PPD Adro

Welding Transformer

Generator

Compressor

Ingersoll Rand Cubic feed per minutes

/ 1,7m3/ min

Engine
WELDING MACHINE PRODUCT MILLER
WELDING MACHINE PRODUCT MILLER
WELDING MACHINE PRODUCT MILLER
SPECIFIKASI BIG BLUE AIR PAK.
 MIG / Las CO2
TIG Welding
MIG : Metal Inert Gas Welding / Las CO2.
TIG : Tungsten Inert Gas / Las Argon Stick Welding
Stick / Las Busur Gouging
 ENGINE DEUTZ

Engine RH Side Engine LH Side

NAME CODE ENGINE DEUTZ
AIR COMPRESSOR
CONTROL PANEL
 3 4 6

3. Ampere Ring Switch : Berfungsi untuk mengatur Range Ampere / arus keluaran pengelasan.

4. Voltage/Ampererage Adjusment Control : Berfungsi untuk mengatur besarnya voltage/ ampere

Yang di sesuaikan dengan Ampere ring Switch ( 3 )
Misalnya : kita menginginkan ampere keluarannya 263 A DC, maka kita
Set Ampere Adjust Controlnya di 50% . ( 50% of 125 – 400 A ).

6. Processor / Contactor Switch : Berfungsi Switch pemilihan dalam proses pengelasan.

a. OCV = Open Circuit Voltage / No Load Voltage.
b. AUX POWER = Tegangan pada Kontaktor 120 V AC atau 240 V AC.
c. Load Voltage = Tegangan pada kutup positip dan negatip saat pengelasan.
d. Duty Cycle = Periode pengelasan dalam 10 menit .
“ 100% Duty Cycle = 10 menit. ”
contoh:
300 Amp @ 60 % Duty Cycle = Mesin Las di setting pada 300 Amp dan
digunakan selama 6 menit terus-menerus tanpa menyebabkan mesin menjadi
rusak/terbakar.
1. Starting Switch posisi “ OFF ”
2. Atur Proses/Contactor Switch10 pada posisi Stick
3 .Atur Output Selector Switch 14 pada DC Welding
4. Atur Ampere Ring switch 11 pada range sesuai
elctroda / material benda kerja, misal : 55-125 A
atau 125-400 A
5. Atur Voltage / Amperage Adjust Control 12 pada
range sesuai Ampere yang di inginkan., 10 - 100
6. Hubungkan Cable Output Terminal ( + ) untuk
Electrode dan ( - ) untuk Work piece / Ground.
7. Start Engine . Posisikan Run atau Run/idle.
8. Unit siap untuk proses Welding. Bila Ampere
pengelasan terlau kecil atau terlalu besar , bisa di
atur dengan memutar Switch no 12, untuk
disesuaikan

Perhatian :
“ Jangan memindahkan Ampere Range Switch 11
pada saat dalam ke adaan terbebani ( Under Load ).”
.
1. Starting Switch posisi “ OFF ”
2. Atur Proses/Contactor Switch pada posisi Stick
3 .Atur Output Selector Switch pada 12 atau 24 Volt
4. Atur Ampere Ring switch pada range terendah
( 55-125 A )
5. Hubungkan Cable charging ( + ) & ( - ) ke Battery
yang akan di charge.
6. Start Engine untuk proses Charging battery.
7. Check Voltage Battery setelah 10 menit , bila
masih pelu di charge kemballi.

Perhatian :
“ Jangan memindahkan Output Selector Switch
pada saat dalam ke adaan terbebani ( Under Load ).”

# Panjang Cable kurang dari 6,1 m

# AWG cable 1 ( 50 mm2 ) untuk Charging
# AWG cable 2/0 ( 70 mm2 ) untuk Jumpere

“ AWG ( American Wire Gauge ) “

 ##Panjang
PanjangCable
Cablekurang
kurangdari
dari6,1
6,1mm
##AWG
AWGcable
cable11( (50
50mm2
mm2) )atau
ataulebih
lebihbesar
besaruntuk
untukCharging
Charging
##AWG
AWG cable 2/0 ( 70 mm2 ) atau lebih besar untukJumpere
cable 2/0 ( 70 mm2 ) atau lebih besar untuk Jumpere
1. Starting Switch posisi “ OFF ” 7. Lepaskan Cable Jumper ( + ) & ( - ) dari Battery Unit
2. Atur Proses/Contactor Switch pada posisi Stick yang di Jumper.
3 .Atur Output Selector Switch pada 12 atau 24 Volt 8. Stop Engine dan Disconnect Cable.
4. Atur Ampere Ring switch pada range Maximal
( 300 – max A ) Perhatian :
5. Hubungkan Cable charging ( + ) & ( - ) ke Battery
Unit yang akan di Jumper. “ Jangan memindahkan
6. Start Engine untuk proses Charging battery Output Selector Switch pada saat dalam ke adaan
terbebani ( Under Load ).”
PROSEDUR JUMPER BATTERY
 KOMPONEN UNIT MILLER

1. Control Box
2. Battery Switch
3. Front & Center Uprigh Assembly
4. Reactor Z1
5 .Engine
6. Engine adapter plate
7. Front Generator Mounting
8. Air Compressor Assembly.
 KOMPONEN UNIT MILLER

Ampere Range / SR3

Engine LH Side
 Main Rectifier / SR3
Field Current Regulator Board / PC1

Electric Box Engine RH Side

 Oil Fill Cap

CB 15 ( Clutch Compressor )

Conecting to Remote
14 Receptacle RC 14 1. Fuse F1 ( Protect aux, stator ( exiter ) windings from overload )
1. Fuse F1 ( Protect aux, stator ( exiter ) windings from overload )
2. Fuse F2 ( Protect aux, stator ( exiter ) windings from overload )
2. Fuse F2 ( Protect aux, stator ( exiter ) windings from overload )
3. CB 4 ( not Show ) ( Protect the welding arc drive ( dig ) circuit .
3. CB 4 ( not Show ) ( Protect the welding arc drive ( dig ) circuit .
4. CB 5 (Protect PC6/RC14 from overload / short circuit )
4. CB 5 (Protect PC6/RC14 from overload / short circuit )
5. CB 6 ( Protect 115 volt AC output to RC14 )
5. CB 6 ( Protect 115 volt AC output to RC14 )
6. CB10 ( not show ) ( Protect engine Battery circuit )
6. CB10 ( not show ) ( Protect engine Battery circuit )
7. CB 11 ( Protect the engine wirring harness )
7. CB 11 ( Protect the engine wirring harness )
8. CB 12 ( Protect the field flashing circuit )
8. CB 12 ( Protect the field flashing circuit )
9. CB 13 ( Protect engine shudown circuit )
9. CB 13 ( Protect engine shudown circuit )
 Generator Slip Stabilizer / Reactor
Rings

Aux Rev Field Weld Rev Field

1. 108
106
105

Main Rectifier / SR3 Resistor / R3

1. Brush
2. Stator Weld Field
3. Endbell
4. Exiter / Aux power Stator
5. Weld Rotor 6
6. Aux Rotor
 # AUX REV FIELD & WELD REV FIELD / ROTOR

Weld Rev Field

Aux Rev Field

Aux Rev Weld Rev

Field Field

108
106 105
• SLIP RINGS
* Bersihkan
* Permukaanya tidak beralur
* Harus bulat

BRUSHES
*Kondisi baru panjangnya 32 mm

*Minimum panjangnya 16mm

*Harus Kontak dengan Slip Rings

FUNGSIONAL DIAGRAM WELDING MACHINE
1. Engine
1. Engine
Memberikan tenaga untuk perubahan berputar medan
Memberikan tenaga untuk perubahan berputar medan

2. # Sebelum untuk LE118236: control relay CR2, CR5

2. # Sebelum untuk LE118236: control relay CR2, CR5
CR2 memberikan tenaga saat start-up untuk memberikan tenaga pada fuel solenoid.
CR2 memberikan tenaga saat start-up untuk memberikan tenaga pada fuel solenoid.
CR5 memberikan tenaga saat start-up untuk memberikan tenaga pada field flashing.
CR5 memberikan tenaga saat start-up untuk memberikan tenaga pada field flashing.
# Kemudian LE118236: control relay CR1, CR5, TD1
# Kemudian LE118236: control relay CR1, CR5, TD1
CR1 memberikan tenaga saat start-up untuk memberikan tenaga pada starter solenoid.
CR1 memberikan tenaga saat start-up untuk memberikan tenaga pada starter solenoid.
CR5 memberikan tenaga saat start-up untuk memberikan tenaga pada field flashing dan untuk fuel
CR5 memberikan tenaga saat start-up untuk memberikan tenaga pada field flashing dan untuk fuel
solenoid.
solenoid.
TD1 memberikan tenaga saat start-up untuk memberikan tenaga pada CR5 dan memungkinkan
TD1 memberikan tenaga saat start-up untuk memberikan tenaga pada CR5 dan memungkinkan
ukuran engine dan sirkuit shutdown (mencegah engine shutdown setelah 30 detik beroperasi)
ukuran engine dan sirkuit shutdown (mencegah engine shutdown setelah 30 detik beroperasi)

3. Control relay CR3, CR4, CR6

3. Control relay CR3, CR4, CR6
CR3 memberikan tenaga saat tanpa beban untuk mensupply tenaga ke throttle solenoid TS1.
CR3 memberikan tenaga saat tanpa beban untuk mensupply tenaga ke throttle solenoid TS1.
CR4 memberikan tenaga saat tanpa beban untuk bypass resistor R3 dan mencegah kerugian di field
CR4 memberikan tenaga saat tanpa beban untuk bypass resistor R3 dan mencegah kerugian di field
excitasi.
excitasi.
CR6 memberikan tenaga ketika engine bekerja untuk mensupply tenaga ke idle module.
CR6 memberikan tenaga ketika engine bekerja untuk mensupply tenaga ke idle module.
4. Idle module PC7
4. Idle module PC7
Mengontrol kecepatan engine. Tanpa sinyal dari CT1, itu saat speed engine rendah ke sedang (1235
Mengontrol kecepatan engine. Tanpa sinyal dari CT1, itu saat speed engine rendah ke sedang (1235
rpm).
rpm).

