Anda di halaman 1dari 31

#6

Fasa Pada Material

Syamsul Ma’arif, S.T., M.Eng.

Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknik


Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Diagram Fasa pada sistem paduan adalah penyajian
secara grafis hubungan antara komposisi fasa-fasa pada
setiap temperatur pada kondisi stabil (equilibrium)
Berbeda dengan zat murni, paduan akan membeku dalam
range temperatur tergantung komposisi dan konsentrasi
elemen.

Diagram fasa pada sistem paduan dua komponen


disebut diagram fasa biner (binary phase).
Ada 3 macam diagram dalam diagram biner :
1. Larut sempurna dalam keadaan cair dan padat
2. Diagram eutektik (eutectic diagram)
3. Diagram peritektik (peritectic diagram).
FASA PADA MATERIAL
Jika temperatur meningkat dan tekanan dibuat konstan,
suatu zat akan berubah dari padat menjadi cair dan
kemudian dari cair menjadi uap, perubahan perubahan ini
atau sebaliknya disebut transformasi fasa.

GAS
SOLID

LIQUID PLASMA

E n t h a l p y o f S y s t e m
Secara termodinamis Transformasi fasa adalah
perubahan sistim termodinamis dari satu fasa ke yang
lainnya. Pd titik transisi fasa, sifat fisis berubah,misal
volume dari kedua fasa sangat berbeda.
Contoh: perubahan fasa air dari cair ke uap pada titik
uapnya.
Transformasi Eutectic terjadi jika fasa tunggal cair
didinginkan dan bertransformasi menjadi dua fasa
padat. Transformasi Eutectoid terjadi jika fasa
tunggal padat didinginkan menjadi dua pasa padat
lain.
FASA PADA MATERIAL
FASA PADA MATERIAL
Diagram mempunyai dua kurva – Cairan (fasa cair yg
seimbang dg kristal padat - kristal primer) dan Padatan
(kondisi seimbang cairan terakhir dg hampir semua
padatan)

Pambekuan
berakhir pd
temperatur TS
dan fasa cair
terakhir
berkomposisi
C2
FASA PADA MATERIAL
Misalkan pembekuan paduan dengan komposisi C. Ketika
temperatur lebih tinggi dari TL , terdapat fasa tunggal cairan
(titik M pd diagram). Ketika temp.turun sampai TL (titik M1
pd kurva cair) pembekuan mulai terjadi. Pd kurva padat
(titik N1) kristal padat pertama tumbuh dg komposisi – C1.

Pendinginan selanjutnya menghasilkan perubahan


komposisi fasa cair dan ketika temperatur mencapai T
(titik MT), maka ada kesetimbangan antara fasa cair
dg komposisi CY dan fasa padat berkomposisi CX.
2 komponen yg larut seluruhnya pd fasa cair & tidak larut pd fasa padat

Misal paduan dg
konsentrasi C.
Ketika temp.
diatas TL , tdpt
cairan berfasa
tunggal (ttk M pd
diagram). Ketika
temp. turun
sampai TL (ttk M1)
pembekuan mulai
terjadi. Kristal awal
yg terbentuk kristal
dari “A”.
FASA PADA MATERIAL
Pendinginan selanjutnya terjadi pengkayaan cairan
elemen “B”, dan pd temp. T (ttk MT), fasa cair dg
komposisi Cy dan fasa padat yang terdiri dari kristal “A”
berada pada kondisi setimbang. Pada temperatur TE
pembentukan kristal primer berhenti dan fase cair yang
tersisa mempunyai komposisi CE (eutectic composition)
bertransformasi ke campuran kristal padat “A” dan “B”.
Inilah yang disebut transformasi fasa utectic
Larut sempurna pada fasa cair dan pada fasa padat
membentuk fasa α dan β
Diagram eutectic dengan campuran intermetalik
diagram peritektik (peritectic diagram) fasa padat yg sudah
terbentuk dansisa cairan bereaksi dan membentuk larutan padat
lain atau campuran intermetalik yang mempunyai komposisi
antara komposisi cairan dan larutan padat awal
Diagram Fe - C
FASA PADA MATERIAL
Fasa adalah bagian dari paduan yang homogen dan
memiliki sifat fisik tertentu. Karena itu sifat paduan
tergantung dari jenis fasa, jumlah fasa dan distribusi
dari fasa-fasa yang ada. Berbagai sifat dan
mikrostruktur baja berubah jika dikenakan panas.
Perubahan perubahan tersebut berlangsung terus
sampai suatu fasa berada pada keadaan stabil. Jadi
dalam proses tersebut terjadi perubahan jenis dan
distribusi fasa yang berbeda dari fasa semula.
FASA PADA MATERIAL
1. Ferit, atau sering disebut α-Fe, yaitu larutan padat besi
karbon yang membentuk struktur kristal BCC. Atom atom
karbon pada fasa ini berkedudukan interstitial dan
kandungan karbon maksimum yang dapat dikandung
ialah 0,02% pada temperatur 723°C, sedangkan pada 0°C
hanya mengandung 0,005% C.

