Anda di halaman 1dari 26

BAB IV

PEMBAHASAN
4.1 Repair Rotor Turbin Uap Kapasitas 1800 KW di CV.Iman Nur Cahaya
CV. Iman Nur Cahaya (INC) adalah salah satu perusahaan di Indonesia yang
bergerak dibidang repair/service dan manufacture suku cadang turbin. Turbin
yang sering diperbaiki adalah turbin uap yang digunakan oleh perusahaan
pembangkit tenaga dan pabrik kelapa sawit (PKS) dll.
Dalam penulisan laporan kerja praktek ini, penulis akan membahas tentang
repair kerusakan rotor turbin kapasitas 1800 KW, putaran input 5400 rpm dan
output 1500 rpm yang ada di CV. Iman Nur Cahaya dengan jenis Back Pressure
(BPP) single stage yang mana uap bekas yang keluar dari turbin akan di
manfaatkan untuk kegiatan produksi seperti merebus sawit dll.

Gambar 4.1 Rotor turbin uap

4.2 Proses analisa kerusakan komponen rotor turbin kapasitas 1800 KW


Proses analisa adalah suatu langkah awal sebelum dilakukan repair. Adapun
komponen-komponen rotor pada turbin uap yang akan di repair sebagai berikut :
4.2.1 Over speed trip (OST)
Komponen ini berfungsi sebagai safety yang bekerja secara mekanik
ketika terjadi over speed pada turbin.

34
Gambar 4.2 OST sebelum di repair

Indikasi kerusakan : Korosi, radial rubbing, bengkok pada poros OST,


kondisi trippin dan flug rusak.
Penyebab : Over speed.
Perbaikan
a. Membersihkan permukaan.
b. Mengatur ulang/ resetting OST
c. Meluruskan poros OST
d. Manufacture trippin dan flug baru

4.2.2 Trust bearing


Komponen ini berfungsi untuk menahan gaya aksial atau sejajar terhadap
poros.

Gambar 4.3 T rust bearing sebelum di repair

35
Indikasi kerusakan : Aus (over clearence)
Penyebab : Pelumasan kurang baik, over speed
Perbaikan
a. Diganti dengan yang baru

4.2.3 Poros ( Shaft )


Komponen ini berfungsi sebagai tempat semua komponen rotor dipasang
seperti OST, disc, labyrinth ring, dan coupling.

Gambar 4.4 Poros sebelum di repair


Indikasi kerusakan
 Bengkok ( bending ), aus, patah.
Penyebab : getaran tinggi, bearing over clearence / aus, over speed.
Perbaikan
 Meluruskan / straightening poros.
 Melakukan coating.
 Manufacture / Diganti dengan poros baru.

4.2.4 Journal bearing (T/E & C/E)


Komponen ini merupakan bagian dari shaft yang berfungsi untuk menahan
gaya radial atau tegak lurus rotor.

36
Gambar 4.5 journal bearing sebelum di repair

Indikasi kerusakan : over clearence, radial rubbing, scraggly.


Penyebab : pelumasan kurang baik.
Perbaikan
a) Membersikan permukaan.
b) Memperbaiki journal dengan HVOF coating.
c) digerinda untuk memperoleh ukuran akhir.
d) Melakukan inspeksi NDT

4.2.5 Labyrinth ring (T/E & C/E)


Komponen ini berfungsi sebagai penyekat untuk mencegah bercampurnya
oli dengan steam.

Gambar 4.6 Labyrinth ring sebelum direpair

37
Indikasi kerusakan : Korosi, aus (overclearence)
Penyebab : getaran tinggi.
Perbaikan
a) Manufacture labyrinth ring baru

4.2.6 Journal carbon ring (T/E & C/E)


Komponen ini merupakan bagian dari shaft berfungsi sebagai tempat
carbon ring.

Gambar 4.7 journal carbon ring sebelum direpair


Indikasi kerusakan : Korosi, radial rubbing, scraggly.
Penyebab :
Perbaikan
a) Membersihkan permukaan.
b) Memperbaiki journal dengan HVOF coating.
c) Mengerinda untuk memperoleh ukuran akhir.

4.2.7 Disc / wheel


Komponen ini berfungsi sebagai tempat untuk memasang sudu-sudu turbin
(blade) dan terhubung langsung dengan poros (shaft).

38
Gambar 4.8 Disc sebelum di repair

Indikasi kerusakan : Korosi, kotor pada permukaan disk


Penyebab : Kualitas uap yang rendah atau uap basah.
Perbaikan
a) Dibersihkan manual untuk permukaan disc yang kotor.
b) Dibersihkan dengan aluminum oxide blasting.
c) Melakukan Non Destrictive Test (NDT)

4.2.8 Sudu-sudu turbin / blade


Komponen ini merupakan komponen paling penting yang berfungsi untuk
energi kinetik aliran uap menjadi energi gerak mekanis putaran.

Gambar 4.9 Sudu-sudu (blade) sebelum direpair

39
Indikasi kerusakan : korosi ,retak, erosi.
Penyebab : kualitas air yang rendah, overspeed, wate Hammer
Perbaikan :
a) Membuat sudu-sudu baru (manufacture).
b) Melakukan inspeksi NDT.
c) deburing bagian yang tajam.

4.2.9 Shroud
Shroud berfungsi untuk menahan agar sudu-sudu turbin tidak lepas dari
disc. Shroud dan blade merupakan satu kesatuan maka jika terjadi
kerusakan pada blade atau sebaliknya, blade dan shroud harus dilepas
bersamaan.

Gambar 4.10 Shrouds sebelum direpair


Indikasi kerusakan : Korosi, retak pada bagian keling, terkelupas.
Penyebab : Kualitas uap rendah atau basah, over speed
Perbaikan
a) Membersihkan permukaan.
b) Diganti shrouds baru.
c) Melakukan inspeksi NDT

4.2.10 Coupling
Komponen ini berfungsi untuk menghubungkan daya dan putaran turbin
ke gearbox.

40
Gambar 4.11 Coupling sebelum direpair

Indikasi kerusakan : Korosi, kotor pada permukaan, dan rusak/aus pada


gigi
Penyebab kerusakan : Pelumasan kurang baik, overload .
Perbaikan
a) Membersihkan permukaan.
b) Diganti dengan coupling baru.

4.3 Proses repair rotor turbin uap kapasitas 1800 KW


Setelah dilakukan anallisa kerusakan maka dilakukan proses repair
sesuai dengan hasil analisa dan metode yang telah ditentukan sebelumnya.
Berikut ini adalah proses repair komponen-komponen rotor :

4.3.1 Over speed trip (OST)


a. Langkah pertama melepas screw, trip pin, dan plug.
b. Setelah itu melepas ost yang rusak dengan dipanaskan sampai
memuai. Pada saat proses pemanasan temperatur diukur
menggunakan infrared thermometer.

41
Gambar 4.11 Proses melepas ost pada shaft
c. Kemudian mengganti ost dengan yang baru

Gambar 4.12 OST baru


d. OST dipanaskan sampai memuai dan dilakukan proses
pemasangan OST yang baru

Gambar 4.13 Proses memanaskan OST

42
e. Selanjutnya dilakukan pengukuran dengan dial indikator untuk
mengukur kelurusan OST serta memastikan tidak terjadi bending
pada OST
f. Memasang kembali screw, trip pin, dan flug.
g. selesai

Gambar 4.15 OST setelah direpair

4.3.2 Trust bearing


a) Langkah Awal adalah melepaskan Trust bearing dari shaft (poros)
dengan dipanaskan.

Gambar 4.16 Proses melepas trust bearing


b) Diganti dengan trust bearing baru. Sebelum pemasangan terlebih
dahulu dudukan trust ball bearing di inspeksi jika terdapat goresan
maka dilakukan polishing dengan amplas sampai rata dan.

43
Gambar 4.17 Proses pemasangan Trust bearing baru
c) Selesai

Gambar 4.18 Trust bearing setelah di repair

4.3.3 Journal bearing


a. Pertama area journal bearing dibersihkan terlebih dahulu sebelum
di grinding.
b. Dilakukan proses grinding.

44
Gambar 4.19 Hasil proses grinding
c. Setelah grinding kemudian di uji NDT dengan Penetrant Testing
d. Di semprot dengan red penetrant lalu dilakukan pembersihan
di bidang yang di semprot red penetrant dengan lap.
e. Kemudian di semprot dengan develover

Ga

gambar

Gambar 4.17 Proses penetrant testing


f. Jika tidak ada tanda merah/ bekas merah setelah di semprot dengan
develover maka pada journal bearing tidak mengalami retak.
g. Setelah di semprot dengan develover lalu dilakukan pembersihan di
bidang yang di semprot develover dengan lap,
h. Selesai

45
Gambar 4.18 Journal bearing setelah direpair

4.3.4 Labyrint ring


a. Langkah pertama adalaah melepas screw pengikat pada labyrinth ring.
b. labyrinth ring dilepas dari poros dengan cara dipanaskan sampai
memuai dan terlepas dari poros

Gambar 4.19 Proses melepas labyrint ring


c. Kemudian diganti dengan labyrinth ring yang baru dengan cara yang
sama yaitu dipanaskan. Dan dilakukan pengukuran diameter dalam
menggunakan teleskopik gauge.

46
Gambar 4.20 Proses memuaikan labyrint ring
d. Setelah labyrinth ring memuai lalu dipasang pada poros kembali
sesuai dengan jarak as received.

Gambar 4.21 Proses pemasangan labyrint ring


a) selesai

47
Gambar 4.22 labyrint ring setelah repair

4.3.5 Journal carbon ring


a. Pertama dilakukan skin cut dengan ukuran yang telah ditentukan,
misal 0,2 mm.
b. Melakukan coating pada journal carbon ring (dengan metode
pengelasan / HVOF).

Gambar 4.23 journal carbon ring setelah di coating


c. Setelah di coating journal carbon ring di machining dengan
mesin bubut/grinding.

48
Gambar 4.24 machining journal bearing
d. Selanjutnya dilakukan proses grinding lalu masking dengan
disemprot untuk membersihkan tatal sisa grinding.
e. Melakukan inspeksi NDT

Gambar 4.25 Penyemprotan penetrant


f. Selesai

49
Gambar 4.26 Journal carbon ring setelah di repair

4.3.6 Disk
 Melakukan Non Destrictive Test (NDT).

Gambar 4.27 Proses Magnetic Particle Inspection

 Pertama disc dimasukkan kedalam ruang untuk dilakukan


proses sand blasting.
 Proses sand blasting

50
Gambar 4.28 Penyemprotan aluminum oxide
 Hasil proses sand blasting

Gambar 4.29 Disk setelah direpair


 Selesai

51
4.3.7 sudu turbin (Blade)
 Langkah awal melakukan Non Destructive Test (NDT).

Gambar 4.30 X-ray test

Gambar 4.31 Magnetic particle Inspection


 Setelah melakuakan inspeksi blade yang mengalmi kerusakan
diganti dengan yang baru.
 Sudu-sudu (blade)di buat dengan mesin CNC.

52
 Setelah selesai sudu-sudu yang baru disusun terlebih dahulu.

Gambar 4.32 Sudu-sudu (blade) baru


 Setelah tersusun rapi dilakukan proses penyemprotan red
penetrant pada sudu-sudu turbin.

Gambar 4.33 Penyemprotan red penetrant pada blade


 Setelah di semprot dengan red penetrant lalu dilakukan
pembersihan di bidang yang di semprot red penetrant dengan
lap.
 Kemudian di semprot dengan develover,

53
Gambar 4.34 Penyemrotan develover
 Jika tidak ada bintik merah/ bekas merah setelah di semprot
dengan develover maka pada blade tidak mengalami retak.
 Setelah di semprot dengan develover lalu dilakukan
pembersihan di bidang yang di semprot develover dengan lap,
 Melakukan pemasangan blade pada disk

Gambar 4.35 Proses pemasangan blade

54
Gambar 4.36 Sudu-sudu setelah di repair
 Selesai

4.3.8 Shroud
 langkah awal yaitu memasang blade yang baru.
 Selanjutnya shroud yang baru dipasang pada kepala blade dan
dilakukan pengelingan dengan cara di pinning.

Gambar 4.37 Proses pemasangan shroud

 Melakukan inspeksi NDT

55

Gambar 4.38 Proses penyemrotan penetrant


 Setelah selesai pemasangan dilakukan deburing bagian yang tajam

Gambar 4.39 shrouds setelah di repairLangkah awal

4.3.9 Coupling
a. Langkah pertama screw pengikat dilepas terlebih dahulu.

56
b. Setelah itu coupling dipanaskan sebelum dipasang pada shaft.
dan dilakukan pengukuran temperatur dengan infrared
thermometer dan diameter dalam coupling dengan teleskopik.

Gambar 4.40 Coupling dipanaskan sebelum dipasang


c. Kemudian pasang coupling pada shaft.
d. Setelah coupling terpasang pada shaft dilakukan pengukuran run
out dengan dial indikator.
e. Selesai

Gambar 4.41 Coupling setelah repair

Keterangan :
Hasil rotor yang sudah di repair pada bagian komponen-komponennya
kemudian dilakukan dinamic balancing untuk mengetahui keseimbangan
rotor.

57
4.4 Proses Assembly Turbin Uap Kapasitas 1800 KW

a. Langkah pertama yaitu memasangkan lower sleeve baering lalu


dilakukan pengukuran dengan feeler gauge.
b. Mengecek titik center dan kontak permukaan rotor pada sleeve bearing.
Dengan menggunakan blue check.

Gambar 4.42 blue check


c. Setelah itu dilakukan pengukuran clearence antara sleeve bearing
dengan journal bearing menggunakan palstigauge.

Gambar 4.43 Plastigauge


d. Mengecek aksial pada Thrust ball bearing
e. Mengukur gap antara nozel dan disc dengan menggunakan feeler
gauge.
f. Mengukur clearence labyrinth ring

58
g. Mengukur clearence carbon ring dengan inside diameter / mikrometer
dalam.
h. Setting plunger terhadap trip pin dengan feeler gauge.
i. Finish

4.5 Diagram alir proses repair turbin uap

Gambar 4.44 Diagram proses repair

59

Anda mungkin juga menyukai