Anda di halaman 1dari 61

TRAINING CENTER PERSIB BANDUNG

Tema :

ARSITEKTUR BERWAWASAN NUSANTARA

LAPORAN PERANCANGAN
AR 38313 S – STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER GENAP TAHUN 2018/2019

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

Beny Nurdiansyah
1.04.11.025

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR 2019


Fakultas teknik dan ilmu komputer
Universitas komputer indonesia
Tahun 2019
Lembar persetujuan

TRAINING CENTER PERSIB BANDUNG

Tema :

ARSITEKTUR BERWAWASAN NUSANTARA

Oleh :

Beny Nurdiansyah
1.04.11.025

Disetujui oleh :
Bandung, -- --------- --

Dosen pembimbing

Nova Chandra Aditya, ST., MT


Nik. ---- -- -- ---
Ketua Program Studi, Pimpinan Sidang

DR. Dhini Dewiyanti Tantarto, Ir., M.T. Tri Widianti Natalia, ST.,MT
NIK. 4127.70.12.010 NIK. ----.--.--.---
BAB I
1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sepakbola indonesia seperti halnya di negara lain merupakan
cabang olagraga yang lebih populer ketimbang cabang olahraga
lainnya. Sama halnya dengan klub kebanggaan warga masyarakat
Jawa Barat yaitu PERSIB (Perserikatan Sepakbola Indonesia
Bandung) yang memiliki sejarah dan prestasi yang diperhitungkan
sebagai bagian penting dalam perkembangan sepakbola nasional,
Persib merupakan pionir dan inspirator klub-klub lain dalam
mengelola klub secara profesional dengan menajalankan program
pendidikan sepakbola pada usia muda.

Pada era kepelatihan Indra thohir persib merupakan klub yang


menggunakan pemain lokal namun seiring dengan penurunan
kualitas permainan dari musim ke musim menjadikan persib
bergantung kepada pemain sepakbola asing dibandingkan pemain
binaan yang mampu menyaingi kemampuan rata-rata pemain asing
hal ini disebabkan oleh berbagai kendala yaitu :

 Persib tidak mempunyai lapangan tetap untuk berlatih


secara efektif baik tim senior atau untuk pemain binaan.
(Rinaldi. Mochammad Syaban. “Persib Butuh Lapangan
untuk Tunjang Program Latihan”. SIMAMAUNG.COM. 05
January 2018).
 Program pendidikan dan pelatihan masih terkendala
dengan pembangunan fasilitas yang sesuai standar
dikarenakan mebutuhkan waktu yang cukup lama.
(Nursalam. Adil. “Ini Fasilitas-Fasilitas dalam Proyek
Pembangunan Pusat Pelatihan Persib”.
SIMAMAUNG.COM. 23 August 2018).
 Tidak adanya ruang untuk pelatihan materi mengenai
pemahaman besikap baik, pemahaman teknik,
pemahaman taktik, kecepatan berpikir dan bertindak
pada pesepakbola profesional dengan program
pengembangan pemain muda jangka panjang. (Kristiadi.
“Persib Lirik Pembinaan Usia Dini”. mediaindonesia.com.
01 Apr 2018).

Dalam kondisi ini menjadi latar belakang bagi saya untuk


menyumbangkan gagasan dan ide desain “Training Center Persib
Bandung” sebagai penunjang dalam pembinaan pesepakbola muda,
hingga persib mampu mengelola seluruh kegiatan klub baik tim
senior maupun tim binaan usia muda secara lebih profesional
sehingga mampu menjebatani antara pemain profesional dengan
pemain muda binaan untuk meberikan ilmu mengenai sepakbola
sehingga memberikan motivasi lebih kepada pemain binaan untuk
menjadi pemain profesional.

1.2 Maksud, Tujuan dan Manfaat

1.2.1 Maksud
Mengembangkan fasilitas latihan untuk Persib
Bandung untuk pengembangan pemain binaan dalam hal
kemampuan dan teknik dalam sepakbola, Serta menjadikan
Persib Bandung sebagai klub sepakbola pertama yang
memiliki pusat pelatihan sepakbola di Indonesia yang
berstandar Internasional.

1.2.2 Tujuan
Merancang fasilitas Training Center untuk pembinaan
sepakbola usia muda dan pemain Persib Bandung yang
sesuai dengan regulasi PSSI dan FIFA, Menjadikan
percontohan bagi klub-klub Liga di Indonesia dalam program
pembinaan pemain sepakbola yang baik dan benar dari
aspek pelatihan dan fasilitas pembinaan. Selain itu menjadi
alternatif untuk menggelar kompetisi Liga Elit Pro Academy.
1.2.3 Manfaat
Training Center Persib Bandung memberikan fasilitas
terlengkap untuk latihan para pemain klub dan pemain
binaan usia muda, dan menajdi pusat bagi pemain usia
muda yang sudah mejalani seleksi untuk menjadi pemain
profesional, fasilitas pembinaan yang benar baik dari
kepelatihan maupun fasilitas yang sesuai dengan regulasi
yang tertuang dalam aturan sebuah klub oleh FIFA.

1.3 Pendekatan dan Batasan Masalah

1.3.1 Pendekatan Masalah


Mengumpulkan data untuk mempermudah dalam
penyusunan laporan dan data yakni dengan beberapa cara
yaitu:

 Studi literatur dengan pencarian pada internet sebagai


penunjang laporan.
 Melakukan studi banding kepusat pendidikan sepakbola.
 Pencarian data melalui buku sumber mengenai pusat
pendidikan dan pelatihan sepakbola.

