Anda di halaman 1dari 101

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, kesadaran masyarakat akan pentingnya
berolahraga semakin meningkat. Berolahraga tidak hanya untuk menjaga kebugaran
tubuh, namun menjadi suatu hobi atau trend bagi masyarakat untuk berolahraga.
aktivitas olahraga telah menjadi bagian dari kehidupan setiap orang, baik bagi pelajar,
mahasiswa, anak remaja, orang dewasa, dan tidak menutup kemungkinan bagi para
manula. Olahraga merupakan suatu aktivitas jasmani yang menggunakan otot-otot
besar dan kecil secara sistematis yang dilakukan dan informasi yang didapatkan
seperti pengetahuan dalam menjaga kebugaran tubuh melalui aktivitas olahraga.
(Riscomo,2020).

Kesehatan adalah salah satu hal terpenting alam hidup manusia. Olahraga
merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh, yang mempunyai dampak
positif terhadap derajat kesehatan. Manfaat jasmani yang diperoleh dari berolahraga
adalah dapat menjaga kesehatan fisik, melatih skill, keterampilan, dan kesiapan
manusia dalam menghadapi segala kondisi. Sedangkan manfaat rohani yang
diperoleh adalah menanamkan jiwa sportif, meningkatkan kepercayaan diri serta
mengurangi kadar stress dengan adanya efek relaksasi dalam berolahraga. Sport
center dapat mewadahi kegiatan olahraga yang baik untuk latihan, rekreasi maupun
kompetitif dalam olahraga, terdapat beberapa kategori yang sering dilakukan dan
beberapa fungsi dalam Sport center yang mendukung kegiatan dalam berolahraga.
Kompetisi / prestasi, yang digunakan untuk pertandingan atau perlombaan, dan Sport
center ini memiliki standar dan ukuran yang sudah ditetapkan dan memiliki kapasitas
jumlah penonton. (Putra, 2020). Rekreasi, yaitu area olahraga yang digunakan untuk
bersenang-senang atau menghibur bagi masyarakat.

1
Kota Makassar merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang merupakan
sentral pelayanan pembangunan pada kawasan timur Indonesia (KTI). Hal ini
ditunjukkan dengan semakin meningkatnya pembangunan dan pengembangan
fasilitas-fasilitas rekreasi, pariwisata dan olahraga di Makassar. Tanpa disadari kota
Makassar tumbuh menjadi kota yang berkembang pesat khususnya dalam laju
pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Dengan jumlah tingkat penduduk
mencapai 1.663.479 jiwa Tekanan hidup dan beban kerja yang tinggi membuat
masyarakat kota Makassar terlalu sibuk dengan aktivitas keseharian dan tidak
mempertimbangkan kesehatan tubuh. Menurut peraturan walikota kota makasar no 8
tahun 2020 tentang tata cara mengolahan kegiatan pembangunan sarana dan
prasarana Sehingga di Makassar saat ini memiliki sarana olahraga tetapi
sudah tidak layak pakai dan tidak memenuhi standar minimal sarana lengkap untuk
tipe A minimal 4 sarana yang lengkap dengan fasilitas lainnya, namun hal tersebut
telah di syaratkan oleh Menpora melalui Kepres No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional harusnya ada dan lengkap dengan fasilitas lainnya. Maka,
adalah kurangnya sarana dan prasarana yang memenuhi standar yang ada, kebutuhan
ruang yang belum terpenuhi untuk kebutuhan Atlet, Penonton, dan Pengelola dari
gedung tersebut, lokasi yang sudah tidak memungkinkan untuk melakukan
pengembangan, lokasi yang tidak sesuai dengan peraturan kota Makassar, dan
kebisingan dari pesawat dikarenakan berdekatan dengan area bandara udara.
Sehingga diadakan relokasi gor sudiang ke lokasi yang sesuai dengan peraturan kota
Makassar.

Tingkat pencapaian prestasi yang ada di Makassar yang telah di peroleh dari
Dinas Pemuda dan Olahraga (2020) yang menjelaskan dan menunjukkan jika di
Makassar memiliki atlet berprestasi sebanyak 351 orang di tingkat Nasional dan
daerah dan juga terdapat 145 Klub olahraga yang melatih atlitnya dengan berpindah
pindah tempat karena kebutuhan sarananya (Evendi,2019).

2
Adapun perkembangan kota Makassar semakin meningkat,di harapkan kota
makasar memiliki gedung olahraga yang terpusat terdapat 6 titik kawasan untuk
berolahraga di Makassar yaitu lapangan sudiang, lapangan karebosi, taman macan,
anjungan pantai losari baik sekedar berkunjung ataupun berolahraga yang bersifat
rekreatif. Di lihat dari banyaknya minat masyarakat serta banyaknya berbagai klub
olahraga seperti sepeda, parkour, skateboard, futsal, dll. Melihat permaslahan yang
terjadi akibat kurangnya fasilitas yang memadai pada bangunan olahraga di kota
makassar menjadi Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan
menyediakan sarana olahraga, baik olahraga prestasi maupun rekreasi untuk
meningkatkan prestasi dan kemajuan pembangunan olahraga. Oleh karena itu,
dibutuhkan adanya fasilitas olahraga dengan konsep olahraga rekreasi agar dapat
mendorong minat masyarakat untuk berolahraga. Kebutuhan adanya fasilitas
olahraga, tentunya ditunjang dengan peralatan dan perlengkapan olahraga yang
memadai.

Masyarakat kota Makassar membutuhkan sebuah wadah dalam berolahraga


segala kebutuhan olahraga, yang berfungsi sebagai tempat olahraga serta pusat
informasi olahraga di Makassar yang lengkap dan terjangkau sekaligus tempat
olahraga yang secara keseluruhan menyediakan fasilitas olahraga indoor dengan
segala kelengkapannya dan fasilitas penunjang lainnya yang bersifat komersil dan
rekreatif. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan dan perancangan sebuah Sport
center dengan type A menjadikan sport center dengan fasilitas olahraga indoor di
Makassar sebagai sarana yang memdai bagi masyarakat.adapun lokasi Desain sport
center ini berada di jalan metro tanjung bunga yang berada dekat kawasan pantai
losari kecamatan mariso. konsep sport center diharapkan dapat mendorong minat
masyarakat untuk berolahraga dan dapat menjadi sebuah alternative positif di tengah
maraknya perkembangan zaman dengan berbagai konsep yang berbeda.

3
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana menentukan konsep sport center yang sesuai dengan
kawasan kota Makassar?

2. Bagaimana merancang desain fisik sport center yang sesuai dengan


kawasan kota Makassar?

C. Tujuan pembahasan
1. Menyediakan suatu fasilitas bangunan olaraga dengan fasilitas olahraga
yaitu sports center yang dapat mewadahi kegiatan olahraga serta pusat
informasi mengenai olahraga yang difasilitasi dengan kegiatan olahraga
indoor yang disediakan nantinya.
2. Menyediakan wadah olahraga bagi masyarakat sekitar dan masyarakat
kota Makassar pada umumnya untuk penyaluran hobi, dan berolahraga.
3. Menyediakan sebuah bangunan dengan tujuan one destination,
dimana nantinya dapat memudahkan masyarakat untuk beraktivitas tanpa
harus masuki banyak tempat atau berolarahaga di jalan raya.

D. Sasaran pembahasan
Sasaran pembahasan diarahkan kepada studi dan analisa terhadap sports
center yang dimaksudkan untuk mendapatkan persyaratan dan kriteria-
kriteria perencanaan tapak, tata fisik, sirkulasi, sistem struktur, utilitas serta
penampilan bagunan serta menyusun acuan perancangan untuk mewujudkan
suatu srana perbelanjaan alat-alat olahraga dan fasilitas olahraga indoor
berdasarkan analisa standar dan faktor yang mempengaruhi.

E. Sistematika pembahasan
Dari keseluruhan pembahasan maka sistematika pembahasan dapat
diuraikan sebagai berikut:

4
Tahap I : Meliputi pembahasan dengan latar belakang pemilihan judul,
selanjutnya merumuskan masalah yang timbul, tujuan, sasaran
pembahasan, dan sistematika pembahasan

Tahap II : Pembahasan dilanjutkan dengan meninjau secara umum


antara lain pengertian mengenai sport center, fungsi dan tujuan, kegiatan
dan studi bangunan sejenis.

Tahap III : Metodologi penulisan adalah sekumpulan peraturan, kegiatan,


dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian sport center

Olahraga yaitu suatu aktivitas yang mengasah pada kemampuan


fisik maupun otak. Olahraga dapat dikaitkan dengan Gerak badan untuk
menguatkan dan menyehatkan tubuh (Afriyanto, 2020) sedangkan, center
yaitu pusat yang berada di tengah atau bagian suatu tempat, yang
menunjukkan satu titik benda pada tempat tertentu yang menjadi pusat
kegiatan olahraga dan dilengkapi dengan fasilitas penunjang.

Sport center dapat mewadahi kegiatan olahraga yang baik untuk


latihan, rekreasi maupun kompetitif (Putra, 2020) dalam olahraga,
terdapat beberapa kategori yang sering dilakukan dan beberapa fungsi
dalam Sport center yang mendukung kegiatan dalam berolahraga.
Kompetisi / prestasi, yang digunakan untuk pertandingan atau
perlombaan, dan Sport center ini memiliki standar dan ukuran yang sudah
ditetapkan dan memiliki kapasitas jumlah penonton. (Putra, 2020).
Rekreasi, yaitu area olahraga yang digunakan untuk bersenang-senang
atau menghibur bagi masyarakat. Area olahraga ini bersifat lebih santai
dan tidak memiliki standar dan biasanya tidak memiliki tribun untuk
penonton juga tidak diwajibkan memiliki menggunakan standar dan
ketentuan. (Putra, 2020).

Menurut UU Republik Indonesia No.3 Tahun 2005, terdapat


pengertian pengertian dari hal-hal yang bersangkutan dengan olahraga
diantaranya adalah :

6
a) Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk
mendorong, membina, serta mengembangkan potensi
jasmani, rohani, dan sosial.
b) Keolahragaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan
olahraga yang memerlukan pengaturan, pendidikan,
pelatihan, pembinaan, pengembangan, dan pengawasan.
c) Keolahragaan Nasional adalah keolahragaan yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-
nilai keolahragaan, kebudayaan nasional Indonesia, dan
tanggap terhadap tuntutan perkembangan olahraga.
d) Sistem Keolahragaan Nasional adalah keseluruhan aspek
keolahragaan yang saling terkait secara terencana,
sistematis, terpadu, dan berkelanjutan sebagai satu
kesatuan yang meliputi pengaturan, pendidikan, pelatihan,
pengelolaan, pembinaan, pengembangan, dan pengawasan
untuk mencapai tujuan keolahragaan nasional.
e) Pengolahraga adalah orang yang berolahraga dalam usaha
mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial.
f) Olahragawan adalah pengolahraga yang mengikuti
pelatihan secara teratur dan kejuaraan dengan penuh
dedikasi untuk mencapai prestasi.
g) Pembina olahraga adalah orang yang memiliki minat dan
pengetahuan, kepemimpinan, kemampuan manajerial,
dan/atau pendanaan yang didedikasikan untuk
kepentingan pembinaan dan pengembangan olahraga.

7
h) Tenaga keolahragaan adalah seseorang yang memiliki
kualifikasi dan sertifikat kompetisi dalam bidang
olahraga.
i) Sedangkan organisasi olahraga adalah sekumpulan orang
yang menjalin kerja sama dengan membentuk organisasi
untuk penyelenggaraan olahraga sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Dari uraian kutipan
diatas, inti dari pengertian olahraga adalah aktivitas gerak
manusia dengan teknik tertentu dalam kegiatan jasmani
juga mengandung unsur prestasi dan rekreasi, yang
bertujuan menyehatkan jasmani dan rohani, didasarkan
pada rasa sportivitas yang tinggi. (Grs. AIP. Sjarifudin,
1971).

B. Klasifikasi Bangunan

Klasifikasi bangunan gelanggang olahraga atau Sport center menurut


buku standar tata cara perencanaan teknik bangunan gedung olahraga
yang dikeluarkan oleh departemen pekerjaan umum (Pratama, 2016).
Sport Center dibagi menjadi 3 tipe, yaitu Sport Center Tipe A adalah
Sport Center yang dalam penggunaannya melayani Wilayah
Provinsi/Daerah Tingkat I. Gelanggang olahraga Tipe B adalah
gelanggang olahraga yang dalam penggunaannya melayani Wilayah
Kabupaten/Kotamadya. Sport Center Tipe C adalah Sport Center yang
dalam penggunaannya melayani Wilayah Kecamatan. Klasifikasi Sport
Center direncanakan berdasarkan ketentuan ketentuan sebagai berikut:

8
1. Jenis cabang olahraga dan jumlah lapangan olahraga untuk
pertandingan serta latihan seperti pada tabel di bawah. 9 Klasifikasi
Dan Penggunaan Bangunan

Table 2.1 Klasifikasi Bangunan

PENGGUNAAN JUMLAH MINIMAL LAPANGAN


Klasifikasi Jumlah Pertandingan Latihan Keterangan
minimal Nasional/Internasional
Cabang
Olahraga
Tipe A Tenis lapangan, 1 buah,1 buah ,1 buah 1 buah,
bola 1, buah,1 buah 3 buah
basket,bola 4 buah
voli,bulutangki 6-7
s buah
Tipe b Bola baseket 1 Buah
Bola voli 2 buah 2 buah
3 buah
Bulu tangkis 1 nasional
Tipe c Bola voli 1buah 1 buah
Bulu tangkis

9
Sumber : Standar Tata Cara Perencanaan teknik Bangunan
Gedung Olahraga, 2021

Berdasarkan pada (Tabel 2.1) klasifikasi pada penggunaan


jumlah lapangan yang akan dipakai adalah jenis tipe B yaitu
dengan jumlah cabang olahraga bola basktet terdapat 1 buah,
bola voli 1 buah dan bulutangkis yang termasuk kelas
nasional.

1. Ukuran efektif matra ruang Sport Center harus


memenuhi ketentuan seperti pada tabel di bawah.

