Anda di halaman 1dari 65

DIAGRAM FASA

KESETIMBANGAN
FASA BINER
FASA PADAT – CAIR

1995
1
Diagram Fasa/diagram kesetimbangan fasa
(Equilibrium phase diagram)

Pada umumnya logam tidak berdiri sendiri atau keadaan murni, tetapi
lebih banyak dalam keadaan dipadu atau logam paduan dengan
kandungan unsur-unsur tertentu sehingga struktur yang terdapat dalam
keadaan setimbang pada temperatur dan tekanan tertentu akan berlainan.

Kombinasi dua unsur atau lebih yang membentuk paduan logam akan
menghasilkan sifat yang berbeda dari logam asalnya.

Tujuan pemaduan = untuk memperbaiki sifat logam

Sifat yang diperbaiki adalah kekuatan, keuletan, kekerasan, ketahanan


korosi, ketahanan aus, ketahanan lelah, dll.
1995
2 Footer here
Fasa pada suatu material didasarkan atas daerah yang berbeda
dalam struktur atau komposisi dari daerah lainnya.

Fasa = bagian homogen dari suatu sistem yang memiliki sifat fisik
dan kimia yang seragam.

Untuk mempelajari paduan dibuatlah kurva yang menghubungkan


antara fasa, komposisi dan temperatur.

Diagram fasa adalah suatu grafik yang merupakan representasi


tentang fasa-fasa yang ada dalam suatu material pada variasi
temperatur, tekanan dan komposisi.

Pada umumnya diagram fasa dibangun pada keadaan


kesetimbangan (kondisinya adalah pendinginan yang sangat
lambat). Diagram ini dipakai untuk mengetahui dan memprediksi
1995
banyak aspek terhadap sifat material.
3
Informasi penting yang dapat diperoleh dari diagram fasa adalah:
1. Memperlihatkan fasa-fasa yang terjadi pada perbedaan
komposisi dan temperatur dibawah kondisi pendinginan yang
sangat lambat.
2. Mengindikasikan kesetimbangan kelarutan padat satu unsur atau
senyawa pada unsur lain.
3. Mengindikasikan pengaruh temperatur dimana suatu paduan
dibawah kondisi kesetimbangan mulai membeku dan pada
rentang temperatur tertentu pembekuan terjadi.
4. Mengindikasikan temperatur dimana perbedaan fasa-fasa mulai
mencair.

Jenis pemaduan:
1. Unsur logam + unsur logam
Contoh: Cu + Zn; Cu + Al; Cu + Sn.
2. Unsur logam + unsur non logam
1995
Contoh: Fe + C. 4
Contoh-contoh pemaduan:

Water Alcohol

Oil

Water

Solution

Sugar

Saturated Syrup
Water
Excess Sugar
Next1995
5
Pemaduan terjadi akibat adanya
susunan atom sejenis ataupun ada
distribusi atom yang lain pada
susunan atom lainnya.
Jika ditinjau dari posisi atom-atom Cu
yang larut, diperoleh dua jenis
larutan padat: Ni
1. Larutan padat substitusi
Adanya atom-atom terlarut yang
menempati kedudukan atom-atom Fe
pelarut. C
2. Larutan padat interstisi
Adanya atom-atom terlarut yang
menempati rongga-rongga diantara 1995
6
kedudukan atom/sela antara.
Untuk mengetahui kelarutan padat suatu unsur dalam unsur
lainnya, Hume-Rothery mensyaratkan sebagai berikut:
1. Yang mempengaruhi terbentuknya jenis kelarutan
ditentukan oleh faktor geometri dari struktur kristal (bentuk sel
satuan).
Jenis kelarutan:
•A + B C (sel satuan sama)
(kelarutan yang tersusun disebut kelarutan sempurna)
Dimana sifat C  sifat A atau B
•Jika A dan B memiliki sel satuan yang berbeda
a. A + B A’ (dimana A yang dominan)
B’ (dimana B dominan)
kelarutan yang tersusun disebut larut sebagian
1995
b. A + B A + B (tidak7larut)
2. Larut padat substitusi/interstisi ditentukan oleh faktor
diameter atom.

Jika perbedaan diameter atom yang larut dibandingkan atom


pelarut lebih kecil dari 15%, maka kelarutan yang terjadi
adalah larutan padat substitusi.
Jika perbedaan diameter atom yang larut dibandingkan atom
pelarut lebih besar dari 15%, maka kelarutan yang terjadi
adalah larutan padat interstisi.

1995
8
3. Suatu hasil percampuran harus stabil
Stabilitas dari paduan dijamin oleh keelektronegatifan dan
keelektropositifan, makin besar perbedaan
keelektronegatifan dan keelektropositifan makin stabil,
tetapi kalau terlalu besar perbedaannya yang terjadi bukan
larutan melainkan senyawa (compound)

4. Valensi.
Jika faktor-faktor lain sama, sebuah logam akan mempunyai
kecendrungan melarutkan logam lainnya yang mempunyai
valensi lebih tinggi dari pada logam yang valensinya rendah

1995
9
• Spesifikasi Komposisi
Komposisi sebuah paduan bisa dinyatakan dalam bentuk unsur-
unsur pokoknya. Ada dua cara untuk menyatakan ini yaitu
persen berat (%wt) dan persen atom (%at).
• Konsentrasi atom 1 dalam persen berat didalam campuran atom
1 dengan atom 2 adalah:

Konsentrasi atom 1 dalam persen atom didalam campuran atom 1 dengan


atom 2 adalah:

Jumlah mol unsur bisa dicari dengan membagi massa unsur dengan berat
atomnya. 1995
10
Konversi dari % berat ke %
atom (dari 2 elemen
paduan)

Konversi dari % atom ke %


berat (dari 2 elemen
paduan)

1995
11
Perhitungan massa jenis
paduan (dari 2 elemen
paduan)

Perhitungan berat atom


paduan (dari 2 elemen
paduan)

1995
12
• Contoh : Tentukan komposisi, dalam % atom dari paduan yang
terdiri dari 97 %berat Al dna 3 % berat tembaga.
• Jawab :

1995
13
Pembentukan diagram fasa
Konstruksi pembentukan diagram
Hubungan antara temperatur, fasa
komposisi diplot untuk mengetahui
perubahan fasa yang terjadi.
Dengan memvariasikan komposisi dari
kedua unsur (0100%) dan kemudian
dipanaskan hingga mencair setelah itu
didinginkan dengan lambat (diukur
oleh dilatometer/kalorimeter), maka
akan diperoleh kurva pendinginan
(gambar a.). Perubahan komposisi
akan merubah pola dari kurva
pendinginan, titik-titik A, L1, L2, L3
dan C merupakan awal terjadinya
pembekuan dan B, S1, S2, S3 dan D
merupakan akhir pembekuan. Gambar
b. diagram kesetimbangan fasa Cu-Ni.
1995
14
Garis liquidus = menunjukkan temperatur terendah dimana logam
dalam keadaan cair atau temperatur dimana awal terjadinya
pembekuan dari kondisi cair akibat proses pendinginan.
Garis solidus = menunjukkan temperatur tertinggi suatu logam
dalam keadaan padat atau temperatur terendah dimana masih terdapat
fasa cair. 1995
15
Selain garis-garis tersebut titik-titik kritis dari keadaan cair dan
padat, juga menyatakan batas kelarutan maksimum unsur terlarut
didalam pelarutnya (maximum solubility limit).

1995
The solubility of sugar (C12H22O11) in a sugar-water syrup.
16
The Solubility Limit (batas kelarutan)
• Contoh :
Diagram fase dari sistim
Air-Gula
Question: Berapa batas
kelarutan pada 20°C?

Answer: 65wt% gula


If Co < 65wt% gula: sirup
If Co > 65wt% gula: sirup + gula

• Batas kelarutan meningkat dengan kenaikanT:


contoh , Jika T = 100°C, batas kelarutan = 80wt% gula 1995
17
Efek dari Temperatur dan Komposisi
• Perubahan T dapat mengubah jumlah dari fase: path A to B
• Perubahan Co dapat mengubah jumlah dari fase: path B to D

1995
sistim
18
air-gula
Kurva pendinginan dari Logam murni

(a)

FIG. 3-50 (1) Heat pure metal to point Ta; (2) cooling of liquid metal a – b; (3) at
point b, pure metal starts to precipitate out of solution; (4) point c, pure metal
completely solid; curve from b to c straight horizontal line showing constant
temperature Tb-c because thermal energy absorbed in change from liquid to solid; 1995
(5)
more cooling of solid pure metal from c to19d and temperature begins to fall again.
Kurva pendinginan dari besi murni (Pure Iron)

(b)

FIG. 3-50 (b) Cooling curve for pure iron. 1995


20
Allotropic Forms of Iron

FIG. 3-54 Allotropic forms of iron (three phases: bcc, fcc, bcc) 1995
21
Kurva pendinginan dari Logam paduan (Metal Alloy)

(c)

FIG. 3-50 (c) Cooling curve for a metal alloy: (1) The alloy A-B heated to point a
(liquid phase, with both metals soluble in each other); (2) cooling of alloy in liquid
phase; (3) point b, solidification begins; (4) point c, solidification complete; sloped
b – c due to changing from liquid to solid over the temperature range Tb to Tc
because components A and B have different melting/cooling temperatures; (5)1995
further cooling from c to d of solid-state22metal alloy.
Klasifikasi Diagram Kesetimbangan Fasa
1. Larut sempurna dalam keadaan cair dan padat.
2. Larut sempurna dalam keadaan cair, tidak larut dalam keadaan
padat (reaksi eutektik).
3. Larut sempurna dalam keadaan cair, larut sebagian dalam keadaan
padat (reaksi eutektik).
4. Larut sempurna dalam keadaan cair, larut sebagian dalam keadaan
padat (reaksi peritektik).
5. Larut sempurna dalam keadaan cair, tidak larut dalam keadaan
padat dan membentuk senyawa.
6. Larut sebagian dalam keadaan cair (reaksi monotektik).
7. Tidak larut dalam keadaan cair maupun padat.
1995
23
1. Larut sempurna dalam keadaan cair dan padat

Biasa disebut binary isomorphous alloy systems, kedua unsur


yang dipadukan larut sempurna dalam keadaan cair maupun padat.
Pada sistem ini hanya ada satu struktur kristal yang berlaku untuk
semua komposisi, syarat yang berlaku adalah:

a. Struktur kristal kedua unsur harus sama.

b. Perbedaan ukuran atom kedua unsur tidak boleh lebih dari 15%.

c. Unsur-unsur tidak boleh membentuk senyawa.

d. Unsur-unsur harus mempunyai valensi yang sama.

Contoh klasik untuk jenis diagram fasa ini adalah diagram fasa
Cu-Ni.
1995
24
• 2 fase :
– L (liquid)
– a (FCC solid solution)
• 2 garis (phase boundaries):
– The liquidus line (L/L+a)
– The solidus line (a/L+a)
• 3 area fase:
– L
– L+a
– a

1995
25
Rules of Determining Number & Types of Phases
(The lever arm rule/Aturan kaidah lengan)
• aturan 1: jika diketahui T dan Co (komposisi), maka
– akan diketahui jumlah dan jenis fasa

Lihat gambar disamping

• contoh:
A (1100°C, 60wt% Ni):
1 phase: a

B (1250°C, 35wt% Ni):


2 phases: L + a

1995
26
Aturan kaidah lengan/the lever arm rule

Untuk menghitung persentase


fasa-fasa yang ada pada komposisi
tertentu, digunakan metoda kaidah
lengan.
x adalah komposisi paduan yang
akan dihitung persentase fasa-
fasanya pada temperatur T, maka
tarik garis yang memotong batas
kelarutannya (garis L-S).
Jika x = wo; L = wl dan S = ws
maka % fasa cair dan padat :

ws  wo wo  wl
L x100% S x100%
ws  wl 27
ws  wl 1995
• aturan 2: jika diketahui T dan Co, maka
– akan diketahui komposisi dari fasa

• contoh: C0 = 35 wt%Ni
Pada TA:
Hanya Liquid (L)
CL = C0 = 35 wt%Ni
Pada TD:
Hanya Solid (a)
Ca = C0 = 35 wt%Ni
Pada TB:
Keduanya a and L
CL = CLiquidus = 32 wt%Ni
Ca = CSolidus = 43 wt%Ni 1995
28
wl (32%) wo(35%) ws(43%)

43  35 35  32
L x100% S x100%
43  32 43  32
L  72,7% S  27,3%
Contoh lain: pada wo= 53% Ni pada suhu 1300oC

1995
29
% fasa cair dan padat:
wl (45%) wo(53%) ws(58%)

58  53 53  45
L x100% S x100%
58  45 58  45
L  38% S  62%

1995
30
Contoh:
Untuk paduan berikut :
A. 60 % berat Ni-40 % berat Cu pada 1100°C
B. 35 % berat Ni-65 % berat Cu pada 1250°C
Tentukanlah
(1) Fasa-fasa yang terjadi
(2) Komposisi dari masing-masing fasa

1995
31
JAWAB :

(L)
(1) Tentukan fase
yang disebutkan

A. 60 wt% Ni-40
wt% Cu pada
1100°C a

Point A:
a

1995
32
JAWAB :

(2) Tentukan
komposisi dari tiap
fase

A. 60 wt% Ni-40 wt%


Cu at 1100°C
(Point A): a

a
Ca = C0 = 60 wt% Ni

1995
33
JAWAB :

(L)
(1) Tentukan fase
yang disebutkan

B. 35 wt% Ni-65
wt% Cu at a
1250°C
Point B
a + L phases

1995
34
JAWAB :

(2) Tentukan
komposisi dari
masing-masing fasa

35 wt% Ni-65 wt%


Cu at 1250°C (Point a
B):
a+L

1995
35
JAWAB :
(2) Tentukan
komposisi masing- Tie Line
masing fasa

31.5 35 42.5

CL C0 Ca
Composition (wt% Ni)
• 35 wt% Ni-65 wt% Cu at 1250°C (Point B): in two phase (a + L) region
Draw a tie line
Composition of a: intersection L/a+L — Ca = 42.5wt% Ni
Composition of L: intersection a/a+L — CL = 31.5 wt% Ni 1995
36
Pendinginan Equilibrium pada sistim biner Cu-Ni
• Perhatikan
Co = 35wt%Ni
• Pada pendinginan
– L
35wt%  32wt% 
24wt%
– a
46wt%  43wt% 
36wt%
– Pendinginan yang
seimbang (Equilibrium
cooling)
Kecepatan pendinginan
sangat lambat
memberikan kesempatan
untuk pengaturan
komposisi
1995
37
2. Larut sempurna dalam keadaan cair, tidak larut sempurna dalam
keadaan padat (reaksi eutektik)
Pembentukan diagram fasa:

1995
38
Pendinginan untuk berbagai komposisi pada Bi-Cd

1995
39
1995
40
Setiap garis komposisi yang memotong garis
kesetimbangan horisontal/datar selalu mengalami dua 1995
tahap transformasi 41
3. Larut sempurna dalam keadaan cair, larut sebagian dalam
keadaan padat (reaksi eutektik)
Pembentukan diagram fasa:

1995
42
Diagram Fase Ag-Cu,
Reaksi Eutektik A
• Batas kelarutan atom Ag pada fasa F
b dan atom Cu pada fasa a
tergantung pada suhu G E B

• Pada 780C, Fasa b dapat


melarutkan atom Ag hingga
7,9%berat dan Fasa a dapat
melarutkan atom Cu hingga
8,8%berat
H C

• Daerah fasa padat: fasa a, fasa


a+b, dan fasa b, yang dibatasi oleh
garis solidus AB, BC, AB, BG, dan
FG, GH.
• Daerah fasa padat + cair: fasa a + cair, dan fasa b + cair, yang dibatasi oleh garis solidus

• Daerah fasa cair terletak diatas garis liquidus AE dan FE

• Reaksi Cair  padat(a) + padat (b) pada titik E disebut reaksi Eutektik. 1995
Diagram Fasa Pb-Sn
• Reaksi eutektik
Cair (61,9%Sn)  a(19,2%Sn)+b(97,6%Sn)

1995
Contoh alloy 1:
Pada paduan biner seperti diagram fasa Pb-Sn, ada komposisi
paduan spesifik yang dikenal sebagai Eutectic Composition,
dimana proses pendinginan/solidifikasi terjadi pada temperatur
terendah dibandingkan komposisi lainnya.
Temperatur rendah tersebut berkaitan dengan temperatur terendah
dimana masih terdapat fasa cair ketika didinginkan dengan lambat.
Temperatur tersebut biasa disebut temperatur eutektik.
Perhatikan pada alloy 1, titik eutektik pada komposisi 61,9%Sn,
38,9%Pb, T=183C.
Akibat pendinginan, maka terjadi perubahan fasa:
Cairan a larutan padat + b larutan padat

1995
45
Transformasi fasa yang terjadi pada komposisi 40% Sn-60% Pb
(pada alloy 2):
a. 100% fasa cair.
b. Terjadi pengintian fasa a, karena proses pendinginan memotong
garis kesetimbangan fasa a+L.
c. Pada T=230C, fasa a mengalami pertumbuhan, a= 24%, L=
76%.

48  40
a  x100%
48  15
a  24%
40  15
L x100%
48  15
L  76%
1995
46
d. Pada T= 183C proses pendinginan memotong garis horisontal
(garis eutektik), terjadi dua tahap transformasi apro= 51,3%, L=
48,7%. Transformasi tahap 1:
61,9  40
a pro  x100%
61,9  19,2
a pro  51,3%
40  19,2
L x100%
61,9  19,2
L  48,7%
e. Setelah reaksi eutektik sempurna terjadi, paduan mengandung
fasa apro dan campuran a (19,2% Sn) dan b (97,5% Sn).
Transformasi tahap 2:
97,5  61,9
a2  x 48,7%
97,5  19,2
L a2 + b a 2  22,1%
61,9  19,2
b  x 48,7%
48,7% ? ? 97,5  19,2
b  26,6%
1995
47
Sehingga:
atotal = %apro + %a2
= 51,3% + 22,1%
= 73,4%
b = 26,6%
Untuk mengetahui bahwa perhitungan dengan dua tahap transformasi
adalah benar, dilakukan koreksi dengan perhitungan:

97,5  40
a tot  x100%
97,5  19,2
a tot  73,4%
40  19,2
b x100%
97,5  19,2
b  26,6%
1995
48
4. Larut sempurna dalam keadaan cair, larut sebagian dalam
keadaan padat (reaksi peritektik)

Diagram fasa Ag-Pt merupakan contoh terbaik yang memiliki


reaksi peritektik.
Pada sistem ini reaksi peritektik, L + a b terjadi pada 42,4%
1995
Ag dan T= 1186C. 49
5. Larut sempurna dalam keadaan cair, tidak larut dalam
keadaan padat dan membentuk senyawa

1995
50
Sistem A-B terpisah menjadi dua bagian, seolah-oleh ada dua
diagram fasa: Diagram fasa A÷AmBn dan diagram fasa AmBn÷B.
Terlihat ada dua garis eutektik yang berbeda, reaksinya:
Pada T1 :L a + AmBn
Pada T2 :L AmBn + b
Senyawa yang terbentuk AmBn, dimana m dan n adalah jumlah atom
yang membentuk senyawa, misalnya pada paduan Mg-Sn, senyawa
yang terbentuk adalah Mg2Sn.

1995
51
6. Larut sebagian dalam keadaan cair (reaksi monotektik)

Reaksi monotektik:
L a + L2
terjadi pada T= 955C dan 36% Pb. 1995
52
7. Tidak larut dalam keadaan cair maupun padat

Liquid A + liquid B
TA

Solid A + liquid B
TB

Solid A + solid B
A B

1995
53
Reaksi-reaksi fasa yang umum terjadi

1995
54
Contoh-contoh diagram fasa 1

Al-Pb

Co-W
1995
55
Cu-Zn
Contoh-contoh diagram fasa 2

• Paduan hipoeutektik Al-Si


mengandung Si <12,6%
• Paduan eutektik Al-Si
mengandung Si sekitar
12,6%
• Paduan hipereutektik Al-Si
mengandung Si >12,6%