1.3.2 Batasan Masalah


Batasan masalah yang perlu dikembangkan pada
pusat pendidikan dan pelatihan sepakbola yaitu:

 Mengebangkan teknologi dan fasilitas sesuai dengan


ketentuan FIFA.
 Pengembangan bangunan pusat pendidikan dan
pelatihan sepakbola di jawa barat.

1.4 Lingkup Perancangan


Ruang lingkup perancangan fasilitas Training Center Persib
Bandung yang didukung dengan adanya lapangan rumput utama
dan sintetis, kantor pengelola, ruang kelas, ruang makan, ruang
media, Persib store, tempat gym, ruang treatment dan dormitori.
Perancangan dilakukan hingga tahap perencana ditambah dengan
gagasan ide-ide arsitektural bagi bangunan

1.5 Kerangka Berpikir

Latar
Belakang

Masalah Data
Primer

Data
Data Sekunde

Pengamatan
Langsung
Pengembangan
 Studi Literatur
Data Analisis
 Studi Banding
 Survey Site
 Wawancara Tema Konsep
Perancangan

Gambar Evalua
Perancangan si

Pengembangan
Rancangan

Hasil Rancangan
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan dari perancangan Training Center
Persib Bandung adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Memuat latar belakang, maksud, tujuan, pendekatan,


batasan masalah, lingkup perancangan dan kerangka
berfikir dalam perancangan desain untuk mengembangkana
minat dan bakat anak – anak di kota bandung dan
sistematika penulisan laporan tugas akhir.

BAB II. DESKRIPSI PROYEK DAN ANALISIS

Memuat penjelasan mengenai deskripsi proyek


secara umum, program kegiatan, dan kebutuhan.

BAB III. ELABORASI TEMA

Memuat mengenai pengertian tema, hubungan tema


dangan rancangan proyek serta interpretasi tema yang
digunakan pada perancangan.

BAB IV. ANALISIS

Memuat mengenai fungsional, data analisa fungsi


lahan dan analisa lingkungan.

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

Menjelaskan konsep dasar, rencana tapak dan desain


rancangan.

BAB VI. HASIL RANCANGAN

Memuat dan menjelaskan hasil perancangan Training


Center Persib Bandung ; gambar perancangan serta maket.
2BAB II
1 DESKRIPS PROYEK DAN ANALISIS

2.1. Deskripsi Proyek


Deskripsi umum me njelaskan mengenai data umum proyek
rancangan bangunan Training Center Persib Bandung ini, sebagai
acuan dengan data sebagai berikut:

 Deskripsi Proyek :
Nama Proyek : Training Center Persib Bandung
Lokasi : Ds. Rancanumpang, Kec.Gedebage,
Kota Bandung, Jawabarat
Sifat Proyek : Semi Fiktif
Sumber Dana : Swasta
Rencana Induk Fisik : Mengacu Pada RTRW Kota Bandung
 Batas Lahan :
Timur : Persawahan Dan Kab. Bandung
Barat : Jalan utama Dan Perumahan Cimekar
Utara : Stadion Utama Gelora Bandung Lautan Api
Selatan : Area Persawahan
 Luasan :
Luas Lahan : 130.000 m2 / 13 Ha
KLB : 1.5
KDB : 50%
GSB : 10 m
 Batas Ketinggian Bangunan : 45 m
 Sasaran Pengunjung : Atlet Binaan, Pengurus PT.
PBB, Staff Klub Persib Bandung , masyarakat nasional dan
internasional.

2.2. Lokasi Proyek


Penyusunan ketentuan norma penataan kawasan didasrkan
pada kajian normatif terhadap norma teori, standar dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta terkait dengan unsur
penataan pada koridor jalan komersial. Menurut Shirvani (1985: hal.
7-8) bahwa elemen rancangan kota terbagi menjadi 8 elemen atau
komponen, yaitu tata guna lahan, bentuk atau tata massa
bangunan, sirkulasi parkir, ruang terbuka, jalur pedestrian,
pendukung aktifitas, tata informasi dan preservasi.

Gambar 2.1 : 8 Elemen Perancangan


Sumber :

Lokasi site berada pada wilayah gedebage kota bandung


yang memiliki potensi cukup baik sebagai kawasan sub-urban
sebagai penunjang fasilitas dari stadion gelora bandung lautan api
dan berdekatan dengan kawasan pengembangan Teknopolis.
Berikut peta lokasi dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.2 Peta Lokasi Site


Sumber : www.google.com

2.2.1. Peraturan Kawasan


Peraturan kawasan merupakan salah satu faktor
penting dalam setiap perancangan karena sangat
mepengaruhi dalam merancang suatu bangunan baik itu dari
segi bentukan lahan dan aturan peruntukan lahan pada
kawasan tersebut yang sesuai dengan kriteria kawasan.

Peta berikut merupakan gambaran peta rencana pola


ruang daon tabel peraturan pemerintah setempat mengenain
penggunaan lahan yang sesuai dengan peruntukan kawasan
Gedebage:

Gambar 2.3 Peta Rencana Gambar Pola Ruang Kota Bandung


Sumber : DISTARCIP Kota Bandung
Lahan yang berada di Gedebage maerupakan lahan
yang sudah direncanakan dengan luas lahan 10 Ha
sebelumnya oleh direktur PT. PBB (PT. Persib Bandung
Bermartabat) Teddy Cahyono dalam penyampaian nya.
(Fitra. Aidina - BolaSport.com). Lokasi lahan yang sesuai
dengan masterplan kawasan gedebage, pada tipikal Training
Center yang berada dibeberapa negara maju berdekatan
dengan stadion utama klub tersebut, maka pemilihan lahan
di gedebage lebih cocok serta didukung dengan data bahwa
stadion GBLA merupakan homebase Klub Persib Bandung.