10
Ukuran minimal
khasifik
asi Daerah Daerah Permai Bebas
Tipe A 50Bebas
M 30Bebas
M 12.50
nan 5.50 M
Tipe B 32 M 22 M 12.50
M 5.50 M
Tipe C 24 M 16 M 16
MM 5.50 M
Table 2.2 Ukuran Matra Ruang Bangunan

Sumber : Standar Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung

Olahraga, 2021

Berdasarkan pada (Tabel 2.2) ukuran pada klasifikasi


bangunan yang akan dipakai adalah jenis tipe B dengan panjang
32 M, lebar 22 M, tinggi 12.50 M dan langit – langit pada
bangunan tersebut 5.50 M.

2. Kapasitas penonton Gedung Olahraga harus memenuhi


ketentuan seperti pada tabel dibawah.

Table 2.3 Kapasitas penonton Sport Center

Kapasitas penonton olah raga


Klasifikasi gedung Jumlah penonton / jiwa
olahraga
Tipe A 3000-5000
Tipe B 1000-3000
Tipe C Maksimal 100
Sumber : standar tata cara perencanaan teknik bangunan
gedung olahraga 2021
11
Berdasarkan pada (Tabel 2.3) ukuran pada klasifikasi
bangunan yang
akan dipakai adalah jenis tipe B dengan jumlah penonton
1.000-3.000 jiwa

C. Jenis Olahraga Sport center

a) Badminton
Badminton merupakan salah satu jenis cabang olahraga yang dimainkan
oleh 2 orang, pada sektor tunggal dan juga 2 orang pada sektor ganda
dengan menggunakan raket (Danilo, 2021). Permainan bulu tangkis
bertujuan untuk memukul bola yang disebut juga dengan kok atau
shuttlecock yang diarahkan kepada tim lawan, dan bola kok ini harus
diarahkan ke tim lawan dengan melintasi net dan dijatuhkan ke tim lawan.
Permainan ini dapat dikatakan menang jika salah satu tim dapat
memenangkan 2 (dua) set permainan. Ukuran lapangan partai tunggal (1
pemain) panjang 11,88 m, lebar 5,18 m, luas 61,6 m², tinggi tiang net
1,55 m, Tinggi atas net 1,52 m. Jarak net ke garis servis 1,98 m, Jarak
garis service ke sisi lapangan luar 3,96 m, Ukuran lapangan partai ganda
(2 pemain) panjang 13,40 m. Lebar 6,10 m. Luas 81,4 m². Tinggi tiang
net 1,55 m. Tinggi atas net 1,52 m. Jarak net ke garis servis 1,98 m. Jarak
garis service ke sisi lapangan luar 4,72 m.

12
Gambar 1: ukuran lapangan batminton
Sumber : google sear. Com 2022
b) Futsal

Futsal merupakan Olahraga bola yang dimainkan oleh dua tim,


yangmasing-masing beranggotakan 5 orang pemain inti dan 7 pemain
cadangan di setiap regu (Bukhori,2017), serta memiliki tujuan untuk
mencetak skor sebanyak – banyaknya ke dalam gawang lawan dan
mempertahankan gawang sendiri dari serangan lawan. (Abdi,2019).
Ukuran lapangan futsal panjang lapangan futsal : 25-43 m, lebar lapangan
futsal : 15-25 m. Garis batas lapangan futsal garis selebar 80 cm, yaitu
garis sentuh di sisi, garis gawang di ujung, dan garis melintang tengah
13
lapangan. Garis 3 m lingkaran tengah.ukuran daerah penalty busur
berukuran 6 m dari masing-masing tiang gawang, titik penalti 6 m dari
titik tengah garisgawang, titik penalti kedua 10 m dari titik tengah garis
gawang. Zonapergantian pada permainan futsal daerah 5 m (5 m dari
garis tengah lapangan) pada sisi tribun dari pelemparan. Ukuran gawang
futsal tinggi gawang futsal 2 m dan lebar gawang futsal 3

Gambar.2 : ukuran lapangan futsal


Sumber: belati blog. Com 2022

Gambar3: olahraga fusal


Sumber: belati blog.com 2022

c) Bola Basket

Definisi tentang permainan bola basket, yaitu sebuah permainan bola


yang sederhana dan mudah untuk dipelajari juga dapat dikuasai dengan
14
sempurna. Permainan pada olahraga ini menuntut latihan fisik dan juga
disiplin, dalam rangka membentuk kerja sama tim yang solid dan handal
(Putra, 2021). Ukuran lapangan basket standar nasional panjang 28,5 m,
lebar 15 m. Ukuran lapangan basket standar internasional panjang 26 m,
lebar 14 m, terdapat 1 buah lingkaran di tengah lapangan dan 2 setengah
lingkaran di tiap zona free throw yang memiliki jari-jari 1,80 meter.
Papan pantul bagian luar Panjang 1,80 m, Lebar 1,20 m. Papan pantul
bagian dalam Panjang 0,59 m, Lebar 0,45 m. Jarak lantai sampai ke papan
pantul bagian bawah adalah 2,75 m. Sementara jarak papan pantul bagian
bawah sampai ke ring basket adalah 0,30 m. Ring basket memiliki
panjang yaitu 0,40 m, sedangkan jarak tiang penyangga sampai ke garis
akhir adalah 1 m. Panjang garis tengah lingkaran pada lapangan basket
adalah 1,80 m dengan ukuran lebar garis yaitu 0,05 m. Panjang garis
akhir lingkaran daerah serang yaitu 6 m, sedangkan panjang garis
tembakan hukuman yaitu 3,60 m.

Gambar.4: ukuran lapangan bola basket


Sumber: cat lapangangn. Com 2022

15
Gamabr 5: olaraga basket
d) tenis meja

Tenis meja atau pingpong merupakan salah satu cabang olahraga yang

dimainkan oleh 2 pasang (ganda) ataupun 2 orang (tunggal) yang


berlawanan dan alat yang digunakan dalam permainan ini adalah raket
atau yang umum disebut dengan bet, bola pingpong, dan juga lapangan
permainan yang berbentuk meja dan raket yang di gunakan dalam
permainan tenis meja itu terbuat dari papan kayu dan dilapisi karet
(Angga, 2020).Untuk ukuran lapangan tenis meja yaitu panjang = 274 cm
dan lebar meja = 152,5 cm, tinggi meja dari lantai lapangan = 76 cm,
tebal garis sisi = 2 cm, luas = 4,1785 meter persegi. Untuk ukuran tiang
net dan jaring net tenis meja yaitu panjang net = 183 cm, lebar atau tinggi
net = 15,25 cm, jarak meja ke tiang = 15,25 cm, luas net = 0,279075
meter persegi.

Gambar 6: ukuran tenis meja


Sumber : penjas wordpeds com 2022
16
Gambar.7: olaraga tenis meja
Sumber: wordpes. Com 2022

e) Bola Voli

Bola voli adalah permainan olahraga yang dimainkan oleh 2 regu,


dimana setiap regu terdiri dari 6 orang pemain. Masing-masing regu harus
berusaha untuk memukul bola dan menjatuhkan bola ke dalam lapangan
lawan sehingga melewati bagian atas net serta mencegah regu lawan
menjatuhkan bola ke dalam lapangan. (Prawiro, 2019). Ukuran lapangan
voli luas net 0,279075 meter persegi lapangan bola voli pada umumnya
berbentuk persegi panjang dimana memiliki panjang 18 m lebar 9 m.

Ukuran garis batas lapangan voli untuk semua garis batas lapangan garis
tengah serta garis daerah serang adalah 3 m. Garis batas sendiri
memberikan tanda batas menggunakan tali kayu cat atau kapur dan kertas
yang mana lebarnya tidak lebih dari 5 cm. Lapangan permainan voli
tersebut dibagi menjadi 2 bagian yang mana luasnya adalah 9m x 9 m.
Ukuran daerah servis voli daerah servis merupakan sebuah area seluas 9
m di belakang setiap garis akhir dimana garis tersebut dibatasi oleh dua
buah garis pendek dengan panjang 15 cm yang dibuat 20 cm di belakang
garis akhir sebagai kepanjangan dari garis samping.Ukuran net dalam

17
permainan bola voli untuk jaringan atau net dalam permainan bola voli
ukurannya tidak boleh lebih dari 9,50 m dengan lebar 1 m dimana mata
jaring atau petak petak berukuran 10 x 10 cm. Untuk tinggi net putra
setinggi 2,43 meter sedangkan tinggi net untuk putri setinggi 2,24 meter
pada tepian atas jaring atau net terdapat sebuah pita putih selebar 5 cm.

Gambar8: ukuran lapangan bola voli


Sumber: fajar pendidkan.com 2022

Gambar 9: olaraga bola voli


Tugas dan fungsi dari Sport center ini adalah sebagai pelengkap fasilitas
bagi masyarakat, terutama di kota makassar dengan, meningkatkan
kualitas berolahraga masyarakat. Sehingga Sport center menjadi wadah
bagi masyarakat untuk menempatkan hobinya ataupun menjadi sarana

18
peningkatan prestasi maupun bakat dari masyarakat yang ingin
berolahraga.

D. Standarisasi Fasilitas Prasarana Sport center

Untuk dapat berfungsi dengan baik, Sport center harus menyediakan


beberapa fasilitas, yaitu Fasilitas utama, yaitu fasilitas-fasilitas yang harus
tersedia dan paling utama dalam lingkup bangunan sport center. Misalnya
lapangan bulu tangkis, futsal, hall basket, dan lain sebagainya. Fasilitas
penunjang, yaitu fasilitas yang menjadi pelengkap dari pada fasilitas-
fasilitas utama yang ada di bangunan sport center.

1) Ruang Ganti Atlet (Pemain) Ruang ganti atlit, yaitu pembangunan


ruang ganti untuk GOR tipe A dan GOR tipe B minimal 2 unit
sedangkan untuk GOR tipe C minimal 1 unit, dengan ketentuan,
Lokasi ruang ganti atlit harus didesain untuk dapat langsung menuju
lapangan melalui lorong atau koridor yang berada di bawah tribun
penonton. Jadi, Kelengkapan fasilitas ruang ganti atlit per unit ini
meliput : (Saiful, 2018).
Toilet pria dilengkapi dengan minimal 2 buah wastafel, 4 buah
peturasan (tempat buang air kecil) dan 2 buah kakus (jamban).
Ruang/kamar bilas pria yang dilengkapi dengan minimal 9 buah
shower ruang/kamar ganti pakaian pria yang dilengkapi box sebagai
tempat simpan benda-benda dan pakaian atlet, dengan minimal 20
(locker).
Selain itu, ruang ganti ini juga dilengkapi dengan bangku
panjang yang mampu menampung minimal 20 tempat duduk; Toilet
wanita dilengkapi minimal 4 buah kakus (jamban) dan 4 buah wastafel
yang dilengkapi cermin ruang/kamar bilas wanita dibuat tertutup
dengan jumlah minimal 20 buah, ruang/kamar ganti pakaian wanita
19
yang dilengkapi (locker) sebagai tempat simpan benda-benda dan
pakaian atlit, dengan minimal 20 (locker). Selain itu, ruang ganti ini
juga dilengkapi dengan bangku panjang yang mampu menampung
minimal 20 tempat duduk. 1 unit toilet khusus untuk penyandang cacat
(diffable), dengan 1 buah closet, 1 urinoir, 1 buah wastafel dan tempat
duduk.
2) Ruang Ganti Atlet (Pemain) Gedung olahraga tipe A dan B harus
dilengkapi dengan ruang ganti pelatih dan wasit masing-masing 2 unit
untuk pelatih dan 1 unit untuk wasit, harus dapat langsung menuju
lapangan. Sedangkan Gedung olahraga tipe C diperkenankan tanpa
memakai ruang ganti khusus untuk pelatih dan wasit. Setiap unit ruang
ganti minimum dilengkapi fasilitas sebagai berikut 1 buah bak cuci
tangan (wastafel), 1 buah closet, 1 buah ruang bilas (shower), 1 buah
ruang simpan yang dilengkapi 3 buah kotak simpan (locker); dan 3
tempat duduk.
3) Ruang massage dan fisioterapi (Pijat) atau ruang pijat yang dibangun
untuk GOR tipe A, B dan C minimal memiliki luas ruangan sebesar 12
m2 dan tipe C diperbolehkan tanpa ruang pijat. Kelengkapan ruang
pijat pada sebuah GOR adalah minimal 1 buah tempat tidur, 1 buah
wastafel dan 1 buah kakus (jamban);
4) Ruang medis (P3K), atau lokasi ruang P3K dibangun dekat dengan
ruang/kamar ganti atau ruang/kamar bilas dengan luas minimal 15 m2 .
Kelengkapan ruang P3K untuk GOR adalah minimal 1 buah bed
(tempat tidur) untuk pemeriksaan, 1 buah bed untuk perawatan dan 1
buah kakus (jamban) yang mempunyai luas lantai dapat menampung 2
orang (pemeriksa dan pasien) untuk kegiatan pemeriksaan doping;
5) Ruang pemanasan, harus disediakan dengan memperhatikan tipologi
dan penggunaan gedung olahraga. Gedung olahraga tipe A dan B
20
masing-masing dibuat ruang pemanasan sesuai kebutuhan cabang
olahraga, minimal luasnya adalah 300 m2 untuk tipe A dan untuk tipe
B minimal memiliki luas 81 m2 dan maksimal 196m2 , sedangkan
GOR tipe C minimal memiliki luas ruang pemanasan 81 m2 yang
dapat disediakan di luar gedung.
6) Ruang latihan beban, dibuat dengan luas minimal 150 m2 untuk GOR
tipe A, 80 m2 untuk GOR tipe B, sedangkan GOR tipe C
diperbolehkan tanpa ruang latihan beban. Apabila gedung olahraga
tipe A atau tipe B berada di sebuah komplek olahraga dan terdapat
sebuah ruang latihan beban dengan luas minimum memenuhi
ketentuan tersebut dan dapat dipergunakan bersama, maka
kelengkapan ruang latihan beban pada masing-masing gedung
olahraga dapat ditiadakan.
7) Menyediakan toilet untuk penonton dimana antara toilet pria dan
wanita penempatannya dipisahkan. Jumlah kakus jongkok pria
sebanyak 1 buah kakus per 200 penonton pria dan dilengkapi dengan
peturasan minimal 1 buah per 100 penonton pria. sedangkan untuk
kakus jongkok wanita sebanyak 1 buah kakus per 100 penonton
wanita, Wastafel dilengkapi dengan cermin, dimana dibutuhkan
minimal 1 buah wastafel per 200 penonton pria dan 1 buah wastafel
per 100 penonton wanita.
8) Nama ruang dan sistem tanda (Signage), Nama-nama dan identitas
ruangan harus dipasang ditempat yang tepat di pintu atau dekat pintu
(tetap terlihat walau pintu dalam keadaan terbuka), seperti nama ruang
ganti tim tuan rumah atau tim tamu, ruang wasit, pelatih, dan ruang
medis. Penunjuk arah (direction) dan nama tempat/lokasi atau ruangan
harus dibuat dengan huruf yang jelas dan mudah dibaca.

21
9) Ruang pengelola pertandingan yaitu ruang manajer, ruang secretariat,
ruang pengawas pertandingan, ruang wasit, ruang serbaguna/ruang
rapat; dan gedung perlengkapan. Kantor manajemen lapangan dibuat
dengan ketentuan sebagai berikut : kantor untuk tipe gor a dan b
mampu menampung minimal 10 orang dan maksimalnya 15 orang
sedangkan gor tipe c minimal 5 orang dengan luas yang dibutuhkan
minimal 5 m2 untuk setiap orangnya. Gor tipe a dan b harus dilengkapi
ruang untuk petugas satuan keamanan (satpam), petugas kebakaran
dan polisi yang masing-masingnya dengan luas minimal 15 m2.
Sedangkan gor tipe c diperbolehkan tanpa ruang tersebut.
10) Ruang penunjang lainnya adalah ruang mesin ruang kantin tiket box,
dibuat untuk gor tipe a dan b sesuai kapasitas penonton ruang vip
dibuat untuk gor tipe a dan b yang digunakan untuk menerima tamu
khusus atau tempat wawancara khusus tempat parkir jalur aksesibilitas
atau koridor untuk penyandang disabilitas harus memenuhi ketentuan.
11) Gudang alat olahraga dan alat kebersihan gudang harus dilengkapi
dengan ruangan untuk menyimpan alat olahraga dan alat kebersihan
dengan luas sebagai berikut. Gedung olahraga tipe a, minimum 120 m2
untuk alat olahraga dan 20 m2 untuk alat kebersihan gedung olahraga
tipe b, minimum 60 m2 untuk alat olahraga dan 20 m2 untuk alat
kebersihan; dan gedung olahraga tipe c, minimum 20 m2 untuk alat
olahraga dan 10 m untuk alat kebersihan.
12) Ruang kontrol, Gedung olahraga tipe A dan B harus memiliki ruang
kontrol yang memungkinkan pengamat/operator dapat melihat secara
leluasa kearah arena pertandingan dan tribun penonton, untuk
pengendalian/monitoring yang dilengkapi dengan sound system,
lighting system, screen, Closed Circuit Televison (CCTV).

22
13) Ruang Mekanikal Elektrikal (ME), pengoperasian sistem mekanikal
dan elektrikal pada gedung olahraga harus dilengkapi dengan
prasarana yang memenuhi persyaratan teknis yang terdiri dari ruang
panel (LVMDP = Low Voltage Main Distribution Panel), ruang trafo,
ruang pompa, ruang genset. Lokasi ruang mekanikal elektrikal harus
berdekatan dengan ruang kerja staf teknik. Mekanikal elektrikal tidak
boleh menimbulkan gangguan getaran dan suara (bising) terhadap
ruang-ruang lainnya yang membutuhkan ketenangan, termasuk arena.
14) Fasilitas pemeliharaan, gedung olahraga tipe a dan b harus dilengkapi
dengan ruangan dan fasilitas. Ruangan untuk mengelola masalah-
masalah keteknikan bangunan dan pemeliharaan arena, dapat
dilengkapi dengan bengkel untuk perbaikan sarana gedung dan arena,
standar prasarana olahraga berupa bangunan gedung olahraga gudang
untuk peralatan dan gudang untuk pemeliharaan. Gedung olahraga tipe
c disesuaikan dengan kebutuhan.
15) Pos keamanan, gedung olahraga tipe a dan b harus dilengkapi dengan
pos kemananan, sedangkan untuk tipe c diperbolehkan tanpa pos
keamanan.
16) Utilitas Bangunan Tata udara gedung olahraga harus dilengkapi
dengan tata udara yang memadai, dapat menggunakan ventilasi alami
dan ventilasi buatan penggunaan ventilasi alami, harus memenuhi
ketentuan luas bukaan minimal 40% dari luas dinding efektif ventilasi
alami harus diatur mengikuti pergerakan udara silang. Penggunaan
ventilasi buatan harus memenuhi ketentuan volume pengganti udara
dalam ruang minimum sebesar 15-25 m3/jam/orang, dan cukup merata
pada seluruh bagian ruangan alat ventilasi buatan tidak boleh
menimbulkan kebisingan atau gangguan suara lainnya baik di dalam
arena maupun di tribun penonton.
23
Tata cahaya penerangan buatan dan/atau penerangan alami tidak
menyilaukan bagi para pamain atau penonton. Pencegahan silau akibat
matahari harus sesuai ketentuan dan standar yang berlaku. Untuk
pencegahan silau yang diakibatkan oleh pencahayaan alami maupun
buatan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Sumber cahaya lampu ataupun bukaan harus diletakkan dalam suatu
area pada langit-langit sedemikian rupa sehingga sudut yang terjadi
antara garis yang menghubungkan sumber cahaya tersebut dengan titik
sejauh dari arena setinggi 1,5 m garis horizontal minimum 30⸰ dan
maksimum 55⸰; pencegahan silau akibat pencahayaan buatan dapat
diantisipasi dengan peletakan lampu yang arah cahayanya tidak sejajar
dengan arah permainan menggunakan aksesoris peredam silau; dan
tipe lampu yang digunakan harus disesuaikan dengan ketinggian
instalasi tata cahaya.
Perletakan jumlah dan tingkat pencahayaan lampu pada arena
gedung olahraga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan ketentuan
teknis masingmasing dari cabang olahraga. Pencahayaan arena dalam
gedung harus memperhatikan faktor yaitu : Tingkat pencahayaan
horizontal dan vertikal, Keseragaman/kemerataan, pemberian kesan
warna dan suhu cahaya; dan tidak menyilaukan.
Sistem pencahayaan arena dapat dibedakan dalam beberapa
tingkatan yaitu : Latihan; Pertandingan amatir; Pertandingan
profesional; dan Pertandingan profesional dengan liputan TV.
Pencahayaan gedung dalam pertandingan professional yang diliput
dari kamera TV harus mempertimbangkan pemberian kesan/renderasi
warna terhadap suatu objek dengan nilai yang direkomendasikan
minimum 80 sedangkan nilai colour temperature yang
direkomendasikan 4000-6000 k.
24
Gedung olahraga atau sport center harus menyiapkan fasilitas
generator set yang kapasitas dayanya minimum 60% dari daya yang
terpasang dan dapat memasok 100% kebutuhan daya untuk lampu
arena. Tingkat pencahayaan horizontal pada arena dengan posisi 1 m
diatas permukaan lantai harus dibedakan sesuai dengan kebutuhan
untuk latihan minimum 200 lux, pertandingan antara 300-600 lux dan
pengambilan gambar dengan kamera tv minimum 1200 lux

E. Studi Bangunan Sejenis

1. Studi Banding Bladium - Alameda’s Family Health Club

Bladium Alameda adalah sebuah klub olahraga dan kebugaran untuk


keluarga seluas 120.000 kaki². Tempat ini menciptakan lingkungan yang
mendukung kehidupan yang aktif dan sehat untuk seluruh keluarga
melalui penggabungan pilihan antara kesehatan dan kebugaran.
Bangunan ini menggunakan pencahayaan alami dan sirkulasi udara
di dalam bangunan cukup lancar karena setiap ruangan tidak dibatasi
dengan dinding masive. Sehingga, ketika para pengunjung sedang
melakukan aktivitas di ruangan berbeda mereka dapat saling berinteraksi
satu sama lain. Pemandangan lain yang juga dapat dinikmati oleh
pengunjung yang sedang melakukan train adalah lapangan sepak bola
indoor dan lapangan luncur Inline Hockey. Klub ini memiliki banyak
fasilitas diantaranya, yaitu:
a) Lapangan Basket bermain Basket adalah cara yang menyenangkan
untuk berolahraga. Bladium Alameda Sport Club memiliki lapangan
Basket yang baik untuk permainan biasa, latihan, ataupun pertandingan
basket. Lapangan ini tersedia untuk pengunjung yang sudah menjadi
member ataupun nonmember
25
Gambar 10: lapangan basket
Sumber: blodium sport dan fitnes

b) Ruang anak dan bayi bladium mengerti betapa pentingnya sebuah


lingkungan yang sehat bagi anak- anak. Oleh sebab itu, bladium telah
memikirkan jangkauan aktivitas anak yang dapat meningkatkan
kehidupan yang sehat. Ruangan ini disediakan untuk menghibur dan
menjaga anak-anak pengunjung agar tetap aktif ketika orang tuanya
sedang berolahraga. Program yang disediakan Bladium akan
membantu perkembangan anak secara fisik maupun mental.

Gambar 11: ruang berolaraga anak


Sumber: bladium sport. Com 2022

26
2. Studi Banding Yangzhou Southern Sports Park Yangzhou.

Southern Sports Park terletak di China dengan luas Area 33270 m².
Bangunan ini berbentuk segitiga dan dikelilingi jalan di semua sisinya,
yang memberikan aksesibilitas yang baik. Rencana induk
mengumpulkan massa ke ujung selatan, memaksimalkan ruang luar
luar situs, memungkinkan koneksi taman di masa depan ke zona hijau,
dan memberikan citra yang sederhana dan kuat ke kota. "Hutan
olahraga" di sisi utara adalah ruang luar ruangan utama. Sebagai
peralihan antara bangunan induk dan taman sisi utara. Dari runway
indoor kita bisa menikmati aktivitas olahraga indoor, penampilan
atrium, menyusuri anak tangga menuju outdoor kita bisa menikmati
pemandangan hijau dan udara yang segar.

Gambar 12: sport center Yangzhou Southern Sports Park


Yangzhou.
Sumber : kompas. Com 2022

27
Gambar13: eksterior sport center Yangzhou Southern Sports Park
Yangzhou
Sumber: kompas. Com 2022
Interior Fungsi utama pada bangunan ini seperti aula yang
multifungsi, diatur di sekitar atrium publik untuk mendorong
komunikasi dan interaksi visual dan perilaku sebanyak mungkin, dan
sepenuhnya mencerminkan karakteristik perilaku olahraga massal.

28
Gamabr 14. Aula utama center Yangzhou Southern Sports ParYangzhou
Sumber: pinters

29
BAB III

METODE PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

A. Metode Perencanaan dan Perancangan

Metode perencanaan dan perancangan merupakan tahapan-tahapan


kerja yang digunakan untuk merencanakan suatu objek rancangan.
Metode ini memudahkan untuk merencanakan dan mengembangan
rancangan, tahapa-tahapan pada metode ini mulai dari ide perencanaan,
kemudian mencari permasalahan dari perencanaan itu. Tahapan
selanjutnya setelah mengetahui permasalahan kemudian bisa
mengumpulkan data baik data primer maupun sekunder. Apabila data-
data sudah lengkap maka bisa melakukan tahapan selanjutnya yaitu
analisis perencanaan, dalam tahap ini hasil akhir berupa konsep
perencanaan dan kemudian bisa melanjutkan merancang objek tersebut.
Kajian yang di gunakan untuk desain kawasan sport center di Kota
Makassar:
1. Ide Perencanaan
Proses penyusunan konsep diawali dengan pengamatan fenomena
yang ada di lingkungan sekitar. Fenomena utama yang mendasari proses
perancangan ini adalah permukiman kota dengan kepadatan penduduk
yang tinggi. Melalui pengamatan dan studi mendalam terkait fenomena
tersebut, permasalahan pada konsep perencanaan dan perancangan ini
dikerucutkan kepada sport center di kota makasar.
Berdasarkan fenomena yang mendasari isu utama,
dilakukan studi mendalam mengenai kondisi lokasi sport mall di kota
makasar untuk menentukan permasalahan, persoalan, dan tujuan
penulisan konsep. Studi mendalam dilakukan melalui studi pustaka
tentang lokasi terkait dan observasi lapangan secara terbuka. Observasi
30
lapangan menghasilkan hipotesis sementara yang menuntun pada
penentuan permasalahan. Permasalahan, persoalan, dan tujuan digunakan
sebagai poros penulisan konsep perencanaan dan perancangan.

2.Identifikasi Masalah
Dalam perencanaan ini, penulis menemukan, mempelajari, serta
menganalisis permasalahan yang terjadi lokasi sport center terkait dengan
Perancangan sport center di Kota Makassar. Sehingga pada penjabaran ini
perlu perencanaan yang dapat mengkaji dan meneliti.

3.Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data


Data-data yang terkait dengan objek dibutuhkan untuk menunjang
perencanaan dengan tema yang sesuai. Menurut sifat pada pengumpulan
data dibagi menjadi dua yakni data primer dan data sekunder, yang
dijabarkan pada uraian berikut ini.
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan dengan mengumpulkan
data dari survei lokasi dan dari narasumber. Pengumpulan data dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
1) Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi nyata dari tapak dan
kawasan. Data tapak dan kawasan selanjutnya dilakukan sebagai
pertimbangan perencanaan dan perancangan. Observasi juga dilakukan
pada objek studi banding yaitu Giethoorn. Fungsi, aktivitas, pengguna,
dan arsitektural diamati untuk menambah wawasan tentang objek yang
akan dirancang.
2) Data Sekunder

31
Selain data primer, data sekunder juga dibutuhkan untuk
mempermudah pencarian data secara kompleks pada objek. Pada
umumnya data sekunder dilakukan dengan cara mengkaji beberapa
literatur yang bersumber dari berbagai media seperti internet, buku, jurnal
dan lain-lain.
3) Studi Pustaka
Yaitu, metode pengumpulan data dengan melakukan studi literatur
terhadap buku-buku yang relevan. Studi pustaka meliputi:
a) Data atau literature tentang kawasan dan tapak terpilih berupa peta
wilayah, dan potensi alam dan buatan yang ada di kawasan. Data ini
selanjutnya digunakan untuk menganalisa kawasan tapak.
b) Literatur teori-teori arsitektur yang relevan dengan tema
perancangan dan obyek.
4) Studi Bangunan Sejenis
Studi bangunan sejenis merupakan data untuk mendapatkan data
terkait dengan objek dan tema rancangan. Studi bangunan sejenis ini
dilakukan untuk sebagai bahan acuan objek perancangan dan memberikan
suatu solusi/pemecahan masalah pada obyek rancangan. Dari studi
bangunan sejenis tersebut dapat diambil kembali dari kelebihan dan
keunggulan bangunan tersebut. Sedangkan kelemahan dan
kekurangannya dapat menjadi bahan evaluasi dari perancangan obyek.
Dengan begitu nantinya perancangan obyek ini diharapkan akan menjadi
lebih Baik dan bermanfaat agar bangunan menjadi nyaman, aman. Studi
bangunan sejenis pada perancangan ini yang terkait dengan obyek.
2. Analisis Perencanaan
Dalam proses analisa, dilakukan pendekatan-pendekatan yang
merupakan suatu tahapan kegiatan yang terdiri dari rangkaian
pembahasan terhadap kondisi kawasan perencanaan. Proses analisis
32
ini yaitu analisis tapak, analisis pelaku, analisis aktifitas, dan analisis
ruang dan fasilitas, analisis bangunan serta analisis struktur dan
utilitas, dan analilis-analisis lainya.
a. Analisis Tapak
Analisis yang dilakukan terhadap lokasi site dengan pertimbangan
kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi sprot center. Analisis tapak
nantinya akan menunjukkan potensi dan permasalahan tapak. Analisis
tapak merupakan pengamatan terhadap kondisi lokasi terkait
permasalahan dan potensi lokasi. Untuk mempermudah proses
perancangan nantinya. Dengan tujuan untuk menghadirkan bangunan sport
mall di kota makassar.
1) Tampak harus terlihat secara jelas tanpa terhalang bangunan lain
2) Tampak harus menampung luas lahan bangunan yang memungkinkan
bangunan untuk berkembang.
3) Memiliki orientasi muka bangunan ke arah utara atau arah selatan untuk
meminimalkan silau cahaya matahari.
Pemilihan tapak harus berdasarkan fungsi dan kegunaan bangunan, maka
hal yang harus diperhatikan seperti kondisi eksisting tapak, yaitu:
1) Batas, bentuk dan dimensi tapak
2) Vegetasi
3) View
4) Iklim
5) Aksesibilitas
6) Kebisingan
7)Penzoningan
8)Parkir dan sistem sirkulasi
9)Tata massa
33
b.Analisi fungsi
Analisis fungsi Merupakan analisis yang dilakukan untuk menentukan
letak fungsi primer, sekunder dan penunjang pada perencanaan dan
perancangan sropt center di kota massar dengan mengelompokkan
aktivitas, kemudian melakukan pengelompokan zoning pada aktivitas.
Analisis fungsi ini menjadi acuan untuk mengerjakan ke tahap analisis
fungsi selanjutnya yaitu analisis ruang dan analisis pengguna.
c. Analisis Pengguna dan Aktivitas
Analisis pengguna dihasilkan dari analisis fungsi yang secara umum
mengelompokkan pengguna user pada objek rancangan. Dari analisis
pengguna dapat menyimpulkan aktivitas yang dilakukan, kemudian dapat
menyimpulkan rangkaian aktivitas pengguna dalam analisis ruang.
Analisis Ruang dapat memberi data tentang ruang pada perencanaan dan
perancangan yang cakupannya meliputi besaran ruang, sirkulasi, hubungan
antar ruang, persyaratan ruang yang nantinya akan mempengaruhi
kenyamanan pengguna bangunan.
d. Analisis Tata Ruang
Berupa analisa fisik yang mendukung pendekatan masalah dari
perancangan yang dilakukan. Analisa kebutuhan ruang terdiri dari
kebutuhan ruang luar (eksterior) maupun kebutuhan ruang dalam (interior)
pada perencanaan sport mall di kota mkassar. Analisa ruang terdiri dari
penyesuaian karakter fungsional bangunan, transformasi bentuk sesuai
dengan tema yang diambil, fungsi, hubungan antar ruang.
e. Analisis Objek
Analisis obyek dilakukan dengan melakukan pendekatan yang disesuaikan
dengan kondisi lokasi bangunan. Obyek yang dirancang disesuaikan
dengan tema yang digunakan dan melihat lingkungan lokasi. Dari tema

34
sinergi yang digunakan akan menggabungkan dua unsur berbeda yang
nantinya akan menghasilkan sebuah kombinasi maupun sebuah kesatuan
yang harmonis. Analisa obyek bertujuan untuk memahahi obyek lebih jauh
yang akan serasi terhadap lingkungannya.
f. Analisis Bentuk dan Tampilan
Analisis bentuk pada arsitektur merupakan unsur yang selalu diperhatikan
estetikanya. Dalam Perancangan sport center di kota makassar.
g. Analisis struktur
Dalam analisis struktur, dilakukan dengan menyimpulkan struktur yang
digunakan pada perencanaan dan perancangan. Analisis struktur
disesuaikan dengan kebutuhan struktur sport center di kota mkassar.
h. Analisis utilitas
Analisis ini akan memberi Gambaran sistem utilitas objek yang
membutuhkan penanggulangan lebih lanjut yang dimulai dari:
1)Transportasi vertical
2)jaringan listrik
3)Sistem drainase
4)Pencahayaan ruang luar dan ruang dalam
5)Sistem penghawaan
6)Sistem sanitasi yang meliputi air bersih dan air kotor
7)instalasi pemadam kebakaran
3. Konsep Perencanaan dan Perancangan
Setelah melalui tahap analisis-analisis di atas, maka akan muncul konsep
perencanaan. Konsep Perencanaan merupakan suatu proses penggabungan
dan pemilihan dari beberapa analisis, konsep Perencanaan yang muncui
dari adanaya perencanaan sport center di kota Makassar dengan Penyajian
konsep dipaparkan dalam bentuk gambar dan sketsa.
35
Adapun kajian konsep Perencanaan meliputi, antara lain:
a.Konsep dasar
b.Konsep tapak
c.Konsep bentuk
d.Konsep ruang
e.Konsep struktur
f.Konsep utilitas

B. Metode Perancangan

Pada tahap ini merupakan tahap setelah analisis yang tujuannya


menghasilkan rancangan yang memenuhi kebutuhan sehingga
menghasilkan konsep-konsep yang ditentukan selama tahap analisis.
1. Perancangan meliputi:
a) Master plan f) Tampak bangunan
b) Gubahan massa bangunan g) Detail arsitektur
c) Site plan h) Konsep struktur
d) Denah i) Konsep utilitas
e) Potongan j) Perspektif

36
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kota Makassar
1. Aspek geografi dan demografi
Kota Makassar merupakan salah satu pemerintahan kota dalam
wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yang terbentuk berdasarkan
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi, sebagaimana yang tercantum
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74
dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822.
Kota Makassar menjadi ibukota Provinsi Sulawesi Selatan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1965, (Lembaran
Negara Tahun 1965 Nomor 94), dan kemudian berdasarkan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1965 Daerah Tingkat II Kotapraja Makassar
diubah menjadi Daerah Tingkat II Kotamadya Makassar.
Kota Makassar yang pada tanggal 31 Agustus 1971 berubah nama
menjadi Ujung Pandang, wilayahnya dimekarkan dari 21 km2
menjadi 175,77 km2 dengan mengadopsi sebagian wilayah kabupaten
lain yaitu Gowa, Maros, dan Pangkajene Kepulauan, hal ini
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1971 tentang
Perubahan batas-batas daerah Kotamadya Makassar dan Kabupaten
Gowa, Maros dan Pangkajene dan Kepulauan, lingkup Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan.
Pada perkembangan, nama Kota Makassar dikembalikan lagi
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 1999 tentang

37
Perubahan Nama Kotamadya Ujung Pandang menjadi Kota Makassar,
hal ini atas keinginan masyarakat yang didukung DPRD Tk. II Ujung
Pandang saat itu, serta masukan dari kalangan budayawan, seniman,
sejarawan, pemerhati hukum dan pelaku bisnis. Hingga Tahun 2013
Kota Makassar telah berusia 406 tahun sesuai Peraturan Daerah
Nomor 1 Tahun 2000 yang menetapkan hari jadi Kota Makassar
tanggal 9 Nopember 1607, terus berbenah diri menjadi sebuah Kota
Dunia yang berperan tidak hanya sebagai pusat perdagangan dan jasa
tetapi juga sebagai pusat kegiatan industri, pusat kegiatan
pemerintahan, pusat kegiatan edu-entertainment, pusat pelayanan
pendidikan dan kesehatan, simpul jasa angkutan barang dan
penumpang baik darat, laut maupun udara.
2. Karakteristik wilayah kota makassar
a. Luas dan batas admisitrasi
Luas Wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km persegi, dengan
batas-batas wilayah administratif sebagai berikut :
1) Sebelah Utara : Kabupaten Maros
2) Sebelah Selatan : Kabupaten Gowa
3) Sebelah Timur : Kabupaten Gowa dan Maros
4) Sebelah Barat : Selat Makassar
Secara administratif Kota Makassar terbagi atas 14 Kecamatan dan
143 Kelurahan. Bagian utara kota terdiri atas Kecamatan
Biringkanaya, Kecamatan Tamalanrea, Kecamatan Tallo, dan
Kecamatan Ujung Tanah. Di bagian selatan terdiri atas Kecamatan
Tamalate dan Kecamatan Rappocini. Di bagian Timur terbagi atas
Kecamatan Manggala dan Kecamatan Panakkukang. Bagian barat
adalah Kecamatan Wajo, Kecamatan Bontoala, Kecamatan Ujung

38
Pandang, Kecamatan Makassar, Kecamatan Mamajang, dan
Kecamatan Mariso. Rincian luas masing-masing kecamatan,
diperbandingkan dengan persentase luas wilayah Kota Makassar
sebagai berikut:
Tabel 4.4 Luas Wilayah dan Persentase Terhadap Luas Wilayah
Menurut Kecamatan di Kota Makassar (km2)
Sumber: RTRW Kota Makassar

Persentase
Luas
Terhadap Luas
Kode Kecamatan
Area
Wil Kota Makassar
(Km2)
(%)
010 Mariso 1.82 1.04
020 Mamajang 2.25 1.28
030 Tamalate 20.21 11.50
031 Rappocini 9.23 5.25
040 Makassar 2.52 1.43
050 Ujung Pandang 2.63 1.50
060 Wajo 1.99 1.14
070 Bontoala 2.10 1.19
080 Ujung Tanah 5.94 3.38
090 Tallo 5.83 3.32
100 Panakkukang 17.05 9.70
101 Manggala 24.14 13.73
110 Biringkanaya 48.22 27.43
111 Tamalanrea 31.84 18.11
7371 Makassar 175.77 100.00

Secara administratif, 14 Kecamatan dan 143 Kelurahan di Kota


Makassar dapat dilihat pada gambar berikut ini :

39
Sumber: RTRW Kota Makassar
Gambar 15 Peta Administratif Kota Makassar

b. Letak dan kondisi geografis


Kota Makassar yang merupakan Ibukota Provinsi
Sulawesi Selatan terletak di Pantai Barat pulau Sulawesi berada
dalam titik koordinat 119° 18’ 30,18" sampai dengan
119°32'31,03" BT dan 5°00' 30,18"sampai dengan 5°14’ 6,49"
LS. Sesuai dengan karakteristik fisik dan perkembangannya.
c. Topologi
Secara topografi Kota Makassar dicirikan dengan keadaan
dan kondisi sebagai berikut: tanah relatif datar, bergelombang,
dan berbukit serta berada pada ketinggian 0-25meter diatas
permukaan laut (dpl) dengan tingkat kemiringan lereng
(elevasi) 0-15%. Sementara itu, dilihat dari klasifikasi
kelerengannya, sebagian besar berada pada kemiringan 0-5%.
Dari hasil penelitian yang ada menunjukkan bahwa untuk
40
kondisi ruang seperti ini Kota Makassar sangat berpotensi
untuk pengembangan kegiatan permukiman, perdagangan, jasa,
industri, rekreasi, pelabuhan laut dan fasilitas penunjang
lainnya.
d. Klimatologi
Secara garis besar Kota Makassar beriklim tropis karena
wilayah ini dipengaruhi monsoon barat dan pola curah hujan
ekuatorial karena letak geografisnya di dekat ekuator.
Temperatur udara rata-rata bulanan Kota Makassar berkisar
antara 25,3-26,13ºC. Temperatur udara rata-rata bulanan
tertinggi terjadi padabulan Oktober dan Nopember, dan
terendah pada bulan Agustus. Suhu udara minimum rata-rata
bulanan berkisar antara 25,3º C yang terjadi pada bulan
Agustus dan tertinggi 28,4º C pada bulan oktober. Suhu udara
maksimum rata-rata bulanan berkisar antara 30,1º C pada bulan
oktober dan minimum 22,3º C pada bulan September.
Curah hujan rata-rata bulanan terjadi di musim hujan dan
musim kemarau, dengan curah hujan rata-rata bulanan lebih
besar dari 200 mm terjadi pada bulan Desember sampai April.
Musim kemarau dengan curah hujan rata-rata bulanan lebih
kecil dari 200mm terjadi pada bulan Mei sampai Nopember.
Besar curah hujan rata-rata bulanan berkisar antara 10 sampai
664 mm dengan curah hujan terendah terjadi pada bulan
September dan tertinggi pada bulan Februari.
Kelembapan udara yang relatif tinggi yaitu berkisar antara 71,8
sampai 87,4%. Kelembapan udara tertinggi terjadi pada bulan
januari kemudian menurun sampai terendah pada bulan
september dan naik lagi sampai pada bulan desember.
41
Penyinaran matahari rata- rata bulanan di kota Makassar
berkisar antara 43,7 sampai 92%. Penyinaran matahari
cenderung meningkat dari bulan Mei sampai mencapai
maksimum pada bulan September, kemudian menurun sampai
bulan Desember.
Kecepatan berkisar antara 8 sampai 14 knots. Selama
tahun 2012 arah angin dominan dari arah barat (35%)
kemudian dari arah barat laut (27 %), arah timur (15 %), arah
timur laut (8%) dan sebagian kecil datang dari arah tenggara,
utara, selatan dan barat daya.
B. Analisa Pemilihan Lokasi
1. Arah Pengembangan Kota Makassar
Dalam pengembangan sebuah kota tentunya terikat pada suatu
aturan yang telah ditetapkan pemerinta daerah setempat terhadap
fungsi atau peruntukan sebuah wilayah tersebut. Untuk wilayah
kota Makassar sendiri dibagi menjadi beberapa fungsi atau zonasi
yang telah ditetapkan saat ini dalam RTRW Kota Makassar yakni
sebagai berikut:
Table 1. Arah Pengembangan Kota Makassar
No Kebijakan fungsi wilayah Kawasan Pengembangan
1 Kawasan Pusat Kota barada dibagian Kec. Bontoala, Ujung
tengah, barat dan selatan Pandang, Mariso, Makassar,
Ujung Tanah dan Tamalatte.
2 Kawasan Pemukiman Terpadu berada Kec. Manggala,
pada bagian tengah pusat dan timur kota Panakukkang, Rappocini dan
Tamalatte.
3 Kawasan Pelabuhan Terpadu berada Kec. Ujung Tanah dan Wajo

42
dibagian tengah, barat dan utara kota
4 Kawasan Bandara Terpadu berada pada Kec. Biringkanaya dan
bagian tengah dan timur kota Tamalanrea
5 Kawasan Maritim Terpadu berada pada Kec. Tamalanrea
bagian utara kota
6 Kawasan Industri Terpadu berada pada Kec. Tamalanrea dan
bagian tengah dan timur kota Biringkanaya
7 Kawasan Pergudangan Terpadu berada Kec. Tamalanrea,
pada bagian utara kota Biringkanaya, dan Tallo
8 Kawasan Riset dan Pendidikan Terpadu Kec. Penakukang,
berada pada bagian tengah dan timur kota Tamalanrea dan Tallo
9 Kawasan Budaya Terpadu berada pada Kec. Tamalate
bagian selatan kota
10 Kawasan Olahraga Terpadu berada pada Kec. Tamalate
bagian selatan kota
11 Kawasan Bisnis dan Pariwisata Terpadu Kec. Tamalate
berada pada bagian tengah dan barat kota
12 Kawasan Global Bisnis Terpadu berada Kec. Mariso
pada bagian tengah dan barat kota
Sumber : Rancangan RTRW kota Makassar tahun 2015-2035

2. Data allet pada kota makassar tahun 2022


NO. Cabang Olahraga Prestasi Tingk.
Provinsi Nasional
1. Selurh cabang 1722 orang 450 orang
olaraga
Sumber : koni makassar 2022
Cabang Olahraga Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun

43
2018 2019 2020 2021 2022
Seluru cabang 345 345 480 530 580

Dari data diatas dapat kita ketahui perkembangan tiap tahun


dan prediksi 25 tahun kedepan jumlah pemain tetap yang akan
menggunakan gedung olahraga tersebut nantinya. Berikut
adalah hitungan rata-ratanya :

Dimana :
Pn : Jumlah atlet prediksi tahun 2045.
Po : Atlet tahun akhir 2022.
1 : Konstanta.
r : Rata-rata pertumbuhan atlet tiap tahun.
n : Jumlah selisih tahun (25 tahun).
P (2045) = 1.722x (1+11)25
= 1.722 x (12)25
= 1.722 x (300)
P (2045)= 5.16.600 jiwa
Adapun data untuk 25 tahun ke depan atlet mencapai 5.16.600
jiwa

3. Analisa pengolahan lokasi


Lokasi merupakan elemen penting penentuan menciptakan
sebuah gedung olahraga bulutangkis. Adapun dasar
pertimbangan dalam proses penentuan lokasi gedung olahraga
bulutangkis yaitu:

44
a) Perencanaan diarahkan pada kawasan dengan penentuan
fungsi rencna Tata Ruang Kota (RTRK) sebagai kawasan
wisata, budaya dan bisnis.
b) Lokasi yang strategis dan pencapaian yang mudah dilalui
angkutan umum.
c) Luas lahan yang cukup untuk menampung semua kegiatan,
d) Tersedianya sarana dan prasarana utilitas kota seperti
layanan gas, listrik, air, drainase dan telepon.
e) Dekat dengan fasilitas publik lainnya,
f) Meningkatkan kualitas iklim mikro dan mampu mengurangi
beban limpasan air hujan.
Kriteria
1. Lokasi yang sesuai peraturan daerah yaitu sebagai lokasi
yang diperuntukan kawasan olahraga.
2. Ketersediaan lahan kosong dengan luasan yang cukup.
3. Memiliki aksebilitas yang mudah dijangkau jaringan
infastruktur kota, baik umum maupun pribadi.
4. Memiliki jaringan utilitas yang baik seperti, jaringan listrik,
jaringan internet, PDAM, dan di dukung oleh sanitasi
pembuangan kota.
Untuk mempermudah penilaian terhadap lokasi, kriteria-
kriteria tersebut diberi nilai sebagai berikut :
a. Alternatif 1 : Kecamatan Tamalanrea
Lokasi terletak di Kecamatan Tamalanrea, di Jln. Poros
Makassar Maros, yakni dikarenakan berdasarkan pembagian
wilayah ditetapkan sebagai kawasan wisata alam berupa
didikan dimana terdapat Lembaga Perguruan Tinggi Negeri
45
dan swasta yang berjumlah kurang lebih 15 (lima belas).
Kecamatan Tamalanrea juga merupakan kawasan pergudangan,
pabrik dan industry yang berjumlah kurang 960 (Sembilan
ratus enam puluh) buah, yang terletak di Kelurahan Bira dan
Kelurahan Parangloe.

Gambar 16. Lokasi Alternatif 1 di Kecamatan Tamalanrea


(Sumber: Google Earth,2023)

b. Alternatif 2 : Kecamatan Tamalate


Lokasi terletak di Kecamatan Tamalate sekitar kawasan Jalan
Perma dian Alam, di karenakan menurut pembagian wilayah
dengan fungsi sebagai kawasan permukiman, budaya, olahraga,
bisnis, dan sebagai kawasan bisnis pariwisata terpadu.

46
Gambar 17 . Lokasi Alternatif 2 di Kecamatan Tamalate
(Sumber : Google Earth,2023)

c. Alternatif 3 : Kecamatan Mariso


Lokasi terletak di Kecamatan Mariso, yaitu kawasan yang
dipruntukan sebagai kegiatan pertemuan, pameran dan sosial
budaya. Selain itu merupakan kawasan strategis provinsi dari
sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi Kawasan Terpadu
Pusat Bisnis, Sosial, Budaya dan Pariwisata Center Point of
Indonesia (Pusat Bisnis Terpadu Indonesia).

Gambar 18. Lokasi Alternatif 3 di Kecamatan Mariso


(Sumber : Google Earth,2023)
47
Bedasarkan ketiga Alternatif site di atas, penentuan site
didasarkan pada potensi site yang memenuhi kriteria-kriteria
yang telah ditentukan. Hasil yang dipilih merupakan site yang
lebih mewadahi dan potensial untuk perencanaan sport center
di Makassar.
Berdasarkan kriteria lokasi yang dipaparkan diatas, maka lokasi
terpilih adalah alternatif 2, yaitu lokasi yang terletak di
Kecamatan Tamalate.
Lokasi terletak di Kecamatan Tamalate sekitar kawasan Jalan
Permandian Alam, di karenakan menurut pembagian wilayah
dengan fungsi sebagai kawasan permukiman, budaya, olahraga,
bisnis, dan sebagai pengembangan kawasan bisnis pariwisata
terpadu.

Gambar 19. Lokasi Terpilih Alternatif 2 di Kecamatan Tamalate


(Sumber: Google Earth,2023)

Selanjutnya untuk pemilihan lokasi pada tingkat yang lebih


spesifik di Kecamatan Tamalate dalam perencanaan Gedung

48
sport center di Makassar, maka perlu di pertimbangkan hal -
hal sebagai berikut:
d. Alternatif 1 : Kelurahan Tanjung Merdeka
Lokasi terletak di Kecamatan Tamalate

Gambar 20. Lokasi Alternatif 1 di Kelurahan Tanjung Merdeka


(Sumber: Analisa Penulis,2023)

e. Alternatif 1 : Kelurahan Barombong


Lokasi terletak di Kecamatan Tamalate

Gambar 21. Lokasi Alternatif 2 di Kelurahan Barombong


(Sumber: Analisa Penulis,2023)
49
Bedasarkan dua Alternatif site di atas, penentuan site
didasarkan pada potensi site yang memenuhi kriteria-kriteria
yang telah ditentukan. Hasil yang dipilih merupakan site yang
lebih mewadahi dan potensial untuk perencanaan gegedung
sport center di Makassar. Berikut merupakan tabel penilaian
untuk penentuan site.
Tabel . Pembobotan Alternatif Lokasi

NO. URAIAN DASAR PERTIMBANGAN

1 2 3 4

1. Kelurahan Tanjung Merdeka - -  

2. Kelurahan Barombong    

(Sumber : Analisa Penuis,2023)


Berdasarkan kriteria Kelurahan yang dipaparkan diatas, maka
lokasi terpilih adalah alternatif 2, yaitu lokasi yang terletak di
Kelurahan Barombong.
Lokasi terletak di Kelurahan Barombong sekitar kawasan Jalan
Pajukukang, di karenakan menurut pembagian wilayah dengan
fungsi sebagai kawasan olahraga terpadu.

4. Eksisting Kondisi Lokasi


Batas Timur adalah pemukiman warga

50
Gambar 22. Lokasi dari arah timur pemukiman warga
(Sumber: Analisa Penulis,2023)

Batas Utara adalah sungai jeneberang

Gambar 23. Lokasi dari arah utara sungai jeneberang


(Sumber: Analisa Penulis,2023)

Batas Selatan adalah Sekolah Pelayaran

51
Gambar 24. Lokasi dari arah Selatan Sekolah Pelayaran
(Sumber: Analisa Penulis,2023)

Batas Barat adalah Pantai

Gambar 25. Lokasi dari arah Barat Pantai


(Sumber: Analisa Penulis,2023)

5. Eksisting Kondisi Lokasi


Beberapa dasar pertimbangan yang digunakan untuk
menentukan letak tapak antara lain :
a) Sesuai RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah).
b) Luasan dan kondisi tapak yang mendukung.
52
c) Memiliki jaringan utilitas kota, berada di simpul jalan,
berada dekat dengan fasilitas umum dan terletak di pusat kota.
d) Berada pada jalur jaringan transportasi kota.
Berdasarkan pertimbangan di atas maka tapak yang terpilih
yaitu tapak yang terletak di Jln. Barombong. Kondisi eksisting
tapak adalah berupah lahan kosong, dengan kontur tanah yang
datar dan sedikit berawa
a. Orientasi Matahari
Orientasi matahari dan iklim dapat mempengaruhi kondisi di
dalam dan diluar bangunan. Orientasi matahari pada site sesuai
dengan gambar di- bawah. Cahaya matahari pada pukul 07.00 -
10.00 sangat bermanfaat bagi ke- sehatan, sedangkan pukul
11.00-18.00 cahaya matahari panas. Oleh karena itu, orientasi
yang baik untuk bangunan sebaiknya menghindari arah Timur
dan Barat.

Gambar 26. Analisa Sisi Paparan Matahari


(Sumber : Analisa Penulis, 2023)

Sehingga perencanaan pada bangunan ini nantinya akan


dikondisikan agar bangunan tidak mendapatkan banyak kalor
53
atau cahaya matahari yang menyumbang banyak panas
terhadap bangunan itu nantinya. Adapun untuk bagian sisi
bangunan barat bangunan akan dipasangkan second skin
ataupun vegetasi untuk menghindari matahari barat yang
berlebihan mengingat bangunan ini nantinya berada pada
pesisir pantai.
b. Orientasi Angin
Pemanfaatan angin di site harus dilakukan dengan sebaik
mungkin agar tidak mengganggu kenyamanan. Di tapak, arah
angin laut bertiup pada siang hari berasal dari arah barat, arah
angin juga bertiup dari arah sungai sehingga penghawaan alami
dapat dimaksimalkan.

Gambar 27. Sirkulasi Angin


(Sumber : Analisa Penulis, 2023)

c. Kebisingan dan Polusi


Area pada tapak yang terpengaruh bising terletak di sisi timur,
karena merupakan jalan raya utama dua arah yang selalu ramai
54
dan merupakan area permukiman. Sisi selatan tapak tidak
terlalu pengaruh bising karena jalan untuk menuju ke gedung
stadion (lihat gambar). Sedangkan polusi pada area site berasal
dari aktifitas kendaraan disepanjang jalan Barombong.
Karenanya diperlukan vegetasi untuk menghalau polusi yang
ditimbulkan.

Gambar 28. Tingkat Kebisingan Site


(Sumber : Analisa Penulis, 2023)

d. Sirkulasi dan Pencapaian ke Tapak


Gedung sport center sebagai wadah tempat ajang turnamaen
internasional atapun internasional, dan sebagai teampat
pelatihan atau bertanding atlet, sehingga perlu diperhatikan
penataan sirkulasi yang memberikan kenyamanan bagi
pengunjung ketika datang dan pulang serta saat menggunakan
dan menikmati sarana dan fasilitas. Lalu lintas kendaraan
disekitar tapak merupakan jalur yang cukup ramai baik
kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Dan cenderung
macet pada waktu libur atau sore hari. Untuk sirkulasi

55
kendaraan, masuk dari arah selatan dan keluar dari arah utara
pada tapak.

Untuk sirkulasi pejalan kaki, disediakan pedestrian.

Gambar 29. Sirkulasi pada tapak


(Sumber : Analisa Penulis, 2023)

1) Sirkulasi Kendaraan
Untuk pencapaian ke dalam tapak melalui pertimbangan
berikut :
(a) Kemudahan dalam pencapaian baik kendaraan umum atau
pri- badi, ataupun pejalan kaki.
(b) Mudah dilihat baik pengemudi atau pejalan kaki
(c) Kondisi lingkungan yang di tempuh sebelum sampai ke
tapak
(d) Kondisi lalu lintas sekitar tapak
2) Sirkulasi Manusia

56
(a) Aktivitas yang cukup ramai, maka perlu sirkulasi manusia
yang cukup dan pemisahan dengan sirkulasi kendaraan untuk
menghindari cross sirkulasi pada tapak.
(b) Sirkulasi menuju tapak dibuat satu arah dan di sebar
mengikuti zoning yang tersedia.
e. Analisis Penzoningan
Analisa penzoningan dimaksudkan untuk menata peletakan tata
ruang yang sesuai tingkat privasinya. Penentuan zoning
berdasarkan berdasarkan atas pertimbangan sifat dari kegiatan
dan kepentingannya. Untuk menentukan kelompok dari sebuah
ruang yang harus di perhatikan ialah :
1) Sirkulasi pengunjung, pemain, teknisi dan pengelola
2) Pola pencapaian aktifitas di dalam ruang
3) Tingkat kegunaan dan sifat ruang
4) Tingkat privasi, keamanan dan kenyamanan.
Kriteria penentuan tersebut dengan pertimbangan :
1) Zona Publik : untuk umum, mudah dicapai oleh
pengunjung, terdapat akses yang mudah untuk keluar
bangunan, dan tingkat ketenangan rendah.
2) Zona Semi Publik : Mudah dicapai, diperuntukkan bagi
pemain dan teknisi, tingkat ketenangan cukup, dan effisiensi
tinggi.
3) Zona Privat : digunakan bagi pengelola, pemain dan
teknisi, mudah dicapai oleh publik, dan tingkat ketenangan
tinggi.
4) Zona Cervice : Sebagai area pelayanan, mudah dicapai
dari luar, sebagai pendukung fasilitas utama, mudah dalam
57
pengawasan, dan tidak mengganggu fasilitas utama. Di dalam
site dibagi menjadi beberapa zona sesuai dengan kegiatan.
Berikut pemisahan antara zona publik, semi publik, privat dan
Service.

Gambar 30. Ilustrasi Penzoningan Gedung sport center


(Sumber : Analisa Penulis, 2023)

6. Analisa Fungsi dan Program Ruang


1. Fungsi
Fungsi Memberikan wadah bagi masyarakat sebagai
tempat pusat kegiatan olahraga di Kota Makassar dengan
memfasilitasi para atlet, masyarakat dan komunitas di bidang
olahraga dalam menjalankan latihan dan mampu menyediakan
kebutuhan, yang berkaitan dengan perlengkapan olahraga.
Pendekatan aspek fungsional dilakukan untuk mendapatkan
program ruang untuk kebutuhan perencanaan dan perancangan
suatu bangunan. Pendekatan aspek fungsional dilakukan melalui
pendekatan terhadap pelaku, aktivitas, kebutuhan ruang, kapasitas,
persyaratan ruang, hubungan ruang, dan sirkulasi.

58
2. Kebutuhan Ruang
Kebutuhan ruang untuk pengunjung atau pengguna sport
centre adalah mereka yang secara langsung melakukan aktivitas di
dalam bangunan ini, 54 pelaku aktivitas yang terdapat dalam sport
centre dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu: a) Anggota Club ,
yaitu : kelompok anak-anak dengan orang tua, kelompok remaja
dan kelompok pengunjung dewasa (pria dan wanita) b) Pengelola,
yaitu : pengelola dan karyawan c) Servis
a) Kebutuhan ruang olahraga indoor
SARANA FISIK PEMAKAI AKTIVITAS KEBUTUHAN
RUANG
LAPANGAN Pengunjung Datang Parkir Parkir
BADMINTON Membeli tiket Loket
Menyimpan barang Ruang ganti
Mengganti pakaian Ruang shower
Berolahraga/melatih Toilet
Mandi Lap. Badminton
Menonton Cafe mushollah
Makan
sholat

RUANG Pengunjung Datang Parkir Parkir


SERBAGUNA Membeli tiket Loket
(AEROBIK, Menyimpang Toilet
YOGA / DANCE) barang R. instruktur
Menonton Cafe

59
Makan Mushollah
sholat

PUSAT Pengunjung Datang Parkir Parkir


KEBUGARAN Membeli tiket Loket
Menyimpan R. ganti
Barang R. locker
Mengganti R. shower
pakaian Toilet
Berolahraga /
R. instruktur
melatih
Cafe
Mandi
Mushollah
Toilet
Menonton
Sholat
ARENA Pengunjung Datang parkir Parkir
BILIIARD Membeli tiket Loket
Berolahraga/melatih Toilet
Menonton R. instruktur
Makan Cafe
Sholat Mushollah

b) Kebutuhan ruang olahraga indoor


Sarana Fisik Pemakai Aktivitas Kebutuhan
Ruang
Lapangan Futsal Pengunjung Datang Parkir Parkir

60
Membeli tiket Loket
Menyimpan barang Ruang ganti
Mengganti pakaian Ruang shower
Berolahraga/melatih Toilet
Mandi Lap. Badminton
Menonton Cafe mushollah
Makan
sholat

Ruang Pengunjung Datang Parkir Parkir


Serbaguna Membeli tiket Loket
(Aerobik, Yoga / Menyimpang Toilet
Dance) barang R. instruktur
Menonton Cafe
Makan Mushollah
sholat

Pusat Kebugaran Pengunjung Datang Parkir Parkir


Membeli tiket Loket
Menyimpan R. ganti
Barang R. locker
Mengganti R. shower
pakaian Toilet
Berolahraga /
R. instruktur
melatih
Cafe
Mandi
Mushollah

61
Toilet
Menonton
Sholat
Arena Biliiard Pengunjung Datang parkir Parkir
Membeli tiket Loket
Berolahraga/melatih Toilet
Menonton R. instruktur
Makan Cafe
Sholat Mushollah

3. Sifat Ruang Gedung sport center


Tabel . Analisa Sifat Ruang Pengelola
Sifat Ruang Nama Ruang
Privat R .Manager
Privat R. Sekertaris
Privat R. Kepala Staf
Privat R. Staf
Privat R. Rapat
Semi Publik R. Tamu
Semi Publik R. Lavatory Pria
Semi Publik R. Lavatory Wanita

62
Tabel . Kelompok Ruang Bertanding
SIFAT RUANG NAMA RUANG
PUBLIK Lobby
PUBLIK Loket
PUBLIK Lapangan
PUBLIK Tribun
SERVICE R. Ganti Pria
SERVICE R. Ganti Wanita
SERVICE R. Ganti Pelatih
SERVICE R. Ganti Wasit
SEMI PUBLIK R. Lavatory Pria
SEMI PUBLIK R. Lavatory Wanita
PRIVAT R. P3K

Tabel . Kelompok Ruang Kantin/ Caferesto


SIFAT RUANG NAMA RUANG

PUBLIK R. Makan dan Minum


SERVICE Dapur
PUBLIK Kasir
SEMI PUBLIK R. Lavatory Pria
SEMI PUBLIK R. Lavatory Wanita

63
Tabel Kelompok Ruang Shalat
Sifat Ruang Nama Ruang

Publik R. Shalat
Publik Tempat Wudhu
Semi Publik Toilet

64
Tabel . Besaran Ruang Pengelola
NO Jenis Standart (m2/ Kapasita Jumlah Prabot Sirkulasi Sumber Total (m2)
ruang org atau unit) s unit Luas (m2)

1. Ruang 2 6 orang 1 6 meja 6 dan 6 kursi 20 DATA 16,5+3,3=19,8


pengelola ARSITEK
managerial

(2x6)+6(1x0,5)+6 (0,5x0,5)=16,5

2. Lobby 1.5 20 orang 1 2 meja 4 kursi biasa 14 30 DATA 49,3+14,79 =64


kursi tunggu ARSITE
K

(1,5x20)+2(1x0,5)+6(0,5
x0,5)+12x)= 49,3
3. Receptioni 1.5 3 orang 1 1 Meja, resepsionis, 3 30 DATA 5,75+1,72= 7,4
kursi
s ARSITE
K

65
(1.5x3)+(1x0.5)+ 3(0.5x0.5)=5,7
4. Ruang 1,5 6 orang 1 1 Meja tamu, 6 kursi, 20 DATA
ARSITE
tamu
K

(1.5x6)+(1x1,5)+ 6(0.5x0.5)=12
12+2,4=14, 4

5 Ruang 1,2 20 oran 1 2 meja rapat 20 kursi 20 DATA


rapat g ARSITE
K

32+6,4=38, 4

66
6. Ruang 1,2 20 oran 1 2 meja rapat 20 kursi 20 DATA
rapat g ARSITEK

(1.2x20)+2(1x1,5 )+20(0,5x0,5)=32

7. Lavatory 2 4 orang 2 2 wc, 2 wastafel 20 DATA 16,2+3,24= 19,44


(2x4x2)+2(0,35x 0,35)=16,2
Pengelola ARSITE
Wanita/ K
pria
8 Lavatory 2 4 orang 2 2 wc, 2 wastafel 20 DATA 16,2+3,24= 19,44
(2x4x2)+2(0,35x 0,35)=16,2
ARSITE
K
9 gudang 2 - 1 5 rak 2 20 DATA
lemari ARSITE
K

4+0,8=4,8
5(1x0,6)+2(1x0,5 )= 4

67
10 Ruang 1.2 6 orang 1 6 Meja 6 kursi 20 DATA
Cleaning ARSITE
. (1,2x6)+6(1x0.5) +6(0.5x0.5)=16,2
service K

16,2+3,2=1 9,4
11 Ruang 2,32m2 /Unit - 1 (2,32X1)=2,32 20 DATA 2,32+2= 4,32
Peralatan ARSITE
.
K
Jumlah 221,16
12 Km/wc 2 4 orang 1 2 wc, 2 wastafel 20 DATA 8,2+1,64=9,84
ARSITE
wanita (2x4)+2(0,35x0,35)=8,2
K
13 Km/ wc 2 4 orang 1 2 wc, 2 wastafel 20 DATA 8,2+1,64=9,84
(2x4)+2(0,35x0,35)=8,2 ARSITEK
pria
14 Ruang 1,2 10 orang 1 5 loker 20 DATA 16x3,2=19,2
ganti ARSITEK
wanita

(1, 2x10)+5(0,5x0,3)=16
15 Ruang 1,2 10 orang 1 5 loker 20 DATA
(1,2x10)+5(0,5x0,3)=16 ARSITEK
ganti laki
laki

16x3,2=19,2

16 Ruang cuci 1,2 6 orang 1 6 wastafel 20 DATA 7,9+1,58=9,48


(1,2x6)+6(0,35x0,35)= 7,9 ARSITEK
tangan
17 Gudang 2 4 orang 1 Rak penyimpanan 20 Asumsi
(2x4)+(5x5)= 33 neufert 33+6,6=39,6
Barang

68
18 Km/wc 2 4 orang 1 2 wc, 2 wastafel 20 NAD
(2x4)+2(0,35x0,35)=8,2
wanita

8,2+1,64=9,84
19 Km/ wc 2 4 orang 1 2 wc, 2 wastafel 20 NAD
(2x4)+2(0,35x0,35)=8,2
pria

8,2+1,64=9,84
20 Ruang 1,2 10 orang 1 5 loker 20 NAD
ganti
wanita
(1,2x10)+5(0,5 x0,3)=16

16x3,2=19,2

21 MUSHOLLAH TEMPAT SHOLAT 10 x 12 = 120 m2 A


1
    P
TEMPAT WUDHU 2 X 10 = 20 m2   1

  2
 

 
 TOILET 2 X 2 = 4 m2  
SIRKULASI 30%

69
70
71
2 Ruang 1,2 10 1 5 loker 20 NAD
0 ganti orang
pria
(1,2x10)+5(0,5 x0,3)=16

Standa
Jumbl Prabot
N Jenis rt (m2 Kapas sirkul sumb Total
ah Luas (m2)
O ruang / itas asi er (m2)
unit
Ruang penunjang oran
1 Tempat 1,2 2 4 Meadapur, alat dapur,meja, 30 Asums 16,6+4,9=2 1,5
penjual orang tempat penyajian, te,tempat i
makana pencucian.
n (1,2x4)+4(1x0,5)+4(1x0,5+)+
4(0,5x1,5)+4(0,5x0,7)=16,6
2 Ruang 1,2 30 1 4 meja besar, 7 meja kecil 30 30 Asums 53,9+16,7= 70,6
makan orang kursi i
indoor (1,2x30)+(1x1,5)+7(0,8x0,8))+
30(0,5x0,5)=53,9
3 Ruang 1,2 30 1 4 meja besar, 7 meja kecil 30 30 Asums 53,9+16,7=
makan orang kursi i 70,6
outdoor (1,2x30)+4(1x1,
5))+7(0,8x0,8)) +30(0,5x0,5)=5

72
3,9
4 Ruang 1,2 5 orang 1 pendingin 1etalase 20 asumsi 7,44+1,48=
penyimpana 8,92
n bahan (1,2x5)+(0,8X0,8)+(2x0,4)=7,44
makanan
5 Ruang 2,32 m2/un it - 1 - 20 NAD 2,32+0,46= 2,78
kebersihan 2,32
6 KM/WC 2 5 orang 2 2 wastafel 20 NAD 20.4+4,08= 24.48
(2x5x2)+2(0,35x0,35)=20
Jumblah 198,7
1 R.penjualan 1.2 50 orang 1 10 etalae10 rak +50 meja 80 NAD 99+79,2=17 8,2
barang

(50x1,2)+10(2X0,4)+ 10(1x2,5)
5 (1,2x1)+ = 99
2 R.penyimpa 1.2 5 orang 1 5 etalase, 2 rak 20 NAD
n an barang,
(1,2x5)+5(2x0,4)+ 2(1x2,5)= 13

13+2.6=15,6
3 R.kasir 1,2 1 orang 3 1 meja1 kursi 20 NAD

3(1,2x1)+3(1x0,5)+3(0,5x0,5) 5,85+1,17 =7
=5,85

73
4 Ruang 1.2 8 orang 1 8 kursi 20 NAD 14,8+2,9=
pengelola 4 meja 2 lemari 17,7
pusat oleh- (1,2x8)+8(0.5x0.5)+4(1x0,5)+21
oleh dan .2x0,5)+ = 14,8
sovenir

5 KM/WC 2 5 orang 2 2 wastafel 20 NAD 20.4+4,08=


(2x5x2)+2(0,35 x0,35)= 20.4 24.48
Jumlah 242,9

RUANG SERVICE
Ruang Jumlah Kapasitas Standar Luas Sumber
01 02 03 04 05 06
Pos Keamanan 1 Unit 3 Orang 5 m2 700 m2 AS

Gudang 4 Unit 20 Orang 0,9 m2/org 18 m2 AS


R. Genset 1 Unit 25 m2 25 m2 AS
R. Pompa 1 Unit 12 m2 12 m2 AS
R. Water Tank 1 Unit 12 m2 12 m2 NAD

R. CCTV 1 Unit 4 Orang 9,12 12 m2 NAD

74
Perhitungan Satuan Parkir adalah sebagai berikut :
1.Parkir Mobil
Diasumsikan dapat menampung 150 unit mobil. Satuan ruang parkir mobil
: 3 x 5 = 15 m2 SRP untuk 150 unit mobil : 150 x 15 = 2.250 m2
2.Parkir Motor
Diasumsikan dapat menampung 1500 unit motor Satuan ruang parkir
motor : 0,75 x 2,00 = 1,5 m2 SRP untuk 1500 unit motor : 1500 x 1,5 =
2.250 m2
3.Parkir Bus / Truk
Diasumsikan dapat menampung 5 unit Bus / Truk Satuan ruang parkir Bus
/ Truk : 3,4 x 7,5 = 25,5 m2 SRP untuk 5 unit Bus / Truk : 5 x 42,5 = 215
m2
Jadi besaran ruang parkir adalah :
( 2.250 + 2.250 + 215 ) + (2.250 + 1.500 + 215 ) x 30%
= 4.715 + 1.189,5 = 5.904,5 m2

Tabel 31. Kebutuhan Seluruh Ruang


NO. KELOMPOK RUANG BESARAN ( M2 )
1. Kebutuhan Ruang Pengelola 221,16 m2
2. Kebutuhan ruang keamanan 700 m2
2. Kebutuhan Ruang Bertanding 7000 m2
3. Kebutuhan Ruang Caferesto/Caffe 198,7 m2
4. Kebutuha Ruang Service 976 m2
5. Kebutuhan Ruang Sholat 123,8 m2
6. Kebutuhan Ruang Parkir 5.904 m2
JUMLAH 37.018,5 m 2

Jadi total bangunan 37.018,5 m2 dan untuk keseluruhan site pada


bangunan Gedung sport center adalah 37.018,5 m2
Maka Bulding Coverage (BC) : 40 : 60
75
Koefisien dasar = 37.018,5 m2
Open space = 37.018,5 m2 + 60%
= 37.018,5 m2 + 5.904 m2
= 42.922,5 m2
KDB + OS =37.018,5 m2 + 42.922,5 m2
= 79.941 m2
Jadi total luas gedung sport center adalah 79.9941 m2 di bulatkan menjadi
7. ha.

4. Analisisa Hubungan Ruang

Gambar 31. Hubungan Ruang


76
Sumber: (Analisa Penulis, 2023)

5. Analisa Bentuk Bangunan


a. Bentuk Bangunan
Bentuk bangunan mempertimbangkan kemudahan sirkulasi, kelancaran
dan dapat diolah secara optimal tanpa melupakan aspek lingkungan.
Pertimbangan pemilihan bentuk dasar bangunan meliputi :
1.Mengutamakan bentuk bangunan yang memberikan kesan terhadap
bentuk bulutangkis dan memiliki daya tarik terhadap pengunjung.
2.Optimasi pada pemanfaatan luasan lantai, dengan demikian tiap area
yang ada dapat difungsikan dengan baik.
3.Kemudahan dalam perawatan bangunan.
4.Fleksibilitas penataan elemen ruang dalam.
5.Mampu mencerminkan fungsinya sebagai gedung sport center.
6.Sesuai dengan kondisi dan bentuk tapak.
Pada perencanaan gedung sport center akan dirancang dengan menerapkan
gaya arsitektur post modern dengan aliran post modern space. Sebagai
konsep pendekatan bentuk pada bangunan tersebut sebagai berikut:

77
Gambar 32.bentuk tampilan bangunan
Sumber: (Analisa Penulis, 2023)

Menonjolkan dan memperlihatkan struktur bangunan yang digunakan


sehingga muncul suatu pemahaman dari seorang yang melihatnya.
Eksplorasi teknologi dan pemilihan bentuk struktur dan material yang
digunakan seperti baja, pipa, kaca sebagai unsur utama bangunan yang
menunjukkan ikatan arsitektur dengan teknologi tinggi yang ada sekaligus
memiliki fungsi sebagai respon terhadap lingkungan.

6. Analisis Struktur
Sistem struktur yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a)Struktur harus mampu memenuhi tuntutan keamanan fisik bangunan,
yaitu kekakuan, kekuatan, dan kestabilan.
b)Struktur yang dapat mendukung fungsi bangunan, seperti mewadahi
aktivitas dalam bangunan, menjamin kelancaran sirkulasi, mendukung
sistem kerja peralatan perlengkapan bangunan.
78
c)Harus memperhatikan kondisi sekitar, seperti kondisi tanah, kondisi
lingkungan.
d)Struktur yang mampu mendukung tampilan bangunan yang diinginkan.

a. Super Struktur
Super Struktur adalah bagian dari konstruksi bangunan yang letaknya di
atas permukaan tanah dimana mencakup semua bagian-bagian yang
terletak di atas pondasi dan komponen yang dibangun, seperti rangka,
kuda-kuda, seperti gambar dibawah ini rangka space frame.

Gambar 33 rangka space france


Sumber: (Analisa Penulis, 2023)

b. Upper Struktur
Upper struktur merupakan struktur bagian tengah bangunan atau jika
diposisikan manusia itu adalah badannya yang terdiri dari tulang, rusuk
dan kulit. Struktur ini merupakan penopang beban dari struktur atas yang
kemudian akan disalurkan menuju struktur terbawah.
Terdapat beberapa struktur dalam bagian ini yaitu:
1) Kolom
Kolom merupakan tiang vertical utama dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom sendiri merupaka elemen struktur yang berperan

79
penting dari suatu bangunan. Jika tidak diperhatikan dengan baik maka
akan menyebabkan keruntuhan terhadap bangunan itu nantinya.
Kolom di klasifikan berdasarkan bentuk dan susunan tulangannya yaitu:
a) Kolom Ikat
b) Kolom Spiral
c) Kolom Komposit
Perencanaan struktur kolom pada bangunan ini akan direncanakan dengan
dimensi tertentu untuk menjaga kemanan dan kekuatan bangunan yang
akan disalurkan menuju struktur terbawah nantinya.
2) Balok
Balok merupakan elemen struktur horizontal yang mengikat dan
menghubungkan antara kolom satu dengan lainnya. Selain hal tersebut,
balok juga berfungsi untuk menyalurkan beban ke kolom utama.

Gambar 34. Sambungan Kolom Balok dan Plat Lantai


(Sumber : Analisa Penulis,2023)

Balok yang akan digunakan perencanaan bangunan ini nantinya


merupakan balok dengan beton bertulang yang di pasang susai dengan

80
kebutuhan bentangan. Selain itu juga digunakan balok dengan pola great
atau kota-kotak untuk sisi tertentu.
c. Sub Struktur
Sub Struktur merupakan struktur bagian bawah bangunan yang berfungsi
sebagai penerima beban dari massa bangunan itu sendiri yang kemudian
disalurkan kedalam tanah. Struktur bawah sendiri terbagi menjadi
beberapa jenis pondasi/ dasarnya sebagai berikut:
1) Pondasi Tiang Pancang

Gambar 35. Pondasi Tiang Pancang


(Sumber : google,2023)

Penggunaan struktur bawah tiang pancang digunakan untuk bangunan


dengan dengan bentangan lebar dan untuk tapak yang memiliki kondisi
tanah yang labil. Selain dari kekuatannya yang sesuai untuk bangunan
bentang lebar dan bangunan berlantai banyak, pengerjaan dari pondasi ini
juga relative mudah dan cepat. Pondai tiang pancang ini terdiri dari Benton
bertulang sengan diameter atau ukuran yang beragam pula.
d.Uper Struktur
81
3)Dinding
Perencanaan dinding sebagai struktur dapat dikatakan tidak semua dinding
dapat jadi struktur. Dinding pasangan batu bata secara logika tidak dapat
dikatakan struktur dikarenakan tidak miliki peran terlalu banyak dan
penting dalam struktur bangunan, adapun beban yang dipikulnya adalah
beban atas dan disalurkan menuju balok atau sloef. Dinding yang
dikatakan sebagai struktur adalah dinding shear wall. Shear wall
merupakan struktur yang digunakan sebagai penopang vertical sekaligus
sebagai dinding. Penggunaan shear wall biasa digunakan untuk
perencanaan inti atau core bangunan.

Gambar 36. Struktur dinding Shear wall


(Sumber : google,2023)

Dalam perencanaan bangunan ini nantinya akan menggunakan dinding


shear wall pada bagian-bagian tertentu seperti core bangunan dan beberapa
sisi bangunan untuk menjaga keseimbangan bangunan nantinya.
4.Analisis Tata Ruang Dalam
a.Dinding
Dinding menggunakan bata dengan rongga udara di tenaghnya, dilapisi
materiasl akustik khusus, dimana di dalam rongga tersebut terdapat rangka
82
dan pengaplikasian material penginsulasi suara dan peredam getaran. Pada
perancangan ini menggunakan dinding bata ex-hebel karena memiliki sifat
kuat, tahan api dan tahan air. Selain itu pemasangannya lebih cepat dari
pada pemasangan bata biasa dan mempunyai kekedapan suara yang baik.
b. Lantai
Plat lantai merupakan bidang horizontal yang menjadi landasan dan
pemisah antar lantai yang satu dengan lantai lainya. Plat selain digunakan
sebagai lantai, juga biasa digunakan sebagai alternatif atap sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi lingkungan perencanaan.
Selaintu untuk lantai area lapang menggunakan lantai vinyl yang
berbahankan dasar karet merupakan material yang lembut dibandingkan
dengan lantai - lainnya. jenis lantai vinyl ini digunakan oleh banyak
tempat latihan atau pertandingan olaraga.

Gambar 37. Bahan Lantai Lapang


(Sumber : Anilisa Penulis,2023)

5.Analisis Tata Ruang Luar


a. Pohon
Pohon, berfungsi sebagai pelindung terhadap panas sinar matahari,
mereduksi kelebihan udara panas dan sebagai pembatas jalan seperti palm,
cemara dan lainnya.
83
Gambar 38 . Pohon Sebagai Pengarah Jalan
(Sumber :www.google, 2023)

b. Tanaman Semak
Tanaman semak, berfungsi sebagai pembatas dan pengarah bagi sirkulasi
luar, seperti thumbergia, bugenvil, mandevilla, dan lain-lain

Gambar 39. Tanaman Semak


(Sumber: www. Google.com, 2023)

d.Penerangan

84
Untuk penggunaan lampu sendiri menggunakan lampu LED yang sangat
minim menggunakan energi listrik dibandingkan dengan lampu neon dan
lampu pijar serta memiliki daya tahan umur yang lama.

Gambar 40. Lampu taman


Sumber: (www. Google.com, 2023)

e.Pedestrian
Pedestrian menggunakan grees block guna menyalurkan air ke dalam
tanah. Pentingnya gress bock bagi pedestrian guna memperkuat struktur
tanah pijakan, sehingga pada saat hujan tanah tidak menjadi becek.

Gambar 41. Grass Blok


Sumber : (www.Google.com, 2023)

6. Analisis Pengkondisian Ruang


85
Sistem pencahayaan pada bangunan gedung olahraga bulutangkis ini tidak
semua harus mendapatkan cahaya alami. Hal ini dikarenakan kawasan ini
tidak boleh terkena cahaya didalamnya area lapanagan bulutangkis.
a. Pencahayaan Alami
Untuk memanfaatkan cahaya alami kedalam ruangan yaitu dengan
membuat bukaan atas dan bukaan samping. Perletakan lubang cahaya dari
atas adalah langkah yang efisien, dikarenakan cahaya matahari dapat
masuk jauh kedalam ruangan sehingga mengurangi jumlah penerangan
buatan yang diperlukan.

Gambar 42. Pencahayaan Alami


(Sumber : Analisa Penulis, 2023)

b. Pencahayaan Buatan
Untuk pencahayaan pada area lapangan menggunakan lampu luminer
gantung/lampu sorot ke arah lapangan yang diletakan pada langit-langit
paling atas di kiri dan kanan agar tidak mengganggu pandangan penonton
dari atas tribun dan juga agar tidak menyebabkan silau pada pemain saat
bertanding.

86
Gambar 43. Pencahayaan Buatan
(Sumber : Analisa Penulis, 2023)

d. Penghawaan Buatan
Selain penghawaan alami gedung olahraga bulutangkis juga menggunakan
penghawaan buatan agar temperatur tetap terjaga. Sistem penghawaan
buatan diterapkan pada ruangan-ruangan yang di dalamnya membutuhkan
kenyamanan tinggi untuk melakukan kegiatan dan pada ruangan-ruangan
yang tidak mungkin mendapatkan penghawaan alami. Untuk gedung
olahraga bulutangkis, sistem penghawaan yang direncanakan yaitu sistem
AC central.

Gambar 44. Sistem penghawaan buatan


(Sumber : www.google.com)

87
7. Analisis Utilitas
Sistem jaringan utilitas pada sebuah kawasan dan bangunan merupakan
hal yang sangat penting dalam keberlangsungan aktivitas dalam kawasan
dan bangunan itu sendiri. System utilitas meliputi:
a. Analisis Sistem Air Bersih
Sumber air bersih berasal dari PDAM dan air tanah yang di distribusi- kan
melalui pipa-pipa saluran. Pendistribusian air bersih di dalam bangunan
menggunakan sistem down feed distribution, air dari PDAM yang telah
ditam- pung di reservoir bawah di distribusikan ke reservoir atas oleh
pompa hidrolik kemudian disalurkan menuju ruang-ruang yang
memerlukan. Selain itu, air hujan juga dimanfaatkan untuk mengurangi
penggunaan air dari sumber utama (PDAM).

Gambar 45. Sistem perencanaan Air Bersih


(Sumber : https://www,google.com)

Pemanfaatan air tambahan dalam hal ini adalah sumur ataupun sumur bor
haruslah melalui bak sedimentasi jika kondisi air pada sekitar tapak
tersebut mengalami pencemaran baik itu karena tanah akibat hujan deras

88
ataupun karena pencemaran danau dari aktivitas masyarakat dan bahkan
pabrik yang membuang limbah ke sungai.
b. Sistem Utilitas air kotor
Sistem Utilitas air kotor merupakan hal sensitif dalam sebuah kawasan
ataupun dalam bangunan itu sendiri karena jika salah dalam
pemeliharaannya maka akan memberi bau bagi sekitarnya. Dalam
perencanaan kawasan olahraga ini, maka akan di terapkan sistem air kotor
secara terpisah antara limbah dari buang air kecil, limbah tinja atau feses,
dan limbah dapur. Hal tersebut dilakukan dikarenakan perlakuan antara
limbah tersebut berbeda. Berikut adalah skema setiap perlakuan limbah:
1) Limbah dari mandi dan urinoir

Skema . 46.Skema Pembuangan Limbah air biasa


(Sumber : Analisa Penulis, 2023)

Limbah hasil dari kamar kecil, kamar mandi dan westafel akan disalurkan
semua ke bak control yang kemudian akan diteruskan ke roil kota atau
serapan yang telah disiapkan.
2) Limbah dari Toilet (Feses)

Skema 47. Skema Buangan Limbah Feses Manusia


(Sumber : Analisa Penulis, 2023)

89
3) Limbah dari dapur

Skema 48. Skema Buangan Limbah Dapur


(Sumber : Analisa Penulis, 2023)

c.Sistem Pembungan Sampah


Pembuangan sampah pada Gedung Pertunjukan Musik yaitu
menggu- nakan tempat sampah pada masing-masing ruangan
maupun bangunan, di kumpulkan dan dibuang melalui shaft
sampah yang terhubung ke lantai basement dimana sampah akan
ditampung menuju tempat pembuangan sementara, setelah itu
sampah tersebut dialihkan ke luar tapak oleh Dinas Kebersihan Ko-
ta yang selanjutnya dibuang ke TPA.

Gambar 49. Sistem pembuangan sampah


(Sumber : https://google.com)

8. Analisis Listrik
Distribusi listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama. Setelah
melalui transformator (trafo), aliran tersebut di distribusikan ke tiap-tiap
unit kantor dan fasilitas, melalui meteran yang letaknya jadi satu ruang
dengan ruang panel. Untuk keadaan darurat disediakan generator set yang
dilengkapi dengan automatic switch system yang secara otomatis (dalam
waktu kurang dari 5 detik) akan langsung menggantikan daya listrik dari
sumber utama PLN yang terputus. Selain itu, untuk mengurangi
90
penggunaan konsumsi energi li- strik dari PLN, yaitu memanfaatkan
energi sinar matahari menjadi energi listrik dengan cara penggunaan sel
surya pada atap dan fasad bangunan.

Skema 50. Sistem listrik elektrikal bangunan


(Sumber : Analisa Penulis, 2023)

Gambar 51 : Sistem listrik dari Tenaga Surya


(Sumber : https://google.com)

9. Analisis Keamanan Gedung


Untuk menjaga keamanan aktifitas dalam gedung yaitu menggunakan
Close Circuit Televition (CCTV) yaitu alat perekam yang menggunakan
satu atau lebih alat perekam yang menghasilkan data berupa video ataupun
audio dengan cara kerja mengirimkan signal dengan cara tertutup melalui
wireless atau kabel.

91
Gambar 52. CCTV diagramatik
(Sumber : https://www.gogle.com)

10. Analisis Sistem Peringatan dan Pemadam Kebakaran


Detektor kebakaran merupakan alat yang mendeteksi secara dini adanya
kebakaran agar tidak berkembang menjadi lebih besar. Dengan
terdeteksinya sumber kebakarakan menjadi sebuah intervensi untuk
mematikan api dengan cepat, sehingga dapat meminimalisir kerugian.

Gambar 53. Sistem Hidrant dan Springkler


(Sumber : https://www.gogle.com)

a)Detektor Asap
Merupakan alat pendeteksi asap yang sinyalnya akan diteruskan sehingga
fire alarm berbunyi. Luas cakupannya adalah 50 – 100 m2.

92
Gambar54. Smoke Detektor
(Sumber : https://weisssecurity.com)

b) Detektor Panas
Berfungsi mendeteksi terjadinya perubahan energi thermal (panas) yang
diakibatkan oleh adanya api. Detektor panas memiliki dua type yaitu de-
tektor dengan batasan suhu yang tetap yaitu Rate of Rise, dan detektor
yang mendeteksi peningkatan suhu secara seketika yaitu Fixced detektor.

Gambar 55. Heat Detector


(Sumber : https://www.google.com)

a) Sprinkler
Sprinkler adalah alat pemadam kebakaran otomatis yang paling seder-
hana, dengan bahan pemadam berupa air, Sprinkler akan menyemburkan
93
air dengan mendeteksi asap di dalam sebuah ruangan. Pemipaan sprinkler
harus berbeda dan dipisahkan dengan pemipaan atau plumbing yang lain
dan harus tersendiri, karena membutuhkan daya tekan yang tinggi untuk
menyuplai air pada semua ruangan. Jarak antar sprinkler maksimal adalah
4,5 meter.

Gambar 55. Sprinkler


(Sumber : https://www.indiamart.com)

b) Hidrant
Hydrant ini juga berfungsi untuk mempermudah proses penanggulan- gan
ketika bencana kebakaran melanda. Terdapat dua jenis hydrant yaitu, hy-
drant dalam ruangan ( indoor ) dan hydrant di luar ruangan (lihat gambar
di- bawah). Pemasangan hydrant di dalam ruangan tergantung pada luas
ruangan dan luas gedung. Hydrant di luar ruangan berfungsi untuk
menyalurkan suplay air pada mobil pemadam kebakaran. Jarak antar
hydrant maksimal adalah se- tiap 200 meter.

94
Gambar 56. Hydrant indoor dan Hydrant outdoor
(Sumber : https://www.google.com)

11. Analisis Sistem Telekomunikasi


Konsep Perancangan Jaringan Telekomunikasi dan Media Jaringan
telekomunikasi dan media pada bangunan terdiri atas jaringan komunikasi,
internet, dan multimedia (data). Jaringan komunikasi menggunakan
penyedia jasa PT Telkom, penggunaan beberapa telpon induk dengan
masing -masing ekstensi untuk departemen terkait. Komunikasi internal
antar ruang atau lintas bangunan dapat menggunakan intercom.
12. Analisis Sistem Transportasi Vertikal
Sistem jaringan transportasi ini menggunakan 2 jenis yaitu Tangga manual
dan Ramp.
1) Tangga
Tangga selain digunakan sebagai penghubung antar tiap lantai, tangga
manual ini juga berfungsi sebagai tangga darurat jika terjadi sesuatu yang
berbahaya seperti kebakaran ataupun bencana alam lainnya.

95
Gambar 57. Tangga manual
(Sumber : www.google,2023)

2) Ramp
Ramp digunakan pada bangunan dengan tujuan agar penyandang
disabilitas dapat memanfaatkannya sebagai alternatif. Adapun penentuan
kemiringan ramp yakni dengan menggunakan rumus = (h / d x 100).
h = tinggi yang harus ditempuh.
d = panjang bidang horizontal.
100 = adalah nilai ketetapan.

Gambar 58. Ramp Disabilitas


(Sumber : www.goole,2023)

96
Adapun kemiringan ramp pada umumnya yang di standarkan maksimum
yang disarankan untuk ramp area terbuka dapat dibuat dengan melihat
tinggi yang harus ditempuh dan panjang area yang ada. Berdasarkan
pertimbangan rata-rataberbagai negara, sudut kemiringan terbesar adalah
maksimal 10o.

97
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Setelah menganalisa teori dan mendapatkan analisis yang sesuai dengan
rumusan masalah maka di hasilkan beberapa kesimpulan dalam
perancangan Gedung sport center di Makassar yaitu sebagai berikut :
Dalam menyusun konsep perencanaan Gedung sport center, yang pertama
menentukan lokasi lalu menganalisa site, selanjutnya mengolah site
bedasarkan aspek iklim/klimatologi, arah pandang, kebisingan, dan
pencapaian. Maka di peroleh site yang sesuai yaitu terletak di Kecamatan
Tamalate Kota Makassar.
Dalam merancang bangunan Gedung sport center yang pertam di lakukan
adalah menentukan sarana, dan dengan cara menganalisis besaran
pengguna ruang, kelompok ruang. Setelah itu di peroleh standar ruang
yang di perlukan kemudian menghasilkan besaran ruang telah di peroleh.
Kemudian menganalis struktur bangunan Gedung sport center
menggunakan pondasi tiang pancang. Yang nantinya di perlukan untuk
perencanaan struktur pada gedung tersebut. Selanjutnya pencahayaan
alami dan buatan yang di gunakan pada ruang-ruang tertentu. Penghawaan
alami dan buatan seperti AC central untuk ruangan yang memerlukan
kenyamanan tinggi serta tidak memungkinkan pendapatan penghawaan
alami. Penghawaan alami, sistem pencahayaan menggunkan pencahayaan
alami dari cahaya matahari dengan pemberian bukaan pada ruang yang di
terapkan pada dinding maupun langit-langit ruagan. Selanjutnya
menganalisis jaringan utilitas, listrik, sistem keamanan pada banguna,

98
sistem pemadam kebakaran, sistem telekomunikasi, sistem transportasi
vertikal pada Gedung sport center.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman,2023. Penerapan green bulding pada gedung pertunjukan musik
di Makassar. Skripsi.

Agnes,2023. 4 Stadiun bulutangkis terbaik. Link:


https://idea.grid.id/read/09923303/4-stadion-bulutangkis-terbaik-di-
dunia-nomor-4-bikin bangga?page=all. Di akses tanggal 10 maret
2023.

Andri S.2014. Gedung Bulutangkis Taufik Hidayat Arena. Link:


https://www.djarumbadminton.com/sirkuit-nasional/info-kejuaraan/dr
aw/read/mengintip-paket-latihan-taufik-hidayat-arena/. Di akses
tanggal 2 2 februari 2023.

Ashsidqy,2019. Pusat Pelatihan dan Pertandingan Kota Malang. Link:


http://eprints.itn.ac.id/3880/1/1.%20Bagian%20awal.pdf. Di akses
tanggal 10 maret 2023.

Abdi. (2019). Taktik & Strategi futsal modern. Be Champion.

Afriyanto, B. (2020). Sport Center di Boyolali (Dengan Pendekatan Arsitektur


Kontemporer) (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta). Angga. (2020). Study Analisis Ketermpilan Teknik
Bermain Cabang Olahraga Permainan Tenis Meja. Jurnal Kesehatan
Olahraga, 3(2).

Analisis Standarisasi Fasilitas Lapangan Olahraga Pada Gelanggang Olahraga


Bahurekso Kendal (Doctoral dissertation, Universitas Negeri

99
Semarang). Prawiro, M. (2019). Permainan bolavoli mini untuk anak
sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, 6(2).

Saiful. (2018). Analisis standarisasi fasilitas gedung olahraga Universitas


Negeri Yogyakarta. Medikora, 1, 19-47. Tsani, A. F. (2018).

Bukhori, M. (2017). Pengaruh Latihan Permainan Target Terhadap Ketepatan


Shooting Dalam Permainan Futsal.

Physical: Jurnal Ilmu Kesehatan Olahraga, 2(1), 108-122. Danilo, F. (2021).


Tes dan pengukuran dalam olahraga. Grs. Aip. Sjarifudin. (1971).

Ahmad Muchlisin Natas Pasaribu, A. M. N. DIKTAT PENDIDIKAN


JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN

Dinas Pemuda dan Olahraga, 2017. Instrumen/ Format Pendataan


Keolahragaan Kota Makassar. Provinsi Sulawesi Selatan.

Efendi,2019. Kawasan Gedung Olahraga Terpadu di Makassar. Skripsi.

E-Journal.uajy.ac.id,2019. Federasi Badminton Internasional. Link:


https://www.jurnalponsel.com/ukuran-lapangan-bulu-tangkis/

Faiq Nurjati, M., & Qomarun, I. (2020). Dasar Program Perencanaan Dan
Perancangan Arsitektur (DP3A) Pemalang Sport Center Pendekatan
Arsitektur Kontemporer (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta). Pratama, N. A. (2016).

Makassar.sindonews.com, 2018. Olahraga bulutangkis di Makassar. Link:


http://makassar.sindonew.go.id.com/bpcbsulsel/tentang-kami/.
Di akses tanggal 12 januari 2020.

Mazid, 2020. Pusat Pelatihan Bulutangkis dengan Pendekatan Arsitektur


Bioklimatik di Kota Makassar. Skripsi.
100
Mentri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, 2014.Standar GOR. Link:
http://bsank.go.id/wp-ntent/uploads/2016/08/permenpora-standar-
GOR.pdf. Di akses tanggal 16 januari 2020.

101

Anda mungkin juga menyukai