1995
Contoh-contoh diagram fasa 3

Diagram fase Fe-Fe3C

eutektik

eutektoid

1995
Pearlit; lamel-lamel besi-a dan besi karbida
Diagram fase Fe-Fe3C
- besi murni : pada temperatur ruang disebut ferit atau besi a yang mempunyai struktur
kristal BCC. Ferit akan berubah menjadi austenit atau besi g pada temperatur
912 0C(1674 0C) dengan struktur kristal FCC. Pada temperatur 1538 0C
(2800 0F) austenite akan berubah menjadi besi ferit d dan struktur kristal
BCC.
- baja dan besi tuang adalah besi yang mempunyai kadar karbon kecil dari 6,7 wt %. Pada
6,7wt% terdapat kandungan Fe3C sebesar 100 %wt, sehingga kandungan
karbon 6,7 wt% disebut juga mempunyai kandungan 100 wt% Fe3C
(cementite).
- besi a (ferit) : komposisi maksimum C adalah 0,022 wt% pada 727 0C (1341 0F). Sifat
bahan : (1) lunak , (2) bisa dibuat magnet pada temperatur rendah, (3)
kerapatan : 7,87 gr/cm3.
- austenite (besi g) : maksimum karbon 2,11wt% pada 11480C. Struktur kristal FCC.
Austenite bersifat non magnet.
- besi d (ferit d) : mempunyai bentuk yang sama dengan ferit a hanya temperatur yang
beda yaitu antara 1394 0C sampai 1538 0C.
- cementite (Fe3C) : terbentuk ketika batas kelarutan karbon pada besi a terlewati pada
temperatur dibawah 727 0C. Fe3C juga terbentuk dengan fasa g pada
temperatur 727 s/d 1148 0C. Sifat mekanik cementite adalah keras dan
rapuh. Kekuatan beberapa baja bisa ditingkatkan dengan kandungan
1995
cementite. 58
Diagram fase Fe-Fe3C

Pengaruh unsur pada Suhu Eutektoid dan


Komposisi Eutektoid
• Unsur pembentuk
besi-d: Mn & Ni
• Unsur pembentuk
besi-a: Ti, Mo, Si
&W

1995
Diagram fase Fe-Fe3C
eutektoid hpoeutektoid hipereutektoid

1995
Solidification regim dari baja eutektoid, hipoeutektoid dan hipereutektoid
60
Contoh Soal Menggambar Diagram Fasa type 3:
Gambarlah diagram kesetimbangan fasa yang menggambarkan
sistem paduan biner dari dua logam “A” dan “B” dengan data-data
sebagai berikut :
1. Logam A murni melting pada suhu 1075oC sedangkan Logam B
melting pada suhu 1425oC
2. Kedua elemen mempunyai kemampu larut padat satu sama lain.
Batas kemampu larut padat dari B di dalam A adalah 15% pada
temperature eutectic 740oC. Batas kememapu larut padat A di B
adalah 6% pada suhu 740oC.
3. Kemampu larut B di A turun ke 5% pada suhu 410oC dan 3%
pada suhu 0oC
4. Kemampu larut A di B turun ke 4% pada suhu 410oC dan 0%
pada suhu 5oC
1995
61
5. ...
Contoh Soal lanjutan :
5. Sistem mempunyai satu komposisi eutectic pada 66% B , 34%
A.
6. Garis isothermal yang digambar pada suhu 920oC akan
memotong garis solidus pada komposisi 97% B dan 5 % B dan
garis likuidus pada 48%B dan 70% B.
7. Assumsikan larutan padat B di A adalah a dan larutan padat A di
B adalah b . Berilah nama masing-masing daerah dan garis pada
diagram yang dibuat.

1995
62
Contoh Soal lanjutan :
Dari diagram fasa yang telah dibuat, untuk komposisi paduan
30% B, 70%A pada temperature 825oC:
1. Tentukan komposisi dari fase a yang akan solidy pada
temperature tsb.
2. Tentukan komposisi dari fasa liquid pada temeperature tsb.
3. Hitunglah proporsi dari fase a dan fase liquid pada
temperatur tsb

1995
63
JAWAB

1995
64
Dari diagram fasa yang telah dibuat, untuk komposisi paduan 30%
B, 70%A pada temperature 825oC:
1. Tentukan komposisi dari fasa a yang akan solidy pada
temperature tsb.
Jawab : Komposisi fasa a 10 % B, 90 %A
2. Tentukan komposisi dari fasa liquid pada suhu tsb.
Jawab : 58% B 42 % A
3. Hitunglah proporsi dari fase a & fase liquid pada suhu tsb:
Jawab : Proporsi fasa a,

Proporsi fasa liquid ,


(atau 1-0,583 = 0,417) 1995
65

Anda mungkin juga menyukai