PNEUMATIK
oleh:
Kelas : 2 AEC (Absen 1-12)
Jl. Kanayakan no. 21, DAGO 40235, Tromol Pos 851 BANDUNG 40008 INDONESIA
Phone : 62 022 2500241 Fax : 62 022 2502649 Homepage : http ://www.polman-bandung.ac.id
2018
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
1. Adnan Ahmad
2. Afiq Hasydhiqi
3. Agri Marzuki
4. Ahmad Bilal Musyaffa
5. Aldi Supriadi
6. Alfina Dwi Rahmawati
7. Anugerah
8. Damas Yusli Arfani
9. Diana Novita Sari
10. Dimas Cristianto Adikia
11. Dini Hardini
12. Eben Haezer Andreas
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
Alat ini berfungsi untuk menstempel salah satu bagian benda kerja, kotak tiba
dari konveyor kemudian tombol START ditekan maka Silinder A akan bergerak maju
secara perlahan dan mencekam kotak, dan Silinder A tidak akan kembali sebelum
Silinder B turun menstempel kotak tersebut dan Silinder B kembali ke posisi semula,
kemudian Silinder A melepaskan cekamannya bergerak mundur secara cepat, lalu
Silinder C bergerak maju mendorong kotak yang telah distempel kearah konveyor
kedua.
Diagram Langkah:
System Persamaan :
A + = S . S1
B + = a1 . S1
e 2 = b1 . S1
B - = S2
A - = b0 . S2
C + = a0 . S2
e 3 = c1 . S2
C - = S3
e 1 = c0 . S3
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
40%
50%
60%
60%
50%
50%
4 2 4 2 4 2
5 3 5 3 5 3
1 1 1
2 2 2 2
B0 A1 A0
1 3 1 3 1 3 1 3
4 2
5 3
2 1
B1
1 3
4 2
5 3
2 2
1
C1 C0
1 3 1 3
Analisa :
Alat stempel diatas terdapat 3 konflik dan menggunakan sistem kaskade pada
pneumatik yang terdapat pada alat tersebut, sehingga gerak dari silinder terstruktur
dengan baik. Pada saat kotak tiba didepan silinder A maka akan mengenai sensor
a0 sehingga silinder A akan bergerak maju dan mencekam kotak. Lalu silinder B
akan bergeran turun dan menstempel kotak dan silinder B kembali seperti semula,
kemudian silinder A bergerak mundur, lalu silinder C bergerak maju dan mendorong
kotak menuju konveyor kedua.
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
DIAGRAM LANGKAH
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
System Persamaan :
A + = S . S1
B + = a1 . S1
e 2 = b1 . S1
B - = S2
C + = b0 . S2
e 3 = c1 . S2
C - = S3
A - = c0 . S3
e 1 = a0 . S3
70%
50%
50%
50%
45%
50%
4 2 4 2
4 2
5 3 5 3
5 3
1 1
1
2
2 2 2
B0
C0 A1
1 3
1 3 1 3 1 3
S2 S1
2
5 3
B1
1
1 3
S3 2
5 3 2
2
1 A0
C1
1 3
1 3
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
Analisa :
Alat pencetak batako diatas terdapat 3 konflik sehingga gerak dari silinder
bergerak secara terstruktur seperti yang terlihat pada diagram langkah. Pada silinder
A terdapat pelat sebagai wadah hasil dari cetakan batako. Silinder A bergerak
keatas untuk menutup lubang cetakan batako, lalu Silinder B bergerak maju untuk
memindahkan bahan batako kedalam cetakan, setelah cetakan terisi bahan batako,
lalu silinder C bergerak turun secara cepat untuk memberikan tekanan pada bahan
didalam cetakan sehingga terbentuk kotak. Setelah proses pencetakan selesai
Silinder A bergerak turun agar hasil dari cetakan batako dapat diambil secara
manual.
3. Alat penutup
DIAGRAM LANGKAH
A ( Silinder 1.0 )
A+ A- A+
S1 S2
S e2 e1
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
System Persamaan :
A + = S . S1
e2 = a1 . S1
A - = S2
e1 = a0. S2
Analisa :
Silinder akan bergerak jika switch pada 1.2 atau 1.4 ditekan. Dimana tombol
switch A untuk membuka dengan cepat sedangkan B membuka dengan lambat.
