Anda di halaman 1dari 106

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

TUGAS AKHIR

Konsep Perencanaan dan Perancangan


PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA TERPADU PERSIS DI SURAKARTA
DENGAN PENDEKATAN ASPEK KOMERSIAL UNTUK MENINGKATKAN
PROFESIONALISME KLUB

Diajukan sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik


Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh :
PRASETYA DANU NUGROHO
NIM. I 0207117

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Terpadu PERSIS di Surakarta


Dengan Pendekatan Aspek Komersial Untuk Meningkatkan Profesionalisme
Klub

Integrated PERSIS Football Training Center In Surakarta


With Approach Commercial Aspects To Improve Professionalism Of Club

Penyusun

Prasetya Danu Nugroho


NIM. I 0207117

Pembimbing I Pembimbing II
Tugas Akhir Tugas Akhir

Ir. Rachmadi Nugroho, MT Dyah S. Pradnya P, ST, MT


NIP. 19560821 198601 1 001 NIP. 19710122 199702 2 001

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KEMENTE
ERIAN PEND
DIDIKAN DAN
D KEBUDDAYAAN
U
UNIVERSITA
AS SEBELA
AS MARETT
FAKUL
LTAS TEKN
NIK JURUSA
AN ARSITE
EKTUR
PROGRAM
P STUDI ARS
SITEKTUR

KONSEP PERENCAN
NAAN DAN
N PERANCA
ANGAN

Pu
usat Pelatihan Sepak Bola Terpadu u PERSIS d di Surakarta
Dengan Pen
ndekatan Asppek Komersiial Untuk Meningkatkann Profesionallisme Klub

PENYUS
SUN : PRAASETYA DAANU NUGR
ROHO
NIM : I 02007117
AN
JURUSA : ARS SITEKTUR
TAHUN : 20122

Surakarta,, Oktob
ber 2012

M
Menyetujui,

Pembimbiing I Pembiimbing II
Tugas Akkhir Tugaas Akhir

Ir. Rachmadi
R Nuugroho, MT Dyah
D S. Praddnya P, ST, MT
NIP. 19560821
1 1998601 1 001 NIP.
N 197101222 199702 2 001

M
Mengesahkan
n,

Kettua Jurusan Arsitektur


A Keetua Program
m Studi Arsittektur
Faakultas Teknnik UNS Fakultas T
Teknik UNSS

Dr. Ir. Mohamad Muqoffa,


M MTT. Kahar Sunnoko, ST, MT
T.
NIP. 19620610
1 1999103 1 001 NIP.
N 196903220 199503 1 002

commit to user

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya yang ditulis dan dirancang oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Jika
terdapat hal – hal yang tidak sesuai dengan isi pernyataan ini, maka saya bersedia derajad
kesarjanaan saya dicabut.

Surakarta, Oktober 2012

Prasetya Danu Nugroho

commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KEMENTE
ERIAN PEND
DIDIKAN DAN
D KEBU
UDAYAAN
U
UNIVERSIT
TAS SEBELA
AS MARET
T
FAKUL
LTAS TEKN
NIK JURUSA
AN ARSITE
EKTUR
P
PROGRAM STUDI ARS
SITEKTUR

KONSE
EP PERENCA
ANAAN DAN
N PERANCA
ANGAN

Pusat Pelatiihan Sepak Bola


B Terpadu
u PERSIS di Surakarta

Dengan Pendekatan
P A
Aspek Komerssial Untuk Meeningkatkan Profesionalism
P me Klub

PEN
NYUSUN : PRASETYA
A DANU NU
UGROHO

NIM
M : I 0207117

JUR
RUSAN : ARSITEKT
TUR

TA
AHUN : 2012

Surakartaa, Oktobber 2012

M
Menyetujui,

Pembimbiing I Pembimbing II

Tugas Akkhir Tugaas Akhir

Ir. Rachmadi
R Nuugroho, MT Dyah S. Praddnya P, ST, MT
M

NIP. 19560821 1998601 1 001 NIP. 197101222 199702 2 001

M
Mengesahkan,
,

Keetua Jurusan Arsitektur


A K
Ketua Program
m Studi Arsiteektur

Fakultas
F Teknnik UNS Fakultas Teknik UNS

Dr. Ir.. Mohamad Muqoffa,


M MT. Kahar Sunnoko, ST, MT
T.

NIP. 19620610 1999103 1 001 NIP. 196903220 199503 1 002


commit to user

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila telah selesai (dari suatu
urusan), kerjakanlah dengan sungguh – sungguh (urusan yang lain), dan hanya kepada ALLAH
SWT hendaknya kamu berharap.
(Q.S. Alam Nasyrah 6 – 8)

Kecerdasan emosi adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektik menerapkan
daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh yang
manusiawi.
( Robert k. Cooper )

Mereka berkata bahwa setiap orang membutuhkan tiga hal yang akan membuat mereka
berbahagia di dunia ini, yaitu; seseorang untuk dicintai, sesuatu untuk dilakukan, dan sesuatu
untuk diharapkan.
(Tom Bodett)

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

UCAPAN TERIMAKASIH

Aku persembahkan karya ini untuk orang – orang yang aku cintai dan sayangi. Berkat dorongan,
dukungan, dan doa merekalah karya ini terselesaikan sebagai suatu bentuk karya terindah dari
tetesan ilmu Ilahi :
Karya ini kupersembahkan untuk :

ƒ Allah SWT, atas karunia, nikmat dan segala yang tidak bisa disebutkan satu persatu,
Sungguh Engkaulah pembuat skenario terindah hamba - Mu, Sungguh damai hidup dalam
naungan - Mu, Sungguh menentramkan hidup dalam bimbingan-Mu. Sungguh benar janji-
Mu kepada hamba yang menyerahkan hidupnya di jalan-Mu.
ƒ Kedua Orang Tuaku yang tiada henti mendoakan ku, sungguh kalian berdua inspirasiku.
ƒ Kedua adikku yang selalu memberi semangat dan selalu mendoakan ku, Terimakasih, aku
sayang kalian.
ƒ Seorang wanita luar biasa yang selalu menyemangati setiap saat, saat aku benar – benar
membutuhkan semangat kamu selalu ada. Sungguh kamulah semangatku.
ƒ Ir. Rachmadi Nugroho, MT, pembimbing Tugas Akhir ini yang selalu menyediakan waktu
dan banyak ilmu yang telah dibagi kepada saya. Terimakasih atas petuah dan ilmu
berharganya
ƒ Dyah S. Pradnya P, ST, MT selaku dosen pembimbing Tugas Akhir ini yang selalu
menyediakan waktu dan banyak ilmu yang telah dibagi kepada saya. Terimakasih atas
petuah dan ilmu berharganya
ƒ Teman – teman telah membantuku menyelesaikan karya ini dengan baik. Kalian sungguh
teman yang luar biasa.
ƒ Dan semua pihak yang terkait dalam membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini. Banyak
sekali tidak bisa disebutkan satu persatu. Thanks for all.
ƒ Almamaterku tercinta.

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan anugrah -
Nya yang dilimpahkan bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir
ini dari proses survey, analisis data, penyusunan konsep ini hingga proses perancangan.
Penulis menyadari bahwa penulisan Konsep Perencanaan dan Perancangan Tugas Akhir ini
dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan sumbangan baik
materiil maupun spiritual. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih pada:
1. Dr.Ir.Muhammad Muqoffa,MT. dan Kahar Sunoko, ST, MT, selaku Ketua Jurusan
Arsitektur dan Ketua Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret yang
telah memberi kemudahan menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Ir. Hardiyati, MT. selaku pembimbing akademik yang telah memberikan perhatian dan
arahan selama penulis menempuh studi.
3. Ir. Rachmadi Nugroho, MT dan Dyah S. Pradnya P, ST, MT, selaku dosen pembimbing I
dan II Tugas Akhir yang meluangkan waktu di sela – sela kesibukannya untuk memberikan
bimbingan, masukan, dan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penyelesaikan penyusunan
Tugas Akhir ini.
4. Seluruh dosen Program Studi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Sebelas Maret yang telah memberikan banyak bekal ilmu, pengalaman berhargadan
motivasi kepada penulis dan penyelesaian studi.
Selain itu penulis juga berterimakasih kepada pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu,
persatu. Penulis berharap agar Tuhan senantiasa memberkati semua pihak yang terkait. Harapan
penulis semoga karya ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan kepada Surakarta
khususnya dan pembaca pada umumnya. “Tak ada gading yang tak retak” penulis juga menyadari
bahwa laporan ini masih jauh dari kesempuraan dan terdapat banyak kekurangan yang mungkin
penulis tidak sadari. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun, sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini

Surakarta, Oktober 2012

Penulis
commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA TERPADU PERSIS DI SURAKARTA


DENGAN PENDEKATAN ASPEK KOMERSIAL UNTUK MENINGKATKAN
PROFESIONALISME KLUB
Prasetya Danu Nugroho
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta

ABSTRAK

Pada mulanya olah raga dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan kesehatan badannya
yang disebut Health Sport. Dalam Kerangka ini yang terpenting dalam sepak bola adalah
bagaimana dengan permainan tersebut dilakukan gerakan–gerakan yang dapat meningkatkan
kesehatan para pemainnya. Kegiatan sepak bola ini cukup dilakukan di lapangan sepak bola yang
sederhana, tanpa membutuhkan sarana pendukung lainnya. Dalam perkembangannya, sepak bola
masuk dalam kerangka Sport for Competition. Dimana olah raga sudah mengarah pada kepentingan
pertandingan. Kepentingan untuk menyehatkan badan dalam sepak bola bergeser ke tingkat yang
lebih tinggi yakni bagaimana dapat memenangkan pertandingan dalam sepak bola. Untuk mencapai
tujuan ini pemain sepak bola diorganisasikan dalam sebuah klub yang dilatih kemampuan fisik dan
tekniknya serta dikenalkan dengan berbagai strategi dan pola permainan untuk dapat memenangkan
pertandingan. Sehingga pemain sepakbola harus tangguh, berlatih teratur dan pandai dalam strategi,
pola, dan teknik. Untuk itu selain lapangan sepak bola yang dilengkapi dengan tempat penonton,
diperlukan juga tempat latihan dan kantor untuk kepentingan mengelola dan mengatur sebuah klub.
Saat ini, sepak bola telah memasuki era Sport for Entertaintment. Pertandingan sepakbola sudah
menjadi pertunjukan artificial yang berorientasi ke pasar. Dalam pertandingan sepak bola tidak
hanya dibutuhkan kemenangan, tapi harus menampilkan permainan yang cantik dengan gol – gol
yang indah, serta berbagai hal yang dapat menyenangkan dan memuaskan para pecinta sepak bola.
Secara umum tujuan penyusunan adalah merumuskan konsep perencanaan dan perancangan
“wadah” bagi pelatihan sepak bola untuk Klub PERSIS di Surakarta yang terpadu dan efisien untuk
mengurangi kelelahan, mengatasi kelambatan, memperpendek jarak, dan menghemat biaya demi
meningkatkan profesionalisme dan prestasi Klub PERSIS Solo dengan pendekatan aspek
komersial. Untuk meningkatkan prestasi dan profesionalisme klub, maka perlu dirancang pusat
pelatihan terpadu PERSIS di Surakarta yang efisien dan komersial. Dengan kemandirian dan
profesional tersebut diharapkan dapat mengangkat prestasi Klub PERSIS Solo.
Analisis pendekatan konsep perencanaan dan perancangan PPST PERSIS di Surakarta
dengan Tinjauan Komersial, mencangkup analisis kegiatan, analisis peruangan, analisis bentuk dan
struktur bangunan untuk mendapatkan konsep dasar perencanaan dan perancangan PPST PERSIS
di Surakarta dengan Tinjauan Komersial. Sedangkan analisis pendekatan desain perencanaan dan
perancangan PPST PERSIS di Surakarta, mencangkup analisis pendekatan desain makro seperti
pemilihan lokasi site, pendekatan desain sirkulasi dan pencapaian, pendekatan desain orientasi,
pendekatan desain respon noise, pendekatan desain respon klimatologi, zonifikasi site. Analisis
pendekatan desain mikro seperti, pendekatan desain peruangan, pendekatan desain bangunan,
sistem struktur bangunan PPST PERSIS di Surakarta, dan sistem utilitas PPST PERSIS di
Surakarta.

Kata Kunci : Pusat Pelatihan Sepak Bola, Sepak


commitBola, PERSIS Solo, Surakarta, Komersial.
to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

INTEGRATED PERSIS FOOTBALL TRAINING CENTER IN SURAKARTA


WITH APPROACH COMMERCIAL ASPECTS TO IMPROVE PROFESSIONALISM
OF CLUB

Prasetya Danu Nugroho


Programme Architecture Faculty of Engineering, Sebelas Maret University
at Surakarta

ABSTRACT

At first exercise carried out by the human body to improve health called Health Sport. In
this framework the most important thing in soccerl is how the game was made movements that can
improve the health of its players. Soccer activity is done on the soccer field that is simple, without
the need for other means of support. In its development, in the framework soccer Sport for
Competition. Where the sport has led to the interest of the game. The importance of healthy body
weight in soccer shifted to a higher level as to how to win the game in soccer. To achieve this goal
soccer players were organized into a club that trained physical ability and technique and
introduced to various strategies and formats to be able to win the game. So that must be a tough
soccer player, practicing regularly and clever strategies, patterns, and techniques. For it other
than a soccer field that is equipped with a spectator, also needed a gym and an office for the
purpose of managing and organizing a club. Today, soccer has entered the era of Sport for
Entertaintment. The game of soccer has become a performance-oriented artificial market. In a
soccer match not only needed a victory, but had to play with a beautiful goal - a beautiful goal, and
the various things that can be fun and rewarding soccer lovers.
The general objective is to formulate the preparation of planning and design concept
"container" for training for club PERSIS Solo with integrated and efficient way to reduce fatigue,
overcome delays, shorten the distance, and save costs in order to enhance the professionalism and
achievements PERSIS Solo club aspect approach commercial. To improve the performance and
professionalism of the club, it should be designed integrated training center in PERSIS Solo club
efficient and commercially. With independence and the professional is expected to raise
achievement PERSIS Solo club.
Analysis approach to planning and design concepts PPST PERSIS Solo with the
Commercial Approach, covers analysis of the activities, the analysis of monetary affairs, analysis
of the shape and structure of the building to get the basic concepts of planning and design in PPST
PERSIS Solo with the Commercial Approach. While the analytical approach to design planning
and design PPST PERSIS Solo, covers analytical approach to macro design site such as site
selection, design approach and achievements circulation, orientation design approach, design
approach noise response, response design approach climatology, zonifikasi site. Analysis of such
micro design approach, the design approach of monetary affairs, building design approach, system
structure PPST PERSIS Solo, and utility systems PPST PERSIS Solo.

Keywords: Football Training Center, Football, PERSIS Solo, Surakarta, Commercial.


commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i


PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................ iii
MOTTO ............................................................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................................ v
KATA PENGANTAR........................................................................................................ vi
ABSTRAKSI ..................................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL................................................................................ xi

BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................... 1
I.1. Pengertian Judul
I.1.1. Pengertian Redaksional ................................................................... 1
I.1.2. Pemahaman Esensi Judul................................................................. 2
I.2. Latar Belakang ........................................................................... 4
I.2.1. Pergeseran Peran Sepak Bola bagi Kehidupan Manusia.............. 4
I.2.2. Perbandingan Pembinaan Sepakbola di Negara - Negara Maju dan
di Indonesia................................................................................... 5
I.2.3. Peranan Klub Sepakbola dalam Kebijaksanaan Persepakbolaan
Nasional .......................................................................................... 8
I.2.4. Kondisi Fasilitas PERSIS yang Terpisah - pisah............................ 9
I.2.5. Perlunya Efisiensi dalam Pengelolaan Fasilitas PERSIS
yang Terpisah ......................................................................... 10
1.2.6. Upaya Menciptakan Ruang Komersial untuk Meningkatkan
Profesionalisme Klub PERSIS ................................................. 12
I.3. Permasalahan ......................................................................... 12
I.4. Tujuan .............................................................................................. 12
I.5. Sasaran.................................................................................................... 12
I.6. Lingkup ...................................................................................................... 13
commit to user

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

I.6.1 Arsitektural ............................................................................ 13


I.6.2 Non Arsitektural ...................................................................... 13
I.7. Kutub – Kutub …………………………………….....……………..….. 13
I.8. Strategi Desain .................................................................................... 14
I.9. Metoda Pendataan ............................................................................. 14
I.9.1. Observasi ................................................................................ 14
I.9.2. Pemotretan ................................................................................ 14
I.9.3. Wawancara ............................................................................... 14
I.9.4. Literatur ................................................................................... 14
I.10. Sistematika Penulisan ........................................................................... 15

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................17


II.1. Tinjauan Fasilitas Olahraga .................................................................. 17
II.2. Tinjauan Sepakbola .......................................................................... 17
II.2.1. Pengertian ...................................................................................... 17
II.2.2. Sifat dan Karakter Sepakbola……………………………………. 17
II.2.3. Kondisi Persepakbolaan Global………………………………...... 26
II.2.4. Pembinaan Persepakbolaan Nasional............................................ 27
II.3. Tinjauan Klub Sepak Bola ......................................................................... 31
II.3.1. Pengertian ......................................................................................... 31
II.3.2. Sifat .................................................................................................. 31
II.3.3. Struktur Organisasi ...................................................................... 31
II.4. Tinjauan Pelatihan Sepakbola......................................................... 32
II.4.1. Latihan Fisik ........................................................................... 33
II.4.2. Latihan Teknik ........................................................................... 34
II.4.3. Latihan Taktik ........................................................................ 35
II.5. Tinjauan Aspek Komersial .................................................................. 36
II.5.1. Pengertian Aspek Komersial....................................................... 36
II.5.2. Aspek Komersial pada Beberapa Bangunan Komersial …….……. 36
II.6. Kajian Bentuk Arsitektural................................................................... 38
II.6.1. Tinjauan Bentuk-Bentuk dengan Filosofi olahraga (sport)............. 38
commit to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

II.6.2. Manifestasi Aspek Komersial pada Olahraga Dalam Desain........ 42


II.7. Studi Kasus Pusat Pelatihan Sepakbola ........................................... 42
II.7.1. The KNVB National Football Training Centre, Zeist, Belanda...... 42
II.7.2. Centre Technique National Fernand Sastre, Claire Fontaine,
Prancis ................................................................................... 46
II.7.3. Courts Young Lions Singapore………………………………….. 47

BAB III. TINJAUAN KOTA SURAKARTA SEBAGAI LOKASI PPST PERSIS YANG
DIRENCANAKAN................................................................................................. 52
III.1. Tinjauan Fisik Kota Surakarta ................................................................ 52
III.1.1. Kondisi Geografis ............................................................................. 53
III.1.2. Kondisi Kimatologis ....................................................................... 54
1) Sinar Matahari ........................................................................ 54
2) Curah Hujan ........................................................................... 54
3) Angin .................................................................................... 55
III.2. Surakarta dan Potensi Olahraga yang Dimiliki...................................... 55
III.3. Tinjauan Sepakbola Di Surakarta............................................................ 56
III.3.1. Potensi Sepakbola di Surakarta..................................................... 56
III.3.2. Sarana dan Prasarana Sepakbola di Surakarta................................. 58
III.4. Persatuan Sepakbola Indonesia Surakarta (PERSIS)....................... 60
III.4.1. Sejarah PERSIS...................................................................... 60
III.4.2. Struktur Organisasi PERSIS............................................................. 63
III.4.3. Prestasi PERSIS............................................................................... 64
III.4.4. Pendanaan PERSIS............................................................................ 65
III.5. Pusat Pelatihan Sepakbola Terpadu (PPST) PERSIS di Surakarta........ 65
III.5.1. Pengertian........................................................................................ 65
III.5.2. Kegiatan yang akan Diwadahi........................................................... 67
III.6. Aspek Komersial pada Pusat Pelatihan Sepakbola Terpadu PERSIS.... 71
III.7. Mekanisme Finansial pada Pusat Pelatihan Sepak Bola Terpadu
PERSIS .............................................................................................74
III.8. Arsitektur Hijau pada PPST PERSIS di Surakarta........................... 76
commit to user

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

III.8.1. Green Roof pada Mess/ Asrama …………………..........…... 77


III.8.2. Transportasi Sepeda pada Kawasan PPST PERSIS di Surakarta…. 78

BAB IV. ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PADA PUSAT PELATIHAN


SEPAK BOLA TERPADU PERSIS DI SURAKARTA ..................................... 81
IV.1. Analisis Pendekatan User …………….....……………………………... 81
IV.1.1. Pengelola ..............................................................................81
IV.1.2. Pengguna Reguler .................................................................. 82
IV.2. Analisis Pendekatan Pola Kegiatan .......................................................... 82
IV.2.1. Berdasarkan program kegiatan.......................................................... 82
IV.2.2. Berdasarkan sifat kegiatan / zona .................................................... 82
IV.2.3. Berdasarkan pengelompokan kegiatan......................................... 83
IV.3. Analisis Pendekatan Konsep Kebutuhan dan Pengelompokan Ruang 83
IV.4. Analisis Pendekatan Konsep Besaran Ruang dan Penentuan
Kebutuhan Luas Site............................................................................. 85
IV.4.1. Dasar Perhitungan Besaran Ruang ....................................................85
IV.4.2. Kapasitas Pelayanan ........................................................................ 86
IV.4.3. Sumber Perhitungan Besaran Ruang ................................................ 87
IV.4.4. Analisis Standart Ruang ............................................................ 87
IV.4.5. Perhitungan Besaran Ruang ………………………………………..91
IV.4.6. Penentuan Kebutuhan Luas Site ....................................................... 98
IV.5. Analisis Konsep Hubungan Ruang .............................................................. 99
IV.5.1. Hubungan Antar Kelompok Ruang PPST PERSIS ...................... 99
IV.5.2. Hubungan Antar Ruang dalam Kelompok Ruang PPST PERSIS.... 99
IV.6. Analisis Konsep Tata Ruang dan Ekspresi Ruang ................................. 104
IV.6.1. Dasar Pertimbangan ............... ........................................................ 104
IV.6.2. Alternatif Desain ............................................................................. 104
IV.6.3. Kesimpulan .................................................................................. 105
IV.7. Analisis Pendekatan Konsep Lokasi dan Site .......................................... 107
IV.7.1. Tujuan .................................................................................... 107
IV.7.2. Dasar Pertimbangan......................................................................... 107
commit to user

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

IV.7.3. Proses .......................................................................................... 107


IV.7.4. Kesimpulan ............................................................................. 108
IV.8. Analisis Konsep Pencapaian Site ........................................................ 111
IV.8.1. Tujuan .............................................................................................. 111
IV.8.2. Dasar Pertimbangan ........................................................................ 111
IV.8.3. Proses .............................................................................................. 112
IV.8.4. Kesimpulan ............................................................................. 113
IV.9. Analisis Pendekatan Orientasi Site ............................................ 113
IV.9.1. Tujuan............................................................................................... 113
IV.9.2. Dasar Pertimbangan ...................................................................... 113
IV.9.3. Proses ............................................................................................... 114
IV.9.4. Kesimpulan...................................................................................... 115
IV.10. Analisis Pendekatan Konsep Sirkulasi Site ............................................. 116
IV.10.1. Tujuan............................................................................................. 116
IV.10.2. Dasar Pertimbangan....................................................................... 115
IV.10.3. Proses.............................................................................................. 117
IV.10.4. Kesimpulan..................................................................................... 118
IV.11. Analisis Pendekatan Konsep Kebisingan............................................. 119
IV.11.1. Tujuan .................................................................................... 119
IV.11.2. Dasar Pertimbangan ....................................................................... 119
IV.11.3. Proses ..................................................................................... 119
IV.11.4. Kesimpulan ................................................................................... 119
IV.12. Analisis Pendekatan Konsep Zonifikasi ................................................... 120
IV.12.1. Tujuan ............................................................................................ 120
IV.12.2. Dasar Pertimbangan...................................................................... 120
IV.12.3. Proses ................................................................................. 121
IV.12.4. Kesimpulan ................................................................................. 123
IV.13. Analisis Konsep Tata Massa dan Ekspresi Bangunan ........................... 125
IV.13.1.Tujuan............................................................................................. 125
IV.13.2. Dasar Pertimbangan ................................................................... 125
IV.14.3. Proses .......................................................................................... 126
commit to user

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

IV.14.4. Kesimpulan .................................................................................. 128