2. Austenit, atau sering disebut γ -Fe, adalah salah satu


fasa dalam paduan Fe-C yang membentuk struktur
kristal FCC. Kelarutan karbon maksimum yang dapat
dikandung ialah 2% pada temperatur 1148°C dan turun
menjadi 0,8% pada temperatur 723°C.
FASA PADA MATERIAL
1. Ferit 2. Austenit
FASA PADA MATERIAL
3. Sementit, atau sering disebut Fe3C, ialah fasa lain dari
paduan Fe3C yang membentuk kristal orthorombic, dan
dapat mengandung karbon sampai dengan 6,7%.

4. δ-Fe, ialah fasa lain dari Fe-C yang membentuk struktur


BCC, dan kelarutan karbon yang mampu dikandung
ialah 0,09% pada temperatur 1465°C.

5. Perlit, yaitu fasa gabungan antara ferit dan sementit


secara berselang seling membantuk lamelar. Perlit
terbentuk pada kadar karbon 0.8% tepat di daerah
eutectoid. Perlit berstruktur kristal BCC.
FASA PADA MATERIAL
5. Perlit Ferit - Perlit
FASA PADA MATERIAL
Selain fasa-fasa yang telah dibahas sebelumnya,
baja mempunyai fasa lain yang dihasilkan dari
proses transformasi dengan perlakuan panas, fasa
tersebut ialah martensit dan bainit.

Martensit adalah suatu struktur yang keras dan


rapuh yang antara lain terbentuk bila baja
didinginkan secara cepat dari temperatur austenit
dengan suatu proses quenching.
FASA PADA MATERIAL
Karena perubahan temperatur pada proses quenching
berlangsung cepat, maka waktu yang dibutuhkan oleh
karbon untuk berdifusi keluar dari austenit tidak cukup,
sehingga atom atom karbon terperangkap dan
menghalangi transformasi normal dari FCC ke BCC dan
kristal FCC kemudian menjadi BCT (Body Centered
Tetragonal), karena itu transformasi yang terjadi dari
austenit ke martensit tanpa melalui suatu proses difusi
tetapi terjadi karena adanya pembalikan kristal.
Martensit Temper Martensit
FASA PADA MATERIAL
Bainit juga salah satu bentuk transformasi austenit jika
didinginkan dengan kondisi kontinu atau isotermal antara
daerah pembentukan perlit dan martensit. Bainit ini
memiliki mode transformasi dan struktur mirip dengan
perlit dan martensit.
Disebut mirip dengan perlit karena bainit merupakan
campuran dari fasa ferit dan sementit, oleh karena itu
dikendalikan oleh difusi dari karbon antara ferit dan sementit.
Namun disini ferit dan sementit tidak berbentuk lamel.

Disebut mirip dengan martensit karena ferit dan sementit


pada bainit berbentuk plate dan lath seperti bentuk
martensit.
FASA PADA MATERIAL
Bainit dikenal dalam dua bentuk morfologi yaitu
bainit atas yang memiliki struktur ferit lath dan ferit
ini mempunyai konsentrasi karbon yang rendah, dan
presipitasi karbon terjadi diluar lath ferit tersebut.
Bainit bawah mempunyai bentuk seperti jarum
dengan bentuk pelat yang lebih tegas, umumnya pelat
ferit lebih tebal.
Baja bainitik memiliki potensi yang baik karena
kekuatan relatif tinggi dan walaupun tanpa dilakukan
perlakuan panas tambahan bainit sudah mempunyai
keuletan yang tinggi.
FASA PADA MATERIAL
Bainit Atas (Upper) Bainit Bawah (Lower)
PENGARUH UNSUR PADUAN
TERHADAP SIFAT BAJA
1. Karbon (C) : adalah unsur pengeras yang dominan

2. Mangan (Mn) : Meningkatkan kekuatan dan kekerasan


terutama disebabkan terjadinya penguatan pada fasa ferit.
Mn juga berfungsi sebagai deoksidator, yaitu mengikat sulfur
membentuk senyawa MnS yang titik cairnya lebih tinggi dari
titik cair baja, sehingga cenderung terperangkap sebagai
inklusi. Mn juga berfungsi mencegah terbentuknya ikatan
sulfur dengan baja dalam bentuk FeS yang mempunyai titik
leleh lebih rendah dari baja, sehingga unsur Mn dapat
mencegah terjadinya kerapuhan pada suhu tinggi, terutama
untuk baja yang beroperasi pada suhu tinggi.
PENGARUH UNSUR PADUAN
TERHADAP SIFAT BAJA
3. Silisium (Si) : berfungsi sebagai deoksidator, selain itu
dapat meningkatkan kekuatan tarik baja tanpa
mengakibatkan penurunan pada sifat keuletannya. Hal
ini dapat terjadi karena unsur Si merupakan stabilisator
sementit.
4. Phospor (P) : jika jumlah phospor dalam baja cukup
besar dapat meningkatkan kekuatan tarik dan
kekerasan, tetapi keuletannya turun tajam dan bahkan
dapat mengakibatkan mudah terjadi retak dingin atau
rapuh pada suhu rendah dan sensitif terhadap beban
kejut. Pada baja konstruksi kandungan phospor dibatasi
maksimum 0,05%.
PENGARUH UNSUR PADUAN
TERHADAP SIFAT BAJA
5. Sulfur (S) : menurunkan sifat keuletan dan ketangguhan
terhadap beban kejut. Sulfur yang berlebihan akan
bereaksi dengan Fe membentuk FeS yang mempunyai
titik leleh rendah. Untuk baja konstruksi, kandungan
Sulfur dibatasi maksimum 0,05%.

6. Aluminium (Al) : sebagai unsur deoksidator yang


mengikat oksigen yang terdapat pada cairan baja. Selain
itu Al juga mudah mengikat Nitrogen membentuk
endapan nitrida yang cenderung mengendap di batas
butir struktur baja, sehingga sifat kekerasan baja
meningkat.
PENGARUH UNSUR PADUAN
TERHADAP SIFAT BAJA
7. Nikel (Ni) : meningkatkan kekuatan baja. Nikel bersama
Cr dapat meningkatkan ketahanan korosi dan ketahan
panas baja. Adanya unsur Ni pada baja tidak
mengganggu sifat mampu las baja tersebut.

8. Chrom (Cr) : meningkatkan kekuatan. Cr meningkatkan


ketahanan panas dan ketahanan aus baja dan tahan
korosi, tetapi sifat mampu lasnya menurun.

9. Tembaga (Cu) : meningkatkan kekuatan. Dalam jumlah


kecil Cu dapat meningkatkan ketahanan korosi baja. Cu
tidak mempengaruhi sifat mampu las baja.
PENGARUH UNSUR PADUAN
TERHADAP SIFAT BAJA
10. Molebdenum (Mo) : meningkatkan kekuatan tarik
terutama pada temperatur tinggi (creep), serta dapat
memperbaiki sifat mampu lasnya. Mo juga berfungsi
sebagai stabilisator karbida, sehingga mencegah
terbentuknya grafitisasi pada pemanasan yang cukup
lama.
11. Vanadium (V) : meningkatkan kekuatan tarik, terutama
sifat hot hardness baja. Vanadium merupakan unsur
penstabil karbida dan dikombinasikan dengan Cr
diperoleh baja tahan panas, dan jika dikombinasikan
dengan wolfram (W) dapat dimanfaatkan sebagai baja
perkakas.
PENGARUH UNSUR PADUAN
TERHADAP SIFAT BAJA
12. Wolfram/Tungsten (W) : meningkatkan sifat kekuatan,
kekerasan dan ketahanan aus baja. Wolfram
mempunyai kecenderungan yang kuat untuk
membentuk karbida, karena itu dimanfaatkan untuk
pembuatan baja tahan panas.

13. Titanium (Ti) : merupakan elemen yang sangat keras,


penstabil karbida, sebagai elemen pemadu dalam stainless
steel untuk meningkatkan ketahanan korosi interkristalin.
Selain itu titanium juga berfungsi sebagai penghalus butir
kristal.

Anda mungkin juga menyukai