk menjaga ketahanan mesin pada temperatur tinggi dan
rendah, korosi, dan keausan, pengurangan terbentuknya jelaga, mengontrol deposit
pada pston, mengontrol keausan pada sistem valve, mengontrol oksidasi, mencegah
terbentuknya busa serta mencegah penurunan viskositas akibat gesekan. Klasifikasi
ini juga untuk mesin diesel yang dilengkapi dengan sistem exhaust gas recirculation
dan komponen emisi gas buang lainnya.
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
BAB III
KARAKTERISTIK FISIKA DAN KIMIA MINYAK PELUMAS
Ada berbagai macam uji karakteristik fisika dan kimia yang mana sangat
berguna sekali sebagai informasi untuk mengetahui sifat-sifat dari minyak pelumas.
Tetapi bagaimanapun juga kualitas dan performa dari pelumas tidaklah cukup hanya
digambarkan berdasarkan test uji fisika dan kimia saja. Sebagian besar konsumen
pelumas, seperti, konsumen dari militer dan beberapa konsumen komersial lainnya
juga mencantumkan uji fisika dan kimia lainnya yang sesuai dengan spesifikasi yang
mereka harapkan.
Uji fisika dan kimia sangat berarti sekali untuk menjaga keseragaman dalam
pembuatan produk pelumas. Uji fisika dan kimia juga sangat berarti sekali dalam
pengevaluasian terhadap pelumas bekas akibat perubahan yang terjadi terhadap sifat
fisika dan kimianya.
Test fisik adalah test yang menentukan sifat fisika (Physical Properties) dari
pelumas yang antara lain Viskositas, Flash Point, Spesifik Gravity, Warna, Foaming
Tendency, dan Pour Point.
Test kimia adalah test yang menentukan komposisi dari pelumas yaitu dengan
menentukan adanya element elemen sulfur, klor, dan logam logam yang hubungannya
dengan adanya bahan aditif yang ditambahkan kedalam pelumas.
Test kimia fisika adalah test ini meliputi 2 klasifikasi yaitu menentukan
adanya substansi kimia yang ada di pelumas dengan menggunakan prosedur fisika
instrumentasi dan menentukan struktur molekul senyawa senyawa yang ada di
pelumas atau menentukan pH, keasaman dan nilai alkali dari pelumas.
Aditif kimia yang umumnya ditambahkan ke dalam pelumas adalah untuk
meningkatkan karakteristik dari pelumas, misalnya ketahanan terhadap oksidasi,
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Viskositas
Salah satu pengukuran daripada sifat alir dari pelumas adalah viskositas.
Viskositas adalah properti yang paling penting dari minyak pelumas. Viskositas dari
pelumas daar secara alami berbeda beda, hal ini bergantung dari jenis crude yang
diolah. Pengukuran viskositas umumnya ditetapkan dengan menggunakan peralatan
uji Viskositas Kinematik Bath and Capillair yaitu ASTM Test for Kinematic Viscosity
of Transparent and Opaque Liquids (D 445) dan satuan yang digunakan sebagai hasil
pengukuran adalah Centistokes (cSt).
Secara khusus, viskositas dilaporkan pada dua jenis suhu yakni 40 oC dan 100
oC. Untuk kebanyakan pelumas industri, viskositas kinematik umumnya diukur pada
suhu 40 oC karena hal ini berbasis pada ISO (ISO 3448 : Viscosity Classification for
Industrial Liquid Lubricants). ISO Viscosity Grade ini disepakati bersama oleh
ASTM, ASLE, BSI dan DIN pada tahun 1975. Demikian pula untuk mesin bensin,
kebanyakan viskositas secara khusus diukur pada suhu 100 oC (untuk memperoleh
harga VI) karena hal ini sesuai dengan kesepakatan SAE Viscosity Classification
(J300), dimana dalam kesapakatan ini, viskositas pelumas untuk semua grade minyak
lumas Automotive Engine adalah 100 oC.
Tujuan daripada pelumasan adalah agar supaya terbentuk lapisan film di
antara permukaan dua logam yang bergesekan, maka pemilihan daripada pelumas
haruslah tepat sesuai dengan kebutuhan, artinya sesuai dengan beban kerja yang
dialami oleh logam tersebut akibat dari gesekan yang terjadi.
Viskositas pelumas yang terlalu tinggi akan menyebabkan hal hal sbb :
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Jika flash point dari minyak lumas lebih rendah dari spesifikasinya maka minyak
lumas tersebut terindikasi mengandung minyak yang lebih volatile.
Copperstrip Corrosion
Uji Copperstrip Corrosion diperlukan sehubungan terjadinya proses oksidasi dan
penambahan bahan aditif pada pelumas.
Pada pelumas yang viskositasnya terlalu rendah akan menghasilkan panas yang
berlebihan yang dapat menghasilkan oil oxidation (Oksidasi Pelumas). Untuk
menghindari oksidasi tersebut pada pelumas ditambahkan aditif Oxidation Inhibitors,
sebab bila oksidasi ini tidak dicegah akan terbentuk sludge dan varnish.
Penambahan aditif Detergent-disperants pada pelumas diperlukan untuk menunda
terbentuknya sludge dan varnish yang disebabkan karena adanya oksidasi pada suhu
tinggi.
Kandungan air dan asam dari pelumas hasil dari sisa oksidasi suhu tinggi dapat
dicegah dengan menambahkan aditif corrosion inhibitors. Jenis corrosion inhibitors
yang digunakan adalah senyawaan garam garam alkali.
Tendensi Pembusaan
Pembusaan pada minyak lumas terjadi bila pada minyak lumas tersebut dikenakan
udara dan diaduk aduk sehingga timbul gelembung gelembung didalamnya
(Foaming). Gelembung gelembung foam ini sangat mengganggu jalannya operasi
mesin pada kondisi tertentu sebab akan menyebabkan gagalnya sistem kerja dari
bearing kecuali jika gelembung gelembung ini cepat hilang. Selain itu gelembung
gelembung foaming dapat menyebabkan terjadinya luapan minyak dari oil
reservoirnya sehingga akan terjadi kesalahan pembacaan level minyak lumas di
rservoirnya.
Pada peralatan hidrolis, kondisi foaming ini akan menyebabkan minyak lumas
memercik atau menjadi compressible sehingga akan kehilangan sifat elastic
hydrodinamicnya (terjadi elastic deformation) yang berakibat tidak teraturnya suatu
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
operasi kerja dari peralatan yang mana peralatan hidrolis ini sebagai penunjang
utamanya. Untuk mencegah terbentuknya foam yang berlebihan, maka pada minyak
lumas ditambahkan Anti Foam.
Carbon Residue
Uji karbon residu dimaksudkan untuk menentukan kecenderungan pembentukan
karbon pada silinder. Uji karbon residu ini sebenarnya sedikit sekali signifikansinya
terhadap performa dari pelumas karena pembentukan karbon residu ditentukan oleh
beberapa faktor yaitu : fuel consumption, pengoperasian mesin, kondisi mekanis, dan
sifat fisika dan kimia dari pelumas itu sendiri. Penentuan karbon residu saat ini
banyak diaplikasikan utamanya pada :
- base oil untuk pembuatan minyak lumas mesin,
- stright mineral engine oil, seperti minyak lumas mesin pesawat terbang,
- dan beberapa type produk cylinder heavy oil
Warna Pelumas
Signifikansi uji warna pelumas sangat berarti bagi para refiner karena akan
memberikan petunjuk bagi refiner bahwa proses telah berjalan dengan benar yaitu
pada proses treatment dan penambahan aditif., utamanya untuk minyak putih (white
oil).
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Neutralization Number
Pada proses treating dengan menggunakan asam, akan menyebabkan angka asam dari
minyak akan meningkat. Maka diperlukan proses penetralan dengan menggunakan
larutan basa. Selain berasal dari proses treating, asam juga terdapat pada produk
minyak (produk petroleum hidrokarbon) yang telah mengalami oksidasi. Oksidasi
dari minyak pelumas terjadi karena adanya pemanasan pada suhu tinggi, sehingga
hasil oksidasinya cenderung menghasilkan asam. Jadi pengukuran angka asam suatu
minyak lumas adalah suatu cara untuk mengetahui minyak pelumas telah mengalami
oksidasi atau belum. Umumnya dari hasil analisa ini digunakan untuk mencegah agar
pelumas tidak mengalami oksidasi maka ditambahlah zat aditif. Tetapi zat aditifpun
bisa juga menyebabkan harga Neutralization Number menjadi tinggi.
Uji ini juga berfungsi sebagai alat kontrol untuk mengetahui adanya oksidasi pada
sistem pelumasan pada mesin turbin. Selain itu uji ini juga digunakan untuk
mengetahui kapan seharusnya pelumas mulai diganti.
Pour Point
Pour point pelumas adalah temperature terendah dimana minyak lumas masih mampu
mengalir tanpa adanya gangguan mekanis. Uji fisik ini menunjukkan performa
pelumas pada suhu rendah. Bila pada pelumas terdapat kandungan wax yang tinggi
maka pada suhu rendah kristal-kristal wax akan terpisah dari minyak, dan kristal-
kristal wax ini akan menghambat kinerja dari pelumas sebagai fungsi pelumasan
Sulfated Ash
Sulfated ash dari minyak pelumas adalah residu yang diukur dengan satuan berat
dimana setelah residu pada pembakaran pertama ditambah dengan sulfuric acid
kemudian dibakar lagi hingga didapatkan residu logam yang tidak dapat terbakar lagi.
Uji ini untuk mengukur adanya material yang tidak habis terbakar yang terkandung di
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
dalam minyak pelumas. Material yang tidak dapat terbakar ini biasanya terdapat pada
aditif yang ditambahkan pada pelumas. Aditif ini biasanya mengandung senyawa
metallo-organic yang akan membentuk residu pada uji sulfated ash. Pada pelumas
bekas, bila uji sulfated ash meningkat maka hal ini menunjukkan bahwa pada
pelumas bekas tersebut telah terdapat berbagai kontaminan seperti kotoran dll.
Aniline Point
Minyak yang memiliki temperature kelarutan yang tinggi bisa dipastikan
mengandung sedikit aromat dan memiliki senyawa tipe aliphatic lebih banyak
daripada produk minyak yang memiliki temperatur aniline point rendah. Meskipun uji
ini lebih banyak dimaksudkan untuk solvent, tetapi tidak menutup kemungkinan
pelumas diuji dengan metode uji ini. Sebab setiap minyak akan selalu berhubungan
dengan seal system, dimana seal bila bertemu dengan senyawa aromat maka seal akan
rusak. Bukan hanya seal, tetapi juga gasket, o-ring, dan beberapa komponen
elastomer. Umumnya aniline point dari pelumas cukup tinggi, tetapi kondisi operasi
yang akan dilakukan oleh pelumas juga tinggi, maka dikhawatirkan pada kondisi
operasi yang tinggi ini senyawa aliphatic yang ada pada pelumas memisahkan diri
dari pelumas. Sifat solvency dari pelumas juga berasal dari aditif yang ditambahkan
ke pelumas, dimana aditif-aditif yang menyebabkan sifat solvency dari pelumas
tinggi (yang ditandai dengan semakin rendahnya aniline point dari pelumas) adalah
VI Improver, antiwear agent, detergent, dan antioksidan.