IV.14. Analisis Pendekatan Tata Ruang Luar PPST PERSIS......................... 130
IV.14.1. Dasar pertimbangan ..................................................................... 130
IV.14.2. Analisis ................................................................................. 131
IV.14.3. Kesimpulan ................................................................................ 133
IV.15. Analisis Konsep Aspek Komersial pada Bangunan PPST PERSIS di
Surakarta ..................................................................................................... 133
IV.15.1. Menciptakan Ruang-ruang Komersial ........……………………… 135
IV.15.2. Merancang Beberapa Ruang untuk Sekaligus Disewakan ………. 135
IV.15.3. Efisiensi ……………………………………………………... 135
IV.15.4. Menarik ……………………………………………………… 139
IV.16. Analisis Konsep Sistem Struktur ........................................................ 143
IV.16.1. Dasar Pertimbangan ....................................................................... 143
IV.16.2. Proses ............................................................................................. 143
IV.17. Analisis Sistem Utilitas Bangunan PPST PERSIS .............................. 147
IV.17.1. Sistem Mekanikal dan Elektrikal ………………………………. 148
IV.17.2. Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah …………..........……. 157
IV.17.3. Sistem Transportasi Vertikal ……………………………....…… 159

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN


SEPAK BOLA TERPADU PERSIS DI SURAKARTA ............................................. 162
V.1. Konsep User PPST ………....…………………………………………. 162
V.1.1. Pengelola ………………………………………………………… 162
V.1.2. Pengguna Reguler …………………………………………….. 163
V.2. Konsep Pola Kegiatan ………………………………………………… 163
V.3. Konsep Kebutuhan dan Pengelompokan Ruang …………………… 163
V.4. Konsep Besaran Ruang dan Penentuan Kebutuhan Luas Site …… 165
V.5. Konsep Hubungan Ruang ……………………………………………. 176
V.5.1. Hubungan Antar Kelompok Ruang PPST PERSIS ……......…. 176
V.5.2. Hubungan Antar Ruang dalam Kelompok Ruang PPST PERSIS 177
V.6. Konsep Tata Ruang dan Ekspresi Ruang ……………………………. 180
commit to user

xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

V.7. Konsep Lokasi dan Site ……………………………………..….. 182


V.8. Konsep Pencapaian Site ………………………………………………. 183
V.9. Konsep Orientasi Site ………………………………….....………………184
V.10. Konsep Sirkulasi Site ………………………………..………………… 185
V.11. Konsep Kebisingan …………………………………………………… 186
V.12. Konsep Zonifikasi ………………………………………………….. 186
V.13. Konsep Tata Massa dan Ekspresi Bangunan ………………………. 188
V.14. Konsep Tata Ruang Luar PPST PERSIS ……………………………. 191
V.15. Konsep Aspek Komersial pada Bangunan PPST di Surakarta …… 192
V.15.1.Konsep Menciptakan Ruang-ruang Komersial ………………….. 192
V.15.2.Konsep Merancang Beberapa Ruang untuk Sekaligus Disewakan 193
V.15.3. Bangunan PPST Persis di Surakarta ……………………………… 193
V.15.4.Konsep Efisiensi Bangunan PPST PERSIS di Surakarta .....……… 193
V.15.5.Konsep Menarik pada Bangunan PPST PERSIS di Surakarta 194
V.16. Konsep Sistem Struktur …………………………………………………. 195
V.16.1. Sub Struktur ……………………………………………………. 195
V.16.2. Super Struktur ………………………………………………….. 196
V.16.3. Upper Struktur ……………………………………………………… 196
V.17. Konsep Sistem Utilitas Bangunan PPST PERSIS …………………… 197
V.17.1. Sistem Mekanikal dan Elektrikal ……………………………… 197
V.17.2. Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah ……………………… 201
V.17.3. Sistem Transportasi Vertikal …………………………………. 203
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 204

commit to user

xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


Gambar 2.1: Struktur Organisasi Klub sepak bola profesional. 32
Gambar 2.2: Logo klub Manchester United 39
Gambar 2.3 : Logo Piala Dunia Korea Jepang 2002 40
Gambar 2.4 : Kostum Tim Lazio 40
Gambar 2.5. : Bentuk persegi pada Stadion–Stadion di Dunia 41
Gambar 2.6 : Bangunan sport komersial 43
Gambar 2.7 : Ajax Junior 44
Gambar 2.8 : Blok Plan KNVB National Training Centre 46
Gambar 2.9 : Tim nasional Prancis 47
Gambar 2.10: Keterangan Mengenai Tim Young Lion Singapore 48
Gambar 2.11: Fasilitas Terpadu Courts Young Lions (1) 50
Gambar 2.12: Fasilitas Terpadu Courts Young Lions (2) 50
Gambar 2.13: Fasilitas Terpadu Courts Young Lions (3) 50
Gambar 2.14: Fasilitas Terpadu Courts Young Lions (4) 51
BAB III. TINJAUAN SURAKARTA DAN PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA TERPADU
PERSIS YANG DIRENCANAKAN
Gambar 3.1 : Peta Administrasi Kota Surakarta 52
Gambar 3.2 : Peta Batas Kota Surakarta 54
Gambar 3.3: Stadion R. Maladi 59
Gambar 3.4: Stadion Manahan 59
Gambar 3.5: Lapangan Kotabarat 60
Gambar 3.6: Tim PERSIS Solo 62
Gambar 3.7: Struktur Organisasi PERSIS 63
Gambar 3.8 : Hubungan ekonomi, masyarakat, dan lingkungan 73
Gambar 3.9 : Alur Finansial Pembangunan PPST PERSIS di Surakarta 75
Gambar 3.10 : Bagan mekanisme finansial PPST PERSIS di Surakarta 76
Gambar 3.11 : Sketsa green roof 77
Gambar 3.12 : Sepeda sebagai alat transportasi alternatif pada kawasan PPST PERSIS 79
commit to user

xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV. ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PADA PUSAT PELATIHAN SEPAKBOLA


TERPADU PERSIS DI SURAKARTA
Gambar 4.1 : Kebutuhan ruang gerak tubuh manusia (Data Arsitek) 85
Gambar 4.2 : Dimensi manusia dengan perabotan (Data Arsitek) 86
Gambar 4.3 : Ukuran Lapangan Sepak Bola (www.fifa.com) 87
Gambar 4.4 : Training Pool 88
Gambar 4.5 : Recreation Poll 89
Gambar 4.6 : Alat – alat fitness/ gym 90
Gambar 4.7 : Alat – alat untuk Kebugaran Fisik Pemain Sepak bola 91
Gambar 4.8 : Ruang Audio Visual 91
Gambar 4.9: Hubungan Antar Kelompok Ruang PPST PERSIS 99
Gambar 4.10 : Hubungan Ruang pada Kelompok Ruang Kesehatan PPST PERSIS 100
Gambar 4.11 :Hubungan Ruang pada Kelompok Ruang Penginapan PPST PERSIS 101
Gambar 4.12 : Hubungan Ruang pada kelompok Ruang Pengelolaan PPST PERSIS 102
Gambar 4.13 : Hubungan Ruang pada kelompok Ruang Informasi PPST PERSIS 103
Gambar 4.14 : Hubungan Ruang pada Kelompok Ruang Komersial PPST PERSIS 103
Gambar 4.15 : Hubungan Ruang pada Kelompok Ruang Penunjang PPST PERSIS 104
Gambar 4.16 : Sainsbury Centre karya Norman Foster 105
Gambar 4.17 : Toko buku Aksara (Andra Matin) 105
Gambar 4.18 : Wallpaper dan logo Klub PERSIS 106
Gambar 4.19 : Distribusi Wilayah Pengembangan Kota Surakarta 108
Gambar 4.20 : Foto Udara Lokasi Jalan Adi Sucipto (Google Earth) 108
Gambar 4.21 : Foto Udara Lokasi wilayah Solo Baru (Google Earth) 109
Gambar 4.22 : Foto Udara Lokasi wilayah Mojosongo (Google Earth) 109
Gambar 4.23 : Foto Udara Lokasi Site PPST PERSIS (Google Earth) 110
Gambar 4.24 : Lokasi Site Terpilih PPST PERSIS (Analisis penulis) 110
Gambar 4.25 : Pola Pencapaian PPST PERSIS (Analisis penulis) 113
Gambar 4.26 : Analisis Orientasi PPST PERSIS (Analisis penulis) 115
Gambar 4.27 : Respon Desan Orientasi PPST PERSIS (Analisis penulis) 116
Gambar 4.28 : Pola Sirkulasi Urutan Sederhana (Buku Sumber Konsep) 117
Gambar 4.29 : Pola Sirkulasi Arah Majemuk (Buku Sumber Konsep) 117
commit to user

xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.30 : Pola Sirkulasi Lintasan Umpan Balik (Buku Sumber Konsep) 118
Gambar 4.31 : Pola Sirkulasi Lintasan Tertutup (Buku Sumber Konsep) 118
Gambar 4.32 : Pola Sirkulasi Lintasan Umpan Balik (Buku Sumber Konsep) 119
Gambar 4.33 : Respon Desain Kebisingan Site PPST 120
Gambar 3.34 : Zoning Horizontal Site (Analisis penulis) 121
Gambar 4.35 : Zoning Vertikal Site ( Analisis penulis) 122
Gambar 4.36 : Pembagian Zoning PPST PERSIS di Surakarta 122
Gambar 4.37 : Pembagian Zoning Horisontal PPST PERSIS di Surakarta 124
Gambar 4.38 : Pembagian Zoning Vertikal PPST PERSIS di Surakarta 125
Gambar 4.39 : Penggabungan Massa 128
Gambar 4.40: Pendekatan Bentuk Dasar dan Pola Bangunan 129
Gambar 4.41 : Gubahan Massa Bangunan 129
Gambar 4.42 : Gubahan Massa Bangunan PPST PERSIS di Surakarta 130
Gambar 4.43 : Material lansekap bangunan 133
Gambar 4.44 : Gambar Sirkulasi pada Kelompok Ruang Pengelolaan PPST PERSIS 139
Gambar 4.45 : Keharmonisan Bentuk Bujur Sangkar dan Lengkung sebagai Elemen
Daya Tarik Ruang Luar, Harlow Sport Centre, London 140
Gambar 4.46 : Contoh Variasi pada Toko Olahraga. 141
Gambar 4.47 : Logo PERSIS dan toko Pasoepati.Net yang menjual merchandise 143
PERSIS. (www.pasoepati.net)
Gambar.4.48 : Tipe Pondasi (Analisis penulis) 144
Gambar 4.49 : Pondasi Tiang Pancang dan Pondasi Footplate (Analisis Penulis) 145
Gambar. 4.50 :Super - Struktur (Analisis penulis) 146
Gambar 4.51 : Upper-struktur (Analisis penulis) 147
Gambar 4.52 : Penerapan Lampu Fluoroscene (Sumber: www.google.com) 150
Gambar 4.53 : Sistem Drainase (air hujan) Sumber: Analisis pribadi 159
BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN SEPAK
BOLA TERPADU PERSIS DI SURAKARTA
Gambar 5.1 : Ukuran Lapangan Sepak Bola 165
Gambar 5.2 : Training Pool 166
Gambar 5.3 : Recreation Poll 167
commit to user

xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 5.4 : Alat – alat fitness/ gym 168


Gambar 5.5 : Alat – alat untuk Kebugaran Fisik Pemain Sepak Bola 168
Gambar 5.6 : Ruang Audio Visual 169
Gambar 5.7 : Hubungan Antar Kelompok Ruang PPST PERSIS 177
Gambar 5.8 : Hubungan Ruang pada Kelompok Ruang Latihan PPST PERSIS 177
Gambar 5.9 : Hubungan Ruang pada Kelompok Ruang Penginapan PPST PERSIS 178
Gambar 5.10 : Hubungan Ruang pada kelompok Ruang Pengelolaan PPST PERSIS 178
Gambar 5.11 : Hubungan Ruang pada kelompok Ruang Informasi PPST PERSIS 179
Gambar 5.12 : Hubungan Ruang pada Kelompok Ruang Komersial PPST PERSIS 179
Gambar 5.13 : Hubungan Ruang pada Kelompok Ruang Komersial PPST PERSIS 180
Gambar 5.14 : Wallpaper dan logo Klub PERSIS 180
Gambar 5.15 : Foto Udara Lokasi Site PPST PERSIS (Google Earth) 181
Gambar 5.16 : Lokasi Site Terpilih PPST PERSIS (Analisis penulis) 182
Gambar 5.17 : Sistem Pencapaian PPST PERSIS di Surakarta 182
Gambar 5.18 : Pola Pencapaian PPST PERSIS (Analisis penulis) 183
Gambar 5.19 : Orientasi PPST PERSIS di Surakarta 184
Gambar 5.20 : Respon Desan Orientasi PPST PERSIS (Analisis penulis) 184
Gambar 5.21 : Pola Sirkulasi Lintasan Umpan Balik (Buku Sumber Konsep) 185
Gambar 5.22 : Pembagian Zoning PPST PERSIS di Surakarta 185
Gambar 5.23 : Pembagian Zoning Horisontal PPST PERSIS di Surakarta 186
Gambar 5.24 : Pembagian Zoning Vertikal PPST PERSIS di Surakarta 186
Gambar 5.25 : Pola Tata Massa PPST PERSIS 187
Gambar 5.26 : Pendekatan Bentuk Dasar dan Pola Bangunan 188
Gambar 5.27 : Gubahan Massa Bangunan 190
Gambar 5.28 : Gubahan Massa Bangunan PPST PERSIS di Surakarta 190
Gambar 5.29 : Material lansekap bangunan 191
Gambar 5.30 : Gambar Sirkulasi pada Kelompok Ruang Pengelolaan PPST PERSIS 194
Gambar 5.31 : Logo PERSIS dan toko Pasoepati.Net yang menjual
merchandise PERSIS. (www.pasoepati.net) 195
Gambar 5.32 : Pondasi Tiang Pancang dan Pondasi Footplate (Analisis Penulis) 196
Gambar. 5.33 :Super - Struktur (Analisis penulis) 196
commit to user

xix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 5.34 :Upper-struktur (Analisis penulis) 197


Gambar 5.35. :Sistem Drainase (air hujan) Sumber: Analisis pribadi 202

commit to user

xx
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

BAB I. PENDAHULUAN
Tabel 1.1 : Perbedaan Kondisi Sepakbola di Negara Maju dan di Indonesia 7
Tabel 1.2 : Variabel Efisiensi 10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 2.1 : Tahap-tahap Pembinaan Sepak Bola 35
Tabel 2.2 : Aspek Komersial pada Beberapa Bangunan 38
BAB III. TINJAUAN SURAKARTA DAN PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA TERPADU
PERSIS YANG DIRENCANAKAN
Tabel. 3.1: Kecamatan di Surakarta 53
Tabel 3.2 : Jumlah berbagai Wadah Olahraga di Solo 55
Tabel 3.3 : Klub yang terdaftar resmi di Solo 56
Tabel 3.4 : Even sepakbola yang pernah diadakan di Solo 57
Tabel 3.5.: Venue sepakbola di Solo dan kondisi fasilitasnya 58
Tabel 3.7 : Jumlah Pengurus PERSIS 63
BAB IV. ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PADA PUSAT PELATIHAN SEPAKBOLA
TERPADU PERSIS DI SURAKARTA
Tabel 4.1 : Pelaku dan Kegiatan Pengelolaan PPST PERSIS 81
Tabel 4.2 :. Kegiatan Pengunjung PPST PERSIS di Surakarta 82
Tabel 4.3 : Kebutuhan dan Pengelompokan Ruang PPST PERSIS 83
Tabel 4.4 : Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Ruang Pelatihan PPST PERSIS 91
Tabel 4.5 : Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Ruang Penunjang PPST PERSIS 93
Tabel 4.6 : Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Ruang Informasi PPST PERSIS 96
Tabel 4.7 : Tabel Analisis Pencapaian 112
Tabel 4.8 : Pola Orientasi 114
Tabel 4.9 : Tuntutan Kegiatan pada kelompok Ruang PPST PERSIS 123
Tabel 4.10 : Tabel Bentuk Massa 126
Tabel 4.11 : Tabel Alternatif Pola Massa 127
Tabel 4.12 : Variabel Efisiensi 135
Tabel 4.13 : Empat unsur bangunan pintar 148
commit to user

xxi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN SEPAK


BOLA TERPADU PERSIS DI SURAKARTA
Tabel 5.1 : Pelaku dan Kegiatan Pengelolaan PPST PERSIS 162
Tabel 5.2 : Kegiatan Pengunjung PPST PERSIS di Surakarta 163
Tabel 5.3 : Kebutuhan dan Pengelompokan Ruang PPST PERSIS 163
Tabel 5.4 : Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Ruang Pelatihan PPST PERSIS 169
Tabel 5.5 : Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Ruang Penunjang PPST PERSIS 171
Tabel 5.6 : Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Ruang Informasi PPST PERSIS 174
Tabel 5.7 : Tabel Alternatif Pola Tata Massa 189

commit to user

xxii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA TERPADU PERSIS DI SURAKARTA


Dengan Pendekatan Aspek Komersial Untuk Meningkatkan Profesionalisme Klub
Prasetya Danu Nugroho
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta

ABSTRAK

Pada mulanya olah raga dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan kesehatan badannya
yang disebut Health Sport. Dalam Kerangka ini yang terpenting dalam sepak bola adalah
bagaimana dengan permainan tersebut dilakukan gerakan–gerakan yang dapat meningkatkan
kesehatan para pemainnya. Kegiatan sepak bola ini cukup dilakukan di lapangan sepak bola
yang sederhana, tanpa membutuhkan sarana pendukung lainnya. Dalam perkembangannya,
sepak bola masuk dalam kerangka Sport for Competition. Dimana olah raga sudah mengarah
pada kepentingan pertandingan. Kepentingan untuk menyehatkan badan dalam sepak bola
bergeser ke tingkat yang lebih tinggi yakni bagaimana dapat memenangkan pertandingan dalam
sepak bola. Untuk mencapai tujuan ini pemain sepak bola diorganisasikan dalam sebuah klub
yang dilatih kemampuan fisik dan tekniknya serta dikenalkan dengan berbagai strategi dan pola
permainan untuk dapat memenangkan pertandingan. Sehingga pemain sepakbola harus tangguh,
berlatih teratur dan pandai dalam strategi, pola, dan teknik. Untuk itu selain lapangan sepak bola
yang dilengkapi dengan tempat penonton, diperlukan juga tempat latihan dan kantor untuk
kepentingan mengelola dan mengatur sebuah klub. Saat ini, sepak bola telah memasuki era
Sport for Entertaintment. Pertandingan sepakbola sudah menjadi pertunjukan artificial yang
berorientasi ke pasar. Dalam pertandingan sepak bola tidak hanya dibutuhkan kemenangan, tapi
harus menampilkan permainan yang cantik dengan gol – gol yang indah, serta berbagai hal yang
dapat menyenangkan dan memuaskan para pecinta sepak bola.
Secara umum tujuan penyusunan adalah merumuskan konsep perencanaan dan
perancangan “wadah” bagi pelatihan sepak bola untuk Klub PERSIS di Surakarta yang terpadu
dan efisien untuk mengurangi kelelahan, mengatasi kelambatan, memperpendek jarak, dan
menghemat biaya demi meningkatkan profesionalisme dan prestasi Klub PERSIS Solo dengan
pendekatan aspek komersial. Untuk meningkatkan prestasi dan profesionalisme klub, maka
perlu dirancang pusat pelatihan terpadu PERSIS di Surakarta yang efisien dan komersial.
Dengan kemandirian dan profesional tersebut diharapkan dapat mengangkat prestasi Klub
PERSIS Solo.
Analisis pendekatan konsep perencanaan dan perancangan PPST PERSIS di Surakarta
dengan Tinjauan Komersial, mencangkup analisis kegiatan, analisis peruangan, analisis bentuk
dan struktur bangunan untuk mendapatkan konsep dasar perencanaan dan perancangan PPST
PERSIS di Surakarta dengan Tinjauan Komersial. Sedangkan analisis pendekatan desain
perencanaan dan perancangan PPST PERSIS di Surakarta, mencangkup analisis pendekatan
desain makro seperti pemilihan lokasi site, pendekatan desain sirkulasi dan pencapaian,
pendekatan desain orientasi, pendekatan desain respon noise, pendekatan desain respon
klimatologi, zonifikasi site. Analisis pendekatan desain mikro seperti, pendekatan desain
peruangan, pendekatan desain bangunan, sistem struktur bangunan PPST PERSIS di Surakarta,
dan sistem utilitas PPST PERSIS di Surakarta.

Kata Kunci : Pusat Pelatihan Sepak Bola, Sepak Bola, PERSIS Solo, Surakarta, Komersial.

commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

INTEGRATED PERSIS FOOTBALL TRAINING CENTER IN SURAKARTA


With Approach Commercial Aspects To Improve Professionalism Of Club

Prasetya Danu Nugroho


Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta

ABSTRACT

At first exercise carried out by the human body to improve health called Health Sport. In
this framework the most important thing in soccerl is how the game was made movements that
can improve the health of its players. Soccer activity is done on the soccer field that is simple,
without the need for other means of support. In its development, in the framework soccer Sport
for Competition. Where the sport has led to the interest of the game. The importance of healthy
body weight in soccer shifted to a higher level as to how to win the game in soccer. To achieve
this goal soccer players were organized into a club that trained physical ability and technique
and introduced to various strategies and formats to be able to win the game. So that must be a
tough soccer player, practicing regularly and clever strategies, patterns, and techniques. For it
other than a soccer field that is equipped with a spectator, also needed a gym and an office for
the purpose of managing and organizing a club. Today, soccer has entered the era of Sport for
Entertaintment. The game of soccer has become a performance-oriented artificial market. In a
soccer match not only needed a victory, but had to play with a beautiful goal - a beautiful goal,
and the various things that can be fun and rewarding soccer lovers.
The general objective is to formulate the preparation of planning and design concept
"container" for training for club PERSIS Solo with integrated and efficient way to reduce
fatigue, overcome delays, shorten the distance, and save costs in order to enhance the
professionalism and achievements PERSIS Solo club aspect approach commercial. To improve
the performance and professionalism of the club, it should be designed integrated training center
in PERSIS Solo club efficient and commercially. With independence and the professional is
expected to raise achievement PERSIS Solo club.
Analysis approach to planning and design concepts PPST PERSIS Solo with the
Commercial Approach, covers analysis of the activities, the analysis of monetary affairs,
analysis of the shape and structure of the building to get the basic concepts of planning and
design in PPST PERSIS Solo with the Commercial Approach. While the analytical approach to
design planning and design PPST PERSIS Solo, covers analytical approach to macro design site
such as site selection, design approach and achievements circulation, orientation design
approach, design approach noise response, response design approach climatology, zonifikasi
site. Analysis of such micro design approach, the design approach of monetary affairs, building
design approach, system structure PPST PERSIS Solo, and utility systems PPST PERSIS Solo.

Keywords: Football Training Center, Football, PERSIS Solo, Surakarta, Commercial.

commit to user

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1

BAB I
PENDAHULUAN

Memberikan penjelasan, umum perihal tugas akhir ini yang meliputi judul, latar
belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, batasan dan lingkup
pembahasan, metode pembahasan serta sistematika penulisan.

I.1. Pengertian Judul


I.1.1 Pengertian Redaksional
Pusat Pelatihan Sepak Bola Terpadu PERSIS di Surakarta
Dengan Pendekatan Aspek Komersial Untuk Meningkatkan
Profesionalisme Klub.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pusat diartikan sebagai
pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan dari berbagai urusan, hal,
dsb. Sedangkan yang dimaksud dalam tulisan ini adalah tempat yang
menjadi kumpulan dari berbagai kegiatan berlaih sepak bola.1
Pelatihan dapat diartikan sebagai suatu usaha memberikan pelajaran
untuk membiasakan atau memperoleh suatu kecakapan.2 Dalam hal ini
adalah kecakapan bermain sepak bola.
Sepakbola merupakan salah satu cabang olah raga yang dilakukan
oleh dua tim yang saling berhadapan untuk memasukkan bola ke gawang
lawan dengan peraturan tertentu. Setiap tim berjumlah 11 orang.
Terpadu dapat diartikan sebagai sesuatu yang sudah dipadu
(disatukan, dilebur menjadi satu)3. Sehingga berarti terpadu dengan
berbagai analisis pendukung pelatihan.
PERSIS merupakan singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia
Surakarta (Solo), merupakan perserikatan sepak bola kota di Surakarta.
Surakarta merupakan orientasi bangunan yang dimaksud. Dalam hal
ini bangunan berada di wilayah Surakarta.

1
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai Pustaka, Jakarta, 1983, hal.781.
2
Ibid, hal. 570
3
Ibid, hal. 689
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2

Komersial berasal dari Bahasa Inggris commercial, berarti yang


bersifat perniagaan atau perdagangan.4 Maksudnya adalah bahwa sifat-
sifat yang dimiliki perniagaan menjadi tolak ukur dalam merancang Pusat
Pelatihan Sepak Bola tersebut.
Meningkatkan dapat diartikan dengan menaikkan (derajat, taraf,
5
dsb.). Dalam hal ini adalah menaikkan derajat profesionalisme.
Profesionalisme merupakan sifat profesional.6 Sedangkan
profesional memiliki pengertian sesuai dengan pekerjaannya dan dalam
olah raga adalah mendapat bayaran karena total di bidangnya.
Klub yang dimaksud adalah Klub PERSIS Solo.
Dari pengertian istilah-istilah tersebut, dapat dimengerti bahwa judul
Pusat Pelatihan Sepak Bola Terpadu PERSIS di Surakarta, dengan
Tinjauan Komersial Untuk Meningkatkan Profesonalisme Klub, dapat
dipahami sebagai; Suatu rancangan yang mewadahi kumpulan dari segala
usaha dalam membiasakan dan memberi kecakapan bermain sepak bola
secara yang terpadu dengan berbagai sarana pendukungnya pada PERSIS
di Surakarta, dimana dalam perancangannya menggunakan tinjauan aspek
komersial, yakni tinjauan yang mengandung nilai jual sehingga dapat
meningkatkan profesionalisme klub PERSIS di Solo dalam mengelola
persepakbolaan, menggaji pemain, pelatih, dan pengurus.
I.1.2. Pemahaman Esensi Judul
Esensi Judul :
a. Relevan dengan program aktivitas
Kawasan sebagai aktivitas di dalam Pusat Pelatihan Terpadu PERSIS di
Surakarta
b. Relevan program pewadahan aktivitas
Kawasan akan mewadahi dan memadukan aktivitas di dalam Pusat
Pelatihan Sepak bola Terpadu PERSIS di Surakarta seperti kegiatan
pelatihan, kegiatan harian, pelayanan jasa / komersial, kegiatan
pengelolaan, dan kegiatan fasilitas bangunan.

4
Ibid, hal. 130
5
Op. Cit., W.J.S. Poerwadarminta, hal. 1078
66
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai Pustaka, Jakarta, 1983, hal.781.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3

c. Esensi yang berkaitan dengan roh judul


¾ Pusat Pelatihan Sepakbola Terpadu PERSIS di Surakarta
Suatu rancangan yang mewadahi kumpulan dari segala usaha
dalam membiasakan dan memberi kecakapan bermain sepak bola
secara yang terpadu dengan berbagai sarana pendukungnya pada
PERSIS di Surakarta, dimana dalam perancangannya menggunakan
tinjauan aspek komersial, yakni tinjauan yang mengandung nilai
jual sehingga dapat meningkatkan profesionalisme klub PERSIS di
Solo dalam mengelola persepakbolaan, menggaji pemain, pelatih,
dan pengurus.
¾ Adanya keterpaduan area latihan dan sarana pendukungnya melalui
hubungan ruang dan sirkulasi dalam rancangan
¾ Perlunya efisiensi dalam pengelolaan Klub PERSIS Solo
Efisiensi tersebut dapat diwujudkan dengan menciptakan pusat
pelatihan yang terpadu dan efisien. Dalam artian memadukan
berbagai fasilitas yang terpisah tersebut menjadi satu wadah yang
terpadu sehingga dapat mengurangi kelelahan, mengatasi
kelambatan, memperpendek jarak. Dengan efisiensi tersebut
diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme dan prestasi Klub
PERSIS Solo.
¾ Upaya Menciptakan Ruang Komersial untuk Meningkatkan
Profesionalisme Klub PERSIS
Menciptakan ruang komersial yang dapat menjual langsung
barang-barang klub, misalnya toko-toko yang menjual berbagai
barang yang berhubungan dengan olahraga pada umumnya dan
sepak bola pada khususnya.
¾ Menggunakan media yang memiliki nilai jual tinggi
Menggunakan media yang memiliki nilau jual yang tinggi
sekaligus untuk mempublikasikan diri dan memberikan berbagai
informasi mengenai PERSIS dan persebakbolaan pada umumnya,
baik media cetak maupun elektronik.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4

¾ Menyewakan penggunaan sarana latihan untuk waktu-waktu


tertentu ketika tidak digunakan untuk berlatih.
¾ Pemfasilitasan jangka panjang bagi bibit muda pesebakbola di
Surakarta
Dalam menjalankan doktrin sepak bola, klub mempunyai peranan
yang sangat penting, yaitu diproyeksikan sebagai Pusat Pembangkit
Kemajuan Sebak bola. Sebagai pusat pembinaan, sebuah klub harus
bersifat mandiri, dalam arti memiliki otonomi penuh untuk
melaksanakan pola kerjanya.
I.2. Latar Belakang
I.2.1. Pergeseran Peran Sepak Bola bagi Kehidupan Manusia
Pada mulanya olahraga dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan
kesehatan badannya yang disebut Health Sport. Dalam Kerangka ini yang
terpenting dalam sepak bola adalah bagaimana dengan permainan tersebut
dilakukan gerakan–gerakan yang dapat meningkatkan kesehatan para
pemainnya. Kegiatan sepak bola ini cukup dilakukan di lapangan sepak bola
yang sederhana, tanpa membutuhkan sarana pendukung lainnya.
Dalam perkembangannya, sepak bola masuk dalam kerangka Sport for
Competition. Dimana olah raga sudah mengarah pada kepentingan
pertandingan. Kepentingan untuk menyehatkan badan dalam sepak bola
bergeser ke tingkat yang lebih tinggi yakni bagaimana dapat memenangkan
pertandingan dalam sepak bola. Untuk mencapai tujuan ini pemain sepak bola
diorganisasikan dalam sebuah klub yang dilatih kemampuan fisik dan
tekniknya serta dikenalkan dengan berbagai strategi dan pola permainan
untuk dapat memenangkan pertandingan. Sehingga pemain sepakbola harus
tangguh, berlatih teratur dan pandai dalam strategi, pola, dan teknik. Untuk
itu selain lapangan sepak bola yang dilengkapi dengan tempat penonton,
diperlukan juga tempat latihan dan kantor untuk kepentingan mengelola dan
mengatur sebuah klub.
Saat ini, sepak bola telah memasuki era Sport for Entertaintment.
Pertandingan sepakbola sudah menjadi pertunjukan artificial yang
berorientasi ke pasar. Dalam pertandingan sepak bola tidak hanya dibutuhkan
kemenangan, tapi harus menampilkan permainan yang cantik dengan gol –
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5

gol yang indah, serta berbagai hal yang dapat menyenangkan dan memuaskan
para pecinta sepak bola. Maka kelangsungan klub sepak bola harus dijaga
dengan pembibitan pemain yang senantiasa dibina dan dilatih
kemampuannya. Prestasi klub sepak bola telah menjadi mesin uang yang
dapat meningkatkan pendapatan personal, perusahaan, ayaupun daerah.
Industri sepakbola lahir dengan menggunakan kekuatan media baik cetak
maupun elektronik untuk memperluas bisnis. Dalam industri ini, sebuah klub
memerlukan fasilitas yang lebih kompleks. Walaupun demikian, sepak bola
tetaplah olahraga yang global, untuk kesehatam, kesenangan, dan
persahabatan antar manusia.
Saat ini indusri sepak bola bukan hanya di Eropa, tapi sudah
memasuki era baru di Asia termasuk Indonesia. Bahkan Asia disebut oleh
Keith Kooper, direktur media FIFA, sebagai industri sepak bola masa depan.7
Tapi hal yang masih menjadi kendala sseperti yang disebutkan Peter
Velappan, Sekjen Asian Confederation (AFC) adalah bahwa tidak setiap
Negara di Asia menata persepakbolaan dengan professional. Profesional
bukan hanya menggaji pemain, tapi juga dalam organisasi, kepengurusan,
kepelatihan, dan pembinaan. Untuk itu, agar Asia dapat sejajar dengan benua
lain, AFC mengkonsentrasikan pada pembinaan pemain usia pemula,
8
peningkatan kompetisi antar klub dan peningkatan kualitas pelatih.
I.2.2. Perbandingan Pembinaan Sepakbola di Negara-Negara Maju dan di
Indonesia
Yang dimaksud dengan negara–negara maju adalah negara–negara
yang telah maju persepakbolaannya, seperti Jerman, Italia, Perancis, dan
Belanda di Eropa, serta Brasil, Uruguay, dan Argentina di Amerika. Di
Negara–Negara ini sepak bola sudah menjadi tradisi. Di Italia, sepak bola
dianggap agama, di Inggris disebut more than life, sedangkan di Brasil dan
Argentina diyakini telah menjadi nafas kehidupan.9
Tradisi sepakbola tersebut dibangun dengan konsistensi kompetisi.
Dan kompetisi yang konsisten dibangun dengan profesionalisme secara

7
Keith Kooper, Asia Pusat Bisnis Sepakbola Masa Depan, Bola No.767
8
Bola, Sepakbola Asia Belum Dikelola Secara Pro, No. 751
9
Sumohadi Marsis, Catatan Ringan Piala Dunia (6), Bola No. 813
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6

bersama–sama oleh induk organisasi sebagai penyelenggara dan klub–klub


sebagai peserta sekaligus sebagai ajang pembinaan para pemain.
Kompetisi di negara–negara tersebut telah dilaksanakan secara tertib
dan berjenjang. Di Inggris misalnya, terdapat kompetisis liga Inggris yang
dilaksanakan secara berjenjang ; Divisi II, Divisi I (24 klub), dan Divisi
utama (20 klub), Tiga klub terbaik Divisi II mendapat promosi ke divisi I
demikian juga halnya dengan tiga klub terbaik divisi I mendapatkan promosi
ke Divisi Utama. Dua klub teratas Divisi Utama berhak mewakili Inggris di
Piala Champion dan tiga klub di Piala UEFA (United European Football
Association). Sedangkan tiga klub klasemen terbawah Divisi Utama masuk
zona degradasi turun ke Divisi I, tiga klub terbawah Divisi I turun ke Divisi II
dan seterusnya. Sellain kompetisi liga digelar pula pertandingan perebutan
Piala FA (Football Association), induk organisasi sepak bola Inggris, yang
dilaksanakan dengan sistem gugur. Juara liga dan pemegang Piala FA
dipertemukan dalam pertandingan Charity Shield.
Selain kompetisi yang konsisten, kemajuan sepakbola di Negara–
Negara tersebut ditopang oleh para pelaku sepak bola terutama pemain yang
profesional. Sedangkan profesionalisme pemain sangat tergantung dan
profesionalisme klub. Klub mampu membayar pemain, pelatih dan pengurus
dengan harga yang tinggi sehingga semuanya dapat lebih total mencurahkan
perhatiannya pada sepak bola. Untuk dapat membayar tinggi, klub tidak
hanya mengendalikan hasil penjualan tiket pertandingan, tetapi menjalankan
‘menchandising’ dalam industri sepak bola.
Dalam industri sepakbola, banyak hal yang dapat dijual. Sejak dari
hal–hal kecil yang berbau klub seperti peralatan tulis menulis, peralatan
rumah tangga, kartu–kartu, gambar–gambar pemain dan klub boneka,
pakaian, peralatan olahraga, dan berbagai souvenir lainnya, sampai informasi
baik cetak maupun elektronik, bahkan sejarahpun dapat mendatangkan uang.
Klub secara terus menerus menarik terus menerus menarik perhatian dan
memanjakan pendukungnya dengan berbagai layanan merchandising. Karena
pendukung ini pula banyak sponsor yang mau bergabung. Industri ini
menyebabkan pelaku sepakbola menjadi mahal harganya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7

Dalam hal kompetisi, Indonesia tidak jauh berbeda dengan banyak


Negara maju. Indonesia mempunyai kompetisi baik amatir maupun
professional. Yang professional misalnya Liga Indonesia (LI). LI juga
dilaksanakan mulai Divisi II sampai Divisi Utama. Penyelenggaraan Liga
Divisi Utama dibagi dalam tiga grup, yaitu grup Barat (12 klub), grup tengah
(13 klub). Dan grup Timur (12 klub). Tiga grup tersebut melakukan
kompetisi untuk memperebutkan 12 besar. Untuk perebutan juara dilakukan
dengan setengah kompetisi. PSSI juga mempunyai program penyelenggaraan
perebutan Piala PSSI. Hanya sayangnya, kompetisi belum dapat dijalankan
secara konsisten.
Diantara beberapa perbedaan dengan negara–negara maju adalah
pelaku–pelaku sepakbola kurang profesional. Hal ini dikarenakan klub tidak
mampu membayar pemain, pelatih, ataupun pengelola dengan harga tinggi,
sehingga banyak diantara mereka yang tidak menaruh perhatian sepenuhnya
pada sepak bola. Hal ini disebabkan karena selama ini klub hanya
mengandalkan hasil penjualan tiket pertandingan dan bantuan pemerintah
yang tidak seberapa bagi perserikatan.
Perbedaan lain adalah, klub tidak mampu memberikan layanan yang
bagus bagi pendukungnya, sehingga mereka tidak berkembang, baik dari segi
fanatisme maupun jumlahnya. Akibatnya tidak banyak sponsor yang
berminat. Ada juga klub mencoba untuk menjembatani informasi melalui
struktur organisasi. Misalnya seperti Persija Jakarta dengan kekuatan
Gubernur Fauzi Bowo untuk mendongkrak perolehan sponsor.
Seperti halnya di negara–negara maju. Indonesia juga menerapkan
klub sebagai pusat pembinaan pemain. Akan tetapi kendala yang dihadapi
adalah klub–klub di Indonesia belum sepenuhnya professional. Beberapa
perbedaan tersebut dapat disederhanakan dalam tabel berikut :

Tabel 1.1. Perbedaan Kondisi Sepak bola di Negara Maju dan di Indonesia

NEGARA MAJU INDONESIA


(Eropa dan Amerika Selatan)
Kompetisi berlangsung dengan Kompetisi tidak berlangsung
konsisten dengan konsisten
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8

NEGARA MAJU INDONESIA


(Eropa dan Amerika Selatan)
Dikelola secara professional Belum dikelola secara
professional
Sudah dapat dijadikan profesi Belum dapat dijadikan profesi
Sistem persepakbolaan sudah dapat Masih dipusingkan dengan
berjalan kontinyu berbagai masalah dengan induk
organisasi
Pembinaan usia dini secara konsisten Pembinaan usia dini tidak
konsisten
Udah melakukan system pembinaan Belum melakukan system
yang bagus pembinaan yang bagus
Menggunakan tinjauan komersial Tidak menggunakan tinjauan
komersial.
Sumber : Analisis Pribadi, 2011

Salah satu klub di Inggris yang sangat komersial dalam menata klub
adalah Manchester United (MU). Klub ini sekarang menjadi klub terkaya di
dunia. Ia mendapat pemasukan dari penjualan barang–barang klub, tiket
pertandingan dan hak siar televisi.10
I.2.3. Peranan Klub Sepak Bola dalam Kebijaksanaan Persepakbolaan
Nasional
Untuk membina persepakbolaan nasional, dalam Pola Pembinaan
Sepak Bola Nasional (PPSN). Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia
(PSSI) sebagai organisasi induk sepak bola di Indonesia mencanangkan
doktrin yang disebut doktrin pembinaan sepak bola melalui Menangguk dan
Menggembleng Bibit Unggul atau disingkat “Menangguk dan
Menggemblenng Unggul”.11
Dalam menjalankan doktrin sepak bola, klub mempunyai peranan
yang sangat penting, yaitu diproyeksikan sebagai Pusat Pembangkit
Kemajuan Sebak bola.12 Sebagai pusat pembinaan, sebuah klub harus bersifat
mandiri, dalam arti memiliki otonomi penuh untuk melaksanakan pola
kerjanya.13

10
“Inggris Sudah Kaya Sejak 1996”, Bola No.783
11
Pola Pembinaan Sepakbola Nasional, PSSI, hal. 11
12
Ibid, hal. 42
13
Ibid, hal. 25
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9

Untuk dapat melaksanakan pembinaan dengan sebaik–baiknya, PSSI


membuat Rancangan Rencana kerja PSSI tahun 2007–2011 yang merupakan
konsepsi pembinaan sepak bola lanjutan dari pelaksanaan pengembangan
sepakbola kepengurusan PSSI tahun 2007–2011.14 Dalam rancangan tersebut
tercantum target yang akan dicapai. Diantaranya mengenai sarana dan
prasarana, yaitu:
• Meningkatkan kemampuan manajemen klub peserta liga Indonesia
dan anggota PSSI lainnya.
• Meningkatkan kemampuan klub dalam menyiapkan sarana
pertandingan.
• Meningkatkan kemampuan klub dalam menyiapkan sarana latihan
lainnya.15
Dengan demikian dalam rangka melaksanakan pembinaan sepakbola
nasional, dapat dilihat bahwa menyapkan sarana latihan dan pertandingan
bagi masing–masing klub adalah sama pentingnya dengan menyiapkan
manajemen klub itu sendiri.
I.2.4. Kondisi Fasilitas PERSIS yang Terpisah

PERSIS adalah perserikatan sepak bola kota Solo, yang didirikan pada
tahun 1923. Pada tahun 2006, PERSIS berhasil meraih peringkat 2 nasional
Divisi 1 Liga Indonesia, sehingga berhasil promosi ke dalam jajaran elit divisi
utama Liga Indonesia pada taun 2007 sampai saat ini. Prestasi ini menuntut
pemerintah daerah, pengurus PERSIS, pemain, maupun masyarakat Solo
untuk mempertahankan, bahkan meningkatkan prestasi PERSIS untuk masuk
dalam jajaran klub elite dengan promosi ke Indonesia Super League (ISL),
yang merupakan kasta tertinggi di persepakbolaan Indonesia.
Sebagai perserikatan, PERSIS harus dapat bersaing dengan klub-klub
profesional lainnya. Dengan demikian mau tidak mau PERSIS juga harus
dapat mengadakan pembinaan yang intensif di setiap usia, minimal sesuai
dengan yang diterapkan dalam Badan Liga Indonesia. Dalam segi fasilitas,
PERSIS masih jauh tertinggal dari klub-klub profesional lain yang sudah

14
Rancangan Rencana Kerja PSSI tahun 2007 – 2011, PSSI
15
Ibid, hal. 12
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10

sudah memiliki fasilitas memadai seperti markas sekaligus tempat latian yang
memadai, mess pemain, kantor pengurus lengkap dengan ruang tamu, ruang
pertemuan.
Saat ini PERSIS bermarkas di Jalan Kebangkitan Nasional Solo,
sebelah selatan Stadion Sriwedari. Markasnya hanya cukup untuk penginapan
sederhana, ruang rapat yang sederhana dan halaman utntk latihan fisik yang
tidak memerlukan peralatan berat. Untuk pertandingan, PERSIS harus
menyewa Stadion Manahan. Untuk latihan di lapangan terbuka menyewa
Stadion Sriwedari dan Lapangan Kottabarat. Sedangkan latihan fisik
menyewa Asia Gym.
Kondisi ini sangat jauh dari standart. Maka untuk mengantarkan
PERSIS menuju prestasi yang lebih tinggi, perlu adanya fasilitas yang
memadai. Prestasi yang tinggi akan meningkatkan pendapatan daerah,
pemain, meningkatkan partisipasi masyarakat dan membuka lapangan kerja.
Untuk itu pengurus PERSIS telah merencanakan untuk membangun sebuah
fasilitas pelatihan yang memadai dengan dana dari sponsor dan sumbangan
dari pengusaha.
I.2.5.Perlunya Efisiensi dalam Pengelolaan Fasilitas PERSIS yang Terpisah-
Pisah
Secara sederhana, efisien diartikan sebagai menghasilkan banyak
dengan bahan sedikit. Efisiensi diukur dari perbandingan dari kemanfaatan-
kemanfaatannya (termasuk efektifitas) terhadap biaya-biaya, pelaksanaan,
yakni dengan perbandingan apa yang diperoleh dengan apa yang dibayar.
Tapi selain dari biaya, sesungguhnya yang dimaksud dengan apa yang
dibayar meliputi juga tenaga, waktu dan ruang.
Sedangkan yang dimaksud dengan efisiensi dalam merancang adalah
menciptakan ruang dengan efisien, dalam arti dengan pengolahan ruang dapat
mengurangi kelelahan, mengatasi kelambatan, memperpendek jarak, dan
menghemat biaya seperti terlihat pada tabel dibawah:
Tabel 1.2. Variabel Efisiensi
Variabel Tujuan
Tenaga Mengurangi Kelelahan
Waktu Mengatasi Kelambatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11

Variabel Tujuan
Ruang Memperpendek Jarak
Biaya Menghemat Biaya
Sumber: The Liang Gie, Cara Bekerja Efisien, 2011
Klub PERSIS Solo yang memiliki berbagai fasilitas yang terletak pada
lokasi yang terpisah menyebabkan ketidaknyamanan dalam pengelolaan klub.
Ketidaknyamanan tersebut berupa sulitnya koordinasi antar staf pelatih,
pengurus, pemain dan ofisial dalam melaksanakan rutinitas klub.
Keterlambatan, kesulitan transportasi, waktu yang banyak terbuang karena
jarak, meruapakan berbagai persoalan yang harus dialami karena terpisahnya
lokasi fasilitas-fasilitas PERSIS. Hal ini berdampak kurang baik terhadap
prestasi klub yang mempunyai tuntutan disiplin tinggi pada tiap rutinitas yang
dijalani.
Berbagai faktor tersebut menjadi alasan perlunya efisiensi dalam
pengelolaan Klub PERSIS Solo. Efisiensi tersebut dapat diwujudkan dengan
menciptakan pusat pelatihan yang terpadu dan efisien. Dalam artian
memadukan berbagai fasilitas yang terpisah tersebut menjadi satu wadah
yang terpadu sehingga dapat mengurangi kelelahan, mengatasi kelambatan,
memperpendek jarak. Dengan efisiensi tersebut diharapkan dapat
meningkatkan profesionalisme dan prestasi Klub PERSIS Solo.
I.2.6. Upaya Menciptakan Ruang Komersial untuk Meningkatkan
Profesionalisme Klub PERSIS
Berbagai persoalan sepak bola di Indonesia saling kait mengait
membentuk permasalahan yang terus berputar. Untuk menyelesaikan
persoalan tersebut harus dengan memutus mata rantai yang benar dari
permasalahan utama tersebut. Adapun ujung dari permasalahan utama
tersebut adalah ketidakprofeionalan para pelaku sepak bola di Indonesia. Hal
ini dapat dimulai dengan membangun profesionalisme klub untuk dapat
membayar pelaku sepak bola dengan harga yang layak.
Untuk itu PERSIS sebagai klub profesional, sudah bukan saatnya lagi
untuk menggantungkan dana dari APBD, yang ironisnya mulai mendapat
larangan dari pemerintah terkait pengunaan APBD untuk pembiayaan sebuah
klub profesional. Salah satu solusinya adalah PERSIS kreatif dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12

melakukan merchandising. Dengan merchandising, PERSIS akan mendapat


pemasukan tambahan sekaligus menarik dan memanjakan pendukung.
Dengan banyaknya pendukung akan dapat menarik minat sponsor untuk
bergabung.
Dalam rangka merchandising tersebut, perlu adanya wadah yang
dapat menjadikan pusat pelatihan yang terpadu dengan berbagai fasilitas
pendukungnya yang sedapat mungkin dikomersialkan untuk dapat
meningkatkan profesionalisme klub. Berbagai fasilitas yang mungkin dapat
dikomersialkan antara lain:
- Menciptakan ruang komersial yang dapat menjual langsung barang-barang
klub, misalnya toko-toko yang menjual berbagai barang yang berhubungan
dengan olahraga pada umumnya dan sepak bola pada khususnya.
- Menggunakan media yang memiliki nilau jual yang tinggi sekaligus untuk
mempublikasikan diri dan memberikan berbagai informasi mengenai
PERSIS dan persebakbolaan pada umumnya, baik media cetak maupun
elektronik.
- Menyewakan penggunaan sarana latihan untuk waktu-waktu tertentu
ketika tidak digunakan untuk berlatih.

I.3. Permasalahan

Perlunya wadah bagi pelatihan sepak bola untuk Klub PERSIS di Surakarta
yang terpadu dan efisien untuk mengurangi kelelahan, mengatasi kelambatan,
memperpendek jarak, dan menghemat biaya demi meningkatkan profesionalisme
dan prestasi Klub PERSIS Solo dengan pendekatan aspek komersial.
I.4. Tujuan
Untuk meningkatkan prestasi dan profesionalisme klub, maka perlu
dirancang pusat pelatihan terpadu PERSIS di Surakarta yang efisien dan
komersial. Dengan kemandirian dan profesional tersebut diharapkan dapat
mengangkat prestasi Klub PERSIS Solo.
I.5. Sasaran
• Adanya ruang-ruang yang dapat mengakomodasi kegiatan latihan bagi klub
PERSIS Solo yang memenuhi standart pelatihan klub sepak bola
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13

• Adanya keterpaduan area latihan dan sarana pendukungnya melalui hubungan


ruang dan sirkulasi dalam rancangan
• Adanya efisiensi ruang pada bangunan-bangunan pusat pelatihan
• Adanya ruang-ruang komersial pada rancangan pusat pelatihan sepak bola
• Meningkatkan kualitas persebakbolaan di Surakarta
• Pemfasilitasan jangka panjang bagi bibit muda pesebakbola di Surakarta
I.6. Lingkup
I.6.1. Arsitektural

Hal-hal yang menyangkut arsitektural pada lingkup:


- Fasilitas pelatihan sepak bola
- Hubungan antar ruang yang mencerminkan keterpaduan dari berbagai
fungsi kegiatan pelatihan sepak bola dengan fungsi penunjang
- Efisiensi Ruang
- Bangunan komersial yang meliputi :
• Karakteristik bangunan komersial
• Pemilihan bangunan komersial
• Berbagai faktor pendukung bangunan komersial
I.6.2. Non Arsitektural
Hal-hal yang menyangkut non arsitektural dibatasi pada lingkup :
- Perkembangan umum sepak bola
- Pola pembinaan sepak bola nasional
- Sejarah dan perkembangan pretasi PERSIS
- Pola pembinaan sepak bola PERSIS
- Program latihan yang diterapkan klub PERSIS
- Beberapa hal yang terkait dan diperlukan sebagai pendukung pelatihan
sepak bola di PERSIS
I.7. Kutub-Kutub
• Kondisi Persepakbolaan Global dan Nasional
• Permasalahan Sepak Bola Nasional Saat Ini
• Fasilitas Pelatihan Sepak Bola di Surakarta
• Pusat Pelatihan Sepakbola Klub PERSIS Solo
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14

• Aspek Komersial pada Pusat Pelatihan Sepak Bola Terpadu PERSIS di


Surakarta
I.8. Strategi Desain
• Merancang pusat pelaihan sepak bola yang berkualitas
• Merancang fasilitas-fasilitas pendukung yang dipadukan dengan pusat
pelatihan untuk meningkakan kualitas pemain PERSIS
• Merancang ruang-ruang komersial untuk meningkatkan profesionalisme klub
PERSIS
I.9. Metode Pendataan
I.9.1. Observasi
Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatab secara sitematis
menenai fenomena-fenomena yang dselidiki.16 Adapun observasi yang
digunakan adalah observasi partisipan, yaitu penulis ikut ambil bagian
dalam kegiatan yang berlangsung, sehingga penulis dapat mengamati dan
mencatat segala sesuatu yang behubungan dengan pusat pelatihan sepak
bola terpadu PERSIS di Surakarta.
I.9.2. Pemotretan

Objek pemotretan dilakukan pada berbagai fasilitas yang dimiliki


Klub PERSIS Solo meliputi tempat latihan, mess pemain, kantor
pengurus, dan Balai PERSIS.
I.9.3. Wawancara
Sesi wawancara ditujukan pada berbagai narasumber yang
berkaitan dengan PERSIS Solo. Narasumber tersebut adalah Sekretaris
Umum PERSIS Solo, pemain dan sejumlah suporter yang menyebut
dirinya Pasoepati.
I.9.4. Literatur
Studi literatur meliputi:
• Buku-buku dan media cetak yang menunjang dan dapat memberikan
informasi tentang sepak bola.

16
Sutrisno Hadi, Methodologi Research Jilid II, Yogyakarta: Andi Offset, 1989
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15

• Buku-buku yang membahas mengenai pemahaman dan preseden


tentang pelatihan sepakbola.
• Jurnal ilmiah, yaitu berupa studi kasus pelatihan sepak bola dan
mengenai citra bangunan.
• Informasi melalui situs-situs yang terdapat di internet yang berkaitan
dan menunjang mengenai pusat pelatihan sepak bola dengan tinjauan
komersial pada manajemen klub profesional.
I.10. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penyusunan dan pemahaman tugas akhir ini,
dibuat sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Memberikan penjelasan umum perihal tugas akhir ini yang meliputi
judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran,
batasan dan lingkup pembahasan, metode pembahasan serta
sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Menyajikan tinjauan umum tentang sepak bola, klub sepak bola
profesional, pelatihan sepak bola, dan tinjauan tentang aspek
komersial pada pusat pelatiha sepak bola. Bagian ini selanjutnya akan
digunakan sebagai landasan teori bagi keseluruhan proses
perancangan.
BAB III : TINJAUAN SURAKARTA DAN PUSAT PELATIHAN SEPAK
BOLA TERPADU PERSIS YANG DIRENCANAKAN
Berisi tinjauan Kota Surakarta secara umum dan ide pembentukan
Pusat Pelatihan Sepak Bola Terpadu PERSIS di Surakarta, disertai
perkembangan sepakbola di Indonesia pada umumnya dan Surakarta
pada khususnya.
BAB IV : ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA
TERPADU PERSIS DI SURAKARTA
Menganalisa bahasan dari uraian bab-bab sebelumnya untuk
kemudian disimpulkan sebagai titik tolak menuju ke pendekatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16

perencanaan dan perancangan Pusat Pelatihan Sepakbola Terpadu


PERSIS di Surakarta.
BAB V : KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT
PELATIHAN SEPAK BOLA TERPADU PERSIS DI
SURAKARTA
Menyimpulkan konsep perencanaan dan perancangan Pusat
Pelatihan Sepak Bola Terpadu PERSIS di Surakarta diantaranya
meliputi konsep peruangan, konsep tapak, konsep site, konsep
tampilan bangunan, konsep bentuk dan pola gubahan massa, konsep
desain interior, konsep tata ruang luar, konsep sistem struktur dan
konsep sistem utilitas.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Menyajikan tinjauan umum tentang sepak bola, klub sepak bola profesional,
pelatihan sepak bola, dan tinjauan tentang aspek komersial pada pusat pelatihan sepak
bola. Bagian ini selanjutnya akan digunakan sebagai landasan teori bagi keseluruhan
proses perancangan.

II.1. Tinjauan Fasilitas Olahraga


Fasilitas Olahraga adalah fasilitas dari semua sarana olahraga dan pendukung,
yang meliputi antara lain fasilitas latihan, fasilitas pertandingan, fasilitas
penginapan, sekretariat klub dan sebagainya.
Fasilitas latihan dan pertandingan sendiri berdasarkan kegiatan yang
diwadahinya bisa dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Fasilitas outdoor yaitu fasilitas untuk latihan dan pertandingan yang berada di
ruang terbuka atau luar ruangan.
2. Fasilitas indoor yaitu fasilitas untuk latihan dan pertandingan yang berada di
dalam ruangan.
Kegiatan olahraga, outdoor maupun indoor, idealnya diwadahi dalam 1 fasilitas
yang berada dalam 1 area dengan penyediaan peralatan serta berbagai fasilitas
pendukung di dalamnya. Suatu pusat olahraga dapat terdiri dari berbagai cabang
olahraga, ataupun hanya satu cabang saja sesuai dengan kebutuhan dan kondisi dan
kondisi lingkungan setempat.
II.2. Tinjauan Sepak Bola
II.2.1. Pengertian
Sepak bola merupakan permainan (olahraga) bola yang ditendang dengan
kaki yang dimainkan oleh dua tim yang masing-masing terdiri dari 11
orang.1
II.2.2. Sifat dan Karakter Sepakbola
Sifat dan karakter sepakbola diantaranya adalah sebagai barikut :
ƒ Sepak bola adalah seni permainan yang indah

1
ibid
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18

Walaupun sepak bola termasuk olahraga keras, namun


didalamnya banyak terdapat unsur-unsur keindahan, seperti teknik
bermain, gocekan / dribel, akselerasi, dan lain-lain. Di Amerika latin
walaupun tidak semegah kompetisi eropa, namun bintang-bintang muda
terus dicetak dari wilayah ini. Lihat saja nama Lionel Messi, di usianya
yang masih sangat muda, pemain Klub Barcelona ini telah menjadi
pemain terbaik dunia dalam tiga tahun terakhir. Teknik bermain ( skill ),
dribel, serta akselerasinya membuat orang terkagum-kagum. Bahkan dia
disebut-sebut sebagai the new Maradona ataupun titisin dari Maradona,
legenda sepak bola Argentina. Pabrik atau pusat produksi pemain sepak
bola memang layak disematkan bagi benua ini.
ƒ Sepak bola sebagai industri bisnis
Saat globalisasi mulai menguasai sendi-sendi kehidupan manusia,
seketika itu pula fenomena kehidupan ekonomi menjadi berubah. Dunia
diatur oleh sebuah sistem ekonomi besar yang berorientasi keuntungan
sebesar-besarnya dengan menekan kerugian yang seminimalis mungkin.
Tak ada satu pun yang luput dari arus besar globalisasi, termasuk juga
sepak bola. Yang dulu mungkin hanya sekedar permainan rakyat untuk
mengisi waktu luang, dan mengisi waktu istirahat bagi para kelasi-kelasi
Inggris saat ini mulai berubah orientasi. Mungkin pada tahun 1930
masyarakat eropa juga tidak pernah mengira bahwa sepak bola di eropa
akan berkembang sedemikian rupa.
Banyaknya penggemar permainan ini seolah menjadi potensi
bisnis yang amat sayang untuk dilewatkan untuk mengeruk keuntungan
materi. Hasilnya dapat kita saksikan saat ini, Liga Inggris membuka mata
dunia bahwa sepak bola adalah bisnis besar bahkan mega bisnis. Tak
ayal banyak konglomerat dunia yang bersedia menghabiskan uangnya
untuk berinvestasi di Britania Raya ini. Mulai dari taipan Rusia, Roman
Abramovich hingga mantan penguasa Thailand, Takhsin Sinawatra.
Bahkan perusahaan penerbangan Fly Emirates berani membuang uang
untuk membangun stadion megah bagi klub asal London Arsenal dengan
kapasitas 60.000 penonton, dengan kapasitas stadion ini Arsenal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19

mendapatkan jumlah pemasukan tiket yang cukup melonjak dari tahun-


tahun sebelumnya ketika mereka masih bermarkas di Higbury. Itu baru
dari pendapatan tiket penonton, belum dari penjualan marchandise dan
hak siar Liga Inggris.
Dengan menganut filosofi bahwa sepak bola adalah industri
bisnis, membuat seluruh entitas sepak bola menjadi semakin rajin dan
ulet untuk meng-improve klub dan manajemennya. Sebab uang tidak
akan datang jika prestasi tak kunjung tiba. Uang juga tidak akan dapat
berkembang dan bertambah jika prasarana, sarana serta servis terhadap
penggemar tidak memadai. Mungkin fenomena / filosofi sepak bola
industri adalah yang paling mendekati arus besar globalisasi yang
memang trah lahirnya merupakan basis orientasi kekuasaan ekonomi.
Mengenai masalah industri bisnis, kita bisa belajar dari klub
Inggris sekaliber Manchester United (MU). Ada banyak pelajaran
marketing management yang bisa diambil dari mereka, sadar bahwa
mereka adalah tim yang sangat terkenal dan memiliki penggemar
terbanyak di seluruh dunia khususnya Asia. Sehingga mereka sangat
fokus membidik Asia dan berharap mendapatkan banyak keuntungan
finansial dari Asia. Bagaimana mereka melakukannya?
9 Pertama, bisa dilihat ketika MU melakukan tur pre-season di Asia.
Padahal mereka tahu bahwa pertandingan uji coba melawan klub-klub
Asia tidak akan meningkatkan skill pemain mereka. Tapi mereka tetap
melakukan tur Asia dan berusaha memuaskan penggemar MU di Asia.
Mendekatkan superstar MU dengan penggemar di Asia akan
membangun ikatan emosional antara idola-fans dan berpotensi
menambah fans baru.
9 Kedua, MU membeli Dong Fangzhou (China) dan Ji Sung Park
(Korsel). Keduanya, khususnya Dong memiliki kualitas yang belum
bisa disejajarkan dengan pemain inti MU semacam Ronaldo dan
Rooney. Jadi motif pembelian kedua pemain itu sudah pasti bisnis.
Pembelian ini secara langsung atau tidak, akan menimbulkan efek
“bangga” pada rakyat China-Korsel secara khusus dan Asia secara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20

umum. Dengan kebanggaan itu, publik Asia pasti akan berusaha


memonitor perkembangan Dong dan Ji Sung yang berarti juga
memonitor perkembangan MU.
9 Ketiga, MU punya jaringan cafe dan berbagai outlet lain yang menjual
merchandise MU di pasar Asia. Di Indonesia juga sudah terdapat cafe
MU di Jakarta dan Bandung, meski harganya mahal. Manajemen MU
menyadari betapa potensialnya pasar Asia dan mereka menyadari
bahwa mereka bisa mengeruk pundi-pundi keuntungan atas kondisi
itu.
Selain itu klub sepak bola di Indonesia sebaiknya meniru
manajemen model MU. Contoh juga Persib yang sudah membuat tabloid
khusus yang mengulas tentang Persib. Itu bagus dan perlu dicontoh klub
lain. Jadi agar klub-klub bola yang ada di Indonesia tidak banyak
menyerap APBD. Lebih bagus lagi kalau mereka membuat pendanaan
mandiri, sehingga klub dapat tetap berjalan tanpa memerlukan lagi dana
APBD.
ƒ Sepak bola menjadi alat pemersatu dan alat kepentingan tertentu.
Hingga saat ini sepak bola berhasil mempersatukan manusia dari
isu rasial dan juga masyarakat borjuis dan proletar. Kita dapat saksikan
di Stadion Old Trafford, markas Manchester United, stadion penuh
dipadati mulai dari para eksekutif periklanan sampai dengan tukang sapu
jalanan, sebuah fenomena yang dapat membuat kehebohan dalam sejarah
Inggris Raya.
Hal ini dapat juga kita lihat dari kesebelasan Irak yang pada tahun
2007 lalu berhasil menjuarai Piala Asia yang berlangsung di Jakarta. Tak
disangka, negeri yang porak poranda akibat invasi AS ini, negeri yang
dianggap "kuda hitam" di gelanggang persepakbolaan Asia, mampu
meraih kemenangan secara dramatis, lalu dinobatkan sebagai juara sepak
bola Asia 2007, sekaligus meraih Piala Asia. Kontan kemenangan itu
dirayakan oleh rakyat Irak secara gegap gempita. Rakyat kota Baghdad,
ibukota Irak, turun ke jalanan, melambai-lambaikan bendera nasional,
berteriak-teriak kesenangan. Anggota tentara dan polisi melepaskan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21

tembakan ke udara menunjukkan sukacitanya. Seorang warga Irak yang


tinggal di London, Inggris, dan secara pribadi kenal dengan tujuh orang
dari sebelas pesepakbola Irak memuji tim nasional asuhan pelatih Jorvan
Vieira asal Brazil yang berhasil mempersatukan bangsa. Sebab di dalam
kesebelasan itu tidak dikenal perbedaan antara kaum Sunni dengan
Syiah, maupun Kurdi, yang sejak invasi tentara AS-Inggris empat tahun
lalu, "berantem" satu sama lain, mengakibatkan ribuan rakyat mati atau
luka-luka akibat serangan-serangan pelaku pengeboman bunuh diri.
Semua anggota kesebelasan merasa pertama-tama sebagai putra Irak.
Prestasi kesebelasan Irak merupakan suatu terobosan. Prestasi
kesebelasan Irak mencairkan kebekuan, permusuhan antara sesama
bangsa Irak. Prestasi kesebelasan Irak menyadarkan kembali akan tali
ikatan historis yang telah diputus oleh "kekuatan luar serta asing" dari
negeri-negeri Barat, Arab, Persia, dan lain-lain.
ƒ Di dalam sepak bola dapat di temukan aspek dramatik, teatrikal, komedi,
sportivitas, trik, siasat, egoisme, selfishness, unselfishness, yg semua itu
ada di kehidupan kita sehari-hari.
Hal itu tidak dijumpai pada olahraga lainnya. Saat Portugal
melawan Belanda, disana ada Deco dari Portugal yang dikartu merah,
lalu juga Van Bronchorst dari Belanda. Namun di luar lapangan
keduanya malah ngobrol akrab sambil nonton timnasnya bertanding.
Kita juga bisa lihat aksi kedipan mata Cristiano Ronaldo pada
piala dunia 2006 lalu, gara-gara kedipan matanya, saat tim nasional
Inggris beradu dengan Portugal di babak 16-Besar, anak muda asal
Portugal ini pernah ditempatkan sebagai public enemy number one alias
musuh masyarakat nomor satu Inggris. Kala itu Ronaldo di mata bangsa
Inggris adalah sosok yang tidak tahu diri, tidak sportif. Dia dianggap
provokator yang mempengaruhi wasit untuk menjatuhkan kartu merah
pada striker Inggris sekaligus rekannya di United, Wayne Rooney. Dan,
yang lebih membakar bangsa Inggris adalah kedipan mata Ronaldo ke
arah kubu Portugal di pinggir lapangan sesaat setelah Rooney benar-
benar dikartu merah. Kedipan yang diartikan oleh Inggris sebagai tanda
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22

sukses Ronaldo “menyingkirkan” Rooney. Beruntunglah komunitas


Liga Inggris mempunyai manajer sekelas Sir Alex, berkat tangan
dinginnya, dia berhasil mendamaikan perseteruan antara Ronaldo dan
Rooney, bahkan keduanya bahu membahu membawa Manchester United
ke kasta tertinggi liga inggris, dengan mematahkan dominasi Chelsea
selama 3 tahun terakhir.
Sisi-sisi humanis sepak bola yang mengharu-biru seperti ini
seharusnya masuk di pikiran pengurus sepak bola di Indonesia. Bisa jadi
pelajaran juga untuk penonton disini. Momen-momen yang menyentuh
seperti itu cuma bisa kita lihat dalam sepak bola.
ƒ Olahraga ini sangat mementingkan team work (kerjasama tim).
Artinya kamu tidak akan bisa melakukan segalanya sendirian.
Kamu butuh orang lain sebagai partner kamu. Bahkan Lionel Messi yang
super duper jago pun tidak akan bisa menang melawan 11 orang jika dia
bermain sendirian. Ada pembagian peran dalam sepak bola. Ada yang
menjadi kiper, bek, gelandang, dan penyerang. Sepakbola adalah
sebuah permainan dengan jumlah pemain 11 orang / regu dan masing-
masing regu di satu sisi memiliki pemain yang memiliki kelebihan
ataupun disisi lain terdapat pula pemain yang memiliki kekurangan.
Namun dari situlah, jika terdapat kerjasama yang baik dalam tim tersebut
yang dapat saling melengkapi dalam bermain, maka permainan sepak
bola tersebut dapat menciptakan suatu permainan sepak bola yang indah
dan atraktif.
ƒ Post Modernsime Dan Total Football
Jika kesulitan menjelaskan aliran Posmodernisme, cobalah
menggunakan total football sebagai alat bantu. Sebagai contoh, sepak
bola gaya Belanda itu jauh lebih menjelaskan daripada cara lain. Seperti
Posmodernisme yang mengacaukan keteraturan yang diagungkan oleh
modernisme, total football juga mengacaukan semua pola sepak bola
modern yang dijalankan dengan penuh disiplin di atas lapangan rumput.
Semangat dekonstruksi dalam Posmodernisme tergambar jelas saat
Johann Cruijf dan kawan - kawannya di Ajax Amsterdam pada 1970-an
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23

mempraktekkan instruksi Rinus Michels, sang pelatih yang membakukan


filsafat baru dalam bersepakbola ini. Inti dari Pasmodernisme dan Total
Football sama : Ketidakteraturan dalam keteraturan atau sebaliknya,
keteraturan dalam ketidakteraturan. Seorang pemain belakang dapat
jauh menyerang, meninggalkan posnya dan menusuk pertahanan lawan.
Penyerang yang mestinya di depan dapat turun jauh ke belakang dan
membantu pertahanan. Seperti dalam Posmodernisme, interkoneksi
adalah kunci keberhasilan total football. Namun entah mengapa Michels
tak pernah disandingkan dengan para pemikir Posmodernisme lain yang
berkarya di banyak bidang, mulai sastra hingga arsitektur. Boleh jadi itu
mungkin tak penting, karena diakui atau tidak, sepak bola telah banyak
mempengaruhi dunia budaya. Bahkan cabang olahraga ini telah
memunculkan sebuah budaya baru yang mungkin tak dimiliki oleh
cabang lainnya.
Tentu tak banyak yang menyangka, demam sepak bola yang
muncul di Amerika Serikat pada 1990-an yang kemudian disusul dengan
penyelenggaraan Piala Dunia 1994 di negeri itu, telah memunculkan
sebuah terminologi baru dalam diskursus politik dan budaya di Amerika
Utara. Di sana saat itu muncul istilah soccer mom yang digunakan secara
luas untuk menunjuk kelompok demografi perempuan yang memiliki
anak yang masih sekolah. Secara umum, soccer mom merujuk pada
konsep keibuan (motherhood) pasca feminisme. Tak lagi se-ekstrem para
feminis awal, soccer mom menggabungkan nilai-nilai tradisional dengan
feminisme modern. Mereka berasal dari kelas menengah atas,
berpendidikan, berkulit putih, dan tinggal di sub urban. Pertanyaannya,
kenapa ibu-ibu muda itu dicap dengan soccer mom. Ini tentu tak bisa
dilepaskan dari demam sepakbola pada 1990-an. Berbeda dengan
generasi AS sebelumnya yang tak begitu mengenal sepak bola, anak
anak masa itu dikenalkan pada olahraga baru yang menarik. Sepak bola
pun menjadi program ekstrakulikuler yang paling populer bagi murid
kelas kelas awal sekolah dasar. Kebetulan, itu terjadi saat ibu murid-
murid itu sedikit berbeda dengan ibu-ibu generasi sebelumnya yang lebih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24

fokus pada dunia karier. Mereka dikenal rela meluangkan waktu untuk
mendukung kegiatan-kegiatan kecil anak-anaknya, termasuk sepak bola
itu.
Dan seperti juga para pemain total football, dalam berpolitik
soccer mom ini dikenal tidak “setia” pada satu posisi, swing voter.
Mereka berada di balik kemenangan dua kali Bill Clinton dari Partai
Demokrat, tapi pada pemilihan berikutnya mereka adalah pendukung
George W. Bush yang sangat Republikan. Di negara-negara bola,
keadaan tentu lebih gila lagi. “Di Amerika Latin, batas antara sepak bola
dan politik itu samar. Ada daftar panjang pemerintahan yang jatuh
setelah tim nasional mereka kalah,” kata pemain sepak bola Kolombia,
Luis Suarez. Dan sejarah pernah mencatat Perang Sepak Bola, sebuah
perang antara Honduras dan El Savador pada 1969 yang pecah setelah
pendukung kesebelasan kedua negara itu bentrok pada penyisihan Piala
Dunia 1970. Penggemar bola tentu juga masih ingat dengan Andres
Escobar, seorang pesepakbola Kolombia yang tewas ditembak oleh salah
satu gembong mafia hanya karena melakukan gol bunuh diri yang
mengakibatkan Kolombia tersingkir di ajang Piala Dunia 1994. Begitu
memukaunya sepak bola bahkan olahraga ini bisa menghentikan perang
untuk beberapa hari seperti yang terjadi di Rwanda dan Somalia.
Jika politik terlalu menjemukan, marilah kita beralih ke soal gaya
hidup. Seorang pemain bola yang tentu tidak kebetulan bernama David
Beckham dapat mengubah gaya hidup pria seluruh dunia. Dandanan
gaya rambutnya yang selalu berganti-ganti ditunggu, kaca mata yang
dipakainya menjadi tren, dan gosipnya selalu menarik, bahkan untuk
publik Amerika Serikat yang tak pernah melihatnya merumput. Ia adalah
ikon metroseksual yang paling top. Tentu saja, sepak bola tak hanya
punya Beckham. Ada lusinan pemain Italia tampan yang dinaikkan ke
atas catwalk oleh para desainer mode pada 2004 untuk mengusung tren
baru fashion: Soccer Chic. Ini adalah gaya berpakaian kasual yang
dipadu dengan gaya sportif. Giorgio Armani, salah seorang desainer
Milan yang banyak berkolaborasi dengan sepak bola, yakin para pemain
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25

bola adalah ikon gaya hidup baru yang mampu menyaingi budaya yang
diusung Hollywood. Masih di gaya hidup, dalam ranah kuliner, olahraga
yang paling digilai ini punya makanan sendiri.
Di Inggris, yang menjadi tempat lahirnya sepak bola, ada
makanan tradisional sepak bola yang hanya dapat dipesan dari bangku
tribun stadion saat pertandingan berlangsung. Stik, pai lonjong, dan
Bovril (ekstrak sapi) adalah makanan khas itu. Sedang di Brazil ada
sanduiche de calabresa (roti impit paparoni) yang dapat dibeli di sekitar
stadion setelah pertandingan. Sepak bola juga membuat sejumlah musisi
dari Ricky Martin hingga Nelly Furtado menelurkan karya, juga para
sineas, mulai dari ” Bend it Like Beckham” hingga ” Goal! ”. Di
sejumlah negara, sepak bola juga punya koran harian dan kanal televisi
khusus. Bahkan seorang Ronaldinho (Barcelona) juga dibuatkan serial
komiknya, dan Ronaldo (Milan) menjadi inspirasi dari karakter komik.
Semuanya itu tentu untuk menampung gairah pada penggilanya.
Melihat kefanatikan penggilanya dan rambahan pengaruhnya, tak
heran jika sejumlah orang mengatakan sepak bola sebagai sebuah agama
dengan nabi atau dewa bernama Pele dan Maradona. Bahkan di
Argentina ada Iglesia Maradoniana (Gereja Maradona), sebuah agama
parodi yang mendewakan si kuntet yang jago gocek itu yang Kitab
Sucinya adalah buku otobiografi "Sang Dewa". Pengikutnya cukup
banyak,15.000-orang
Hanya ada tiga kata yang mampu menggambarkan cabang olahraga
dengan begitu banyak kegilaan itu, seperti yang dikatakan pelatih
Manchester United Sir Alex Ferguson: “Football..? Bloody hell!”.
Komponen-komponen dalam permainan sepak bola yang bisa dianalisis :
ƒ Skill individu, meliputi: sentuhan pertama / first touch yang “lembut”,
kemampuan pemain dalam menguasai bola, melewati pemain dan
menendang / mengumpan / mengoper dengan tepat kepada rekan
setim.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26

ƒ Kemampuan untuk mengorganisasi pertahanan sendiri dalam


menghadang serangan lawan, membaca arah bola umpan lawan, men-
tackle lawan.
ƒ Kecerdikan pergerakan pemain untuk membuka pertahanan lawan
maupun kerjasama antar pemain ketika menyerang lawan yang
bertahannya dengan pola cattenacio (pertahanan gerendel dengan
hanya mengandalkan serangan balik).
ƒ Taktik permainan dan cara bermain ( dengan umpan lambung / long
pass , kombinasi umpan kaki ke kaki, umpan panjang, umpan
lambung, tusukan lewat sayap dan umpan silang atau tusukan dari
tengah)
ƒ Ketajaman serangan dan konversi tembakan ( gol dibanding jumlah
tembakan
ƒ Kualitas gol, bukan hanya sekedar gol ataupun sekedar bola masuk ke
gawang, melainkan proses terjadinya gol tersebut. Apakah gol tersebut
terjadi melalui kerjasama antar pemain yang baik dan rapi, melalui
freekick (tendangan bebas ) ala Beckham, ataupun melalui aksi
individu pemain dengan skill diatas rata-rata ala Leonel Messi.
Tim sepak bola yang bagus adalah tim yang kualitas skill
individunya diatas rata-rata, bisa mengkombinasikan skill dengan lari
membawa bola / dribble melewati lawan, bisa mengkombinasikan umpan-
umpan pendek / panjang, kerjasama tim dalam membuka pertahanan lawan,
bisa mengontrol pemainan dan berinisiatif menyerang lawan, bukan
bertahan gaya Italia untuk kemudian melancarkan serangan balik
(cattenacio).
II.2.3. Kondisi Persepakbolaan Global
Sepak bola adalah jenis olah raga yang sangat universal. Di belahan
dunia manapun orang mengenal sepak bola. Mereka dengan mudah
melakukan atau melihat olahraga ini dimainkan.
Berangkat dari olah raga rakyat yang murah dan meriah, sampai saat
ini, sepak bola telah berkembang dengan demikian pesatnya, sehingga
memasuki era Entertainment. Sepak bola yang dahulu hanya dilakukan oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27

kalangan bawah, sekarang banyak diminati oleh masyarakat golongan atas.


Gejala ini bukan semata-mata karena olahraganya, akan tetapi lebih karena
pertunjukannya. Pertandaingan sepak bola sudah menjadi pertunjukan
artificial yang berorentasi ke pasar. Dalam era ini, sebuah klub memerlukan
fasilitas yang lebih kompleks. Selain lapangan berikut berbagai sarana
latihan, kantor, dan penginapan, diperlukan juga fasilitas-fasilitas yang
mendukung industri sepak bola.
Dengan adanya industri sepak bola ini, maka banyak pemain yang
telah dapat menggantungkan hidupnya pada profesi sebagai pemain sepak
bola. Demikian juga dengan para pelatih maupun individu lain yang terlibat.
Bahkan profesi ini cenderung menjanjikan dengan gaji/pendapatan yang
sangat tinggi, seirng dengan peningkatan prestasi yang bersangkutan. Di
Jamaika misalnya, negara yang baru pertama kalinya lolos ke putaran final
ini menggaji pelatih tim nasionalnya dua puluh kali lipat gaji perdana
menterinya. Sedangkan di Indonesia pada tahun 2011, transfer pemain lokal
mencapai Rp.1.3 milyar. Untuk menggaji pemain asing, rata-rata klub klub
di Indonesia mengeluarkan 30 juta per bulan.2 Untuk pengurus PSSI,
beberapa posisi dapat dilihat gaji pokoknya berkisar antara Rp. 3.000.000,00
sampai Rp. 7.200.000,00.
Dalam industri sepak bola, pihak-pihak yang terlibat semakin
banyak. Selain pemilik klub, pemain, dan pelatih, ada juga manajer beserta
jajarannya dan penonton. Penonton mempunyai peran yang sangat besar
dalam industri sepakbola. Dengan penonton yang banyak dan fanatik, akan
menarik banyak sponsor yang berarti pemasukan bagi klub harus dapat
bermain memuaskan dan memberikan pelayanan yang memuaskan pula
kepada penonton. Pelayanan dapat berupa fasilitas pertandingan yang
memadai dan barang-barang merchandising yang diperlukan penonton
sebgai bentuk dukungannya.
II.2.4. Pembinaan Persepakbolaan Nasional
Dalam rangka pembinaan sepak bola di Indonesia, PSSI sebagai
oraganisasi induk sepak bola di Indonesia mencanangkan doktrin yang

2
commit to user
John Halmahera, Plus Minus Legiun Asing di Liga Indonesia, Taloid Bola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28

disebut Doktrin Pembinaan Sepak Bola Indonesia. Doktrin ini dirumuskan


sebagai: “Membina Sepak Bola Melalui Menangguk dan Mengembangkan
Bibit Unggul”.3
Dalam rangka itu pula dirumuskan strategi pembinaan agar
efektifitas pembinaan sepak bola nasional dapat terarah rapi. Orientasi
pokok dari strategi ini adalah untuk menentukan pusat-pusat perkembangan
(development centres) yang paling potensial untuk menerapkan doktrin
pembinaan sepak boloa.4 Jadi seandainya bibit-bibit istimewa yang
diharapkan tidak ada dalam suatu kawasan (baik seterusnya maupun dalam
kurun waktu tertentu), melalui strategi ini setidak-tidaknya dapat
ditinggalkan populasi terbina.
Dengan berpegang pada esensi doktrin pembinaan, Pola Pembinaan
Sepakbola Nasional menyimpulkan suatu strategi pembinaan yang terdiri
dari dua langkah pokok, yaitu:
II.2.4.1. Pemassalan dan Pembibitan
Kedua proses ini merupakan proses-proses yang saling
menunjang serta merupakan satu kesatuan. Proses pemassalan dan
pembibitan ini diarahkan kepada kelompok umur 8-12 tahun.
Karena adanya perbedaan dalam teknik pelaksanaannya
diadakanlah pemisahan dengan penekanan yang berlainan.
Mengingat adanya perubahan segi fisik maupun konstalasi
kejiwaan dalam pertumbuhan anak, maka dalam rangka
Pemassalan dan Pembibitan dilakukan pemisahan dalam taktik dan
metode yang disesuaikan untuk usia SD dan SMP. Walaupun kedua
proses berjalan serempak untuk kedua kelompok tersebut,
perbedaannya terletak pada tekanannya.
Secara garis besar, tekanannya adalah sebagai berikut:
¾ Untuk Usia 8 – 12 tahun tekanannya diletakkan pada
permasalahan. Jenis sepakbola yang diaktifkan lebih bersifat
pembinaan keterampilan dasar dengan bola, yang dituangkan
dalam permainan-permainan.
3
Pola Pembinaan Sepak Bola Nasional, PSSI, hal. 11.
4
commit to user
Strategi Pembinaan, Struktur Pemusatan Pembinaan Sepakbola Nasional, PSSI, 21.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29

¾ Untuk usia 12 -16 tahun tekanannya diletakkan pada


pembibitan. Jenis sepakbola yang diaktifkan lebih bersifat
simulasi dari ketrampilan bermain bola dalam bentuk mini.
Namun sesungguhnya kedua proses tersebut dilaksanakan
secara bersamaan untuk seluruh kelompok umur. Adapun batas
usia tersebut tidak dilakukan secara tajam.
Pada prinsipnya, tujuan dari langkah Permasalahan dan
Pembibitan adalah untuk memperkuat serta melebarkan Dasar
Persepakbolaan Indonesia. Dasar yang kuat bukanlah sekedar
ramainya kegiatan sepak bola di kalangan kaum muda atau baiknya
mutu permainan sebuah tim kesebelasan yunior. Istilah dasar yang
kuat yang digunakan oleh PPSN memiliki pengertian, bahwa
sepanjang masa tidak terjadi kevakuman pemain pengganti di
tingkat manapun. Untuk tiap jenjang sepak bola, tiap generasi
pengganti akan mampu mempertahankan standar minimum tingkat
permainan dari team yang diganti.
Namun terwujudnya dasar yang kuat dan lebar tersebut
merupakan syarat minimum untuk munculnya bibit-bibit unggul
yang langka. Dalam rangka usaha meningkatkan wadah untuk
menangguk bibit unggul tersebut, langkah permasalahan dan
pembibitan merupakan strategi tahap pertama.
Perlu diketahui, bahwa stastitik permasalahan dari sebuah
negara sepak bola maju menunjukkan, bahwa dari seribu pemain
bola berumur 8 -12 tahun, rata-rata kurang dari satu orang yang
akhirnya mencapai kedudukan pemain kelas satu (belum tim
nasional).5 dapat dibayangkan bahwa untuk membentuk sebuah tim
nasional yang terdiri dari bibit-bibit unggul sesuai dengan tuntutan
doktrin pembinaan, angka stastitik ini akan jauh lebih tidak
proporsional.
Pada dua kelompok usia diatas, pembinaan dilakukan
dengan Sekolah Sepak Bola (SSB). Hal ini disebabkan sifat

5
Ibid hal 22
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30

pembinaannya yang masal dan pada usia dini, seorang anak belum
cukup dewasa untuk menentukan masa depannya di sepakbola.
II.2.4.2. Memantapkan Peranan Klub sebagai Pusat Pembangkit
Kemajuan Sepakbola
Sebuah klub dalam ekosistem sepak bola adalah unit yang
otonom dan mampu menampung serta menggarap seluruh aspek
pembinaan. Sebuah klub letaknya sedapat mungkin dekat dengan
lingkungan hidup pemain-pemainnya, sehingga dimungkinkan
komunikasi yang sering antara klub dengan pemain. Dengan
demikian, usaha pembinaan dapat dilakukan dengan menyesuaikan
dengan ritme kehidupan sehari-hari para pemain.
Dipandang dari sudut essensi doktrin pembinaan, dibawah ini
dapat didaftarkan latar belakang serta kemampuan intrinsik dari
sebuah klub sebagai pusat pembinaan.6
¾ Sebuah klub bersifat mandiri, dalam arti memiliki otonomi
penuh untuk menentukan dan melaksanakan pola kerjanya.
¾ Sebuah klub, sesungguhnya memiliki serta mengelola seluruh
unsur yang mempengaruhi dan menunjang persepakbolaan.
¾ Sebagian besar urusan sebuah klub langsung berkaitan dengan
segi operasional sepakbola. Urusan yang bersifat sampingan
atau non operasional sepakbola jumlahnya tidak banyak.
¾ Dipandang dari segi komunikasi dengan pemain atau calon
pemain, sebuah klub berada ditengah-tengah atau paling tidak di
dekat lingkungan pemukiman para pemain tersebut.
Dari daftar tersebut, dapat diketahui bahwa dengan otonomi,
sebuah klub mengelola seluruh unsur yang mempengaruhi dan
menunjang persepakbolaan secara mandiri, di mana unsur-unsurnya
merupakan komunitas dalam satu lingkungan.
Kedua pokok strategi, yaitu permasalan dan pembibitan dan
kehidupan klub, perlu dijalankan secara berkesinambungan.
Perbedaan pokok antara keduanya adalah, bahwa pemasalan dan

6
Ibid., hal. 25.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31

pembibitan bersifat ekstensif, sedangkan pembinaan klub bersifat


intensif.
II.3. Tinjauan Klub Sepakbola
II.3.1. Pengertian
Definisi Klub Sepakbola Profesional yang diperoleh dari penguraian
makna per kata-nya adalah sebagai berikut :
Klub adalah suatu perkumpulan dimana orang-orang bertemu untuk
melakukan kegiatan dengan tujuan tertentu.7. Sepakbola adalah
Permainan (olahraga) bola yang ditendang dengan kaki yang dimainkan
oleh dua tim yang masing-masing terdiri dari 11 orang.8.Professional
adalah orang yang melakukan olahraga dengan menerima bayaran.9
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian klub
sepak bola profesional adalah suatu perkumpulan orang-orang yang
berkecimpung dalam dunia olahraga sepakbola, dimana mereka bekerja
di bidang tersebut secara penuh (full time) yang terdiri dari para pemain,
pengurus, dan pemilik serta memiliki agenda kerja dan tujuan prestasi &
profit yang jelas
II.3.2. Sifat
Klub sepak bola profesional memiliki ciri-ciri yang membedakan dengan
klub amatir, diantaranya:
- Mandiri, mempunyai otonomi untuk menentukan dan menjalankan
visi dan misi dari klub itu sendiri
- Memiliki, mengelola sendiri seluruh aktivitas di dalamnya
- Orang-orang yang beraktivitas di dalamnya berstatus bekerja penuh
dan mendapatkan gaji sesuai dengan kontribusinya kepada klub.

7
menurut arti dalam Longman Learner’s Dictionary of American English, 2000
8
ibid
9
commit to user
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1985
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32

II.3.3. Struktur Organisasi

Owner

Asisten Manager Asisten


Manager Manager

Pelatih

Tes Medis Humas


Pemain

Unsur pendukung

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Klub sepak bola profesional,


Sumber : Kantor Menegpora, 2007

II.4. Tinjauan Pelatihan Sepak Bola


Pada perkembangan sepak bola modern, unsur-unsur permainan yang
terdiri dari: Kondisi fisik, dan Taktik permainan serta mental pemain dipelajari
benar-benar secara cermat. Sistem latihan berkembang dengan pesat. Jadwal
latihan disusun dengan cermat antara proporsi latihan kondisi fisik, latihan teknik
dan taktik permainan. Bahkan kondisi pemain selalu dipantau dengan cermat.
Banyak pendapat yang menyatakan bahwa unsur-unsur kondisi fisik,
teknik, dan taktik sangat besar perannya dalam mencapai prestasi dalam kecakapan
bermain sepak bola. Di antara pendapat-pendapat tersebut adalah:
¾ Menurut Csanadi Arpad, tujuan latiahan sepak bola adalah untuk meningkatkan
kemampuan teknik, taktik dan kondisi fisik serta mental pemain, sehingga
pemain dapat mencapai tingkat prestasi tertinggi.10
¾ Menurut Savin S dan Sushkhov M, unsur-unsur sepak bola yang harus
ditingkatkan adalah latihan taktik, latihan teknik, dan latihan kondisi fisik.11
¾ Menurut Eric Batty, untuk mencapai kecakapan bermain sepak bola yang tinggi,
para pemain harus diberikan latihan-latihan:

10
C.sanadi Arpad, Soccer, Corvina Press, Budapast, 1972, hal. 410.
11
commit to user
Savin S. and Suskhov M., Football, Foreign Languages Publishing House, Moscow, 1958, hal.10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33

- Kemampuan mengoperkan dan menembakkan bola ke gawang


- Mengembangkan pengertian bermain dalam team
- Meningkatkan kondisi fisik terutama kecepatan lari.12
Dari berbagai pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur
latihan teknik, fisik, dan taktik, adalah hal yang penting dalam pelatihan sepak
bola. Sehingga sebuah pusat pelatihan sepak bola harus dapat mewadai ketiga
unsur tersebut dalam arti mempunyai fasilitas untuk latihan teknik, fisik, dan
taktik. Berikut ini adalah keterangan lebih jauh mengenai unsur-unsur tersebut:
II.4.1. Latihan Fisik
Yang disebut dengan latiahan fisik dalam sepak bola adalah suatu
latihan untuk meningkatkan kemampuan fisik pemain agar dapat bermain
sepak bola selama 1,5 jam terus menerus tanpa mengalami
13
kesukaran/kelelahan yang berarti.
¾ Latihan kondisi fisik ada dua macam, yaitu latihan kondisi fisik umum
dan latihan kondisi fisik khusus.
¾ Latihan kondisi fisik umum, adalah untuk meningkatkan kesegaran fisik
pada umumnya tanpa menuntut gerakan yang memerlukan koordinasi
secara khusus.
¾ Latihan kondisi fisik khusus, adalah untuk meningkatkan kesegaran
fisik yang diperlukan oleh suatu cabang olah raga tertentu. Latihan
kondisi fisik khusus baru dikembangkan jika kondisi fisik umum telah
mencapai tingkat tinggi.14
Adapun berbagai latihan yang dilakukan dalam latihan fisik adalah:
¾ Kekuatan (Strength) adalah kemampuan otot untuk mempergunakan
kekuatan (force) melawan tahanan/beban.
¾ Daya tahan (endurance) adalah kemampuan organisme untuk melawan
kelelahan yang timbul pada waktu bermain sepak bola dalam jangka
waktu yang lama.

12
Batty Eric, Soccer Coaching the Modern Law, Faber and Faber, London, 1975, hal. Batty Eric, Soccer
Coaching the Modern Law, Faber and Faber, London, 1975. hal. 98.
13
Csanadi Arpad, Soccer, Corvina Press, Budapast, 1972, hal. 491.
14
Drs. Sardjono, dkk., Pengaruh Latihan Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain Sepakbola.
commit to user
Laporan Penelitian, Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan FKIP Yogyakarta, 1981, hal.5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34

¾ Kecapatan (speed) adalah kemampuan melakukan gerakan-gerakan


yang sejenis dengan waktu yang sesingkat-singkatnya dan mendapatkan
hasil yang sebaik-baiknya.
¾ Kelincahan (agility) adalah kemampuan melakukan gerakan untuk
merubah arah.
¾ Kelenturan (flexibility) adalah kemampuan untuk melakukan gerakan
dengan amplitudo yang luas.15
Latihan fisik dilakukan didalam ruangan dengan berbagai alat berat,
dan dilapangan terbuka.
II.4.2. Latihan Teknik
Teknik dalam sepak bola adalah suatu rangkuman cara (metode)
yang dipergunakan dalam pelaksanaan semua gerakan dalam permainan
sepakbola.16 Sehingga latihan teknik dalam sepak bola dapat disebut
sebagai melatih kecakapan untuk menerapkan metode-metode yang
digunakan dalam semua gerakan pada sepak bola.
Gerakan-gerakan tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu:
¾ Gerakan tanpa bola
- Lari dan merubah arah
- Melompat dan meloncat
- Gerak tipu tanpa bola
¾ Gerakan-gerakan dengan bola
- Menendang bola (kicking)
- Menerima/mengontrol bola (Receiving/controlling)
- Menyundul bola (Heading)
- Mengiring bola (Dribbling)
- Gerak tipu dengan bola (Feinting)
- Merebut bola (Tackling)
- Melempar bola kedalam (Thow in)
- Teknik-teknik penjaga gawang.17

15
Drs. Sardjono, dkk., Pengaruh Latihan Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain Sepakbola.
Laporan Penelitian, Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan FKIP Yogyakarta, 1981, hal.5,6
16
Csanadi Arpad, Corvina Press, Budapast, 1972, hal. 23-24.
17
Drs. Sardjono, dkk., Pengaruh Latihan Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain Sepakbola.
commit to user
Laporan Penelitian, Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan FKIP Yogyakarta, 1981, hal. 6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35

Wiel Coerver mengembangkan dan menyusun gerakan-gerakan


tersebut dalam satu sistem pembinaan sepak bola sebagai berikut:18
Tabel 2.1. Tahap-tahap Pembinaan Sepak Bola
Tahap
Materi Sub Materi
Pembinaan
I Penguasaan Gerak ¾ Teknik dasar.
tubuh dan Bola ¾ Kelenturan dan kelincahan
mengendalikan bola.
¾ Membawa bola tanpa memandang ke
arahnya.
¾ Gerak tipu dengan bola.
¾ Kreatifitas dan improvisasi.
¾ Teknik menendang dan menerima
bola.
II Mengendalikan ¾ Menerima dan membawa bola.
Lawan ¾ Melindungi bola (screening).
¾ Menggiring bola ke tempat bebas.
¾ Permainan.
III Menerobos ¾ Gerakan-gerakan untuk melewati.
Cegatan Lawan ¾ Melewati lawan.
¾ Kombinasi “Satu-Dua”.
¾ Penerobosan dari belakang atau
lewat samping.
¾ Permainan.
IV Menciptakan ¾ Menembak ke gawang.
Peluang serta ¾ Menunduk ke gawang.
Penyelesaiannya ¾ Aksi perseorangan.
¾ Permainan.
V Mutu Kondisi ¾ Kelincahan dan kecekatan.
(termasuk latihan ¾ Dasar stamina.
fisik) ¾ Kecepatan.
¾ Daya tahan kemampuan bermain
cepat.
¾ Tenaga eksplosif.
VI Kemampuan ¾ Teknik Sliding.
Bertahan
VII Lain dengan dan
tanpa Bola
Sumber: Klub sepak bola profesional Kantor Menegpora, 2007

Latihan teknik tersebut kebanyakan dilakukan di lapangan. Akan


tetapi ada beberapa latihan yang dilaksanakan dalam ruang tertutup seperti
latihan wall pass.

