Anda di halaman 1dari 36

PERANCANGAN ARSITEKTUR 05

HALL SPORT CENTRE

Dosen Koordinator : Taufik Mustafa, S.T., M.T.

Oleh

Wirda Sari Wau

(170320016)

FAKULTAS TEKNIK

PRODI ARSITEKTUR UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS

SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1.1.1 Latar belakang judul
Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan
maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh.
Kegiatan ini dalam perkembangannya dapat dilakukan sebagai kegiatan
yang menghibur, menyenangkan atau juga dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan prestasi. Efek positif dari olahraga dibuktikan oleh penelitian
dari Daniel M. Landers, profesor ilmu kesehatan fisik dan olahraga dari
Univeritas Arizona. Cukup dengan menggerakkan tubuh selama 10 menit
setiap hari kesehatan mental akan meningkat cepat.
Pemerintah sendiri menjadikan olahraga sebagai pendukung
terwujudnya manusia Indonesia yang sehat dengan menempatkan olahraga
sebagai salah satu arah kebijakan pembangunan yaitu menumbuhkan
budaya olahraga guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia sehingga
memiliki tingkat kesehatan dan kebugaran yang cukup.

Sebagai masyarakat modern yang terus disibukkan dengan berbagai


aktivitas, penurunan kualitas kesehatan dan stress menjadi hal yang sering
terjadi. Olahraga menawarkan solusi meningkatkan kesehatan dan juga
menyegarkan kembali pikiran yang stress. Akan tetapi minimnya
ketersediaan fasilitas untuk mewadahi olahraga menjadi kendala
tersendiri bagi masyarakat.

Kota Medan merupakan salah satu kota metropolitan. Dengan


kepadatan penduduknya dan kemacetan lalu lintas menuju tempat kerja
yang tidak kenal waktu menyebabkan kelelahan luar biasa secara fisik
maupun psikis. Kebutuhan akan suatu penyegaran kembali dan rekreasi
menjadi sangat penting dengan sisa waktu yang tersisa dan tersedia di luar
kesibukan jam kerja.

1
Olahraga biasa menjadi solusi penyegaran kembali baik dalam hal
psikis maupun fisik. Saat ini perkembangan olahraga telah berkembang
pesat dan berperan serta dalam berbagai aspek kehidupan yang meliputi
tidak hanya sarana pencapaian prestasi, rekreasi pendidikan. Tapi sudah
menjadi bagian dari bidang- bidang kehidupan lainnya. Dalam kaitanya
dengan ini, olahraga sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan
sebagai alat untuk saling berkomunikasi dan berkompetensi.

Tingginya antusiasme masyarakat terhadap olahraga ini sendiri


tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas maupun kuantitas fasilitas
olahraga di kota Medan. Bahkan beberapa fasilitas olahraga tercatat dalam
keadan kurang terawat. Minimnya fasilitas olahraga menjadikan kegiatan
para atlet, masyarakat, maupun kelompok-kelompok olahraga tidak dapat
terlaksana dengan baik.

Menghadapi fenomena tersebut, atlit, klub maupun penggemar


olahraga memerlukan wadah yang representatif dimana mereka dapat
melakukan aktifitas-aktifitasnya seperti berlatih untuk meningkatkan
prestasi, meningkatkan kebugaran fisiknya sekaligus berekreasi.
Karenanya muncul suatu pemikiran untuk menyediakan sebuah fasilitas
yang mampu mewadahi kegiatan – kegiatan tersebut dalam satu lokasi
yang terpadu dalam bentuk suatu Sport Center.

Dengan adanya Hall Sport Center ini diharapkan mampu memenuhi


kebutuhan masyarakat Kota Medan akan fasilitas olahraga secara terpadu
yang dilengkapi dengan fasilitas penunjang lainnya, selain itu juga dapat
meningkatkan kebugaran fisik sekaligus berekreasi dan menambah
pengetahuan di bidang olahraga. Oleh karena itu bangunan ini akan
didesain dengan konsep unik, menonjol atau untuk menarik perhatian
masyarakat untuk berolahga.

2
1.1.2 Terminologi judul

Hall Sport atau biasa juga di sebut gedung olahraga terdiri dari dua suku
kata yaitu “gedung” dan “ olahraga”. Pengertian masing masing kata tersebut yakni:
o Hall : gedung; suatu bangunan gedung yang digunakan sebagai
kegiatan yang biasa dilakukan dalam ruangan.
o Sport : olahraga; latihan gerak badan yang menguatkan dan
menyehatkan badan
o Centre : Pusat (bahasa Indonesia), titik yang di tengah-tengah benar
(bulatan bola, lingkaran, dsb); bumi; lingkaran; tempat yang letaknya di
bagian tengah-tengah; wadah; tempat menaruh, menyimpan dan
menampung sesuatu.
Pengertian judul secara keseluruhan adalah : Sebagai suatu definisi, maka
pengertian judul tersebut adalah perancangan bangunan/wadah yang berfungsi
sebagai pusat kegiatan atau olahraga/ rekreasi yang di dalamnya terdapat berbagai
jenis olahraga yang harus di pahami oleh penggunanya di wilayah Kota Medan.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


• Bagaimana pengelolahan ruang dalam yang yang saling terintegrasi
antara berbagai aktivitas yang berbeda dalam kaitannya dengan
hubungan organisasi fungsi, sirkulasi, pencapaian fleksibilitas ruang
dan sebagainya.
• Bagaimana menghadirkan suatu bangunan dengan konsep yang
berbeda dari gedung olahraga yang ada sebelumnya.
• Bagaimana mendesain bangunan yang sesuai dengan kondisi tapak
dan lingkungan yang ada di sekitarnya serta memberi kontribusi
pada ruang kota.
1.3 TUJUAN
Tujuan dari perencanaan ini adalah:
• Menyediakan sarana olahraga sebagai hiburan yang dapat
memenuhi kegiatan hobby masyarakat kota medan
• Memberi wadah bagi pengembangan, pembinaan, dan pelatihan
olahraga khususnya olahraga yang dikompetisikan dengan

3
penyediaan fasilitas olahraga berstandar nasional yang dapat
digunakan oleh atlet dan masyarakat umum.
• Meningkatkan gemar berolahraga bagi masyarakat
• Menciptakan suasana relaksi dan santai sebagai tempat istirahat,
olahraga, rekreasi dan tempat berkumpul

1.4 MANFAAT
Manfaat yang diperoleh dari pengadaan perencanaan ini adalah
memberikan pilihan baru bagi masyarakat untuk menyegarkan mental dan
pikiran setelah melewati rutinitas sehari-hari.

1.5 LATAR BELAKANG PEMILIHAN TEMA


Bangunan tidak akan berdiri tanpa struktur. Struktur selain sebagai
sarana penyalur beban memiliki potensi untuk ditampikan sebagai estetika
bangunan.
Pemanfaatan struktur sebagai estetika menjadi semakin penting pada zaman
sekarang ini, sebagai salah satu alternatif untuk menunjukkan citra/ image
positif bangunan dan pemilik bangunan pada masyarakat, sekaligus
meningkatkan citra dan ciri suatu kawasan/ daerah tersebut. Disamping itu
pemilik bangunan tidak perlu mengeluarkan biaya ekstra untuk hal-hal yang
bersifat dekoratif agar bangunannya terlihat indah.

1.5 METODOLOGI
Metode yang dipakai dalam penyusunan penulisan ini antara lain :
a.Metode deskriptif, yaitu dengan mengadakan pengumpulan data.
Pengumpulan data ini ditempuh dengan cara : studi pustaka / studi literatur,
data yang diperoleh dari instansi terkait, wawancara dengan narasumber,
observasi lapangan serta browsing internet.

b.Metode dokumentatif, yaitu mendokumentasikan data yang menjadi


bahan penyusunan penulisan ini. Cara pendokumentasian data adalah
dengan membuat gambar dari kamera digital.

4
c.Metode komparatif, yaitu dengan mengadakan studi banding / studi
kasus terhadap fasilitas-fasilitas hiburan yang termasuk dalam Sport Center.
Selanjutnya dari data - data yang telah terkumpul, dilakukan identifikasi
dan analisa sehingga diperoleh gambaran yang cukup lengkap mengenai
karakteristik dan kondisi yang ada, sehingga dapat tersusun suatu Landasan
Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Sport hall Center.

d Metode Analisa dan Sintesa


Pembahasan pada perencanaan dengan menggunakan alternatif-
alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan beberapa teori
pendekatan.
- Eksternal (fisik)
Mencakup pembahasan dan penelitian yang meneliti Site, Orientasi,
Vegetasi, sirkulasi, pencapain, view, Budaya dan hal lain yang
diperlukan
- Internal (nonfisik)
Mencakup pembahasan dan penelitian yang mencakup Kegiatan
maupun aktifitas, sirkulasi tiap ruang, organisasi ruang, Program ruang
dan Struktur yang terkait pada Proyek yang akan dibangun.

e. Menemukan konsep
Dengan menyimpulkan dan mengevaluasi data dan analisa

5
1.7 KERANGKA BERPIKIR

LATAR BELAKANG

• Medan sebagai kota metropolitan


• Keinginan untuk mendapatkan tempat
Berolahraga sekaligus hiburan
• Menghadirkan gedung olahraga rekreasi

HALL SPORT CENTRE

TINJAUAN TUJUAN
• Fungsi : sarana olahraga dan area • Menyediakan sarana
BATASAN hiburan olahraga yang menyatu
• Bentuk : disesuaikan dengan fungsi dengan are hiburan
yang ada pada gedung • Menghidupkan gemar
berolahraga
• Merancang fasilitas
PERMASALAHAN olahraga sebagai wadah
untuk menyalurkan
• Masalah fungsional hobby atau bakat
• Masalah perkotaan
• Masalah lingkungan
• Masalah bangunan

LITERATUR
ANALISA

• Analisa fisik
DATA • Analisa non- fisik

KONSEP

DESAIN

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PERKEMBANGAN OLAHRAGA
2.1.1 Sejarah Perkembangan
sejarah perkembangan olahraga tidak terlepas dari sejarah
perkembangan manusia. Pada zaman dahulu orang purba kala
menggunakan kekuatan dan sedikit kepandaian mereka untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Gerakan-gerakan fisik merupakan factor utama dalam aktivitasnya seperti
lari dan melompat untuk mengejar dan menangkap buruannya melempar
tombak atau batu- batuan untuk membunuh binatang buruannya.
Karena sifat dasar manusia yang ingin melebihi sesamanya, maka secara
tidak mereka sadari, terjadilah persaingan ketangkasan dan kekuatan itulah
yang berkembang menjadi awal perlombaan olahraga diantara mereka.
Setelah peradaban manusiamulai maju dengan adanya organisasi diantara
mereka, perlombaan olahraga mulai meningkat dengan dikaitkanya dengan
tujuan khusus, misalnya keagamaan yang dapat dilihat pada zaman yunani
kuno.
Dimulai 766 SM dimana manusia menghormati dewa olimpus-zeus
diadakan perlombaan olahraga untuk 4thn sekali. Pada tahun selanjutnya
olahraga atletik yang merupakan dasar olahraga lainnya telah mulai popular
diseluruh dunia.
Dengan perkembangan kebudayaan manusia, maka dari dasar olahraga
atletik tersebut dikembangkan bermacam-macam olahraga lainnya yang
lebih bersifat permainan.
Akhirnya pada tahun 1896 di Athena dilangsungkan perlombaan olahraga
olimpiade modern yang mana sampai saat ini kegiatan itu merupakan
perlombaan olahraga amatir terbesar didunia.

7
2.1.2 Perkembangan Olahraga Di Indonesia
Perkembangan olahraga di Indonesia dimulai sejak dahulu dengan
gerakan-gerakan dasar dalam olahraga seperti : pencak silat maupun
olahraga-olahraga tradisional lainnya yang berasal dari berbagai daerah.
Sesuai dengan adanya perkembangan olahraga dank arena pengaruh
dari luar, maka olahraga yang ada di Indonesia ini diawali pada masa
penjajahan belanda dengan berdirinya persatuan olahraga PSSI yang
didirikan pada tanggal 29 april 1930, disusul dengan persatuan lawn
tenis (pelti) pada tahun 1936 dan kemudian persatuan bola keranjang
seluruh Indonesia tahun 1940.

2.1.3 Falsafah Dasar Dan Tujuan Olahraga


Dalam garis-garis besar haluan Negara (GBHN), ketetapan MPR
no. IV 1978, ditegaskan bahwa olahraga ditunjukan bagi setiap manusia di
Indonesia sehingga pendidikan dan kegiatan olahraga perlu ditingkatkan
dan di masyarakatkan.
Falsfah dasar olahraga di Indonesia adalah sebagai berikut :
a) Mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga
b) Pembinaan pusat olahraga
c) Pembinaan prestasi
d) Meningkatkan kesegaran dan kesehatan jasmani bangsa

2.1.4 Olahraga Dalam Kehidupan Manusia


Umumnya semua orang tahu bahwa olahraga adalah baik untuk
kesehatan tubuh, tetapi hanya sedikit yang mengetahui bahwa olahraga
adalah mutlak perlu untuk kesehatan kita.
Apapun tujuan olahraga itu, apakah untuk pertumbuhan dan tubuh
yang baik ataupun untuk meningkatkan prestasi olahraga sehingga menjadi
seorang atlet, olahraga harus dimulai sedini mungkin.
Manusia dalam kehidupannya memerlukan 3 tingkatan waktu,
yakni:

8
• Excistence time : waktu yang dibutuhkan manusia untuk tetap exist/
seperti makan , tidur dan perawatan badan.
• Subsistence time : waktu yang dibutuhkan manusia untuk tetap
hidup untuk mencari nafkah, belajar.
• Leisure time : waktu senggang yang biasanya dipeerlukan untuk
memilih aktivitas menurut kesukaannya
Esensi dari waktu senggang ini adalah membebaskan segalat
tekanan- tekanan psikologis dari kehidupan sehari-hari yang
disebabkan oleh subsistence time.
Leisure time sangat tergantung pada tingkatan ekonomi, umur dan
kemapuan fisik. Menurut Helena janisova, pengaruh leisure time pada
penduduk kota dapat dibagi dalam beberapa aktivitas:
• Aktivitas fisik seperti olahraga
• Aktivitas kebudayaan dan pendidikan
• Hobby dan aktivitas social
• Aktivitas yang tidak terencana
Jadi dapat disimpulkan bahwa olahraga lebih banyak dilakukan pada waktu
senggang.

2.1.5 Penggolongan Olahraga


Olahraga juga dapat dibagi berdasarkan lapangan kegiatannya:
a. Lapangan diperkeras, mencakup:
▪ Bola basket
▪ Bulu tangkis
▪ Balap sepeda
▪ Anggar, tinju, judo, dan olahraga bela diri
▪ Tennis
b.Lapangan rumput tidak diperkeras, mencakup:
 Sepak bola
 Baseball/softball
 Volley
 Atletik

9
 Golf
 Menembak
 Panahan
c. Lapangan es ( ski)
d.Udara( para layang, gantole dll)
e. Aquatic(renang, lompat indah, polo air dll)
Olahraga berdasarkan ruang kegiatannya, olahraga dapat dibagi menjadi:
a. Out door : olahraga yang dapat dilakukan di lapangan terbuka
b.In door : olahraga yang dapat dilakukan di lapangan tertutup

2.1.6 Aktivitas Yang Terjadi Dalam Sport Hall


Secara garis besar, aktivitas yang terjadi dalam suatu gedung
olahraga dapat dibedakan berdasarkan penggunaannya, yaitu penggunaan
pada saat adanya kompetisi serta aktivitas lainnya.
a. Hari biasa ( non- kompetisi)
Sport hall dapat digunakan untuk kegiatan latihan atlet professional
ataupun amatir dan untuk hari libur dapat digunakan oleh masyarakat
umum.
b. Kompetisi
Sport hall ini juga untuk menampung kegiatan kompetisi olahraga.
Namun tidak dalam skala besar dan lebih banyak bersifat rekreasi.
Perencanaan aktivitas yang dapat ditampung pada sport hall ini adalah
berdasarkan perkiraan kegiatan kompetisi.
c. Aktivitaas lainnya
Sport hall ini merupakan suatu bangunan umum yang mampu
menampung banyak orang, sehingga dapat digunakan tempat aktivitas
kemasyarakatan lainnya , misalnya untuk pertunjukan music, pertunjukan
kesenian, upacara; walaupun aktivitasnya- aktivitasnya in bukanlah yang
utama.
Dari uraian diatas dapat diambil suatu pedoman perencanaan bahwa
fungsi utama sport hall adalah menampung kegiatan olahraga yang
bersifat hiburan ataupun rekreasi. Dengan kata lain tidak diperuntukkan

10
kapada kompetisi-kompetisi besar setingkat propinsi. Sehingga aktivitas
yang di tinjau dalam perencanaan berdasarkan kebutuhan masyarakat
akan rekreasi, rekreasi yang terdapat dalam kegiatan olahraga.

2.2 PERENCANAAN TEKNIS

2.2.1 Klasifikasi Sport Hall

Klasifikasi sport hall atau gedung olahraga direncanakan berdasarkan


ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

Klasifikasi sport hall


Menurut buku Standar Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga yang
dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum, gelanggang olahraga dibagi menjadi 3
tipe, yaitu:
a. Gelanggang Olahraga Tipe A
Merupakan gelanggang olahraga yang dalam penggunaan melayani wilayah
Provinsi/Daerah Tingkat 1.

• Type A menyediakan minimal: 1 lapangan bola basket, 1 lapangan bola


voli, 5 lapangan buku tangkis, 1 lapangan tennis

• ukuran minimal hall : 50 x 30 dengan tinggi 12,5 m

• kapasitas penonton : diatas 3.000 orang

b. Gelanggang Olahraga Tipe B


Merupakan gelanggang olahraga yang dalam penggunaan melayani wilayah
Kabupaten/Kotamadya.

• Type B menyediakan minimal: 1 lapangan bola basket, 1 lapangan bola


voli, 3 lapangan buku tangkis

• ukuran minimal hall : 32 x 22 dengan tinggi 12,5 m

• kapasitas penonton : 1000 - 3.000 orang

11
c. Gelanggang Olahraga Tipe C
Merupakan gelanggang olahraga yang dalam penggunaan hanya melayani wilayah
Kecamatan.
• Type C menyediakan minimal: 1 lapangan bola basket, 1 lapangan bola
voli
• ukuran minimal hall : 24 x 16 dengan tinggi 9 m
• kapasitas penonton : 1000 orang.

1. Ukuran efektif matra ruang gedung olahraga harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut, seperti tabel ini :
Tabel 1. Ukuran minimal matra ruang gedung olahraga
Ukuran Minimum (Meter)
Klasifikasi Panjang (Termasuk Lebar (Termasuk Tinggi Tinggi Langitlangit
Daerah Bebas) Daerah Bebas) Langitlangit Daerah Bebas
Permainan
Tipe A 50 30 12,5 5,5
Tipe B 32 22 12,5 5,5
Tipe C 24 16 9 5,5

(Sumber : Standar tata cara perencanaan teknik bangunan gedung olahraga, 1994)

2. Jenis Cabang Olahraga dan jumlah untuk pertandingan serta latihan, seperti pada
tabel berikut ini:
Tabel 2. Klasifikasi dan penggunaan bangunan gedung olahraga
Penggunaan
Klasifikasi Jumlah Minimal Jumlah Minimal Lapangan
Gelanggang Cabang lahraga Pertandingan Keterangan
Olahraga Nasional / Latihan
Internasional
Tipe A 1. Bola Basket 1 buah 1 buah Untuk cabang olahraga lain
2. Bola Voli 1 buah 3 buah masih dimungkinkan
3. Badminton 1 buah 4 buah penggunaanya sepanjang
4. Tennis 1 buah 6-7 buah ketentuan ukuran
minimalnya masih dapat
dipenuhi oleh gelanggang
Tipe B 1. Bola Basket 1 buah -
olahraga
2. Bola Voli 1 buah 2 buah
3. Badminton - 3 buah

12
Tipe C 1. Bola Voli - 1 buah
2. Badminton 1 buah -

(Sumber: Standar tata cara perencanaan teknik bangunan gedung olahraga, 1994)

3.Koefisien refleksi dan tingkat warna langit-langit, dinding, dan lantai arena
harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Tabel 3. Koefisien refleksi, dan tingkat aman
No Komponen Koefisien dan Tingkat Warna
Refleksi

1 Langit-langit 0,5 - 0,7 Cerah

2 Dinding dalam arena 0,4 – 0,6 Sedang

3 Lantai arena 0,1 – 0,4 Agak Gelap

Sumber : (Standar tata cara perencanaan teknik bangunan gedung olahraga, 1994)

2.2.2 Fasilitas Penunjang


Fasilitas penunjang pada sebuah sport hall harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
a. ruang ganti pemain direncanakan minimal 1 unit dengan ketentuan
berikut:
1) lokasi ruang ganti harus dapat langsung menuju lapangan
melalui koridor yang berada di bawah tempat duduk penonton.
2) Kelengkapan fasilitas tiap- tiap unit antara lain :
• Toilet pria dilengkapi minimal 2 buah bak cuci tangan,
4 buah perturasan dan 2 buah kakus
• Ruang bilas pria dilengkapi minimal 5 shower
• Ruang ganti pakaian pria dilengkapi tempat simpan
benda- benda dan pakaian atlit minimal 10 box dan
dilengkapi bangku panjang minimal 10 tempat duduk.
• Toilet wanita harus dilengkapi minimal 2 buah kakus
dan 2 buah bak cuci tangan yang dilengkapi dengan
cermin.
• Ruang bilas wanita harus tertutup dengan jumlah
minimal 2 buah.

13
• Ruang ganti pakaian wanita dilengkapi tempat simpan
benda- benda dan pakaian atlit minimal10 box dan
dilengkapi bangku panjang minimal 10 tempat duduk.
b. Ruang ganti pelatih dan wasit direncanakan minimal 1 unit untuk
wasit dan 2 unit untuk pelatih, dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Lokasi ruang ganti harus langsung menuju lapangan melalui
koridor yang berada di bawah tempat duduk penonton.
2) Kelengkapan fasilitas untuk pria dan wanita, tiap unit
minimal :
• 1 buah bak cuci tangan
• 1 buah kakus
• 1 buah ruang bilas tertutup
• 1 buah rsuang simpan yang dilengkapi 2 buah tempat
simpan dan bangku panjang 2 tempat duduk.
c. Ruang p3k harus berada dekat dengan ruang ganti atau ruang bilas
direncanakan minimal 10m² dan kelengkapan minimal 1 buah
tempat tidur dan 1 buah bak cuci tangan dan 1 buah kakus.
d. Ruang pemanasan direncanakan minimal 80 m²
e. Ruang latihan beban direncanakan mempunyai luas yang
disesuaikan dengan alat latihan dan tipe lapangannya.
f. Toilet penonton direncanakan dengan perbandingan penonton
wanita dan pria adalah 1: 3 yang penempatannya dipisahkan.
Kapasitas yang di butuhkan minimal dilengkapi dengan:
- Jumlah kakus jongkok untuk pria 1 buah kakus untuk 100
penonton pria dan untuk wanita 1 buah kakus jongkok
untuk 50 penonton wanita
- Jumlah bak cuci tangan yang dilengkapi dengan cermin ,
dibutuhkan minimal 1 buah untuk 100 penonton pria dan 1
buah untuk 50 penonton wanita.
g. Kantor pengelola lapangan direncanakan sebagai berikut :
• Dapat menampung minimal 10 orang,5 orang dengan luas
yang dibutuhkan minimal 5 m² untuk tiap orang.

14
• Harus dilengkapi ruang untuk petugas keamamn, petugas
kebakaran dan polisi yang masing-masing membutuhkan
luas minimal 10 m².
h. Gudang direncanakan untuk menyimpan alat kebersihan dan alat
olahraga dengan luas yang disesuaikan dengan alat kebersihan
atau alat olahraga yang digunakan yang dibutuhkan minimal 20 m²
dan untuk gudang kebersihan 5 m²
i. Ruang panel harus diletakkan dengan ruang staf teknik.
j. Ruang mesin dengan luas ruang sesuai kapasitas mesin yang
dibutuhkan dan lokasi mesin tidak menimbulkan bunyi bising
yang mengganggu ruang arena dan penonton.
k. Ruang kantin direncanakan diperbolehkan tanpa kantin.
l. Ruang pos keamanan direncanakan diperbolehkan tanpa ruang pos
m. Tiket box sesuai kapasits penonton
n. Ruang pers direncanakan sebagai berikut:
• Harus disediakan kabin untuk awak TV dan film
• Toilet khusus untuk pria dan wanita masing-masing
minimal 1 unit terdiri dari 1 kakus jongkok dan 1 bak cuci
tangan .
• Ruang VIPdirencanakan yang digunakan untuk wawancara
khusus atau menerima tamu.
o. Tempat parkir direncanakan sebagai berikut:
• Jarak maksimal dari tempat parkir , pool atau tempat
pemberhentian kendraan umum menuju pintu masuk
gedung olahraga 1500 m
• Ruang parkir mobil dibutuhkan minimal untuk 4 orang
pengunjung pada saat jam sibuk
p. Toilet penyandang cacat direncanakan cacat fasilitas yang
dibutuhkan minimal sebagai berikut:
• 1 unit yang terdiri dari 1 buah kakus , 1 perturasa, 1 buah
bak cuci tangan untuk pria dan 1 buah kakus duduk serta 1
buah bak cuci tangan untuk wanita.

15
• Toilet untuk pria harus dipisahkan dari toilet wanita
• Toilet harus dilengkapi dengan pegangan untuk melakukan
perpindahan dan kursi roda ke kakus duduk yang diletakkan
di depan di samping kakus duduk setinggi 80 cm
q. Jalur sirkulasi untuk penyandang cacat harus memenuhi ketentuan ,
sebagai berikut:
• Tanjakan harus mempunyai kemiringan 8 % panjangnya
maksimal 10 m
• Permukaan lantai selasar tidak boleh licin, harus terbuat dari
bahan-bahan yang keras dan tidak boleh ada genangan air
• Pada ujung tanjakan harus disediakan bagian datar maksimal
180 cm
• Selasar harus cukup kursi roda melakukan putaran 180°

Jenis Cabang Olahraga


1) Bulutangkis/Badminton
Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga
raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau
dua pasangan (untuk ganda) yang saling berlawanan. Ada
lima partai yang biasa dimainkan dalam bulu tangkis, yaitu:
Tunggal Putri, Tunggal Putra, Ganda Putri, Ganda Putra,
dan Ganda Campuran. Badminton World Federation
(BWF), telah menetapkan ukuran lapangan Olahraga
bulutangkis yang standar Internasional sebagai berikut :
• Panjang Lapangan Bulutangkis : 13,40m
• Lebar lapangan Bulutangkis : 6,10m
• Tinggi Tiang Net : 1,55m
• Tinggi Net : 1,52 m

16
Gambar. Ukuran Lapangan Bulutangkis Standar BWF
Sumber : www. Google.co.id

Menurut Standar BWF, lantai lapangan bulu tangkis


harus terbuat dari material keras yang dilapisi oleh vynil
absorbment setebal 22 mm atau parket hardwood Finishing
lantai harus kusam untuk menghindari kesilauan lantai
harus nilai reflektansi finishing lantai harus di antara 20-
40%.

2) Bola Voli
Bola Voli adalah olahraga yang dilakukan oleh 2 tim
saling berhadapan yang setiap timnya terdiri dari 6 orang
pemain. Teknik - teknik yang dilakukan dalam bermain
bola voli yaitu servis, passing, smash, dan blocking. Ukuran
lapangan Bola Voli yang ada saat ini terdiri dari 2 jenis :
a. Standar Nasional yang diterapkan PBVSI (Persatuan
Bola Voli Seluruh Indoesia)
b. Standar Internasional Sesuai Ketetapan FIVB
(Federation International De Volley Ball)

17
Gambar 2.2 Ukuran Lapangan Voli Standar PBVSI
Sumber : www. Google.co.id

3) Basket
Bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang
terdiri atas dua tim beranggotakan masing - masing lima orang
yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukkan
bola ke dalam keranjang lawan. Ukuran Lapangan Basket
Standar National Basketball Association :

• Panjang lapangan basket 29 meter atau 94 ft.


• Lebar lapangan basket 15 meter atau 50 ft.
• Tinggi ring basket 3,05 meter atau 10 ft.
• Radius dibatasi busur memiliki ukuran yaitu 1,22 meter
atau 4 ft.
• Pusat lingkaran diameter lapangan basket memiliki ukuran
yaitu 3,66 meter atau 12 ft.
• Garis lemparan bebas jarak dari titik di lantai langsung di
bawah backboard memiliki ukuran 4,57 meter atau 15 ft.
• Jarak 3 point garis dari keranjang basket memiliki ukuran
7.24 meter 6.70 meter in corner atau 23.75 ft 22 ftin
corner.

18
Gambar 2.3 Ukuran Lapangan Basket Standar NBA
Sumber : www. Google.co.id

2.2.3 kompartemenisasi penonton


kompartemenisasi penonton harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut :
a. daerah penonton harus dibagi dalam kompartemen yang masing-
masing menampung penonton minimal 100- 500 orang
b. antara dua kompartemen yang bersebelahan harus dipindahkan
dengan pagar permanen transparan minimal setinggi 1-2 m.

2.3 sirkulasi pengunjung


sirkulasi pengunjung olahraga terdiri dari penonton pemain dan
pengelola masing-masing harus disediakan pintu untuk keluar masuk
gedung. Sirkulasi bagi masing-masing kelompok agar diatur sesuai
dengan bagan sebagai berikut.

Penonton Tribun

Pengunjung Pengelola Kantor

Pelatih pemain Arena

19
2.4 Peraturan Bangunan Setempat

Sport hall center di Kota Medan harus mematuhi peraturan yang


ada dalam pelaksanaan mendesain dan membangun, antara lain :

a. Garis Sepadan Bangunan (GSB)


b. Dalam pasal 13 UU No. 28 tahun 2002, Garis Sepadan Bangunan
merupakan garis yang membataskan jarak bebas minimum dari sisi
terluar sebuah masa bangunan terhadap batas lahan yang dibangun.
c. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
Adalah luas total maksimal lantai dasar bangunan dibandingkan
dengan luas lahan.

d. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)


Adalah angka perbandingan jumlah luas seluruh lantai bangunan
terhadap luas perpetakan atau luas tapak.

e. Ketinggian Bangunan (KB)


Adalah jumlah lapis bangunan yang dihitung dari lantai dasar
bangunan ataupun dari permukaan tanah.

2.5 Tinjauan Struktur Bentang Lebar

Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan


penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan
bentang lebar biasanya digolongkan secar umum menjadi 2 yaitu bentang lebar
sederhana dan bentang lebar kompleks. Bentang lebar sederhana berarti bahwa
konstruksi bentang lebar yang ada dipergunakan langsung pada bangunan
berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan modifikasi pada bentuk yang ada.
Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan bentuk struktur bentang lebar yang
melakukan modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan penggabungan
terhadap beberapa sistem struktur bentang lebar.Biasanya, bangunan bentang lebar
dipergunakan untuk kegiatan yang membutuhkan ruang bebas kolom yang cukup
besar, contohnya ruang pameran, ruang exhbition, stadion, tempat pertunjukan, dll.

20
Struktur bentang lebar, memiliki tingkat kerumitan yang berbeda satu dengan
lainnya. Kerumitan yang timbul dipenaruhi oleh gaya yang terjadi pada struktur
tersebut. Secara umum, gaya dan macam struktur bentang lebar dapat dilihat pada
gambar di bawah ini: (Frick, 1998).

1) Dalam Schodek, 1998, struktur bentang lebar dibagi ke dalam beberapa sistem
struktur yaitu:
a. Struktur Rangka Batang dan rangka Ruang
b. Struktur Furnicular, yaitu kabel dan pelengkung
c. Struktur Plan dan Grid
d. Struktur Membran meliputi Pneumatik dan struktur tent(tenda) dan net (jaring)
e. Struktur Cangkang

2) Sedangkan Sutrisno, 1989, membagi ke dalam 2 bagian yaitu:


a. Struktur ruang, yang terdiri atas:
- Konstruksi bangunan petak ( Struktur rangka batang)
- Struktur Rangka Ruang
b. Struktur permukaan bidang, terdiri atas:
- Struktur Lipatan
- Struktur Cangkang
- Membran dan Struktur Membran
- Struktur Pneumatik
c. Struktur Kabel dan jaringan
• Rangka Batang (Truss)
Pengertian Susunan elemenelemen linear yang membentuk segitiga atau
kombinasi segitiga, sehingga menjadi bentuk rangka yang stabil.
Macam struktur rangka batang :
• Plane truss (rangka batang bidang) : Susunan elemen-elemen linear yang
membentuk segitiga atau kombinasi segitiga yang secara keseluruhan berada
di dalam satu bidang tunggal -Space truss (rangka batang ruang) : Susunan
elemen-elemen linear yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga yang
secara keseluruhan membentuk volume 3 dimensi (ruang).Sering disebut juga
sebagai space frame.

21
• Struktur Rangka Ruang

Sistem rangka ruang dikembangkan dari system struktur rangka batang


dengan penambahan rangka batang kearah tiga dimensinya Struktur rangka ruang
adalah komposisi dari batang-batang yang masing-masing berdiri sendiri, memikul
gaya tekan atau gaya tarik yang sentris dan dikaitkan satu sama lain dengan system
tiga dimensi atau ruang.

Bentuk rangka ruang dikembangkan dari pola grid dualapis (doubel-layer


grids), dengan batang‐batang yang menghubungkan titik‐titik grid secara tiga
dimensional. Elemen dasar pembentuk struktur rangka ini adalah: - Rangka batang
bidang - Piramid dengan dasarsegi empatmembentuk oktahedron - Piramid dengan
dasar segitiga membentuk tetrahedron

• Struktur Kabel

Kabel adalah elemen struktur


fleksibel. Bentuknya sangat
bergantung pada besar dan
perilaku beban yang bekerja
padanya.Apabila kabel ditarik
pada kedua ujungnya saja, maka
bentuknya lurus.Jenis kabel demikian disebut tie-rod. Jika kabel digunakan pada
bentang antara dua titik dan memikul beban titik eksternal maka bentuk kabel akan
berupa segmensegmen garis. Jika yang dipikul beban terbagi maka kabel akan
mempunyai bentuk lengkungan. Berat sendiri kabel dapat menyebabkan bentuk
lengkung tersebut, biasanya berbentuk catenary-curve.

22
• Struktur Cangkang
cangkang adalah bentuk
struktur berdimensi tiga
yang kaku dan tipis serta
mempunyai permukaan
lengkung. Permukaan
cangkang dapat mempunyai
bentuk sembarang. Bentuk
yang umum adalah
permukaan yang berasal
dari:
1. Kurva yang diputar terhadap 1 sumbu (misalnya permukaan bola, elips,
kerucut, dan parabola)
2. Permukaan translasional yang dibentuk dengan menggeserkan kurva
bidang di atas kurva bidang lainnya (misalnya permukaan bola eliptik dan
silindris)
3. Permukaan yang dibentuk dengan menggeserkan 2 ujung segmen pada 2
kurva bidang (misalnya permukaan bentuk hiperbolik parabolid dan konoid)
4. Dan berbagai bentuk yang merupakan kombinasi dari yang sudah
disebutkan diatas

Bentuk cangkan tidak harus selalu memenuhi persamaan matematis sederhana.


Segala bentuk cangkang mungkin saja digunakan untu suatu struktur.
Bagaimanapun, tinjauan konstruksional mungkin akan membatasi hal ini. Beban-
beban bekerja pada cangkang diteruskan ke tanah dengan menimbulkan tegangan
geser, tarik, dan tekanan pada arah dalan bidang (in-plane) permukaan tersebut.
Tipisnya permukaan cangkang menyebabkan tidak adanya tahan momen yang
berarti struktur cangkang tipis khususnya cocok digunakan untuk memikul beban
merata pada atap gedung. Struktur ini tidak cocok untuk memikul beban terpusat.
Struktur cangkang selalu memerlukan penggunaan cincin tarik pada tumpuannya.

23
• Sistem Struktur Terpilih
Dalam tugas bangunan bentang lebar ini,memilih untuk menggunakan
struktur rangka ruang atau space frame
Space frame ini sudah banyak digunakan di Indonesia terutama di kawasan Industri.
Beberapa keuntungan jika menggunakan metode struktur rangka space frame antara lain.
• Space frame dapat digunakan untuk bentang yang panjang
• Sistem kontruksi space frame sangat ringan
• Space frame dapat diterapkan dalam bentuk atap apa pun
• Umur sistem relatif lebih panjang 50-100 tahun
• Lebih menarik jika dilihat dari segi estetika
• Harga lebih efisien dengan bentang panjang
Struktur rangka space frame adalah sistem yang terdiri dari beberapa elemen struktur
yaitu sambungan, pipa besi, bola baja, konektor, baut, dan pelat support.
Sumber: www.strukturrangkabatang.com

2.6 Studi banding gedung olahraga

• Palais des Sports de Rouen, Perancis

Palais des Sports de Rouen atau biasa disebut Kindarena Sports Center dirancang
untuk mewadahi berbagai pertandingan nasional dan internasional di Perancis.
Proyek ini bertujuan untuk mencapai pembangunan infrastruktur daerah setempat
maupun perkotaan yang sukses sehingga fasilitas olahraga ini dirancang menjadi
tuan rumah berbagai jenis pertandingan dan acara, baik olahraga maupun budaya.
Kindarena Sports Center merupakan sport center yang dapat memfasilitasi lebih
dari 1 jenis olahraga.

Palais des Sport de Rouen, Perancis

(Sumber : www.archdaily.com)

Architects : Dominique Perrault Architecture

Location : Rue Lillebonne, 76000, Rouen, France

24
Structure : Khephren Engeniering

Client : La Crea

Project Year : 2012

Site Area : 31.500 m2

Project Area : 17.000 m2

Kindarena Sports Center dibagi menjadi tiga fungsi bangunan, pada bagian
tengah bangunan merupakan area olahraga, bagian selatan bangunan merupakan
area penerimaan, dan bagian utara bangunan merupakan area pelayanan dan
administratif.

Bangunan ini mempunyai area olahraga utama seluas 4.400 m2 dengan


kapasitas 6.000 penonton, sedangkan area olahraga penunjang seluas 2.400 m2
dengan kapasitas 864 penonton. Fasilitas penunjang olahraga pada bangunan
Kindarena Sports Center terdiri dari ruang meeting, ruang ganti, kantor pelatih dan
wasit, dan ruang kesehatan dengan luas total sebesar 1.300 m2. Area penunjang
untuk penonton terdiri dari area ticketing, area pertokoan, ruang kesehatan, dan area
rekreasi dengan luas 2.200 m2.

Fasad Sisi Fasad Sisi Tenggara (Sumber : www.archdaily.com)

Sisi tenggara bangunan berbentuk seperti piramida terbalik yang


ditempatkan dengan dua dasar yang tidak memiliki puncak. Bangunan dikelilingi
tangga dan kaca transparan sebagai fasad dari bangunan. Bangunan Kindarena
Sports Center memiliki dua area olahraga yang dibatasi oleh tribun sehingga
menciptakan arena ganda. Fungsi utama bangunan sebagai area olahraga berada

25
pada pusat bangunan dengan semua fungsi teknis yang berada di sekitar tepi bidang
tersebut.

Fasad halus dan gelap pada sisi barat laut dengan menggunakan material
metal dan kaca kontras dengan fasad bangunan sisi tenggara yang berkontur tegas
dan berwarna cerah. Sisi barat laut pada bangunan ini digunakan sebagai akses
teknis dan jalur sirkulasi atlet, official, staf administrasi, dan media.

Area Olahraga Utama dan Tribun Penonton (Sumber : www.archdaily.com)

• R. Crosby Kemper Jr. Memorial Arena

26
Gedung olahraga ini terletak di Kota Kansas City, Missouri, dirancang oleh
C. F. Murphy Associates. Bangunan ini khusus untuk bola basket saja dan hoki.
Mempunyai kapasitas penonton mencapai 18.000 orang.Struktur yang dipakai yaitu
menggunakan struktur rangka ruang dibagian atapnya digabung dan ditopang
dengan rangka-rangka utama berbentuk melengkung yang diekspos. Denah
bangunan berbentuk seperti segitiga, dengan kombinasi atap melengkung, pintu
utama terletak pada salah satu sudutnya. Bentuk ini memberikan kesan modern
Kegiatan lain di luar olahraga yaitu digunakan untuk konser musik.

Kesimpulan desain:

Ekspos struktur atap akan memberikan kesan dan tampilan bangunan yang hi- tech.
Bentuk bangunan yang memadukan unsur dasar simetris dan lengkung akan memberikan bentuk
yang modern dan atraktif. Pintu utama didesain dengan eksklusif, benar-benar diekspos dan
terlihat dengan jelas, ini bertujuan untuk memudahkan pencapaian kedalam bangunan dan
sekaligus menguatkan karakter fasade bangunan itu sendiri.

• Sport Hall Bialystok

Dalam mencari bentuk arsitektur dan tata ruang dalam sebuah desain gedung olahraga yang
dirancang oleh Studio EL di Białystok, melalui investigasi tipologi ruang/fasilitas yang digunakan
gedung olahraga, mereka memutuskan untuk menggunakan jenis desain ditandai dengan
kesegaran, ters (rapi) dan koherensi antara bentuk dan fungsi. Desain terdiri dari dua-lengkung ,
dua-lapis, struktur menggunakan space frame yang melindungi lapangan yang ada di bawahnya
yang manumpu pada kolom. Luas sport hall tersebut adalah 5ha.
Gedung olah raga yang dirancang berada dalam tata guna lahan perencanaan kota yang
telah ditentukan oleh pemerinta setempat , jalan raya dan pesedtrian way dari arah jalan
Ciołkowski satu sumbu dari timur ke barat . Tata letak komposisi hall terdiri dari dua elemen :
semakin tinggi dan mendominasi massa hall , dan massa yang lebih rendah menandakan sebuah
fungsi komunal.
27
Parking lot berada di sisi timur, barat dan selatan. Akses dibagi dua menuju
hall yaitu untuk pejalan kaki yang memakai akses lorong dari timur ke barat dan
dari tempat parkir. Akses tersebut membawa mereka menuju balkon kemudian
melalui jalan , tangga dan lift yang mengarah kepada pedestrian way yang terletak
4 , 20 m di atas mereka.

Sistem pelapisan dengan daya tarik yang unik diimplementasikan dengan ringan/mudah, mudah
untuk merakit , dan memiliki konstruksi dengan estetika tinggi . Coating struktur dibagi
menjadi dua helai : sisi sayap dicoating penuh; corrugated sheet, wol mineral , insulasi air ,
coating panel dari lembaran aluminium ; dan median strip terdiri dari downlighter di bagian
atas arena dan panel sandwich termal di sisi, ditutupi secara kolektif dengan lapisan Semi
Transparan Photovoltanic Glass , aplikasi yang akan menjadi faktor utama dalam mengurangi
biaya.
Resolusi ini berfungsi sebagai perbaikan ekologi dalam merancang sebuah fasilitas
olahraga . Downlighter sendiri akan dibangun menggunakan sistem Kalwall , yang memiliki
parameter tertentu ketika ketikamemasuki termal isolasi listrik dan sun control, melalui
hamburan sinar matahari . Selain itu di atas strip dari space frame menerapkan sistem
penggelapan otomatis , roller blinds horizontal. Resolusi ini akan memberikan ruang yang
terang, menarik , dan atraktif dari sebuah design gedung olahraga.

28
Untuk sisi timur , stasiun transformator , pintu masuk ke arena , komersial
dan teknis parsial dan di utara dari sisi jalan layanan terutama untuk program
komersial dan sebagian untuk program teknis .

2.7 Tema Aritektur Metafora

2.6.1 Kajian Arsitektur Metafora

Metafora merupakan bagian dari gaya bahasa yang digunakan untuk


menjelaskan sesuatu hal melalui sebuah persamaan atau perbandingan. Metafora
berasal dari bahasa latin yaitu “ Methapherein “ yang terdiri dari 2 buah kata yaitu
“ metha “ yang berarti setelah,melewati dan “ Pherein “ yang berarti membawa.

Secara etimologis dapat diartikan sebagai pemakaian kata-kata yang bukan


arti sebenarnya, melainkan sebagai kiasan yang berdasar persamaan dan
perbandingan. Pada awal tahun 1970 muncul ide untuk mengaitkan arsitektur
dengan bahasa, Menurut Charles Jenks dalam bukunya “ The language of Post
Modern “ dimana arsitektur dikaitkan dengan cara metafora.

29
Metafora mengindentifikasikan hubungan antara benda dimana hubungan
tersebut lebih bersifat abstrak daripada nyata serta mengindentifikasikan pola
hubungan sejajar. Dengan metafora seorang perancang dapat berkreasi dan bermain
main dengan imajinasinya untuk diwujudkan dalam karya arsitektur. Metafora
dapat mendorong arsitektur untuk mendorong arsitek untuk memeriksa sekumpulan
pertanyaan yang muncul dari tema rancangan.

Metafora atau kiasan pada dasarnya mirip dengan konsep analogi arsitektur,
yaitu menghubungkan diantara benda-benda. Tetapi hubungan ini bersifat abstrak
ketimbang nyata yang biasanya terdapat dalam metode analogi bentuk.
Perumpamaan adalah metafora yang mungunakan kata-kata senada dengan “
bagaikan” atau “ seperti “ untuk mengungkapkan suatu hubungan.

2.6.2 Definisi Arsitektur Metafora.

Pengertian metafora dalam arsitektur kiasan atau ungkapan bentuk,diwujudkan


dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang
menikmati atau memakai karyanya.

Prinsip-prinsip Metafora

• Mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek


lain.
• Mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal yang
lain.
• Menjelaskan dalam bentuk subjek dengan sebuah karya yang sedang dipikirkan
dengan cara baru.

30
2.6.3 Kegunaan Metafora dalam Arsitektur

Sebagai salah satu cara atau metode sebagai perwujudan kreativitas


Arsitektural, yakni sebagai berikut :

• Memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari sudut pandang yang
lain
• Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi pengamat.
• Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap
menjadi hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum.
• Dapat menghasilkan Arsitektur yang lebih ekspresif.

2.6.4 Konsep Arsitektur Metafora

Konsep arsitektur metafora adalah karya arsitektur yang berupa kiasan atau
ungkapan bentuk yang diwujudkan dalam bangunan. Metafora pada bangunan
dapat diwujudkan kedalam karya bangunan yang meliputi beberapa elemen visual
yang akan dibahas dan diaplikasikan pada karya arsitektur itu sendiri.

Seperti halnya di ungkapkan pada :

• Fasade bangunan yaitu merancang dan mendesain fasade pada bangunan yang
akan didesain yang memiliki makna dengan fungsi bangunan itu sendiri.
• Pola hubungan ruang luar, yaitu menata sirkulasi dan lansekap yang sesuai
dengan bangunan berkonsep metafora.
• Proporsi sekala bangunan, yaitu membuat proporsi bangunan sesuai dengan
kebutuhan serta kapasitasnya.
• Massa bangunan yaitu merancang bentuk massa bangunan yang sesuai dengan
konsep arsitektur metafora. (http://arsitekturmetafora.blogspot.co.id/)

31
BAB III

TINJAUAN LOKASI

3.1 PEMILIHAN LOKASI TAPAK

Deskripsi tapak :

a) Luas site tersebut adalah 30.000. m2


b) Batas lokasi tapak yaitu sebelah
- Utara: Ketaren’s farm,
- Timur : Lahan Kosong,
- Selatan :Jl. Meranti I,
- Barat : Jl.Bunga Turi sebagai jalan utama menuju site.
c) Berada di sisi jalan utama yaitu Jalan Bunga Turi.
d) Kondisi tapak merupakan lahan kosong, dikelilingi sebagian oleh
permukiman warga.
e) Tapak mendukung untuk fungsi bangunan Gedung Olahraga.
f) Tapak berada pada Kawasan tidak padat kendaraan

32
3.1.1 Kondisi Eksisting Tapak

Akses masuk tapak

Gambar diatas adalah sisi utara tapak yang merupakan jalan menuju
kedalam tapak. Tapak dibatasi oleh pagar setinggi 1 meter serta akses yang
berhubungan langsung dengan Jl. Bunga Turi.

Keadaan jalan sekitar tapak

Gambar di atas adalah keadaan jalan di lokasi tapak yang menghadap ke


jalan utama Jl. Bunga Turi

33
Keadaan Tapak

Gambar diatas merupakan keadaan tapak dari Jl. Meranti I, tapak dibatasi
oleh tembok setinggi 3 M.

Keadaan jalan sekitar tapak

Gambar diatas adalah keadaan jalan di lokasi tapak diambil dari arah selatan
Jl. Meranti I menuju jalan Bunga Turi.

34
Kondisi jalan menanjak

Gambar diatas adalah kondisi jalan dari arah timur lahan kosong menuju
Barat Jl. Bunga Turi

Keadaan tapak

Gambar diatas adalah keadaan site tapak yang terlihat begitu rimba dan
memiliki lahan yang berkontur yang sesuai dengan permintaan penugasan.

35

Anda mungkin juga menyukai