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
BAB IV
BASE MINERAL OIL DAN BASE SYNTHETIC OIL
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
% Saturated
Group % Sulfur Content Viscosity Index
Hydrocarbon
I > 0,03 < 90 80 -120
II < 0,03 > 90 80 -120
III < 0,03 > 90 > 120
IV PAO (sintetik)
V Selain ke empat Goup tersebut
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Sedangkan keuntungan-keuntungan yang diperolah dari synthtetic base fluid (base oil
sintetis) dibandingkan dengan base mineral oil adalah sebagai berikut :
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
1. Olefin Oligomer
- Juga disebut sebagai poli olefin
- Dibentuk dari kombinasi material yang memiliki berat molekul yang rendah,
biasanya material pembentuk tersebut adalah ethylen diubah menjadi olefin
- Memiliki Viskositas indeks diatas 135
- Memiliki excellent low temperatur fluidity
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
2. Aromatik Alkylat
- Sintesa hidrokarbon jenis ini dibuat dari proses alkilasi senyawa
aromat, seperti benzen
- Memiliki excellent low temperatur fluidity
- Memiliki pour point yang rendah
- Memiliki VI yang sama atau sedikit diatas VI tertinggi dari mineral oil
- Memiliki sifat volatility yang lebih rendah bila dibandingkan dengan
mineral oil yang viscous
- Lebih stabil terhadap oksidasi, temperatur tinggi, dan hidrolisis
- Compatibel terhadap sistem-sistem yang didesain untuk mineral oil
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
3. Polybuten
- Memiliki range viiskositas indeks antara 70 s/d 110
- Memiliki Properti dielektrik yang baik
- Terdekomposisi menjadi gas pada suhu 288 oC
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
4. Cycloaliphatic
- Memiliki nilai traction coeficient yang tinggi
- Dibawah tekanan yang tinggi, base oil sintetis jenis ini akan mengembang
membentuk struktur lapisan seperti gelas sehingga bisa mengurangi gaya
gesek
Penggunaannya : banyak digunakan untuk pelumasan bagian-bagian mesin
seperti bearing dengan kondisi beban dan kecepatan tinggi.
Organic Ester
Organic ester telah menjadi suatu klasifikasi penting dari synthtetic base fluid
lebih dulu daripada jenis material lainnya. Penggunaan jenis material ini sudah
dimulai sejak perang dunia II di jerman yang ketika itu digunakan sebagai material
blending pelumas dari mineral oil, tujuannya waktu itu untuk meningkatkan
kemampuan pelumas mineral oil pada suhu rendah. Pertama kali base oil sintetis dari
jenis ini digunakan untuk pelumas pesawat terbang jenis jet pada tahun 50 an, dan
sekarang digunakan sebagai base oil yang utama untuk semua jenis mesin pesawat
terbang. Ada dua jenis organic ester yang digunakan sebagai synthtetic base fluid,
yaitu :
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
2. Polyol Ester
- Memiliki stabiliats yang baik terhadap temperatur tinggi daripada diester
- Memiliki viskositas indeks yang lebih rendah daripada diester
- Memiliki low temperatur performa dan hydrolytic stabilitynya sama dengan
diester
- Memiliki sifat volatility yang lebih rendah atau sama dengan diester
- Dapat merusak seal dan cat seperti halnya diester
Penggunaannya :
- Hampir digunakan oleh semua pesawat terbang komersial dan pesawat
tebang militer.
- Sebagai base oil dari kompressor udara
- Sebagai komponen blending minyak lumas mesin kendaraan
- Sebagai minyak lumas gear yang bekerja pada temperatur rendah
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
3. Polyglycol
- Merupakan jenis kelas base pelumas sintetis yang paling banyak
digunakan.
- Variasi polyglycol antara lain :
Polyalkylen Glycol ether
Polyglycol ether
Polyether
Polyalkylen Glycol
- Glycol sederhana seperti : Ethylen glycol dan Polyethylen Glycol
digunakan sebagai fluida Hydraulic Brake
- Terdapat jenis Polyglycol yang dapat larut dan yang tidak dapat larut
dalam air
- Keuntungan utama synthethic base fluid jenis ini adalah dapat
terdecomposisi menjadi senyawa yang volatil dibawah kondisi
oksidasi temperatur tinggi.
- Akan membentuk sedikit sludge pada kondisi operasi dengan suhu
yang moderat sampai suhu yang tinggi.
- Bila terdekomposisi semua pada suhu tinggi maka hasil
dekomposisinya tidak meninggalkan deposit
- Memiliki karakteristik viskositas yang baik meskipun pada temperatur
rendah cenderung lebih viscous daripada pelumas sintetis lainnya.
- Memiliki Pour point yang rendah
- Memiliki stability temperatur yang baik
- Thermal konduktivitinya tinggi
- Tidak cocok bila diblending dengan mineral oil dan aditif yang
digunakan oleh mineral oil, serta berpengaruh buruk terhadap cat.
- Memiliki kelarutan yang rendah terhadap gas hydrokarbon dan
beberapa refrigerant
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
- Tidak begitu merusak seal, tetapi untuk jenis polyglicol yang dapat
larut dalam air maka penggunaan seal harus selektif.
- Berkecenderungan untuk menyerap air dari udara
Penggunaannya :
Untuk Polyglicol type water soluble :
- Untuk hydraulic Brake Fluid
- Sebagai material pencegah kebakaran
- Sebagai pelumas bearing karet dan sambungan serta bearing
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Phosphat Esther
- Tahan terhadap pembakaran (fire resistance fluid) bahkan jauh
melebihi mineral oil
- Sifat lubrikasinya umumnya bagus
- Memiliki high temperatur stability
- Hasil dekomposisi dari produk ini bersifat korosif
- Sifat/karakteristik viskositasnya pada temperatur rendah tidak bagus
meskipun pour pointnya rendah dan volatilitynya rendah.
- Merusak cat dan material seal
- Compatibilitynya terhadap mineral oil mulai dari tingakatan bagus
hingga jelek bergantung dari jenis esternya
- Stability hidrolisnya cukup bagus
- Memiliki spesific gravity lebih dari 1
- Pumping lossnya tinggi
Penggunaannya :
- Sebagai hydrolic fluid untuk pesawat terbang komersial
- Sebagai fluida elektrohydrolik kontrol sistem pada steam turbin dan
digunakan juga pada industri sistem hydrolis
- Juga digunakan sebagai turbin bearing lubricating system
- Digunakan untuk pelumas kompressor dengan discharge temperatur
tinggi
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
1. Silicone
- Merupakan type sintetis tertua yang pernah digunakan
- Memiliki viskositas indeks yang tinggi, beberapa diantaranya memiliki
viskositas indeks diatas 300
- Memiliki pour pint yang rendah
- Memiliki sifat alir yang bagus pada temperatur rendah
- Secara kimiawi, sintetis jenis ini adalah nontoxic (tidak beracun), Fire
resistant, water repellent (anti air), dan memiliki sifat penguapan yang
rendah.
- Compressibility nya lebih tinggi daripada mineral oil
- Oxidation and thermal stability nya bagus
- Bila material ini mengalami oksidasi, maka produk oksidasinya adalah
oksida silicon yang bersifat abrasive.
- Memiliki tegangan permukaan yang rendah, maka bila dijadikan pelumas
akan menghasilkan lapisan film yang buruk sehingga tidak bisa
mengurangi keausan pada suatu gesekan metal to metal.
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Penggunaannya :
- sebagai hydraulic fluid untuk beberapa aplikasi misalnya : sebagai
liquid spring dan torsi damper
- sebagai hydraulic brake fluid
2. Silicate Ester
- memiliki thermal stability yang bagus
- bila digabungkan dengan inhibitor yang tepat maka akan memiliki stability
oksidasi yang bagus
- memiliki karakteristik viskositas yang sangat bagus serta pour pointnya
rendah
- sifat penguapannya rendah
- mudah terhidrolisa
Penggunaannya :
- digunakan sebagai fluida heat transfer
- digunakan sebagai dielektrik coolant
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
3. Polyphenyl Ester
- organik ini memiliki properti temperatur tinggi yang baik serta tahan
terhadap radiasi
- stabil pada temperatur diatas 800 oF (450 oC) dan tahan terhadap
oksidasipada temperatur yang lebih tinggi
- memiliki viskositas yang tinggi pada temperatur ambient normal sehingga
penggunaannya terbatas
Penggunannya :
- Sebagai fluida heat transfer, seperti sebagai pelumas pompa vacuum
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
BAB V
ADDITIF PELUMAS
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
3. Warna
Warna aditif sangat penting. Warna yang bening dari suatu base oil akan
sangat menarik, tetapi saat ditambah dengan aditif yang berwarna maka akan
menimbulkan kesan bahwa base oil tersebut adalah kategori base oil bekas yang telah
mengalami oksidasi, sehingga warna aditif mempengaruhi nilai jual dari pelumas.
4. Volatility Aditif
Volatility dari aditif harus rendah karena bila pelumas tersebut beroperasi
pada temperatur yang tinggi dan aditif yang volatil tersebut menguap maka kinerja
aditif menjadi berkurang karena telah menguap.
5. Stability
Aditif harus tetap stabil selama proses blending, penyimpanan dan saat
penggunaan. Aditif harus tahan terhadap proses hidrolisis larutan aqua dan tahahn
terhadap proses dekomposisi pelumas pada suhu tinggi. Misalnya aditif untuk
Extreme pressure yang beroperasi pada temperatur tinggi harus memiliki bahan
chemical yang reaktif untuk mencegah kontak yang berlebihan dari permukaan metal.
6. Compatibility
Compatibility adalah sifat dari aditif yang sangat penting. Biasanya base oil
diberi aditif lebih dari satu untuk kemudian di blending sehingga ada kemungkinan
akan terjadi reaksi antara aditif tersebut, misalnya akan menghasilkan warna yang
kurang bagus atau menghasilkan reaksi samping yang produk reaksinya adalah
material yang tidak bisa larut dalam base oil. Sehingga aditif yang ditambahkan harus
saling menguntungkandan dapat digunakan secara bersama.
7. Bau (odor)
Aditif yang ditambahkan sebaiknya tidak menimbulkan bau yang tidak bagus,
yang mana bau ini bisa berasal dari hasil oksidasi atau dekomposisi dari chemical
aditif tersebut.
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Setiap klas aditif diblend menjadi multipurpose aditif yang tujuannya memudahkan
pencampurannya pada finished lubricant.
Prinsip-prinsip utama dari setiap kelas karakteristik kimia dan fisika aditif adalah :
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Tipe tipe aditif yang sering digunakan untuk pelumas industri (lanjutan) :
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
operasi. Selain itu oksidasi dari pelumas juga bisa disebabkan oleh lama waktu
pelumas tersebut terpapar diudara atau oksigen, design serta keadaan dari peralatan
dan kondisi operasinya. Beberapa logam yang bisa menyebabkan pelumas cepat
mengalami oksidasi adalah tembaga, maka sebaiknya dihindari menyimpan pelumas
diwadah yang mengandung tembaga. Kondisi lingkungan penyimpanan yang juga
mempengaruhi laju oksidasi adalah adanya air dan beberapa partikel asing lainnya
yang tersuspensi di pelumas.
Ketika pelumas mengalami oksidasi, maka hasil oksidasinya berupa sludge,
resin, varnish, asam yang krosif, dan viskositasnya meningkat. Sedangkan deteriorasi
dari pelumas bergantung pada kondisi awal pelumas, lama waktu operasi, dan
temperatur operasi. Korosi bisa juga disebabkan akibat proses di komposisi pelumas
terhadap logam non ferrous.
Salah satu tipe dari corrosion inhibitor yang akan melindungi permukaan
logam yaitu dengan jalan meminimalkan pembentukan asam organik yang
disebabkan karena oksidasi pelumas. Oxidation Inhibitor juga meminimalkan
bertambahnya asam organik dan juga berlaku sebagai corrosion inhibitor. Corrosion
Inhibitor bisa juga berlaku sebagai pelapis pada permukaan logam untuk melawan
asam penyebab korosi, atau bertindak menetralkan asam pada pelumas. Komponen
logam alloy dari bearing yaitu cadmium, dalam bentuk cadmium-silver alloy, timbal
dalam bentuk cupper-lead alloy dan silver dalam bentuk silver aloy bearing. Pada
temperatur tinggi metal yang mengandung kaya cu dan silver adalah logam yang
paling sering mengalami korosi pada bearing.
Minyak pelumas pada crankcase circulating system akan mengalami oksidasi
bila terpapar pada suhu tinggi, juga pada pelumas silinder pada kompresor udara akan
mengalami oksidasi pada temperatur yang moderat.
Banyak aplikasi dimana operasi temperatur minyak dibawah 200 F seperti
pada turbin, tansformer, pelumas hidrolis maka pelumas menggunakan aditif
oxidation inhibitor tipe phenolic amin dan aromatik amin. Tetapi aromatik amine
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
dalam penggunaannya dapat menyebabkan pelumas berwarna gelap, maka aditif jenis
phenolic inhibitor yang paling sering digunakan. Hydroquinone jarang digunakan
karena mudah larut dalam air. Jenis aditif lainnya yang paling sering digunakan
sebagai oxidation inhibitor pada steam turbin, sistem hidrolis, electric motor, dan
circulating sistem yang beroperasi pada suhu dibawah 200 F menggunakan aditif
jenis 2,6-di-tertieryl-butyl-4-methyl phenol.
Untuk aplikasi yang beroperasi pada temperatur diatas 200 F, oksidasi
disebabkan oleh adanya kontak antara permukaan logam dengan minyak. Artinya
temperatur operasi mesin yang tinggi ini akan bertindak sebagai katalis terjadinya
oksidasi hasil reaksi antara metal dari mesin dengan minyak pelumas yang memercik
ke dinding logam mesin yang panas tersebut. Gram-gram dari tergerusnya logam
mesin ikut pula berekasi dengan minyak lumas sehingga juga menyebabkan
terjadinya proses reaksi oksidasi pada temperatur tinggi. Aditif antioksidan jenis
phenoloc tidak akan mampu mengatasi hal ini. Jenis aditif antikatalis yang mampu
mengatasi hal ini adalah dari jenis senyawa organik yang mengandung sulfur, fosfor,
nitrogen atau atom-atom metalic tertentu lainnya. Senyawa-senyawa sulfur yang
bersifat mencegah proses reaksi katalis ini akan melindungi permukaan logam dengan
membentuk lapisan film tipis senyawa logam sulfida. Lapisan film ini melindungi
logam dari serangan asam atau senyawa peroksida lainnya. Penambahan aditif
senyawa sulfur ini dengan melarutkan unsur sulfur kedalam minyak tanpa
dikombinasikan dengan bahan kimia lainnya. Tetapi bila jumlah aditif dari senyawa
sulfur yang ditambahkan ke minyak terlalu banyak atau berlebihan, maka akan timbul
sludge. Antioksidan dari senyawa sulfur dan fosfor yang sering ditambahkan kedalam
pelumas bearing adalah : Zinc dithiophosphates dan sulfurized olefin.
ANTIWEAR IMPROVER
Pelumas untuk pelumasan sistem sirkulasi cam, tappet, oil pump, timing gear
dan piston ring atau jika pelumasan tersebut dilakukan pada bagian-bagian mesin
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
yang beroperasi secara terpisah atau seluruhnya, maka aditif antiwear sangat
diperlukan. Jika antioksidan corrosion inhibitor sangat diperlukan pada setiap
pelumas, maka aditif yang paling diperlukan untuk inhibitor ini adalah Zinc
dithiophosphates. Aditif ini bisa bertindak sebagai antioksidan, corrosion inhibitor,
dan merupakan properti dari aditif antiwear. Tricresyl phosphate telah banyak
digunakan pada sistem hidrolis dan pelumasan sistem sirkulasi.
Bila pelumas yang diperlukan adalah yang memiliki kemampuan oiliness,
film strength, dan sifat EP (extreme pressure), maka aditif yang ditambahkan
umumnya adalah senyawaan sulfur, phosphor, atau chlorine, lead naftenate dan
minyak lemak nabati. Tetapi aditif-aditif ini bersifat korosif terhadap logam tembaga,
timbal atau bertindak sebagai prooksidan.
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
ANTIFOAM AGENT
Jika minyak lumas diaduk dan dialiri dengan udara maka akan terbentuk
gelembung-gelembung udara di permukaan pelumas tersebut. Foaming merupakan
permasalahan serius pada kondisi tertentu. Sebagai contoh, jika terlalu banyak foam
pada suatu oil system distribution yang mana pompa distribusinya bertugas
mengalirkan udara dan minyak ke bearing, bila terjadi ketidakcukupan pelumasan
maka akan terjadi kegagalan pelumasan di bearing. Foaming menyebabkan overflow
minyak lumas di reservoir atau kesalahan pembacaan level pelumas. Foam pada
aliran hidrolis akan menyebabkan minyak pelumas memercik atau bersifat
kompresibel sehingga operasi alat tidak dapat berjalan dengan baik. Gearbox dengan
kecepatan tinggi yang menggunakan minyak berat akan menimbulkan foam yang
berlebihan karena timbul efek pengrusakan akibat adanya kondisi yang lembab,
kondisi lembab ini disebabkan karena minyak bekerja pada suhu tinggi dan minyak
terdekomposisi dengan hasil dekomposisinya salah satunya adalah air.
Penambahan aditif detergen juga ikut meningkatkan terjadinya foaming. Foaming
dapat diatasi dengan menambahkan antifoam agent (0,0001 sampai 0,005 persen).
Antifoam yang efektif dan yang paling banyak digunakan adalah silikon polimer
dengan berat molekul medium, seperti : dimethyl silicone polimer atau biasa disebut
dengan Minyak Silikon. Jumlah antifoam agent yang diperlukan bergantung dari
properti lubricant, lama operasi, kondisi operasi dan desain.
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Viskositas Pelumas yang diperlukan pada zone operasi dari peralatan tertentu :
BAB VI
APLIKASI PENGGUNAAN PELUMAS
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
PROSES PELUMASAN
Fungsi pelumas yang penting adalah :
1. mengurangi gesekan antara bagian mesin yang bergerak
2. mendinginkan dan memindahkan panas keluar dari mesin
3. mengendalikan kontaminan atau kotoran guna memastikan mesin berjalan
dengan lancar
Cara kerja pelumas dalam mengurangi :
1. menjaga kedua permukaan metal terpisah (koefisien gesek untuk permukaan
metal yang kering biasanya 0,5 1,0). Untuk permukaan metal yang
sempurna dilapisi dengan film pelumas koefisien geseknya kurang dari
0,005
2. membuat kedua permukaan metal menjadi licin (lapisan lemak hewan dan
bahan kimia aditif anti wear atau extreme pressure dapat mengurangi
gesekan bila dua permukaan metal saling bersinggungan)
TIPE-TIPE PELUMASAN
A. Pelumasan Hidrodinamik
Bila bagian mesin bergerak, pelumas dapat membentuk lapisan film yang
stabil, yang memisahkan kedua permukaan metal secara sempurna.
Pelumas akan terdorong membentuk wedge atau pasak diantara kedua
permukaan metal. Kondisi ini dinamakan Hidrodinamik Lubrication.
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
KONTAMINAN
Pelumas yang baik memberikan perlindungan terhadap kontaminan (kotoran)
dan mengendalikannya untuk tidak mengganggu atau merusak mesin.
Kotoran bisa berasal dari :
1. Luar, seperti air dan debu kotoran
2. Dalam, seperti air hasil pembakaran bahan bakar, partikel keausan logam,
jelaga dan hasil oksidasi pelumas
Kotoran yang masuk ke dalam mesin dikendalikan oleh pelumas untuk dibersihkan
melalui komponen pembersih, seperti :
1. setting tank
2. Filter udara dan filter pelumas
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
3. Centrifuge (terdepat pada mesin diesel kapal dan pembangkit tenaga listrik)
Partikel keausan metal jumlahnya dikendalikan sekecil mungkin oleh pelumas,
partikel keausan metal akan dibersihkan dari sistem oleh filter oli. Jelaga hasil
pembakaran yang tidak sempurna oleh bahan bakar minyak dan hasil oksidasi
pelumas dapat membentuk sludge (lumpur), varnish (vernis) atau lacquer (lak).
Pada pelumas mesin yang baik mutunya terdapat aditif detergent/dispersant yang
berfungsi untuk memperlambat pembentukan sludge.
OKSIDASI
Oksidasi merupakan faktor utama yang membatasi umur pemakaian pelumas.
Semua pelumas akan teroksidasi bila dikelilingi oleh oksigen dalam jumlah yang
cukup banyak, tingkat oksidasi tergantung pada beberapa faktor berikut :
1. temperatur
2. masa pemakaian
3. adanya katalis
4. komposisi pelumas
5. kontaminasi dan tingkat penambahan pelumas (Toping Up)
temperatur merupakan faktor utama terjadinya oksidasi. Tingkat oksidasi mineral oil
akan meningkat dua kali lipat untuk setiap peningkatan temperatur operasi sebesar 10
oC. Bila pelumas teroksidasi, oksigen akan bereaksi dengan molekul pelumas dan
membentuk 3 jenis produk, yaitu : asam, lumpur osidasi, laquer. Asam akan
menimbulkan korosi atau pengkaratan bila ketahanan aditif antikorosi dalam pelumas
sudah habis daya pelindungnya. Lumpur oksida merupakan Oil Insoluble Material
yang dihasilkan dari proses polimerisasi molekul-molekul pelumas yang teroksidasi.
Hal ini umumnya dapat dilihat dari meningkatnya kekentalan pelumas dan naiknya
viskositas indeks pelumas dari biasanya (pelumas baru). Jika pelumas teroksidasi
cukup berat akan menyebabkan pelumas menjadi sangat kental pada kondisi dingin
(temperatur rendah). Jikapelumas yang teroksidasi tersebut terdispersi dengan baik
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Untuk roda gigi industri yang beban/kondisi operasinya ringan dimana resiko
kerusakan permukaannya relatif kecil, dapat digunakan stright mineral base oil.
Untuk roda gigi seperti ini pemilihan viskositas hanya ditentukan oleh besarnya daya
yang ditransmisikan dan kecepatan putar pinionnya. Pada pelumas roda gigi jenis
tertentu berlaku ketentuan umum yaitu bila kecepatan putar semakin tinggi
diperlukan yang viskositasnya rendah, dan bila daya yang ditransmisikan makin besar
diperlkan viskositas yang makin tinggi. Hal tersebut dapat digunakan terutama pada
roda gigi jenis spur dengan beban rendah.
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Pada kondisi operasi roda gigi sangat berat atau beban kejut besar perlu digunakan
Tribologycal Additives. Pada roda gigi jenis spur, helical, worm dan bevel dengan
beban berat, biasa digunakan beberapa jenis Tribologycal Additives antara lain yang
mengandung unsur sulfur dan fosfor. Aditif tersebut memberikan perlindungan yang
sangat baik pada sifat anti wear dan extreme pressure pada berbagai kondisi operasi.
Untuk roda gigi terbuka dapat digunakan pelumas dengan viskositas yang sangat
tinggi dengan sifat adhesi yang baik.
Untuk roda gigi dengan kondisi operasi yang sangat berat (beban dan temperatur
tinggi) penggunaan mineral base oil kadang-kadang tidak memadai sehingga sering
digunakan synthetic base oil, antara lain polypropylene glycol (misal : shell tivela dan
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
mobil glygoyle) karena memiliki viskositas indeks yang tinggi, titik tuang yang
rendah dan memiliki sifat Low Frictional Characteristic.
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Secara umum performance test yang terdapat dalam spesifikasi tersebut dapat
dikelompokkan dalam beberapa karakteristik sebagai berikut :
a) Sifat Fisik
- Viskositas Kinematik at 40 oC (ASTM D 445)
- Pour Point (ASTM D 97 / IP 15)
b) Sifat anti karat / anti korosi
- Copperstrip corrosion test (ASTM D 130 / IP 154)
- Rust Test (ASTM D 665 / IP 135)
c) Sifat Oksidasi / Thermal Stability
- Oxidation Stability Test (ASTM D 2893)
- S 200 Oxidation 312 hours at 121,1 oC sesuai US Steel 224
d) Sifat Surface Properties
- Demulsibility Test (ASTM D 1401 / D 271 / IP 19)
- Foam Tendency Test (ASTM D 892 / IP 313)
- Air Release Test (IP 313 / DIN 51381)
Untuk kalsifikasi viskositas, pada umumnya pelumas roda gigi industri menggunakan
dua klasifikasi tersebut dibawah ini :
- ISO Viscosity Grade
- AGMA ( American Gear Manufactures Association) Lubricant
Number
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
keausan dan gesekan. Pada sistem Hidrolik gerakan relatif terjadi diantara
permukaan metal yang bergesekan dalam pompa dan actuator. Secara jelas keausan
yang lebih besar terjadi pada "Rotary Pump" dari pada "Piston Pump" karena
kecepatan luncur (sliding speed) permukaan metal yang bergesekan lebih besar.
Oleh karena itu, fluida Hidrolik harus dapat melumasi diantara bagian metal yang
bergerak di dalam sistem untuk mengurangi gesekan, mengurangi panas yang terjadi
dan mengurangi kehilangan tenaga pada sistem Hidrolik.
Pada umumnya pelumas Hidrolik menggunakan mineral oil sebagai fluida Hidrolik
yang melumasi bagian yang bergerak dalam sistem hidrolik. Bagaimanapun, straight
mineral oil tidak Selalu cukup baik untuk melumasi beberapa pompa-pompa
rotari sehingga sebagian besar pelumas Hidrolik perlu ditambah aditif yang
sesuai dengan keperluan untuk meningkatkan kemampuan pelumasan dalam
kondisi beban berat.
2. Korosi
Pada sebagian besar sistem Hidrolik, banyak komponen yang terbuat dari
baja atau besi. Kedua metal tersebut mengalami korosi dengan adanya air atau
asam. Efek korosi pada metal yang bergerak pada sistem Hidrolik melemahkan
material dan membuat metal menjadi kasar.
Permukaan metal yang kasar lebih sulit dilumasi dan dicegah kebocorannya
daripada metal yang halus. Korosi dapat menyebabkan meningkatnya keausan
dari komponen metal yang bergerak, meningkatkan suhu dengan adanya
gesekan yang lebih besar dan kehilangan fluida yang disebabkan fungsi sealing
yang rendah.
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
dipercepat pada temperatur tinggi. Suatu sistem hidrolik sering mengandung kedua
logam tersebut dan tembaga dan biasanya beroperasi pads suhu tinggi. Untuk itu
penting dikurangi kemunginan terjadinya oksidasi pada fluida. Salah satu sifat
penting pelumas hidrolik adalah sifat ketahahan oksidasinya.
Pada desain sistem hidrolik yang baik, pipa masuk pada reservoar harus selalu di
bawah permukaan fluida, bila tidak demikian gerakan memutar dari fluida pada
permukaan dapat menyebabkan masuknya udara ke dalam reservoar pelumas.
Demikian juga pipa hisap (suction pipe) yang berhubungan dengan pipa hidrolik
harus ditempatkan pada posisi serendah mungkin dari dasar untuk menghindarkan
terhisapnya udara ke dalam sistem.
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Pelumas Hidrolik
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Viskositas
Viskositas fluida diukur dengan cara mengukur tahanan alirannya.
Semakin kental fluida, semakin besar tahanan alirnya. Sifat dasar yang
dibutuhkan dari fluida Hidrolik adalah untuk mengalirkan dengan tahanan alir
yang minimal.
Pelumas dengan viskositas tinggi membutuhkan energi lebih besar untuk
membuatnya mengalir daripada pelumas dengan viskositas rendah. Oleh karenanya
lebih besar daya yang digunakan oleh sistem. Untuk memaksimalkan efisiensi dalam
sistem Hidrolik, maka fluida yang digunakan sebaiknya adalah fluida yang terendah
kekentalannya yang dapat diterima oleh sistem. Viskositas fluida sangat dibutuhkan,
oleh karenanya pemilihan viskositas harus dikompromikan diantara kebutuhan
sistem.
Sistem hidrolik yang beroperasi pada suhu tinggi harus menggunakan fluida dengan
viskositas yang sesuai dengan suhu operasi, sehingga akan memberikan pelumasan
yang memadai.
Kestabilan Oksidasi
Pada beberapa kondisi, fluida Hidrolik bercampur dengan udara dengan adanya
material catalyst (misalnya metal yang aus) pada suhu tinggi. Ini adalah
kondisi ideal untuk meningkatkan oksidasi dari pelumas mineral yang dapat
menyebabkan meningkatnya kekentalan pelumas, pembentukan asam organik,
lacquer dan lumpur pelumas (sludge). Untuk mengatasi masalah ini, oksidasi
inhibitor (aditif) ditambahkan pada fluida hiraulik.
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
PELUMAS BANTALAN
Bantalan (bearing) dapat berupa jenis luncur (sliding) dan ada pula yang
gelinding (rolling). Pelumasan terbaik untuk bantalan adalah gemuk. Jenis gelincir
seperti bantalan luncur (tipe plain dan sleeve) serta bantalan thrust. Beban
bantalannya tegak lurus. Rancangan bantalan luncur menentukan jenis gemuk yang
dipakai. Kemempuan pendingin tidak terlalu penting, yang penting adalah ketahanan
terlemparnya serta vikositas awal yang tingi.
Pelumas film cairan (hidrodinamik) atau film tebal terjadi apabila
pelumas sempuma memisahkan permukaan bantalan. Bantalan gelincir untuk
mengurangi gesekan, pelumasan batas atau film tipis tidak sempuma
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Konsistensi/sifat fisik
Kemampuan bawa beban dan sifat tekanan ekstrim
Stabilitas formal dan oksidasi
Kecepatan tinggi memerlukan gemuk dengan sifat merekat yang bagus agar
tidak terlempar/terlepas dari tempatnya. Gemuk untuk mesin kecepatan ini
perlu komponen cairan encer agar gesekan cairan dan keausannya kecil. Gemuk
seperti itu juga sesuai untuk operasi suhu dingin.
Agar usia teknis bantalan panjang, maka perlu diperhatikan penataannya, yaitu
tepat, tidak miring atau goyang. Apabila hendak melumasi bantalan, hendaknya
buanglah sisa gemuk lama dan dibersihkan.
Jangka waktu penggantian gemuk tergantung kepada jenis, ukuran, kecepatan, suhu
operasi serta jenis gemuk yang digunakan.
Untuk mendeteksi apakah kerja bantalan dalam keadaan normal atau tidak dapat
dilihat pada gejala-gejala berikut:
Peningkatan suhu yang ticlak wajar
Perubahan suara
Perubahan penampilan (bau, warna)
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu pada poros berbeban, sehingga putaran
atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan panjang umur
teknisnya. Bantalan harus cukup kokoh agar memungkinkan poros serta elemen
mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik
maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tidak dapat bekerja secara
semestinya.
Sifat pelumas bantalan :
Pelindung terhadap keausan
Kekentalan yang cukup
Pelindung terhadap korosi
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
PELUMAS KOMPRESSOR
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
BAB VII
PENYIMPANAN DAN PENANGANAN PELUMAS
Penyimpanan Pelumas
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
tutup dari bahan plastik atau metal, atau drumnya harus dimiringkan agar
air hujan tidak dapat terkumpul dan menggenangi lubang penutupnya.
Kontaminasi dengan air sangat tidak diinginkan, pelumas dari jenis apapun,
disadari atau tidak disadari uap air dalam udara dapat memasuki drum melalui
tutup drum yang kelihatannya baik.
Drum yang ditimbun berdiri ditempat terbuka terkena panas pada siang hari dan akan
menjadi dingin pada malam hari. Hal ini menghasilkan ekspansi dan penyusutan
isi udara dalam drum pada siang hari karena panas mengembangkan volume udara
dan pada malam hari terjadi pendinginan, sehingga volume udara menyusut dan
tekanan menjadi sedikit vakum.
Perubahan tekanan yang terjadi cukup besar untuk menyebabkan gerakan memompa
yang dikenal sebagai bernafasnya drum pelumas, ketika udara dipaksakan keluar
siang hari dan ditarik masuk pada malam hari. Karena itu bila lubang penutup
tempat pernafasan itu terjadi dikelilingi air, maka sedikit air dapat terhisap
masuk dalam drum dan dalam beberapa waktu dapat terkumpul dalam jumlah yang
cukup banyak.
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Sekali segel dipecahkan dan tutupnya dibuka, maka selalu terdapat bahaya dari debu,
pasir dan serat halus yang masuk ke dalam drum. Bila pelumas itu tidak
dipakai, tutuplah kemasan itu sebagaimana mestinya.
Kontaminasi tersebut yang akhirnya masuk ke dalam mesin dapat menyebabkan
kerusakan atau keausan atau menghalangi saluran minyak yang menyebabkan
kerusakan total akibat kurangnya pelumas.
Drum pelumas atau kemasan lain, jangan sekali-kali dibuka dengan cara membuat
lubang besar atau membuka salah satu ujungnya, karena sekalipun lubangnya tetap
ditutup oleh penutup kayu atau penutup lainnya, kemungkinan meningkatnya
kontaminasi sangat besar.
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Hindari kebiasaan menciduk pelumas dengan bejana terbuka atau gayung karena
hal itu tidak hanya memungkinkan debu untuk masuk, tetapi bagian luar
penciduk itu mungkin kotor. Karena itu drum harus ditidurkan diatas tempat kayu
yang cukup tinggi dan pelumas dikeluarkan melalui keran yang dibawahnya
ditaruh baki untuk menangkap tetesan. Cara lain adalah mendirikan drumnya dan
mengambilnya dengan pompa Langan. Pipa penghisap pompa dimasukkan ke dalam
lubang besarnya drum.
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Drum gemuk lumas harus mempunyai lubang besar, dimana untuk mencegah
masuknya kotoran atau air, agar penutupnya selalu dikembalikan dengan baik
dan kuat, segera sesudah setiap pengambilan yang dibutuhkan. Suhu ekstrim
tidak baik bagi pelumas, jangan sekali-kali menyimpannya ditempat yang
terlalu panas, juga tidak baik untuk membiarkannya dalam waktu lama pada
kondisi sangat dingin.
Penanganan Pelumas
Sebagian besar manfaat penyimpanan pelumas yang baik dan bersih
dapat hilang bila pelumas itu terkontaminasi ketika dalam perjalanan dari
tempat penimbunan ke mesin. Tangki (container) yang dipakai untuk
mengangkut pelumas ketempat kerja dan untuk penyimpanan dalam jumlah kecil,
harus selalu bersih dan diberi penutup untuk mencegah masuknya debu dan
kotoran. Secara berkala tangki itu harus dibersihkan dan harus diperhatikan
untuk mengelap dan mengeringkannya sebelum digunakan kembali.
Sama halnya dengan peralatan lain, tangki harus selalu bersih. Untuk itu
gunakanlah lap atau majun. Jangan menggunakan lap katun atau wool,
karena kain jenis tersebut meninggalkan serat yang akhimya masuk ke dalam
mesin atau menyubat aliran pelumas.
Disarankan untuk menggunakan bejana yang terpisah dan ditandai dengan jelas
bagi setiap jenis pelumas agar kontaminasi jenis pelumas yang satu dengan jenis
pelumas yang lainnya tidak terjadi.
Pelumas bekas dan kotor harus ditaruh dibejana khusus dan disimpan dalam
tempat penyimpanan yang terpisah dan ditandai dengan jelas, sampai saatnya
dimusnahkan atau dibuang. Setiap tindakan pencegahan harus dilakukan untuk
menjaga agar pelumas bekas tidak dapat mengkontaminasi pelumas dan gemuk lumas
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
baru.
Ketika pelumas dikeluarkan, jumlahnya harus diukur dan pencatatannya harus dibuat
untuk setiap mesin atau peralatan. Dengan cara ini dapat dilakukan pengecekan
secara teratur tentang pemakaian dan dapat melihat setiap perubahan yang mencolok,
dan bila hal ini terjadi harus segera diselidiki.
Rekomendasi Masa Simpan Pelumas dan material hidrokarbon lainnya adalah sebagai
berikut :
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
SINGKATAN-SINGKATAN
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS
DAFTAR PUSTAKA
Mata Diklat
Level : Dasar
PRODUK MINYAK PELUMAS