Pada rencana perangcangan ini dapat menajadi


sarana pendukung pada kawasan dengan rangcangan pada
pembangunan wilayah tersebut yang berdekatan dengan
bandung teknopolis dan mampu menjadi suatu percontohan
rancangan untuk kedepannya.
Tabel data wilayah yang memiliki pusat pelatihan di
Indonesia :

No Pulau Provinsi Jumlah Lokasi Terpilih


T
Pusat
a
Pelatihan
b
1 Sumatra DI Aceh, Sumut, 3  Medan
e
Sumbar, Riau,  Padang
l
Jambi, Sumsel,  Palembang
Lampung,
2
Bengkulu.
.
2 Jawa, Bali, DKI Jakarta, Jawa 4  Jakarta
1
Nusa Barat, Jateng,  Malang

T
Tenggara DIY, Jatim, Bali,  Cilegon
NTB, NTT.  Solo
a

3b Kalimantan Kalbar, Kalteng, 1  Bontang


e Kalsel, Kaltim
42 Sulawesi Sulut, Sulteng, 1  Makasar
. Sultra, Sulsel
51 Maluku Maluku 1  Ambon
6 Papua Papua Barat 1  Jayapura
:
Barat

Table 2.1 : Pusat Pelatiahan Sepakbola Wilayah Indonesia


Sumber : Data PSSI Tahun 2000

2.2.2. Program Kegiatan


Program kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakuan
dalam keseharian apara pengguna baik itu managemenr, official,
media pers, pemain, petugas medis, ataupun pengunjung yang
datang pada kawasan Training Center Persib Bandung.

2.2.2.1. Program Kegiatan Management

Diagram 2.1 : Program Kegiatan Management


Sumber : Data Pribadi
2.2.2.2. Program Kegiatan Official Persib

Diagram 2.2 : Program Kegiatan Pemain dan Official


Sumber : Data Pribadi

2.2.2.3. Program Kegiatan Medis

Diagram 2.3 : Program Kegiatan Medis


Sumber : Data Pribadi

2.2.2.4. Program Kegiatan Media


Diagram 2.4 : Program Kegiatan Media
Sumber : Data Pribadi
2.2.2.5. Program Kegiatan Petugas Gedung

Diagram 2.5 : Program Kegiatan Petugas Gedung


Sumber : Data Pribadi

2.2.3. Program Kebutuhan


Program kebutuhan ruang yang dibutuhkan pada
fasilitas Training Center Persib Bandung sebagai acuan
terhadap rangcangan mengenai kebutuhan ruang.
Tabel 2.3 : Program Kebutuhan Ruang
Sumber : Data Pribadi
2.3. Preseden

2.3.1. AFC Ajax - Sportpark De Toekomst


Ajax Youth Academy adalah akademi sepakbola
muda yang berbasis di Amsterdam, Belanda, fasilitas
pelatihan 140.000 m2 tempat organisasi ini mengelola total
13 tim pemuda (usia 7-18). Akademi adalah klinik pemuda
utama dari raksasa sepak bola Belanda Ajax Amsterdam.
Klub ini sangat bergantung pada akademi yunior saat
mereka memindahkan anak-anak muda yang menjanjikan
dari tim yunior ke tim senior di mana mereka dapat
menunjukkan bakat mereka dan berkembang menjadi
bintang.

Gambar 2.4 Stadion Ajax FC


Sumber :
https://www.ajax.nl/club/opleiding/jeugdopleiding/sportcomplex.htm

Gambar 2.5 Fasilitas Ajax Youth Academy


Sumber :
https://www.ajax.nl/club/opleiding/jeugdopleiding/sportcomplex.htm
Gambar 2.6 : Fasilitas Ajax Youth Academy
Sumber :
https://www.ajax.nl/club/opleiding/jeugdopleiding/sportcomplex.htm

Hasil dari identifikasi dari Ajax Youth Academy terdapat


kriteria lokasi dan fasilitas yang ada pada fasilitas latihan
seperti :

a. Lokasi
Lokasi yang berada pada kawasan sub-urban,
jarak fasilitas berdekatan dengan stadion utama klub
serta kontur tanak yang relatif datar.
b. Fasilitas
Fasilitas Ajax Youth Academy memiliki 7 lapangan
dengan 4 lapangan 1 tribun, 2 lapangan dengan rumput
buatan, 1 lapang indoor, 14 ruang ganti pemain, asrama
dengan kapasitas besar, gedung fitnes center , riset, retail,
merchandise store, restoran dan gedung pengelola.
2.3.2. Manchester City FC - City Football Academy

Gambar 2.7 Master plan City football academy


Sumber : https://www.mancity.com/fans-and-community/fans/chinese-fan-
club/city-football-academy
City football academy merupakan pusat pelatihan yang
dimiliki oleh klub Manchester City yang merupakan falsilitas
megah untuk kebutuhan semua pemain dan siswa didik
dengan jumlah 200 siswa didik setiap tahunnya yang
diharapkan mampu mecetak pemain pemain berbakat dan
berkualitas, klub tidak hanya dihuni oleh pemain sepakbola
laki-laki saja namun ada tim sepakbola wanita nya juga, total
dari biaya yang dikeluarkan untuk mebangun fasilitas mecapai
£200. City football academy merupakan sebuah fasilitas
terlengkap dengan memiliki 16 lapangan, 14 lapangan untuk
berlatih sepakbola, 1 khusus untuk latihan bola mati, 1
lapangan untuk latihan kiper, asrama untuk seluruh pemain
dan siswa akademi, 3 fitnes center, fisioterapi, hidroterapi, 6
kolam renang, aoditorium dan tempat hiburan untuk para
pemain serta siwsa didik diakademi.

2.3.3. La Masia - Barcelona


La Masia adalah bagian penting dari klub Barcelona
guna mencari dan menjaring talenta-talenta berbakat, menjadi
rumah bagi mereka yang ingin mendapatkan pendidikan dan
pelatihan agar suatu saat dapat menjadi bagian dari
Barcelona.

Bangunan gedung dari La Masia ini adalah tempat


tinggal negara kuno yang dibangun pada tahun 1702, dan
sewaktu stadion Camp Nou diresmikan pada tahun 1957,
bangunan ini direnovasi dan diperluas untuk digunakan
sebagai markas klub sosial. Dengan ekspansi secara
bertahap, karena bangunan La Masia terlalu kecil untuk
menjadi kantor pusat FC Barcelona, pada tanggal 20 Oktober
1979, La Masia diubah menjadi asrama untuk pemain muda
FC Barcelona.

Gambar 2.8 Pengelola La Masia Barcelona FC


Sumber : https://www.fcbarcelona.com/en/club/facilities/la-masia

Membantu anak-anak beradaptasi dan


mengembangkan bakatnya merupakan tujuan utama
didirikannya La Masia. Ketika Messi datang dalam usia 13
tahun pada tahun 2000, dia mengalami masalah dengan
hormon tulang yang berarti bahwa ia memiliki ukuran tinggi
badan yang tidak normal bila dibandingkan dengan anak-anak
seusianya.

Gambar 2.9 : Akademi La Masia


Sumber : https://www.fcbarcelona.com/en/club/facilities/la-masia

2.3.4. La Fabrica – Real Madrid


Real Madrid memiliki julukan Los Galacticos lantaran
terkait kebijakan klub yang sering menghamburkan banyak
uang demi mendatangkan pemain terbaik di dunia. Meski
demikian, klub asal Ibu Kota Spanyol itu dikenal sebagai klub
yang sukses melahirkan banyak pemain berbakat.

Gambar 2.10 Pengelola La Fabrica Real Madrid FC


Sumber : https://www.canofootball.com/articles/a-look-inside-real-
madrid-academy/
La Fabrica (The Factory) atau cantera merupakan
nama sebutan untuk akademi Madrid. Pemain seperti Raul
Gonzalez, Iker Casillas, Juan Mata, sampai Alvaro Morata
merupakan alumnus dari akademi tersebut.

La Fabrica atau yang jika di-bahasa Indonesia-kan


disebut sebagai ‘Pabrik’ adalah rumah bagi 281 pemain muda
di bawah bendera Real Madrid. Akademi ini didirikan pada
1942 dan terletak di Valdebebas, sebuah daerah di timur laut
pusat kota Madrid. Terbagi atas beberapa gedung yang diberi
nama Luis Figo, Zidane, Ronaldo, dan David Beckham,
Akademi ini berperan atas keberlangsungan regenarasi Real
Madrid. Dilengkapi oleh fasilitas olahraga nomor satu, La
Fabrica tampak berusaha menyaingi kedigdayaan La Masia.

Gambar 2.11 Fasilitas La Fabrica Real Madrid FC


Sumber : https://www.canofootball.com/articles/a-look-inside-real-madrid-
academy/

2.3.5. J-GREEN SAKAI – JEPANG


J-GREEN SAKAI (Pusat Pelatihan Nasional Sepak Bola
Sakai), yang dibuka pada 2010, adalah salah satu pusat
pelatihan atletik terbesar di Jepang untuk atlet tingkat atas.
Pada tahun 2013, fasilitas ini ditunjuk sebagai salah satu
Fasilitas Pusat Pelatihan Nasional Afiliasi Khusus Acara, yang
membantu meningkatkan daya saing internasional Jepang,
Oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains
dan Teknologi Jepang. Dengan demikian, J-GREEN SAKAI
adalah satu-satunya fasilitas sepakbola yang ditunjuk.

Gambar 2.13 : Fasilitas Penunjang


Sumber : https://www.canofootball.com/articles/a-look-inside-real-madrid-
academy/

Gambar 2.13 : Fasilitas Penunjang


Sumber : https://www.canofootball.com/articles/a-look-inside-real-
madrid-academy/

Kriteria yang didapat dari J-GREEN SAKAI dari segi


lokasi yaitu berada pada kawasan urban, site berdekatan
dengan pantai, lahan merupakan kawasan pusat olahraga,
memiliki kontur tanah yang datar serta dalam fasilitas nya
sendiri memiliki lapngan dengan 2 jenis rumput diantaranya 5
lapang rumput alami, 11 lapangan rumput sintetis, 8 lapang
futsal, ruang pelatihan, studio kelas, ruang keamanan, gedung
medis, restoran, asrama, kolam terapi dll.
2.3.6. Johor Darul Ta'zim FC - Malysia

Gambar 2.14 : Lokasi Site Johor Darul Ta'zim FC - Malysia


Sumber : https://www.canofootball.com/articles/a-look-inside-real-madrid-
academy/

Johor Darul Ta'zim FC merupkan salah satu klub


terbaik yang ada di negara malaysia dengan fasilitas mewah
dilengkapi dengan jet pribadi serta di asia tengara dengan
fasilitas latihan yang di akui oleh FIFA dan AFC .

Gambar 2.14 : Fasilitas Johor Darul Ta'zim FC - Malysia


Sumber : https://www.canofootball.com/articles/a-look-inside-real-madrid-
academy/

Pembangunan fasilitas latihan Johor Darul Ta'zim FC


merupakan fasilitas dengan standar internasional yang sesuai
dengan FIFA, lokasi site yang berada pada kawasan urban
dengan kontur tanah yang datar serta merupakan fasilitas
khusus untuk klub, sebagai fasilitas penunjang terdapat 4
lapangan rumput alami, 2 lapang sintetis, asrama, ruang
kelas,gedung medis, kolam terapi, restoran dll.
BAB III
ELABORASI TEMA

3.1 Latar Belakang


Training Center Persib Bandung merupakan sarana tempat
untuk berlatih dan pengembangan pemain usia muda akademi
Persib Bandung dengan pemilihan pemain melalui seleksi. Demi
meningkatkan pengembangan olahraga sepakbola di Jawa Barat
Persib Bandung berusaha untuk memiliki pusat pelatihan bertaraf
internasional yang ditetapkan oleh FIFA sebagai klub profesional
serta mampu meberikan prestasi pada setiap kejuaran baik secara
nasional maupun internasional.

Dasar dari sebuah klub sepakbola yang merupakan sebuah


kebanggaan dan budaya masyarakat di wilayah Jawa Barat. Pusat
pelatihan ini dapat digunakan oleh seluruh pemain klub dan
akademi Persib untuk berlatih sesuai dengan jadwal yang sudah
diterapkan dalam pengguanan fasilitas serta terdapat fasilitas yang
dapat digunakan masyarakat dan menjadikan kawasan Gedebage
tersebut sebagai pusat olahraga sesuai dengan ketentuan
pemerintah.

3.2 Tinjauan Konseptual

3.2.1. Prinsip Arsitektur Berwawasan Nusantara


Pangarsa (2006:iii), “arsitektur nusantara adalah
keseluruhan kenyataan arsitektur rakyat yang ada dalam wilayah
budaya nusantara, bukan sebatas pada ruang politik Republik
Indonesia, bukan pula tradisi arsitektural pada kacamata sejarah
atau etnografis. Keseluruhan kenyataan arsitektur rakyat di wilayah
budaya nusantara seyogyanya dipandang berada di titik
pertimbangan ketunggal-ikaan universal dan kebinekaan lokal yang
bersifat keadaan berhubungan serba dinamik sekaligus sistematik”.
Hal itupun tertuang dalam Tap MPR Tahun 1993 dan 1998 tentang
GBHN adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai
diri dan lingkungan dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan
kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara untuk mencapai
tujuan nasional”.

3.2.2. Implemntasi Arsitektur Berwawasan Nusantara


Arsitektur Berwawasan Nusantara merupakan pronsip dasar
dalam memasukan nilai-nilai budaya dan makna tradisional
kedalam bentuk bangunan, tatanan massa yang sesuai dengan
fungsinya.

Dalam hal ini tema perancangan merujuk pada penjelasan


yang dikemukakana oleh Amos Rapoport dalam buku “House
Form and Culture” tahun 1969, “Kata vernakulas sebenarnya lebih
mengacu kepada konsep struktur sosial dan ekonomi masyarakat
kebanyakan, sehingga lokalitas, kesederhanaan, pewarisan nilai-
nilai (regenerasi)”.

3.3 Interpretasi
Umumnya perancangan bangunan terdiri dari 3 yaitu :
Arsitek sebagai perancang, Arsitektur sebagai hasil atau ruapa
bangunan rancangan dan masyarakat sebagai penerima hasil
rancangan atau penggunan. Ini merupakan penyebab suatu
bangunan yang berada pada wilayah mampu dapat mempengaruhi
kehidupan masyarakat sekitar baik dari segi ekonomi atapun
kesejahteraan dan budaya masyarakat sekitar. Pada dasarnya
Arsitektur Bewawasan Nusantara digunakan sebagai penerapan
mengenain sejarah dan budaya kota Bandung mengenai manusia,
bangunan, dan lingkungan sekitar. Pendekatan kontekstual
dilakukan dengan melihat tata letak massa bangunan dan bentuk
bangunan sekitar sehingga mampu menjadikan pembeda pada
kawasan sekitar. Pada intinya tema yang dipilih mampu
memberikan solusi untuk memecahkan masalah.
BAB IV
ANALISIS

4.1 Kategori Training Center


Training Center memiliki beberapa kategori dengan terdapat
banyak fungsi didalamnya yang terdiri dari :

4.1.1 Lapangan Sepakbola (Pusat Pelatihan)

Tabel 4.1 : Standar Luas Lapangan Sepakbola


Sumber : The FA Guide To 3G Football Turf Pitch Design Principles And Layouts

4.1.1.1 Lapang Sepakbola Usia 7 Tahun

Gambar 4.1 : Kategori Luas Lapangan Sepakbola Usia 7 Tahun


Sumber : The FA Guide To 3G Football Turf Pitch Design Principles And Layouts

4.1.1.2 Lapang Sepakbola Usia 12 Tahun

Gambar 4.2 : Kategori Luas Lapangan Sepakbola Usia 12 Tahun


Sumber : The FA Guide To 3G Football Turf Pitch Design Principles And Layouts
4.1.1.3 Lapang Sepakbola Usia 18 Tahun

Gambar 4.3 : Kategori Luas Lapangan Sepakbola Usia 12 Tahun


Sumber : The FA Guide To 3G Football Turf Pitch Design Principles And Layouts

4.1.1.4 Lapang Sepakbola Profesional

Gambar 4.4 : Kategori Luas Lapangan Sepakbola Usia 12 Tahun


Sumber : The FA Guide To 3G Football Turf Pitch Design Principles And Layouts

4.1.2 Lapangan Futsal


Luas Tempat Olahraga
Pertandingan Maksimal Minimal Ukuran
Standar
P L P L P L
Pertandingan Bola Siswa 70 40 40 20 44 22
Sepak Bola Lap. Tertutup 50 25 40 20 44 22

Tabel 4.2 : Standar Luas Lapang Futsal


Sumber : Neufert, E (1996); Data Arsitek Jilid 1 dan 2 Edisi 33. Terjemahan
Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlanga
4.1.2.1 Lapangan Olahraga Kecil Untuk Sepakbola Siswa

Gambar 4.5 : Standar Luas Lapang Futsal


Sumber : Neufert, E (1996); Data Arsitek Jilid 1 dan 2 Edisi 33. Terjemahan
Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlanga

4.1.2.2 Sepakbola Lapng Tertutup

Gambar 4.6 : Standar Luas Lapang Futsal


Sumber : Neufert, E (1996); Data Arsitek Jilid 1 dan 2 Edisi 33. Terjemahan
Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlanga
4.1.3 Kolam Renang

Tabel 4.3 : Standar Luas Kolam Renang


Sumber : Facility Specification Guide Fina And Usa Diving Dimensions For Diving
Facilities

Tabel 4.7 : Kolam Renang Hidroterapi


Sumber :
http://m.id.physiomanfacturing.com/physiotherapy/hydrotherapy/rehabilitation-
swimming-pool.html
4.1.4 Fitness

Gambar 4.8 : Standar Luas Fitness


Sumber : Neufert, E (1996); Data Arsitek Jilid 1 dan 2 Edisi 33. Terjemahan
Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlanga
4.2 Fungsional

4.2.1 Standar Teknis

Gambar 4.9 : Standar Teknis 1


Sumber : Neufert, E (1996); Data Arsitek Jilid 1 dan 2 Edisi 33. Terjemahan
Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlanga
Gambar 4.10 : Standar Teknis 2
Sumber : Neufert, E (1996); Data Arsitek Jilid 1 dan 2 Edisi 33. Terjemahan
Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlanga
Gambar 4.11 : Standar Teknis 3
Sumber : Neufert, E (1996); Data Arsitek Jilid 1 dan 2 Edisi 33. Terjemahan
Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlanga
Gambar 4.12 : Standar Teknis 4
Sumber : Neufert, E (1996); Data Arsitek Jilid 1 dan 2 Edisi 33. Terjemahan
Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlanga
Gambar 4.13 : Standar Teknis 5
Sumber : Neufert, E (1996); Data Arsitek Jilid 1 dan 2 Edisi 33. Terjemahan
Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlanga
Gambar 4.14 : Standar Teknis 6
Sumber : Neufert, E (1996); Data Arsitek Jilid 1 dan 2 Edisi 33. Terjemahan
Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlanga
Gambar 4.15 : Standar Teknis 7
Sumber : Neufert, E (1996); Data Arsitek Jilid 1 dan 2 Edisi 33. Terjemahan
Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlanga
Gambar 4.16 : Standar Teknis 8
Sumber : Neufert, E (1996); Data Arsitek Jilid 1 dan 2 Edisi 33. Terjemahan
Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlanga
Gambar 4.17 : Standar Teknis 9
Sumber : Neufert, E (1996); Data Arsitek Jilid 1 dan 2 Edisi 33. Terjemahan
Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlanga
Gambar 4.18 : Standar Teknis 10
Sumber : Neufert, E (1996); Data Arsitek Jilid 1 dan 2 Edisi 33. Terjemahan
Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlanga
Gambar 4.19 : Standar Teknis 11
Sumber : Neufert, E (1996); Data Arsitek Jilid 1 dan 2 Edisi 33. Terjemahan
Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlanga
Gambar 4.20 : Standar Teknis 12
Sumber : Neufert, E (1996); Data Arsitek Jilid 1 dan 2 Edisi 33. Terjemahan
Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlanga
Gambar 4.21 : Standar Teknis 13
Sumber : Neufert, E (1996); Data Arsitek Jilid 1 dan 2 Edisi 33. Terjemahan
Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlanga
Gambar 4.22 : Standar Teknis 14
Sumber : Neufert, E (1996); Data Arsitek Jilid 1 dan 2 Edisi 33. Terjemahan
Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlanga
Gambar 4.23 : Standar Teknis 15
Sumber : Neufert, E (1996); Data Arsitek Jilid 1 dan 2 Edisi 33. Terjemahan
Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlanga
Gambar 4.24 : Standar Teknis 16
Sumber : Neufert, E (1996); Data Arsitek Jilid 1 dan 2 Edisi 33. Terjemahan
Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlanga
Gambar 4.25 : Standar Teknis 17
Sumber : Neufert, E (1996); Data Arsitek Jilid 1 dan 2 Edisi 33. Terjemahan
Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlanga
Gambar 4.26 : Standar Teknis 18
Sumber : Neufert, E (1996); Data Arsitek Jilid 1 dan 2 Edisi 33. Terjemahan
Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlanga
Gambar 4.27 : Standar Teknis 19
Sumber : Neufert, E (1996); Data Arsitek Jilid 1 dan 2 Edisi 33. Terjemahan
Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlanga
Gambar 4.28 : Standar Teknis 20
Sumber : Neufert, E (1996); Data Arsitek Jilid 1 dan 2 Edisi 33. Terjemahan
Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlanga
4.2.2 Program Ruang

4.2.2.1 Fasilitas Hunian asrama :


a. Hall dan Lobby
b. Ruang tidur pemain
c. Ruang tidur karyawan
d. Lavatory Km Wc
e. Ruang duduk ruang bersama
f. Ruang servis
g. Gudang

4.2.2.2 Fasilitas Pengelola :


a. Hall dan Lobby
b. Ruang manager
c. Ruang Pimpinan Direktur
d. Ruang personalia dan publikasi
e. Ruang administrasi
f. Ruang kerja pelatih
g. Ruang rapat
h. Merchandise Klub
i. Cafe / Foodcourt
j. KMWC
k. Gudang

4.2.2.3 Fasilitas Latihan Indoor :


a. Ruang kelas
b. Ruang serbaguna
c. Ruang fitnes dan Senam
d. Ruang medis kesehatan
e. Lapangan sepakbola indoor mini
f. Ruang peralatan dan perlengkapan sepakbola
g. Kolam renang
h. KMWC
i. Gudang
4.2.2.4 Fasilitas Latihan Outdoor :
a. Lapangan Rumput
b. Lapangan Sintetis

4.2.2.5 Fasilitas Kesehatan Klinik :


a. Ruang Dokter
b. Ruang laboratorium
c. Ruang Pemeriksaan
d. Ruang tes kesehatan
e. Ruang Perawatan

4.2.2.6 Fasilitas Servis :


a. Ruang keamanan
b. Ruang parkir
c. Ruang makan
d. Dapur
e. Ruang genset
f. Lavatory
g. Ruang MEE Mechanical Electrical and Enginering
h. Ruang cuci laundry
i. KMWC

4.2.3 Kondisi Lingkungan

4.2.3.1 Lokasi Tapak

Gambar 4.29 : Lokasi Tapak


Sumber : Data Pribadi
Berada pada kawasan Gedebage jalan raya gadebage Desa
Rancanumpang, Kec. Gedebage seperti pada gambar 4.29.

4.2.3.2 Batasan Tapak


 Utara - Stadion Utama GBLA
 Selatan - T anah Persawahan
 Timur - Wilayah Kab. Bandung
 Barat - Perumahan Cimekar dan Jalan Utama

4.2.3.3 Bentuk dan Tipologi Tapak


 Bentuk Tapak :
Trapezoid
 Topografi :
Kontur tanah datar dengan ketinggian 666 m
diatas permukaan laut

4.2.4 Analisis Tapak

Gambar 4.30 : Lokasi Tapak


Sumber : Data Pribadi
4.2.4.1 Land use

Gambar 4.31 : Lokasi Tapak


Sumber : Data Pribadi

4.2.4.2 Vegetasi

Gambar 4.30 : Lokasi Tapak


Sumber : Data Pribadi
4.2.4.3 Iklim

Gambar 4.30 : Lokasi Tapak


Sumber : Data Pribadi

4.3 Kesimpulan

4.3.1 Masalah
 Kondisi lahan yang masih persawahan.
 Bencana alam seperti banjir sering menerjang
kawasan gadebage.
 Infrastruktur yang masih dalam tahap pengerjaan

4.3.2 Solusi
 Penggunaan struktur pondasi yang lebih kuat untuk
menahan penurunan kontur tanah.
 Menggunakan elevasi ketinggian pada bangunan
guna mehindari terjangan banjir.
 Percepatan pengerjaan infrastruktu baik sarana
transportasi, sistem drainase dan utilitas.

4.3.3 Harapan
Dengan pengembangan Training Center Persib Bandung ini
menjadikan fasilitas olahraga pada kawasan semakin
berkembang baik dari segi fasilitas dan ekonomi
masayarakat sekitar menjadi lebih berkembang.
BAB V
5 KONSEP PERANCANGAN

5.1 Konsep Dasar


Dalam suatu perancangan bangunan memiliki 3 hal dasar yaitu
Arsitek yang merancang, Arsitektural menjadi hasil rancangan
berupa bentuk atau wujud rancangan, dan manusia menjadi
penikmat atau pengguna dari hasil rancangan. Oleh karena itu hasil
rancangan pada suatu tempat atau wilayah mampu mempengaruhi
sudut pandang manusia terhadap suatu bangunan baik secara
emosional ataun aktivitas menjadikan kehidupan dalam sosial dan
budaya pada masyarakat sendiri, sehingga hasil dari rancangan
memberikan manfaat untuk masyarakat sekitar, terutama bagi
pengguna fasilitas itu sendiri.

Lynch (1960),mengungkapkan bahwa “Identitas diperlukan bagi


seseorang untuk membentuk kepekaannya terhadap suatu tempat,
dan bentuk paling sederhana dari “kepekaan ruang” (sense of place)
adalah identitas”.

 Program ruang menyesuaikan dengan kondisi di lokasi

 Bentuk/keluaran tetap mencerminkan kebudayaan setempat

Penerapan tema Arsitektur Berwawasan Nusantara merupakan


pendekatan terhadap bangunan lingkungan sekitar, maka
pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat kota Bandung
sangat kental dengan budaya baik itu dari bahasa, kesenian dan
dikenal sebagai masyarakat yang paling ramah, dimana masyarakat
sangat memegang teguh adat dan istiadat yang sudah turun-
menurun dari para leluhur dengan semboyan Siliwangi yaitu Silih
Asah, Silih Asih dan Silih Asuh.