18
commit to user
Wiel Coever, Sepakbola Program Pembinaan Pemain Ideal, PT. Gramedia, Jakarta: 1987, hal.7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36

II.4.3. Latihan Taktik


Taktik permainan sepak bola adalah seni permainan yang
direncanakan dan rasional yang diselaraskan dengan keadaan untuk
mencapai hasil yang maksimal.19 Sedangkan latihan taktik adalah
bagaimana merencanakan permainan agar dapat mencapai hasil yang
maksimal.
Taktik dalam sepak bola dapat dibagi menjadi:
¾ Taktik perseorangan.
¾ Taktik bersama yang terdiri dari taktik team dan taktik kelompok,
misalnya taktik bertahan dan taktik menyerang.20
Latihan taktik ini dilakukan di:
¾ Lapangan.
¾ Ruang kelas dengan peralatan semacam board magnet yang dilengkapi
dengan miniatur pemain.
¾ Ruang audio visual dengan layar lebar untuk menyaksikan pertandingan
atau peragaan tertentu dan untuk keperluan melakukan analisa terhadap
permainan lawan.
II.5. Tinjauan Aspek Komersial
II.5.1. Pengertian Aspek Komersial
Aspek dipahami sebagai pandangan terhadap terjadinya suatu
peristiwa dari permulaan sampai akhirnya.
Komersial memiliki pengertian berhubungan dengan niaga atau
perdagangan, dimaksudkan untuk diperdagangkan, bernilai niaga tinggi,
kadang-kadang mengorbankan nilai-nilai lain (sosial, budaya, dsb).
Sedangkan mengkomersialkan dapat diartikan menjadikan sesuatu sebagai
barang dagangan, menggunakan sesuatu untuk berdagang (mencari
keuntungan sendiri).
Sehingga aspek komersial dapat dipahami sebagai sesuatu yang
dapat menimbulkan pandangan komersial. Adapun yang dimaksud dengan
aspek komersial pada pusat pelatihan sepakbola terpadu PERSIS adalah

19
Csanadi Arpad, Soccer, Corvina Pres, Budapast, 1972, hal. 259.
20
Drs. Sardjono, dkk., Pengaruh Latihan Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain Sepakbola.
commit to user
Laporan Penelitian, Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan FKIP Yogyakarta, 1981, hal. 6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37

beberapa hal yang dapat menimbulkan pandangan komersial pada pusat


pelatihan tersebut. Aspek-aspek komersial diterapkan pada ruang-ruang
tertentu pada pusat pelatihan sepak bola terpadu PERSIS untuk
menciptakan ruang komersial.
2.5.1. Aspek Komersial pada Beberapa Bangunan Komersial
Bangunan komersial atau capital investment adalah bangunan yang
mewadahi berbagai fungsi komersial seperti perdagangan, ruang kantor
sewa, hotel, dan lain-lain. Sesuai jenisnya, bangunan komersial merupakan
bangunan yang direncanakan dan dirancang untuk mendatangkan
keuntungan bagi pemilik maupun penggunanya. Atas dasar pemikiran ini,
perancangan bangunan komersial harus mempertimbangkan sembilan aspek,
yaitu:
a. Karakter/citra (brand image)
Bangunan komersial yang dirancang dengan karakter atau citra yang kuat
akan meningkatkan daya tarik kunjungan konsumen.
b. Nilai ekonomis bangunan
Salah satu syarat penting yang harus dipenuhi oleh bangunan komersial
adalah efisiensi. Kata efisiensi erat kaitannya dengan aspek ekonomi.
c. Lokasi strategis
Tujuan bangunan komersial direncanakan secara umum adalah agar
banyak dikunjungi konsumen. Oleh karenanya, pemilihan lokasi menjadi
salah satu pertimbangan penting untuk mencapai maksud tersebut.
d. Prinsip keamanan bangunan
Sebagai bangunan publik, bangunan komersial harus dirancang dengan
berbagai fasilitas keselamatan bangunan. Secara umum, fasilitas
keamanan bangunan dibedakan menjadi safety (keselamatan)
dan security'(keamanan).
e. Prinsip kenyamanan bangunan
Untuk mendukung maksud ini, bangunan komersial sebaiknya dirancang
dengan kelengkapan kenyamanan bangunan seperti:
1. Kenyamanan thermal.
2. Kenyamanan pencahayaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38

3. Kenyamanan audio.
4. Kenyamanan sirkulasi dalarn bangunan.
f. Kebutuhan jangka panjang
Rancangan bangunan mudah disesuaikan dengan kebutuhan jangka
panjang untuk mengantisipasi dinamika perubahan tuntutan masyarakat.
g. Kondisi, potensi dan karakter kawasan
Terjadi kesesuaian antara kegiatan pada bangunan komersial
dengan kondisi, potensi dan karakter kawasan yang akan
dikembangkan.
h. Kondisi sosial budaya masyarakat
Keberadaan bangunan diterima secara sosial, budaya dan psikologis oleh
masyarakat sekitar.
i. Perkembangan teknologi
Rancangan bangunan dapat mengaplikasikan perkembangan teknologi
bangunan modern.
Untuk menciptakan kualitas ruang komersial, beberapa bangunan
menerapkan aspek komersial yang berbeda-beda. Namun demikian ada
beberapa aspek yang ada pada sebagian besar bangunan komersial yang
menjadi kriteria umum bagi setiap ruang yang direncanakan untuk kegiatan
komersial. Dari tabel berikut dapat diketahui aspek-aspek yang diterapkan
oleh bangunan komersial:
Tabel 2.2. Aspek Komersial pada Beberapa Bangunan
Jenis Bangunan Aspek Komersial
Theatres, Bars - Beatifully Designed
- Carrefully Designed
Apertment, Hotels - Beautifuly Designed
- Privacy
- Good News
Shops, Show rooms - Decoration must have seemed appropriate.
- Functionalism in ships and show rooms was manifasted
in the simple facade with large windows and minimum of
decoration.
- Store fronts full of cliches and neon.
- Store fronts seems quite elegant.
Sumber: Analisis dari Small Commercial Buildings, Reinhold Publishing Corporations
New York, 2011

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39

Berbagai aspek komersial tersebut dapat menjadi dasar acuan dalam


merencanakan desain untuk mendukung ke arah terciptanya komersial pada
ruang-ruang komersial.
II.6. Kajian Bentuk Arsitektural
II.6.1. Tinjauan Bentuk-Bentuk dengan Filosofi olahraga (sport)
Selain memiliki pengertian dan karakter, olahraga (sport) memiliki
banyak sekali identitas maupun ciri khas berupa simbol-simbol yang
mengidentifikasikan olahraga. Simbol-simbol tersebut di visualisasikan
dengan berbagai macam cara, mulai yang sifatnya eksplisit maupun
implisit. Eksplisit desain berarti simbol tersebut secara jelas
mengidentifikasikan sport, seperti logo-logo klub, warna, corak kostum,
maupun merk-merk produk yang sudah melekat dan tidak asing lagi di
dunia olahraga, seperti Nike, Adidas, Reebok, dan lain-lain.
ƒ Logo / maskot
Merupakan suatu lambang yang digunakan sebuah grup / klub
olahraga untuk menunjukkan identitas klubnya kepada masyarakat,
sehingga dengan logo tersebut masyarakat dapat dengan mudah
mengenali klub tersebut. Bentuk,warna / gambar yang digunakan
mengambil bentuk bola / bentuk yang lebih unik namun tetap
berkaitan dengan olahraga (sport) dan warna yang
mencolok,sebab tujuan utamanya adalah agar mudah dikenali
masyarakat.

Gambar 2.2. Logo klub Manchester United


Sumber: googleimage.com, 2012

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40

Selain logo
o-logo tim,juuga ada logoo-logo untukk event / acarra olahraga
akbar,seperrti piala dunnia,olimpiadee,PON, dll.

Gambar 2.33. Logo Piala Dunia


D Korea Jeepang 2002
Suumber: googleiimage.com, 2011

ƒ Kostum peemain

Gambar 2.4. Koostum Tim Lazio


G
Suumber: googleiimage.com, 2012

Kostum un
ntuk pemainn didalam olahraga
o sanngat bervariiasi. Setiap
cabang olaahraga memiliki corak kostum
k yangg berbeda-beeda. Corak
kostum tim
m sepak bolaa berbeda denngan corak kostum
k tim basket,voli
atau yang lainnya. Selain itu tiapp tim pada m
masing-masiing cabang
olahraga memiliki
m corak kostum
m yang berbeda-beda pu
ula. Selain
warna dann bahan, kosstum untuk olahraga diibuat dari bahan
b yang
tidak panaas,menyerapp keringat, dan ringan.. Walaupunn memiliki
corak dan motif
m yang bberbeda, nam
mun pada dassarnya mem
miliki tujuan
yang samaa, yaitu unttuk membedakan kawaan / lawan.. Sehingga
warna yanng digunakaan harus jeelas, tegas,ddan mencolok. Untuk
seragam neegara biasannya diambil warna
w dari bbendera masiing-masing
negara.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41

Sedangkan simbol yang berupa implisit lebih dituangkan kedalam


bentuk bangunan olahraga seperti stadion, GOR,dan Sport Center.
Simbol yang berupa implisit berupa bentuk-bentuk geometris yang
disesuaikan dengan karakter dan sifat dari olahraga itu sendiri.
ƒ Dinamis
Digambarkan dengan bentuk lingkaran, elips dan bentuk lengkung
lainnya. Bentuk lengkung ini juga menggambarkan sebuah
bola,dimana hampir seluruh cabang olahraga menggunakan bentuk
yang bundar ini.
ƒ Tegas
Merupakan salah satu karakter dari olahraga, digambarkan dengan
bentuk segi empat, bentuk ini merupakan bentuk dari sebagian besar
lapangan olahraga.
ƒ Besar, perkasa, dan kuat
Karakter olahraga besar, perkasa dan kuat di lambangkan dengan
ukuran / dimensi dari tempat olahraga yang besar dengan langit-
langit yang tinggi serta berkesan megah.
ƒ Rekreatif dan menarik
Karakter olahraga yang lain adalah rekreatif walaupun dilakukan
dengan sungguh-sungguh dan mengeluarkan keringat. Rekreatif
dapat digambarkan dengan ketidak monoton (unstatis) yaitu dengan
menggunakan warna-warna terang dan terkesan ceria.
ƒ Bentuk massa bangunan

Gambar 2.5. Bentuk persegi pada Stadion–Stadion di Dunia


Sumber: googleimage.com, 2012

Pada bangunan sport yang telah ada, bentuk yang didesain


oleh si Arsitek merupakan perpaduan dari kombinasi bentuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42

lengkung dan persegi. Sebagian besar stadion olahraga mengambil


bentuk lingkaran dan ellips. Dimana bentuk lengkung memiliki
bagian yang dominan. Dari dudut pandang struktur, bentuk lengkung
dapat digunakan untuk bentang yang sangat lebar. Selain lengkung,
bentuk dasar massa bangunan juga mengambil bentuk segi empat.
Banyak stadion di Inggris yang mengambil bentuk persegi untuk
stadionnya. Hal ini berkaitan dengan efektifitas lahan.

II.6.2. Manifestasi Interaksi Aspek Komersial pada Olahraga Dalam


Desain
Aspek komersial pada olahraga dapat diartikan dalam usaha
menjual olahraga tersebut kepada publik agar mendapat keuntungan/
pemasukan dalam penyelenggaraan olaharaga. Untuk mencapai tujuan
tersebut dapat dilakukan dengan mendesain bangunan olahraga yang
komersial dari aspek bentuk dan fungsi ruang. Aspek tersebut dapat
diwujudkan dalam desain eksterior dan interior bangunan.
Pada desain bangunan sport komersial biasanya menggunakan
desain dinamis sesuai dengan tema olahraga yang menuntut pergerakan
yang dinamis untuk mencapai suatu tujuan. Berikut ini beberapa contoh
gambar bangunan sport komersial:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43

Gambar 2.6 : Bangunan sport komersial


Sumber: googleimage.com, 2012

II.7. Studi Kasus Pusat Pelatihan Sepak Bola


II.7.1. The KNVB National Football Training Centre, Zeist, Belanda
Kesuksesan Belanda sebagai salah satu negara besar sepak bola
tidak terlepas dari pembinaan pemain yang rapi, berjenjang dan kontinyu
dari usia dini (junior) sampai level professional. Tidak salah jika Negeri
Kincir Angin ini disebut sebagai salah satu negara penghasil pemain-
pemain muda terbaik di dunia. Akademi junior Ajax Amsterdam atau
Feyenoord Rotterdam terkenal sebagai produsen pemain-pemain muda
yang bertalenta dan skill tinggi. Dengan keberadaan akademi-akademi
juniornya yang tersebar di hampir setiap kota besar21, boleh dibilang
Belanda tidak pernah khawatir akan kekurangan stok pemain-pemain
berkelas dunia karena regenerasinya yang tak pernah terputus.

21
Selain di dua kota terbesar Amsterdam dan Rotterdam, umumnya setiap kota di Belanda mempunyai akademi
junior yang terintegrasi dengan klub lokal yang berlaga di kompetisi resmi KNVB (Asosiasi Sepakbola Belanda).
commit to user
Beberapa kota yang juga dikenal memiliki akademi berkualitas diantaranya Eindhoven, Arnhem dan Groningen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44

Gambar 2.7. Ajax junior; pproduk dari sallah satu akadem


mi terbaik di dunia.
d
Summber : www.ajaax.nl, 2012

Salah satu
s institussi yang juga memiliki peran pentting dalam
perkeembangan sepak
s bola B
Belanda adaalah pusat laatihan tim nasional
n di
Zeistt, Arnhem. Mengingatt segala keeunggulan ddan fasilitaasnya saya
menggambil subjeek ini sebagai objek studdi kasus yanng selanjutnyya menjadi
acuan
n referensioonal pada ddesain Pusatt Pelatihan PERSIS dii Surakarta
yangg saya kerjakkan ini.
Didirikaan pada aw
wal 1960 dengan
d nam
ma resmi The
T KNVB
Natioonal Footba
all Training Centre, insstitusi ini seekarang telaah menjadi
salahh satu ikon pembinaan
p seepakbola di Negeri
N Kinccir Angin. Pu
usat latihan
ini merupakan
m salah satu baagian dari markas
m besarr Konijklike Nationaal
Voetb
baal Bond (KNVB)
( ataau PSSI-nyaa Belanda yaang dihuni 65
6 staf full
time yang bertannggungjawaab pada 560
0.000 pertandingan yangg diadakan
p tahunnya di
setiap d Belanda. F
Fungsinya tiidak hanya ssebagai pusaat pelatihan
bagi pemain nasional–juniorr maupun seenior saja tappi juga bagi para wasit
dan pelatih
p dari seluruh
s Belaanda.
The KN
NVB Nationaal Football Training Ceentre menem
mpati lahan
seluaas 25 hektar yang pada awal pembaangunannya terdiri dari sports hall
berukkuran besar,, blok hotell (asrama peemain), meddical centre, dan pusat

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45

administrasi. Belakangan, di tahun 1978 ditambah lagi dengan kompleks


kolam renang. Secara singkat peruangannya terdiri dari:22
1. Swimming pool
Merupakan kompleks kolam renang yang berfungsi sebagai sarana
rekreasi dan recovery bagi usernya. Terdiri dari tiga jenis kolam
renang yang masing-masing berukuran 30 x 25 m2, 20 x 15 m2 dan
20 x 12 m2. Dilengkapi juga dengan fasilitas khusus underwater jets
untuk tujuan pemulihan dan pemijatan.
2. Dormitory pavilion (asrama pemain)
Asrama untuk menampung para pemain yang tengah menjalani
pemusatan latihan dengan kapasitas 56 orang.
3. Social pavilion
Terdiri dari ruang-ruang terbuka (open space) yang sebagian
berbatasan langsung dengan hutan kecil yang berfungsi sarana
sosialisasi antar pemain atau staf. Juga terdapat camping centre
sebagai area rekreasional.
4. Lecture pavilion (pavilion instruktur)
Dilengkapi dengan fasilitas mekanis untuk keperluan pemutaran film
dan video, slide shows, dan perangkat pengajaran lainnya. Fasilitas
biasanya digunakan untuk semacam diklat bagi komisi perwasitan,
pelatih-pelatih akademi sepakbola junior dan organisasi
kesepakbolaan lainnya.
5. Association office
Kantor asosiasi yang menampung 65 staf yang bekerja penuh waktu
(full time).
6. Sports hall
Didesain dengan ukuran besar 50 x 30m2, dan menjadi most interest
building dari seluruh kawasan ini. Bisa digunakan untuk segala jenis
indoor games dengan skala internasional. Bangunan ini juga
menyediakan sarana latihan untuk indoor football atau sekarang
populer dengan istilah futsal.

22
Gerald A. Perrin, Design for Sports, 1981
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46

7. Hotel
Berupa penginapan kecil yang terdiri dari 16 kamar dengan kapasitas
maksimal 48 tempat tidur. Dilengkapi dengan ruang konferensi yang
mampu menampung 150 orang. Selain itu ada pula ruang-ruang yang
lebih kecil dengan fungsi sama berkapasitas 16 orang per ruang.
8. Medical centre
Klinik kesehatan ini dihuni oleh 6 staf tetap yang terdiri dari 2 (dua)
dokter, seorang physioterapis, seorang masseur dan 2 (dua) orang
medical assistant.
9. Artificial turf pitch (area lapangan rumput buatan)
Merupakan area hijau yang menempati ruang–ruang kosong atau
open space yang ada dan mendominasi keseluruhan kompleks ini.
10. Ground field (lapangan latihan)

Keterangan:
1 : swimming pool
2 : dormitory pavilion
3 : social pavilion
4 : lecture pavilion
5 : association office
6 : sports hall
7 : hotel
8 : medical centre
9 : artificial turf pitch
10: ground field

Gambar 2.8. Blok Plan KNVB National Training Centre. (Gerald A. Perrin)
Sumber : www.ajax.nl, 2012

II.7.2. Centre Technique National Fernand Sastre, Claire Fontaine, Prancis


Seperti halnya Belanda, Prancis yang menyandang status peraih
juara Piala Dunia dan Piala Eropa juga memiliki pusat latihan dan
pendidikan resmi milik FFF (Francaise Football Federation). Bertempat
di Claire Fontaine, Centre Technique National Fernand Sastre (CTNFS)
dibangun untuk mencetak pesepakbola-pesepakbola berbakat di Prancis.
Tempat ini menjadi semacam ‘kawah Candradimuka’ bagi calon bintang
sepak bola dari seluruh Prancis.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47

Proyek CTNFS Claire Fontaine ini sudah dimulai tahun 1976 tapi baru
diresmikan tahun 1988 yang spesifikasinya bisa disarikan seperti berikut:
ƒ Luas total : 66.000 m2
ƒ Changing rooms : 16 kamar
ƒ Ground field : 7 lapangan
ƒ Indoor field : 2 lapangan, masing-masing berukuran 50x80 m
ƒ Hall : 1 buah, berukuran 44x24 m
ƒ Fitness center : 1 gedung
ƒ Tennis court : 3 lapangan
ƒ Bedroom : 302 kamar
Fungsi utamanya adalah sebagai tempat untuk persiapan tim nasional
Prancis baik senior maupun junior (U-15 sampai dengan U-18 serta di
bawah 15 tahun).
Sebagian besar anggota skuad Prancis sewaktu meraih juara dunia 1998
dan juara Eropa 2000 berasal dari akademi Claire Fontaine. Nama-nama
tenar seperti Thierry Henry, Nicholas Anelka dan David Trezeguet tidak
lain merupakan pemain didikan asli CTNFS Claire Fontaine. Dan ini
menegaskan posisi sentral CTFNS Claire Fontaine dalam pembinaan
sepakbola (muda) di Prancis.

Gambar 2.9. Tim nasional Prancis; sebagian besar anggotanya merupakan hasil didikan
akademi CTFNS Claire Fontaine.
Sumber: www.googleimage.com, 2012

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48

II.7.3. Courts Young Lions Singapore

Gambar 2.10. Keterangan Mengenai Tim Young Lion Singapore


Sumber: www.wikipedia.org, 2012

Courts Young Lions adalah tim sepak bola U-23 Singapura. Sebagian
besar anggota skuad adalah pemain dari Timnas U-23 Singapura. Tim di
bawah kendali langsung Asosiasi Sepak Bola Singapura (FAS), tetapi
dikelola sebagai sebuah klub sepak bola dan berkompetisi di kompetisi
klub atas Singapura - S.League - sejak 2003. Dengan memasukkan
Young Lions ke S.League, FAS berharap untuk mengekspos pemain
muda untuk tingkat-atas kompetisi, dengan demikian membantu untuk
mempersiapkan mereka untuk turnamen internasional seperti Southeast
Asian Games. Dengan demikian, Young Lions adalah salah satu dari
beberapa klub sepak bola di dunia yang menempatkan batasan usia pada
anggota tim yang bermain di liga profesional terkemuka. Sebagian besar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49

anggota Singapura dalam skuad Young Lions juga mewakili negara di


turnamen internasional di bawah-23.
Sementara sebagian besar skuad Coutrs Young Lions terdiri dari
anggota tim nasional U-23 Singapura, klub juga mengambil dalam
menjanjikan pemain asing muda seperti Luka Savic pada tahun 2010. Ia
bermain untuk tim muda FC Barcelona dan sekali bermain
untuk Villarreal CF B. Dia sekarang pemain pelapis
untuk SAFFC di S.League. Namun, pemain asing biasanya hanya
direkrut ke skuad Coutrs Young Lions jika mereka berpotensi bisa
mengubah kewarganegaraan mereka untuk Singapura dan memenuhi
syarat untuk bermain sepak bola internasional untuk Singapura di
beberapa titik pada masa depan.
Tujuan menciptakan klub adalah untuk memberikan pemain muda
Singapura yang telah menunjukkan bakat dan potensi kesempatan untuk
lebih lanjut eksposur di Liga Top di Singapura. Diharapkan juga bahwa
menjaga sebagian besar nasional di bawah-23 skuad bersama di tingkat
klub akan meningkatkan peluang Singapura di arena internasional,
khususnya di Southeast Asian Games (di mana hanya pemain U-23 yang
diizinkan untuk bersaing dalam kompetisi sepak bola).
Courts Young Lions memainkan pertandingan liga mereka di Stadion
Jalan Besar. Pencapaian terbaik mereka di S.League adalah tempat ketiga
pada tahun 2004 dan 2006.
Courts Young Lions memiliki fasilitas yang terpadu. Diataranya
lapangan untuk latihan rutin, asrama,, kantor management dan fasilitas
pendukung lain yang menjadi satu. Fasilitas pendukung lainnya antara
lain fitness center, swimming pool dan joging track.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50

Gaambar 2.11. Faasilitas Terpaduu Courts Younng Lions (1)


Sumber: w www.courtsyou unglions.com, 22012

Gaambar 2.12. Faasilitas Terpaduu Courts Younng Lions (2)


Sumber: w www.courtsyou unglions.com, 22012

Gaambar 2.13. Faasilitas Terpaduu Courts Younng Lions (3)


Sumber: w www.courtsyou unglions.com, 22012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51

Asrama, kantor manajemen Ruang fitnes, ruang fasilitas


olah raga lain

Lapangan latihan

Gambar 2.14. Fasilitas Terpadu Courts Young Lions (4)


Sumber: www.courtsyounglions.com, 2012

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52

BA
AB III
NJAUAN SU
TIN URAKARTA
A SEBAGA
AI LOKASI PUSAT PE
ELATIHAN
N SEPAK
BO
OLA TERPA
ADU PERSIS YANG DIRENCAN
D NAKAN

Berisi tinjauan Surakarta secara umu


um dan idee pembentu
ukan Pusat
Pelatihhan Sepak Bola
B Terpadu
u PERSIS ddi Surakarta,, disertai perrkembangan
n sepakbola
di Indoonesia pada umumnya dan
d Surakartaa pada khusuusnya.

Tinjauan Fiisik Kota Su


III.1.T urakarta

Gam
mbar 3.1. Peta Administrasi Kota
K Surakartaa
Sumber : Google Map, 2010

Kota Surakarta
S jugga dikenal sebagai
s kotaa Solo, meruupakan sebuuah dataran
reendah yang terletak
t di ceekungan lereeng gunung Lawu dan ggunung Merapi dengan
keetinggian sekkitar 92 m diatas
d permuukaan air taaut. Dengan Luas sekitaar 44 Km2,
K Surakartta terletak diiantara 110 45’
Kota 4 15” - 1100 45’ 35” Buujur Timur dan
d 70’ 36”
– 70’ 56” Linttang Setatann.
Batas wilayah
w kotaa Surakarta sebelah Utaara adalah K
Kabupaten Kaaranganyar
daan Kabupateen Boyolali. Batas wilayaah sebelah Timur
T adalahh Kabupaten
n Sukoharjo
daan Kabupatten Karangnnyar, batas wilayah sebelah
s Barrat adalah Kabupaten
Suukoharjo dann Kabupatenn Karangnyaar, sedang baatas wilayah sebelah selaatan adalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53

Kabupaten Sukoharjo. Surakarta terbagi dalam lima wilayah Kecamatan dan 51


kelurahan.
Tabel. 3.1. Kecamatan di Surakarta
No Kecamatan
1 Kecamatan Jebres
2 Kecamatan Banjarsari
3 Kecamatan Serengan
4 Kecamatan Pasar Kliwon
5 Kecamatan Laweyan
Sumber: Surakarta.go.id, 2011

Pembagian wilayah kota Surakarta sebagian besar diarahkan pada fungsi


kegiatan perekonomian berupa perdagangan dan industri yang meliputi hampir
seluruh wilayah kecamatan di Surakarta, kegiatan pelayanan jasa yang meliputi
sebagian wilayah Jebres, kegiatan rekreasi yang meliputi sebagian wilayah Jebres,
Pasar kliwon, dan Laweyan, serta kegiatan transportasi yang meliputi sebagian
Banjarsari.
III.1.1. Kondisi Geografis
Kota Surakarta merupakan bagian dari 35 Dati II di propinsi Jawa
Tengah. Daerah ini merupakan daerah yang memiliki letak yang strategis,
jalur transportasi darat sebagai penghubung ibukota maupun propinsi lain.
Dengan jalur kereta api penghubung kota - kota besar di pulau jawa
ditambah lagi dengan Bandara Internasional Adi Sumarmo. Sehingga
semakin lama semakin bertambah pula aktivitas manusia di kota ini.
Kota Surakarta berada di dataran rendah, diantara kaki gunung
Merapi dan gunung Lawu. Dengan dua buah sungai, Kali Pepe dan Kali
Jenes yang membelah kota, sedangkan sungai Bengawan Solo mengalir di
sebelah timurnya. Dengan luas wilayah 44,04 km2 dan dengan jumlah
penduduk 531.628 jiwa (sensus tahun 2010). Tingkat pertumbuhan
penduduk 0,65 % per tahun. Kepadatan rata-rata 1200 jiwa per km2, sedang
income per kapita Rp. 2.147.830,00. Letak geografis antara 110°44”15” BT
- 110° 45”35” dan 70 ° 36’—70°’56’ LS, dengan batas - batas antara lain:
- Sebelah utara dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali.
- Sebelah timur dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten
Sukoharjo.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54

- Sebelah selatan
n dengan Kaabupaten Sukkoharjo
- Sebelah baraat dengan Kabupaten
n Karangannyar dan Kabupaten
Suukoharjo.

Gambarr 3. 2. Peta Battas Kota Surakaarta


Suumber : Googlee Map, 2011

IIII.1.2. Kondiisi Kimatoloogis


Kondisi kllimatologis berkaitan erat
e dengan letak geogrrafis suatu
daeah.. Faktor klimatologis
k ini juga berpengaruhh langsungg terhadap
perwuj
ujudan fisik suatu
s bangunnan. Kondisii klimatologiis meliputi:
1) Sin
nar Mataharii
Karena terletak di daerah tropiis, maka Surakarta berikklim panas
dann mendapat matahari penuh sepanjjang hari dengan
d ting
gkat radiasi
relaatif tinggi. Suhu
S udara rata - rata relatif
r tinggii yaitu pada siang hari
berrkisar antaraa 21°-23°C. Untuk suhuu udara makssimum yaituu 34°C dan
suh
hu udara min
nimum 19°C
C. Sedangkan
n kelembabaan udara rataa-rata yaitu
74,83% dan tekkanan udara rata-ratanyaa yaitu 1008,,74 mbs.
2) Cu
urah Hujan
Karena terletak di
d daerah tropis,
t makka pola sikklus iklim
berrimbang anttara musim
m penghujan
n dan mussim kemaraau. Musim
pennghujan berrlangsung antara
a bulan
n Oktober - April, dan
d musim

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55

kemarau berlangsung antara bulan April - Oktober. Curah hujan rata-rata


pertahun mencapai 2800 mm.
3) Angin
Sesuai dengan letak geografisnya, maka arah dan kecepatan angin
di Surakarta berubah-ubah secara periodik, arahnya bervariasi dari
tenggara sampai barat laut. Kecepatan angin mencapai 10,5 knot.
III.2. Surakarta dan Potensi Olahraga yang Dimiliki
Surakarta lebih dikenal sebagai daerah yang berpotensi sebagai kota
kebudayaan dan pendidikan. Sebagai kota kebudayaan karena di daerah ini masih
sangat kental dengan kehidupan tradisionalnya, walaupun tidak dipungkiri bahwa
sisi modernitas telah mewarnai denyut kehidupan masyarakat Solo, bahkan telah
menusuk ke dalam jantung kota. Karena itu Solo banyak dilirik oleh wisatawan
sebagai daerah kunjungan wisata kedua di Indonesia setelah Bali.
Disebut kota pendidikan karena di kota ini banyak sekali manusia muda
yang menuntut ilmu dari segala penjuru, karena berbagai fasilitas pendidikan yang
tersedia. Sampai tahun 1990 saja, di Kotamadya Surakarta terdapat 19 buah
perguruan tinggi dan akademi dengan jumlah mahasiswa 33620 orang.
Selain itu, Solo masih banyak sejarah. Dalam hal olah raga, Surakarta memegang
peranan yang sangat penting, karena di kota inilah untuk pertama kalinya diadakan
Pekan Olahraga Nasional yang dilaksanakan di Stadion Sriwedari. Surakarta juga
merupakan salah satu tempat cikal bakal berdirinya organisasi sepak bola Indonesia
(PSSI) yang berdiri pada tahun 1930.
Oleh karena itu, maka wajar apabila diantara jenis-jenis olahraga di Solo,
sepakbola adalah olahraga yang paling diminati oleh masyarakat, tercatat 26 klub di
Kota Solo yang meramaikan kompetisi, belum termasuk klub-klub yang belum
masuk dalam kompetisi reguler di PERSIS. Di setiap sudut kota dapat ditemui
lapangan sepakbola, dan sekolah sepakbola tumbuh subur di Solo. Hal ini dapat
dilihat dari perbandingan prasarana olahraga di Solo seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.2. Jumlah berbagai Wadah Olahraga di Solo.
Jenis Olahraga Jumlah Sarana
Sepakbola 161
Renang 8
Volley 70
Basket 60
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56

Jenis Olahraga Jumlah Sarana


Funbike 1
Law Tenis 16
Tennis Meja 7
Bela Diri 49
Bilyard 10
Bulu Tangkis 20
Senam 7
Fitness 6
Sumber: Dikpora Surakarta, 2012

Melihat potensi tersebut di atas, maka selayaknya apabila pemerintah daerah


mengambil kebijakan untuk mengembangkan sarana olahraga di Surakarta. Sampai
saat ini, pengembangan sarana olahraga di Surakarta dipusatkan di Komplek Stadion
Manahan Solo.
III.3. Tinjauan Sepak Bola Di Surakarta
III.3.1. Potensi Sepak Bola di Surakarta
Dewasa ini perkembangan sepak bola di kota Surakarta (Solo)
semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dengan makin menjamurnya
klub-klub (amatir) dan sekolah sepakbola (SSB) yang ada di kota ini, yang
menampung remaja-remaja peminat sepak bola yang jumlahnya kian
banyak. Menjadi pesepakbola profesional di masa datang boleh jadi
menjadi sumber motivasi terbesar mereka masuk ke klub-klub yang ada di
Solo.
Adapun jumlah klub dan SBB di Solo dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 3.3. Klub yang terdaftar resmi di Solo
No Nama Klub Status
1 PERSIS Anggota Divisi Utama PSSI
2 POP Klub anggota divisi I persis
3 Sparta Klub anggota divisi I persis
4 AT Farmasi Klub anggota divisi I persis
5 Mars Klub anggota divisi I persis
6 PSHW Klub anggota divisi I persis
7 TNH Klub anggota divisi I persis
8 MTA Klub anggota divisi I persis
9 HWM Klub anggota divisi I persis
10 PDAM Klub anggota divisi I persis
11 ASMI Klub anggota divisi I persis
12 Monas Putra Klub anggota divisi I persis
13 Arseto Amatir Klub anggota divisi II persis
14 Angkasa Klub anggota divisi II persis
15 UNS Klub anggota divisi II persis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57

No Nama Klub Status


16 UMS Klub anggota divisi II persis
17 UTP Klub anggota divisi II persis
18 THOR Klub anggota divisi II persis
19 PLN Klub anggota divisi II persis
20 Bhakti 96 Klub anggota divisi II persis
21 LDII Klub anggota divisi II persis
22 RBC Klub anggota divisi II persis
23 Angkasa SSB
24 Adidas SSB
25 Bonansa SSB
26 Patriot SSB
27 Putra Bengawan SSB
28 Ksatria SSB
29 Pelita SSB
Sumber : Pengcab PSSI Surakarta, 2012

Di luar daftar tersebut masih terdapat puluhan klub atau perkumpulan


sepak bola amatir yang belum tercatat resmi sebagai anggota perserikatan
PERSIS. Bila dilihat dari segi penyelenggaraan pertandingan, kota Solo
sering menjadi tuan rumah even-even sepak bola berskala nasional maupun
internasional.
Tabel 3.4. Even sepak bola yang pernah diadakan di Solo
NO EVEN KETERANGAN
1 Kompetisi Divisi Utama Liga Kejuaraan Sepak bola Nasional, tiap tahun
Indonesia
2 Final Divisi Utama Laga Final Kompetisi Divisi Utama tahun 2010,
2011, dan 2012
3 Final Copa Indonesia Kejuaraan Piala Indonesia pada tahun 2009,
2010,2011
4 Kejuaran Piala AFF U -16 2010 Kejuaran junior tingkat ASEAN
5 Kejurnas Piala Haornas Kejuaraan Junior Nasional Antar Propinsi di
Wilayah Timur 2002 bawah usia 15 tahun, th 2002 diadakan di
Stadion Manahan
6 Liga Champions Asia Persik Kediri vs Urawa Reds (Jepang) pada
tahun 2007
7 Piala Champions Asia Wilayah Kejuruan Junior Nasional di bawah usia 17
ASEAN tahun, th 1991 di Stadion Sriwedari
8 Putaran Final Kompetisi Piala Kejuaraan Junior Nasional Antar Propinsi
Suratin Nasional
Sumber : Analisa Pribadi, 2012

Dengan terfasilitasinya sarana-sarana sepak bola yang dibutuhkan


oleh masyarakat Surakarta, diharapkan hal ini akan memacu prestasi dari
para pemain sehingga tercipta pemain-pemain yang mampu berprestasi baik
di level nasional maupun internasional.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58

Dilihat dari sejarahnya yang panjang di kancah sepakbola nasional,


kapasitas Solo sebagai kota sepak bola juga tidak diragukan lagi. Solo
pernah dan masih menjadi home base dari beberapa klub kuat di level
nasional seperti tertera di bawah ini :
a. PERSIS Solo, berdiri tahun 1923 dan sekarang masih tercatat sebagai
anggota Divisi Utama PSSI, juara 8 kali Perserikatan di era 50-an.
b. Solo FC, kontestan Liga Primer Indonesia pada 2011
c. Arseto (1983 – 1998) dengan prestasi juara Galatama 1992, juara
Galatama 1992, juara antarklub ASEAN 1992, juara Piala Liga 1985.
d. Pelita Solo (2000-2002)
e. Persijatim Solo FC (2003-2004)
III.3.2.Sarana dan Prasarana Sepak Bola di Surakarta
Semakin banyaknya klub-klub sepakbola di Solo mengindasikan
kebutuhan akan diklat sepakbola yang bersifat terbuka semakin meningkat.
Kondisi ini didukung oleh fakta bahwa sarana lapangan sepakbola yang
ada di Solo sebagai tempat latihan ataupun tempat penyelenggaraan suatu
pertandingan sangat terbatas jumlahnya dan dalam kondisi yang sebagian
besar tidak memadai. Dengan kata lain hadirnya Sekolah Sepakbola
dengan segala fasilitasnya, termasuk lapangan, sangat dibutuhkan dalam
peningkatan kualitas sepakbola di Solo.
Tabel 3.5. Venue sepak bola di Solo dan kondisi fasilitasnya

No Nama Venue Kondisi


1 Stadion Manahan Bagus
2 Stadion Sriwedari Bagus
3 Stadion Mini Kottabarat Sedang
4 GOR UNS Buruk
5 Lapangan Kadipolo Buruk
Sumber : Analisis pribadi, 2012

Selain itu Solo juga memiliki dua fasilitas stadion sepak bola yang
memadai untuk level nasional, yaitu :
a. Stadion R. Maladi (dulu Stadion Sriwedari), yang juga merupakan
Monumen PON I.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59

Gam
mbar 3.3. Staddion R. Maladi
Sum
mber : googleim
mage.com, 20122

b. Sttadion Manaahan.

Gambar 3.4. Stadion Manaahan; aset sepakkbola kebangggaan Solo yang


g berskala
nasionnal.
Sum
mber : googleimmage.com, 20122

Dari paparan
p di atas didap
patkan beberapa kend
dala dalam
peerkembangann persepakbolaan di Sollo yang mennurut saya memerlukan
m
peenanganan seerius. Kendaala-kendala tersebut
t dianntaranya:
- Masih kurrangnya kuaalitas Sumb
ber Daya M
Manusia (SD
DM) dalam
bidang pem
mbinaan dann pengembaangan sepakk bola, sehinngga perlu
adanya upaaya mencipttakan SDM yang mamppu memaham
mi dan ahli
terutama daalam penangganan sepak bola lokal.
- Belum adaanya semacaam pusat stuudi sepak boola yang meemfasilitasi
aktivitas peembelajaran, praktis mauupun teoritiss, tentang seppak bola di
Solo.
- Sarana daan prasaranna latihan dan pertanndingan yanng kurang
memadai seperti
s kualittas dan perb
bandingan kuuantitas antaara fasilitas
yang ada dengan
d peminnat sepak bola (baca: peemain dan penggemar)
p
yang tidak seimbang.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60

Gambarr 3.5. Lapangann Kotabarat, keeberadaan fasillitas seperti inii masih jarang di Solo.
Sumber : ggoogleimage.ccom , 2012

Pembaangunan PPS
ST merupakkan hal yangg perlu dilakkukan guna
m
meningkatkan
n kualitas peersepakbolaaan Solo di m
masa yang ak
kan datang.
Ekksistensi seepak bola ssebagai olah
hraga yang paling dim
minati dan
seekaligus paling berprospek, sebaggai konsekuuensi logis yang
y perlu
terus dijaga daan dikembanngkan.
Ada beeberapa prosspek yang diharapkan
d d dibangunnnya PPST
dari
inni, antara lain
n:
- Keberadaann PPST diiharapkan dapat menjaddi proyek percontohan
standarisassi pengembaangan sepak bola baik seecara kualitaas (berskala
Nasional) maupun
m secaara kuantitass (skala lokal Solo dan seekitarnya).
- Sarana olahhraga, dalam
m hal ini sep
pak bola, saangat besar peranannya
p
dalam meendukung perkembanggan budayya dan gaaya hidup
masyarakatt, sehingga diharapkann proyek PPST
P ini dapat ikut
berperan memajukan
m mbangan kuultural masyarakat dan
laju perkem
kota Solo.
- Seiring den
ngan aktualiisasi masyarrakat Solo dan sekitarnyya terhadap
sepak bolaa (informasii maupun peenyaluran hobi),
h maka kebutuhan
akan ruangg komunal aatau communnity center yyang spesifikk berkaitan
dengan seppak bola akann semakin meningkat
m puula.
III.4. Persatuan
n Sepak Bolla Indonesiaa Surakarta
a (PERSIS)
III.4.1. Sejjarah PERS
SIS
Persis Solo
S adalahh klub sepakk bola yangg berada di kota Solo,
Jaw
wa Tengahh, Indonessia. Awal berdirinyya masih bernama
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61

Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB), yakni semacam perserikatan


sepak bola yang berada di kota Solo. VVB adalah pelopor dunia sepak
bola di Indonesia. Disebut pelopor dunia sepak bola karena VVB berdiri
sebelum klub-klub sepak bola ada di Indonesia, bahkan sebelum adanya
PSSI atau Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia. VVB didirikan sejak
tahun 1923 oleh Sastrosaksono dari Klub Mars dan R. Ng. Reksodiprojo
dan Sutarman dari Klub Romeo. Oleh bapak Soemokartiko, pada tahun
1928 nama Persis Solo atau Persatuan Sepak Bola Indonesia Solo resmi
dipakai untuk menggantikan nama Vorstenlandsche Voetbal Bond
(VVB). Persis adalah raksasa sepak bola Indonesia dimasa lalu, karena
Persis adalah pencetus adanya klub-klub sepak bola di Indonesia.
Persis pernah menjuarai kompetisi perserikatan sebanyak 7 kali,
namun kejayaan itu hanya berlangsung hingga akhir 1940-an. Persis Solo
sendiri saat ini mempunyai julukan sebagai Laskar Samber Nyawa.
Home base yang dipakai adalah stadion internasional Manahan Solo
yang mempunyai kapasitas jumlah penonton sebanyak 30.000. Persis
Solo juga mempunyai kelompok suporter fanatik yang diberi nama
Pasoepati (Pasukan Soeporter Paling Sejati) yang telah berdiri sejak
Februari tahun 2000. Ada beberapa nama pemain legendaris sepak bola
Indonesia yang pernah membela Persis. Salah satunya adalah R. Maladi
yang kini namanya digunakan sebagai nama stadion R. Maladi atau yang
kerap disebut Sriwedari. Persis Solo cukup lama mengalami masa-masa
sulit dan jauh dari prestasi. Prestasi terbaik terakhir adalah pada tahun
2006 lalu yang berhasil menjadi runner up kompetisi divisi I usai
dikandaskan Persebaya Surabaya di babak final. Atas prestasi ini Persis
Solo mendapat jatah promosi ke divisi utama pada musim kompetisi
2007-2008.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62

Gambar 3.6. Tim PERSIS Solo


Sumber: www. pasoepati.net, 2011

III.4.2. Struktur Organisasi PERSIS


Struktur yang diterapkan dalam organisasi sangat terpengaruh
oleh kebijakan yang ditetapkan. Pada struktur organisasi PERSIS berikut
belum termasuk pengelolaan fasilitas komersial. Karena alasan efektifitas
struktural, tidak diperlukan pengelolaan tersendiri bagi fasilitas
komersial. Adapun struktur organisasi yang saat ini berlaku di PERSIS
adalah sebagai berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63

Ketua Umum

Ketua Harian

Bendahara I Sekretaris Umum

Kabid. Kabid. Kabid. Kabid.


Pertandingan &

Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi

Litbang & Diklat Pelatih Kesehatan PK Eksternal PK Internal

Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Humas/Hub. Luar

Gambar 3.7. Struktur Organisasi PERSIS


Sumber: Dokumentasi PERSIS, 2012

Adapun jumlah pengurusannya dapat dilihat pada tabel berikut:


Tabel 3.6. Jumlah Pengurus PERSIS
Jabatan Jumlah Pengurus
Ketua 1 orang
Sekretaris 3 orang
Bendahara 2 orang
Kabid. Dana 1 orang
Kabid. Teknik & Pembinaan 1 orang
Kabid. Organisasi 1 orang
Kabid. Pertandingan & Kompetisi (PK) 1 orang
Seksi Dana Usaha 1 orang
Seksi Litbang & Diklat 2 orang
Seksi Pelatih 1 orang
Seksi Kesehatan Olah Raga 4 orang
Seksi Logistik 3 orang
Seksi Perwasitan 3 orang
Seksi Disiplin 3 orang
Seksi Humas/Hub. Luar & Kerjasama 3 orang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64

Jabatan Jumlah Pengurus


Seksi PK Eksternal 1 orang
Seksi PK Internal 1 orang
Jumlah 33 orang
Sumber: Dokumentasi PERSIS, 2012

Dalam pelaksanaan tugasnya, pengurus memerlukan ruangan


masing-masing satu ruangan untuk setiap bidang.
III.4.3. Prestasi PERSIS
Sejak berdirinya hingga saat ini, PERSIS telah banyak berprestasi di
pentas persepakbolaan nasional. Walaupun dalam perkembangannya,
PERSIS pernah mengalami kekeringan prestasi. Berikut adalah prestasi
yang telah diraih oleh PERSIS :
1935 – Juara, menang atas PPVIM Jatinegara Jakarta
1936 – Juara, menang atas Persib Bandung
1937 – Runner-up, kalah dari Persib Bandung
1939 – Juara, menang atas PSIM Yogyakarta
1940 – Juara, menang atas PSIM Yogyakarta
1942 – Juara, menang atas Persebaya Surabaya
1943 – Juara, menang atas PSIM Yogyakarta
1948 – Juara, menang atas PSIM Yogyakarta
2006 – Runner-up, kalah dari Persebaya Surabaya
Dilihat dari daftar prestasi yang telah dicapai oleh PERSIS, sejak
berdirinya sampai tahun 1923 PERSIS merupakan tim papan atas di
Indonesia. Sedangkan sejak tahun 1948-2005 praktis tidak mengantongi
prestasi sama sekali. Ketika bangkit lagi pada 2000-an, PERSIS sudah
banyak ketinggalan dalam arti kalah bersaing dengan perserikatan atau klub
lainnya.1 Sampai saat ini peningkatan yang dicapai adalah promosi ke divisi
utama LI.
Pengurus PERSIS menetapkan target untuk tetap berada di divisi
utama LI. Untuk itu PERSIS harus dapat bersaing dengan klub-klub lainnya
dan menghindari degradasi ke Divisi 1 LI. Upaya itu dapat diwujudkan
dengan meningkatkan profesionalisme klub dan kualitas latihan. Untuk

1
commit to user
Wawancara dengan Bapak Sapto J.P, Sekretaris Umum PERSIS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65

dapat meningkatkan kualitas latihan, PERSIS memerlukan wadah yang


mendukung tujuan tersebut di atas.
III.4.4. Pendanaan PERSIS
Dalam menjalankan aktifitasnya PERSIS mengelola dana sendiri
dengan mencari pemasukan dari sponsor, hasil penjualan tiket dan dari para
donatur baik orang luar maupun pengurus PERSIS sendiri.
Dari daftar pemasukan dan pengeluaran yang ada pada penulis
(karena alasan kode etik tidak dimasukkan dalam laporan), dapat diketahui,
bahwa dalam periode 2006 - 2010, PERSIS merugi sebanyak Rp. + 6
milyar. Kerugian itu walaupun ditutup oleh iuran dan kebijaksanaan
pengurus, menyebabkan PERSIS kurang profesional. Untuk meningkatkan
profesionalismenya, PERSIS memerlukan dana tambahan. Hal itu dapat
dicapai antara lain dengan usaha menarik sponsor melalui peningkatan
mutu pertandingan, kualitas dana dari kuantitas penonton, merchandising,
dan komersialisasi sebagian dari sarana pelatihan dengan tidak
mengganggu proses dan mutu latihan.
III.5. Pusat Pelatihan Sepak Bola Terpadu (PPST) PERSIS di Surakarta
III.5.1.Pengertian
Pusat pelatihan sepak bola terpadu PERSIS adalah suatu wadah dari
beberapa kegiatan pelatihan sepak bola bagi PERSIS yang terpadu dengan
berbagai fasilitas pendukungnya.
Disebut pusat karena merupakan pemusatan dari kegiatan pelatihan
sepak bola yang terdiri dari latihan teknik, latihan fisik, dan latihan taktik.
Agar latihan-latihan tersebut berjalan efektif dan terukur, kegiatan pelatihan
perlu dipusatkan dalam suatu tempat.
Dan disebut terpadu karena wadah ini memadukan antara pusat
pelatihan dengan fasilitas-fasilitas pendukungnya yang berfungsi untuk
mendukung pelatihan agar lebih optimal serta untuk menjaga dan
meningkatkan kelangsungan klub. Fasilitas-fasilitas tersebut berupa
penginapan, klinik kesehatan, dan ruang-ruang komersial. Fasilitas
pertandingan tidak disediakan di PPST, karena pertandingan masih dapat

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66

dilakukan di Stadion Manahan mengingat kepadatan kegiatan masih


memungkinkan.
Esensi Judul :
a. Relevan dengan program aktivitas
Kawasan sebagai aktivitas di dalam Pusat Pelatihan Terpadu PERSIS di
Surakarta
b. Relevan program pewadahan aktivitas
Kawasan akan mewadahi dan memadukan aktivitas di dalam Pusat
Pelatihan Sepak bola Terpadu PERSIS di Surakarta seperti kegiatan
pelatihan, kegiatan harian, pelayanan jasa / komersial, kegiatan
pengelolaan, dan kegiatan fasilitas bangunan.
c. Esensi yang berkaitan dengan roh judul
¾ Pusat Pelatihan Sepakbola Terpadu PERSIS di Surakarta
Suatu rancangan yang mewadahi kumpulan dari segala usaha
dalam membiasakan dan memberi kecakapan bermain sepak bola
secara yang terpadu dengan berbagai sarana pendukungnya pada
PERSIS di Surakarta, dimana dalam perancangannya menggunakan
tinjauan aspek komersial, yakni tinjauan yang mengandung nilai
jual sehingga dapat meningkatkan profesionalisme klub PERSIS di
Solo dalam mengelola persepakbolaan, menggaji pemain, pelatih,
dan pengurus.
¾ Adanya keterpaduan area latihan dan sarana pendukungnya melalui
hubungan ruang dan sirkulasi dalam rancangan
¾ Perlunya efisiensi dalam pengelolaan Klub PERSIS Solo
Efisiensi tersebut dapat diwujudkan dengan menciptakan pusat
pelatihan yang terpadu dan efisien. Dalam artian memadukan
berbagai fasilitas yang terpisah tersebut menjadi satu wadah yang
terpadu sehingga dapat mengurangi kelelahan, mengatasi
kelambatan, memperpendek jarak. Dengan efisiensi tersebut
diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme dan prestasi Klub
PERSIS Solo.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67

¾ Upaya Menciptakan Ruang Komersial untuk Meningkatkan


Profesionalisme Klub PERSIS
Menciptakan ruang komersial yang dapat menjual langsung
barang-barang klub, misalnya toko-toko yang menjual berbagai
barang yang berhubungan dengan olahraga pada umumnya dan
sepak bola pada khususnya.
¾ Menggunakan media yang memiliki nilai jual tinggi
Menggunakan media yang memiliki nilau jual yang tinggi
sekaligus untuk mempublikasikan diri dan memberikan berbagai
informasi mengenai PERSIS dan persebakbolaan pada umumnya,
baik media cetak maupun elektronik.
¾ Menyewakan penggunaan sarana latihan untuk waktu-waktu
tertentu ketika tidak digunakan untuk berlatih.
¾ Pemfasilitasan jangka panjang bagi bibit muda pesebakbola di
Surakarta
Dalam menjalankan doktrin sepak bola, klub mempunyai peranan
yang sangat penting, yaitu diproyeksikan sebagai Pusat Pembangkit
Kemajuan Sebak bola. Sebagai pusat pembinaan, sebuah klub harus bersifat
mandiri, dalam arti memiliki otonomi penuh untuk melaksanakan pola
kerjanya.
III.5.2.Kegiatan yang akan Diwadahi
III.5.2.1. Kegiatan Pelatihan
Kegiatan pelatihan diperuntukkan bagi pengguna yang
terdiri dari:
¾ Tim senior PERSIS, terdiri dari maksimal 30 orang
menggunakan seluruh fasilitas latihan.
¾ Tim yunior PERSIS, terdiri dari maksimal 30 orang
menggunakan seluruh fasilitas latihan.
Adapun kegiatan pelatihan dapat dibedakan sebagai berikut:
¾ Latihan Teknik
Latihan Teknik dilakukan di lapangan terbuka dan
gedung tertutup. Dua buah lapangan terbuka seukuran lapangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68

sepak bola dapat juga digunakan untuk pertandingan kecil, dan


dilengkapi dengan lapangan kecil yang digunakan latihan
khusus atau kalau ada persamaan jadwal latihan tim senior dan
yunior.
Selain itu terdapat beberapa bagian dari latihan teknik
yang dilakukan didalam ruangan. Ruangan ini diwujudkan
dalam bentuk lapangan futsal indoor.
¾ Latihan Fisik
Latihan fisik dilakukan di lapangan terbuka yang ada
lintasan atletiknya, di indoor training, pusat kebugaran, dan di
kolam renang. Latihan ini dilakukan dengan berbagai peralatan
yang dibimbing oleh pelatih atau asisten pelatih fisik.
¾ Latihan Taktik
Latihan taktik yang ringan dapat dilakukan di lapangan
maupun di indoor training pada waktu latihan atau saat jeda.
Akan tetapi latihan taktik yang memerlukan alat peraga dapat
dilakukan di daam ruang kelas. Sedangkan apabila diperlukan
untuk melihat rekaman-rekaman pertandingan, menganalisa
pertandingan lawan, atau pelatihan melalui gambar video dapat
dilakukan di dalam ruang audio visual.
III.5.2.2. Kegiatan Pendukung
Kegiatan pendukung yang akan diwadahi dalam PPST ini
adalah seabgai berikut:
¾ Kegiatan Administratif
Adalah kegiatan pengelolaan yang dilakukan oleh para
pengurus PERSIS yang didasarkan pada struktur organisasi,
ditambah dengan pengelolaan fasilitas pendukung yang berada
pada fasilitas tersebut.
Secara garis besar pengelola tersebut adalah:
- Pengurus PERSIS, terdiri dari 33 personal yang terbagi
dalam ketua umum, pengurus harian dan empat bidang yang
terdiri dari 10 seksi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69

- Perangkat tim, terdiri dari manajer dan wakil manajer tim,


pelatih kepala dan asisten pelatih, dan pembantu umum.
- Dokter dan para pegawai medis.
- Pengelola pada masing-masng fasilitas, yaitu mall, galery,
penginapan, kolam renang, gym, dan indoor training.
- Penjaga PPST, termasuk didalamnya cleaning service.
¾ Kegiatan Penginapan
Kegiatan penginapan diklasifikasikan sebagai berikut:
- Penginapan pemain senior dan yunior, yang diperuntukkan
bagi 30 pemain senior, 30 pemain yunior, dan enam orang
pelatih.
- Penginapan tamu yang dapat dikomersialkan. Guest house
ini menerima tamu dari luar ataupun keluarga pemain.
Penginapan ini dikategorikan hotel bintang 2, dikarenakan
penginapan ini bertujuan mengakomodasi berbagai even-
even olahraga yang diselenggarkan di Solom terutama dalam
hal penginapan atlit olahraga pada umumnya dan sepak bola
pada khususnya.
¾ Kegiatan Kesehatan
Pada dasarnya, kegiatan kesehatan dalam pusat pelatihan
sepak bola terpadu ini terdiri dari dua kelompok besar.
- Kegiatan pertolongan pertama pada pemain yang mengalami
gangguan kesehatan atau cidera. Pertolongan ini dilakukan
sampai pada tahap bedah minor. Apabila kondisi pemain
parah, akan dibawa ke rumah sakit yang mampu
menanganinya.
- Kegiatan pemantauan kesehatan pemain. Kegiatan ini
meliputi pemantauan kesehatan, pemantauan berat badan,
pemantauan kekuatan, dan gizi pemain.
Kegiatan ini membutuhkan sebuah klinik pemeriksaan,
ruang rawat inap sementara, ruang dokter dan pembantuannya,
serta poliklinik dan laboratorium.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70

¾ Kegiatan Perdagangan
Kegiatan perdagangan diselenggarakan untuk
memberikan pemasukan klub sekaligus menyalurkan fanatisme
pendukung.
Barang-barang yang diperdagangkan meliputi produk-
produk klub yang berupa pakaian, alat rumah tangga, alat tulis,
serta berbagai alat olah raga. Selain itu, toko juga menyediakan
berbagai keperluan para siswa sekolah sepakbola.
¾ Kegiatan Dokumentasi dan Pameran
Sejarah yang panjang dengan berbagai prestasi yang
pernah diraih merupapkan asset yang berharga bagi PERSIS.
Hal ini layak untuk ditunjukkan secara informatif dan apresiatif
kepada masyarakat dengan adanya dan pameran dalam suatu
gallery ruang pamer.
¾ Kegiatan Perjamuan dan Pertemuan
Beberapa pertemuan yang biasa dilakukan di PERSIS
adalah sebagai berikut:
- Pertemuan perjamuan dilakukan setelah PERSIS melakukan
pertandingan kandang dengan sebuah klub, atau menjamu
lawan dalam sebuah pertandingan uji coba atau
persahabatan. Dalam perjamuan ini hadir tim dari kedua
belah pihak dengan pengurus PERSIS.
- Pertemuan antara pemain dengan pengurus biasanya
dilakukan sebelum atau sesudah pertandingan kandang,
sebelum dan sesudah melakukan tour/ pertandingan
kandang.
- Dalam waktu tertentu, misalnya syukuran kemenangan yang
tergabung dalam Paguyuban Pasoepati yang merupakan
suporter fanatik PERSIS.
- Pertemuan pers dilakukan setiap sebelum dan atau sesudah
melakukan pertandingan, serta pada situasi-situasi tertentu
yang membutuhkan penjelasan-penjelasan kepada pers.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71

¾ Kegiatan Penerbitan
Yang dimaksud dengan kegiatan penerbitan adalah
kegiatan menerbitkan semacam jurnal PERSIS yang memuat
berbagai peristiwa aktual dalam persepakbolaan nasional,
khususnya PERSIS. Jurnal ini mengupas dan menganlisa
berbagai pertandingan yang dilakukan PERSIS, serta menjadi
ajang komunikasi PERSIS dengan pendukungnya, maupun antar
pendukung. Kegiatan penerbitan yang diwadahi adalah kegiatan
redaksional dan perusahaan. Sedangkan proses cetak dilakukan
di percetakan luar.
III.6. Aspek Komersial pada Pusat Pelatihan Sepak Bola Terpadu PERSIS
Pusat Pelatihan Sepak Bola Terpadu PERSIS di Surakarta adalah pusat
pelatihan sepak bola dan wadah kreatifitas remaja Surakarta di bidang olahraga
yang dibentuk langsung oleh klub sepakbola PERSIS Solo yang memiliki tempat
dan pengelolaan fasilitas. Ada beberapa isu berkaitan dengan desain yang akan
dikemukakan, yaitu isu tipologi, pencitraan, dan sirkulasi. Dari isu-isu tersebut,
peranan desain mencakup fungsi-fungsi yang diwadahi dalam tipologi, bentuk dan
ekspresi bangunan dalam pencitraan, dan efisiensi dalam sirkulasi. Dalam
perancangannya, zonasi menjadi penting untuk isu tipologi, terutama pemisahan
zonasi publik dan privat. Pencitraannya adalah bagaimana desain bangunan
mampu merefleksikan sebuah klub sepakbola yang memiliki identitas sebagai
simbol dari Kota Surakarta.
Good practice dari sarana PPST PERSIS di Surakarta adalah sifatnya
yang multi fungsi. PPST PERSIS di Surakarta dapat digunakan sebagai wadah
kreatifitas di bidang olahraga untuk remaja di Surakarta dan sekitarnya, tidak
hanya sepakbola karena terdapat banyak fasilitas olahraga lain di dalamnya.
Lingkungan yang bersih, nyaman, dan mudah dijangkau adalah kriteria yang
disebutkan oleh remaja sebagai alasan mengapa mereka memilih sarana atau
tempat tertentu. Ini juga memperlihatkan adanya kebutuhan dasar yang sifatnya
umum, yang masih langka dipenuhi oleh ruang kota, karena itu menjadi “syarat”
yang cukup penting.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
72

Pada beberapa kasus pengamatan terindikasi ada beberapa good practice


yang dapat dikembangkan diantaranya :
(1) lokasi sarana yang bersinergi,
(2) pemanfaatan ruang yang multi guna,
(3) partisipasi remaja pengguna dalam menentukan ciri tempatnya
Namun hal-hal yang baik tersebut tampak masih sangat terbatas
dilakukan. Dalam hal lokasi sarana, dikawatirkan good practice akan semakin
tidak berpeluang terjadi, melihat perkembangan pembangunan sarana kota yang
lebih didikte oleh kekuatan pasar dan atau secara sektoral. Sementara pengelola
pembangunan tempat cenderung bersifat pasif. Di lain pihak pertumbuh-
kembangan tempat remaja yang bersifat negatif, yaitu semakin ter-segregasi
antara kelompok sosial berbeda dan berorientasi pada kemampuan bayar,
cenderung semakin menguat.
Atas dasar pemikiran ini, perancangan bangunan Pusat Pelatihan
Sepakbola Terpadu PERSIS di Surakarta harus mempertimbangkan sembilan
aspek, yaitu:

a. Karakter/ citra (brand image)


Bangunan komersial yang dirancang dengan karakter atau citra yang kuat akan
meningkatkan daya tarik kunjungan konsumen.
b. Nilai ekonomis bangunan
Salah satu syarat penting yang harus dipenuhi oleh bangunan komersial adalah
efisiensi. Kata efisiensi erat kaitannya dengan aspek ekonomi.
c. Lokasi strategis
Tujuan bangunan komersial direncanakan secara umum adalah agar banyak
dikunjungi konsumen. Oleh karenanya, pemilihan lokasi menjadi salah satu
pertimbangan penting untuk mencapai maksud tersebut.
d. Prinsip keamanan bangunan
Sebagai bangunan publik, bangunan komersial harus dirancang dengan
berbagai fasilitas keselamatan bangunan. Secara umum, fasilitas keamanan
bangunan dibedakan menjadi safety (keselamatan) dan security'(keamanan).
e. Prinsip kenyamanan bangunan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
73

Untuk mendukung maksud ini, bangunan komersial sebaiknya dirancang


dengan kelengkapan kenyamanan bangunan seperti:
1. Kenyamanan thermal.
2. Kenyamanan pencahayaan.
3. Kenyamanan audio.
4. Kenyamanan sirkulasi dalarn bangunan.
f. Kebutuhan jangka panjang
Rancangan bangunan mudah disesuaikan dengan kebutuhan jangka panjang
untuk mengantisipasi dinamika perubahan tuntutan masyarakat.
g. Kondisi, potensi dan karakter kawasan
Terjadi kesesuaian antara kegiatan pada bangunan komersial dengan kondisi,
potensi dan karakter kawasan yang akan dikembangkan.
h. Kondisi sosial budaya masyarakat
Keberadaan bangunan diterima secara sosial, budaya dan psikologis oleh
masyarakat sekitar.
i. Perkembangan teknologi
Rancangan bangunan dapat mengaplikasikan perkembangan teknologi
bangunan modern.

Gambar 3.8. Hubungan ekonomi, masyarakat, dan lingkungan


Sumber: googleimage.com, 2012

Bentuk bangunan harus memiliki daya tarik komersial. Ada 5


pemanfaatan yang bisa dilekatkan pada bangunan PPST PERSIS di Surakarta
yaitu; pameran, konvensi, entertainment, pelatihan dan kepengurusan. Fasilitas-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
74

fasilitas ini nantinya dapat dijadikan daya tarik tersendiri, sehingga dapat
merangsang animo masyarakat yang kurang suka akan sepak bola menjadi
tertarik untuk mengunjungi PPST PERSIS.
Fasilitas-fasilitas tersebut juga harus disesuaikan dengan tuntutan atau
tren yang ada pada masa sekarang ini, misalnya; internet, cafe & restaurant, game
center, pameran, permainan ketangkasan, minimarket ataupun perhotelan.
Fasilitas ini nantinya akan menjadi prioritas utama agar dapat
menghidupkan kegiatan olahraga yang selama ini cenderung menghabiskan biaya
yang banyak dan minimnya pemasukan dari penonton. Namun kontrol dan batas
yang jelas antara komersial dan olahraga perlu diberlakukan , ini dimaksudkan
agar tidak terjadi kegiatan yang hanya mementingkan untuk komersial semata dan
melupakan tujuan utama menghidupkan olahraga.
III.7. Mekanisme Finansial pada Pusat Pelatihan Sepak Bola Terpadu PERSIS di
Surakarta
Mekanisme finansial pada PPST PERSIS di Surakarta merupakan alur
pendanaan yang berasal dari pihak Pemkot Surakarta, Klub PERSIS Solo, dan
pihak ketiga (sponsor/ swasta/ investor). Dalam kerjasama ini semua pihak akan
mendapat keuntungan dari pembangunan sarana PPST PERSIS di Surakarta. Dari
pihak Pemkot Surakarta akan mendapatkan sebuah fasilitas olahraga dan fasilitas
publik yang dapat meningkatkan pendapatan daerah. Dari pihak Klub PERSIS
Solo akan mendapat sebuah fasilitas pelatihan sepak bola berstandart internasional
yang dapat meningkatkan prestasi klub. Sedangkan dari pihak swasta/ investor
akan mendapatkan proyek investasi jangka panjang yang menjanjikan keuntungan
finansial.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75

APBD Pemkot Surakarrta + SWA


ASTA (Inveestor) + Klub
K
PEERSIS Solo
o

PPST PER
RSIS di Su
urakarta

- Fasilitas P
Pelatihan Sepak
S Bola
-Ruang Publik
- Profit/
P Laba
Gambar
G 3.9. Alur
A Finansial PPembangunan PPST
P PERSIS di Surakarta
Sumber: A
Analisis Pribad
di, 2012

Banngunan kom
mersial atauu capital in
nvestment addalah bangu
unan yang
m
mewadahi berbagai
b fung
gsi komersiial seperti perdagangan
p n, ruang kanntor sewa,
h
hotel, dan laain-lain. Sessuai jenisnyya, bangunann komersial merupakann bangunan
y
yang direncaanakan dan dirancang uuntuk mendaatangkan keuuntungan baagi pemilik
m
maupun peng
ggunanya
Pen
ndapatan (in
ncome) padda PPST PE
ERSIS berssumber padaa fasilitas-
f
fasilitas yanng dirancangg untuk menndapatkan profit/
p laba yang bertujjuan untuk
m
meningkatka
an pendapataan klub PER
RSIS Solo. Untuk
U mencaapai kondisi yang ideal
d
dalam sisi manajemen
m keeuangan, penndapatan harrus lebih bessar dari penggeluaran.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
76

INCOM
ME OUTC
COME
SEWA KAM
MAR HOTEL PAJAK

SEWA LAPAN
NGAN FUTSAL BIAYA PERAWATAN

SEWA GYM/ FITNESS


F CENTEER

SEWA KOLA
AM RENANG

SEWA STA
ADION MINI

SEWA
A RETAIL

MERCHA
ANDISING

FOOD
DCOURT

EV
VENT

INCO
OME > OUTC
COME= PR
ROFIT (LAB
BA).
Gambar 3.10. Bagan mekkanisme finanssial PPST PERSIS di Surakarrta
Sumbeer: Analisis Prribadi, 2012

III.8. Arsitektur
A H
Hijau pada PPST PER
RSIS di Suraakarta
Arsittektur hijau adalah suaatu pendekaatan perencaanaan banguunan yang
b
berusaha unttuk meminim
malisasi berbbagai pengarruh membahayakan padaa kesehatan
m
manusia daan lingkunggan. Untuk pemahamaan dasar aarsitektur hijau
h yang
b n, meliputi di antaranyya lansekapp, interior, ddan segi arsitekturnya
berkelanjutan
m
menjadi satuu kesatuan. Dalam
D contooh kecil, arsittektur hijau bisa juga ditterapkan di
s
sekitar lingk
kungan kita.
Selaiin itu, arsittektur hijauu diterapkann dengan meningkatkan
m n efisiensi
p
pemakaian energi, air dan pemakkaian bahann-bahan yanng mereduksi dampak
b
bangunan teerhadap keseehatan. Arsiitektur hijauu juga dapat direncanakkan melalui
t letak, ko
tata onstruksi, opperasi dan peemeliharaan bangunan.
Padaa dasarnya, setiap banngunan ataau kawasann yang direencanakan,
p
pendekatan arsitektur hijau sebaagai konsep
p berfikir awal adalaah mutlak
d
diharuskan. Mengingat pada
p saat inni keadaan bumi
b sudah ssemakin meemanas dan
l
lingkungan di luar areea site sudaah tidak bissa diandalkaan untuk memberikan
m
k
kesejukan ke
k dalam area
a site, maka
m tiap-tiaap bangunaan harus menciptakan
m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
77

kesejukan sendiri dengan perencanaan desain yang mampu melindungi bangunan


itu sendiri secara mandiri.
III.8.1. Green Roof pada Mess/ Asrama
Salah satu respon pendekatan arsitektur hijau yang saat ini banyak
digemari adalah pemanfaatan atap rumah menjadi area taman. Untuk
tinjauan ke arah yang lebih luas, pemanfaatan atap hijau ini bias
menjadikan wajah kota (tampak dari atas) menjadi lebih menarik.
Karena lahan perkotaan telah telanjur disesaki bangunan, maka
sasaran perolehan sel-sel hijau daun beralih pada hamparan atap datar
gedung-gedung yang justru lebih banyak dibanjiri cahaya matahari.
Sebenarnya gerakan atap hijau telah muncul di Jepang sejak awal abad
ke-20 melalui konsep eco-roof, tetapi sifat pengembangannya masih
ekstensif.

Gambar 3.11. Sketsa green roof


Sumber: googleimage.com, 2012

Atap hijau jenis ini ditandai struktur atap beton konvensional


dengan biaya dan perawatan taman relatif murah karena penghijauan atap
hanya mengandalkan tanaman perdu dengan lapisan tanah tipis. Ketika
Jepang semakin ketat menjaga lingkungan melalui pemberlakuan
berbagai tolok ukur bangunan ramah lingkungan, para perancang mulai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
78

berpacu mencari solusi cerdas dalam memanfaatkan bidang datar atap


bangunan.
Salah satunya adalah intensifikasi taman atap, atau upaya
memadukan sistem bangunan dengan sistem penghijauan atap sehingga
dapat diciptakan taman melayang (sky garden). Berbeda dengan atap
hijau ekstensif yang hanya menghasilkan taman pasif, atap hijau intensif
dapat berperan sebagai taman aktif sebagaimana taman di darat.
Dengan lapisan tanah mencapai kedalaman hingga dua meter, atap
hijau intensif mensyaratkan struktur bangunan khusus dan perawatan
tanaman cukup rumit. Jenis tanaman tidak hanya sebatas tanaman perdu,
tetapi juga pohon besar sehingga mampu menghadirkan satu kesatuan
ekosistem. Walaupun investasi yang dibutuhkan untuk membuat atap
hijau cukup tinggi, bukan berarti upaya peduli lingkungan ini
bertentangan dengan semangat mengejar keuntungan ekonomi, terbukti
kini banyak fasilitas komersial yang menerapkan konsep atap hijau
intensif. Salah satu di antaranya adalah Namba Park, sebuah mall gaya
hidup di pusat kota Osaka.
Manfaat atap hijau bukan hanya sebatas peningkatan nilai estetika
dan penghematan energi, pengurangan gas rumah kaca, peningkatan
kesehatan, pemanfaatan air hujan, serta penurunan insulasi panas, suara
dan getaran, tetapi juga penyediaan wahana titik temu arsitektur dengan
jaringan biotop lokal. Perannya sebagai "batu loncatan" menjembatani
bangunan dengan habitat alam yang lebih luas seperti taman kota atau
area hijau kota lainnya.
III.8.2. Transportasi Sepeda pada Kawasan PPST PERSIS di Surakarta
Respon dari perencanaan kawasan yang menginginkan arsitektur
hijau sebagai bagian dari nilai jual sebuah kawasan, dalam hal ini
kawasan Pusat Pelatihan Sepakbola Terpadu PERSIS Solo, kawasan ini
mencoba menawarkan konsep transportasi yang ramah lingkungan.
Semakin gencarnya isu pemanasan global, harga BBM yang tak
murah, semakin parahnya kemacetan, dan kurangnya waktu untuk
berolah-raga membuat sebagian kalangan masyarakat beralih dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
79

kendaraan bermotor ke sepeda sebagai solusinya. Sepeda merupakan


kendaraan hijau, karena ramah lingkungan, tidak membutuhkan BBM.
Selain itu sepeda adalah sarana untuk melakukan olah raga yang
menyenangkan.
Kebiasaan bersepeda seperti komunitas bike to work, yang
menggunakan sepeda menuju tempat kerja adalah salah satu contohnya.
Bumingnya bersepeda akhir-akhir ini membuat industri sepeda kian
menjanjikan, dan tidak menutup kemungkinan ke depan akan semakin
pesat.

Gambar 3.12. Sepeda sebagai alat transportasi alternatif pada kawasan PPST PERSIS
Sumber: googleimage.com, 2012

Dari gambaran-gambaran isu tersebut, maka perlu adanya


penindaklanjutan konsep transportasi apa yang akan digunakan di
kawasan PPST PERSIS Solo ini. Dan konsep bersepeda adalah yang
paling layak untuk diterapkan.
Pengunjung dan sekaligus semua user yang ada di dalam kawasan
tidak diperbolehkan menggunakan kendaraan bermotor selama berada di
dalam kawasan, kecuali untuk hal-hal insidental yang mengharuskan
penggunaan kendaraan bermotor.
Respon yang dapat diaplikasikan adalah dengan menambahkan
titik-titik parkir sepeda. Tempat parkir ini meliputi dua kepentingan.
Pertama, parkir khusus untuk pengunjung. Yaitu pengunjung yang dari
luar site sudah membawa sepeda sendiri, bisa parkir di area parkir
tersebut. Kedua, parkir khusus sepeda persewaan. Pengunjung dapat
menyewa sepeda ini untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai alat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
80

transportasi mengelilingi kawasan. Jadi, titik-titik parkir sepeda tersebut


dapat diletakkan di dekat area parkir mobil atau motor di dalam kawasan.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai