DISUSUN OLEH :
MUHAMAD CHOIRUL ANAM
1710502059
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TIDAR
2022
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
HALAMAN PERNYATAAN
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
iv
KATA PENGANTAR
Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
gelar progam sarjana pada Jurusan Teknik Mesin Universitas Tidar. Dalam
penyusunan skripsi ini penulis menyadari laporan skripsi ini tidak lepas dari
bimbingan, dorongan, doa dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada :
v
NPM. 1710502059
vi
MOTTO
vii
PERSEMBAHAN
1. Allah SWT, terima kasih atas segala rahmat dan hidayah-Mu sehingga
laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Kedua orang tua tercinta Siti Mahmudah dan Iswadi yang selalu mendoakan,
mendukung dan memberikan kasih sayang yang tiada tara.
3. Kakak dan adik saya, Muhamad Mudasir, Ummi Hanik Amaria, Ainnatul
Khoiroh dan Muhammad Arvan Al-Adnan yang selalu mendoakan,
menemani dan memberikan dukungan.
4. Saudara-saudara dirumah yang selalu menemani dan memberikan dukungan
serta mendoakan.
5. Sahabat- sahabat saya yang selalu menemani dan memberikan dukungan.
6. Teman-teman Program Studi Teknik Mesin (S1) angkatan 2017 yang telah
memberikan dukungan.
7. Dr. Dra. Endang Mawarsih, M.Sc. selaku Pembimbing I Skripsi, Fuad Hilmy,
S.T., M.T., IPP. selaku Pembimbing II Skripsi, serta Dr. Sigit Iswahyudi,
S.T., M.T. selaku Penguji yang telah memberikan pengarahan, masukan dan
bimbingan skripsi ini.
8. Almamater tercinta Universitas Tidar.
viii
DAFTAR ISI
ix
2.2.9. Laju pengeringan ............................................................................... 21
2.2.10. Bahan Dasar Bodi ............................................................................ 21
2.2.11. Penelitian Yang Pernah Dilakukan ................................................ 21
2.2.12. Pembandingan Mesin Yang Ada .................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 24
3.1. Tempat dan Waktu .................................................................................. 24
3.2. Alat dan Bahan ......................................................................................... 24
3.3. Instalansi Penelitian ................................................................................. 25
3.4. Metode Penelitian ..................................................................................... 26
3.4.1. Pembuatan Pengaduk ........................................................................ 26
3.4.2. Tahapan Pengujian ............................................................................ 27
3.4.3. Pengambilan Data dan Pengujian .................................................... 29
3.5. Variabel Penelitian ................................................................................... 30
3.6. Rancangan Pengaduk............................................................................... 31
3.7. Diagram Alir Penelitian ........................................................................... 32
3.8. Analisis Hasil............................................................................................. 33
3.9. Jadwal Kegiatan ....................................................................................... 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 35
4.1. Spesifikasi Mesin Pengering dan Penyortir Kopi dengan Metode
Automatic Humidity Temperature Control ............................................. 35
4.2. Pembuatan Pengaduk .............................................................................. 37
4.3. Penyortiran Kopi ...................................................................................... 39
4.4. Perhitungan Daya Motor ......................................................................... 40
4.5. Distribusi Temperatur ............................................................................. 41
4.6. Perpindahan Panas................................................................................... 47
4.7. Kadar Air Kopi ......................................................................................... 50
4.8. Laju Pengeringan ..................................................................................... 51
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 54
5.1. Kesimpulan .............................................................................................. 54
5.2. Saran ......................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 56
LAMPIRAN ......................................................................................................... 58
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xii
NOMENKLATUR
xiii
ABSTRAK
Proses pengeringan biji kopi membutuhkan waktu ±2 minggu supaya biji kopi
dapat diolah menjadi kopi bubuk. Tujuannya untuk mengurangi kandungan air
dalam kopi mencapai 12% supaya kopi bisa tahan lama dan pada saat
penggorengan bisa cepat. Penelitian ini tentang analisis pengeringan pada mesin
pengering dan penyortir kopi arabika dengan metode automatic humidity
temperature control. Fokus penelitian ini pada optimasi temperatur pengeringan,
laju pengeringan dan kadar air akhir kopi arabika. Automatic humidity
temperature control merupakan sebuah metode yang memanfaatkan
microcontroller Arduino Uno untuk mengontrol kelembaban dan suhu secara
otomatis. Pendeteksian suhu menggunakan sensor DS18B20 dan kelembaban
menggunakan sensor DHT11, sedangkan penurunan suhu menggunakan blower.
Pengujian kopi jenis arabika dilakukan pada mesin pengering dan penyortir kopi
dengan variasi pengujian tanpa penambahan pengaduk dan dengan penambahan
pengaduk. Data yang diambil yaitu kenaikan temperatur setiap waktu dalam ruang
drum silinder pengering yang termonitoring pada data logger setiap 30 detik
sekali selama waktu 30 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi
penambahan pengaduk pada mesin pengering dan penyortir kopi arabika
merupakan variasi terbaik dengan distribusi temperatur yang optimal dilihat dari
hasil garis-garis setiap sensor yang sangat berdekatan atau sejajar dengan hasil
laju pengeringan rata-rata sebesar 52,7%/jam dan kadar air akhir kopi arabika
rata-rata sebesar 12,13%. Sedangkan variasi tanpa penambahan pengaduk pada
mesin pengering dan penyortir kopi arabika hasil setiap sensor cenderung
berjauhan atau tidak sejajar, laju pengeringan hanya rata-rata sebesar 48,2%/jam
dan kadar air akhir kopi arabika hanya rata-rata sebesar 14,4%.
Kata kunci : Distribusi temperatur, laju pengeringan, kadar air, kopi, Arduino Uno
xiv
ABSTRACT
The drying process of coffee beans takes ± 2 weeks so that the coffee beans can be
processed into ground coffee. The goal is to reduce the water content in coffee to
12% so that coffee can last longer and during frying can be fast. This research is
about the analysis of drying in of arabica coffee dryers and sorters with the
automatic humidity temperature control method. The focus of this research is to
optimize the drying temperature, drying rate and final moisture content of arabica
coffee. Automatic humidity temperature control is a method that uses the Arduino
Uno microcontroller to control humidity and temperature automatically.
Detection of temperature using the DS18B20 sensor and humidity using the
DHT11 sensor, while the decrease in temperature uses a blower. Testing of
arabica coffee was carried out on a coffee dryer and sorter with variations of the
test without the addition of a stirrer and with the addition of a stirrer. The data
taken is the temperature increase every time in the drying cylinder drum chamber
which is monitored on the data logger every 30 seconds for 30 minutes. The
results showed that the variation of adding a stirrer to the dryer and sorter of
arabica coffee was the best variation with an optimal temperature distribution
seen from the results of the lines of each sensor that were very close or parallel to
the results of an average drying rate of 52.7%/hour and the final moisture content
of arabica coffee is 12.13% on average. While the variation without the addition
of a stirrer on the dryer and sorter of arabica coffee results from each sensor
tends to be far apart or not parallel, the drying rate is only an average of
48.2%/hour and the final moisture content of arabica coffee is only an average of
14.4%.
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
bentuk basah. Daerah yang terletak di lereng dan sekitar kawasan hutan, tidak
memungkinkan melakukan pengeringan matahari yang membutuhkan tempat
sangat luas dan waktu pengeringan yang lama. Ditambah di Indonesia sendiri
terbagi menjadi 2 musim, musim panas dan musin penghujan. Maka disaat musim
hujan proses pengeringan akan sangat terhambat dan berdampak buruk terhadapa
kualitas kopi.
Proses pengolahan produksi kopi mentah (hasil petikan dari pohon) menjadi
kopi bubuk bercita rasa tinggi harus melalui berbagai proses. Mulai dari panen
kopi, penyortiran, fermentasi, pencucian, pengeringan, pengukuran kadar air,
pengupasan kulit kopi, penyangraian, pendinginan, penghalusan/pembubukan
kopi (roasting) dan terakhir pengemasan. Penyortiran awal biji kopi bertujuan
untuk memilih biji kopi dengan kualitas terbaik ditandai dengan kopi yang
tenggelam ketika proses penyortiran dalam ember berisi air. Sedangkan biji kopi
yang mengambang pada ember berisi air menandakan bahwa biji kopi tersebut
cacat atau tidak layak produksi. Proses pengeringan kopi yaitu kegiatan untuk
mengurangi kandungan air yang terdapat pada kopi sampai dengan kondisi kopi
dapat disimpan dengan aman dan kualitas kopi tidak mudah busuk/rusak.
Panen kopi Penyortiran Fermentasi Pencucian
±6 bulan 2 hari 1 hari 1 hari
Pengukuran Pengupasan
Pengeringan Penyangraian
kadar air kulit kopi
2-3 minggu 1 hari
30 menit 2 hari
2
kopi (fabricate coffee bean drying) dengan kapasitas pengering mencapai 400 kg
per satu kali pengeringan, (3) uji performan (test performance) alat, dan (4) Uji
kualitas biji kopi yang keringan dengan menggukur persentasi kadar air. Dengan
hasil penelitian menyimpulkan bahwa rumah pengering sistem gasifikasi adalah
hasil pembakaran limbah kopi kering sebagai penghasil gas metan. Udara panas
yang dihasilkan dari reactor gasifikasi mencapai suhu 350°C, gas panas yang
keluar dari pipa mencapai 170°C dan udara panas yang dialirkan ke ruang
pengering mencapai suhu 55°C. Suhu ini yang digunakan untuk mengering biji
kopi hingga mencapai kadar kekeringan yang diperlukan. Untuk bahan baku
reaktor (kulit kopi kering) dengan berat 35-45 kg dapat menghasilkan gas panas
selama 3 jam.
Penelitian oleh Rina Mahmudati dan Ragil Tri Indrawati (2019) mengenai
Mesin Pengering Kopi sebagai Teknologi Tepat Guna untuk Meningkatkan
Produktivitas Kelompok Tani Kopi. Pada penelitian ini metode yang digunakan
yaitu rancang bangun mesin dan substitusi-iptek. Metode rancang bangun
digunakan sebagai dasar pembuatan mesin pengering kopi berbahan bakar gas
LPG dengan kapasitas 5 kg–10 kg. Sedangkan metode substitusi-iptek dilakukan
dengan tujuan untuk menawarkan ipteks baru yang lebih modern dan efisien
kepada Kelompok Tani Kopi. Hal ini dikarenakan proses pengeringan masih
dilakukan secara tradisional dengan mengandalkan panas matahari dan
ketersediaan lahan yang luas untuk melakukan penjemuran kopi. Dengan hasil
penelitian menyimpulkan bahwa uji kinerja diperoleh hasil bahwa pengeringan
optimum dapat dicapai pada suhu 250ºC dalam kurun waktu 40 menit – 45 menit
yang mana hasil tersebut setara dengan pengeringan secara tradisional dengan
mengandalkan sinar matahari selama 10 hari.
Penelitian oleh Rahma Guslinda dan Elfizon (2020) mengenai Alat Pengering
Biji Kopi Berbasis Android. Alat ini menggunakan Arduino uno sebagai pusat
sistem kerja alat heater sebagai sumber panas dalam proses pengeringan, sensor
suhu SHT11 sebagai pendeteksi suhu dan kelembaban, Android sebagai
pengontrolan dan memonitoring dalam proses pengeringan, bluetooth HC05
mengoneksikan alat, buzzer digunakan sebagai petanda bahwa alat diaktifkan,
3
dimatikan dan sebagai petanda bahwa proses pengeringan telah selesai. Dengan
hasil penelitian menyimpulkan bahwa, alat ini dapat mempermudah proses
pengeringan biji kopi, karena lebih cepat dan tidak membutuhkan tempat tenaga
serta tempat yang luas dari pada pengeringan manual. Sistem alat ini telah
dirancang otomatis sehingga akan berhenti apabila kelembaban telah mencapai.
Penelitian oleh Alex Victor L. Sihombing (2021) mengenai Perancangan
Jemuran Biji Kopi (Green House) Menggunakan Motor Servo dan Monitoring
Suhu Berbasis Mikrokontroler Arduino. Perancangan ini menggunakan Arduino
uno sebagai pusat pengendali jemuran, sensor yang diperlukan adalah sensor
hujan (md0127), DHT 11, dan LDR module (Light Dependent Resistor). Sensor
hujan digunakan untuk mendeteksi hujan, DHT 11 untuk mendeteksi suhu, LDR
untuk mendeteksi cahaya. Motor servo bergerak menutup jika sensor hujan
mendeteksi hujan dan menutup jika tidak hujan, motor servo juga bergerak
menutup jika cuaca mendung dan terbuka jika cerah, LCD untuk menampilkan
kondisi ruangan jemuran dan buzzer akan berbunyi jika kondisi atap membuka
atau menutup. Dengan hasil penelitian menyimpulkan bahwa dimana “pada saat
ada cahaya kondisi tidak hujan/siang atap terbuka”, “jika ada cahaya kondisi
hujan/malam atap tertutup”, dari uji coba maka diperoleh bahwa apabila
temperature > 40°C relay akan hidup untuk menghidupkan kipas dan jika < 39°C
relay mati untuk mematikan kipas.
Penelitian ini tentang analisis pengeringan pada mesin pengering kopi
arabika. Fokus dari penelitian ini yaitu pada optimasi temperatur pengeringan
kopi arabika supaya didapat hasil pengeringan yang baik dan maksimal serta
proses yang lebih efisien baik dari bahan bakar dan proses pengerjaannya. Dengan
mesin pengering yang dilengkapi dengan metode Automatic Humidity
Temperature Control yang membantu proses berlangsungnya kinerja mesin
pengering kopi arabika ini. Penelitian berjudul Optimasi Distribusi Temperatur
Mesin Pengering dan Penyortir Kopi dengan Metode Automatic Humidity
Temperature Control.
4
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang yang dihadapi
adalah :
1. Peningkatkan produktivitas pengeringan dan penyortiran kopi arabika.
2. Pengaruh distribusi temperatur pada mesin pengering dan penyortir kopi
tanpa penambahan pengaduk dan dengan penambahan pengaduk dengan
metode Automatic Humidity Temperature Control.
3. Pengaruh laju pengeringan dan kadar air akhir pada mesin pengering dan
penyortir kopi tanpa penambahan pengaduk dan dengan penambahan
pengaduk dengan metode Automatic Humidity Temperature Control.
5
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian terhadap mesin pengering dan penyortir kopi
ini adalah
1. Analisis distribusi temperatur pada mesin pengering dan penyortir kopi
arabika tanpa penambahan pengaduk dan dengan penambahan pengaduk
dengan metode Automatic Humidity Temperature Control.
2. Analisis laju pengeringan pada mesin pengering dan penyortir kopi arabika
tanpa penambahan pengaduk dan dengan penambahan pengaduk dengan
metode Automatic Humidity Temperature Control.
3. Analisis kadar air akhir pada mesin pengering dan penyortir kopi arabika
tanpa penambahan pengaduk dan dengan penambahan pengaduk dengan
metode Automatic Humidity Temperature Control.
6
b. Meningkatkan efisiensi pengeringan dan penyortiran kopi para petani
kopi.
c. Meningkatkan pendapatan bagi petani dan pengusaha kopi.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
awal 31°C hingga mencapai suhu 28°C memerlukan waktu kurang lebih 8,5
menit. Maka semakin rendah suhu yang diinginkan semakin lama juga waktu
yang diperlukan untuk menurunkan suhu. Alat pengatur suhu otomatis untuk
budidaya jamur tiram pada miniatur kumbung dapat menurunkan kelembaban
dalam waktu ±8,5 menit dari saat awal alat dioperasikan yaitu Kelembaban dari
suhu normal 81% sampai dengan yang diinginkan 92% (lebih 2% dari setting).
Menurut hasil penelitian oleh Zuryati Djafar, dkk (2018) mengenai Analisis
Prestasi Pengering Kopi Berbasis Bahan Bakar Gas (LPG). Pada penelitian ini
dirancang bangun sebuah pengering dengan ukuran bak nya yaitu panjang 1,0 m,
lebar 0,5 m, tinggi 0,4 m dan tinggi rangka pengering 20 cm dengan kapasitas 5
kg dan tebal tumpukan 1,5 cm, sementara bahan yang digunakan dalam
pembuatan bak pengering yaitu multiplex dengan ketebalan 12 mm.
9
Arabika ( Coffeae Arabika) Dan Biji Kopi Robusta (Coffeae Cannephora). Pada
penelitian ini menggunakan mesin pengering biji-bijian tipe batch kapasitas 100
kg berbahan bakar gas LPG dengan bahan uji kopi yaitu kopi Arabika varietas
Kartika 1 dan kopi Robusta varietas BP 234. Dengan hasil penelitian
menyimpulkan bahwa Pengeringan biji kopi secara mekanis menunjukkan
penurunan kadar air yang lebih cepat (17 jam) daripada pengeringan secara
tradisional (23 jam). Dan hasil pengujian rasa menunjukkan biji kopi Arabika
yang dikeringkan menggunakan mesin pengering mekanis memiliki nilai uji
hedonik tertinggi (67 poin) serta hasil pengujian aroma menunjukkan biji kopi
Arabika yang dikeringkan menggunakan mesin pengering mekanis memiliki nilai
uji hedonik tertinggi (63 poin).
Penelitian oleh Duwi Leksono Edy, dkk (2019) mengenai Peningkatan
Produktivitas Petani Tanaman Kopi Pemanfaatan Teknologi Mesin Pengering
Kopi bahan Bakar Briket sebagai Bahan Bakar Alternatif. Pelaksanaan penelitian
ini bertujuan mempercepat proses pengeringan kopi dengan menggunakan mesin
oven. Proses pengeringan kopi penggunakan bahan bakar yang multifungsi bisa
menggunakan gas, kayu dan briket yang bisa dijadikan bahan bakar. Proses
pengeringan kopi dengan penggunaan mesin oven memiliki tingkan pengeringan
secara efisien, dengan proses pengeringan yang lebih cepat. Proses pengeringan
yang dilakukan dengan cara konvensional memerlukan waktu 7 hari, dengan
penggunaan mesin oven pengeringan dapat dilakukan dengan waktu 6 jam kopi
sudah mengalami pengeringan.
Penelitian oleh Yefri Chan, dkk (2019) mengenai Pembuatan Mesin Oven
Pengering Hybrid untuk Meningkatkan Kualitas Produksi Petani Kopi di Desa
Gununghalu. Mesin pengering hybrid yang dibuat mempunyai dimensi panjang 8
m, lebar 3 m dan tinggi 2,4 m, didalam mesin pengering terdapat 4 buah rak
berukuran panjang 5,9 m dan lebar 1,15 m. Tungku bio massa ukuran panjang 1,2
m, lebar 1,2 m dan tinggi 1,3 m. Mesin pengering hybrid ini dilengkapi dengan
kontrol otomatis untuk kelembaban dan temperatur udara. Dengan hasil penelitian
menunjukkan bahwa Mesin pengering hybrid untuk kopi mempunyai dimensi
panjang 8 m, lebar 3 m dan tinggi 2,4 m dengan kapasitas pengeringan sebesar
10
800 kg. Suhu tertinggi dalam ruang pengering sebesar 51,9 ºC dengan intensitas
matahari sebesar 990 W/m². Waktu pengeringan kopi dengan cara natural selama
7 hari sedangkan untuk cara honey selama 4 hari, lebih cepat 2 hari dibandingkan
penjemuran dengan matahari langsung dan kopi yang dihasilkan lebih higenis.
Penelitian oleh Muhammad Vikih Hardiyansyah, dkk (2021) mengenai
Rancang Bangun Sistem Kontrol Suhu Pada Mesin Oven Kopi Tray Rotary
Berbasis Arrduino. Mesin oven kopi merupakan mesin yang digunakan untuk
mengurangi kelembaban pada kulit biji kopi dengan kadar air 12-13%, sehingga
dapat diolah lebih lanjut. Prinsip kerja mesin adalah memanaskan produk dalam
oven yang berputar pada suhu tertentu untuk mendistribusikan panas secara
merata. Salah satu jenis pemanas oven kopi adalah elemen pemanas listrik,
dimana sistem kerjanya masih dikontrol secara manual dengan saklar atau
dikontrol secara semi otomatis menggunakan timer yang dioperasikan oleh
operator. Sistem pengendali suhu pada mesin penyangrai ini ini terdiri dari
perangkat penyusun yaitu perangkat mekanik dan perangkat elektronik. Sensor
suhu ditempatkan pada tabung penyangrai. Sistem kontrol menggunakan arduino
uno juga telah di lakukan untuk pengendalian proses penimbangan. Respon
microcontroler ini baik dan mudah dalam pembuatan pemrograman. Jenis mikro
kontroller lainnya yang dapat digunakan adalah microcontroller ATMEGA 286.
Microcontroler ini telah digunakan untuk pengendalian urutan proses.
Microcontroller Arduino Uno juga telah digunakan untuk sistem kontrol debit air
pada pengendalian instalasi pompa. Penelitian ini adalah bertujuan untuk
membuat sistem kontrol suhu pada mesin oven kopi tray rotary untuk mengurangi
kadar air pada biji kopi berbasis microcontroler arduino dan sensor suhu
DS18B20.
Dengan hasil penelitian menyimpulkan bahwa, Pengaturan suhu terhadap
temperatur di kontrol menggunakan arduino, dengan suhu di atas batas yang
sudah di tentukan (52°C) selenoid akan menutup mematikan api dan jika suhu di
bawah batas yang ditentukan (46°C) seleoid akan membuka gas dan pematik akan
hidup untuk menyalakan api. Hasil pengujian sistem kontrol suhu menggunakan
sensor suhu DS18B20 menghasilkan respon sesuai dengan yang diharapkan dan
11
mampu diaplikasikan pada sistem kontrol suhu karena error yang didapatkan rata-
rata sebesar 0,31°C dan masih dalam toleransi. Pembacaan dan pengendalian
sistem kontrol menunjukkan respon yang baik.
12
lanjut menggunakan microcontroler. Sensor DHT11 pada umumya memiliki fitur
kalibrasi nilai pembacaan suhu dan kelembaban yang cukup akurat. Penyimpanan
data kalibrasi tersebut terdapat pada memori program OTP yang disebut juga
dengan nama koefisien kalibrasi. Sensor ini memiliki 4 kaki pin dan terdapat juga
sensor DHT11 dengan breakout PCB yang terdapat hanya memilik 3 kaki pin.
Dan penambahan sensor DS18B20 berfungsi untuk mendekteksi suhu yang terjadi
didalam drum produksi.
Sensor ini memiliki karakteristik dimana nilai resistansinya berbanding
terbalik dengan kenaikan suhu. Artinya, semakin tinggi suhu ruangan maka nilai
resistansi NTC akan semakin kecil. Sebaliknya nilai resistansi akan meningkat
ketika suhu disekitar sensor menurun. Selain itu didalamnya terdapat sebuah
sensor kelembaban dengan karkteristik resistif terhadap perubahan kadar air di
udara. Data dari kedua sensor ini diolah didalam IC kontroller. IC kontroller ini
akan mengeluarkan output data dalam bentuk single wire bi-directional.
Penggunaan metode Automatic Humidity Temperatur Control dalam proses
kinerja mesin pengering dan penyortir kopi dipercaya dapat mempermudah dalam
pengolahan produksi kopi. Dapat menghemat waktu, biaya dan yang terpenting
hasil produk yang dihasilkan lebih baik dan berkualitas.
2.2.2. Pengeringan
Bahasa ilmiahnya adalah penghidratan yang berarti menghilangkan air dari
suatu bahan. Hal tersebut berlaku jika suatu bahan yang dikeringkan kehilangan
sebagian dan keseluruhan air yang dikandungnya. Penyebab utama terjadinya
proses pengeringan yaitu karena adanya penguapan. Penguapan terjadi apabila air
yang dikandung oleh suatu bahan teruap. Panas ini dapat berasal dari beberapa
sumber diantaranya kayu api, minyak, gas, arang, batu bara dan tenaga surya.
Pengeringan juga bisa dengan menggunakan cara lain yaitu dengan memecahkan
molekul-molekul oksigen dan hidrogen dengan menggunakan gelombang mikro.
Gelombang mikro merambat dengan frekuensi tinggi hingga terjadi kesetaraan
antara gelombang mikro dengan getaran molekul air maka akan terjadi resonansi
antara molekul oksigen dan hidrogen dengan kuat hingga molekul terpecah
(Hasibuan, 2005).
13
2.2.3. Kopi
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan
penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai
sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang
dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia (Rahardjo, 2012).
Dalam pengolahan hasil pertanian kopi, masyarakat pada umumnya masih
mengandalkan cara tradisional (turun temurun) untuk mengolah hasil panen biji
kopi. Proses pengolahan biji kopi menjadi kopi di awali dari penjemuran dengan
menggunakan sinar matahari. Proses ini membutuhkan waktu kurang lebih 2
minggu supaya biji kopi dapat diolah menjadi kopi beras. Pada proses
pengeringan biji kopi para petani sering mengalami kesulitan karena cuaca tidak
menentu (musim hujan) dan dapat memperlama proses produksi biji kopi menjadi
kopi beras. Dalam kemajuan teknologi saat ini masyarakat sudah mengenal yang
namanya mesin pengering biji kopi, namun sering kali terkendala masalah sistem
kerja mesin dan hasil di dapat.
Ada lebih dari 100 jenis kopi didunia, tetapi yang paling populer adalah jenis
kopi arabika dan kopi robusta. Kopi arabika dan robusta memiliki khasnya
masing-masing mulai dari rasa, karakteristik serta berbagai kelebihan dan
keunggulan. Kopi arabika memiliki rasa lebih ringan dibandingkan dengan kopi
robusta. Kandungan keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Berikut
perbedaan mendasar antara kopi arabika dan robusta.
14
Kopi arabika menguasai hampir 70% pasar kopi di dunia dengan harga yang
lebih mahal dibanding kopi robusta. Hal ini dikarenakan perawatan kopi arabika
lebih rumit karena tanaman ini hanya tumbuh dilingkungan yang sejuk,namun
akan mati jika terlalu dingin. Di sisi lain kopi robusta bisa tumbuh di cuaca yang
cenderung panas dan tidak rentan terkena parasit sehingga membutuhkan
perawatan yang lebih murah dibandingkan arabika.
Dari segi rasa kopi arabika memiliki rasa yang lebih ringan dikarenakan
kandungan lipid yang didalamnya. Kopi arabika mengandung 60% lebih lipid dan
hampir dua kali lebih banyak gula alami dibanding kopi robusta yang membuat
rasa kopi arabika lebih manis. Keunggulan lainnya dari kopi arabika yaitu
memiliki kandungan asam klorogenik atau CGA yang lebih banyak dibandingkan
kopi robusta yang dapat meningkatkan kosentrasi dan memori seseorang.
15
2.2.5. Penyortiran Kopi
Penyortiran biji kopi merupakan satu hal yang perlu dilakukan agar hasil yang
didapatkan ketika proses pengeringan dapat maksimal. Biji kopi akan melewati
proses sortir yang presisi berdasarkan bentuk maupun berat. Biji kopi juga akan
dievaluasi dari kecacatan warna ataupun kekurangan lainnya. Biasanya biji kopi
akan dinilai dari skala 10-20. Angka ini merepresentasikan ukuran dari diameter
dalam satuan 1/64 inci. Biji kopi berangka 10 memiliki diameter lubang kira-kira
10/64 inci, dan biji kopi berangka 15 memiliki diameter lubang sekitar 15/64 inci
(National Coffee Association USA, 2014).
Pada mesin ini, proses penyortiran terbagi menjadi 2 sortiran berdasarkan
ukurannya. Untuk sortiran awal berdiameter lubang 8 mm dan yang kedua
berdiameter lubang 10 mm.
16
Lihat Gambar 2.2. dibawah ini, perpindahan panas konduksi terjadi pada
lempengan logam yang dipanaskan dengan lilin yang memiliki ketebalan
berbeda. Tentu hasil perpindahan panasnya akan berbeda karena ketebalan
mempengaruhi perambatan kalor. Lempengan tipis akan lebih cepat panas
dibandingkan dengan lempengan yang tebal.
2. Konveksi
Perpindahan panas yang terjadi diantara permukaan sebuah benda padat
dengan fluida (cairan atau gas) yang mengalir menyentuh permukaan tadi.
Perpindahan konveksi disertai dengan perpindahan partikel atau zat (Saputro,
2015).
q c = −hc ΑΔΤ
q c = hc Α (Τ𝑊 − Τ𝑓 )
Keterangan :
q c : laju perpindahan panas konveksi (W)
A : luas permukaan bidang drum (m²)
hc : koefisien konveksi (W/m²C)
TW : suhu permukaan dinding (ºC)
T𝑓 : suhu fluida (ºC)
17
Dibawah ini disajikan pada Gambar 2.3., perpindahan konveksi yang
terjadi pada suatu ruangan menggunakan AC. Terlihat bahwa energi kalor
bersirkulasi keseluruh ruangan disertai dengan perpindahan partikel berupa
udara dingin/hangat yang dihasilkan oleh AC sesuai dengan kebutuhan.
18
warna biji kopi yang akan berpengaruh terhadap kualitas roasted bean dan juga
harga jual. Inilah sebabnya mengapa diperlukan proses pengeringan yang lembut
dan perlahan dengan terus memantau kondisi biji kopi.
Sebaliknya jika kurang kering, memungkinkan jamur berkembang biak pada
biji kopi oleh karena kelembaban yang tinggi. Pertumbuhan jamur beracun pada
biji kopi dapat membawa resiko kesehatan apabila tertelan. Zat-zat seperti
aflatoksin dan mikotoksin lazim ditemukan dalam kopi yang kurang dikeringkan.
Zat-zat tersebut diketahui bersifat karsinogenik dan berpotensi menyebabkan
kerusakan pada organ dalam, terutama ginjal dan hati. Oleh karena itu, bagian
penting dari pemrosesan kopi adalah memastikan tidak ada pertumbuhan jamur.
Baik melalui penggunaan jaring, pengeringan di teras, atau menggunakan rak
pengeringan, kadar air dalam biji kopi wajib untuk terus dipantau. Penggunaan
fasilitas sanitasi dalam menangani dan menyimpan kopi amat penting untuk
memastikan bahwa kotoran tidak tercampur ke dalam biji kopi.
19
Sedangkan alat pengukur kadar air (smart grain moisture meter) atau tidak
langsung bertujuan untuk menetapkan kadar air benih spesies tertentu
menggunakan alat smart grain moisture yang telah dikalibrasi. Penetapan kadar
air dengan moisture meter adalah persentase kadar air yang terkandung dalam
benih yang diukur berdasarkan sifat kimia, fisik, maupun elektrik yang
terkandung dalam benih. Macam alat ukur kadar air dengan metode smart grain
moisture meter disajikan pada Gambar 2.5. di bawah ini.
Alat pengukur kelembaban biji kopi memungkinkan kita untuk mencapai hal-
hal berikut :
1. Konsistensi yang lebih baik. Membangun prosedur roasting yang lebih teliti
dengan menganalisa hasil dari mesin roasting.
2. Kontrol kualitas yang lebih mudah. Menggunakan instrumen yang handal
lebih baik daripada menebak dan mengevaluasi terus-menerus.
3. Pemahaman yang lebih mendalam: Lihat efek dari perubahan kecil pada
prosedur roasting sebelum hasilnya sampai ke meja cupping.
4. Alat pengukur kadar air atau moisture meter dapat membantu mengukur
berbagai hal yang mana data tersebut dapat digunakan untuk mengambil
keputusan dalam proses roasting. Sebelum memulai roasting, seorang roaster
kopi dapat mencatat kandungan air, densitas dan suhu mesin roasting yang
direncanakan. Selama roasting, semua data yang diperlukan tetap dicatat. Hal
ini akan membantu untuk menganalisa data, memahami hasil akhir dan
mempersempit parameter untuk mencapai profil roasting yang diinginkan
dalam setiap jenis kopi.
20
2.2.9. Laju pengeringan
Merupakan suatu proses yang berhubungan dengan banyaknya air yang
diuapkan per satuan waktu. Laju pengeringan dipengaruhi oleh bentuk, ukuran
dan susunan bahan saat dikeringkan, suhu kelembaban, dan kecepatan aliran udara
pengering.
Laju pengeringan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut
(Panggabean dkk., 2017) .
𝑀𝑤.𝑜 − 𝑀𝑤.𝑖
𝐿𝑃 =
∆𝑡
Keterangan :
LP : laju pengeringan (% bk/jam)
M𝑤.𝑜 : kadar air awal bahan (% bk)
M𝑤.𝑖 : kadar air akhir bahan (% bk)
∆𝑡 : lama waktu pengeringan (jam)
21
dengan penggunaan mesin oven pen0geringan dapat dilakukan dengan waktu 6
jam kopi sudah mengalami pengeringan.
Penelitian yang dilakukan oleh Mahmudati dan Indrawati (2019), mengenai
perancangan mesin pengering kopi dengan merancang bangun mesin dan
substitusi-iptek guna menawarkan iptek baru yang lebih modern dan efisien
kepada kelompok tani kopi. Hasil dari kegiatan ini berupa terciptanya unit mesin
pengering kopi dengan kapasitas 5-10 kg dengan menggunakan bahan bakar gas
yang terintegrasi dengan mesin thermometer yang berfungsi sebagai pengontrol
suhu pengeringan. Uji kinerja diperoleh hasil bahwa pengeringan optimum dapat
dicapai pada suhu 250ºC dalam kurun waktu 40-45 menit yang hasil tersebut
setara dengan pengeringan secara tradisional dengan mengandalkan sinar matahari
selama 10 hari.
22
Sedangkan mesin pengering kopi yang diinovasikan yaitu meningkatkan
kapasitas dan beberapa tambahan spesifikasi seperti pada Tabel 2.3. berikut.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
24
3.3. Instalansi Penelitian
Berikut disajikan skema penelitian pada Gambar 3.1. dibawah ini, untuk
mengetahui macam-macam komponen yang digunakan serta letak dari masing-
masing komponen tersebut.
25
3.4. Metode Penelitian
26
Sedangkan untuk proses penyortiran kopi pada mesin ini didesain dengan
diberi lubang lingkaran dengan 2 ukuran lubang pada papan pilah diujung mesin,
sehingga ukuran kopi dapat dipilah sesuai ukuran kopi yang seragam.
3.4.2. Tahapan Pengujian
1. Persiapan bahan baku
a. Siapkan bahan berupa kopi arabika yang baru panen dan timbangan.
b. Timbang kopi untuk pengujian dengan massa sebesar 5,10 dan 15 kg.
2. Persiapkan alat dan cara pengoperasian mesin
a. Siapkan mesin pengering yang telah dirancang tanpa penambahan
pengaduk serta peralatan yang digunakan saat pengujian sesuai dengan
skema instalasi pengujian.
b. Siapkan dan nyalakan sistem data coding pada arduino untuk membaca
temperatur ruangan drum/silinder pengering. Pada langkah ini atur coding
sensor DS18B20 mencapai suhu yang diinginkan yaitu 80ºC. Agar
nantinya ketika sudah mencapai suhu yang diinginkan arduino uno akan
memberikan alarm berupa lampu yang menyala sehingga suhu yang
diinginkan tidak berlebihan. Apabila suhu melebihi suhu 90ºC, suhu akan
tersensor oleh sensor DS18B20 dan otomatis Arduino Uno akan
menghidupkan blower agar dapat menurunkan suhu sampai dengan suhu
dibawah 90ºC.
c. Masukan kopi ke dalam drum/silinder pengering kopi tanpa penambahan
pengaduk. Untuk pengujian pertama masukkan 5 kg kopi arabika kedalam
drum silinder mesin pengering dan penyortir kopi tanpa penambahan
pengaduk ini.
d. Nyalakan mesin pengering kopi tanpa penambahan pengaduk agar drum
berputar dan kompor untuk memanaskan drum/silinder pengering.
e. Tunggu sampai ruangan tercapai suhu kerjanya yaitu 80ºC.
f. Setelah tercapai suhu yang diinginkan, hidupkan stopwatch untuk
menghitung waktu proses pengeringan dengan waktu 30 menit.
g. Kemudian lihat kenaikan dan penurunan temperatur yang terjadi. Catat
dan ukur distribusi temperatur yang dihasilkan selama proses pengeringan.
27
Serta catat dan hitung juga laju pengeringan yang terjadi ketika proses
pengeringan berlangsung.
h. Apabila waktu pengeringan sudah 30 menit, matikan mesin dan keluarkan
kopi melalui pintu keluar dan selanjutnya akan terjadi proses penyortiran.
Pada proses penyortiran terbagi menjadi 2 ukuran, untuk kopi arabika
ukuran diameter 8 mm akan tersortir terlebih dahulu daripada kopi arabika
yang berukuran 10 mm, karena pada penyortiran ini pemasangan sortiran
diurutkan dari yang kecil dan selanjutnya ukuran besar.
i. Proses pengujian pertama sudah selesai pada mesin pengering kopi tanpa
penambahan pengaduk.
j. Selanjutnya pengujian yang kedua pada mesin pengering dan penyortir
kopi tanpa penambahan pengaduk. Masukkan 10 kg kopi arabika kedalam
drum silinder. Lakukan proses selanjutnya sama dengan pengujian yang
pertama pada mesin pengering tanpa penambahan pengaduk
k. Apabila pengujian yang kedua telah selesai, masukkan kembali 15 kg kopi
arabika untuk pengujian yang ketiga pada mesin pengering kopi tanpa
penambahan pengaduk.
l. Apabila proses pengujian yang ketiga telah selesai, matikan terlebih
dahulu kompor dan selanjutnya matikan mesin dengan cara menekan
tombol OFF pada saklar yang menempel pada bodi depan mesin.
m. Pengujian awal mesin pengering kopi tanpa penambahan pengaduk telah
selesai. Selanjutnya pengujian pada mesin pengering kopi dengan
penambahan pengaduk.
n. Pasang terlebih dahulu pengaduk didalam poros drum silinder. Pasang
pengaduk dengan cara dibaut menggunakan klem besi pada poros silinder
drum. Apabila pengaduk sudah terpasang. Setting/atur kembali sensor
DS18B20 sampai angka suhu yang diinginkan yaitu 80ºC. Selanjutnya
nyalakan mesin dan kompor.
o. Kemudian masukkan kopi. Untuk pengujian pertama masukkan 5 kg kopi
arabika kedalam drum silinder mesin pengering dan penyortir kopi dengan
penambahan pengaduk ini.
28
p. Dan tunggu sampai suhu didalam drum silinder mencapai 80ºC.
q. Proses pengujian mesin pengering dan penyortir kopi dengan penambahan
pengaduk dimulai.
r. Kemudian lihat kenaikan dan penurunan temperatur yang terjadi. Catat
dan ukur distribusi temperatur yang dihasilkan selama proses pengeringan.
Serta catat dan hitung juga laju pengeringan yang terjadi ketika proses
pengeringan berlangsung.
s. Apabila waktu pengeringan sudah 30 menit, keluarkan kopi melalui pintu
keluar dan selanjutnya akan terjadi proses penyortiran. Pada proses
penyortiran terbagi menjadi 2 ukuran, untuk kopi arabika ukuran diameter
8 mm akan tersortir terlebih dahulu daripada kopi arabika yang berukuran
10 mm, karena pada penyortiran ini pemasangan sortiran diurutkan dari
yang kecil dan selanjutnya ukuran besar.
t. Proses pengujian pertama sudah selesai pada mesin pengering dengan
penambahan pengaduk.
u. Selanjutnya pengujian yang kedua pada mesin pengering dan penyortir
kopi dengan penambahan pengaduk. Masukkan 10 kg kopi arabika
kedalam drum silinder. Lakukan proses selanjutnya sama dengan
pengujian yang pertama pada mesin dengan penambahan pengaduk.
v. Apabila pengujian yang kedua telah selesai, masukkan kembali 15 kg kopi
arabika untuk pengujian yang ketiga pada mesin dengan penambahan
pengaduk.
w. Apabila proses pengujian yang ketiga telah selesai, matikan terlebih
dahulu kompor dan selanjutnya matikan mesin dengan cara menekan
tombol OFF pada saklar yang terletak pada bodi depan mesin.
x. Proses pengujian pada mesin pengering dan penyortir kopi arabika tanpa
penambahan pengaduk dan dengan penambahan pengaduk telah selesai.
3.4.3. Pengambilan Data dan Pengujian
a. Catat data pembacaan temperatur silinder pengering setiap 30 detik sekali
pada data arduino.
29
b. Waktu pengujian mesin pengering tanpa penambahan pengaduk dan
dengan penambahan pengaduk selama 30 menit. Lakukan pengujian
sebanyak 6 kali percobaan yang terdiri dari 5, 10 dan 15 kg pada pengujian
mesin pengering dan penyortir kopi tanpa penambahan pengaduk dan 5, 10
dan 15 kg pada pengujian mesin pengering dan penyortir kopi dengan
penambahan pengaduk.
c. Pada saat proses pengeringan dilakukan juga proses pengukuran atau
pencatatan nilai distribusi temperatur yang dihasilkan dan juga laju
pengeringan yang terjadi.
d. Apabila proses pengujian mesin telah selesai. Langkah selanjutnya yaitu
proses pengujian kadar air. Lakukan pengujian kadar air menggunakan alat
smart grain moisture meter.
e. Analisis data untuk mengetahui pengaruh setiap pengujian mesin
pengering dan penyortir kopi tanpa penambahan pengaduk dan dengan
penambahan pengaduk dengan metode Automatic Humidity Temperature
Control terhadap distribusi temperatur dan laju pengeringan dalam
drum/silinder pengering.
30
3.6. Rancangan Pengaduk
Rancangan pengaduk pada drum silinder mesin secara lengkap disajikan pada
Gambar 3.4. dibawah ini.
31
3.7. Diagram Alir Penelitian
Untuk mengetahui secara mudah dan jelas secara keseluruhan dari penelitian
ini, berikut disajikan diagram alir penelitian pada Gambar 3. 5. dibawah ini.
Mulai
Persiapan penelitian
Studi literatur
Mekanisme
Laporan
Selesai
32
3.8. Analisis Hasil
Pengujian dilakukan pada mesin pengering dan penyortir kopi dengan variasi
pengujian tanpa penambahan pengaduk dan dengan penambahan pengaduk. Data
yang diambil yaitu kenaikan temperatur setiap waktu dalam ruang silinder
pengering yang termonitoring pada data logger dengan menggunakan
microcontroller Arduino Uno dengan menggunakan sensor suhu DS18B20 dan
sensor kelembaban DHT11. Pendataan kenaikan temperatur setiap 30 detik sekali
selama proses pengeringan yang berdurasi 30 menit. Dari monitoring kenaikan
temperatur setiap satuan waktu tersebut, penulis dapat mengetahui dampak
langsung dari penambahan pengaduk terhadap distribusi temperature di dalam
drum silinder pengering. Kemudian mengambil data lainnya untuk seperti
presentase kadar air dan laju pengeringan. Dari keseluruhan data tersebut dapat
disimpulkan variasi mesin pengering dan penyortir kopi dengan distribusi
temperatur yang paling optimal.
33
3.9. Jadwal Kegiatan
Penelitian dimulai pada bulan Juni 2022 sampai dengan November 2022.
Penelitian terdiri dari dua kegiatan utama yaitu perancangan mesin dan pengujian.
Jadwal kegiatan dapat dilihat pada Tabel 3.2. berikut ini.
34
DAFTAR PUSTAKA
56
Santoso, D. dan Egra, S. 2018. Pengaruh Metode Pengeringan Terhadap
Karakteristik dan Sifat Organoleptik Biji Kopi Arabika ( Coffeae Arabika)
Dan Biji Kopi Robusta (Coffeae Cannephora). Tarakan.
Sari, R. G., dan Elfizon. 2020. Alat Pengering Biji Kopi Berbasis Android.
Padang.
Sihombing, Alex Victor L., 2021. Perancangan Jemuran Biji Kopi (Green House)
Menggunakan Motor Servo dan Monitoring Suhu Berbasis Mikrokontroler
Arduino. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Triyanto, A., & Nurwijayanti, K. N. 2017. Pengatur Suhu dan Kelembaban
Otomatis Pada Budidaya Jamur Tiram Menggunakan Mikrokontroler
ATMega16. Jurnal Teknik Elektro. Jakarta.
Vikih Hardiyansyah, M., Masruki, K., dan Akhmad Zidni, H. 2021. Rancang
Bangun Sistem Kontrol Suhu Pada Mesin Oven Kopi Tray Rotary Berbasis
Arduino. Universitas Muria Kudus. Kudus.
57
LAMPIRAN
58
23. 690 84,62 5,00 85,37 5,00 88,92 5,00
24. 720 84,19 5,00 85,16 5,00 89,20 4,00
25. 750 83,94 5,00 84,94 5,00 89,53 4,00
26. 780 83,69 5,00 84,39 5,00 90,16 4,00
27. 810 83,62 5,00 84,21 5,00 90,03 4,00
28. 840 83,78 5,00 84,67 5,00 89,88 4,00
29. 870 83,81 5,00 84,93 5,00 89,62 4,00
30. 900 84,00 5,00 85,38 5,00 89,48 4,00
31. 930 84,56 5,00 85,82 5,00 89,22 4,00
32. 960 85,44 5,00 86,29 5,00 88,78 5,00
33. 990 86,50 5,00 86,88 5,00 88,12 5,00
34. 1020 87,25 5,00 87,25 5,00 87,82 5,00
35. 1050 87,75 5,00 87,83 5,00 87,29 5,00
36. 1080 88,00 5,00 88,17 5,00 86,92 5,00
37. 1110 88,23 5,00 88,89 5,00 86,44 5,00
38. 1140 87,87 5,00 89,23 4,00 86,18 5,00
39. 1170 87,56 5,00 89,79 4,00 85,74 5,00
40. 1200 87,31 5,00 89,65 4,00 85,32 5,00
41. 1230 86,94 5,00 89,12 4,00 85,01 5,00
42. 1260 86,50 5,00 88,51 5,00 84,86 5,00
43. 1290 86,06 5,00 88,20 5,00 84,52 5,00
44. 1320 85,44 5,00 87,91 5,00 84,30 5,00
45. 1350 85,00 5,00 87,38 5,00 84,66 5,00
46. 1380 84,31 5,00 87,03 5,00 85,10 5,00
47. 1410 84,62 5,00 86,87 5,00 85,74 5,00
48. 1440 85,94 5,00 86,22 5,00 86,22 5,00
49. 1470 86,54 5,00 85,77 5,00 86,85 5,00
50. 1500 86,94 5,00 85,38 5,00 87,17 5,00
51. 1530 87,46 5,00 86,16 5,00 87,38 5,00
52. 1560 87,93 5,00 86,63 5,00 87,89 5,00
59
53. 1590 88,23 5,00 87,19 5,00 87,40 5,00
54. 1620 88,76 5,00 87,46 5,00 87,23 5,00
55. 1650 89,37 4,00 87,94 5,00 87,05 5,00
56. 1680 88,24 5,00 88,14 5,00 86,81 5,00
57. 1710 87,47 5,00 88,53 5,00 86,55 5,00
58. 1740 86,60 5,00 88,23 5,00 86,43 5,00
59. 1770 86,12 5,00 87,79 5,00 86,22 5,00
60. 1800 85,50 5,00 87,20 5,00 86,09 5,00
60
16. 480 88,60 5,00 89,25 4,00 87,86 5,00
17. 510 89,15 4,00 89,72 4,00 88,12 5,00
18. 540 89,94 4,00 90,16 4,00 88,50 5,00
19. 570 89,52 4,00 90,68 4,00 89,35 4,00
20. 600 89,20 4,00 90,35 4,00 89,70 4,00
21. 630 88,85 5,00 90,18 4,00 89,48 4,00
22. 660 88,52 5,00 90,04 4,00 89,23 4,00
23. 690 88,22 5,00 89,86 4,00 89,04 4,00
24. 720 88,09 5,00 89,50 4,00 88,89 5,00
25. 750 87,94 5,00 89,18 5,00 88,60 5,00
26. 780 87,69 5,00 88,80 5,00 88,15 5,00
27. 810 87,22 5,00 88,42 5,00 87,78 5,00
28. 840 86,78 5,00 88,05 5,00 87,43 5,00
29. 870 86,31 5,00 87,73 5,00 87,18 5,00
30. 900 86,00 5,00 87,44 5,00 87,02 5,00
31. 930 85,56 5,00 87,08 5,00 86,80 5,00
32. 960 85,44 5,00 86,70 5,00 86,57 5,00
33. 990 85,50 5,00 86,42 5,00 86,15 5,00
34. 1020 86,25 5,00 86,12 5,00 85,92 5,00
35. 1050 86,75 5,00 85,80 5,00 85,64 5,00
36. 1080 87,10 5,00 85,35 5,00 85,10 5,00
37. 1110 87,52 5,00 85,18 5,00 84,75 5,00
38. 1140 88,37 5,00 84,79 4,00 84,30 5,00
39. 1170 88,56 5,00 84,30 4,00 84,05 5,00
40. 1200 88,30 5,00 83,95 4,00 83,82 5,00
41. 1230 88,02 5,00 84,20 4,00 83,58 5,00
42. 1260 87,74 5,00 84,78 5,00 83,20 5,00
43. 1290 87,28 5,00 85,14 5,00 83,59 5,00
44. 1320 86,80 5,00 85,70 5,00 83,83 5,00
45. 1350 86,25 5,00 86,21 5,00 84,16 5,00
61
46. 1380 86,03 5,00 86,82 5,00 84,60 5,00
47. 1410 85,80 5,00 87,23 5,00 84,95 5,00
48. 1440 85,48 5,00 87,72 5,00 85,24 5,00
49. 1470 85,12 5,00 88,20 5,00 85,80 5,00
50. 1500 84,94 5,00 88,58 5,00 86,21 5,00
51. 1530 84,57 5,00 88,26 5,00 86,44 5,00
52. 1560 84,20 5,00 88,02 5,00 86,80 5,00
53. 1590 84,06 5,00 87,90 5,00 87,06 5,00
54. 1620 83,91 5,00 87,64 5,00 87,25 5,00
55. 1650 83,68 4,00 87,35 5,00 87,48 5,00
56. 1680 83,40 5,00 87,12 5,00 87,30 5,00
57. 1710 83,16 5,00 86,95 5,00 87,14 5,00
58. 1740 83,03 5,00 86,70 5,00 87,02 5,00
59. 1770 82,78 5,00 86,35 5,00 86,88 5,00
60. 1800 82,42 5,00 86,14 5,00 86,62 5,00
62
Lampiran 2. Dokumentasi Pengujian Kadar Air Kopi
63
Lampiran 3. Dokumentasi Sampel Hasil Pengeringan Kopi
64
Lampiran 4. Dokumentasi Proses Pengujian
5. Pemasangan
pengaduk 6. Perakitan komponen-
4. Pembuatan komponen mesin
pengaduk
65
9. Komponen mesin 10. Pengecekan
siap digunakan proses seluruh komponen
pengujian mesin sebelum 11. Proses memasukkan kopi
digunakan ke dalam drum silinder
66
16. Alarm mesin hidup ketika suhu melebihi 90°C ditandai dengan nyala lampu
violet dan blower akan hidup dan menghisap uap didalam drum
67
Lampiran 5. Tabel Propertis Udara pada 1 atm
68
Lampiran 6. Rancangan Anggaran Biaya
Rancangan Anggaran Biaya
RENCANA ANGGARAN BIAYA
PROYEK : Optimasi Distribusi Temperatur Mesin Pengering dan Penyortir Kopi dengan Metode
Automatic Humidity Temperature Control
LOKASI : Kota Magelang
TA. : 2022
69
13 Motor listrik Buah 1 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
14 Besi kotak Lonjor 4 Rp 120.000 Rp 480.000
15 Bearing Buah 2 Rp 50.000 Rp 100.000
16 Arduino Buah 1 Rp 60.000 Rp 60.000
17 Sensor suhu Buah 3 Rp 30.000 Rp 90.000
18 Kabel Meter 3 Rp 30.000 Rp 90.000
19 Layar Buah 1 Rp 20.000 Rp 20.000
20 Motor driver Buah 1 Rp 400.000 Rp 400.000
21 Bak penampung Buah 3 Rp 50.000 Rp 150.000
22 Mata gerinda Buah 4 Rp 6.000 Rp 24.000
23 Paku pifet kg 2 Rp 12.000 Rp 24.000
24 Baut Buah 10 Rp 2.000 Rp 20.000
25 Roda Buah 4 Rp 8.000 Rp 32.000
26 Kopi kg 30 Rp 25.000 Rp 750.000
B. PERALATAN PENDUKUNG
1 Jangka Sorong unit 1 Rp 200.000 Rp 200.000
2 Kikir unit 1 Rp 40.000 Rp 40.000
3 Mesin Gerinda unit 1 Rp 200.000 Rp 200.000
4 Gergaji unit 1 Rp 15.000 Rp 15.000
5 Sarung Tangan Las unit 1 Rp 60.000 Rp 60.000
6 Mesin las unit 1 Rp 950.000 Rp 950.000
7 Timbangan unit 1 Rp 200.000 Rp 200.000
8 Kuas unit 1 Rp 5.000 Rp 5.000
9 Mesin bor unit 1 Rp 250.000 Rp 250.000
10 Penggaris / meteran unit 1 Rp 15.000 Rp 15.000
11 Mesin gerinda unit 1 Rp 250.000 Rp 250.000
12 Gergaji besi unit 1 Rp 8.000 Rp 8.000
13 Thermometer unit 1 Rp 150.000 Rp 150.000
14 Stopwatch unit 1 Rp 50.000 Rp 50.000
15 Palu unit 1 Rp 25.000 Rp 25.000
16 Kunci pas unit 1 Rp 50.000 Rp 50.000
17 Kunci inggris unit 1 Rp 150.000 Rp 150.000
18 Gunting unit 1 Rp 5.000 Rp 5.000
19 Pifet unit 1 Rp 50.000 Rp 50.000
20 Tang unit 1 Rp 50.000 Rp 50.000
TOTAL II Rp 7.873.000
III. PENELITIAN
A. PERSIAPAN PENGUJIAN
1 Penyewaan tempat pengujian hr 1 Rp 50.000 Rp 50.000
2 Penyewaan alat uji hr 1 Rp 100.000 Rp 100.000
B. PROSES PENGUJIAN
70
1 Biaya listrik dan gas LPG hr 1 Rp 200.000 Rp 200.000
C. ANGGARAN TRANSPORTASI
1 Transportasi Magelang -
Laboratorium Universitas hr 5 Rp 50.000 Rp 250.000
Tidar
TOTAL III Rp 600.000
IV. JUMLAH HARGA PERSIAPAN, PEMBUATAN ALAT DAN PENELITIAN
TOTAL I-III Rp 11.053.000
V. BIAYA UMUM DAN KEUNTUNGAN
Overhead 5,00 % Rp 11.053.000 Rp 552.650
Profit 10,00 % Rp 11.053.000 Rp 1.105.300
HARGA SATUAN PEKERJAAN (IV-V) Rp 12.710.950
71
Lampiran 7. Gambar Peralatan yang digunakan
2. Kunci pas
1. Smart Grain Moisture 3. Solder
6. Jangka sorong
4. Mesin las 5. Mesin Gerinda
9. Akpron
7. Meteran
8. Penggaris siku
72
13. Korek api 14. Gunting
15. Solasi
73