Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut International Council Of Sport and Physical Education, Olahraga
merupakan suatu kegiatan jasmani dan rohani yang memiliki unsur pola
permainan dan diisi dengan perjuangan melawan diri sendiri dan orang lain
(Jhon, Deirant Handbook of Sport Council and Recreational Building Design)
Sport center dalam Bahasa Indonesia biasa disebut dengan Gelanggang
Olahraga. Gelanggang Olahraga berasal dari kata ‘gelanggang’ dan ‘olahraga’.
Gelanggang memiliki pengertian ruang atau lapangan tempat meyabung ayam,
tinju, berpacu, berolahraga, dan sebagainya sedangkan olahraga adalah gerak
badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Pengertian dari Gelanggang
Olahraga adalah ruang atau lapangan yang digunakan sebagai tempat/media
untuk menggerakkan badan dengan tujuan untuk menguatkan dan
menyehatkan tubuh.(sumber: e-journal.uajy.ac.id).
Pusat olahraga adalah bangunan yang menampung berbagai olahraga di ruang
tertutup atau terbuka. Di negara maju, sarana dan prasarana yang dimiliki juga
mencakup unsur penunjang seperti fasilitas rekreasi, fasilitas komersial (ritel)
dan restoran.(dalam Bayu Murti Hidayat,2022)

Sport center berfungsi sebagai sarana pembinaan dan peningkatan prestasi


olahraga dan daya apresiasi olahraga terhadap masyarakat, sehingga tercipta
iklim yang baik bagi kehidupan olahraga. (sumber: e-journal.uajy.ac.id)
Beberapa fasilitas yang ada di Sport Center yaitu:
Fasilitas olahraga utama : Lapangan bulutangkis, Tenis, Futsal, Bola Voli,
Basket, Tempat kebugaran(Gym), Kolam renang dan sebagainya.
Fasilitas pendukung : Tribun, Ruang pengelola, Ruang pemain, toilet,ruang
medis,ruang mesin, loket,ruang peralatan olahraga.
Fasilitas Penunjang : Parkir,area hiburan,retail,café,tempat ibadah,minimarket
dan area edukasi

Pemerintah Kota Padang Panjang sedang membangun Sport Center yang dapat
menampung kegiatan olahraga. Sport Center sendiri merupakan sebuah
bangunan yang terdiri dari ruang-ruang yang didalamnya terdapat fasilitas
unutk melakukan aktifitas olahraga. Bukan hanya kegiatan olahraga
pemerintah Kota Padang Panjang juga ingin menjadikan Sport Center sebagai
salah satu Wisata rekreasi yang ada di Kota Padang Panjang.

Maksud dilakukannya penelitian ini untuk merencanakan dan merancang Sport


Center di Kota Padang Panjang. Perencanaan dilakukan untuk merancang
bangunan Sport Center yang dapat mewadahi kegiatan olahraga dan rekreasi
masyarakat di Kota Padang Panjang.

1.1.1 Isu dan Permasalahan


1. Perencanaan Sport Center merupakan visi dan misi dan RPJMD Kota
Padang Panjang 2018-2023.
2. Kelompok atau klub olahraga dengan peminat yang banyak namun
untuk latihan hanya menggunakan fasilitas kota dan nagari yang
seadanya.

1.1.2 Data dan Fakta


port Center (SC) yang bakal dibangun di Sago, Kelurahan Ngalau, Kecamatan
Padang Panjang Timur (PPT) bukan hanya sekadar sarana olahraga, tapi juga
sebagai tempat pelatihan dan pendidikan atlet. Diceritakan Maiharman(Dinas
Pemuda Olahraga dan Pariwisata),SC masuk dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018-2023. Upaya pembangunan SC
dimulai pada 2019, melalui kajian. Dari kajian itu SC layak dibangun di Kota
Padang Panjang. (sumber:sumbar.antaranews.com)
1. Perencanaan masuk ke dalam RPJMD Kota Padang Panjang 2018-2023.
2. Masuk ke dalam visi jangka panjang Kota Padang Panjang 2005-2025. Yaitu
“Kota yang Maju, Lestari dan Islami”(sumber:sumbar.antaranews.com)
3. Luas lahan Sport Center 5,7 hektare.
Adapun faktanya yaitu proyek Sport Center di Kota Padang Panjang sedang
berlansung hingga saat ini.
4. Lokasi perencanan Sport Center terletak di belakang Dinas Pendidikan Kota
Padang Panjang.

1.2 Rumusan Masalah


a. Permasalahan Non-Arsitektural
1. Bagaimana upaya agar Sport Center menjadi sebuah ikon baru Kota
Padang Panjang?
2. Bagaimana Sport Center dapat memberikan kenyamanan warga dalam
melakukan kegiatan olahraga ?
b. Permasalahan Arsitektural
1. Bagaimana merencanakan dan merancang desain Sport Center Kota
Padang Panjang?
2. Bagaimana cara merencanakan dan merancang pola ruang serta
pembagian fungsi ruang Sport Center?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Merencanakan dan merancang sport centre dengan pendekatan
Intelligent Building dengan fasilitas,sirkulasi dan akses yang dapat
memberikan kenyamanan dan tata ruang yang baik guna mendukung
konsentrasi dan kenyamanan para pengunjung maupunt atlet.
2. Memberikan rekomendasi gagasan perencanaan dan perancangan yang
mampu menjadi sarana peningkatan bakat dan prestasi dari masyarakat
yang ingin berolahraga serta sebagai bentuk kemajuan pembangunan di
bidang olahraga di Kota Padang Panjang.

1.4 Sasaran Penelitian


Sasaran yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah terwujudnya Sport Center
sebagai sebuah sarana dan prasarana olahraga yang mampu mewadahi kegiatan
latihan, pertandingan, hingga menjadi sarana peningkatan prestasi maupun
bakat dari masyarakat yang ingin berolahraga.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan
teori,konsep,ide,dan kebaruan yang digunakan dalam penelitian ini.
2. Penulis dan pembaca penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana yang
bermanfaat dalam menerapkan konsep dan teori yang digunakan pada
penelitian.

1.6 Ide Kebaruan


Pada perencanaan dan perancangan menggunakan pendekatan Intelegent
Bulding .
Menurut Dinan Nafindro dan Dyah dalam(Emran,2022)adalah sebuah system
intergrasi antara teknologi dengan instalasi pada sebuah bangunan yang
memungkinkan Sebagian besar perangkat pada fasilitas bangunan dapat
dirancang sesuai dengan kebutuhan, keinginan serta control otomatis yang
terpusat atau dapat dikatakan IBMS (Integrated Building Management
System).

1.7 Keaslian Penelitian

No Universitas Nama Tahun Judul Pembahasan

1 Universitas Hardiansyah 2023 Analisis masih terdapat beberapa aspek yang


Malikussaleh Samosir kenyamanan visual belum sesuai dengan SNI yang telah
pada Gedung ditetapkan. GOR PT. Arun masih
Olahraga (studi memiliki kekurangan dari segi
kasus :GOR PT. pencahayaan dan fasilitas pengguna
Arun sehingga dapat mempengaruhi
Lhokseumawe) kenyamanan visual pengguna.

2 Universitas Subandrio Sport Center di Fungsi olahraga digabungkan dengan


Sam Ratulangi La Masrin, Kota Maba, tempat olahraga yang berfungsi
Maluku Utara sebagai penunjang berolahraga dan
latihan sebelum memulai kegiatan
berolahraga yang sesuai dengan
kebutuhan yang ada di Kota Maba,
Kabupaten Halmahera Timur.

