GAPURA ANGKASA
DENGAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA
DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL KUALANAMU KELAS I,
DELI SERDANG
TUGAS SARJANA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari
Syarat- Syarat Guna Penulisan Tugas Sarjana
Oleh
Rinta R. Chaidir
110403069
Penulisan Tugas Sarjana ini adalah bertujuan untuk memenuhi salah satu
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Tugas Sarjana ini juga merupakan
sarana bagi penulis untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan nyata yang
ada di perusahaan. Tugas Sarjana ini berjudul RAMP ACTIVITY HANDLING PT.
SERDANG.
Penulis
iv
Universitas Sumatera Utara
UCAPAN TERIMA KASIH
dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini dengan hati yang tulus
2. Saudara Kandung
4. Bapak Prof. Dr. Ing. Ir. Yohanes Tarigan., selaku Wakil Dekan I
tugas akhir.
5. Ibu Dr. Meilita Tryana Sembiring, ST., MT., Selaku Ketua Departemen
v
Universitas Sumatera Utara
7. Seluruh dosen Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
kota, kita yang telah memiliki kesempatan untuk bertemu agar tetap
- Pak Ufnizar (/dan staff) selaku manager operasi bandar udara PT.
Deli Serdang.
vi
Universitas Sumatera Utara
- Pak Faisal, Pak Wisnu, dan Ibu Yoana (/dan staff) selaku rekan kerja
- Pak Nur Hassan (/dan keluarga) selaku general manager PT. Airnav
I, Deli Serdang.
- Pak Ahmad Ashari (/dan staff) selaku general manager PT. Gapura
vii
Universitas Sumatera Utara
- Dan juga Abangda Bardianto KOMPAS-USU (Angkatan Geram)
11. Rekan XM Veteran Squad Club; Taufik, Ghaleb, Kahfi, Immanuel, Evan,
Khususnya stambuk 2011 yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang
13. Seluruh staf dan pegawai Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik,
penulis.
menyelesaian laporan ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, saya
mengucapkan terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
viii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Industri yang ada bandar udara di dalamnya sangatlah dinamis, dimulai dari
tingkat pelayan dan kualitas yang sesuikan dengan permintaan penumpang, aircraft
sevice untuk maskapai, maupun pengguna jasa bandar udara. Keberagaman kegiatan
managemen operasi bandar udara yang dikombinasikan dengan pengaruh budaya dan
lingkungan dimana lokasi bandar udara itu berada. Hal tersebut mengakibatkan
kepemilikan dan struktur organisasi yang kompleks. Efisiensi sangatlah perlu
diperhatikan dikarenakan banyak level dan keberagaman. Sebagai contoh, ada bandar
udara memberikan ground handling service yang diharuskan kepada maskapai, dan
menerima keuntungan dari seluruh operasi pengelolahan masakapai. Ada juga bandar
udara yang harus menyediakan ground handling service dari pihak maskapai sendiri
atau pihak swasta lain.
Dinamika yang terjadi di bandar udara berpotensi dapat mengakibatkan
kejenuhan waktu operasi ramp activity handling. Hal itu dikarenakan Ramp activity
handling adalah muara dari seluruh ground handling services. Kejenuhan waktu
operasi dapat mempengaruhi pelayanan terhadap konsumen dan waktu kedatangan/
keberangkatan pesawat di bandar udara (Slot Time Airport) yang sudah terbatas.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meminimalkan ground time maskapai
untuk dengan jenis narror body aircraft di bandar udara. Metode penyelesaian masalah
dilakukan dengan pendekatan lean six-sigma (DMAIC). Analisis penyebab masalah
dilakukan untuk menemukan rekomendasi perbaikan kualitas dengan menggunakan
konsep Kaizen yaitu analisis dengan menggunakan Five M Checklist dan penetapan
saran Five Step Plan terhadap perbaikan dari lima faktor penyebab masalah yaitu man
(manusia), methods (metode), machine (mesin/ peralatan), material (yakni: dokumen
dan Informasi), dan environment (lingkungan kerja).
BAB HALAMAN
ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
2.2. Visi, Misi, dan Motto Perusahaan PT Gapura Agkasa ...... II-4
x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
xii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
xiii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
(Ground Time Frekwensi (> 45’), Loss Time (> 45'), dan
xv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
5.3. Frekwensi Narrow Body Aircraft pada Tahun 2016 ........... V-13
5.4. Loss Time (> 45') Narrow Body Aircraft pada Tahun 2016 V-15
5.5. Keterlambatan Narrow Body Aircraft pada Tahun 2016 .... V-17
(Ground Time Frekwensi (> 45’), Loss Time (> 45'), dan
Handling pada Tahun 2016 (Boing 737-800 NG/ Series) ... V-30
CRJ-1000 NG/ Series) pada Tahun 2016 Revisi III ............ V-41
xvi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
xvii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
xviii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
xix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
xx
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
xxi
Universitas Sumatera Utara
10. Kuesioner Semi Terbuka Riset Ramp Activity Handling
xxii
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
dengan pengaruh budaya dan lingkungan dimana lokasi bandar udara itu berada.
service yang diharuskan kepada maskapai, dan menerima keuntungan dari seluruh
operasi pengelolahan masakapai. Ada juga bandar udara yang harus menyediakan
ground handling service dari pihak maskapai sendiri atau pihak swasta lain
ICAO Code: WIMM) PT. Angkasa Pura II, adalah bandar udara yang berlokasi di
Kabupaten Deli Serdang (Koordinat: 3°38'32" LU/ 98°53'7" BT), memiliki kerja
sama Groun handling yang dilakukan oleh pihak swasta salah satunya adalah PT.
Gapura Angkasa.
I-1
penerbangan yakni PT. Garuda Indonesia (Persero) dan anak perusahaannya PT.
City Link.
PT. Garuda Indonesia (Persero) (IATA code: GA/ ICAO code: GIA)
menggunakan jenis pesawat yang memiliki satu lorong kabin pesawat (Narrow
Body Aircraft) yakni pesawat Boing 737-800 NG/ Series dan Bombardier CRJ
dibutuhkan PT. Garuda Indonesia (Persero) dari pihak ground handling service
terutama di airside dalam bongkar muat pesawat (Ramp Activity Handling) yang
tidak lain adalah bagian dari aircaft sevices. Ramp activity handling adalah muara
sangat penting. PT. Garuda Indonesia (Persero) telah menetapkan kepada pihak
PT. Gapura Angkasa bahwa lamanya waktu siklus/ operasi (Ground Time) ramp
Activity Handling untuk pesawat narrow body adalah sebesar 45 menit (GOM PT.
Garuda ndonesia (Persero), 2016). Tetapi dalam pelaksanaanya masih ada ramp
udara yang tidak lain adalah ground time dari kegiatan ramp activity handling
tahun 2016.
Tabel 1.1. Kecacatan Penggunaan Parking Stand di Bandar Udara (Ground Time Frekwensi (> 45’),
Tabel 1.1. Kecacatan Penggunaan Parking Stand di Bandar Udara (Ground Time Frekwensi (> 45’),
(Lanjutan)
Sebagai contoh yang terjadi selama di Bulan Desember dari 217 rata-rata
memiliki ground time > 45’. hal tersebut mengakibatkan kehilangan waktu
produktif sebesar 2722’ dari selisih ground time 45’ dengan ground time >45’.
Dan total kerugian keterlambatan yang diperoleh adalah 2643’ dari selisih
pesawat serta ramp activity handling sebagai muara dari seluruh ground handling
service. Ramp activity handling harus dapat mengurai penggunaan apron yang
biaya penggunaan apron. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan secara
groud time.
ramp actvity handling berdasarkan ground time saat penggunaan parking stand di
bandar udara. Selanjutnya, dengan menggunakan metode Six Sigma dan metode
sebagai berikut:
1. Secara Ilmiah
2. Secara Aplikasi
perusahaan.
dengan perusahaan.
activity handling.
carries.
prosedur operasional.
baik.
jumlah tenaga kerja dan jam kerja karyawan, dan sistem pengupahan,
3. Bab III Tinjauan Pustaka, berisi teori mengenai Metode Six Sigma.
tentang jenis-jenis data, baik data primer maupun data sekunder yang
7. Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari
perusahaan.
hasil patungan antara tiga perusahaan BUMN, yaitu PT. Garuda Indonesia, PT
Angkasa Pura I, dan PT Angkasa Pura II, yang 100% sahamnya dimiliki oleh
mengingat kebutuhan akan pelayanan yang profesional dan tuntutan hasil kerja
kepada pihak yang berkompeten, dengan tujuan agar mereka bisa berkonsentrasi
beberapa tim kerja dari PT Garuda Indonesia untuk berkarir di anak perusahaan
II-1
Universitas Sumatera Utara
II-2
dengan tujuan untuk menjaga kepercayaan publik bahwa anak perusahaan ini
di hampir seluruh bandar udara di Indonesia). Pada tanggal 26 Januari 1998 dan
bersamaan dengan ulang tahun ke-49 PT Garuda Indonesia maka komisaris dari
bahwa kerja sama antara PT Garuda Indonesia dengan PT Angkasa Pura I dan II
Angkasa untuk menjadi pelengkap dan bekerja sama dalam melayani operasional
yang layak dipakai dan memiliki motivasi tinggi merupakan kunci dari perjalanan
perusahaan.
Bulan April 1998 dan PT Gapura Angkasa mulai dikenal dunia (khususnya bagi
International Magazine vol.3 issue may 1 june 1998 (page.2) yang dipublikasikan
ini PT Gapura Angkasa Cabang Medan berlokasi di Ruko Pagar Ruyung Jl.
Batang Kuis KM 19,5 No. 84A, Desa Tegal Sari, Kecamatan Tanjung Morawa,
Kabupaten Deli Serdang. PT Gapura Angkasa Medan saat ini melayani dua
Air China, Aeroflot Russian Airlines, Aviastar, China Airlines, China Southern
Airlines, Continental Airlines, Air Asia, Japan Airlines, Air North, Korean Air,
Batavia Air, Cardigair, Pacific Royale, Cathay Pacific, Qantas, Royal Brunei,
Silk Air, Thai Airways, Lion Air, Vietnam Airlines, Wings Air, Citilink,
Nusantara, Qatar Airways, RPX One Stop Logistics, Shanghai Airlines, Shenzhen
Airlines, Sky Aviation, Sichuan Airlines Co. Ltd., Sriwijaya Air, Transmile,
2013 ini memiliki 15 klien baik airlines internasional ataupun domestik, yaitu :
Garuda Indonesia, Malaysia Airlines, Thai Airways, China Airlines, Korean Air,
Air France KLM, Qatar Airways, Hong Kong Airlines, Skywest Airlines, Cathay
Pacific, Nord Wind, Jetstar, Batavia Air, Air New Zealand, dan Citilink.
Indonesia dan IATA, PT Gapura Angkasa bertujuan untuk menjaga industri pasar
dalam negeri yang tidak menunjukkan keadaan yang berat sebelah dalam
peralatan dan kerahasiaan yang tinggi untuk semua pelanggan dan menjamin
mereka untuk mendapatkan pelayanan yang terbaik dengan harga yang sesuai.
handling dan jasa terkait lainnya di bandara udara dengan kualitas layanan kelas
dunia.
lainnya di bandara udara, serta berkontribusi positif bagi integrasi bisnis jasa
udara (API dan AP II), maskapai penerbangan, Regulate Agent, pemerintah, mitra
terbaik”.
upaya kerja yang dihasilkan dengan dilandasi sikap saling menghargai dalam
3. Integritas
selalu profesional dengan mengikuti kode etik dan norma-norma yang berlaku
4. Kinerja Optimal
efisiensi dalam kesatuan tim kerja perusahaan yang solid dan senantiasa
dan bermartabat.
kawasan bandar udara. Sesuai dengan standar pelayanan ground handling yang
handling dan airport services yang dibagi atas bisnis dan pelayanan baik untuk
7. Surface transport
9. Security
lain :
1. Check-in Counter
diberikan kepada penumpang pada saat check-in. Check-in counter terdiri atas
meliputi pengecekan seat number dan flight number pada boarding pass dan
3. Aircraft Document
Manifest), mengambil Flight Bag yang datang, dan menyerahkan Flight Bag
yang berangkat. Selain itu membuat file untuk setiap flight yang berangkat dan
keberangkatan. Dalam hal ini, Baggage Handling Unit dibagi menjadi dua sub
dalam pesawat.
yang menangani bagasi penumpang yang hilang, rusak, atau terlambat tiba di
5. Operation
6. Line Maintenance
apron (Apron Service) yang meliputi pelayanan loading dan unloading, cargo
yang bersangkutan. Dengan adanya struktur organisasi, maka setiap karyawan dan
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda, sehingga dibentuklah sebuah
struktur organisasi.
lini dan fungsional. Struktur organisasi fungsional dapat dilihat dengan adanya
tanggung jawab yang tegas pada setiap bidang yaitu Supervisor ramp and
dispatch, Supervisor PAX and BAG handling, Ledaer cargo and mail,
kebutuhan serta kelancaran dan kemajuan usaha organisasi dalam mencapai tujuan
perusahaan.
General Manager
Head of Safety, Security
Qualitay Assurance
Supervisior AVSEC
Manager Administrasi dan Kepala Operasi Kepala Operasi Kepala Operasi Kepala Operasi Kepala Operasi
Manager Keuangan Manager Operasi Manager Teknik
Umum Gunung Sitoli Pinang Sori Silangit Sabang Lhoksemawe
Keterangan:
Hububungan tugas dan tanggung jawab
Hububungan koordinasi
bersangkutan.
1. General Manager
perusahaan.
investasi perusahaan.
Assurance:
keamanan.
Manager.
selamat.
handling.
4. Supervisor AVSEC
5. Manager Keuangan
keuangan perusahaan.
perusahaan.
benar.
perusahaan.
kepegawaian.
mutu pegawai.
7. Manager Operasi
performance)
mutu pegawai.
Dispatch
dan ICAO).
Dispatch.
Dispatch.
Pertamina Aviation.
dan baggage handling mulai dari gate open sampai gate closed.
a. Surface Transport
BAG Handling
8. Manager Teknik
performance)
mutu pegawai.
b. Supervisor Teknik
mutu pegawai.
performance)
mutu pegawai.
performance)
mutu pegawai.
mutu pegawai.
mutu pegawai.
dengan formasi tenaga kerja tetap dan tenaga kerja kontrak. Jumlah tenaga kerja
kontrak jumlahnya tidak tetap, yang diperolah dari pihak jasa jawatan tenaga
terhadap perusahaan.
Berikut adalah Tabel 2.2. yang menjelaskan sistem pembagian jam kerja
Tabel 2.2. Sistem Pembagian Jam Kerja Bagian Adminstrasi dan Kantor
Berikut adalah Tabel 2.3. yang menjelaskan sistem pembagian jam kerja
dan AVSEC
Upah adalah suatu imbalan atas kerja/ jasa yang telah dilakukan oleh
yang layak bagi kemanusiaan dan produksi dinyatakan dalam bentuk uang yang
Gaji adalah upah dasar yang diberikan perusahaan kepada karyawan atas
perusahaan tetapi umumnya gaji diberikan untuk setiap satu hari kerja ataupun
untuk satu bulan kerja yang dilakukan perusahaan. Gaji tersebut biasa disebut gaji
pokok yang jumlahnya tetap tetapi pada periode tertentu nilainya akan mengalami
Berikut Tabel 2.4. dan Tabel 2.5. yang menjelaskan rincian gaji dan
a. Gaji Pokok
b. Tunjangan Jabatan
- Upah lembur
telah ditetapkan.
perusahaan.
- Tunjangan dinas
tertentu.
- Bonus
hari tua
- Cuti
- Dispensasi
lain-lain.
kepentingan bersifat umum/ public area dari sebuah bandar udara. Fasilitas
terminal dimiliki oleh pengelola bandar udara (PT Angkasa Pura II) dan dengan
lain:
kepada pihak yang berkepentingan) dari landside bandar udara. Properti ruangan
kantor dimiliki oleh pengelola bandar udara dan dengan fungsi bisnis, pihak PT
antara lain:
lainnya.
3. Handly talky (HT) yaitu alat komunikasi jarak dekat yang dipergunakan
kepada pihak tertentu) dari sisi udara (airside) bandar udara. Maskapai
pengelola bandar udara dan secara bersamaan pihak PT Gapura Angkasa akan
1. High Lift Loader (HLL) yaitu alat yang dipergunakan pada wide body
cargo, mail.
4. Pax Step Car yaitu mobil yang pada bagian atasnya memuat tangga
sebagai tempat naik dan turunnya penumpang dari dan ke dalam cabin
pesawat. Alat ini digunakan untuk pesawat yang mendapat tempat parkir
5. Push Back Car yaitu mobil yang mempunyai kekuatan untuk mendorong
6. Towing Bar yaitu alat penghubung push back car dengan pesawat pada
pesawat.
10. Baggage Cart yaitu alat yang menampung bagasi, cargo, dan benda-
benda pos.
11. Lavatory Truck yaitu mobil yang digunakan untuk membersihkan atau
12. Water Service Truck yaitu mobil yang digunakan untuk menyediakan
13. Bus dan VIP coach yaitu kendaraan yang digunakan untuk mengangkut
14. Handly Talky (HT) yaitu alat komunikasi jarak dekat yang dipergunakan
15. Mobil yaitu kendaraan yang digunakan untuk mengangkut petugas ramp
parkir pesawat.
16. Ground Power Unit (GPU) yaitu alat yang digunakan untuk membantu
17. AC Car yaitu alat yang digunakan untuk menambahkan gas Freon pada
AC pesawat.
18. Ground Turbine Compressor (GTC) yaitu alat yang digunakan untuk
engine pesawat.
slot time (jadwal waktu kedatangan dan keberangkatan) bandar udara agar
pesawat dapat layak mengudara (airbone) kembali. Wilarah kerja ramp handling
berada di parkiran pesawat (apron) yang merupakan airside dari bandar udara.
maka tujuan dan prinsip operasional harus berjalan dengan baik. PT. Gapura
- Safety (Keselamatan)
- Reguler (Teratur)
transportasi udara)
ada kecelakaan)
2.6.2. Uraian Proses Ramp Activity Handling (Narrow Body Aircraft: Boing
mengudara kembali.
- Pilot meminta izin untuk mendarat kepada pihak Air Trafic Controler
AirNav Indonesia.
dan pesawat bergerak agar taxi in. Perum AirNav Indonesia akan
memberitahukan kepada pilot lokasi parking stand dan slot time bandar
Pura II).
mesin oprasional di darat (landasan pacu, tax away, apron) telah diatur
keseluruhan.
pesawat dapat berjalan dengan aman untuk turun dari pesawat. Setelah
tank.
- PAX Disembark
2. Penumpang VVIP
3. Penumpang VIP
- Belt Loader
- Unloading
Tractor.
- Refueling
Dispensers Vehicle.
- Water Services
- Lavatory Services
- Cleannig
menata ulang pesawat seluruh ruangan (cabin dan kamar mandi) dengan
- Loading
pilot pesawat.
aviation security.
- Catering
- Load Sheet
pesawat.
- Call Boarding
- PAX Boarding
4. Penumpang VIP
5. Penumpang VVIP
- Document Complate
pilot kembali dan meminta izin kepada pilot untuk menyetujui dokumen
penerbagan.
penumpang.
pesawat.
Operator PT GMF Aeroasia dan operator push back car memandu pilot
taxi away. Setelah mendapatkan izin dari Perum AirNav Indonesia, pilot
- Pilot segera bermanufer darat untuk memasuki taxi away. Setelah di taxi
away pilot meminta izin untuk memasuki landasan pacu dan izin take off
mengudara (airbone).
mengudara.
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Jasa
yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya
terdiri dari atas serangkaian tidakan intangible yang biasanya (namun tidak harsu
selalu) terjadi interaksi antara pelanggan dan karyawan jasa ada/ atau sumberdaya
fisik atau barang adan/ atau sistem penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi
atas masalah pelanggan. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan kerap kali
terjadi dalam aktifitas pleksanaan jasa, sekalipun pihak-pihak yang terlibat tidak
menyadarinya. Dan selain itu ada situasi yang memungkinkan interaksi antara
sebuah sistem. Dalam perspektif ini jasa memiliki dua komponen utama yaitu
komponen operasi jasa (service opration), dimana masukan (input) diproses dan
disampaikan kepada pelanggan. Sebagian dari sistem ini tampak (visible) atau
diketahui pelangan (sering disebut pula front office atau frontstage), semantara
III-1
Universitas Sumatera Utara
III-2
ada bagian yang tak tampak atau bahkan tidak diketahui pelanggan (back office
atau backstage).
sistem.
Fasilitas
Jasa A Pelanggan A
fisik
Technical
Core
Personil
Jasa B Pelanggan B
kontak
Keterangan:
Interaksi Langsung Interaksi Sekunder
Sumber: Tjiptono, Ph.D Fandi dan Gregorius Chandra (2011: 14) Service, Quality & Satisfaction.
Gambar 3.1. Jasa Sebagai Sebuah Sistem
1. Intangibility
Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat,
2. Heterogenety
output, yang artinya terdapat banyak variansi bentuk, kualitas, dan jenis
3. Inseparability
sama.
4. Perishability
Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama, tidak dapat disimpan
ataupun dikembalikan.
yakni:
1. Proyek
Dalam tipe ini sejumlah aktifitas yang saling terkait dan dirumuskan
lama dan volumenya kecil/ sedikit. Apabila semua aktifitas selesai maka
mewujudkannya.
cetak biru jasa (service blueprint). Cetak biru jasa merupakan suatu gambar atau
peta yang secara akurat menggambarkan sistem jasa sedemikian rupa sehingga
setiap orang yang terlibat dalam penyediaan jasa tersebut mampu memahami dan
pandang individualnya.
Cetak biru jasa dipandang dari dua dimensi, dimana sumbu horizontal
berbeda. Bagian paling atas cetak biru adalah bukti fisik (Physical evidence) jasa,
yang menunjukkan fisik aktual jasa. Keempat komponen cetak biru jasa
1. Line of Interaction
2. Line of Visibility
Garis yang memisahkan antara semua aktifitas jasa yang tampak dan
tidak tampak bagi pelanggan. Garis ini juga memisahkan antara apa yang
pendukung lainnya.
Berikut adalah Gambar 3.2. yang menjelaskan cetak biru jasa dalam
penyampaian jasa.
BUKTI FISIK
Tindakan Pelanggan
Line of Interaction
Onstage Contact
Employe Actions
Line of Vsibility
Backstage Contact
Employe Actions
Proses Pendukung
Sumber: Tjiptono, Ph.D Fandi dan Gregorius Chandra (2011: 116) Service, Quality &
Satisfaction.
Pakar yang pertama kali mendefeniskan kualitas jasa adalah Lewis &
Booms (1983), mereka mendefenikan jasa adalah ukuran seberapa bagus tingkatan
layanan yang mampu diberika sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Kualitas jasa
mejelaskan bahwa ada dua hal yang mempengaruhi kualitas jasa yaitu jasa yang
diharapkan (expected sevice) dan jasa yang dirasakan (perceived service). apabila
perceived service sesuai dengan expedted service maka kualitas jasa kersangkutan
diapresiasi positif dan sebaliknya. Jika perceived service yang diperoleh melebihi
kepuasan pelannggan dan persepsi positif terhadap kulaitas jasa. Sebagai pihak
yang membeli dan mengkonsumsi jasa (dan bukan penyedia jasa) maka konsumen
dijadikan standart atau acauan dalam menilai produk yang bersangkutan. Kendati
yakni faktor yang dievaluasi pelanggan selama jasa disampaikan (proses quality)
dan faktor yang dievaluasi setelah jasa disampaikan (output quality). Mereka juga
Gronroos (1990 & 2000) memaparkan tiga dimensi kualitas jasa yang hampir
dari aspek output, proses, dan citra (result adn process-oriented). Gronroos
Gronoos.
(Lanjutan)
3.2. Kualitas
oleh konsumen terhadap produk ataupun jasa yang telah diberkan kepada mereka.
Ekspektasi ini dapat ditentukan dari kegunaan barang/ jasa dan harga jualnya.
bahwa hal tersebut merupakan kualitas dari produk (Besterfield, Dale H. 1987).
P
Q=
E
Dimana:
Q = Kualitas
P = Performansi
E = Ekspektasi Pelanggan
Apabila nilai Q lebih besar dari 1, maka pelanggan memiliki rasa yang
baik tentang produk atau pelayanan yang diberikan. Ekspektasi dari pelanggan
kondisi tertentu.
keinginan pelanggan.
pelanggan.
keteknikan dan manajemen, yang dengan aktifitas tersebut diukur ciri-ciri kualitas
antara lain:
banyak unit produksi lain yang rusak. Rendahnya variansi produk yang
baku dari pihak suplier, marketing dan purchasing dan dilanjukan dengan proses
transformasi bahan baku hingga produk jadi yang sampai ditangan konsumen.
dan proses produksi agar tidak dapat terjadi penyimpangan yang cukup
keadaan yang tidak terkendali atau dapat dikatakan hasil proses yang tidak
dikarenakan hal ini terjadi secara normal, maka bila variansi proses
termasuk dalam tipe ini akan dikategorikan dalam batas kendali statistik.
yang digunakan.
bagian dari sutu proses Special cause dapat terjadi dikarenakan peralatan
yang tidak tepat, kelelahan operator dan penggunaan bahan baku yang
tidak baik. Jika titik pengamatan jatuh diluar batas kendali, maka
banyaknya variabel yang dapat diukur pada populasi tersebut. Beberapa macan
cara untuk mengetahui ukuran sempel yang diambil sebagai perwakilan dari suatu
populasi, yaitu:
1. Pendapat Slovin
N
n=
1 Ne 2
Dimana:
n = Ukuran sempel
N = Populasi
2. Pendapat Gay
3. Interval Taksiran
adalah:
N 2
n=
( N 1) D 2
Dimana:
n = Ukuran sempel
N = Populasi
= Standart deviasi
B2
D =
4
4. Pendapat Bernaulli
Z 2 (1 )
n=
e2
Dimana:
n = Ukuran sempel
Z = Nilai Z (1 / 2)
=
ditolerin.
objek yang berkenaan dengan investifigasi oleh peneliti. Elemen adalah setiap
karakteristik adalah populasi dan setiap dari unit populasi tersebut adalah elemen
dari populasi.
Sempel adalah sebuah sunset dari populasi. Sebuah subset terdiri dari
sejumlah elemen dari populasi yang ditarik sebagai semple dengan mekanisme
tertentu dan dengan tujuan tertentu. Elemen yang ditarik dari populasi disebut
sebagai sebuah sempel apabila karakteristik yang dimiliki oleh gabungan seluruh
populasi.
yang ditarik maupun cara penarikan harus mengikuti atau memenuhi aturan
populasi dari mana sempel tersebut diambil atau ditarik. Sampling adalah metode
pengumpulan data yang sengat populer karena manfaatnya yang sedemikian besar
dalam penghematan sumber daya, waktu, dan biaya dalam kegiatan pengumpulan
data. Sampling sering dibandingkan dengan sensus yaitu pengumpulan data secara
menyeluruh yaitu seluruh sumber data ditelusuri dan setiap elemen data yang
butuh diambil.
Secara garis besar metode penarikan sempel dapat diklarifikasi atas dua
bagian yaitu probability sampling (penarikan sampel yang terkait dengan faktor
dengan faktor probabilitas). Perbedaan antara dua prinsip penarikan sampel ini
selain dalam hal teknis/ mekanisme pelaksanaan, juga dari sasaran pokok yaitu
pemborosan (Waste) dan meningkatkan nilai tambah (value added) produk (atau
tidak bernilai tambah (non-value adding activities) dalam desain, produksi (untuk
bidang manufaktur atau operasi (untuk bidang jasa), dan supply chain
tepat waktu.
Terdapat dua jenis pemborosan, yaitu type one waste dan type two waste.
Type one waste adalah aktifitas kerja yang tidak menciptakan nilai tambah dalam
proses transformasi input menjadi output sepanjang value stream, akan tetapi
aktivitaf tersebut tidak dapat dihindarkan pada saat ini karena berbagai alasan.
Type two waste merupakan aktvitas yang tidak menciptakan nilai tambah dan
tambah (non-value added activities) dan dikenal dalam kalangan praktisi lean
(Lanjutan)
secara luas oleh dunia industri, karena manajemen industri frustasi terhadap
defect).
mandiri dari manajemen, tanpa memberikan solusi yang ampuh dalam hal
selama kurang lebih 10 tahun setelah implementasi konsep six sigma telah
mereka menjadi pengetahuan publik, dan sejak saat itu program six sigma
tahun pertama.
menjadi 5-sigma.
5,1-sigma.
tahun atau secara rata-rata sekitar 1965 “peningkatan” setiap tahun. Suatu
peningkatan dramatik.
4,7- sigma sampai 6-sigma mengikuti kurva linier (mengikuti deret hitung).
sejak gerakan kualitas dimulai. Sebagian besar dari model tersebut didasarkan
proses berbasis data (George, Micahel L. 2003). Namun selain itu terdapat juga
Sumber: George, Micahel L (2003: 274) Lean Six Sigma for Service.
peningkatan terus menerus menuju target Six Sigma. Proses closed-loop ini
kualitas menuju target Six Sigma. Adapun langkah - langkah operasional DMAIC
1. Define
peningkatan kualitas Six Sigma. Pada tahap ini kita perlu mendefinisikan
beberapa hal yang terkait dengan: (1) kriteria pemilihan proyek Six Sigma,
(2) peran dan tanggung jawab dari orang-orang yang akan terlibat dalam
proyek Six Sigma, (3) kebutuhan pelatihan untuk orang-orang yang terlibat
dalam proyek Six Sigma, (4) proses- proses kunci dalam proyek Six Sigma
beserta pelanggannya, dan (5) kebutuhan spesifik dari pelanggan, dan (6)
terhadap setiap proses sigma yang telah dipilih, harus didefinisikan proses-
terlibat dalam setiap proses itu. Diagram SIPOC adalah salah satu diagram
informasi kunci, material, atau sumber daya lain kepada proses. Jika
suppliers).
kepada proses.
beberapa sub-proses.
yang menerima ouputs. Jika suatu proses terdiri dari beberapa sub-
Sumber: George, Micahel L (2003: 279) Lean Six Sigma for Service.
2. Measure (M)
Six Sigma. Terdapat tiga hal pokok yang harus dilakukan dalam tahap
FMEA.
Sumber: George, Micahel L (2003: 287) Lean Six Sigma for Service.
pengendalian kuliatas.
Sumber: George, Micahel L (2003: 289) Lean Six Sigma for Service.
3. Analyze (A)
Six Sigma. Pada tahap ini kita perlu melakukan beberapa hal berikut:
kecacatan.
dalam program peningkatan Six Sigma, yang menunjukkan kegagalan per satu
sebesar 3,4 DPMO seharusnya tidak diinterpretasikan sebagai 3,4 unit output
yang cacat dari satu juta unit output yang diproduksi, tetapi diinterpretasikan
sebagai dalam satu unit produk tunggal terdapat rata-rata kesempatan gagal
dari suatu karakteristik CTQ adalah hanya 3,4 kegagalan per satu juta
Diagram ini merupakan suatu diagram yang digunakan untuk mencari unsur
tulang ikan. Bagian kanan dari diagram biasanya menggambarkan akibat atau
Komposisi bahan mentah dapat sedikit berbeda dengan sumber pasokan dan
kelihatannya berfungsi dengan cara yang sama, tetapi dispersi dapat muncul
dari sebuah mesin bila beroperasi optimal hanya sebagian dari sebagian waktu
kerja. Metode kerja yang samapun dapat menunjukkan perbedaan dalam hasil
prosesnya.
berpengaruh, ada lima faktor utama yang harus diperhatikan yaitu manusia,
Bila terdapat sedikit perbedaan dalam bahan mentah, peralatan dan metoda
Mutu yang ingin kita perbaiki dan kendalikan disebut “karakteristik mutu”.
pada sebuah diagram hubungan antara sebab dan akibat kita ingin mengetahui
sebab dan akibat dalam bentuk yang nyata. Oleh karenanya, akibat =
karakteristik mutu, dan sebab = faktor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Sumber: unikom.ac.id
cabang.
ranting. Dan pada setiap ranting tulislah faktor yang lebih rinci,
lengkap.
4. Improve (I)
Six Sigma. Pada tahap ini kita menetapkan suatu rencana tindakan (action
sumber dan akar penyebab dari masalah kualitas teridentifikasi, maka perlu
yaitu: ”jika anda gagal dalam perencanaan. Maka sesungguhnya anda sedang
serta prioritas dan alternatif yang dilakukan dalam implementasi dari rencana
pengumpulan data dan analisis ketika implementasi dari suatu rencana, juga
kualitas Six Sigma, yang berarti bahwa dalam tahap ini tim peningkatan
kualitas Six Sigma harus memutuskan apa yang harus dicapai (berkaitan
itu harus dilakukan, dimana rencan tindakan itu akan diterapkan atau
dilakukan, bilamana rencana tindakan itu akan dilakukan, siapa yang akan
melaksanakan rencana tindakan itu serta manfaat positif yang diterima dari
dapat digunakan pada tahap pengembangan rencana tindakan ini. Dalam tahap
ini tim peningkatan kualitas Six Sigma dapat menggunakan metoda 5W+2H
Tindakan
5. Control (C)
atau tanggung jawab ditransfer dari tim Six Sigma kepada pemilik atau
penanggung jawab proses, yang berarti proyek Six Sigma berakhir pada tahap
dalam cara-cara praktek organisasi itu dikelola sehari-hari. Six Sigma tidak
kumpulan dari hasil-hasil proyek itu mempengaruhi tingkat kinerja yang lebih
tingkat tinggi yang berlangsung dari hari ke hari. Tujuan dari standardisasi
kinerja yang lain melalui proyek-proyek Six Sigma yang lain mengikuti
konsep DMAIC. Dengan demikian setelah sasaran proyek Six Sigma tercapai,
diselesaikan itu.
dan telah diselesaikan itu. Hal ini sesuai dengan konsep pengendalian kualitas
akan dengan ISO 9001:2000 akan dibahas dalam bab VII pada buku ini.
bahan dalam proses belajar terus menurus, baik bagi karyawan baru maupun
3.8.1. Kaizen
Istilah ini mencakup pengertian perbaikan yang melibatkan semua orang baik
manajer dan karyawan dan melibatkan biaya dalam jumlah tak seberapa. Filsafat
kaizen berpandangan bahwa cara hidup kita apakah itu kehidupan kerja atau
upaya perbaikan terus menerus. Meski perbaikan dalam kaizen bersifat kecil dan
berangsur, namun proses kaizen mampu membawa hasil yang dramatis mengikuti
Perbaikan Standar.
diterapkan di Barat.
dapat dilihat bahwa, siklus ini merupakan konsep yang terpenting dari
proses kaizen.
PERBAIKAN
ACT PLAN
A P
C D
CHECK DO
Pada awalnya, setiap proses kerja baru belum cukup stabil. Sebelum kita
3.8.
PEMELIHARAAN
ACT STANDARDIZE
A S
C D
CHECK DO
hal itu terjadi karena kita tidak memiliki standar? Atau apakah hal itu
terjadi karena standar yang tidak cukup rinci atau kurang memadai?
4. Mengutamakan Kualitas
dipahami secara benar dan dipecahkan, masalah itu harus ditemukan dan
1. Orientasi Pelanggan
3. Robotik
5. Sistem Saran
1. Kaizen Checklist
sering disebut gerakan 5-S yang merupakan inisial kata Jepang yang
Shitsuke.
dalam berbagai lingkungan. Lima W dan satu H yaitu Who (siapa), What
(bagaimana).
4. Five M Checklist
Alat ini berfokus pada lima faktor kunci yang terlibat dalam setiap
experiments, quality function deployment, failure mode and affect analysis, just in
tahap, yakni:
lingkungan organisasi.
diperoleh adalah mampu mengurangi rata-rata 49-30 hari satu silkus pelayanan.
Selain itu mereka akan memperoleh peningkatan potensi nasabah dan laba sebesar
(DMAIC)
kualitas waktu siklus pelayanan telah dilakukan disebuah rumah sakit. Kepusan
Apabila Six-sigma terlaksanan dengan baik maka siklus pelayanan pasien rata-rata
dapat berkurang dari 234-143 menit atau berkurang sampai 61% (Vijay, S. Arun,
2015).
yang berada di wilayah udara (airside) bandar udara. Keterlambatan ramp activity
penerbangan. Selain itu bila terjadi keterlambatan maskapai akan kehilangan slot
time bandar udara dan penurunan kualitas pelayanan penumpang. Penelitian ini
METODOLOGI PENELITIAN
Januari 2018.
Objek penelitian adalah hal-hal yang menjadi objek atau titik perhatian
dalam suatu penelitian yaitu pengendalian dan kualitas waktu operasi ramp
activity handling.
IV-1
Universitas Sumatera Utara
IV-2
antara lain:
a. Manusia/ operator adalah sumber daya yang terlibat dalam proses ramp
activity handling.
b. Metode kerja adalah tata cara dalam melaksanakan suatu proses ramp
activity handling.
variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu kualitas waktu
antara konsep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti.
panjang lebar tentang suatu topik yang akan dibahas. Tujuan kerangka konseptual
penelitian dan bagaimana prosedur empiris yang digunakan sebagai alat untuk
jasa, dimana bukan aspek hasil saja yang menjadi perhatian. Melainkan juga
kegitan yang meliputi proses, lingkungan, dan sumber daya manusia (Tjiptono,
Ph.D Fandi dan Gregorius Chandra, 2011). Perspektif ini dirumukan secara rinci
oleh (Goetsch and Davis, 1994) yang mendefenisikan kualitas sebagai kondisi
dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, sumber daya manusia, proses,
menjadi:
abstrak yakni informasi dan dokumen pendukung operasi jasa tidak lain
Penelitian ini dibatasi dengan empat bidang secara umum. Empat bidang itu
diantaranya adalah mansia/ operator, metode kerja, mesin dan peralatan, serta
penelitian.
Perbaikan
(Six-Sigma dan Kaizen)
Manusia/ operator
Kecacatan Kualitas dan Waktu
Ramp Activity Handling
Peningkatan Kualitas dan Efiseiensi Waktu
(Ground Time >45')
Metode kerja Ramp Activity Handling
yang Mendekati On Time Performance
- Ground Time Frekwensi (> 45’)
(Ground Time ≤ 45')
- Loss Time (> 45')
Kulitas dan Ketepatan Waktu - Keterlambatan
Mesin dan peralatan
Ramp Activity Handling
On Time Performance
Material
(Ground Time ≤ 45')
Lingkungan Kerja
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder.
1. Data primer
Data primer adalah data yang langsung didapatkan dari hasil observasi
2. Data sekunder
Data sekunder data yang tidak diamati secara langsung dan diperoleh
dokumentasi perusahaan.
dokumentasi perusahaan.
dilapangan.
pendukung lainnya.
handing.
penelitian.
Mulai
Mulai
Studi
Studi Lapangan
Lapangan
Identifikasi
Identifikasi Masalah
Masalah
Keterlambatan
Keterlambatan Waktu
Waktu Pelayanan
Pelayanan
Perumusan
Perumusan Masalah
Masalah
Persentase
Persentase keterlambatan
keterlambatan yang
yang >5%
>5%
Studi
Studi Pustaka
Pustaka
Penetapan
Penetapan Tujuan:
Tujuan:
·· Menganalisis
Menganalisis faktor
faktor yang
yang
mempengaruhi
mempengaruhi kualitas
kualitas pelayanan
pelayanan
·· Mengusulkan
Mengusulkan nilai
nilai level
level dari
dari faktor-
faktor-
faktor
faktor untuk
untuk menurunkan
menurunkan presentase
presentase
Keterlambatan
Keterlambatan pelayanan
pelayanan
Pengumpulan Data:
· Data Primer
Urutan proses, cara kerja mesin,
penyebab Keterlambatan
pelayanan
· Data Sekunder
Data jumlah keterlambatan, data
jenis keterlambatan pelayanan
ramp activity handling
Pengolahan
Pengolahan Data
Data
·· Penggunaan
Penggunaan Metode
Metode Six
Six Sigma
Sigma
·· Identifikasi
Identifikasi faktor
faktor dominan
dominan keterlambatan
keterlambatan
dengan
dengan Six
Six Sigma
Sigma
·· Penggunaan
Penggunaan Metode
Metode Kaizen
Kaizen
·· Perbaikan
Perbaikan
Analisis
Analisis Pemecahan
Pemecahan Masalah:
Masalah:
·· Analisis
Analisis hasil
hasil Six
Six Sigma
Sigma
·· Analisis
Analisis hasil
hasil Kaizen
Kaizen
Kesimpulan
Kesimpulan dan
dan Saran
Saran
Selesai
Selesai
kegiatan penelitian
Mendefinisikan
Mendefinisikan masalah
masalah
Mengumpulkan
Mengumpulkan data
data keterlambatan
keterlambatan ramp
ramp activity
activity handling
handling
11 tahun
tahun terakhir.
terakhir.
Define
Define :: Membuat
Membuat diagram
diagram SIPOC
SIPOC
Tahap
Tahap Pengukuran
Pengukuran ::
Measure
Measure :: Menentukan
Menentukan Critical
Critical to
to Quality
Quality
Membuat
Membuat peta
peta Control
Control
Pengukuran
Pengukuran Level
Level Sigma
Sigma
Analayze
Analayze :: Startifikasi
Startifikasi
Diagram
Diagram Pareto
Pareto
Diagram
Diagram Sebab
Sebab Akibat
Akibat
Improve
Improve :: Kaizen
Kaizen Five
Five M
M Checklist
Checklist
Perbaikan
Perbaikan 5W
5W ++ 1H
1H
Kaizen
Kaizen Five
Five Step
Step Plan
Plan
Control
Control :: Melakukan
Melakukan tindakan
tindakan Perbaikan
Perbaikan
Pada bagian ini dilakukan analisis terhadap hasil pengolahan data dan
kemudian dievaluasi.
kesimpulan yang berisi hal-hal penting dalam penelitian tersebut. Selain itu,
peneliti akan memberikan saran yang bermanfaat bagi perusahaan untuk dapat
Kaizen.
aircraft saat didarat demi kepentingan bisnis pelayanan kepada penumpang/ cargo
pesawat itu sendiri di apron bandar udara. Pelayanan terhadap pesawat sendiri
pada penigkatan potensi bahaya dan biaya operasional (air economic transport)
Berikut adalah data ground time ramp activity handling untuk narrow
(Persero) (narrow body aircraft) pada tahun 2016 dan Tabel 5.2. Bombardier
2016.
V-1
Universitas Sumatera Utara
V-2
Tabel 5.1. Ground Time Boing 737-800 NG PT. Garuda Indonesia (Persero) (Narrow Body Aircraft) pada Tahun 2016
(Lanjutan)
Tabel 5.1. Ground Time Boing 737-800 NG PT. Garuda Indonesia (Persero) (Narrow Body Aircraft) pada Tahun 2016
(Lanjutan)
(Lanjutan)
Tabel 5.1. Ground Time Boing 737-800 NG PT. Garuda Indonesia (Persero) (Narrow Body Aircraft) pada Tahun 2016
(Lanjutan)
Sumber: Pengelolahan Data (AMC Bandar Udara Internasional Kelas I Kualanamu PT. Angkasa Pura II, Deli Serdang)
Tabel 5.2. Ground Time Bombardier CRJ-1000 NG PT. Garuda Indonesia (Persero) (Narrow Body Aircraft) pada Tahun 2016
(Lanjutan)
(Lanjutan)
Tabel 5.2. Ground Time Bombardier CRJ-1000 NG PT. Garuda Indonesia (Persero) (Narrow Body Aircraft) pada Tahun 2016
(Lanjutan)
(Lanjutan)
Sumber: Pengelolahan Data (AMC Bandar Udara Internasional Kelas I Kualanamu PT. Angkasa Pura II, Deli Serdang)
Dari kedua jenis data ground time tersebut dapat dilihat ada sebaran data
yang melebihi kesepakan waktu yang telah ditetapkan oleh PT Gapura Angkasa
Medan kepada pihak PT Garuda Indonesia (Persero). Adapun ground time yang
telah disepakati oleh kedua belah pihak adalah harus (pada table tulisan cetak
menggunakan parking stand di bandar udara dalam satu tahun periode. Adapun
stratifikasi data kecacatan ketika penggunaan parking stand bandar udara yakni
ground time frekwensi (> 45’), loss time (> 45'), dan keterlambatan.
udara:
(Lanjutan)
Loss Time (> 45') adalah selisih antara waktu Aircraft Ground Time (> 45') dengan banyaknya waktu fekwensi (n)45’
Loss Time (> 45') = Aircraft Ground Time (> 45') - (n) 45’
Berikut adalah Tabel 5.4. yang menjelaskan loss time (>45’) narrow body aircraft PT. Garuda Indonesia pada tahun 2016.
Tabel 5.4. Loss Time (> 45') Narrow Body Aircraft pada Tahun 2016
(Lanjutan)
Frekwensi > 45' Ground Time> 45' Loss Time (> 45')
Jumlah Jumlah/
No. Bulan Type Aircraft Jumlah Jumlah
Hari Hari n (') Jumlah (') (')
n (')
Boing 737-800 NG 4 107 6665 1850
11. November 30 184 11128 2848
Bombardier CRJ 1000 NG 3 77 4463 998
Boing 737-800 NG 4 111 6739 1744
12. Desember 31 192 11362 2722
Bombardier CRJ 1000 NG 3 81 4623 978
Total 366 Hari 2217 134008 34243
Sumber: Pengelolahan Data
3. Keterlambatan
Keterlambatan adalah selisih antara waktu Aircraft Ground Time dengan banyaknya waktu fekwensi dari seluruh periode
(n) 45’.
Berikut adalah Tabel 5.5. yang menjelaskan keterlambatan narrow body aircraft PT. Garuda Indonesia pada tahun 2016.
(Lanjutan)
Objek penelitian adalah hal-hal yang menjadi objek atau titik perhatian dalam suatu penelitian yaitu pengendalian dan
kualitas waktu operasi ramp activity handling. Dari hal tersebut dapat terlihat bahwa yang menjadi perhatian penelitian adalah tiga
jenis kecacatan penggunaan parking stand di bandar udara, yakni frekwensi (> 45’), loss time (> 45'), dan keterlambatan.
(> 45’), loss time (> 45'), dan keterlambatan) pada tahun 2016.
Tabel 5.6. Kecacatan Penggunaan Parking Stand di Bandar Udara (Ground Time Frekwensi (> 45’),
Tabel 5.6. Kecacatan Penggunaan Parking Stand di Bandar Udara (Ground Time Frekwensi (> 45’),
(Lanjutan)
Six Sigma adalah metode yang bertujuan untuk melakukan upaya terus
5.2.1.1. Define
Pada tahap ini dilakukan pendefinisian atau penjelasan proses yang akan
operasional, sasaran tersebut dapat berupa penurunan tingkat kecacatan dan biaya
(customer value).
Beriku adalah lampiran Gambar 5.1. Cetak Biru Jasa Ramp Activity Handling (Narrow Body Aircraft) PT Gapura Angkasa
Dokumen slot time bandar udara, informasi Make up area, baggage claim conveyor belt,
SAP Bandar Udara, Kamera Pengawas ATC Radio, ATK SAP Bandar Udara, Kamera Pengawas
parking stand Kamera Pengawas
Dokumen salot time bandar udara, cargo bisnis, Radio Campany Canel, perhitungan terhadap
ATK, APD, Handy Talky, GSE, GPU, Cargo make up area, baggage claim conveyor belt,
dokumen penerbangan cargo bisnis, dokumen ramp area, document control, flight document, ATK, APD, Handy Talky Flight Document lengkap (harus sudah lengkap)
bisnis/ Bagasi penumpang, Baggage cart Cargo/ Bagasi penumpang yang datang
pendukung peberbangan load contro, kebutuhan penerbangan selanjutnya
Aviobridge, Cargo/ bagasi penumpang, baggage Catring Services car, Makanan dan minuman,
APD, Marseler Tools, Parking Stand compartment dan fuel tank pesawat membuka Push Back Car, Towing Bar PT Gapura Angkasa Ground Time Document
cart Kebutuhan kamar mandi
Dokumen Slot Time bandar udara, dokumen Apron, Parking Stand, Aircraft Arrival, Black Apron, Ramp Handling Document, Flight Make up Area (Banggage Claim Area), cargo/
Aircraft Radio Contact Landasan Udara (Air Field) Taxy-away Terminal Cargo, Cargo Bisnis Claim Flight Document di tanda tangani Black Box On Aircraft Radio Contact Landasan Udara (Air Field) Air Radio Contact Taxi-away
pemesanan penerbangan, tiket penerbangan Box Off Document bagasi penumpang, Baggage Conveyor Belt
TINDAKAN PELANGGAN
ONSTAGE CONTACT
- PT Gapura Angkasa membersihkan/ - PT GMF Aeroasia, diinstruksikan oleh - PT Gapura Angkasa, Ramp Dispatcher
- PT Gapura Angkasa mengoperasikan menata ulang cabin pesawat dan seuruh Ramp Dispatcer untuk memcabut bantalan mencatat Ground Time pesawat.
lavatory services car untuk menyedot ruangan komesil - PT GMF Aeroasia, Bersiap menunggu pada roda pesawat. - Ground Time diserahkan kepada
lavatory tank dan membuangnya ke - AVSEC PT Gapura Angkasa, Megeledah instrusksi ramp dispatcher PT GMF Aeroasia memandu pilot untuk Department Quality Control
- PT Gapura Angkasa, Mengoperasikan
pembuang/ pengelolahan limbah dan mengamankan operator cleaner manuver darat, meninggalkan Parking - Ground Time diserahkan kepada Perum
- PT Gapura Angkasa, Ramp Dispatcher aviobridge agar penumpang dapat keluar
sebelum/ sesudah bertugas. Stand untuk dapat Taxi-in AirNav Indonesia
dengan aman dari pesawat. - PT GMF Aeroasia, membuka seluruh
- PT Gapura Angkasa sudah berada di Ramp Active Area, bersiap
- AVSEC mengamankan penumpang di compartment dan fuel tank pesawat
memberikan istruksi.
- PT GMF Aeroasia lokasi aviobridge
- PT Aerofood ACS - Karyawan/ operator telah siap sedia
memberikan pelayanan khusus kepada:
- PT Pertamina Aviation 1. Penumpang yang berkebutuhan khusus
- PT Angkasa Pura II (AMC dan 2. Penumpang VVIP
Avsec) 3. Penumpang VIP
TINDAKAN
PETUGAS
BACKSTAGE CONTACT
- PT Gapura Angkasa, Para staf dan operator
- PT Gapura Angkasa, Para staf dan operator mempersiapkan kebutuhan yang diminta
menerima salot time bandar udara/ cargo oleh pilot saat pendaratan. - FOO Bersiap menunggu instrusksi ramp
- Ramp Dishacher mengkoordinir kebutuhan
bisnis dan mempersiapkan penerbangan Para staf (FOO dan Load Cotroler) dan dispatcher
Ramp Handling
sipil baik untuk cargo bisnis/ penumpang operator mempersiapkan dukumen dan FOO melengkapi Flight Document
komersil memperhitungkan (ramp area, document
control, flight document, load control)
kebutuhan penerbangan selanjutnya.
PROSES PENDUKUNG
- PT. Gapura Angkasa melakukan
koordinasi untuk pelayanan bagasi/ - Bagasi/ Penumpang Khusus terlayani - Baggage Cart di make-up area untuk - PT Angkasa Pura II, AMC mencatat
- PT. Gapura Angkasa, Cargo handling
penumpang khusus kepada: - PT Angkasa Pura II, AMC mencatat waktu 1. Penumpang yang berkebutuhan khusus dipindahkan ke Baggage Conveyor Belt, Ground Time pesawat.
mengecek keamanan/keselamatan dan
1. Penumpang yang berkebutuhan khusus kedatangan 2. Penumpang VVIP agar penumpang dapat melakukan - Ground Time diserahkan kepada Perum
dokumen penerbangan dari cargo bisnis
2. Penumpang VVIP 3. Penumpang VIP Baggage Claim. AirNav Indonesia
3. Penumpang VIP
Gambar 5.1. Cetak Biru Jasa Ramp Activity Handling (Narrow Body Aircraft)
(lima) langkah yang disebut sebagai DMAIC yaitu Define, Measure, Analyze,
sebagai berikut :
dengan lama waktu parking stand lebih dari 45 menit. Ini disebabkan
oleh banyak hal/ kegiatan yang terjadi di ramp area sangat kompleks,
Loss Time (> 45') adalah selisih antara waktu Aircraft Ground Time (>
VI-1
Universitas Sumatera Utara
VI-2
kecelakaan kerja.
- Keterlambatan
penerbagan.
pelayanan yang dibuat oleh perusahaan secara signifikan, oleh karena itu
1. Seiri (Pemilahan)
Dalam hal ini semua barang dan bahan-bahan yang berantakan dan telah
barang yang penting dan mana yang sudak tidak layak pakai.
diperlukan.
kepentingannya.
dibuang saja.
- Mesin atau alat-alat yang sudah tidak sesuai dengan pekerjaan yang
dilakukan.
pekerjaan.
2. Seiton (Penataan)
Pada kondisi ini, hal yang terjadi adalah semua barang-barang ataupun
rapi.
- Barang dan bahan yang telah tersusun, diatur sesuai dengan jenis dan
fungsinya.
terjaga.
adalah :
- Tanda batas
- Persiapan tempat
- Pengelompokan barang
3. Seiso (Kebersihan)
Pada kegiatan ini yang terjadi pada kondisi ruangang kerja adalah
sampah ataupu debu sisa pengerjaan masih ada selama aktivitas kerja,
menempel pada mesin ataupun pada peralatan kerja, dan ruangan kerja
yang menempel pada peralatan, mesin dan tempat kerja yang telah
disediakan
tersebut.
4. Seiketsu (Pemantapan)
- Pemeriksaan.
5. Shitsuke (Pembiasaan)
- Hubungan karyawan
karyawan.
tersebut.
perusahaan dan sangat bermanfaat bagi perusahaan, hal ini dikarenakan metode
berpengaruh terhadap watak para pekerja dan juga hasil yang berorinetasi proses
dimana pekerja akan semakin bijaksana dalam hal tanggung jawab terhadap
meningkat. Hal ini dapat terjadi apabila seluruh pihak yang terlibat dalam
7.1. Kesimpulan
sebagai berikut :
Ground Time Frekwensi (> 45’), Loss Time (> 45'), dan Keterlambatan.
Ketiga hal tersebut merupakan hal yang saling terkait dalam pemecahan
handling masih banyak berada diluar kendali. Dalam hal ini perusahaan
harus mampu menerapkan prinsip zero defect, hal yang dapat dilakukan
VII-1
Universitas Sumatera Utara
VII-2
yaitu :
- Seiri (Pemilahan)
- Seiton (Penataan)
barang yang tidak layak untuk dipakai lagi dan selalu melakukan
- Seiso (Kebersihan)
sampah dan debu-debu sisa pengerjaan dan terdapat oli-oli bekas yang
masih menempel pada mesin kerja, hal yang perlu dilakukan adalah
- Seiketsu (Pemantapan)
- Shitsuke (Pembiasaan)
dengan baik.
Indonesia (Persero).
Berikut Table 7.2. potensi perbaikan ground time ramp activity handling
Indonesia (Persero).
7.2. Saran.
adalah:
ground time ramp activity handling sehingga data yang diperoleh akurat
yakni:
Pada bagian ini perusahaan harus dapat dengan jelas dalam memberikan
evaluasi akan apa yang dilakukan dan akan yang dilakukan untuk
bagi para pekerja dapat memotivasi pekerja untuk menjadi lebih baik
lagi
3. Iklim (panas/ hujan) dan kebisingan merupakan hal yang sangat perlu
dan terletak diwilayah katulistiwa dari bumi. Oleh sebab itu fluktuasi
suhu di apron area dan di make-up area harus di perhatikan oleh pihak
bandar udara.
Tjiptono, Ph.D Fandi dan Gregorius Chandra. Service, Quality & Satisfaction. Edisi
McDermott, Robin E. dkk. The Basic of FMEA. 2sd Edition. 2009. New York: Taylor
George, Michael L. Lean Six Sigma for Service How to Use Lean Speed and Six
McGraw-Hill.
Gaspersz, Vincent. dkk. The Executive Guide to Implementing Lean Six Sigma
Time dalam Waktu Kurang dari 6 Bulan. 2008. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Besterfield, Dale. H. Quality Control, Fifth Edition. 1998. United States Of America:
Management, Third Edition. 2008. Canada: Jhon Wiley & Sons Inc.
Geneva.
The Convention on International Civil Aviation. Annexes 1 to 18. 2008. New York.
United Nation.
PT Gapura Angkasa. Ground Operation Manual (GOM). 2016. Jakarta: Kota Baru
Bandar Kemayoran.
Hidayat Anang. Strategi Six Sigma “Peta Pengembangan Kualitas dan Kinerja”.
Bateh, Justin dan Jim Farah. Reducing Call Center Wait Times Trough Six Sigma.
Jakarta.
Studic, Milena. 2017. A Systemic Modelling of Ground Handling Services Using The
Bulut, Emrah. 2016. A Multidimensional QFD Design for The Services Quality
Mitreva, Elizabeta. dkk. 2015. Application of The Methidodology For Improving The
Business Processes for The Company for Air Services TAV Airport Holding,
Goce Delcev.
2015.
Airport Gate Assignment Order. Jurnal Teknik Industri, Volume 17, Nomor
1, Juni-2015.
Al-Dhaferi dan Parminder Singh Kang. Using Lean Philosophy to Improve Passenger
Technical University.
Peng, Yang. dkk. 2014. Evaluation of Airport Capacity Thrugh Agent Based
Techlology.
Dengan Pendekatan Six Sigma Dan Kaizen. Indonesia: Institut Sains &
Leonard, T dan J. Bakker. 2013. Apron Layout Design and Flight-to-Gate Assigment
White, M. dkk. 2008. Cycle Time Improvement by a Six Sigma Project for The
Claudia Juarez.
https://www.garuda-indonesia.com/id/en/garuda-indonesia-experience/fleets/fleet-
http://www.aertecsolutions.com/2014/05/05/what-is-ground-handling/?lang=en.
Dokumen slot time bandar udara, informasi Make up area, baggage claim conveyor belt,
SAP Bandar Udara, Kamera Pengawas ATC Radio, ATK SAP Bandar Udara, Kamera Pengawas
parking stand Kamera Pengawas
Dokumen salot time bandar udara, cargo bisnis, Radio Campany Canel, perhitungan terhadap
ATK, APD, Handy Talky, GSE, GPU, Cargo make up area, baggage claim conveyor belt,
dokumen penerbangan cargo bisnis, dokumen ramp area, document control, flight document, ATK, APD, Handy Talky, Jam/ Jam Tangan Flight Document lengkap (harus sudah lengkap)
bisnis/ Bagasi penumpang, Baggage cart Cargo/ Bagasi penumpang yang datang
pendukung peberbangan load contro, kebutuhan penerbangan selanjutnya
Aviobridge, Cargo/ bagasi penumpang, baggage Catring Services car, Makanan dan minuman,
APD, Marseler Tools, Parking Stand compartment dan fuel tank pesawat membuka Push Back Car, Towing Bar PT Gapura Angkasa Ground Time Document
cart Kebutuhan kamar mandi
Dokumen Slot Time bandar udara, dokumen Apron, Parking Stand, Aircraft Arrival, Black Apron, Ramp Handling Document, Flight Make up Area (Banggage Claim Area), cargo/
Aircraft Radio Contact Landasan Udara (Air Field) Taxy-away Terminal Cargo, Cargo Bisnis Claim Flight Document di tanda tangani Black Box On Aircraft Radio Contact Landasan Udara (Air Field) Air Radio Contact Taxi-away
pemesanan penerbangan, tiket penerbangan Box Off Document bagasi penumpang, Baggage Conveyor Belt
TINDAKAN PELANGGAN
ONSTAGE CONTACT
- PT Gapura Angkasa membersihkan/ - PT GMF Aeroasia, diinstruksikan oleh - PT Gapura Angkasa, Ramp Dispatcher
- PT Gapura Angkasa mengoperasikan menata ulang cabin pesawat dan seuruh Ramp Dispatcer untuk memcabut bantalan mencatat Ground Time pesawat.
lavatory services car untuk menyedot ruangan komesil - PT GMF Aeroasia, Bersiap menunggu pada roda pesawat. - Ground Time diserahkan kepada
lavatory tank dan membuangnya ke - AVSEC PT Gapura Angkasa, Megeledah instrusksi ramp dispatcher PT GMF Aeroasia memandu pilot untuk Department Quality Control
- PT Gapura Angkasa, Mengoperasikan
pembuang/ pengelolahan limbah dan mengamankan operator cleaner manuver darat, meninggalkan Parking - Ground Time diserahkan kepada Perum
- PT Gapura Angkasa, Ramp Dispatcher aviobridge agar penumpang dapat keluar
sebelum/ sesudah bertugas. Stand untuk dapat Taxi-in AirNav Indonesia
dengan aman dari pesawat. - PT GMF Aeroasia, membuka seluruh
- PT Gapura Angkasa sudah berada di Ramp Active Area, bersiap
- AVSEC mengamankan penumpang di compartment dan fuel tank pesawat
memberikan istruksi.
- PT GMF Aeroasia lokasi aviobridge
- PT Aerofood ACS - Karyawan/ operator telah siap sedia
memberikan pelayanan khusus kepada:
- PT Pertamina Aviation 1. Penumpang yang berkebutuhan khusus
- PT Angkasa Pura II (AMC dan 2. Penumpang VVIP
Avsec) 3. Penumpang VIP
TINDAKAN
PETUGAS
BACKSTAGE CONTACT
- PT Gapura Angkasa, Para staf dan operator
- PT Gapura Angkasa, Para staf dan operator mempersiapkan kebutuhan yang diminta
menerima salot time bandar udara/ cargo oleh pilot saat pendaratan. - FOO Bersiap menunggu instrusksi ramp
- Ramp Dishacher mengkoordinir kebutuhan
bisnis dan mempersiapkan penerbangan Para staf (FOO dan Load Cotroler) dan dispatcher
Ramp Handling
sipil baik untuk cargo bisnis/ penumpang operator mempersiapkan dukumen dan FOO melengkapi Flight Document
komersil memperhitungkan (ramp area, document
control, flight document, load control)
kebutuhan penerbangan selanjutnya.
PROSES PENDUKUNG
- PT. Gapura Angkasa melakukan
koordinasi untuk pelayanan bagasi/ - Bagasi/ Penumpang Khusus terlayani - Baggage Cart di make-up area untuk - PT Angkasa Pura II, AMC mencatat
- PT. Gapura Angkasa, Cargo handling
penumpang khusus kepada: - PT Angkasa Pura II, AMC mencatat waktu 1. Penumpang yang berkebutuhan khusus dipindahkan ke Baggage Conveyor Belt, Ground Time pesawat.
mengecek keamanan/keselamatan dan
1. Penumpang yang berkebutuhan khusus kedatangan 2. Penumpang VVIP agar penumpang dapat melakukan - Ground Time diserahkan kepada Perum
dokumen penerbangan dari cargo bisnis
2. Penumpang VVIP 3. Penumpang VIP Baggage Claim. AirNav Indonesia
3. Penumpang VIP
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
- PT Angkasa Pura II, AVSEC mengawasi
F A K U L T A S T E K N I K
dan mengamankan penumpang yang
datang/ pergi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
CETAK BIRU JASA
Pengawasan dan Pengaman oleh: RAMP ACTIVITY HANDLING (NARROW BODY AIRCRAFT)
- Otoritas Bandar Udara (Kementrian PT GAPURA ANGKASA DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL KUALANAMU, DELI SERDANG
Perhubungan Udara RI)
- Polisi dan TNI
SKALA NAMA TANGGAL TANDA TANGAN
- Imirasi, Kementrian Hukum dan Ham
- Balai Karantina (hewan, tumuhan dan DIGAMBAR RINTA R. CHAIDIR 110403069 20-01-2018
makanan), Kementerian Pertanian
- Karantina Manusia dan Penyakit, DIPERIKSA Dr. Ir. Nazaruddin Matondang, MT
Kementrian Kesehatan RI
- Bea Cukai, Kementrian Keuangan RI DISETUJUI Dr. Ir. Nazaruddin Matondang, MT
Universitas Sumatera Utara
L-11
BTT
LV
WS
CsN
BL
FUEL
BC
GPU
CAT
PBB
TOW
KETERANGAN
A R E A K E D A T A N G A N D .A N K E B E R A N G A K A T A N
No. KODE
Kode NAMA
NAMA
BANDAR UDARA INTERNASIONAL KUALANAMU
1. Kode
BC NAMA
Baggage Chart
2. BL Baggage Loader
3. Kode
BTT NAMA
Baggage Trailer Truck DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
F A K U L T A S T E K N I K
4. CAT Catering Equiment UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Kode
CsN Cone Sign MEDAN
6. FUEL Fueling Truck 2018
7. Kode
GPU NAMA
Ground Power Unit LAYOUT (AIRPORT PLATFORM)
RAMP ACTIVITY HANDLING (NARROW BODY AIRCRAF BOIENG 737-800 NG/ SERIES)
8. Kode
LV NAMA
Lavatory Service PT. GAPURA ANGKASA DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL KUALANAMU, DELI SERDANG
9. PBB Passenger Loading Bridge SKALA 1: 140 NAMA TANGGAL TANDA TANGAN
10. TOW Push Back Car
DIGAMBAR RINTA R. CHAIDIR 110403069 20-01-2018
11. WS Water Service
DIPERIKSA Dr. Ir. Nazaruddin Matondang, MT.
Idle Engine Power Danger Areas
Ramp Active Safety Areas DISETUJUI Dr. Ir. Nazaruddin Matondang, MT.
Universitas Sumatera Utara