Dan jika salah satu switch ditekan maka sistem akan bekerja dengan baik, hal ini
dikarenakan rangkaian menggunakan logika “OR” dimana jika salah satu kondisi
bernilai satu maka output juga akan bernilai satu.
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
DIAGRAM LANGKAH
A ( Silinder 1.0 )
A+ A- A+
S1 S2
S e2 e1
System Persamaan :
A + = S . S1
e2 = a1 . S1
A - = S2
e1 = a0. S2
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
Analisa :
Silinder akan bergerak jika pada 1.2 atau 1.4 ditekan. Dimana tombol 1.2
untuk memulai dengan switch sedangkan 1.4 memulai dengan pedal kaki. Dan jika
salah satu switch atau pedal kaki ditekan maka sistem akan bekerja dengan baik,
hal ini dikarenakan rangkaian menggunakan logika “OR” dimana jika salah satu
kondisi bernilai satu maka output juga akan bernilai satu. Dimana alat perekat
pemanas menggunakan tekanan panas dan bahan pengepakan direkatkan melalui
aplikasi panas dan tekanan.
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
Alat ini dirancang untuk pengemasan kotak P3K ke dalam dus besar. Disini
silinder pertama mendorong kotak P3K yang sudah disusun bertumpuk utuk
diposisikan didepan silinder kedua. Silinder kedua bekerja untuk mendorong kotak
P3K tadi untuk masuk ke dalam dus.
System Persamaan
A+ = S.Si
E2 = a1.S1
A- = S2
B+ = S2.B0
E1 = b1.S2
B- = S1
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
SKEMA
Analisa:
Pada saat benda ini bekerja terdapat 2 konfilik yaitu pada saat A+ menuju A-
dan B+ menuju B- . Disaat switch dinyalakan, A+ akan berfungsi dengan mendorong
ke depan yang bersumber dari S1. Ketika Silinder A telah menentuh sensor a1
maka A- mulai aktif dengan mendorong silinder kembali kepada posisi semula.
Setelah itu, Silinder B aktif dan mendorong kotak masuk ke dalam dus. Di sini B+
berfungsi setelah mendapat tekanan dari S2. Sampai silinder menyentuh sensor b1,
maka B- berfungsi dan mendorong kembali silinder kepada posisi semula.
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
6. VERTICAL KONVEYOR
Alat ini dirancang untuk pemidahan barang secara otomatis pada konveyor.
Disini silinder pertama mendorong benda ke atas sesuai dengan penjepit di depan
silinder kedua. Silinder kedua sendiri bekerja untuk mendorong benda tadi untuk
pindah ke konveyor selanjutnya.
DIAGRAM LANGKAH
System Persamaan
o A+ = S.Si
o E2 = a1.S1
o A- = S2
o B+ = S2.B0
o E1 = b1.S2
o B- = S1
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
SKEMA
Analisa:
Pada saat benda ini bekerja terdapat 2 konfilik yaitu pada saat A+ menuju A-
dan B+ menuju B- . Disaat switch dinyalakan, A+ akan berfungsi dengan mendorong
ke atasyang bersumber dari S1. Ketika Silinder A telah menyentuh sensor a1 maka
A- mulai aktif dengan mendorong silinder kembali kepada posisi semula. Setelah itu,
Silinder B aktif dan mendorong benda untuk pindah melalui konveyor. Di sini B+
berfungsi setelah mendapat tekanan dari S2. Sampai silinder menyentuh sensor b1,
maka B- berfungsi dan mendorong kembali silinder kepada posisi semula.
Untuk membuka pintu bus dipergunakan sebuah silinder kerja ganda, seperti
pada gambar di atas. Untuk membuka pintu, salah satu tombol atau lebih, dari 2
tombol di dalam bus (T1,T2) dan 1 tombol di luar bus (T3) serta posisi pintu
tertutup.Untuk menutup pintu dipergunakan 1 tombol (T4) yang dapat di tekan saat
pintu terbuka..
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
System Persamaan
A-=T1.T2.T3
A+=T4
A0 A1
4 2
5 3 2
1 1
1
2
1 1
2 2 2
2
1 3 1 3 1 3
2 1 3
A0 2
1 3 A1
1 3
Analisis:
Supaya dapat di buka dengan lebih dari 1 tombol maka digunakan OR.
Karena terdapat lebih dari 2 tombol maka menggunakan 2 OR. Cara kerjanya saat
tombol T1/T2/T3 di tekan maka akan menggeser katup 5/2 ke kiri sehingga silinder
masuk dan pintu terbuka. Saat pintu terbuka dan tombol T4 ditekan maka katup 5/2
akan bergeser ke kanan dan silinder maju dan pintu terbuka.
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
8. Pengangkat alat
4 2
5 3
2 1
1 1
2
1 1
2 2
2 2
1 3 1 3
1 3 1 3
Analisis:
Supaya dapat di buka dengan lebih dari 1 tombol maka digunakan OR.
Karena terdapat lebih dari 2 tombol maka menggunakan 2 OR. Saat tombol
T1/T2/T3 ditekan silinder akan bergerak maju dan membuat magnet turun sehingga
plat dapat menempel di magnet.Saat tombol T4 ditekan akan membuat silinder
mundur dan mengangkat magnet beserta plat yg menempel di magnet.
Analisa:
Rangkaian terdiri dari dua buah push button, yaitu push button A dan B.
ketika push button A ditekan, maka silinder akan bergerak maju kedepan dan diam
di posisi depan. Lalu saat push button B ditekan, maka silinder akan bergerak
kebelakang sehingga kembali ke posisi awal.
Analisa:
Pada sistem ini push button A digunakan untuk tombol ON yang berfungsi
untuk memajukan silinder yang akan mendorong benda menuju sisi sebelahnya, lalu
saat benda sudah terdorong ke sisi sebelahnya maka operator akan menekan
tombol B yang berfungsi untuk menarik silinder bergerak mundur ke posisi awal.
Kaki sebagai pelumat tanah liat secara manual, dapat digantikan dengan
selinder pneumatik. Gerakan kaki kiri dan kanan yang menginjak tanah liat,
diilustrasikan sebagai vektor arah gerak, sebagai berikut :
Kaki kiri digantikan dengan selinder A dan kaki kanan digantikan dengan
selinder B, ke duanya bergerak turun naik secara bergantian. Sedangkan vektor C
menunjukan gerakan dari selinder C yang mendorong maju-mundur bak pelumat
tanah liat, seperti pada yang ditunjukkan gambar
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
System Persamaan :
A+= S.S1
E2= a1.S
A-= S2
B+=S2
E3= b1.S2
B-= S3
A+=S3
E4=a1.S3
A-=S4
E1= a0.s4
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
Skema rangkaian :
Analisa Rangkaian :
Rangkaian terjadi dari 3 silinder yang dua untuk bergerak atas bawah dan
satu lagi bergerak kekiri dan kekanan, pada kasus ini saya memisah penyelesaian
yang bergerak maju mundur dengan yang atas dan bawah.
Yang pertama penyelesaian untuk pergerakan atas bawah dimana yang
silinder A, B posisi didalam. saat tombol start ditekan maka piston A akan keluar dan
langsung mundur lagi dan piston B juga aktif atau keluar dan langsung mundur dan
pada saat bersamaan dengan mundurnya piston B maka piston akan aktif dan
langsung mundur lagi dan ini akan berlanjut seterusnya
Sedangkan penyelesaian yang kedua atau silinder C satu silinder yang
bergerak atau aktif dan akan diam satu step kemudian mundur lagi atau ibaratkan
kerjanya silinder akan maju dan diam serta mengaduk tanah yang kemudian mundur
kembali dan seterusnya .
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
Skema Rangkaian:
A0 A1
50%
50%
4 2
5 3
1
2
2
A1
1 3
1 3
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
Analisa Rangkaian:
Pada rangkaian ini menggunakan system kerja pneumatik, yaitu apabila tobol
start ditekan maka udara mengalir dari kompresor menuju 5/2 operasi udara yang
bergeser kearah kanan atau aktif, dan kemudian udara mendorong silinder maju
keluar atau kebawah.dan saat piston sudah maximum maka piston akan
mengaktifkan sensor. Saat sensor aktif maka udara mengalir menuju katup 5/2 lagi
sehingga katup bergeser kearah kiri yang mebuat piston terdorong kedalam masuk.
Dan kejadian ini akan terjadi secara terus menerus.
Alat ini berfungsi mengecat barang yang sedang berjalan. Ketika tombol
START silinder A maju kemudian silinder B mundur membawa barang dan maju
kembali bersamaan dengan silinder A yang bergerak mundur.
Komponen:
Double Acting Silinder 2 buah
One-way flow control 2 set
5/2 Way solenoid valve 3 buah
Pushbutton 1 buah
3/2 Valve Roller 3 buah
Selang 1 set
Air Supply
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
Diagram Langkah:
System Persamaan:
Analisa :
Skema:
A B
50%
50%
50%
50%
4 2
4 2
A+ A- B+ B-
14 12
5 3
5 3
1 1 a1
S 2 2
1 3 1 3
S2 S1
3 1 4 2
b0 a0
3 1
e2 e1
2 5 3
1 2
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
Alat ini berfungsi memasang benda yang berjalan pada konveyor. Dua
silinder saling bergantian dalam pergerakannya, saat tombol START ditekan silinder
A maju untuk memasang baut dan kembali bersamaan dengan silinder B yang
bergerak maju memasang mur, kemudian silinder B mundur kembali.
Komponen:
1. Double Acting Silinder 2 buah
2. One-way flow control 2 set
3. 5/2 Way solenoid valve 3 buah
4. Pushbutton 1 buah
5. 3/2 Valve Roller 3 buah
6. Selang 1 set
7. Air Supply
Diagram Langkah
System Persamaan :
A+ = S . S1
e2 = a1 . S1
A- = S2
B+ = S2
e1 = b1 . S1
B- = S1
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
Skema
A B
100%
100%
50%
50%
4 2 4 2
A+ A- B+ B-
5 3 5 3
1 1
S 2
1 3
4 2
3 1 e2 e1 3 1
a1 5 3 b1
2 1 2
Analisis
Komponen
1. 1 unit Double acting cylinder
2. 2 buah one-flow control
3. 5.2 Valve NC
4. And Gate
5. 3 buah Roller 3/2 Valve with spring returned
Skema rangkaian:
Analisis
Ketika 2 sensor yang ada di bagian depan alat teraktifkan, makan aliran udara
akan menuju AND gate, setelah itu dari keluaran And Gate menuju ke valve 5/2
yang terhubung dengan pneumatik sehingga pneumatik terdorong keluar. Pada Saat
di posisi a1, sensor a1 akan aktif dan akan mengirimkan aliran udara untuk
mengaktifkan katup lain dari valve 5/2 sehingga silinder akan terdorong kembali ke
posisi 0.
Alat ini berfungsi untuk menaikan papan panjang. Alat ini menggunakan 2
buah silinder yang berfungsi sebagai pengangkat bagian depan dan bagian
belakang papan. Agar bagian depan dan bagian belakang terangkat bersamaan,
maka diperlukan pada 2 tombol yang ditekan secara bersamaan. Setelah itu untuk
menurunkan papannya, maka ada salah satu tombol yang harus ditekan agar
pneumatik turun ke bawah.
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
Komponen:
1. 1 unit Double acting cylinder
2. 2 buah one-flow control
3. 5/2 Valve NC
4. And Gate
5. 3 buah Roller 3/2 Valve with spring returned
6.
Skema rangkaian
Analisis:
Ketika kedua push button yang terhubung dengan And gate ditekan, maka
aliran udara akan diteruskan dari And gate menuju ke kedua valve 5/2 silinder
Pneumatik, sehingga sillinder akan terdorong keluar. Ketika silinder ingin diturunkan,
maka push button yang terhubung dengan bagian kanan valve 5/2 harus ditekan.
Begitupun ketika ingin dinaikan kembali, push button yang terhubung dengan bagian
kiri valve 5/2 harus ditekan.
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
Alat ini berfungsi untuk memotong plat. Ketika tombol START ditekan maka
arah gerakan silinder A akan maju akan memotong, dan silinder A akan kembali.
Ujung silinder pneumatik diberi slide untuk mengarahkan mata pisau gergaji.
A0 A1
50%
50%
4 2
5 3
1
2
2
A1
1 3
1 3
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
Analisa :
Di dalam skema rangkaian hanya terdapat 1 silinder yang akan bergerak
maju ketika menekan tombol START atau dalam kenyataannya bergerak memotong
dan akan bergerak mundur ketika silinder mengenai sensor, sensor terdapat di celah
antara dudukan . Jadi ketika tombol START ditekan udara akan menggeser valve,
membuat udara akan melewati jalur 4 yang membuat silinder akan maju, ketika
silinder maju lalu mengenai sensor A1 maka valve akan tergeser dan udara akan
melewati jalur 2 yang membuat silinder mundur dengan sendirinya.
Alat ini berfungsi untuk mencacah dan memindah barang yang terdiri atas
dua buah silinder aksi ganda untuk mencacah atau membagi ke jalur yang berbeda
dan satu silinder untuk memindah ke tempat penampungan selanjutnya. Sistem
kerjanya silinder A bergerak sampai benda berpindah ke jalur lain, baru setelah itu
ketika benda sudah berpindah silinder B akan maju dan akan mendorong benda ke
jalur conveyor, setibanya di tempat penampungan dipindahkan lagi oleh silinder C.
Diagram Langkah :
System persamaan:
A+ = S.S1
B+ = a1.S1
e2 = b1.S1
A- = S2
B- B- = a0. S2
C- C+ = b0. S2
D- e1 = c1.S2
E- C- = S1
Skema Rangkaian:
A B C
A0 A1 B0 B1 C0 C1
50%
50%
50%
50%
50%
50%
4 2
4 2 4 2
5 3
5 3 5 3
1
1 1
2
2 2
A1 B0
1 3 2
1 3 1 3
A0
1 3
4 2
2
2
B1
5 3 C1
1 3 1 1 3
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
Alat ini bekerja dengan 3 silinder yang bergerak bergantian. Silinder A yang
sudah dipasangkan penjepit akan bergerak maju saat adanya objek berupa balok
pada tempat penjepit. Setelah itu, silinder B yang sudah terpasang gergaji akan
bergerak maju memotong balok dan kembali ke posisi semula. Setelah memotong,
Silinder C akan mendorong silinder A sehingga posisi balok berubah menjadi labih
jauh dan silinder B kembali memotong dan kembali ke posisi semula .Setelah itu
silinder C akan kembali ke pos
A+ B+ B- C+ B+ B- C- A-
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
System Persamaan:
A+ = S . S 1
B+ = S 1 . a 1
e2 = S1 . b1
B- = S 2
e3 = S2 . b0
C- = S3
B+ = S3 . c1
e4 = S3 . b1
B- = S 4
C- = S4 . b0
A - = S 4 . c0
e1 = S4 . a0
Skema rangkaian:
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
Analisa :
Alat ini bekerja dengan 3 silinder dan 4 konflik. 4 konflik tersebut di wakili oleh
3 5/2 selonoid valve. Bekerja sesuai dengan diagram langkah. 4 konflik tersebut
terjadi karna pergerakan silinder yang bergantian dan berulang. Akan lebih mudah
jika 3 selenoid valve di ganti oleh shift register yang akan memudahkan pengerjaan.
Dan karna rangkaian ini bekerja dengan rute yang panjang, maka dibutuhkan
tekanan angin yang kuat agar dapat bergerak dengan effisien.
Alat ini bekerja dengan 3 silinder yang bergerak bergantian. Silinder A akan
mendorong balok 1 dan menahan adanya balok yang akan turun. Setelah itu, Balok
akan didorong oleh Silinder B dan kembali ke posisi semula. Silinder A akan
mendorong balok kembali. Silinder B mendorong balok 2 sehingga balok 1 dan balok
2 di press oleh silinder B setelah itu silinder C akan mendorong benda keluar
system.
C
A+ B+ B- A- A+ B+ A- B - C+ C-
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
System Persamaaan :
A+ = S . S 1
B+ = S 1 . a 1
e2 = S1 . b1
B- = S 2
A- = S 2 . b 0
e3 = S2 . a 0
A+ = S 3
B+ = S 3 . a 1
A- = S 3 . a 1 . b 1
B- = S 3 . a 1 . b 1
C+ = S3 . a0 . b0
e 4 = S 3 . c1
C- = S4
e 1 = S 4 . c0
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
Analisa :
Alat ini merupakan alat press yang melakukan pressing terhadap 2 benda
yang homogen. Alat ini dipakai untuk mendapatkan hasil benda yang lebih besar 2
kali tetapi memiliki jenis bahan yang sama. Penggunaan 3 5/2 Selonoid Valve dapat
di ganti dengan shift register yang dapat memepermudah mambuat rangkaian.
Karna banyaknya Or Gate dan And gate makan di butuhkan tekanan angina yang
cukup tinggi untuk menjalankan system ini.
Sesuai dengan namanya alat ini berfungsi untuk mencetak pola pada kain,
Ketika tombol start ditekan maka silinder A akan membuat kain maju, setelah kain
sudah maju sesuai yang diinginkan, silinder B akan mencekam kain dan silinder A
akan melambat, Silinder C akan akan mencetak pola setelah Silinder B mencekam
kain & silinder A tidak menggerakan kain, kemudian silinder C kembali ke posisi
semula, kemudian silinder B melepaskan cekamannya, lalu silinder A kembali
membuat kain maju kembali.
DIAGRAM LANGKAH
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
PERSAMAAN :
A+ = S . S1 . b0
e 2 = S1 . a1
A- Dan B+ = S2
C+ = S2 . b1
E 1 = S2 . c1
C- = S1
B- = S1 . c0
A0 A1 B0 B1 C0 C1
50%
50%
50%
50%
50%
50%
4 2 4 2 4 2
14 12 14 12 14 12
5 3 5 3 5 3
1 1 1
2 2
2
C0
B1
1 3 1 3
1 3
2
B0
1 3
4 2
5 3
1
2
2
A1
C1
1 3
1 3
ANALISA :
Angka “0 & 1” menunjukan posisi silinder. “A+,B+,C+” artinya silinder A,B,C
bergerak keluar dan “A-,B-,C-“ artinya silinder A,B,C bergerak masuk. Setelah
memasukan input ke power pada komponen yg mebutuhkan power, ketika regulator
dinyalakan, sebelum Pushbutton ditekan maka semua silinder dimulai dari posisi “0”
,dan yang berisi tekanan angina dimulai dari “S1” atau saluran1, ketika pushbutton
ditekan maka yg akan bergerak terlebih dahulu yaitu silinder A dan selanjutnya
bergerak sesuai mengikuti diagram langkah. Pada diagram langkah terdapat “e1 &
e2” artinya ini memiliki 2 konflik, e1 yaitu pemindah dari saluran 2 ke saluran 1 & e2
yaitu pemindah dari saluran 1 ke saluran 2.
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
Sesuai dengan namanya alat ini berfungsi untuk memotong pipa. Sebelum
tombol star ditekan posisi silinder C berada diposisi maju , Ketika tombol start
ditekan maka silinder C akan bergerak mundur setelah menahan pipa supaya
didapatkan ukuran sesuai, lalu silinder B mencekam pipa, kemudian silinder A akan
memotong pipa dan kembali seperti semula, kemudian silinder B melepaskan
cekamannya, lalu silinder C kembali bergerak maju seperti diawal untuk menahan
pipa.
DIAGRAM LANGKAH
Pneumatik
Kelas : 2 AEC
PERSAMAAN
C- = S . S1
B+ = S1 . c0
A+ = S1 . b1
e2 = S1 . a1
A- = S2
B- = S2 . a0
C+ = S2 . b0
e1 = S2 . c1
A0 A1 B0 B1 C0 C1
50%
50%
50%
50%
50%
50%
4 2
4 2 4 2
5 3
5 3 5 3
1
1 1
2 2 2 2 2
B1 C0 A0 B0
1 3 1 3 1 3 1 3 1 3
4 2
2 5 3 2
1
A1 C1
1 3 1 3
ANALISA :
Angka “0 & 1” menunjukan posisi silinder. “A+,B+,C+” artinya silinder A,B,C
bergerak keluar dan “A-,B-,C-“ artinya silinder A,B,C bergerak masuk. Setelah
memasukan input ke power pada komponen yg mebutuhkan power, ketika regulator
dinyalakan, sebelum Pushbutton ditekan maka Silinder C akan berada di posisi “1”
dan silinder B berada diposisi “0”, dan yang berisi tekanan angin dimulai dari “S1”
atau saluran1 input power pada 5/2 valve di silinder C dibiarkan terbuka masuk
sehingga posisi awal silinder C maju, ketika pushbutton ditekan akan mealakukan
sesuai pada diagram langkah. Pada diagram langkah terdapat “e1 & e2” artinya ini
memiliki 2 konflik, e1 yaitu pemindah dari saluran 2 ke saluran 1 & e2 yaitu
pemindah dari saluran 1 ke saluran 2.