3 Universitas Aldyo Rizal 2022 Sport Center yang Meningkatkan kualitas para atlit
Tunas Kusuma Rekreatif dan dengan membangun fasilitas olahraga
Pembangunan Edukatif di Kota yang representative
Surakarta Metro Lampung

1.8 Ruang Lingkup Pembahasan


Lingkup pembahasan perencanaan ini berfokus pada ilmu arsitektur sehingga
konsep perencanaan dan rancangan bangunan yang dapat mewadahi kegiatan
latihan, pertandingan, hingga menjadi sarana peningkatan prestasi maupun
bakat dari masyarakat yang ingin berolahraga.
1.8.1 Ruang Lingkup Kawasan
Daerah perencanaan dan rancangan Sport Center ini terletak di Sago,Kelurahan
Ngalau, Kecamatan Padang Panjang Timur.

Gambar 1.1: Ruang lingkup pembahasan


(sumber:Google Earth,diakses 23 Oktober 2023)

1.8.2 Ruang Lingkup Substansional


Ruang lingkup substansional dari penelitian ini didapatkan dari aktivitas-
aktivitas yang dapat mendukung proses pengambilan data primer. Kegiatan
tersebut meliputi survey lapangan, wawancara, menganalisa kebutuhan ruang
dan aktivitas pelaku, analisa ruang luar dan ruang dalam, dan mengembangkan
konsep desain.

1.9 Sistematika Pembahasan


Sistematika dalam penulisan dan pembahasan penelitian ini terdiri dari 6 bab
yaitu :
1. BAB I PENDAHULUAN.
Membahas tentang latar belakang, isu dan fakta, rumusan masalah,
tujuan penelitian, sasaran penelitian, ruang lingkup pembahasan, ide
kebaruan, keaslian penelitian dan sistematika pembahasan.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.
Berisikan tentang tinjauan teori, analisa preseden, analisa jurnal,
penekanan tema yang digunakan, dan berbagai studi literatur yang
berkaitan dengan topik yang dibahas.
3. BAB III METODE PENELITIAN.
Membahas tentang pendekatan penelitian, teknik penelitian, subjek
penelitian, dan waktu penelitian.
4. BAB IV TINJAUAN KAWASAN PERENCANAAN
Membahas tentang data primer dan sekunder yang telah diperoleh
dengan menggunakan pendekatan dan teknik penelitian yang telah
diterapkan.
5. BAB ANALISA
Membahas tentang analisa-analisa mengenai ruang luar, ruang dalam
dan bangunan.
6. BAB VI KONSEP PERANCANGAN
Membahas mengenai konsep dan gagasan yang diterapkan secara
mikro maupun makro.
7. BAB VII PERENCANAAN TAPAK
Membahas tentang perencanaan tapak yang didapat setelah melakukan
analisa terhadap tapak.
8. BAB VIII PENUTUP
Bab yang berisikan kesimpulan dan saran dari penelitian yang
dilakukan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. SPORT CENTRE


3.1.1. Pengertian Sport Centre
Olahraga yaitu suatu aktivitas yang mengasah pada kemampuan fisik maupun
otak. Olahraga dapat dikaitkan dengan Gerak badan untuk menguatkan dan
menyehatkan tubuh (Afriyanto, 2020) sedangkan, center yaitu pusat yang
berada di tengah atau bagian suatu tempat, yang menunjukkan satu titik benda
pada tempat tertentu yang menjadi pusat kegiatan olahraga dan dilengkapi
dengan fasilitas penunjang.(dalam Nur Indah Rokhana Ruslan dkk,2022;106)
Menurut buku Design for Sport (A. Perin Gerald, 1981), Sport Center adalah
sebuah perluasan dari skala tertentu yang dapat diasosiasikan dengan satu sport
hall yang menyediakan fasilitas lainnya yang berguna bagi masyarakat. Sport
Center dapat berupa gedung olahraga yang mewadahi kegiatan olahraga baik
kegiatan latihan, rekreasi, maupun kompetitif.(dalam Lasuna A dkk,2023;43)

3.1.2. Fungsi Sport Centre


Sport Center dapat mewadahi kegiatan olahraga yang baik untuk latihan,
rekreasi maupun kompetitif dalam olahraga, terdapat beberapa kategori yang
sering dilakukan dan beberapa fungsi dalam Sport Center yang mendukung
kegiatan dalam berolahraga. Kompetisi / prestasi, yang digunakan untuk
pertandingan atau perlombaan, dan Sport Center ini memiliki standar dan
ukuran yang sudah ditetapkan dan memiliki kapasitas jumlah penonton.
Rekreasi, yaitu area olahraga yang digunakan untuk bersenang-senang atau
menghibur bagi masyarakat. Area olahraga ini bersifat lebih santai dan tidak
memiliki standar dan biasanya tidak memiliki tribun untuk penonton juga tidak
diwajibkan memiliki menggunakan standar dan ketentuan (Putra G. A,
2020.dalam Nur Indah Rokhana Ruslan dkk,2022;106)
3.1.3. Klasifikasi Gedung Olahraga
Menurut Standar Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga
yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum, gelanggang olahraga
dibagi menjadi 3 tipe.
A. Gelanggang Olahraga Tipe A
Merupakan gelanggang olahraga yang dalam penggunaan melayani
wilayah Provinsi/Daerah Tingkat 1.
B. Gelanggang Olahraga Tipe B
Merupakan gelanggang olahraga yang dalam penggunaan melayani
wilayah Kabupaten/Kotamadya.
C. Gelanggang Olahraga Tipe C
Merupakan gelanggang olahraga yang dalam penggunaan hanya
melayani wilayah Kecamatan.
Klasifikasi pada gelanggang olahraga direncanakan dengan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:
a. Jenis cabang olahraga dan ketentuan standar lapangan untuk pertandingan
dan latihan tercantum pada tabel berikut :
Table 1.1 Klasifikasi dan Penggunaan Bangunan Gedung Olahraga
Jumlah Minimal Lapangan
Jumlah Pertandingan
Klasifikasi Minimal Keterangan
Cabang Internasional / Latihan
Olahraga Nasional

Tipe A 1. Bola Basket 1 Buah 3 Buah Untuk cabang


olahraga lain
2. Bola Voli 1 Buah 4 Buah
masih
3. Bulutangkis 4 Buah 6-7 Buah dimungkinkan
penggunaanya
4.Tenis 1 Buah 1 Buah
sepanjang
Lapangan ketentuan
ukuran
minimalnya
Tipe B 1. Bola Basket 1 Buah - masih dapat
dipenuhi.
2. Bola Voli 1 Buah 2 Buah
3 Buah
3. Bulutangkis -

Tipe C 1. Bola Basket - 1 Buah


2. Bola Voli 1 Buah -

Sumber : Standar Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung


Olahraga,2020
b. Kapasitas penonton gelanggang olahraga harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
Tabel 1.2 Kapasita Penonton Gedung Olahraga
Klasifikasi Gelanggang Olahraga Kapasitas Penonton
Tipe A 3.000 - 5.000
Tipe B 1.000 - 3.000
Tipe C 1.000
Sumber : Standar Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung
Olahraga,2020
c. Ketentuan ukuran efektif matra ruang gedung olahraga :
Table 1.3 Ukuran Minimal Matra Ruang Gedung Olahraga
Ukuran Minimal
Panjang Lebar Tinggi Langit- Tingi langit-
Klasifikasi (termasuk (termasuk langit langit daerah
daerah bebas) daerah bebas) permainan bebas
Tipe A 50 30 12,5 5,5
Tipe B 32 22 12,5 5,5
Tipe C 34 16 9 5,5
Sumber : Standar Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung
Olahraga,2020

3.1.4. Tinjauan Prinsip Arsitektur Objek


Proses mendesain dan merencanakan gedung olahraga mempunyai syarat dan
ketentuan khusus. Instansi keolahragaan pemerintah telah menetapkan ukuran
dan dimensi untuk standar keolahragaan nasional maupun internasional yang
bersifat rekreasi untuk pembangunan gedung olahraga.
(dalam e-journal.uajy.ac.id , 2020;26) http://e-journal.uajy.ac.id.)
Pertimbangan utama dalam mendesain gedung olahraga atau fasilitas lainnya
yaitu :
1) Lokasi yang didukung dengan sarana transportasi.
2) Keterpaduan antara ruang olahraga dan fasilitas olahraga.
3) Keterkaitan dengan lingkungan.
4) Area parkir yang dapat mewadahi kendaraan secara maksimal.
5) Kontrol banjir penonton/arus manusia yang keluar pada saat bersamaan
harus jelas sehingga meminimalisir kerusuhan.

3.1.5. Persyaratan Perencanaan Sport Centre


Standar gedung olahraga telah ditentukan oleh lembaga-lembaga, baik nasional
maupun internasional, yang berwenang mengurusi masalah olahraga.
Persyaratan standar gedung olahraga di Indonesia sudah dibakukan ke dalam
Standar Nasional Indonesia. (dalam e-journal.uajy.ac.id , 2020;27) http://e-
journal.uajy.ac.id.)
Standar tersebut antara lain:
1. Tata Cahaya
Tingkat penerangan, pencegahan silau, serta sumber cahaya lampu harus
memenuhi ketentuan berikut:
a) Tingkat penerangan horizontal pada area 1 meter di atas permukaan
lantai untuk semua tipe bangunan gedung olahraga:
• Latihan dibutuhkan minimal 200 lux.
• Pertandingan dibutuhkan minimal 300 lux.
• Pengambilan video dokumentasi dibutuhkan minimal 1000 lux
b) Penerangan buatan dan penerangan alami tidak boleh menimbulkan
penyilauan bagi para pemain.
c) Pencegahan silau akibat matahari harus sesuai dengan SK SNI T-05-
1999-F tentang Pencahayaan pada Bangunan
d) Sumber Cahaya lampu atau bukaan harus diletakkan dalam satu area
pada lagit-langit sedemikian rupa sehingga sudut yang terjadi antara
garis yang dihubungkan sumber Cahaya tersebut dengan titik terjauh
area setinggi 1,5 m garis horizontalnya minimal 30.
e) Apabila gedung olahraga digunakan untuk menyelenggarakan lebih
dari satu kegiatan cabang olahraga, maka untuk masing-masing
kegiatan harus tersedia tata lampu yang sesuai untuk kegiatan yang
dimaksud.
f) Apabila menggunakan tata Cahaya buatan, harus disediakan generator
set yang kapasitas daya minimun 60% dari terpasang, generator set
harus dapat bekerja maksimun 10 detik pada saat aliran PLN padam.
2. Tata Warna
Koefisien refleksi dan tingkat warna lanagit-langit, dinding dan lantai harus
memenuhi ketentuan seperti berikut :
No Komponen Koefisien dan Refleksi Tingkat Warna
1 Langit-Langit 0,5 - 0,7 Cerah
2 Dinding Dalam Arena 0,4 - 0,6 Sedang
3 Lantai Arena 0,1 - 0,4 Agak Gelap
Sumber : Standar Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung
Olahraga,2020
3. Tata Suara
Tingkat kebisingan lingkungan maksimal yang diizinkan adalah 25db.
4. Tata Udara
Tata udara dapat menggunakan ventilasi alami atau ventilasi mekanis, serta
harus memenuhi ketentuan berikut ini :
a. Apabila menggunakan ventilasi alami, maka harus memenuhi:
1) Luas bukaan minimum adalah 6% dari luas lantai efektif.
2) Peletakan ventilasi alami harus diatur mengikuti pergerakan udara
silang.
b. Apabila menggunakan ventilasi buatan, maka harus memenuhi:
1) Volume pergantian udara minimum sebesar 10-15 m3 /jam/orang.
2) Alat ventilasi buatan tidak menimbulkan kebisingan di dalam arena
dan tempat penonton.
5. Komponen Bangunan
A. Tribun
Tipe tribun terbagi menjadi dua tipe, yaitu tribun lipat dan tribun
tetap. Jarak antara pagar dengan tribun terdepan minimal 120 cm.
Tribun khusus penyandang cacat diletakkan di bagian paling depan
atau paling belakang dari tribun penonton. dengan lebar tribun
minimal 1,40 m untuk kursi roda ditambah selasar dengan lebar
minimal 0,9 m.
B. Tempat duduk
1) Ukuran tempat duduk VIP
Lebar : 0,5 m – 0,6 m
Panjang : 0,8 m – 0,9 m
Tata letak tempat duduk diantara 2 gang maksimal 14 kursi,
bila satu sisi berupa dinding maksimal 7 kursi.
2) Ukuran tempat duduk biasa
Lebar : 0,4 m – 0,5 m
Panjang : 0,8 m – 0,9 m
Tata letak tempat duduk diantara 2 gang maksimal 16 kursi,
bila satu sisi berupa dinding maksimal 8 kursi.
3) Setiap 8`10 deret terdapat koridor.
4) Penempatan gang dihindarkan dari terbentuknya perempatan
C. Tangga.
Tangga harus memiliki ketentuan sebagai berikut :
1) Jumlah anak tangga minimal 3 buah, maksimal 16 buah; bila
anak tangga diambil lebih besar dari 16, harus diberi bordes
dan anak tangga berikutnya harus berbelok terhadap anak
tangga dibawahnya.
2) Lebar tangga minimal 1,10 m, maksimal 1,80 m bila lebar
tangga diambil lebih
3) besar dari 1,80 m, harus diberi pagar pemisah pada tengah
bentang.
4) 3) Tinggi tanjakan tangga minimal diambil 15 cm, maksimal
17 cm.
5) 4) Lebar injakan tangga minimal diambil 28 cm, maksimal
30 cm.
D. Lantai
Lantai harus memiliki ketentuan yaitu :
1) Lantai harus stabil, kuat dan kaku, serta tidak mengalami
perubahan bentuk atau lendut, selama dipakai.
2) Lantai harus mampu menerima beban kejut dan beban
gravitasi minimal 400kg/m2
Permukaan lantai harus terbuat dari bahan yang bersifat
elastis.
3) Permukaan lantai harus rata tanpa ada celah sambungan.
4) Permukaan lantai harus tidak licin.
5) Permukaan lantai harus tidak mudah aus.
6) Permukaan lantai harus dapat memberikan pantulan bola
yang merata.
E. Dinding arena.
Dinding olahraga dapat berupa dinding pengisi atau dinding pemikul
beban, serta harus memenuhi ketentuan yaitu:
1) Konstruksi dinding harus kuat menahan benturan dari
pemain atau pun bola.
2) Permukaan dinding pada arena harus rata, tidak boleh ada
tonjolan tonjolan, dan tidak boleh kasar.
3) Bukaan-bukaan pada dinding kecuali pintu, minimal 2 m di
atas lantai.
4) Sampai pada ketinggian dinding 2m tidak boleh ada
perubahan bidang, tonjolan atau bukaan yang tetap.
5) Harus dihindari adanya elemen-elemen atau garis-garis yang
tidak vertikal atau tidak horizontal, agar tidak menyesatkan
jarak, lintasan dan kecepatan bola, bagi para atlet.
F. Pintu, penerangan dan ventilasi
Pintu, penerangan dan ventilasi gedung olahraga harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
1) Lebar bukaan pintu minimal 1,10 m.
2) Jarak pintu satu dengan lainnya maksimal 25 m.
3) Jarak antara pintu dengan setiap tempat duduk maksimal
18m.
4) Pintu harus membuka ke luar, pintu dorong tidak boleh
digunakan.
5) Bukaan pintu pada dinding arena tidak boleh mempunyai sisi
atau sudut yang
6) tajam dan harus dipasang rata dengan permukaan dinding
atau lebih ke dalam.
7) Letak bukaan, dan ukuran bukaan ventilasi dan atau
penerangan harus diatur
8) tidak menyilaukan pemain

3.1.6. Jenis Olahraga


jenis-jenis olahraga pada Sport Centre yaitu :
1. Futsal
a. Ukuran lapangan futsal :
➢ Panjang Lapangan futsal: 25-43 m.
➢ Lebar Lapangan futsal: 15-25 m
b. Garis batas lapangan futsal :
➢ Garis selebar 80 cm, yaitu garis sentuh di sisi, garis
gawang di ujung-ujung, dan garis melintang tengah
lapangan. Garis 3m lingkaran tengah.
c. Ukuran daerah penalty :
➢ Busur berukuran 6m dari masing-masing tiang gawang.
d. Titik penalty 6m dari titik tengah garis gawang :
➢ Titik penalti kedua 10 m dari titik tengah garis gawang.
e. Zona pergantian permainan futsal :
➢ Daerah 5m (5 m dari garis tengah lapangan) pada sisi
tribun dari pelemparan.
f. Ukuran gawang futsal :
Tinggi gawang Futsal 2m dan lebar gawang futsal 3m.

Gambar 2.1 standar ukuran lapangan futsal


(Sumber : Google.com/images, diakses 27 Oktober 2023)

2. Basket.
Lapangan

Gambar 2.2 Standar ukuran lapangan basket


(Sumber : Google.com/images, diakses 27 Oktober 2023)
a. Ukuran lapangan basket standar nasional :
➢ Panjang 28,5 m.
➢ Lebar 15 m.
b. Ukuran lapangan basket standar internasional :
➢ Panjang 26 m.
➢ Lebar 14 m.
➢ Terdapat 1 buah lingkaran di tengah lapangan dan 2
setengah lingkaran di tiap zona free throw yang memiliki
jari-jari 1,80 meter.
c. Papan pantul :
➢ Papan pantul bagian luar: Panjang 1,80 m dan Lebar 1,20 m.
➢ Papan pantul bagian dalam: Panjang 0,59 m. dan Lebar 0,45
m.
➢ Jarak lantai sampai ke papan pantul bagian bawah adalah
2,75 m. Sementara jarak papan pantul bagian bawah sampai
ke ring basket adalah 0,30 m. Ring basket memiliki panjang
yaitu 0,40 m, sedangkan jarak tiang penyangga sampai ke
garis akhir adalah 1 m.
➢ Panjang garis tengah lingkaran pada lapangan basket adalah
1,80 m dengan ukuran lebar garis yaitu 0,05 m. Panjang
garis akhir lingkaran daerah serang yaitu 6 m, sedangkan
panjang garis tembakan hukuman yaitu 3,60 m.
3. Voli
Lapangan voli pada umumnya berbentuk persegi panjang dimana
memiliki panjang 18 m dan lebar 9 m.
a. Ukuran garis batas lapangan voli yaitu :
➢ Untuk semua garis batas lapangan garis tengah serta garis
daerah serang adalah 3 m.
➢ Garis batas sendiri memberikan tanda batas menggunakan
tali kayu cat atau kapur dan kertas yang mana lebarnya tidak
lebih dari 5 cm.
b. Ukuran lapangan voli masing-masing tim:
➢ Lapangan permainan voli tersebut dibagi menjadi 2 bagian
yang mana luasnya adalah 9m x 9 m.
c. Ukuran daerah servis voli:
➢ Daerah servis merupakan sebuah area seluas 9 m di
belakang setiap garis akhir dimana garis tersebut dibatasi
oleh dua buah garis pendek dengan panjang 15 cm yang
dibuat 20 cm di belakang garis akhir sebagai kepanjangan
dari garis samping.
d. Ukuran net dalam permainan bola voli:
➢ Untuk jaring atau net dalam permainan bola voli ukurannya
tidak boleh lebih dari 9,5m. dengan lebar 1m dimana mata
jaring berukuran 10x10 cm.
➢ Untuk tinggi net putra setinggi 2,43m sedangkan untuk
putri setinggi 2,24m pada tepian atas jaring atau net terdapat
sebuah pita putih selebar 5cm.

Gambar 2.3 Standar ukuran lapangan bola voli


(Sumber : Google.com/images, diakses 27 Oktober 2023)

4. Bulutangkis
a. Lapangan
Gambar 2.4 Standar ukuran lapangan Bulutangkis
(Sumber : Google.com/images, diakses 27 Oktober 2023)

b. Ukuran lapangan partai tunggal (1 pemain):


➢ Panjang 11,88 m.
➢ Lebar 5,18 m.
➢ Luas 61,6 m².
➢ Tinggi tiang net 1,55 m.
➢ Tinggi atas net 1,52 m.
➢ Jarak net ke garis servis 1,98 m.
➢ Jarak garis servis ke sisi lapangan luar 3,96 m.
c. Ukuran lapangan partai ganda (2 pemain):
➢ Panjang 13,40 m.
➢ Lebar 6,10 m.
➢ Luas 81,4 m².
➢ Tinggi tiang net 1,55 m.
➢ Tinggi atas net 1,52 m.
➢ Jarak net ke garis servis 1,98 m.
➢ Jarak garis servis ke sisi lapangan luar 4,72 m.
Gambar 2.5 Area lapangan Bulutangkis
(Sumber : Google.com/images, diakses 27 Oktober 2023)

5. Tenis Lapangan
Tenis Lapangan merupakan olahraga permainan bola kecil dengan raket yang
bertujuan memukul bola melewati net pada sebuah lapangan persegi panjang.
Permainan ini bisa dilakukan oleh dua pemain (pertandingan tunggal) atau
empat pemain (pertandingan ganda).
a. Lapangan.

Gambar 2.6 Standar ukuran lapangan Tenis Lapangan


(Sumber : Data Arsitek,Jilid 2;159, diakses 27 Oktober 2023)

b. Ukuran Lapangan.
➢ Permainan Ganda : 10,97 x 23,77m
➢ Permainan tunggal : 8,23 x 23,77m
➢ Tempat gerak di samping : ≥ 3,65m
➢ Tempat gerak di samping turnamen : 4,00m
➢ Tempat gerak di samping panggung : ≥ 6,40m
➢ Antara dua tempat : 7,30m
c. Ukuran Net Tenis Lapangan
➢ Tinggi net di tengah : 91cm
➢ Tinggi net pada tiang : 1,06m
➢ Tinggi kisi penangkapan : 4,00m

Gambar 2.7 Standar ukuran lapangan Tenis Lapangan


(Sumber : Google.com/images, diakses 27 Oktober 2023)

6. Tenis meja
menurut Anne Nelistya (2007:3) mengatakan bahwa tenis meja adalah
permainan bola kecil yang di mainkan di atas meja. Bola di pukul
dengan raket yangdi sebut bat. Tenis meja dapat di mainkan oleh dua
atau empat orang. Permainan ini berlangsung cepat dan membutuhkan
konsentrasi tinggi. (Yusro et al., 2022, dalam Witri Suwanto 2023)
a. Lapangan

Gambar 2.8 Standar ukuran lapangan Tenis Meja


(Sumber : Data Arsitek,Jilid 2;186, diakses 27 Oktober 2023)

b. Persyaratan ruangan.
➢ Hanya dalam ruangan.
➢ Bidang meja mendatar, hijau redup dengan batas garis
putih.
c. Ukuran Meja
➢ Tinggi meja : 76cm
➢ Tebal pelat meja : ≥ 2,5cm
➢ Untuk meja dengan pelat serat semen dengan tebal : 20mm
➢ Kekerasan meja disesuaikan sehingga bola normal tinggi
30cm dengan terpantul setinggi ± 23cm
d. Ukuran Net Tenis Meja
➢ Panjang net (dalam lapangan permainan) : 183cm
➢ Tinggi net (secara keseluruhan) : 15,25cm
➢ Kotak lapangan : permainan (dengan dinding-dinding
setinggi 60-65cm) ≥ 6 x 12 besarnya.
➢ Internasional 7x14 m,yang dibelakangnya adalah penonton.

Gambar 2.8 Bentuk dan ukuran lapangan Tenis Meja


(Sumber:https://kumparan.com/info-sport/ukuran-lapangan-tenis-meja-
berdasarkan-standar-internasional-1wOYgbOnRZq, diakses 27 Oktober 2023)

7. Fitness Center / Pusat Kebugaran


Pusat kebugaran atau yang akrab dikenal dengan fitness centre
merupakan sebuah tempat yang menyediakan fasilitas olahraga dan
program pelatihan kebugaran.
Pekik (2000) mengatakan bahwa pusat kebugaran merupakan tempat
untuk melakukan olahraga dari yang tidak menggunakan alat hingga
yang menggunakan alat olahraga mahal dan canggih dengan tujuan
yang beragam, diantaranya untuk kesehatan dan prestasi. Tidak hanya
fasilitas dan peralatan yang lengkap saja, sebuah pusat kebugaran juga
biasanya menyediakan jasa instruktur atau pelatih profesional untuk
mendampingi dan mengajari pengunjung olahraga yang benar dan
baik.(elibrary.unikom.ac.id)
Contoh sebuah ruang kondisi dengan luas 200m2

Gambar 2.8 Takaran alat di ruang fitness dengan luas kira-kira 200m2
(Sumber : Data Arsitek,Jilid 2;157, diakses 27 Oktober 2023)
3.1.7. Fasilitas Pendukung Sport Centre
1. Ruang Primer.
a. Tribun.
b. Ruang pengelola.
2. Ruang Sekunder.
a. Ruang Pemain.
b. Ruang Teknis.
c. Toilet Umum.
d. Ruang pelatih dan wasit
e. Ruang medis.
f. Ruang mesin.
g. Loket.
h. Gudang.
i. Ruang pengunjung.
➢ Area parkir
➢ Retail
➢ Café dan restoran
➢ Tempat ibadah
➢ Area hiburan
➢ Minimarket

2.2. Pendekatan Arsitektur Intelegent Building


2.2.1. Pengertian Intelegent Building
Bangunan dengan mengintegrasikan teknologi dan proses untuk menciptakan
fasilitas yang lebih aman, nyaman dan produktif bagi penghuninya, serta lebih
efisien secara operasional bagi pemiliknya.(Omar,2018)
Konsep bangunan cerdas adalah sebuah bangunan dengan bantuan
komputer (bersifat otomatis), dirancang secara terpusat untuk memastikan,
keselamatan, kenyamanan dan produktivitas bagi penghuninya serta efisiensi
energi, kenyamanan, dan komunikasi, dengan demikian meningkatkan
keberlanjutan jangka panjang dengan biaya operasional minimal. Oleh karena
itu, bangunan cerdas adalah kombinasi dari Arsitektur, Listrik, dan Bangunan
Umum dan penguasaan teknologi informasi untuk mencapai bangunan yang
fungsional, nyaman, dan aman yang mengurangi biaya seumur hidup. Dalam
pengertian yang paling umum, berarti sebuah bangunan dengan cara yang
tertentu dapat membaca lingkungannya, hingga merespon keadaan lingkungan
tersebut. Bangunan dapat menyesuaikan beberapa aspek interior atau
lingkungan luar sebagai tanggapan terhadap perubahan dalam beberapa aspek
lain dari lingkungan itu. Dengan gaya desain ini, maintenance akan cepat dan
dapat dihindari. (dalam Diana Ekasantosa,2019)
Dalam perencanaan intelligent building, semua peralatan atau utilitas
seperti kontrol HVAC, pencahayaan, daya, dan metering, kabel, dan lain
sebagainya sebaiknya di letakan atau dikelompokan pada ruang/ tempat
tertentu. Misalnya adalah inti bangunan, ruang bawah tanah, pada atap, dan
lain sebagainya yang sebaiknya sidatnya tersembunyi sehingga tidak memiliki
hubungan akses dengan masyarakat umum. (dalam Diana Ekasantosa,2019)

2.2.2. Prinsip-prinsip dasar dalam perencanaan Intelegent Building.


1. Efisiensi.
Tolak ukur keberhasilan suatu bangunan dalam menerapkan pendektan ini
adalah pengelolaan telah efisien.
2. Efektif.
Pemilihan alat tepat guna dan sesuai dengan yang dibutuhkan.
3. Kemudahan
Mudah dalam mengoperasikan, dan perawatan, serta system mudah untuk
ditiru dan dikembangkan ditempat lain.
4. Penerapan teknologi terbaru.
Penggunaan kebaharuan teknologi.

2.2.3. Komponen-komponen yang harus dipertimbangkan


1. Energy
Seiring dengan kemajuan teknologi, kebutuhan akan sebuah hunian
dengan dukungan teknologi informasi (TI) yang modern akan semakin
meningkat. Konsep ini mengoptimalkan sebuah bangunan dengan
penggunaan teknologi modern tingkat tinggi seperti menggunakan PLC
(programmable logic controllers) yang kemudian dihubungkan pada
beberapa komponen lain (sensor) yang digunakan untuk mengendalikan
hampir semua bagian dari bangunan.(dalam resza rachmadyanti,2019).
2. Lighting
Disebabkan sebagian besar kegiatan penghuni bangunan akan bisa
dilakukan secara otomatis tanpa campur tangan manusia.
Contoh yang paling mudah adalah menghidupkan lampu rumah pada
malam hari,mematikan beberapa sumber listrik yang tidak terpakai,dan
pengoptimalan penggunaan kamera untuk mengawasi kondisi semua
ruangan di suatu hunian.
Ini tentu sesuai dengan prinsip dan tujuan dari Intelegent building itu
sendiri, yaitu mengupayakan sebuah hunian yang terjaga akan
kemudahan,kenyamanan,keamanan,dan juga penghematannya.
3. Fire Alarm
Fire alarm dikenal memiliki 2 (dua) sistem, yaitu :
a. Sistem Konvensional
Menggunakan kabel isi dua untuk hubungan antar detector ke detector
dan ke Panel. Sistem konvensional hanya menginformasikan deteksi
berasal dari Zone atau Loop, tanpa bisa memastikan detector mana
yang mendeteksi, sebab 1 Loop atau Zone bisa terdiri dari 5 bahkan
10 detector, bahkan terkadang lebih.
b. System Addressable
Kebanyakan digunakan untuk instalasi Fire Alarm di gedung
bertingkat, seperti hotel, perkantoran, mall dan sejenisnya. Perbedaan
paling mendasar dengan sistem konvensional adalah dalam hal
Address (Alamat). Pada sistem ini setiap detector memiliki alamat
sendiri-sendiri untuk menyatakan identitas ID dirinya.Jadi titik
kebakaran sudah diketahui dengan pasti, karena panel bisa
menginformasikan deteksi berasal dari detector yang mana.
4. Monitoring
Sistem pemantau keamanan struktur stasioner otomatis merupakan
subsistem bangunan dan sistem kontrol struktur yang telah dikembangkan
sesuai dengan persyaratan yang berlaku dari standar yang sesuai. Hal ini
digunakan untuk mendeteksi transisi keadaan bangunan dari keadaan
operasional ke keadaan gagal, yang dapat menyebabkan kecelakaan fatal.
Sistem pemantau keamanan struktur memungkinkan untuk mendeteksi
secara tepat waktu perubahan kapasitas daya dukung tanah dan
mengungkapkan perubahan elemen struktural serta memberi tahu layanan
pemantauan tentang perubahan kritis dari struktur bangunan.
5. Façade
Fasad dalam hal ini adalah tampilan bangunan. Arsitektur fasad bangunan
memberi dampak yang jauh lebih baik. Dalam hal ini, fasad dan iklim
saling berpengaruh artinya saling menghubungkan lingkungan dalam dan
luar. Bagian dari udara, radiasi matahari, suara, dan kelembaban melalui
fasad mempengaruhi kualitas udara, suhu, kelembaban, dan tingkat suara,
dan karenanya mempengaruhi kesejahteraan manusia. Contohnya material
pintar yang digunakan pada fasad bangunan yang berkinerja tinggi seperti,
bahan tembus cahaya rendah sintetis yang digunakan dalam kaca jendela.
(Ar. Richa Malik Intelligent Building Facades, international Journal of
Civil Engineering and Technology,8,2017)

2.3. Review Jurnal


1. Dampak Kepuasan Kerja dan Kenyamanan Terhadap Kualitas Hidup
Pegawai Gelanggang Olah Raga
Judul Dampak Kepuasan Kerja dan Kenyamanan Terhadap Kualitas
Hidup Pegawai Gelanggang Olah Raga
Jurnal Ilmu Kesehatan Olahraga Int J Disabil.

Volume & Halaman Vol. 6 , hal 398-408

Tahun 2023

Penulis Muhammet Vapur

Reviewer Muhammad Ilham Dzurrahim (2010015111055)

Tanggal 27 Oktober 2023

Tujuan penelitian 1. Untuk menguji hubungan kepuasan kerja dan waktu


luang dengan kualitas hidup pegawai sport center.
2. Untuk mengeksplorasi pengaruh kepuasan kerja dan
waktu luang terhadap kualitas hidup staf pusat
olahraga.

Subjek penelitian Pegawai pusat olahraga

Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei relasional dan


Structural Equation Modeling (SEM) sebagai metode
penelitian kuantitatif. Data yang terkumpul dianalisis
menggunakan statistik deskriptif, analisis korelasi Pearson,
dan analisis regresi linier berganda untuk menguji hipotesis

Latar belakang penelitian Latar belakang penelitian ini adalah kepuasan kerja dan
kepuasan waktu luang merupakan faktor penting yang secara
signifikan dapat mempengaruhi kualitas hidup karyawan,
termasuk mereka yang bekerja di pusat olahraga.

Cara & alat mengukur Untuk mengukur penelitian, beberapa instrumen digunakan.
penelitian
Skala Kepuasan Kerja, dikembangkan oleh Brayfield &
Rothe (1951) dan disingkat oleh Judge et al. (1998),
digunakan untuk menilai kepuasan kerja.
Penelitian ini menggunakan beberapa alat pengukuran untuk
menilai konstruksi yang berbeda.
Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja dan
kepuasan waktu luang berpengaruh signifikan dan positif
terhadap kualitas hidup pegawai sport center
. Secara khusus, kepuasan fisik dan kepuasan estetika
ditemukan menjadi prediktor signifikan terhadap kualitas
hidup
. Selain itu, kepuasan pendidikan dan kepuasan sosial, yang
merupakan sub-dimensi kepuasan waktu luang, juga
ditemukan menjadi prediktor signifikan terhadap kualitas
hidup.
. Temuan ini menunjukkan bahwa meningkatkan kepuasan
kerja dan waktu luang dapat berkontribusi untuk
meningkatkan kualitas hidup karyawan pusat olahraga secara
keseluruhan

Kekuatan penelitian 1. Penelitian ini memiliki beberapa kekuatan yang


berkontribusi terhadap validitas dan reliabilitasnya.
Pertama, penelitian ini menggunakan alat pengukuran
yang sudah mapan seperti Skala Kepuasan Kerja.
2. penelitian ini menggunakan desain penelitian
kuantitatif, khususnya metode survei relasional dan
model persamaan struktural (SEM). Pendekatan ini
memungkinkan dilakukannya pemeriksaan hubungan
antar variabel dan memberikan analisis statistik untuk
menguji hipotesis.
3. penelitian ini melakukan analisis statistik secara
menyeluruh, meliputi statistik deskriptif, analisis
korelasi Pearson, dan analisis regresi linier berganda.

Kelemahan penelitain Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang harus


dipertimbangkan. Pertama, penelitian ini menggunakan
convenience sampling, yang mungkin membatasi generalisasi
temuan pada populasi karyawan pusat olahraga yang lebih
luas. Sampel dibatasi pada karyawan yang bekerja di pusat
olahraga swasta di Istanbul, yang mungkin tidak mewakili
pengalaman dan perspektif karyawan di wilayah atau jenis
pusat olahraga lain. Selain itu, penelitian ini tidak
mempertimbangkan faktor potensial lain yang dapat
mempengaruhi kualitas hidup, seperti karakteristik pribadi,
faktor organisasi, atau pemicu stres eksternal.

2. Pengelolaan dan Pemanfaatan Pusat Olahraga di Prishtina, Kosovo:


Perspektif Analisis SWOT
Judul Pengelolaan dan Pemanfaatan Pusat Olahraga di Prishtina,
Kosovo: Perspektif Analisis SWOT
Jurnal Jurnal Manajemen Olahraga Indonesia

Volume & Halaman Vol.2 , hal 22-27

Tahun 2022

Penulis Arijana Llagjevic-Govori, Enver Tahiraj, Dardan Llagjaj

Reviewer Muhammad Ilham Dzurrahim (2010015111055)

Tanggal 28 Oktober 2023


Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis
SWOT terhadap pengelolaan dan pemanfaatan pusat olahraga
di Prishtina, Kosovo. Analisis bertujuan untuk
mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
yang terkait dengan pusat olahraga.

Subjek penelitian Subyek penelitiannya adalah pengelolaan dan pemanfaatan


pusat olahraga di Prishtina, Kosovo. Kajian fokus pada
melakukan analisis SWOT untuk menilai kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman yang terkait dengan pusat
olahraga

Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif,


khususnya pendekatan studi kasus, untuk melakukan analisis
SWOT terhadap pengelolaan dan pemanfaatan pusat olahraga
di Prishtina, Kosovo.
Latar belakang penelitian Istana Pemuda di Prishtina, Kosovo, didirikan pada tahun
1975 dengan tujuan menyelenggarakan berbagai acara sosial,
budaya, pendidikan, dan olahraga. Pembangunan kompleks
ini didanai melalui sumbangan mandiri sebesar 2% dari
pendapatan bulanan warga. Selama bertahun-tahun, Istana
Pemuda telah menjadi bangunan penting di ibu kota, yang
menjadi tempat berbagai kegiatan. Namun pengelolaan dan
pemanfaatan pusat olahraga tersebut menghadapi tantangan.
Susunan organisasi gelanggang olah raga didasarkan pada
Undang-Undang tentang Badan Usaha Milik Negara dan
Undang-Undang tentang Perkumpulan Dagang. Organ
pengelolanya meliputi dewan pemegang saham, dewan
direksi, dan departemen terkait. Terlepas dari potensinya,
pusat olahraga ini menghadapi masalah terkait pendanaan,
kepadatan yang berlebihan, ventilasi, pencahayaan, dan
alokasi jam pelatihan untuk klub. Mengingat tantangan-
tantangan ini, melakukan analisis SWOT dapat memberikan
wawasan berharga mengenai kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman yang terkait dengan pengelolaan dan
pemanfaatan pusat olahraga. Analisis ini dapat membantu
mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan
mengembangkan strategi untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pusat olahraga

Cara & alat mengukur 1. Observasi: Peneliti dapat mengamati operasional dan
penelitian
aktivitas sehari-hari di dalam pusat olahraga untuk
menilai bagaimana pengelolaan dan pemanfaatannya.
Hal ini dapat mencakup pengamatan terhadap alokasi
jam pelatihan, pemeliharaan fasilitas, dan organisasi
pusat secara keseluruhan
2. Wawancara: Melakukan wawancara dengan
pemangku kepentingan utama seperti manajer pusat
olahraga, anggota staf, pelatih, dan atlet dapat
memberikan wawasan berharga mengenai praktik
pengelolaan dan pemanfaatan fasilitas. Wawancara ini
dapat membantu mengidentifikasi kekuatan,
kelemahan, dan area yang perlu ditingkatkan
3. Survei: Menyelenggarakan survei kepada pengguna
pusat olahraga, termasuk atlet, pelatih, dan penonton,
dapat mengumpulkan umpan balik mengenai
pengalaman dan kepuasan mereka terhadap fasilitas
tersebut. Hal ini dapat memberikan data kuantitatif
mengenai berbagai aspek seperti kondisi fasilitas,
ketersediaan peralatan, dan efektivitas pengelolaan
secara keseluruhan.
4. Analisis dokumen: Meninjau dokumen yang relevan
seperti laporan keuangan, catatan pemeliharaan, serta
kebijakan dan prosedur dapat memberikan informasi
tambahan mengenai praktik manajemen dan
pemanfaatan pusat olahraga. Hal ini dapat membantu
mengidentifikasi kesenjangan atau area yang
memerlukan perbaikan
Hasil penelitian Infrastruktur olahraga, sehingga hal-hal profesional juga,
merupakan prasyarat untuk melakukan olahraga,
khususnya kegiatan olahraga dan rekreasi. Jumlah klub lebih
sedikit sebelumnya, begitu juga dengan populasi olahraga
populasi olahraga juga, tetapi sekarang ini dalam
mengembangkan dan diterima di arena internasional, dan
meningkatkan hasil olahraga telah memberlakukan perluasan
infrastruktur olahraga dalam hal ini objek.
Jadi, hal dasar utama untuk memassalkan dan meningkatkan
kualitas olahraga adalah jumlah dan fungsi dari objek-objek
olahraga ini, mulai dari kebutuhan yang harus ada di negara
kita dan ibu kota Pristina, dan saatnya untuk meningkatkan
infrastruktur yang ada. Dengan seluruh situasi yang
dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa perlu segera
intervensi dari pemerintah kota, dan pemerintah pusat untuk
secara serius berinvestasi di pusat olahraga ini.
Kekuatan penelitian 1. Analisis komprehensif: Studi ini menggunakan
analisis SWOT, yang merupakan alat yang diakui
secara luas dan efektif untuk menilai kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman suatu organisasi
atau proyek.
2. Pendekatan studi kasus: Penelitian ini menggunakan
pendekatan studi kasus, yang memungkinkan
dilakukannya pemeriksaan mendalam terhadap pusat
olahraga tertentu di Prishtina. Pendekatan ini
memberikan wawasan rinci mengenai praktik
pengelolaan dan pemanfaatan fasilitas.
3. Perspektif pemangku kepentingan: Studi ini
menggabungkan perspektif pemangku kepentingan
utama seperti manajer pusat olahraga, anggota staf,
pelatih, dan atlet. Hal ini memastikan pemahaman
yang komprehensif tentang berbagai aspek pusat
olahraga
4. Implikasi praktis: Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan
mengembangkan strategi untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pusat olahraga. Temuan ini
dapat digunakan oleh manajemen dan otoritas terkait
untuk membuat keputusan dan menerapkan perubahan
yang diperlukan.

Kelemahan penelitain -

3. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada


Trubus Sport Center di Tana Paser
Judul Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Pelanggan Pada Trubus Sport Center di Tana Paser

Jurnal Manajemen Kreatif Jurnal (MAKREJU)

Volume & Halaman Vol.1, hal 31-47

Tahun 2023

Penulis Nuriyah, Ainun, Wahyudi

Reviewer Muhammad Ilham Dzurrahim (2010015111055)


Tanggal 28 Oktober 2023

Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan


menganalisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan
pelanggan pada Trubus Sport Center Tana Paser.

Subjek penelitian Kualitas pelayanan di trubus sport center

Metode penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan pendekatan Asosiatif.
Sumber data diambil dari data primer dan data sekunder.

Latar belakang penelitian Kemajuan teknologi secara umum dan teknologi informasi
pada khususnya, ternyata menuntut kecepatan dan ketepatan
dalam bidang pelayanan. Dalam hal ini berbagai jenis
pelayanan, misalnya pelayanan jasa juga mendapatkan
tantangan atau permasalahan yang harus dipecahkan.
Sehingga, harus dipahami dan disadari bahwa pelayanan jasa
dipasarkan untuk mencapai hasil akhir berupa kepuasan.

Cara & alat mengukur Melakukan penelitian lapangan dengan wawancara,observasi


penelitian
kuisioner dan dokumen. Analisis yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah statistik yaitu menggunakan regresi
linier berganda

Hasil penelitian Hasil penelitian diketahui bahwa variable keandalan (X1),


daya tanggap (X2), jaminan (X3), empati (X4), dan bukti
langsung (X5) bersama-sama berpengaruh secara signifikan
terhadap kepuasan pelanggan (Y) pada Trubus Sport Center
Tana Paser.

Kekuatan penelitian Berdasarkan hasil analisis data uji korelasi diketahui bahwa
terdapat hubungan keeratan yang kuat antara variabel bebas
terhadap variabel tidak bebas. Sedangkan uji koefisien
determinasi, deperoleh sebesar 60,1%, yang mana dijelaskan
oleh proporsi dari variabel bebas sedangkan sisanya sebesar
39,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam
penelitian ini.

Kelemahan penelitain -

4. Hubungan Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Kinerja


Karyawan di Gelanggang Olahraga Matraman.

Judul Hubungan Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan


Kinerja Karyawan di Gelanggang Olahraga Matraman.
Jurnal Jurnal Ilmiah M-Progress

Volume & Halaman Vol.13, hal 92-101

Tahun 2023

Penulis Rachmat Dimas Sundawa

Reviewer Muhammad Ilham Dzurrahim (2010015111055)

Tanggal 28 Oktober 2023.

Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara tiga variabel berikut: budaya organisasi, gaya
kepemimpinan dan kinerja karyawan di Gelanggang Olahraga
Matraman.

Subjek penelitian Budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan kinerja karyawan


di Gelanggang Olahraga Matraman

Metode penelitian Metode penelitian deskriptif korelasional yang dimana


bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan pada
ketiga variabel, yakni mencari hubungan variabel budaya
organisasi (X), gaya kepemimpinan (Y) dan kinerja karyawan
(Z) secara mendalam, mendetail serta komperensif
Latar belakang penelitian perlu dilakukan Upaya meningkatkan sumber daya manusia
perusahaan dengan upaya meningkatkan keahlian serta
keterampilan melalui promosi jabatan, proses pendidikan,
pelatihan dan pengembangan untuk menghadapi atau
memecahkan masalah-masalah yang akan dihadapi
perusahaan nantinya. Upaya tersebut pun tak luput dari
adanya tantangan budaya organisasi. Sampel yang digunakan
sampling jenuh dikarenakan seluruh anggota populasi akan
digunakan sebagai sampel sebanyak 25 orang.

Cara & alat mengukur Analisis data yang digunakan analisis deskriptif korelasional.
penelitian
Dimana analisis deskriptif ini menggunakan mean, median,
modus, standard eror mean, dan pembuatan tabel frekuensi.
Lalu analisis korelasional yang digunakan ialah mencari dan
menetapkan kekuatan hubungan antara ketiga variabel yaitu
budaya organisasi (X), gaya kepemimpinan (Y) dan kinerja
karyawan (Z) serta menggunakan korelasi Rank Spearman

Hasil penelitian Pertama, Gaya kepemimpinan mempunyai hubungan yang


tidak searah dengan kinerja karyawan, hal tersebut terdapat
pada indikator kemampuan komunikasi. Dimana semakin
tingginya kemampuan komunikasi maka rendah kinerja
karyawannya.

Kedua, Gaya kepemimpinan dengan budaya organisasi


mempunyai hubungan yang cukup erat, hal tersebut terdapat
pada indikator kemampuan mengendalikan bawahan. Dimana
semakin tingginya kemampuan mengendalikan bawahan
semakin tinggi pula budaya organisasinya.

Ketiga, Kinerja karyawan memiliki hubungan dengan budaya


organisasi namun tidak searah, hal tersebut terdapat pada
indikator ketersediaan. Dimana semakin tingginya
ketersediaan maka semakin rendah budaya organisasinya.

Keempat, Kinerja karyawan memiliki


hubungan tidak searah dengan gaya
kepemimpinan, hal tersebut terdapat pada
indikator ketersediaan. Dimana semakin
tinggi ketersediaan maka rendah gaya
kepemimpinannya.
Kekuatan penelitian Menggunakan metode pengolahan data dalam penelitianya.

Kelemahan penelitain -

5. Tingkat Motivasi Latihan Atlet Renang G Sport Center


Judul Tingkat Motivasi Latihan Atlet Renang G Sport Center

Jurnal Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas


Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Padang
Volume & Halaman Vol.1 , hal 275-285

Tahun 2023

Penulis Nanda Andesta , Argantos , Padli , Desi Purnama Sari

Reviewer Muhammad Ilham Dzurrahim (2010015111055)

Tanggal 27 Oktober 2023

Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sejauh mana


motivasi atlet terhadap kegiantan latihan renang di G Sport
Center Kota Padang.

Subjek penelitian Atlet renang G Sport Center Kota Padang berjumlah 10


orang.

Metode penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan
untuk menggambarkan dan mendeskrisikan data sebagaimana
adanya.

Latar belakang penelitian Penelitian ini membahas tenteng menurunnya semangat atlet
dalam mengikuti latihan di G Sport Center.

Cara & alat mengukur Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total
penelitian
sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet renang G
Sport Center Kota Padangyang berjumlah 10 orang.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total
sampling, Alasan menggunakan total sampling adalah
dikarenakan jumlah atlet yang sedikit maka digunakan lah
total sampling. Data primer diperoleh melalui angket yang
disebarkan kepada responden. Untuk analisis data yang
digunakan adalah deskriptif persentase.
Hasil penelitian Faktor intrinsik terdiri dari lima indikator yaitu :
a. Kepuasan diri
b. Tekun, rajin,kerja keras, dan disiplin
c. Mandiri
d. Aktifitas permanen
e. Kepribadian positif.

Motivasi ekstrinsik atlet renang G Sport Center Kota Padang


yang terdiri dari indikator lingkungan latihan berada pada
kategori sangat baik. Pada indikator keluarga berada pada
kategori baik. Pada indikator teman berada pada kategori
cukup. Pada indikator metode latihan berada pada kategori
sangat baik. Pada indikator sarana dan prasarana berada pada
kategori sangat baik. Artinya motivasi atlet renang G Sport
Center Kota Padang tergolong baik
Kekuatan penelitian Peneliti menggunakan metode deskriptif dengan Teknik
pengambilan sampel.

Kelemahan penelitain Atlet yang diteliti hanya sedikit.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian


Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kualitatif dengan
pendekatan Intelegent Building.
Penelusuran dilakukan dengan melihat langsung kelapangan dan mengumpulkan
data.
3.1.1. Sumber dan Jenis Data
Sumber yang diperoleh dalam data untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Data Primer
Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung ke lokasi
tempat dilakukannya penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini memuat peraturan-peraturan daerah tempat
dilakukannya penelitian serta rencana program yang akan dilaksanakan.
Data sekunder meliputi literatur,RTRW, artiket, jurnal, skripsi, Peraturan
Pemerintah Kementrian PU dan Pemukiman Perumahan Indonesia.

3.1.2. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data


1. Observasi dan Survey Lapangan, yaitu meninjau langsung keadaan lokasi
tempat dilaukannya penelitian. Lokasi berada di Sago, Kelurahan Ngalau Kota
Padang Panjang.
2. Wawancara, merupakan kegiatan yang bertujuan mengumpulkan informasi dan
data yang berkaitan dengan objek penelitian dengan cara menemui narasumber
langsung. Baik itu masyarakat sekitar maupun pejabat pemerintahan.
3. Studi Literatur, Teknik yang digunakan sebagai referensi bacaan atau
pengumpulan data yang didapat dari media elektronik maupun media cetak.
4. Studi Preseden Arsitektur
Melakukan pencarian data berkaitan dengan bangunan Sport Centre yang
sudah ada, kemudian mempresedenkan dengan ilmu yang telah dipelajari agar
mendapat perbandingan mengenai Sport Centre.

3.2 Perencanaan Penelitian


Penelitian dilakukan setelah menemukan isu, permasalahan, serta potensi yang
ada di lokasi penelitian. Isu, permasalahan, dan potensi tersebut akan diperjelas
dengan adanya data dan fakta yang berkaitan terhadap penelitian yang akan
dilakukan.
Data dan fakta tersebut akan dianalisa dengan melakukan perbandingan dengan
topik penelitian yang sesuai, dari hasil perbandingan tersebut diperoleh ide dan
kebaruan yang akan diterapkan pada proses perencanaan dan perancangan.
Setelah ide dan kebaruan didapatkan, maka dilakukan pengumpulan data
primer dan data sekunder untuk mempertegas dasar penelitian ini. Data primer
dan data sekunder tersebut akan dianalisis sehingga didapatkan sintesis data
terhadap penelitian ini. Proses ini akan dilanjutkan dengan pemograman
terhadap desain yang akan dikembangkan berdasarkan data yang telah
dianalisa, setelah proses pemograman selesai maka akan didapatkan desain
dari perencanaan dan perancangan penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai