FEBRUARI
2017
Ditulis Oleh,
Nur Ali Said
SPV. Perencanaan
dan Transaksi Energi
Listrik
Penanggung jawab,
Rosibel Ompusunggu
Manajer Operasional
MATERI 3 : BOILER
PENGANTAR PENULIS
Alhamdulillah, dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, buku materi Pelatihan
Operator DCS CFK unit 1&2 telah selesai, kami menyadari bahwa buku tersebut jauh dari
sempurna sehingga masukan dan saran sangat membantu untuk melengkapinya. Buku
tersebut kami terbitkan dengan tujuan agar menjadi pegangan awal bagi karyawan saat
masuk menjadi Operator DCS CFK unit 1&2 dengan harapan mempermudah dan
mempercepat transfer pengetahuan akan unit.
Terima kasih
Penulis
Pada tanggal 29 Agustus 2008 Pukul 23:55 WITA sampai dengan tanggal 02 September
2008 Pukul 23:55 WITA terhitung 96 (4 x 24) jam CFK Unit 2 telah berhasil menjalankan test
daya keandalan netto atau di kenal dengan Net Dependable Capacity (NDC) Test. Sedangkan
pada unit 1 telah berhasil dilaksanakan pada tanggal 04 Desember 2008 Pukul 02:24 WITA
sampai dengan 08 Desember 2008 Pukul 02:25 WITA. Sehingga pada tanggal 19 Desember
2008, PLTU CFK Unit 1 dan Unit 2 telah dinyatakan Laik Operasi dari PT. PLN (Persero) Jasa
Sertifikasi.
DAFTAR ISI
1.1. PENDAHULUAN.
PLTU CFK (Cahaya Fajar Kaltim) merupakan pembangkit listrik tenaga uap dengan
menggunakan bahan bakar batu bara. Batu bara sebagai bahan bakar utama yang dipakai di
unit pembangkitan memerlukan penanganan yang baik. Sistem penanganan batu bara ini
disebut Coal Handling System dan tujuan akhir dari sistem ini adalah tercapainya pengisian
coal bunker secara optimal dan kontinyu. Coal Handling System meliputi sistem transportasi
batu bara dari dermaga menuju ke stock pile/Coal Storage dan sampai ke Coal Bunker. Coal
Handling System di CFK menggunakan Belt Conveyor System.
1. Conveyor #1
Electromotor Gear Box Belt Conveyor
Daya 45 KW
Lebar 1200 mm
Current 84.2/48,6 A
Rasio 1 / 30
Tegangan 380 Volt
Speed 1480 rpm
2. Conveyor #2
Electromotor Gear Box Belt Conveyor
Daya 55 KW
Lebar 1200 mm
Current 103/59,5 A
Rasio 1 / 30
Tegangan 380 Volt
panjang 118 m
Speed 1480 rpm
3. Conveyor #3 (Tripper Coal Yard / Stock Pile)
head Gear Box head
Electromotor tripper Belt Conveyor
Pully pulley & tripper
Daya 22 7,5 KW
Lebar 1200 mm
Current 43.2/24.9 15,4/8,9 A
Rasio 1 / 30
Tegangan 380 380 Volt
Speed 1470 1460 rpm
4. Conveyor Gantry
5. Conveyor #4
Page | 1
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
6. Conveyor #5 A & B
Electromotor Gear Box Belt Conveyor
15 22 KW
Lebar 800 mm
Current 30.1/17.4 A
Rasio 1 / 30
Tegangan 380 Volt
Speed 1460 rpm
7. Conveyor #6 A & B
Electromotor Gear Box Belt Conveyor
Daya 22 KW
Lebar 800 mm
Current 24,5/42,5 A
Rasio 1 / 30
Tegangan 380 Volt
Speed 1470 rpm
8. Conveyor Bypass A & B
Electromotor Gear Box Belt Conveyor
Daya 22 KW
Lebar 800 mm
Current 24,5/42,5 A
Rasio 1 / 30
Tegangan 380 Volt
Speed 1470 rpm
9. Crusher A & B
Electromotor
Daya 75 KW
Current 139,6/80,6 A
Tegangan 380 Volt
Speed 1470 rpm
10. Conveyor #7 A & B
Electromotor Gear Box Belt Conveyor
Daya 22 KW
Lebar 800 mm
Current 43,2/24,9 A
Rasio 1 / 30
Tegangan 380 Volt
Speed 1470 rpm
11. Conveyor #8 A & B
Electromotor Gear Box Belt Conveyor
Daya 37 KW
Tegangan 380 Volt Rasio 1 / 30 Lebar 800 mm
Speed 1470 rpm
12. Conveyor #9 A & B
head Gear Box head
Electromotor tripper Belt Conveyor
Pully pulley & tripper
Daya 15 7,5 KW
Lebar 800 mm
Current 30,3/17,5 15,4/8,9 A
Rasio 1 / 30
Tegangan 380 380 Volt
Speed 1460 1460 rpm
Page | 2
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
1.3. VIEW COAL HANDLING SYSTEM (SISTEM PLC)
Batu bara dari ponton yang bersandar di dermaga CFK, selanjutnya akan dilakukan draft
awal oleh pihak surveyor independent untuk memperkirakan tonase batu bara yang datang.
Kemudian pembongkaran akan dilakukan dengan alat berat yaitu excavator, melalui conveyor
#1, #2 dan #3 (conveyor pembongkaran/unloading), sampai dengan tempat penyimpanan
batu bara (Coal Storage/Stock pile). Selama proses pembongkaran akan dilakukan
pengambilan sampling batu bara untuk menentukan kualitas yang diterima. Dan setelah
proses pembongkaran akan dilakukan draft akhir (Final Draft) dari pihak surveyor
independent yang awal melakukan draft tersebut, untuk mengkoreksi nilai plus atau minus
dari data hasil draft awal atau menetapkan hasil tonase yang sebenarnya.
Dari coal storage dengan menggunakan alat berat excavator atau whee loader, batu
bara dituangkan ke dalam hopper kemudian ditransfer melalui conveyor #4 atau
menggunakan conveyor By Pass untuk proses selanjutnya perhatikan gambar 1.1 view control
coal handling system.
Untuk proses start pengisian batu bara di coal bunker, proses diawali dengan
menentukan coal bunker dari boiler unit #1 dan #2 yang akan di isi. Karena system interlock
pada coal handling system, start conveyor diawali dengan menjalankan conveyor #9 (A & B)
kemudian conveyor #8 (A & B) selanjutnya unit crusher dan conveyor #7 (A & B), kemudian
conveyor bypass. Atau dapat juga dari conveyor #7 (A & B) kemudian conveyor #6 (A & B) lalu
conveyor #5 (A & B) apabila menggunakan conveyor #4.
Unloading/A2B
(Alat-alat berat)
Gambar 1.2. Alur koordinasi bagian coal handling dengan bagian terkait.
Page | 3
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
MATERI 2
WATER TREATMENT PLANT DAN LABORATORIUM
H2O
NaCl
CaCl3 Laut
MgSO4
Ca(HCO3)2
Page | 4
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
Kandungan Gas
Pada waktu hujan turun, gas-gas yang ada diudara akan ikut terlarut di
dalamnya. Gas-gas tersebut adalah Oksigen (O2), Karbon Dioksida (CO2),
Belerang Dioksida (SO2) dan lain-lain. Gas-gas yang terlarut ini dapat
menyebabkan air bersifat korosif karena terbentuk asam.
Page | 5
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
Fast rinse, yaitu membilas unit dengan laju yang lebih cepat untuk
menghilangkan sisa regeneran sebelum dioperasikan (service).
Ca++++ CO3- -
Mg+ HCO3- Udara + CO2
Na Cl-
K+ ++ SO4- -
Fe + SiO2-- -
Cu CATION Udara ANION MIXED BED
NO3
AIR
+ - OH-
H OH
DEGASIFIER H+
H2O
-- -- + -
H CO3
+
H + CO3 H OH Demin Water
HCO3- HCO3- H+ OH-
Cl- Cl-
SO4- - SO4- -
SiO2-- - SiO2-- -
NO3 NO3
Page | 6
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
To Demin Plant
From Raw Water Tank
SBA
DEGASIFIER
MIXBAD
DEMIN TANK
ACF SAC
2 Hardness Kalsium dan magnesium yang Membentuk Scale / kerak pada sistem penukar
(kesadahan) dinyatakan sebagai CaCO3 panas, ketel, pipa.
3 Alkalinity Bikarbonat (HCO3) Timbul buih (foam) dan carry over (lolosnya)
(alkalinitas) Karbonat (CO3) padatan terlarut ke dalam uap panas
Hidroksida (OH) mengakibatkan karatan pada pipa ketel,
Dinyatakan sebagai CaCO3 bikarbonat dan karbonat menghasilkan CO2
dalam uap panas, sehingga bersifat korosif.
7 Minyak Dinyatakan sebagai oil atau Terbentuk kerak, lumpur dan buih dalam ketel
Ichloroform extractible
matter
8 Oksigen O2 Korosi
9 Konduktivitas Konduktivitas yang tinggi maka sifat korosi makin
tinggi
Tabel. 2.1. Parameter komponen di dalam air dan masalah yang ditimbulkan
Kotoran yang ditemukan dalam boiler tergantung dari kualitas air umpan, proses
pengolahan yang digunakan dan prosedure pengoperasian pada boiler. Sebagai aturan
umum semakin tinggi tekanan operasi boiler akan semakin besar sensitifitasnya
terhadap kotoran.
REKOMENDASI BATAS AIR UMPAN (IS 10392, 1982)
Faktor Hingga 20 Kg/cm2 21 - 39 Kg/cm2 40 - 59 Kg/cm2
Total Besi (maks.) ppm 0.05 0.02 0.01
Total Tembaga (maks.) ppm 0.01 0.01 0.01
Total Silika (maks.) ppm 1.0 0.3 0.1
Oksigen terlarut (maks.) ppm 0.02 0.02 0.01
Residu hidrasin ppm - - 0.02 0.04
pH pada 25 oC 8.8 9.2 8.8 9.2 8.2 9.2
Kesadahan ppm 1.0 0.5 -
Tabel. 2.2. Rekomendasi batas air umpan
Page | 9
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
REKOMENDASI BATAS AIR BOILER (IS 10392, 1982)
Faktor Hingga 20 Kg/cm2 21 - 39 Kg/cm2 40 - 59 Kg/cm2
TDS, ppm 3000 - 3500 1500 - 2500 500 1500
Total padatan besi terlarut ppm 500 200 150
o
Konduktivitas listrik spesifik pada 25 C (mho) 1000 400 300
Residu fosfat ppm 20 - 40 20 - 40 15 25
pH pada 25 oC 10 10.5 10 10.5 9.8 10.2
Silika (maks.) ppm 25 15 10
Tabel. 2.3. Rekomendasi batas air boiler.
Unloading/A2B
(Alat-alat berat)
Gambar 2.4. Alur Koordinasi WTP-Lab PT. CFK Dengan bagian produksi terkait.
Page | 11
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
MATERI 3
BOILER DAN ELEKTRO STATIC PRECIPITATOR (ESP)
Page | 13
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
II. Sistem Udara dan Gas Buang (Flue Gas and Air system)
Agar pembakaran dalam combustion chamber berlangsung dengan baik perlu
didukung dengan sistem suplai udara dan sitem pembuangan gas sisa pembakaran yang
baik. Tugas ini dilakukan oleh Air and Flue Gas System. Air and Flue Gas System terdiri
dari Forced Draft (FD) Fans, Induced Draft (ID) Fans, Air Heater, Secondary Air Ducts dan
Flue Gas Ducts. Udara yang akan disuplai ke ruang pembakaran dipanaskan terlebih
dahulu agar tercapai efisiensi pembakaran yang baik. Pemanasan tersebut dilakukan
oleh Air Heater dengan cara konduksi dengan memanfaatkan panas dari gas buang sisa
pembakaran di dalam furnace.
Flue Gas system adalah bagian yang sangat penting untuk menjaga agar PLTU tidak
menyebabkan polusi berlebihan pada lingkungan. Bagian dari flue gas system yang
umum terdapat di semua PLTU adalah Electrostatic Precipitator (EP). Electrostatic
Precipitator adalah alat penangkap abu batu bara. Sebelum dilepas ke udara bebas, gas
buang sisa pembakaran batu bara terlebih dahulu melewati electrostatic precipitator
untuk dikurangi semaksimal mungkin kandungan abunya. Bagian utama dari EP ini
adalah housing (casing), internal parts yang terdiri dari discharge electrode, collecting
plates dan hammering system, dan ash hoppers yang terletak di bagian bawah untuk
menampung abu. Bagian terakhir dari flue gas system adalah stack/chimney/cerobong
asap yang berfungsi untuk membuang gas sisa pembakaran.
Page | 14
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
didistribusikan ke pipa-pipa pemanas (riser) yang tersusun membentuk dinding ruang
bakar boiler. Didalam riser air mengalami pemanasan dan naik ke drum kembali akibat
perbedaan temperatur.
Perpindahan panas dari api (flue gas) ke air di dalam pipa-pipa boiler terjadi secara
radiasi, konveksi dan konduksi. Akibat pemanasan selain temperatur naik hingga
mendidih juga terjadi sirkulasi air secara alami, yakni dari drum turun melalui down
comer ke header bawah dan naik kembali ke drum melalui pipa-pipa riser. Adanya
sirkulasi ini sangat diperlukan agar terjadi pendinginan terhadap pipa-pipa pemanas dan
mempercepat proses perpindahan panas. Kecepatan sirkulasi akan berpengaruh
terhadap produksi uap dan kenaikan tekanan serta temperaturnya.
Selain sirkulasi alami, juga dikenal sirkulasi paksa (forced circulation). Untuk
sirkulasi jenis ini digunakan sebuah pompa sirkulasi (circulation pump). Umumnya
pompa sirkulasi mempunyai laju sirkulasi sekitar 1,7, artinya jumlah air yang
disirkulasikan 1,7 kali kapasitas penguapan. Beberapa keuntungan dari sistem sirkulasi
paksa antara lain :
Waktu start (pada saat pemanasan) lebih cepat
Mempunyai respon yang lebih baik dalam mempertahankan aliran air ke pipa-pipa
pemanas pada saat start maupun beban penuh.
Mencegah kemungkinan terjadinya stagnasi pada sisi penguapan
Page | 15
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
ketempat pembuangan akhir (Ash disposal). Pada System Ash Handling abu dibagi
menjadi dua yaitu Fly Ash (abu kering) dan Bottom Ash (abu basah)
Ash Handling Plant mempunyai alat yang berfungsi sebagai penangkap abu sisa
pembakaran, yaitu Electrostatic Precipitator (EP). Batu bara yang dialirkan ke dalam
ruang bakar akan menghasilkan gas buang yang mengandung partikel abu. Sebelum
dibuang ke atmosfir, gas buang yang mengandung partikel abu akan melewati suatu
ruang yang di dalamnya terdapat pelat-pelat yang dapat menangkap partikel abu. Pelat
tersebut dialiri arus searah (DC). Abu hasil tangkapan EP disalurkan melalui blow ash
tank ke penampungan sementara (Ash silo) dengan menggunakan media udara
bertekanan dari compressor, kemudian dilakukan proses pengedrainan dengan
transportasi berupa dump truck ke tempat penimbunan akhir.
Selain itu, Ash Handling Plant juga mempunyai peralatan yang berfungsi sebagai
penampung dan penyalur abu sisa pembakaran yang berasal dari ruang bakar (furnace)
yaitu SSC / Submerged Scrapper Conveyor (Bak penampung abu yang berada di bagian
bawah ruang bakar). Serbuk batu bara yang dimasukan ke dalam ruang bakar sebagian
tidak terbakar dan abu yang tidak terhisap oleh ID Fan akan jatuh dan ditampung di
bagian bawah ruang bakar (Bottom Ash) dialirkan ke dalam bak SSC. SSC diisi air yang
berasal dari discharge CWP untuk menjaga level dan temperature air, maka perlu
disirkulasikan dan disupply terus menerus.
B. DASAR-DASAR PEMBAKARAN.
Pembakaran adalah reaksi kimia yang terjadi antara material yang dapat terbakar
dengan oksigen pada volume dan temperatur tertentu. Pembakaran akan terjadi bila 3
sumber yaitu :
Bahan bakar
Oksigen
Sumber nyala/titik api/panas
Page | 16
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
Page | 17
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
III. Kebutuhan Udara
Untuk dapat menghitung kebutuhan Oksigen dan udara teoritis bagi proses
pembakaran bahan bakar, maka perlu diingat berat atom masing masing unsur
yang terlihat dalam reaksi pembakaran. Agar lebih mudah mengingat, gunakan
daftar berikut :
Page | 18
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
antara 8 : 1 sampai dengan 11 : 1. Adapun campuran yang paling eksplosif adalah
campuran antara udara p.f pada ratio 10 : 1
IV. Gas Buang Hasil Pembakaran
Pada proses pembakaran akan dihasilkan gas buang. Gas buang atau hasil
pembakaran berupa CO (Carbonmonoksida), gas O2 (Oksigen), gas CO2
(Carbondioksida) dan asam.
Gas CO (Carbonmonoksida)
Gas CO dihasilkan dari pembakaran Carbon : dimana pembakaran berlanjut secara
tidak sempurna. Dengan Reaksi kimia.
C + CO2 CO + 10.120 KJ/Kg.
Panas dihasilkan sekitar 10.120 KJ/Kg, sehingga ada kerugian panas yang dibawa oleh
gas buang ke cerobong.
Gas O2 (Oksigen)
Gas O2 pada gas buang menunjukkan adanya excess air (udara bersih) pada proses
pembakaran. Kandungan O2 pada gas buang dapat digunakan untuk menentukan
kesempurnaan dari pembakaran dan efesiensi dari proses pembakaran.
Gas CO2 (Carbondioksida)
Gas CO2 dihasilkan dari pembakaran carbon, dimana pembakaran berlangsung secara
sempurna. Dengan Reaksi kimia.
C + O2 CO2 + 33.820 KJ/Kg
Panas yang dihasilkan sekitar 33.820 KJ/Kg. Panas yang dihasilkan tiga kali
pembakaran yang menghasilkan gas CO.
Asam
Terbentuknya zat asam pada proses pembakaran tidak dapat kita harapkan
terbentuknya zat asam tersebut berasal dari pembakaran sulfur (belerang), dengan
Reaksi kimia.
S + O2 SO2
Sulfur Oksigen Sulfur dioksida
Dalam proses pembakaran ketel, selalu diberikan udara lebih. Dengan demikian
maka juga terdapat Oksigen lebih. Selanjutnya bila gas sulfurdioksida ini bertemu
dengan oksigen yang berasal dari udara lebih, maka akan terjadi reaksi.
2 SO2 + O2 2 SO3
Hasil pembakaran hidrogen adalah 2H + O2 2H2O. Selain itu dalam gas sisa
pembakaran juga terdapat air yang berasal dari udara pembakaran maupun dari
bahan bakar. Apabila H2O ini bertemu dengan SO3 akan terjadi reaksi :
SO3 + H2O H2SO4 (Asam sulfat)
Asam sulfat ini bersifat sangat korosif terhadap logam sehingga sering dijumpai
terjadinya korosi pada saluran gas asap p`da daerah yang temperaturnya cukup
rendah dimana terjadi pengembunan H2SO4. Kerusakan ini terutama sering dijumpai
pada elemen A/H sisi dingin. Selain itu, bila terbuang ke atmosfir melalui cerobong
akan dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan serta hujan asam yang dapat
membunuh tanaman. Dengan demikian meskipun sulfur memberikan kontribusi
panas dalam proses pembakaran, tetapi sulfur juga menimbulkan dampak negatif
yang merugikan. Karena itu kandungan sulfur dalam bahan bakar dibatasi dan kita
tentunya akan memilih bahan bakar yang tidak mengandung sulfur bila hal ini
memungkinkan. Tetapi kenyataannya hampir tidak ada bahan bakar fosil yang bebas
dari sulfur. Jadi meskipun dalam jumlah yang kecil, dampak negatif sulfur harus tetap
kita tanggung.
Page | 19
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
3.2. SPESIFIKASI UNIT BOILER PT. CAHAYA FAJAR KALTIM
A. Spesifikasi Umum
Merk : Sichuan
Type :-
B. Parameter Desain
No Item Nilai Satuan
1 Kapasitas Steam 130 T/h
2 Pressure kerja Steam Drum 4,22 Mpa
3 Pressure Steam di Outlet Superheater 3,82 Mpa
0
4 Temperature Steam di Superheater 450 C
0
5 Temperature Feed Water 170 C
0
6 Temperature udara di inlet preheater 30 C
0
7 Temperature udara di outlet preheater 300 C
0
8 Exhaust flue Gas Temperature 142 C
9 Efisiensi thermal Boiler 90.23 %
10 Kecepatan konsumsi bahan bakar 17.414 Kg/h
C. Dimensi
No Item Nilai Satuan
1 Elevasi garis tengah drum 30500 mm
2 Elevasi point tertinggi 34620 mm
3 Elevasi operation floor 8000 mm
4 Cross section of furnace 7100 x 7100 mm
5 Boiler width (jarak antara garis tengah dan kolom) 8600 mm
6 Boiler outer edge width (include the flatforms for soot blowers) ~ 19300 mm
7 Boiler depth 14700 mm
8 Z1 ~ Z2 9000 mm
9 Z3 ~ Z4 3800 mm
10 Boiler outer edge depth ~ 21000 mm
D. Volume
Volume (M3)
No Komponen
Hydro Test Normal Operasi
1 Steam Drum 20 8,41
2 Down Comer 8,158 8,158
3 Front-Back Water Wall 18,71 18,71
4 Top Conection pipe di Water wall 2,914 2,914
5 Top Conection pipe di Superheater 1,38 -
6 Secondary Superheater 5,01 -
7 Primary Superheater 2,93 -
8 Desuperheater 0,41 -
9 Upper Economizer 2,73 2,73
10 Lower Economizer 3,69 3,69
Total 65,864 44,544
E. SPESIFIKASI MOTOR DAN FAN
1) Force Draft Fan
1.FDF # 1 2. FDF #2
Motor
No Item Nilai Satuan
1 Type YKK-450-6
2 Daya 400 KW
3 Tegangan 6000 Volt
Page | 20
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
4 Arus 49 Ampere
5 Speed 990 rpm
6 Insulation IP 54
7 Cos 0,83
2) Induced Draft Fan
1. IDF # 1 2. IDF #2
Motor
No Item Nilai Satuan
1 Merk SIMO
2 Type Y355 M2-6
3 Daya 185 KW
4 Tegangan 380 Volt
5 Arus 347 Ampere
6 Speed 990 rpm
7 Insulation IP 54
8 Cos 0,86
3) Cooling Gas Fan
1. CGF#1 \ \ 2. CGF #2
Motor
No Item Nilai Satuan
1 Type Y2-225 54
2 Daya 20 KW
3 Tegangan 380 Volt
4 Arus 69,9 Ampere
5 Speed 1475 rpm
Fan
No Item Nilai Satuan
1 Merk Shenyang Gauko
2 Kapasitas 1900 M3/h
3 Speed 1480 Rpm
4 Pressure 380 Volt
5 Daya 69,9 Ampere
4) Pulveriser
1. Fan Mill # A1 2. Fan Mill #B1 3. Fan Mill #C1
4. Fan Mill # A2 5. Fan Mill #B2 6. Fan Mill #C2
Motor
No Item Nilai Satuan
1 Merk CEMF
2 Type YFM360-8/990 TO
3 Daya 360 KW
4 Tegangan 6000 Volt
5 Arus 45 Ampere
6 Speed 746 rpm
Fan Mill
No Item Nilai Satuan
1 Merk Chanchun Generating Equipment
2 Type FMM 220.400
3 Inlet Temperature 350 C
Page | 21
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
4 Outlet Temperature 120 C
5 Kapasitas 12 ton/h
6 Lifting Pressure 2.160 Kpa
5) Fuel Pump
1. Fuel Pump # 1 2. Fuel Pump #2
Motor
No Item Nilai Satuan
1 Merk SIMO
2 Type YB2 200 C2-Z
3 Daya 37 KW
4 Tegangan 380/660 Volt
5 Arus 67,9 / 39 Ampere
6 Speed 2950 rpm
7 Insulation IP 55
8 Cos 0,9
Pompa
No Item Nilai Satuan
1 Head 450 M
2 Kapasitas 5 M3 / H
3 Speed 2950 Rpm
6) Cooling Fan
a. 1. Cooling Fan A 2. Cooling Fan B
Motor
No Item Nilai Satuan
1 Merk -
2 Type Y160MI-2
3 Daya 11 KW
4 Tegangan 380 Volt
5 Arus 21,6 Ampere
6 Speed 2930 rpm
7 Insulation IP 56
8 Cos -
Fan
No Item Nilai Satuan
1 Merk HZ
2 Type
3 Head 595 M
4 Kapasitas 50 M3 / H
5 Speed 2900 Rpm
7) Coal Feeder
a. 1. Coal Feeder A 2. Coal Feeder 3. Coal Feeder C
Motor
No Item Nilai Satuan
1 Merk WnM
2 Type YVF2-11M4
3 Daya 4 KW
4 Tegangan 380 Volt
5 Arus 8,8 Ampere
6 Speed 2900 rpm
Page | 22
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
8) Oil Ignition Pump
a. 1. Oil Ignition Pump A 2. Oil Ignition Pump B
Motor
No Item Nilai Satuan
1 Merk -
2 Type YB2-200L2-2
3 Daya 37 KW
4 Tegangan 380 A / 660 A Volt
5 Arus 67,9/39 Ampere
6 Speed 2950 rpm
7 Insulation IP55
8 Cos 0,9
Pompa
No Item Nilai Satuan
1 Merk HZ
2 Type
3 Head 595 M
4 Kapasitas 50 M3 / H
5 Speed 2900 Rpm
Gambar.3.8. Alur Proses Boiler 130 t/h PT. Cahaya Fajar Kaltim.
Page | 23
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
Keterangan gambar :
No Keterangan No Keterangan
1 Furnace 17 Subordinate Air Preheater
2 Water Wall 18 Superior Air Preheater
3 Bottom Ash. 19 Hot Air Duct
4 Steam Drum 20 Cold Gas Fan
5 Down Comer 21 Temperature Gas Pipe
6 Superior Economizer 22 Cold Gas Fan
7 Subordinate Economizer 23 Conveyor C9 From Coal Handling
8 First Superheater Inlet Header 24 Coal Bunker
9 First Superheater Pipe 25 Coal feeder
10 First Superheater outlet Header 26 Fan Mill
11 Desuperheater / Spraying water 27 Coal Pipe
12 Secondary Superheater Inlet Header 28 ESP (Electro static presipitator)
13 Secondary Superheater Pipe 29 Induced Draft Fan (IDF)
14 Secondary Superheater Outlet Header 30 Ash Silo
15 Main Steam Header 31 Chimney / Cerobong
16 Firced Draft Fan
Page | 24
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
b. Proses Aliran Gas Buang (Flue Gas System)
Kondisi tekanan dalam furnace/ruang bakar vacuum dengan nilai yang di jaga untuk
kestabilan pembakaran adalah -50 Pa, maka diperlukan keseimbangan antara besaran
bukaan FDF dan dua unit IDF (Induced Draft Fan). IDF yang menghisap gas panas hasil
pembakaran dan partikel abu batubara secara ber urut akan melalui tahapan yaitu : gas
panas dan partikel abu akan melewati Secondary Superheater dengan temperature gas
buang sebesar 655 oC, masuk Fisrt Superheater dengan temperature gas buang sebesar
540 oC, kemudian masuk ke Superior Economizer dengan temperature gas buang
sebesar 450 oC, selanjutnya masuk ke Superior Air Preheater dengan temperature gas
buang sebesar 320 oC, masuk ke Subordinate Economizer dengan temperature gas
buang sebesar 230 oC, dan selanjutnya masuk ke Subordinate Air Preheater dengan
temperature gas buang sebesar 130 oC, kemudian masuk ke ESP (Elektrostatic
Precipitator) dengan temperature gas buang sebesar 110 oC partikel abu batubara akan
di tangkap dengan prinsip elekrostatic. Selanjutnya gas buang yang telah bersih dari abu
akan melalui IDF dan di buang ke chimney/cerobong.
Page | 25
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
COAL HANDLING
Page | 27
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
MATERI 4
TURBIN DAN GENERATOR
4.1. PENDAHULUAN.
Turbin uap adalah mesin turbo (mesin berputar) yang berfungsi sebagai penggerak
utama dengan prinsip mengubah energi panas (entalpi) menjadi energi kinetik (energi
rotasi). Di mana pada PLTU poros turbin terhubung dengan generator untuk
mengubah energi Mekanis menjadi energi Listrik. Poros turbin, lansung atau dengan
bantuan roda gigi reduksi.
A. Prinsip Kerja Turbin Uap
Secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut :
1. Uap masuk kedalam turbin melalui nosel. Didalam nosel energi panas dari uap
dirubah menjadi energi kinetis dan uap mengalami pengembangan.Tekanan
uap pada saat keluar dari nosel lebih kecil dari pada saat masuk ke dalam
nosel, akan tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nosel lebih besar dari pada
saat masuk ke dalam nosel. Uap yang memancar keluar dari nosel diarahkan ke
sudu-sudu turbin yang berbentuk lengkungan dan dipasang disekeliling roda
turbin. Uap yang mengalir melalui celah-celah antara sudu turbin itu dibelokkan
kearah mengikuti lengkungan dari sudu turbin. Perubahan kecepatan uap ini
menimbulkan gaya yang mendorong dan kemudian memutar roda dan poros
turbin.
2. Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkn sudu turbin berarti
hanya sebagian yang energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu-sudu turbin
yang berjalan. Supaya energi kinetis yang tersisa saat meninggalkan sudu turbin
dimanfaatkan maka pada turbin dipasang lebih dari satu baris sudu gerak.
Sebelum memasuki baris kedua sudu gerak. Maka antara baris pertama dan
baris kedua sudu gerak dipasang satu baris sudu tetap ( guide blade ) yang
berguna untuk mengubah arah kecepatan uap, supaya uap dapat masuk ke
baris kedua sudu gerak dengan arah yang tepat.
3. Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat dibuat
sekecil mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat dimanfaatkan
sebanyak mungkin. Dengan demikian effisiensi turbin menjadi lebih tinggi
karena kehilangan energi relatif kecil.
Page | 28
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
B. GENERATOR.
Generator listrik adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik. Prinsip kerja generator memanfaatkan induksi
elektromagnetik untuk membangkitkan listrik sesuai dengan Hukum Faraday.
Apabila suatu penghantar listrik digerakkan didalam suatu medan magnet, maka
pada penghantar listrik itu akan muncul gaya gerak listrik (GGL) yang dinyatakan
dalam satuan Volt. Pada generator, energi listrik dibangkitkan dengan cara
menggerakkan kumparan penghantar listrik memotong medan magnet sehingga
dibangkitkan GGL yang bisa disalurkan untuk energi listrik sehari-hari.
Pada generator, baik kumparan ataupun magnet bisa diposisikan pada posisi
rotor atau stator, tergantung jenis generatornya. Pada generator jenis Kutub
Dalam, kutub magnet atau kumpuran medan magnet (jika menggunakan magnet
induksi listrik), diletakkan pada bagian rotor / bagian yang berputar. Sedangkan
pada generator Kutub Luar, kutub magnet atau kumpuran medan magnitnya
terletak pada posisi sebagai stator/ bagian yang diam.
Selain itu, jenis-jenis generator dapat pula digolongkan berdasarkan
beberapa kriteria sebagai berikut:
1. Berdasarkan Putaran Medan Magnit terhadap rotor:
Generator Sinkron: kecepatan putaran medan magnitnya sama dengan
kecepatan putaran rotornya.
Generator Asinkron: kecepatan putaran medan magnitnya tidak sama
dengan kecepatan putaran rotornya.
2. Berdasarkan jenis arus yang dibangkitkan
Generator arus searah (DC)
Generator arus bolak balik (AC)
3. Berdasarkan dari jenis fasa gelombangnya
Generator AC 3 fasa
Generator AC 1 fasa.
Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron.
Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin sinkron yang
digunakan untuk mengubah daya mekanik menjadi daya listrik. Generator
sinkrondapat berupa generator sinkron tiga fasa atau generator sinkron AC satu
fasatergantung dari kebutuhan.
B.1. Konstruksi Generator Sinkron
Pada generator sinkron, arus DC diterapkan pada lilitan rotor untuk
mengahasilkan medan magnet rotor. Rotor generator diputar oleh prime
mover/penggerak utama menghasilkan medan magnet berputar pada mesin.
Medan magnet putar ini menginduksi tegangan tiga fasa pada kumparan stator
generator. Rotor pada generator sinkron pada dasarnya adalah sebuah
elektromagnet yang besar. Kutub medan magnet rotor dapat berupa salient
(kutub sepatu) dan non salient (rotor silinder). Gambaran bentuk kutup sepatu
generator sinkron diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Page | 29
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
Pada kutub salient, kutub magnet menonjol keluar dari permukaan rotor
sedangkan pada kutub non salient, konstruksi kutub magnet rata dengan
permukaan rotor.
Rotor silinder umumnya digunakan untuk rotor dua kutub dan empat kutub,
sedangkan rotor kutub sepatu digunakan untuk rotor dengan empat atau lebih
kutub. Pemilihan konstruksi rotor tergantung dari kecepatan putar prime mover,
frekuensi dan rating daya generator. Generator dengan kecepatan 1500 rpm ke
atas pada frekuensi 50 Hz dan rating daya sekitar 10MVA menggunakan rotor
silinder. Sementara untuk daya dibawah 10 MVA dan kecepatan rendah maka
digunakan rotor kutub sepatu. Gambaran bentuk kutup silinder generator sinkron
diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
(a) (b)
Gambar 4.3. Gambaran bentuk (a) rotor Non-salient (rotor silinder), (b)
penampang rotor pada generator sinkron
Page | 30
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
Oleh karena rotor berputar pada kecepatan yang sama dengan medan
magnet, persamaan diatas juga menunjukkan hubungan antara kecepatan putar
rotor dengan frekuensi listrik yang dihasilkan. Agar daya listrik dibangkitkan tetap
pada frekuensi 50Hz atau 60 Hz, maka generator harus berputar pada kecepatan
tetapdengan jumlah kutub mesin yang telah ditentukan. Sebagai contoh untuk
membangkitkan 60 Hz pada mesin dua kutub, rotor arus berputar dengan
kecepatan 3600 rpm. Untuk membangkitkan daya 50 Hz pada mesin empat kutub,
rotor harus berputar pada 1500 rpm.
C. EXCITER
Sistem eksitasi adalah sistem pasokan listrik DC sebagai penguatan pada
generator listrik atau sebagai pembangkit medan magnet, sehingga suatu
generator dapat menghasilkan energi listrik dengan besar tegangan keluaran
generator bergantung pada besarnya arus eksitasinya.
Page | 31
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
Sistem ini merupakan sistem yang vital pada proses pembangkitan listrik dan
pada perkembangannya, sistem Eksitasi pada generator listrik ini dapat dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu:
1. Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Sikat (brush excitation)
Brushless System, pada sistem ini penyearah dipasangkan diporos yang berputar
dengan rotor, sehingga tidak dibutuhkan sikat arang dan slipring. Karena
Penggunaan sikat atau slip ring untuk menyalurkan arus excitasi ke rotor
generator mempunyai kelemahan yaitu besarnya arus yang mampu dialirkan pada
sikat arang relatif kecil.
D. AVR (Automatic Voltage Regulator)
Unit AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi untuk menjaga agar
tegangan generator tetap konstan dengan kata lain generator akan tetap
mengeluarkan tegangan yang selalu stabil tidak terpengaruh pada perubahan
beban yang selalu berubah-ubah, dikarenakan beban sangat mempengaruhi
tegangan output generator.
Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (excitacy) pada
exciter. Apabila tegangan output generator di bawah tegangan nominal tegangan
generator, maka AVR akan memperbesar arus penguatan (excitacy) pada exciter.
Dan juga sebaliknya apabila tegangan output Generator melebihi tegangan
nominal generator maka AVR akan mengurangi arus penguatan (excitacy) pada
exciter. Dengan demikian apabila terjadi perubahan tegangan output Generator
akan dapat distabilkan oleh AVR secara otomatis dikarenakan dilengkapi dengan
peralatan seperti alat yang digunakan untuk pembatasan penguat minimum
ataupun maximum yang bekerja secara otomatis.
Page | 32
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
Page | 33
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
Voltase : 287.5 V
Current : 15 A
Frekwensi : 350 Hz
Speed : 3000 rpm
Insulation Class :F
D. LP Heater
a. 1. LP Heater 4#1 2. LP Heater 5#1
3. LP Heater 4#2 4. LP Heater 5#2
Page | 34
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
a. Spesifikasi
Index
Parameter
Tube Side Shell Side
Design pressure 0.7 MPa 0.196 MPa
Design temperature 110 C 130 C
Max. working pressure 0.7 MPa 0.196 MPa
Media Condensation water Superheat steam
Corrosion allowance 1 mm 1 mm
Welded line factor 0.85 0.85
Experiment pressure of hydraulic pressure 0.88 MPa 0.296 MPa
Dimension 1.54 m3 1.54 m3
2
Heat exchange area 80 m 80 m2
Number of passes 4 4
Short of vessel 1 1
b. Pompa
Merk : HZ
Type : 1250-125
Head : 50 m
Kapasitas : 200 m3/h
Speed : 1450 rpm
Effisiensi : 75 %
c. Motor
Merk : DZ
Type : Y2- 225 M-4
Daya : 45 KW
Current : 84,7 A
Tegangan : 380 V
Speed : 1475 rpm
Frekwensi : 50 Hz
Insulation :B
Protection : IP 54
E. Boiler Feed Water Pump (BFWP)
a. 1. BFWP A 2. BFWP B 3. BFWP C
b. Motor
Merk : Shenyang Electric Machine
Type : JK134 - 2
Daya : 440 KW
Current : 51 A
Tegangan : 6000 V
Speed : 2970 rpm
Frekwensi : 50 Hz
Power Factor : 0,89
Insulation :B
Protection : IP 21
c. Pompa
Merk : Shenyang
Type : DGJ 150-100 XB
Head : 641 m
Kapasitas : 145 m3/h
Speed : 2985 rpm
Page | 35
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
F. Condensate Pump
a. 1. Condensate Pump A# 1 2. Condensate Pump B#1
3. Condensate Pump A# 2 4. Condensate Pump B#2
b. Motor
Merk : Shangdong Hongwei Electric Machine
Type : Y 250 M-2
Daya : 55 KW
Current : 102,6 A
Tegangan : 380 V
Speed : 2970 rpm
Frekwensi : 50 Hz
Insulation :B
Protection : IP 54
c. Pompa
Merk : HZ
Type : 150 N 110 A
Head : 80 m
Kapasitas : 100 m3/h
Speed : 1480 rpm
Bearing : 6310 C3
G. LP Heater Drain Pump
a. 1. LP Heater Drain Pump B#1 2. LP Heater Drain Pump B#2
b. Motor
Merk : DZ
Type : YZ-150M1-Z
Daya : 11 KW
Current : 21,3 A
Tegangan : 380
Speed : 2930
c. Pompa
Merk : HZ
Type : 350-32-250
Head : 60 m
Daya : 11 KW
Kapasitas : 12,5 m3/h
Speed : 2900 rpm
H. High Pressure Oil Pump
a. 1. High Pressure Oil Pump #1 2. High Pressure Oil Pump #2
b. Motor
Merk : JHC
Type : YB-225-MZ
Daya : 45 KW
Current : 82,3 A / 47.5
Tegangan : 380 V /660
Speed : 2960 rpm
c. Pompa
Type : 100Y 120B
Head : 90 m
Daya : 45 KW
Kapasitas : 86 m3/h
Speed : 2950 rpm
Page | 36
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
I. AC Oil Pump
a. 1. AC Oil Pump #1 2. AC Oil Pump #2
b. Motor
Type : YB 2-150M1-2
Daya : 11 KW
Current : 21,3 A
Tegangan : 380 V
Speed : 2930 rpm
c. Pompa
Type : 80AY 60R
Head : 38 m
Kapasitas : 39,5 m3/h
Speed : 2950 rpm
J. DC Oil Pump
a. 1. DC Oil Pump #1 2. DC Oil Pump #2
b. Motor
Merk : HZ
Type : ZZ-250
Daya : 10 KW
Current : 54,8 A
Tegangan : 220 V
Speed : 3000 rpm
c. Pompa
Type : 80 AY-60 B
Head : 38 m
Kapasitas : 39,5 m3/h
Speed : 2950 rpm
K. Oil Filter
a. 1. Oil Filter #1 2. Oil Filter #2
b. Motor
Merk : Gao Ling Sichuan Fine Purification
Type : CY - 108
Flow : 100 m3/h
Pressure : 0,3 MPa
Weight. : 220 V
Power : 2,2 KW
Filtration Area : 1,3 m2
L. Oil Vapour Exhauser
a. 1. Oil Vapour Exhauser #1 2. Oil Vapour Exhauser #2
b. Motor
Flow : 25 kg/h
Pressure : 49~98 Pa
Daya. : 0.22 Kw
Power : 2,2 KW
Filtration Area : 1,3 m2
M. Oil Cooler
a. 1. Oil Cooler #1 2. Oil Cooler #2
b. Spesifikasi
Merk : CCJEC/Wuhan
Type : N25-35-1
Exchanger Area : 42 m2
Tube Side : 450 C
Page | 37
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
Shell Side : 35o C
Cold Inlet Temperature : 250C
N. Oil separator
Merk : ALVA LAVAL
Type : MAB 103B-24
Bowl : 524700-88
Max. Speed (Bowl) : 8571 rpm (50 HZ)
Rotation Direction : Clock Wise
Recom. Motor Power : 0,75 Kw
Max. Density of Feed : 1100 kg/m3
Max. Density of sediment : 5000 kg/m3
Process temperature : 0/100 0C
O. Deaerator
a. 1. Deaerator #1 2. Deaerator #2
b. Spesifikasi
Merk : Wu Xi Lian Ying Dian Li Plants
Type : YGL-135
Kapasitas : 135 ton/h
Pressure : 0,3 MPa/0.02 MPa (Inservice)
Temperature : 350o C/104oC (Inservice)
P. Cooling Water Pump
a. Spesifikasi
Merk : Changsha Canon Pump
Type : 800522
Daya : 450 kw
Kapasitas : 6840 m3/h
Speed : 730 Rpm
4.3. FLOW PROSES TURBIN DAN GENERATOR CFK UNIT #1 & #2.
Gambar 4.9. Turbin Main Steam System View DCS CFK 1&2
Page | 39
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
B. CONDENSATE dan HEATER SYSTEM
Steam setelah menggerakkan turbin sebagian besar akan bermuara ke condenser,
dengan system kevacuman yang di timbulkan dari Water Jet Pump dan Water Jet Ejector
sampai dengan 91 KPa. Steam akan mengalami kondensasi setelah melalui sela-sela
pipa-pipa pendingin dari circulating cooling system, hasil kondensasi akan ter tampung
pada Hotwell dengan temperature 44 oC, selanjutnya dengan Condensate Pump secara
ber urut air akan melalui Gland steam Condenser dengan temperature keluaran 53 oC,
Low Presure Heater 5 dengan temperature keluaran 65 oC, Low Presure Heater 4
dengan temperature keluaran 95 oC dan akan masuk ke Deaerator.
Gambar 4.10. Condensate dan Heater System View DCS CFK 1&2
Air dari deaerator tank dengan temperatur 105 oC, dipompakan dengan Boiler
Feed Water Pump (BFWP) dengan tekanan mencapai 6 MPa, melalui No.2 HP heater
untuk pemanasan awal dengan temperature keluaran mencapai 120 oC, kemudian
melalui No.1 HP heater untuk pemanasan awal kembali dengan temperature keluaran
mencapai 145 oC, dan selanjutnya ke boiler system.
Gambar 4.12. Turbin and Generator System View DCS CFK 1&2
Page | 41
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
4.4. ALUR KORDINASI TURBIN DAN GENERATOR DENGAN BAGIAN LAIN DEPT. PRODUKSI
Gambar 4.14. Alur Proses Koordinasi Turbin dan Generator Dengan Bagian Terkait.
Page | 42
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017
Materi Pelatihan Operator DCS 1&2 PT. Cahaya Fajar Kaltim
DAFTAR PUSTAKA
http://infokelistrikan.blogspot.com/2012/09/pembakaran.html
http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologi-pembakaran-pada-pltu-
batubara/
United Nations Environment Programme, ---, Bahan Bakar dan Pembakaran, 2006
United Nations Environment Programme, ---, Boiler dan Pemanas Fluida Termis, 2006
PT. PLN (Persero) Unit Pendidikan dan Pelatihan, Suralaya, Modul 1 Pengoperasian
(Pengolahan Air), 2008.
PT. PLN (Persero) JASER, Laporan Inspeksi Teknik : Inspeksi Kelaikan Operasi pusat Listrik
Tenaga Uap PT. Cahaya fajar Kaltim, 2008.
Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (kerja sama Japan
International Cooperation Agency), ---, Modul operator Ketel Uap Kelas 1 :
Pengetahuan Bahan Bakar dan Pembakaran. 1998 1999.
PT. Altrak 1978 Training Center, Basic Power Generation,--------,-----
Page | 43
DEPARTEMEN PRODUKSI FEBRUARI 2017