5. Throttle Solenoid TS1 (Pull to Idle)

5. Throttle Solenoid TS1 (Pull to Idle)
Pengurangan kecepatan engine untuk idle rpm (1235 rpm) ketika memberikan tenaga.
Pengurangan kecepatan engine untuk idle rpm (1235 rpm) ketika memberikan tenaga.
Circuit breaker CB14 melindungi TS1.
Circuit breaker CB14 melindungi TS1.
6. Main/ Exciter revolving Fields
6. Main/ Exciter revolving Fields
Putaran saat maksimal 1850 rpm untuk las dan power. Kecepatan dan arus excitasi pada field coils
Putaran saat maksimal 1850 rpm untuk las dan power. Kecepatan dan arus excitasi pada field coils
menentukan tegangan di stator pengelasan.
menentukan tegangan di stator pengelasan.

7. Stator Windings
7. Stator Windings
Mensupply tenaga ke exciter, tenaga generator, dan sirkuit las.
Mensupply tenaga ke exciter, tenaga generator, dan sirkuit las.
8. Fuses F1, F2
8. Fuses F1, F2
Mencegah aux. stator (exciter) pengelasan dari beban yang berlebihan.
Mencegah aux. stator (exciter) pengelasan dari beban yang berlebihan.

9. Integrated Rectifier (SR1)

9. Integrated Rectifier (SR1)
Merubah keluaran AC pada stator pengelasan ke DC untuk mensupply arus excitasi ke exciter
Merubah keluaran AC pada stator pengelasan ke DC untuk mensupply arus excitasi ke exciter
revolving field.
revolving field.

10. Voltage/Ampere adjust Control R1

10. Voltage/Ampere adjust Control R1
Merubah tegangan/arus dalam menentukan tingkatan melalui S3
Merubah tegangan/arus dalam menentukan tingkatan melalui S3
 KETERANGAN GAMBAR DIAGRAM WELDING MACHINE
11. Field current regulator board PC1
11. Field current regulator board PC1
Pengaturan output las dengan mengubah revolving field current setelah membandingkan arus
Pengaturan output las dengan mengubah revolving field current setelah membandingkan arus
balik untuk mengatur tegangan/arus oleh R1.
balik untuk mengatur tegangan/arus oleh R1.

12. LED board PC9

12. LED board PC9
Monitor power, remote control, perintah, engine rpm, dan field excitation masuk ke PC1.
Monitor power, remote control, perintah, engine rpm, dan field excitation masuk ke PC1.

13. Circuit Breaker CB5 dan CB6

13. Circuit Breaker CB5 dan CB6
Melindungi PC6/RC14 dari beban lebih.
Melindungi PC6/RC14 dari beban lebih.
14. Filter Board PC6/Remote 14 stop kontak RC14
14. Filter Board PC6/Remote 14 stop kontak RC14
PC6 melindungi unit dari frekuensi tinggi, dan RC14 terhubung tipis tegangan/arus dan
PC6 melindungi unit dari frekuensi tinggi, dan RC14 terhubung tipis tegangan/arus dan
menghubungkan ke unit.
menghubungkan ke unit.

15. Process/contactor switch S6

15. Process/contactor switch S6
Memilih proses las dan mengontrol output las ON/OFF (remote atau elektrode hot).
Memilih proses las dan mengontrol output las ON/OFF (remote atau elektrode hot).

16. Panel/Remote Switch S5

16. Panel/Remote Switch S5
Memilih panel atau mengontrol remote tegangan/arus
Memilih panel atau mengontrol remote tegangan/arus

17. Generator 3phase

17. Generator 3phase
Menyediakan titik koneksi dan power untuk peralatan pelengkap 3phase.
Menyediakan titik koneksi dan power untuk peralatan pelengkap 3phase.

18. Circuit Breaker CB7

18. Circuit Breaker CB7
Melindungi power pengelasan generator 3phase dari beban lebih.
Melindungi power pengelasan generator 3phase dari beban lebih.
19. HF Filter Boards PC4, PC5
19. HF Filter Boards PC4, PC5
Melindungi unit dari frekuensi tinggi
Melindungi unit dari frekuensi tinggi
20. Current Transformer CT1
20. Current Transformer CT1
Senses output dari salah satu power generator atau lilitan las, sinyal idle modul untuk menambah
Senses output dari salah satu power generator atau lilitan las, sinyal idle modul untuk menambah
untuk atau memelihara kecepatan las (1850 rpm)
untuk atau memelihara kecepatan las (1850 rpm)
21. Circuit Breaker CB1 dan CB2
21. Circuit Breaker CB1 dan CB2
Melindungi stopkontak AC RC1 dan GFCI1 dari beban lebih
Melindungi stopkontak AC RC1 dan GFCI1 dari beban lebih
22. Stopkontak AC RC1 dan GFCI1
22. Stopkontak AC RC1 dan GFCI1
Menyediakan power untuk peralatan pelengkap.
Menyediakan power untuk peralatan pelengkap.
23. Reactor Z1
23. Reactor Z1
Batas hubung reactor output las dan penyediaan batasan kasar.
Batas hubung reactor output las dan penyediaan batasan kasar.
24. Ampere Range Switch S3
24. Ampere Range Switch S3
Memilih batasan output las dari Z1
Memilih batasan output las dari Z1
25. Main Rectifier SR3
25. Main Rectifier SR3
Mengubah keluaran las AC menjadi DC
Mengubah keluaran las AC menjadi DC
26. HF Filter Board PC3
26. HF Filter Board PC3
Melindungi rectifier utama dari frekuensi tinggi, tegangan lari. Menyediakan arus balik OCV untuk
Melindungi rectifier utama dari frekuensi tinggi, tegangan lari. Menyediakan arus balik OCV untuk
PC1.
PC1.
27. Polarity/ AC switch S12 atau output selector switch S13
27. Polarity/ AC switch S12 atau output selector switch S13
S12 memilih AC atau DC output las dan DC output polarity las.
S12 memilih AC atau DC output las dan DC output polarity las.
S13 memilih charging batery (12 atau 24 volts), out put las AC, atau polarity dari DC output las.
S13 memilih charging batery (12 atau 24 volts), out put las AC, atau polarity dari DC output las.
28. Control Relay CR7
28. Control Relay CR7
Arus balik sirkuit Arc Drive menggunakan pilihan batery charge.
Arus balik sirkuit Arc Drive menggunakan pilihan batery charge.
29. Voltmeter V1, Ammeter A1
29. Voltmeter V1, Ammeter A1
Menampilkan tegangan dan arus las.
Menampilkan tegangan dan arus las.
30. Elektrode dan output terminal kerja las
30. Elektrode dan output terminal kerja las
Menyediakan output las. Tanpa S12, penandaan terminal negative (-) dan positive (+).
Menyediakan output las. Tanpa S12, penandaan terminal negative (-) dan positive (+).
31. Terminal batery charge positive (+) dan negative (-)
31. Terminal batery charge positive (+) dan negative (-)
Menyediakan output batery charge/jump start.
Menyediakan output batery charge/jump start.
32. Transformer T1
32. Transformer T1
Mensupply tenaga untuk sirkuit Arc drive (dig). Sirkuit arc drive hanya aktif pada mode Stick.
Mensupply tenaga untuk sirkuit Arc drive (dig). Sirkuit arc drive hanya aktif pada mode Stick.
33. Integrated Rectifiers SR4, SR5
33. Integrated Rectifiers SR4, SR5
Mengubah output AC lilitan stator menjadi DC untuk mensupply power ke sirkuit arc drive (dig).
Mengubah output AC lilitan stator menjadi DC untuk mensupply power ke sirkuit arc drive (dig).
34. Air compresor switch S10
34. Air compresor switch S10
Perubahan air kompresor ON dan OFF
Perubahan air kompresor ON dan OFF
35. Air pressure switch S11
35. Air pressure switch S11
Mencegah control relay CR10 dari pemberian tenaga dan kompresor dari bekerja ketika tekanan
Mencegah control relay CR10 dari pemberian tenaga dan kompresor dari bekerja ketika tekanan
sistem di atas 20 psi.
sistem di atas 20 psi.
36. Control Relay CR10
36. Control Relay CR10
CR10 memberikan tenaga ketika switch air kompresor tertutup untuk mensupply power untuk
CR10 memberikan tenaga ketika switch air kompresor tertutup untuk mensupply power untuk
clutch kompresor.
clutch kompresor.
37. Air kompresor/clutch
37. Air kompresor/clutch
Clutch engage ketika pemberian tenaga untuk mengoperasikan kompresor.
Clutch engage ketika pemberian tenaga untuk mengoperasikan kompresor.
CIRCUIT DIAGRAM WELDING GENERATOR
1. Setelah engine dinyalakan, arus batery mengalir ke engine control switch S1 dan
diteruskan ke starter control relay CR1, safety shutdown melalui timer TD1,
dan fuel solenoid relay CR2
2. Pada mode Run, setelah dari fuel solenoid relay CR2 aliran akan diteruskan ke
safety shutdown relay CR11 NC contact. Jika tekanan oli engine kecil, atau suhu
pendinginan tinggi, disupply ke CR11, CR11NC contact terbuka, dan fuel solenoid
control relay CR2 tidak disupply lagi.
3. Ketika fuel solenoid control relay CR2 tersupply, CR2 NO contact akan tertutup
sehingga supply arus batery menuju fuel solenoid FS1

4. Kontrol relay CR5 dan CR6 tersupply pada mode Start dan Run. CR5 menyupply
tegangan batery ke field flashing circuit dan field current regulator board PC1 control
circuit. CR6 menyupply tegangan batery ke idle module PC7 (idle circuit).

5. Idle circuit: saat tanpa beban, PC7 menyupply control relay CR3 dan menghambat
solenoid TS1 pulls pada saat engine dinyalakan dengan kecepatan sedang. Saat
mengelas atau beban power, arus trafo CT1 mensensing keluaran dari power
generator atau panas pengelasan dan memberikan input AC ke PC7 pada lead 66 dan
67. CR3 tidak tersupply dan TS1 release ke penyalaan engine saat
pengelasan atau power speed. TS1 dijaga dengan circuit breaker CB14.
6. Field flashing: saat start, tegangan batery (DC) menuju ke CR5 kontak tertutup, circuit breaker
CB12 dan PC1 flashing dioda. Tegangan batery senantiasa menuju brushes/slip ring
(pada lead 105 dan) menciptakan medan magnet pada exciter/aux. yang berputar (rotor).

7. Exciter field: setelah rotor flashed, lilitan aux stator 100 dan 101 menghasilkan tegangan AC
selama rotor berputar. Sisa output AC menuju ke fuse F1, meralat dengan menggabungkan
Rectifier SR1, penyaringan dengan capacitor C9, dan mengumpan brushes/ slip rings
menciptakan medan magnet yang kuat di aux. medan putar (rotor).

8. Dua lilitan aux. stator (lead 81-82 dan lead 82-84) menyupply 120/240 Vac ke stop kontak
GFCI 1 dan RC1. lilitan 82-84 juga menyupply 120 Vac ke stop kontak RC14 pin I dan
G panel depan, circuit breaker CB1, CB2, dan CB6 menjaga lilitan.
9. Lilitan aux. stator (leads 83 dan 89) menyupply 24Vac ke stop kontak RC14 pin A dan G pada
panel depan. Circuit breaker (CB5) menjaga lilitan.

10.Weld field: lilitan aux. stator 103 dan 104 menghasilkan tegangan AC membutuhkan lilitan
medan magnet (rotor). Fusse (F2) menjaga lilitan tersebut. Menghubungkan rectifier
pada circuit board PC1 mengubah input AC menjadi output DC. Output DC PC1
diberikan terus ke brushes/slip ring pada leaad 105 dan 108 untuk menghasilkan
medan magnet pada lilitan yang berputar (rotor).
11.Bidang arus regulator board PC1 control circuit memerintahkan proses, tegangan/ arus
baik, proses/ posisi contactor switch, dan inputan lain untuk mengontrol output arus DC
menjadi dikirim untuk lilitan yang berputar (rotor) pada lead 105 dan 108.
12.Putaran lilitan magnet rotor induce sebuah tegangan AC pada lilitan las stator.
Lilitan las stator menyupply power AC 3 phase diteruskan range switch S3,
menekan reaktor Z1, dan rectifier utama SR3 untuk terminal output las.
13.Arc force: ketika tegangan Arc berkurang di bawah 20 volt, kekuatan Arc sirkuit
menambah arus untuk membantu menjaga elektroda dari lengket.
Hanya pada mode Stick, tegangan AC dari lilitan aux. stator yang dikurangi oleh trafo T1,
meralat dengan menggabungkan rectifier SR4-SR5 dan dengan terminal output las.
Circuit breaker CB8 menjaga lilitan aux. stator.
14.Air kompressor: ketika switch S10 air kompressor tertutup (ON), arus mengalir terus
ke NC air pressure switch S11 dan temperature switch S12 ke clutch control relay CR10
tersupply. CR10 NO kontak tertutup mengunci CR10 ON.
15.Ketika CR10 tersupply, CR10 NO contak tertutup maka supply tegangan batery ke clutch
dan kompressor engage. Clutch dilindungi oleh circuit breaker CB15.

16.Stop kontak RC14 memberikan sinyal pada pengelasan dengan penutupan kontak antara
pin A dan B, atau pin I dan J, RC14 pin C, D, dan E. itu digunakan untuk mengontrol
output pengelasan
STANDART VALUE FOR CIRCUIT DIAGRAM
TESTING
#2 WELD OCV
PROCEDURE
(92VDC)

EXCITER WELD
ENGINE POWER

AUX
POWER
# 1 ENGINE RPM
(1850 RPM
@ NO LOAD) #3 AUX POWER OCV
(126 to 134 VAC)
 AUX POWER
●
120 V AC
DAN
●
220 V AC

WELD OCV (Open Cyrcuit Voltage )

89 VDC (at S6 Hot stick posision )
 PROBLEM :
Tidak ada OCV ( Open Circuit Voltage ),
dan Tegangan AUX POWER

Pengecheckan di Rangkaian EXCITER

1. CHECK F1 & F2 , Tahanan Weld & AUX REV FIELD / Rotor
2. BRUSHES & SLIP RING
3. SR – 1 ( DIODA RECTIFIER )
4. R3 RESISTOR , dll
 1. CH ECK F 1 & F 2
Check F1 dan F2
# Fuse 1 dan 2 untuk melindungi
stator exiter winding dari over
load
> jika F1 selalu terbuka maka
check SR-1 Rectifier dan
Capacitor (C9).

> jika F2 selalu terbuka check PC

1 Rotor, dan Brush Conection
 1 . PENGUKURAN TAHANAN AUX REV FIELD

• Ukur
Tahanan/Hambatan
• RING bagian depan
Aux Rev Weld Rev dan tengah: 18,5 ohm
Field Field

108
106 105
 1 . PENGUKURAN TAHANAN WELD REV FIELD

Ukur Tahanan/Hambatan

Weld Rev RING bagian tengah dan bagian

Aux Rev Field belakang Std : 14,2 ohm
Field

105
108
 2 . PENGECHECKAN BRUSHES DAN SLIP RING
• SLIP RINGS BRUSHES
* Bersihkan
*Kondisi yang baik
* Tidak beralur
* Harus bulat *16-32 mm
*Kontak dengan RINGS
3. SR-1 ( DIODA RECTIF IER )

CHECK SR-1
4. RESISTOR - R3

Pengatur Arus pada

EXCITER :
Std : 10 Ohm
 # LED's pada PC9 memonitor semua critical input Voltage pada PC1 Module.
# Jika PC9 POWER LED,OutputOn/Off LED , dan AC Input LED semuanya “ ON “/ Menyala
Dengan switch S6 pada posisi Hot-Stick mode dan engine runing pada Weld/power
speed, berarti ada tegangan 89 V dc menuju brush melalui cable 105 dan 108.
Ini menandakan bahwa PC1 Module berfungsi normal.

POWER 3
OUTPUT
ON/OFF

COMMON

1. Field Current Regulator RPM LIMIT

Board / PC 1 Module
2. LED Board / PC9 AC INPUT
3. Diagnostic LED's
 LED Board PC9
“ ON ” “ RUN ” “ IDLE ”
# LED's pada PC9 memonitor semua critical input Voltage pada PC1 Module.
# Jika PC9 POWER LED,OutputOn/Off LED , dan AC Input LED semuanya “ ON “/ Menyala
Dengan switch S6 pada posisi Hot-Stick mode dan engine runing pada Weld/power
speed,ada tegangan 89 V dc menuju brush melalui cable 105 dan 108.
Ini menandakan bahwa PC1 Module berfungsi normal.
 Testing Information And Troubleshooting Flow Chart on
Idle Module PC7

Idle Module / PC7

Untuk lebih jelasnya lihat di :

Technical Manual Hal : 68-69
 Testing Information And Troubleshooting Flow Chart on
Idle Module PC7

Idle Module / PC7

Untuk lebih jelasnya lihat di :
Technical Manual Hal : 53 - 57
Welding Generator Troubleshooting
Welding Generator Troubleshooting
Welding Generator Troubleshooting
 14

1 7

13
2 8
6 11
12

10
3
4 9

15
5

17

18
20 16

19
Keterangan Gambar :
1.Inlet air filter
2.Inlet valve assembly
3.Compressor
4.Primery oil sparator/ tank
5.Oil level gauge
6.Prssure relief valve
7.Air pressure switch S11
8.Pressure gauge sender
9.Secondary oil separator
10.Sparator Scevenge
check valve / filter orifice.
11.Minimun check valve
12.Shut off valve
13.Pressure regulator
14.Blow down valve
15.Hight air temperatur switch S12
16.Termostatic control valve
17.Oil filter
18.Oil drain
19.Oil cooler
20.Oil Fill
21.Air drayer ( optional )not shown
 Adjusting Compressor Air Pressure

2. Pressure Relief Valve 1. Pressure Regulator Valve

Fungsi Pressure Regular Valve :

> Mengontrol / menjaga tekanan udara di dalam system sesuai setandart yang diijinkan. ( std 125 psi) ( 8,6 bar)

Fungsi Pressure Relief Valve :

> Membatasi tekanan udara maximum di dalam system , sebesar 150 psi ( 10,3 bar )
.
Keterangan Gambar :
1.Inlet air filter
2.Inlet valve assembly
3.Compressor
4.Primery oil sparator/ tank
5.Oil level gauge
6.Prssure relief valve
7.Air pressure switch S11
8.Pressure gauge sender
9.Secondary oil separator
10.Sparator Scevenge
check valve / filter orifice.
11.Minimun check valve
12.Shut off valve
13.Pressure regulator
14.Blow down valve
15.Hight air temperatur switch S12
16.Termostatic control valve
17.Oil filter
18.Oil drain
19.Oil cooler
20.Oil Fill
21.Air drayer ( optional )not shown
 Component And Function Air Compressor

•1. Inlet air filter (kompresor air filter)

•1. Inlet air filter (kompresor air filter)
Menghilangkan pencemaran dari udara yang masuk kompresor
Menghilangkan pencemaran dari udara yang masuk kompresor
•2. Inlet valve assembly
•2. Inlet valve assembly
Mengontrol jumlah udara yang masuk kompresor setelah menerima sinyal dari pressure regulator.
Mengontrol jumlah udara yang masuk kompresor setelah menerima sinyal dari pressure regulator.
•3. Compressor (oil-cooled rotary screw)
•3. Compressor (oil-cooled rotary screw)
Menghasilkan 125 psi (862 kPa) pemadatan udara ketika air kompresor switch S10 posisi ON
Menghasilkan 125 psi (862 kPa) pemadatan udara ketika air kompresor switch S10 posisi ON
•4. Primary oil separator (tank)
•4. Primary oil separator (tank)
Sebagian besar memisahkan oli dari udara yang keluar kompresor
Sebagian besar memisahkan oli dari udara yang keluar kompresor
•5. Oil level gauge
•5. Oil level gauge
Mengindikasikan level oli oil separator utama. Pembacaan alat hanya ketika kompresor pada posisi off.
Mengindikasikan level oli oil separator utama. Pembacaan alat hanya ketika kompresor pada posisi off.
•6. Pressure relief valve (safety valve)
•6. Pressure relief valve (safety valve)
Otomatis merelease udara ketika sistem tekanan udaranya melebihi 150 psi (1034 kPa)
Otomatis merelease udara ketika sistem tekanan udaranya melebihi 150 psi (1034 kPa)
•7. Air pressure switch S11
•7. Air pressure switch S11
Menjaga kompresor udara dari starting jika sistem tekanan udara diatas 20 psi (138 kPa)
Menjaga kompresor udara dari starting jika sistem tekanan udara diatas 20 psi (138 kPa)
• 8.Pressure gauge sender
• 8.Pressure gauge sender
Menyediakan informasi sistem tekanan udara ke front panel air pressure gauge.
Menyediakan informasi sistem tekanan udara ke front panel air pressure gauge.
 Component And Function Air Compressor

• 9.Secondary oil separator

• 9.Secondary oil separator
Menghilangkan pencemaran oli dari supply udara.
Menghilangkan pencemaran oli dari supply udara.
•10. Separator scavenge check valve/ filter orifice
•10. Separator scavenge check valve/ filter orifice
One way valve dan filter mengontrol aliran oli dari secondary oil separator yang kembali
One way valve dan filter mengontrol aliran oli dari secondary oil separator yang kembali
ke kompresor
ke kompresor
•11. Minimum pressure check valve
•11. Minimum pressure check valve
Mempertahankan 50 psi (345 kPa) pada keluaran kompresor menjaga sirkulasi oli dalam sistem
Mempertahankan 50 psi (345 kPa) pada keluaran kompresor menjaga sirkulasi oli dalam sistem
•12.Shutoff valve
•12.Shutoff valve
Mengontrol aliran udara, menghentikan aliran udara ketika tutup.
Mengontrol aliran udara, menghentikan aliran udara ketika tutup.
•13. Pressure regulator
•13. Pressure regulator
Mengawasi sistem tekanan udara dan mengirim sinyal ke inlet valve assembly untuk
Mengawasi sistem tekanan udara dan mengirim sinyal ke inlet valve assembly untuk
mengontrol aliran udara dalam kompresor
mengontrol aliran udara dalam kompresor
• 14.Blow down valve
• 14.Blow down valve
Mengurangi sistem tekanan udara ketika kompresor berhenti.
Mengurangi sistem tekanan udara ketika kompresor berhenti.
•15. High air temperature switch S12
•15. High air temperature switch S12
Menghentikan kompresor jika udara kompresor/ campuran oli suhunya melebihi 248˚F (120˚C)
Menghentikan kompresor jika udara kompresor/ campuran oli suhunya melebihi 248˚F (120˚C)
 Component And Function Air Compressor

•16. Thermostatic control valve

•16. Thermostatic control valve
Menyediakan oli kompresor untuk bypass oil cooler ketika suhu oli dingin; oli langsung
Menyediakan oli kompresor untuk bypass oil cooler ketika suhu oli dingin; oli langsung
diteruskan ke cooler jika suhu oli melebihi 170˚F (77˚C)
diteruskan ke cooler jika suhu oli melebihi 170˚F (77˚C)
•17. Oil filter
•17. Oil filter
Menghilangkan pencemaran dari oli kompresor
Menghilangkan pencemaran dari oli kompresor
•18. Oil drain
•18. Oil drain
Menyediakan lokasi yang cocok untuk drain oli ketika menservis kompresor
Menyediakan lokasi yang cocok untuk drain oli ketika menservis kompresor
•19. Oil cooler (radiator)
•19. Oil cooler (radiator)
Pendinginan oli kompresor untuk membantu memelihara dengan tepat suhu sistem beroperasi.
Pendinginan oli kompresor untuk membantu memelihara dengan tepat suhu sistem beroperasi.
•20.Oil fill
•20.Oil fill
Menyediakan lokasi yang cocok untuk mengisi oli ke kompresor
Menyediakan lokasi yang cocok untuk mengisi oli ke kompresor
•21.Air dryers (optional)-not shown
•21.Air dryers (optional)-not shown
Mengurangi kelebihan kelembaban dari udara yang terkompres untuk menjaga kerusakan pada
Mengurangi kelebihan kelembaban dari udara yang terkompres untuk menjaga kerusakan pada
alat dan perlengkapan lainnya.
alat dan perlengkapan lainnya.
Troubleshooting Air Compressor System
Troubleshooting Air Compressor System
MIG WELDING
TIG WELDING

SMAW = Shielded Metal Arc Welding
= Manual Metal Arc Welding
= Stick Welding
GMAW = Gas Metal Arc Welding / CO2 Welding
MIG = Metal Inert Gas Welding
= Semi Automatic Welding
FCAW = Flux Cored Arc Welding
Equipment :
= AC atau DC-CC Power Source
= Electrode Holder + Cable
= Earth/Ground Clamp + Cable
= Stick Electrode
= Safety Equipement
Equipment
= DC-CV Power Source
= Wire Feeder & Gun/Torch
= Earth/Ground Clamp + Cable
= CO2 Gas Flometer Regulator
= Solid/Tubular wire (roll)
= Safety Equipement
 Equipment :
GTAW = Gas Tungsten Arc Welding = AC atau DC-CC Power Source + HF

/ TIG = Tungsten Inert Gas Welding = Tig Torch (Air/Water Cooled)

= Earth/Ground Clamp + Cable
Las Stenlis
= Argon Flowmeter Gas Regulator
= Wolfram Inert Gas welding
= Tungsten dan Filler metal (rod)
= Las Argon
= Safety Equipement

SAW = Submerged Arc Welding Equipment : = AC/DC-CV Power Source

= Busur Las Redam = Wire Feeder & Gun/Torch
= Controller
= Earth/Ground Clamp + Cable
= Solid wire and Flux
= Tractor/Automatic Equipment
= Safety Equipement
BASE MATERIAL
 Selalu Lakukan :
P2H sebelum Starting Unit

> Check Level Oil Engine

> Check Level Oil Compressor
> Check Fuel Level
> Check Level Battery Electrolit & bersihkan terminals
> Check V belt Tension
> Check Water Sparator , drain air dari fuel
> Check Air Cleaner , bila koror bersihkan
> Check kebocran baik oil ataupun air
> Check keretakan part atau komponen
> Check bolt dan srew kendor
> Selalu Bersihkan unit .
STANDARD MAINTENENCE
1. Setiap 8 Jam
Check fuel water separator
Check oil level
Bersihkan sisa-sisa oli, minyak

2. Setiap 50 Jam
Bersihkan air cleaner element
Bersihkan dan kencangkan
terminal output

3. Setiap 100 Jam

Bersihkan terminal-terminal
accu
Check pipa/selang air cleaner
4. Setiap 250 Jam

Ganti jika ada label-label
yang rusak/hilang

Check Fan Belt Tension/Tegangan

Bersihkan Cooling system

Check Spark Arrestor /
Penangkal Petir (bila dilengkapi)

5. Setiap 500 Jam

Ganti Kabel las yang usang/trekelupas

Ganti Oli Mesin (250/500 Jam)

Ganti Oil Filter (250/500 Jam)
6. Setiap 3000 Jam

Ganti Fuel Filter (500/1000 Jam)

Bersihkan debu dan kotoran
dalam unit mesin

Check Valve Clearance

Buang/Drain kotoran/lumpur
dalam tanki bahan bakar

Bersihkan slip ring
dan ganti carbon brush

7. Setiap 3000 Jam

Check Tekanan Injector ( 250+8 bar )

8. Setiap 6000 Jam

> Ganti Timing Belt Engine
 Oil Fill Cap

Engine Oil Filter

Primary Fuel Filter

Engine Air Cleaner

Fuel Tank Sluge Drain Valve

Secondary Fuel Filter

Oil Drain Hose & Valve
OIL AIR COMPRESSOR
 1. Setiap 8 Jam

Check oil compressor level pada
gelas duga / Level Indicator.
Oil Fill Cap

2. Setiap 250 Jam

Check Belt Compressor Tension
Oil Level Indicator
Check Air Filter Element Compressor
Compressor Air Cleaner
Bersihkan Cooling System

3. Setiap 500 Jam

Ganti Oil Compressor

Ganti Oil Filter Compressor
Oil Filter

Oil Scavenge Tube

4. Setiap 1000 Jam

Ganti Air ( Udara ) and Oil Separator
Air / Oil Sparator Oil Drain Hose
1. Setiap 8 Jam

Check oil compressor level pada
gelas duga / Level Indicator.

2. Setiap 100 Jam

Check hose Air Cleaner dari
keretakan dan clam kendor.

3. Setiap 250 Jam

Check Belt Compressor Tension

Check Air Filer Element Compressor

Bersihkan Cooling System

4. Setiap 500 Jam

Ganti Oil Compressor

Ganti Oil Filter Compressor

5. Setiap 1000 Jam

Ganti Air ( Udara ) and Oil Separator
Apa saja kerusakan yang sering terjadi pada
Unit Welding Machine Miller :
1. No Welding Output Voltage

2. Low Voltage Welding Output

3. Short pada Welding Sistem ( AC )

Contoh: Cable pada reaktor, Cabel Dioda.
Karena : Cable gesekan, Bolt kendor dan Braket
patah.

4. Van Cooler patah dan Radiator/cooler rusak, karena

Bolt mounting atau braket Engine patah.

5. DLL
 Apa yang harus dilakukan agar Unit Welding Machine
Selalu Performnya Tinggi:
1. Selalu di lakukan Good Cleaning of Machine

2. Selalu di lakukan Daily Check

3. Periodik Service Terjadwal dan tepat waktu

4. Lakukan Repair sesuai Standart dengan Qualitas Tinggi

# Pada saat PS semua Cover harus di lepas , agar

memudahkan saat pengecheckan dan perbaikan .

Yang harus diperhatikan dalam pengecheckan

adalah sbb :
> Bolt & Srew kendor, Conector Cable dll
> Keretakan Part dan Componen
> Kerusakan Part dan Componen.
> Keausan Part dan Componen
> Gesekan antar Cable yang bisa menyebabkan Short
> Rembesan / kebocoran fuel dan Oil
> Radiator / Cooler kotor
> Debu atau kotoran , dll.
 KABEL

AWG : American Wire Gauge

Luas Lingkaran = n x r2.

= 3,14 x r x r atau
= 22/7 x r x r .
KABEL

Dalam satuan Luas / mm2

CABLE
CABLE
ENGINE DEUTZ
ENGINE DEUTZ
ENGINE DEUTZ
ENGINE DEUTZ
ENGINE DEUTZ
ENGINE DEUTZ