Kata Silih Asah, Silih Asih, dan Silih Asuh memiliki makna yang
sangat besar dalam rancangan terutama dalam pembagian zoning
pada fasilitas Training Center Persib Bandung, Sehingga
keselarasan bentuk massa bangunan fasilitas dan lingkungan sekitar
mampu menciptakan suasana kawasan yang selaras.

Arsitektur Berwawasan Nusantara menjadi pilihan tepat dimana


ketika seorang arsitek merancang bangunan tidak luput dari
pemahaman mengenai lingkungan sekitar, budaya dan adat istiadat
pada hasil rancangannya, sehingga, desain rancangan Training
Center Persib Bandung menggunakan konsep perancangan Silih
Asah, Silih Asih dan Silih Asuh sebagai dasar perancangan.

5.2 Rencana Tapak

5.2.1 Zoning

Gambar 5.1 : Lokasi Tapak


Sumber : Data Pribadi
A. Silih Asuh
Merupakan area komersial diman terdapat kantor
pengelola, galeri, caffetaria, mechandise store Persib
Bandung dan Lapangan sepakbola untuk berlatih
B. Silih Asah
Merupakan Area lapangan sepakbola untuk
pertandingan Elit Pro Akademi, retail, tribun penonton
C. Silih Asih
Merupakan area asrama, pendidikan non-formal,
medical center, kolam renang, sport sains dan
lapangan futsal indoor.

5.2.2 Gubahan Massa


Pendekatan pada gubahan massa
mempertimbangkan beberapa hal yaitu :

 Mendukung interaksi
 Mendukung kegiatan pengelola dalam pengawasan
 Pencapain lebih mudah
 Memenuhi persyaratam pemerintah dan keselarasan
lingkungan sekitar.

Gambar 5.2: Bentukan Massa Bangunan


Sumber : Data Pribadi

Gambar 5.3 : Bentukan Massa Bangunan


Sumber : Data Pribadi
5.2.3 Aksesibilitas
Pencapaian dalam aksesibilitas pada Training Center
Persib Bandung berada pada jalan Raya Gadebage yang
berfungsi sebagai entrance dan main entrance terhadap
kawasan dan pada bagian utara kawasatan terdapan
entrance untuk menyikapi akses pada stadion GBLA (Gelora
Bandung Lautan Api) sedangkan pada bagian barat
kawasan terdapat entrance pada akses jalan Tol berfungsi
sebagai jalan untuk tim lawan tanding guna menghindari
tindakan kekerasan dan provokasi terhadap tim lawan
tanding ditunjukan pada gambar : 4.34 dengan warna
merah.

Gambar 5.4 : Akesibiltas Pada Kawasan


Sumber : Data Pribadi

5.2.4 Sirkulasi
Sirkulasi pada kawasan Training Center Persib
Bandung Maemiliki 2 mainentrance dan 1 jalan exit pada
bagian selatan dikarenakan pada bagian selatan hanya
dapat dilalui kendaraan 1 jalur saja serta digunakan sebagai
jalan aksen servis saja, sehingga tidak menganggu sirkulasi
jalan Raya Gedebage dan masyarakat umum kawasan
sekitar.

5.2.5 Parkir
Parkir pada Fasilitas Training Center Persib Bandung
tidak mengunakan basement melainkan kantung parkir yang
tersedia di beberapa zona dengan total jumpak parkir
kendaraan 120 mobil, 800 motor dan 15 bus dan mampu
menjadi kantung parkir cadangan untuk stadion GBLA ketika
saat pertandingan resmi Liga Indonesia sehingga tidak ada
lagi parkir dipinggir jalan dan menjadi nilai tambah materil
bagi pemasukan untuk pngelolaan klub Persib Bandung.

5.2.6 Vegetasi
Vegetasi pada tapak tidak hanya ada pada setiap sisi
tapak melainkan pada bagian sirkulasi tapak serta pada sisi
lapang berfungsi untuk menciptakan suasana sejuk dan asri,
dimana para pemain dan masyarakat umum akan dapat
merasakan kenyamanan ketika berada pada kawasan tapak.

5.3 Bangunan

5.3.1 Desain Massa Bangunan

Gambar 5.5 : Perspektik Eksterior keseluruhan Tapak 1


Sumber : Data Pribadi
Gambar 5.6: Perspektik Eksterior keseluruhan Tapak 2
Sumber : Data Pribadi

Gambar 5.7 : Perspektik Eksterior keseluruhan Tapak 3


Sumber : Data Pribadi

Gambar 5.8 : Perspektik Eksterior keseluruhan Tapak 4


Sumber : Data Pribadi
5.3.2 Sirkulasi
Sirkulasi yang digunakan pada Training Center Persib
Bandung ini memiliki 1 mainentrance utama yang berada
pada jalan Raya Gadebage, semua akses masuk berada
pada bagian depan tapak bertujuan untuk menjaga
keamanan dan keselamatan para pengguna serta
masyarakat sekitar, 1 akses servis yang memiliki 1 jalur
untuk keluar dari tapak tidak dapat dijadikan entrance agar
tidak menggagu sirkulasi kendaraan pada jalan utama tapak.

5.3.3 Landskap
Landskap pada Training Center Persib Bandung
memiliki plaza dan ruang terbuka hijau yang dilengkapi
dengan fasilitas untuk masyarakat umum pada bangunan
area pengelola diharapkan masyarakat dan pengguna
menikmati kenyamanan dengan meciptakan suasan yang
tenang dan asri saat berda pada tapak.

Anda mungkin juga menyukai