PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, kesadaran masyarakat akan pentingnya
berolahraga semakin meningkat. Berolahraga tidak hanya untuk menjaga kebugaran
tubuh, namun menjadi suatu hobi atau trend bagi masyarakat untuk berolahraga.
aktivitas olahraga telah menjadi bagian dari kehidupan setiap orang, baik bagi pelajar,
mahasiswa, anak remaja, orang dewasa, dan tidak menutup kemungkinan bagi para
manula. Olahraga merupakan suatu aktivitas jasmani yang menggunakan otot-otot
besar dan kecil secara sistematis yang dilakukan dan informasi yang didapatkan
seperti pengetahuan dalam menjaga kebugaran tubuh melalui aktivitas olahraga.
(Riscomo,2020).
Kesehatan adalah salah satu hal terpenting alam hidup manusia. Olahraga
merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh, yang mempunyai dampak
positif terhadap derajat kesehatan. Manfaat jasmani yang diperoleh dari berolahraga
adalah dapat menjaga kesehatan fisik, melatih skill, keterampilan, dan kesiapan
manusia dalam menghadapi segala kondisi. Sedangkan manfaat rohani yang
diperoleh adalah menanamkan jiwa sportif, meningkatkan kepercayaan diri serta
mengurangi kadar stress dengan adanya efek relaksasi dalam berolahraga. Sport
center dapat mewadahi kegiatan olahraga yang baik untuk latihan, rekreasi maupun
kompetitif dalam olahraga, terdapat beberapa kategori yang sering dilakukan dan
beberapa fungsi dalam Sport center yang mendukung kegiatan dalam berolahraga.
Kompetisi / prestasi, yang digunakan untuk pertandingan atau perlombaan, dan Sport
center ini memiliki standar dan ukuran yang sudah ditetapkan dan memiliki kapasitas
jumlah penonton. (Putra, 2020). Rekreasi, yaitu area olahraga yang digunakan untuk
bersenang-senang atau menghibur bagi masyarakat.
1
Kota Makassar merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang merupakan
sentral pelayanan pembangunan pada kawasan timur Indonesia (KTI). Hal ini
ditunjukkan dengan semakin meningkatnya pembangunan dan pengembangan
fasilitas-fasilitas rekreasi, pariwisata dan olahraga di Makassar. Tanpa disadari kota
Makassar tumbuh menjadi kota yang berkembang pesat khususnya dalam laju
pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Dengan jumlah tingkat penduduk
mencapai 1.663.479 jiwa Tekanan hidup dan beban kerja yang tinggi membuat
masyarakat kota Makassar terlalu sibuk dengan aktivitas keseharian dan tidak
mempertimbangkan kesehatan tubuh. Menurut peraturan walikota kota makasar no 8
tahun 2020 tentang tata cara mengolahan kegiatan pembangunan sarana dan
prasarana Sehingga di Makassar saat ini memiliki sarana olahraga tetapi
sudah tidak layak pakai dan tidak memenuhi standar minimal sarana lengkap untuk
tipe A minimal 4 sarana yang lengkap dengan fasilitas lainnya, namun hal tersebut
telah di syaratkan oleh Menpora melalui Kepres No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional harusnya ada dan lengkap dengan fasilitas lainnya. Maka,
adalah kurangnya sarana dan prasarana yang memenuhi standar yang ada, kebutuhan
ruang yang belum terpenuhi untuk kebutuhan Atlet, Penonton, dan Pengelola dari
gedung tersebut, lokasi yang sudah tidak memungkinkan untuk melakukan
pengembangan, lokasi yang tidak sesuai dengan peraturan kota Makassar, dan
kebisingan dari pesawat dikarenakan berdekatan dengan area bandara udara.
Sehingga diadakan relokasi gor sudiang ke lokasi yang sesuai dengan peraturan kota
Makassar.
Tingkat pencapaian prestasi yang ada di Makassar yang telah di peroleh dari
Dinas Pemuda dan Olahraga (2020) yang menjelaskan dan menunjukkan jika di
Makassar memiliki atlet berprestasi sebanyak 351 orang di tingkat Nasional dan
daerah dan juga terdapat 145 Klub olahraga yang melatih atlitnya dengan berpindah
pindah tempat karena kebutuhan sarananya (Evendi,2019).
2
Adapun perkembangan kota Makassar semakin meningkat,di harapkan kota
makasar memiliki gedung olahraga yang terpusat terdapat 6 titik kawasan untuk
berolahraga di Makassar yaitu lapangan sudiang, lapangan karebosi, taman macan,
anjungan pantai losari baik sekedar berkunjung ataupun berolahraga yang bersifat
rekreatif. Di lihat dari banyaknya minat masyarakat serta banyaknya berbagai klub
olahraga seperti sepeda, parkour, skateboard, futsal, dll. Melihat permaslahan yang
terjadi akibat kurangnya fasilitas yang memadai pada bangunan olahraga di kota
makassar menjadi Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan
menyediakan sarana olahraga, baik olahraga prestasi maupun rekreasi untuk
meningkatkan prestasi dan kemajuan pembangunan olahraga. Oleh karena itu,
dibutuhkan adanya fasilitas olahraga dengan konsep olahraga rekreasi agar dapat
mendorong minat masyarakat untuk berolahraga. Kebutuhan adanya fasilitas
olahraga, tentunya ditunjang dengan peralatan dan perlengkapan olahraga yang
memadai.
3
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana menentukan konsep sport center yang sesuai dengan
kawasan kota Makassar?
C. Tujuan pembahasan
1. Menyediakan suatu fasilitas bangunan olaraga dengan fasilitas olahraga
yaitu sports center yang dapat mewadahi kegiatan olahraga serta pusat
informasi mengenai olahraga yang difasilitasi dengan kegiatan olahraga
indoor yang disediakan nantinya.
2. Menyediakan wadah olahraga bagi masyarakat sekitar dan masyarakat
kota Makassar pada umumnya untuk penyaluran hobi, dan berolahraga.
3. Menyediakan sebuah bangunan dengan tujuan one destination,
dimana nantinya dapat memudahkan masyarakat untuk beraktivitas tanpa
harus masuki banyak tempat atau berolarahaga di jalan raya.
D. Sasaran pembahasan
Sasaran pembahasan diarahkan kepada studi dan analisa terhadap sports
center yang dimaksudkan untuk mendapatkan persyaratan dan kriteria-
kriteria perencanaan tapak, tata fisik, sirkulasi, sistem struktur, utilitas serta
penampilan bagunan serta menyusun acuan perancangan untuk mewujudkan
suatu srana perbelanjaan alat-alat olahraga dan fasilitas olahraga indoor
berdasarkan analisa standar dan faktor yang mempengaruhi.
E. Sistematika pembahasan
Dari keseluruhan pembahasan maka sistematika pembahasan dapat
diuraikan sebagai berikut:
4
Tahap I : Meliputi pembahasan dengan latar belakang pemilihan judul,
selanjutnya merumuskan masalah yang timbul, tujuan, sasaran
pembahasan, dan sistematika pembahasan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
a) Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk
mendorong, membina, serta mengembangkan potensi
jasmani, rohani, dan sosial.
b) Keolahragaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan
olahraga yang memerlukan pengaturan, pendidikan,
pelatihan, pembinaan, pengembangan, dan pengawasan.
c) Keolahragaan Nasional adalah keolahragaan yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-
nilai keolahragaan, kebudayaan nasional Indonesia, dan
tanggap terhadap tuntutan perkembangan olahraga.
d) Sistem Keolahragaan Nasional adalah keseluruhan aspek
keolahragaan yang saling terkait secara terencana,
sistematis, terpadu, dan berkelanjutan sebagai satu
kesatuan yang meliputi pengaturan, pendidikan, pelatihan,
pengelolaan, pembinaan, pengembangan, dan pengawasan
untuk mencapai tujuan keolahragaan nasional.
e) Pengolahraga adalah orang yang berolahraga dalam usaha
mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial.
f) Olahragawan adalah pengolahraga yang mengikuti
pelatihan secara teratur dan kejuaraan dengan penuh
dedikasi untuk mencapai prestasi.
g) Pembina olahraga adalah orang yang memiliki minat dan
pengetahuan, kepemimpinan, kemampuan manajerial,
dan/atau pendanaan yang didedikasikan untuk
kepentingan pembinaan dan pengembangan olahraga.
7
h) Tenaga keolahragaan adalah seseorang yang memiliki
kualifikasi dan sertifikat kompetisi dalam bidang
olahraga.
i) Sedangkan organisasi olahraga adalah sekumpulan orang
yang menjalin kerja sama dengan membentuk organisasi
untuk penyelenggaraan olahraga sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Dari uraian kutipan
diatas, inti dari pengertian olahraga adalah aktivitas gerak
manusia dengan teknik tertentu dalam kegiatan jasmani
juga mengandung unsur prestasi dan rekreasi, yang
bertujuan menyehatkan jasmani dan rohani, didasarkan
pada rasa sportivitas yang tinggi. (Grs. AIP. Sjarifudin,
1971).
B. Klasifikasi Bangunan
8
1. Jenis cabang olahraga dan jumlah lapangan olahraga untuk
pertandingan serta latihan seperti pada tabel di bawah. 9 Klasifikasi
Dan Penggunaan Bangunan
9
Sumber : Standar Tata Cara Perencanaan teknik Bangunan
Gedung Olahraga, 2021
10
Ukuran minimal
khasifik
asi Daerah Daerah Permai Bebas
Tipe A 50Bebas
M 30Bebas
M 12.50
nan 5.50 M
Tipe B 32 M 22 M 12.50
M 5.50 M
Tipe C 24 M 16 M 16
MM 5.50 M
Table 2.2 Ukuran Matra Ruang Bangunan
Olahraga, 2021
a) Badminton
Badminton merupakan salah satu jenis cabang olahraga yang dimainkan
oleh 2 orang, pada sektor tunggal dan juga 2 orang pada sektor ganda
dengan menggunakan raket (Danilo, 2021). Permainan bulu tangkis
bertujuan untuk memukul bola yang disebut juga dengan kok atau
shuttlecock yang diarahkan kepada tim lawan, dan bola kok ini harus
diarahkan ke tim lawan dengan melintasi net dan dijatuhkan ke tim lawan.
Permainan ini dapat dikatakan menang jika salah satu tim dapat
memenangkan 2 (dua) set permainan. Ukuran lapangan partai tunggal (1
pemain) panjang 11,88 m, lebar 5,18 m, luas 61,6 m², tinggi tiang net
1,55 m, Tinggi atas net 1,52 m. Jarak net ke garis servis 1,98 m, Jarak
garis service ke sisi lapangan luar 3,96 m, Ukuran lapangan partai ganda
(2 pemain) panjang 13,40 m. Lebar 6,10 m. Luas 81,4 m². Tinggi tiang
net 1,55 m. Tinggi atas net 1,52 m. Jarak net ke garis servis 1,98 m. Jarak
garis service ke sisi lapangan luar 4,72 m.
12
Gambar 1: ukuran lapangan batminton
Sumber : google sear. Com 2022
b) Futsal
c) Bola Basket
15
Gamabr 5: olaraga basket
d) tenis meja
Tenis meja atau pingpong merupakan salah satu cabang olahraga yang
e) Bola Voli
Ukuran garis batas lapangan voli untuk semua garis batas lapangan garis
tengah serta garis daerah serang adalah 3 m. Garis batas sendiri
memberikan tanda batas menggunakan tali kayu cat atau kapur dan kertas
yang mana lebarnya tidak lebih dari 5 cm. Lapangan permainan voli
tersebut dibagi menjadi 2 bagian yang mana luasnya adalah 9m x 9 m.
Ukuran daerah servis voli daerah servis merupakan sebuah area seluas 9
m di belakang setiap garis akhir dimana garis tersebut dibatasi oleh dua
buah garis pendek dengan panjang 15 cm yang dibuat 20 cm di belakang
garis akhir sebagai kepanjangan dari garis samping.Ukuran net dalam
17
permainan bola voli untuk jaringan atau net dalam permainan bola voli
ukurannya tidak boleh lebih dari 9,50 m dengan lebar 1 m dimana mata
jaring atau petak petak berukuran 10 x 10 cm. Untuk tinggi net putra
setinggi 2,43 meter sedangkan tinggi net untuk putri setinggi 2,24 meter
pada tepian atas jaring atau net terdapat sebuah pita putih selebar 5 cm.
18
peningkatan prestasi maupun bakat dari masyarakat yang ingin
berolahraga.
21
9) Ruang pengelola pertandingan yaitu ruang manajer, ruang secretariat,
ruang pengawas pertandingan, ruang wasit, ruang serbaguna/ruang
rapat; dan gedung perlengkapan. Kantor manajemen lapangan dibuat
dengan ketentuan sebagai berikut : kantor untuk tipe gor a dan b
mampu menampung minimal 10 orang dan maksimalnya 15 orang
sedangkan gor tipe c minimal 5 orang dengan luas yang dibutuhkan
minimal 5 m2 untuk setiap orangnya. Gor tipe a dan b harus dilengkapi
ruang untuk petugas satuan keamanan (satpam), petugas kebakaran
dan polisi yang masing-masingnya dengan luas minimal 15 m2.
Sedangkan gor tipe c diperbolehkan tanpa ruang tersebut.
10) Ruang penunjang lainnya adalah ruang mesin ruang kantin tiket box,
dibuat untuk gor tipe a dan b sesuai kapasitas penonton ruang vip
dibuat untuk gor tipe a dan b yang digunakan untuk menerima tamu
khusus atau tempat wawancara khusus tempat parkir jalur aksesibilitas
atau koridor untuk penyandang disabilitas harus memenuhi ketentuan.
11) Gudang alat olahraga dan alat kebersihan gudang harus dilengkapi
dengan ruangan untuk menyimpan alat olahraga dan alat kebersihan
dengan luas sebagai berikut. Gedung olahraga tipe a, minimum 120 m2
untuk alat olahraga dan 20 m2 untuk alat kebersihan gedung olahraga
tipe b, minimum 60 m2 untuk alat olahraga dan 20 m2 untuk alat
kebersihan; dan gedung olahraga tipe c, minimum 20 m2 untuk alat
olahraga dan 10 m untuk alat kebersihan.
12) Ruang kontrol, Gedung olahraga tipe A dan B harus memiliki ruang
kontrol yang memungkinkan pengamat/operator dapat melihat secara
leluasa kearah arena pertandingan dan tribun penonton, untuk
pengendalian/monitoring yang dilengkapi dengan sound system,
lighting system, screen, Closed Circuit Televison (CCTV).
22
13) Ruang Mekanikal Elektrikal (ME), pengoperasian sistem mekanikal
dan elektrikal pada gedung olahraga harus dilengkapi dengan
prasarana yang memenuhi persyaratan teknis yang terdiri dari ruang
panel (LVMDP = Low Voltage Main Distribution Panel), ruang trafo,
ruang pompa, ruang genset. Lokasi ruang mekanikal elektrikal harus
berdekatan dengan ruang kerja staf teknik. Mekanikal elektrikal tidak
boleh menimbulkan gangguan getaran dan suara (bising) terhadap
ruang-ruang lainnya yang membutuhkan ketenangan, termasuk arena.
14) Fasilitas pemeliharaan, gedung olahraga tipe a dan b harus dilengkapi
dengan ruangan dan fasilitas. Ruangan untuk mengelola masalah-
masalah keteknikan bangunan dan pemeliharaan arena, dapat
dilengkapi dengan bengkel untuk perbaikan sarana gedung dan arena,
standar prasarana olahraga berupa bangunan gedung olahraga gudang
untuk peralatan dan gudang untuk pemeliharaan. Gedung olahraga tipe
c disesuaikan dengan kebutuhan.
15) Pos keamanan, gedung olahraga tipe a dan b harus dilengkapi dengan
pos kemananan, sedangkan untuk tipe c diperbolehkan tanpa pos
keamanan.
16) Utilitas Bangunan Tata udara gedung olahraga harus dilengkapi
dengan tata udara yang memadai, dapat menggunakan ventilasi alami
dan ventilasi buatan penggunaan ventilasi alami, harus memenuhi
ketentuan luas bukaan minimal 40% dari luas dinding efektif ventilasi
alami harus diatur mengikuti pergerakan udara silang. Penggunaan
ventilasi buatan harus memenuhi ketentuan volume pengganti udara
dalam ruang minimum sebesar 15-25 m3/jam/orang, dan cukup merata
pada seluruh bagian ruangan alat ventilasi buatan tidak boleh
menimbulkan kebisingan atau gangguan suara lainnya baik di dalam
arena maupun di tribun penonton.
23
Tata cahaya penerangan buatan dan/atau penerangan alami tidak
menyilaukan bagi para pamain atau penonton. Pencegahan silau akibat
matahari harus sesuai ketentuan dan standar yang berlaku. Untuk
pencegahan silau yang diakibatkan oleh pencahayaan alami maupun
buatan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Sumber cahaya lampu ataupun bukaan harus diletakkan dalam suatu
area pada langit-langit sedemikian rupa sehingga sudut yang terjadi
antara garis yang menghubungkan sumber cahaya tersebut dengan titik
sejauh dari arena setinggi 1,5 m garis horizontal minimum 30⸰ dan
maksimum 55⸰; pencegahan silau akibat pencahayaan buatan dapat
diantisipasi dengan peletakan lampu yang arah cahayanya tidak sejajar
dengan arah permainan menggunakan aksesoris peredam silau; dan
tipe lampu yang digunakan harus disesuaikan dengan ketinggian
instalasi tata cahaya.
Perletakan jumlah dan tingkat pencahayaan lampu pada arena
gedung olahraga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan ketentuan
teknis masingmasing dari cabang olahraga. Pencahayaan arena dalam
gedung harus memperhatikan faktor yaitu : Tingkat pencahayaan
horizontal dan vertikal, Keseragaman/kemerataan, pemberian kesan
warna dan suhu cahaya; dan tidak menyilaukan.
Sistem pencahayaan arena dapat dibedakan dalam beberapa
tingkatan yaitu : Latihan; Pertandingan amatir; Pertandingan
profesional; dan Pertandingan profesional dengan liputan TV.
Pencahayaan gedung dalam pertandingan professional yang diliput
dari kamera TV harus mempertimbangkan pemberian kesan/renderasi
warna terhadap suatu objek dengan nilai yang direkomendasikan
minimum 80 sedangkan nilai colour temperature yang
direkomendasikan 4000-6000 k.
24
Gedung olahraga atau sport center harus menyiapkan fasilitas
generator set yang kapasitas dayanya minimum 60% dari daya yang
terpasang dan dapat memasok 100% kebutuhan daya untuk lampu
arena. Tingkat pencahayaan horizontal pada arena dengan posisi 1 m
diatas permukaan lantai harus dibedakan sesuai dengan kebutuhan
untuk latihan minimum 200 lux, pertandingan antara 300-600 lux dan
pengambilan gambar dengan kamera tv minimum 1200 lux
26
2. Studi Banding Yangzhou Southern Sports Park Yangzhou.
Southern Sports Park terletak di China dengan luas Area 33270 m².
Bangunan ini berbentuk segitiga dan dikelilingi jalan di semua sisinya,
yang memberikan aksesibilitas yang baik. Rencana induk
mengumpulkan massa ke ujung selatan, memaksimalkan ruang luar
luar situs, memungkinkan koneksi taman di masa depan ke zona hijau,
dan memberikan citra yang sederhana dan kuat ke kota. "Hutan
olahraga" di sisi utara adalah ruang luar ruangan utama. Sebagai
peralihan antara bangunan induk dan taman sisi utara. Dari runway
indoor kita bisa menikmati aktivitas olahraga indoor, penampilan
atrium, menyusuri anak tangga menuju outdoor kita bisa menikmati
pemandangan hijau dan udara yang segar.
27
Gambar13: eksterior sport center Yangzhou Southern Sports Park
Yangzhou
Sumber: kompas. Com 2022
Interior Fungsi utama pada bangunan ini seperti aula yang
multifungsi, diatur di sekitar atrium publik untuk mendorong
komunikasi dan interaksi visual dan perilaku sebanyak mungkin, dan
sepenuhnya mencerminkan karakteristik perilaku olahraga massal.
28
Gamabr 14. Aula utama center Yangzhou Southern Sports ParYangzhou
Sumber: pinters
29
BAB III
2.Identifikasi Masalah
Dalam perencanaan ini, penulis menemukan, mempelajari, serta
menganalisis permasalahan yang terjadi lokasi sport center terkait dengan
Perancangan sport center di Kota Makassar. Sehingga pada penjabaran ini
perlu perencanaan yang dapat mengkaji dan meneliti.
31
Selain data primer, data sekunder juga dibutuhkan untuk
mempermudah pencarian data secara kompleks pada objek. Pada
umumnya data sekunder dilakukan dengan cara mengkaji beberapa
literatur yang bersumber dari berbagai media seperti internet, buku, jurnal
dan lain-lain.
3) Studi Pustaka
Yaitu, metode pengumpulan data dengan melakukan studi literatur
terhadap buku-buku yang relevan. Studi pustaka meliputi:
a) Data atau literature tentang kawasan dan tapak terpilih berupa peta
wilayah, dan potensi alam dan buatan yang ada di kawasan. Data ini
selanjutnya digunakan untuk menganalisa kawasan tapak.
b) Literatur teori-teori arsitektur yang relevan dengan tema
perancangan dan obyek.
4) Studi Bangunan Sejenis
Studi bangunan sejenis merupakan data untuk mendapatkan data
terkait dengan objek dan tema rancangan. Studi bangunan sejenis ini
dilakukan untuk sebagai bahan acuan objek perancangan dan memberikan
suatu solusi/pemecahan masalah pada obyek rancangan. Dari studi
bangunan sejenis tersebut dapat diambil kembali dari kelebihan dan
keunggulan bangunan tersebut. Sedangkan kelemahan dan
kekurangannya dapat menjadi bahan evaluasi dari perancangan obyek.
Dengan begitu nantinya perancangan obyek ini diharapkan akan menjadi
lebih Baik dan bermanfaat agar bangunan menjadi nyaman, aman. Studi
bangunan sejenis pada perancangan ini yang terkait dengan obyek.
2. Analisis Perencanaan
Dalam proses analisa, dilakukan pendekatan-pendekatan yang
merupakan suatu tahapan kegiatan yang terdiri dari rangkaian
pembahasan terhadap kondisi kawasan perencanaan. Proses analisis
32
ini yaitu analisis tapak, analisis pelaku, analisis aktifitas, dan analisis
ruang dan fasilitas, analisis bangunan serta analisis struktur dan
utilitas, dan analilis-analisis lainya.
a. Analisis Tapak
Analisis yang dilakukan terhadap lokasi site dengan pertimbangan
kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi sprot center. Analisis tapak
nantinya akan menunjukkan potensi dan permasalahan tapak. Analisis
tapak merupakan pengamatan terhadap kondisi lokasi terkait
permasalahan dan potensi lokasi. Untuk mempermudah proses
perancangan nantinya. Dengan tujuan untuk menghadirkan bangunan sport
mall di kota makassar.
1) Tampak harus terlihat secara jelas tanpa terhalang bangunan lain
2) Tampak harus menampung luas lahan bangunan yang memungkinkan
bangunan untuk berkembang.
3) Memiliki orientasi muka bangunan ke arah utara atau arah selatan untuk
meminimalkan silau cahaya matahari.
Pemilihan tapak harus berdasarkan fungsi dan kegunaan bangunan, maka
hal yang harus diperhatikan seperti kondisi eksisting tapak, yaitu:
1) Batas, bentuk dan dimensi tapak
2) Vegetasi
3) View
4) Iklim
5) Aksesibilitas
6) Kebisingan
7)Penzoningan
8)Parkir dan sistem sirkulasi
9)Tata massa
33
b.Analisi fungsi
Analisis fungsi Merupakan analisis yang dilakukan untuk menentukan
letak fungsi primer, sekunder dan penunjang pada perencanaan dan
perancangan sropt center di kota massar dengan mengelompokkan
aktivitas, kemudian melakukan pengelompokan zoning pada aktivitas.
Analisis fungsi ini menjadi acuan untuk mengerjakan ke tahap analisis
fungsi selanjutnya yaitu analisis ruang dan analisis pengguna.
c. Analisis Pengguna dan Aktivitas
Analisis pengguna dihasilkan dari analisis fungsi yang secara umum
mengelompokkan pengguna user pada objek rancangan. Dari analisis
pengguna dapat menyimpulkan aktivitas yang dilakukan, kemudian dapat
menyimpulkan rangkaian aktivitas pengguna dalam analisis ruang.
Analisis Ruang dapat memberi data tentang ruang pada perencanaan dan
perancangan yang cakupannya meliputi besaran ruang, sirkulasi, hubungan
antar ruang, persyaratan ruang yang nantinya akan mempengaruhi
kenyamanan pengguna bangunan.
d. Analisis Tata Ruang
Berupa analisa fisik yang mendukung pendekatan masalah dari
perancangan yang dilakukan. Analisa kebutuhan ruang terdiri dari
kebutuhan ruang luar (eksterior) maupun kebutuhan ruang dalam (interior)
pada perencanaan sport mall di kota mkassar. Analisa ruang terdiri dari
penyesuaian karakter fungsional bangunan, transformasi bentuk sesuai
dengan tema yang diambil, fungsi, hubungan antar ruang.
e. Analisis Objek
Analisis obyek dilakukan dengan melakukan pendekatan yang disesuaikan
dengan kondisi lokasi bangunan. Obyek yang dirancang disesuaikan
dengan tema yang digunakan dan melihat lingkungan lokasi. Dari tema
34
sinergi yang digunakan akan menggabungkan dua unsur berbeda yang
nantinya akan menghasilkan sebuah kombinasi maupun sebuah kesatuan
yang harmonis. Analisa obyek bertujuan untuk memahahi obyek lebih jauh
yang akan serasi terhadap lingkungannya.
f. Analisis Bentuk dan Tampilan
Analisis bentuk pada arsitektur merupakan unsur yang selalu diperhatikan
estetikanya. Dalam Perancangan sport center di kota makassar.
g. Analisis struktur
Dalam analisis struktur, dilakukan dengan menyimpulkan struktur yang
digunakan pada perencanaan dan perancangan. Analisis struktur
disesuaikan dengan kebutuhan struktur sport center di kota mkassar.
h. Analisis utilitas
Analisis ini akan memberi Gambaran sistem utilitas objek yang
membutuhkan penanggulangan lebih lanjut yang dimulai dari:
1)Transportasi vertical
2)jaringan listrik
3)Sistem drainase
4)Pencahayaan ruang luar dan ruang dalam
5)Sistem penghawaan
6)Sistem sanitasi yang meliputi air bersih dan air kotor
7)instalasi pemadam kebakaran
3. Konsep Perencanaan dan Perancangan
Setelah melalui tahap analisis-analisis di atas, maka akan muncul konsep
perencanaan. Konsep Perencanaan merupakan suatu proses penggabungan
dan pemilihan dari beberapa analisis, konsep Perencanaan yang muncui
dari adanaya perencanaan sport center di kota Makassar dengan Penyajian
konsep dipaparkan dalam bentuk gambar dan sketsa.
35
Adapun kajian konsep Perencanaan meliputi, antara lain:
a.Konsep dasar
b.Konsep tapak
c.Konsep bentuk
d.Konsep ruang
e.Konsep struktur
f.Konsep utilitas
B. Metode Perancangan
36
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kota Makassar
1. Aspek geografi dan demografi
Kota Makassar merupakan salah satu pemerintahan kota dalam
wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yang terbentuk berdasarkan
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi, sebagaimana yang tercantum
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74
dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822.
Kota Makassar menjadi ibukota Provinsi Sulawesi Selatan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1965, (Lembaran
Negara Tahun 1965 Nomor 94), dan kemudian berdasarkan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1965 Daerah Tingkat II Kotapraja Makassar
diubah menjadi Daerah Tingkat II Kotamadya Makassar.
Kota Makassar yang pada tanggal 31 Agustus 1971 berubah nama
menjadi Ujung Pandang, wilayahnya dimekarkan dari 21 km2
menjadi 175,77 km2 dengan mengadopsi sebagian wilayah kabupaten
lain yaitu Gowa, Maros, dan Pangkajene Kepulauan, hal ini
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1971 tentang
Perubahan batas-batas daerah Kotamadya Makassar dan Kabupaten
Gowa, Maros dan Pangkajene dan Kepulauan, lingkup Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan.
Pada perkembangan, nama Kota Makassar dikembalikan lagi
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 1999 tentang
37
Perubahan Nama Kotamadya Ujung Pandang menjadi Kota Makassar,
hal ini atas keinginan masyarakat yang didukung DPRD Tk. II Ujung
Pandang saat itu, serta masukan dari kalangan budayawan, seniman,
sejarawan, pemerhati hukum dan pelaku bisnis. Hingga Tahun 2013
Kota Makassar telah berusia 406 tahun sesuai Peraturan Daerah
Nomor 1 Tahun 2000 yang menetapkan hari jadi Kota Makassar
tanggal 9 Nopember 1607, terus berbenah diri menjadi sebuah Kota
Dunia yang berperan tidak hanya sebagai pusat perdagangan dan jasa
tetapi juga sebagai pusat kegiatan industri, pusat kegiatan
pemerintahan, pusat kegiatan edu-entertainment, pusat pelayanan
pendidikan dan kesehatan, simpul jasa angkutan barang dan
penumpang baik darat, laut maupun udara.
2. Karakteristik wilayah kota makassar
a. Luas dan batas admisitrasi
Luas Wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km persegi, dengan
batas-batas wilayah administratif sebagai berikut :
1) Sebelah Utara : Kabupaten Maros
2) Sebelah Selatan : Kabupaten Gowa
3) Sebelah Timur : Kabupaten Gowa dan Maros
4) Sebelah Barat : Selat Makassar
Secara administratif Kota Makassar terbagi atas 14 Kecamatan dan
143 Kelurahan. Bagian utara kota terdiri atas Kecamatan
Biringkanaya, Kecamatan Tamalanrea, Kecamatan Tallo, dan
Kecamatan Ujung Tanah. Di bagian selatan terdiri atas Kecamatan
Tamalate dan Kecamatan Rappocini. Di bagian Timur terbagi atas
Kecamatan Manggala dan Kecamatan Panakkukang. Bagian barat
adalah Kecamatan Wajo, Kecamatan Bontoala, Kecamatan Ujung
38
Pandang, Kecamatan Makassar, Kecamatan Mamajang, dan
Kecamatan Mariso. Rincian luas masing-masing kecamatan,
diperbandingkan dengan persentase luas wilayah Kota Makassar
sebagai berikut:
Tabel 4.4 Luas Wilayah dan Persentase Terhadap Luas Wilayah
Menurut Kecamatan di Kota Makassar (km2)
Sumber: RTRW Kota Makassar
Persentase
Luas
Terhadap Luas
Kode Kecamatan
Area
Wil Kota Makassar
(Km2)
(%)
010 Mariso 1.82 1.04
020 Mamajang 2.25 1.28
030 Tamalate 20.21 11.50
031 Rappocini 9.23 5.25
040 Makassar 2.52 1.43
050 Ujung Pandang 2.63 1.50
060 Wajo 1.99 1.14
070 Bontoala 2.10 1.19
080 Ujung Tanah 5.94 3.38
090 Tallo 5.83 3.32
100 Panakkukang 17.05 9.70
101 Manggala 24.14 13.73
110 Biringkanaya 48.22 27.43
111 Tamalanrea 31.84 18.11
7371 Makassar 175.77 100.00
39
Sumber: RTRW Kota Makassar
Gambar 15 Peta Administratif Kota Makassar
42
dibagian tengah, barat dan utara kota
4 Kawasan Bandara Terpadu berada pada Kec. Biringkanaya dan
bagian tengah dan timur kota Tamalanrea
5 Kawasan Maritim Terpadu berada pada Kec. Tamalanrea
bagian utara kota
6 Kawasan Industri Terpadu berada pada Kec. Tamalanrea dan
bagian tengah dan timur kota Biringkanaya
7 Kawasan Pergudangan Terpadu berada Kec. Tamalanrea,
pada bagian utara kota Biringkanaya, dan Tallo
8 Kawasan Riset dan Pendidikan Terpadu Kec. Penakukang,
berada pada bagian tengah dan timur kota Tamalanrea dan Tallo
9 Kawasan Budaya Terpadu berada pada Kec. Tamalate
bagian selatan kota
10 Kawasan Olahraga Terpadu berada pada Kec. Tamalate
bagian selatan kota
11 Kawasan Bisnis dan Pariwisata Terpadu Kec. Tamalate
berada pada bagian tengah dan barat kota
12 Kawasan Global Bisnis Terpadu berada Kec. Mariso
pada bagian tengah dan barat kota
Sumber : Rancangan RTRW kota Makassar tahun 2015-2035
43
2018 2019 2020 2021 2022
Seluru cabang 345 345 480 530 580
Dimana :
Pn : Jumlah atlet prediksi tahun 2045.
Po : Atlet tahun akhir 2022.
1 : Konstanta.
r : Rata-rata pertumbuhan atlet tiap tahun.
n : Jumlah selisih tahun (25 tahun).
P (2045) = 1.722x (1+11)25
= 1.722 x (12)25
= 1.722 x (300)
P (2045)= 5.16.600 jiwa
Adapun data untuk 25 tahun ke depan atlet mencapai 5.16.600
jiwa
44
a) Perencanaan diarahkan pada kawasan dengan penentuan
fungsi rencna Tata Ruang Kota (RTRK) sebagai kawasan
wisata, budaya dan bisnis.
b) Lokasi yang strategis dan pencapaian yang mudah dilalui
angkutan umum.
c) Luas lahan yang cukup untuk menampung semua kegiatan,
d) Tersedianya sarana dan prasarana utilitas kota seperti
layanan gas, listrik, air, drainase dan telepon.
e) Dekat dengan fasilitas publik lainnya,
f) Meningkatkan kualitas iklim mikro dan mampu mengurangi
beban limpasan air hujan.
Kriteria
1. Lokasi yang sesuai peraturan daerah yaitu sebagai lokasi
yang diperuntukan kawasan olahraga.
2. Ketersediaan lahan kosong dengan luasan yang cukup.
3. Memiliki aksebilitas yang mudah dijangkau jaringan
infastruktur kota, baik umum maupun pribadi.
4. Memiliki jaringan utilitas yang baik seperti, jaringan listrik,
jaringan internet, PDAM, dan di dukung oleh sanitasi
pembuangan kota.
Untuk mempermudah penilaian terhadap lokasi, kriteria-
kriteria tersebut diberi nilai sebagai berikut :
a. Alternatif 1 : Kecamatan Tamalanrea
Lokasi terletak di Kecamatan Tamalanrea, di Jln. Poros
Makassar Maros, yakni dikarenakan berdasarkan pembagian
wilayah ditetapkan sebagai kawasan wisata alam berupa
didikan dimana terdapat Lembaga Perguruan Tinggi Negeri
45
dan swasta yang berjumlah kurang lebih 15 (lima belas).
Kecamatan Tamalanrea juga merupakan kawasan pergudangan,
pabrik dan industry yang berjumlah kurang 960 (Sembilan
ratus enam puluh) buah, yang terletak di Kelurahan Bira dan
Kelurahan Parangloe.
46
Gambar 17 . Lokasi Alternatif 2 di Kecamatan Tamalate
(Sumber : Google Earth,2023)
48
sport center di Makassar, maka perlu di pertimbangkan hal -
hal sebagai berikut:
d. Alternatif 1 : Kelurahan Tanjung Merdeka
Lokasi terletak di Kecamatan Tamalate
1 2 3 4
2. Kelurahan Barombong
50
Gambar 22. Lokasi dari arah timur pemukiman warga
(Sumber: Analisa Penulis,2023)
51
Gambar 24. Lokasi dari arah Selatan Sekolah Pelayaran
(Sumber: Analisa Penulis,2023)
55
kendaraan, masuk dari arah selatan dan keluar dari arah utara
pada tapak.
1) Sirkulasi Kendaraan
Untuk pencapaian ke dalam tapak melalui pertimbangan
berikut :
(a) Kemudahan dalam pencapaian baik kendaraan umum atau
pri- badi, ataupun pejalan kaki.
(b) Mudah dilihat baik pengemudi atau pejalan kaki
(c) Kondisi lingkungan yang di tempuh sebelum sampai ke
tapak
(d) Kondisi lalu lintas sekitar tapak
2) Sirkulasi Manusia
56
(a) Aktivitas yang cukup ramai, maka perlu sirkulasi manusia
yang cukup dan pemisahan dengan sirkulasi kendaraan untuk
menghindari cross sirkulasi pada tapak.
(b) Sirkulasi menuju tapak dibuat satu arah dan di sebar
mengikuti zoning yang tersedia.
e. Analisis Penzoningan
Analisa penzoningan dimaksudkan untuk menata peletakan tata
ruang yang sesuai tingkat privasinya. Penentuan zoning
berdasarkan berdasarkan atas pertimbangan sifat dari kegiatan
dan kepentingannya. Untuk menentukan kelompok dari sebuah
ruang yang harus di perhatikan ialah :
1) Sirkulasi pengunjung, pemain, teknisi dan pengelola
2) Pola pencapaian aktifitas di dalam ruang
3) Tingkat kegunaan dan sifat ruang
4) Tingkat privasi, keamanan dan kenyamanan.
Kriteria penentuan tersebut dengan pertimbangan :
1) Zona Publik : untuk umum, mudah dicapai oleh
pengunjung, terdapat akses yang mudah untuk keluar
bangunan, dan tingkat ketenangan rendah.
2) Zona Semi Publik : Mudah dicapai, diperuntukkan bagi
pemain dan teknisi, tingkat ketenangan cukup, dan effisiensi
tinggi.
3) Zona Privat : digunakan bagi pengelola, pemain dan
teknisi, mudah dicapai oleh publik, dan tingkat ketenangan
tinggi.
4) Zona Cervice : Sebagai area pelayanan, mudah dicapai
dari luar, sebagai pendukung fasilitas utama, mudah dalam
57
pengawasan, dan tidak mengganggu fasilitas utama. Di dalam
site dibagi menjadi beberapa zona sesuai dengan kegiatan.
Berikut pemisahan antara zona publik, semi publik, privat dan
Service.
58
2. Kebutuhan Ruang
Kebutuhan ruang untuk pengunjung atau pengguna sport
centre adalah mereka yang secara langsung melakukan aktivitas di
dalam bangunan ini, 54 pelaku aktivitas yang terdapat dalam sport
centre dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu: a) Anggota Club ,
yaitu : kelompok anak-anak dengan orang tua, kelompok remaja
dan kelompok pengunjung dewasa (pria dan wanita) b) Pengelola,
yaitu : pengelola dan karyawan c) Servis
a) Kebutuhan ruang olahraga indoor
SARANA FISIK PEMAKAI AKTIVITAS KEBUTUHAN
RUANG
LAPANGAN Pengunjung Datang Parkir Parkir
BADMINTON Membeli tiket Loket
Menyimpan barang Ruang ganti
Mengganti pakaian Ruang shower
Berolahraga/melatih Toilet
Mandi Lap. Badminton
Menonton Cafe mushollah
Makan
sholat
59
Makan Mushollah
sholat
60
Membeli tiket Loket
Menyimpan barang Ruang ganti
Mengganti pakaian Ruang shower
Berolahraga/melatih Toilet
Mandi Lap. Badminton
Menonton Cafe mushollah
Makan
sholat
61
Toilet
Menonton
Sholat
Arena Biliiard Pengunjung Datang parkir Parkir
Membeli tiket Loket
Berolahraga/melatih Toilet
Menonton R. instruktur
Makan Cafe
Sholat Mushollah
62
Tabel . Kelompok Ruang Bertanding
SIFAT RUANG NAMA RUANG
PUBLIK Lobby
PUBLIK Loket
PUBLIK Lapangan
PUBLIK Tribun
SERVICE R. Ganti Pria
SERVICE R. Ganti Wanita
SERVICE R. Ganti Pelatih
SERVICE R. Ganti Wasit
SEMI PUBLIK R. Lavatory Pria
SEMI PUBLIK R. Lavatory Wanita
PRIVAT R. P3K
63
Tabel Kelompok Ruang Shalat
Sifat Ruang Nama Ruang
Publik R. Shalat
Publik Tempat Wudhu
Semi Publik Toilet
64
Tabel . Besaran Ruang Pengelola
NO Jenis Standart (m2/ Kapasita Jumlah Prabot Sirkulasi Sumber Total (m2)
ruang org atau unit) s unit Luas (m2)
(2x6)+6(1x0,5)+6 (0,5x0,5)=16,5
(1,5x20)+2(1x0,5)+6(0,5
x0,5)+12x)= 49,3
3. Receptioni 1.5 3 orang 1 1 Meja, resepsionis, 3 30 DATA 5,75+1,72= 7,4
kursi
s ARSITE
K
65
(1.5x3)+(1x0.5)+ 3(0.5x0.5)=5,7
4. Ruang 1,5 6 orang 1 1 Meja tamu, 6 kursi, 20 DATA
ARSITE
tamu
K
(1.5x6)+(1x1,5)+ 6(0.5x0.5)=12
12+2,4=14, 4
32+6,4=38, 4
66
6. Ruang 1,2 20 oran 1 2 meja rapat 20 kursi 20 DATA
rapat g ARSITEK
(1.2x20)+2(1x1,5 )+20(0,5x0,5)=32
4+0,8=4,8
5(1x0,6)+2(1x0,5 )= 4
67
10 Ruang 1.2 6 orang 1 6 Meja 6 kursi 20 DATA
Cleaning ARSITE
. (1,2x6)+6(1x0.5) +6(0.5x0.5)=16,2
service K
16,2+3,2=1 9,4
11 Ruang 2,32m2 /Unit - 1 (2,32X1)=2,32 20 DATA 2,32+2= 4,32
Peralatan ARSITE
.
K
Jumlah 221,16
12 Km/wc 2 4 orang 1 2 wc, 2 wastafel 20 DATA 8,2+1,64=9,84
ARSITE
wanita (2x4)+2(0,35x0,35)=8,2
K
13 Km/ wc 2 4 orang 1 2 wc, 2 wastafel 20 DATA 8,2+1,64=9,84
(2x4)+2(0,35x0,35)=8,2 ARSITEK
pria
14 Ruang 1,2 10 orang 1 5 loker 20 DATA 16x3,2=19,2
ganti ARSITEK
wanita
(1, 2x10)+5(0,5x0,3)=16
15 Ruang 1,2 10 orang 1 5 loker 20 DATA
(1,2x10)+5(0,5x0,3)=16 ARSITEK
ganti laki
laki
16x3,2=19,2
68
18 Km/wc 2 4 orang 1 2 wc, 2 wastafel 20 NAD
(2x4)+2(0,35x0,35)=8,2
wanita
8,2+1,64=9,84
19 Km/ wc 2 4 orang 1 2 wc, 2 wastafel 20 NAD
(2x4)+2(0,35x0,35)=8,2
pria
8,2+1,64=9,84
20 Ruang 1,2 10 orang 1 5 loker 20 NAD
ganti
wanita
(1,2x10)+5(0,5 x0,3)=16
16x3,2=19,2
2
TOILET 2 X 2 = 4 m2
SIRKULASI 30%
69
70
71
2 Ruang 1,2 10 1 5 loker 20 NAD
0 ganti orang
pria
(1,2x10)+5(0,5 x0,3)=16
Standa
Jumbl Prabot
N Jenis rt (m2 Kapas sirkul sumb Total
ah Luas (m2)
O ruang / itas asi er (m2)
unit
Ruang penunjang oran
1 Tempat 1,2 2 4 Meadapur, alat dapur,meja, 30 Asums 16,6+4,9=2 1,5
penjual orang tempat penyajian, te,tempat i
makana pencucian.
n (1,2x4)+4(1x0,5)+4(1x0,5+)+
4(0,5x1,5)+4(0,5x0,7)=16,6
2 Ruang 1,2 30 1 4 meja besar, 7 meja kecil 30 30 Asums 53,9+16,7= 70,6
makan orang kursi i
indoor (1,2x30)+(1x1,5)+7(0,8x0,8))+
30(0,5x0,5)=53,9
3 Ruang 1,2 30 1 4 meja besar, 7 meja kecil 30 30 Asums 53,9+16,7=
makan orang kursi i 70,6
outdoor (1,2x30)+4(1x1,
5))+7(0,8x0,8)) +30(0,5x0,5)=5
72
3,9
4 Ruang 1,2 5 orang 1 pendingin 1etalase 20 asumsi 7,44+1,48=
penyimpana 8,92
n bahan (1,2x5)+(0,8X0,8)+(2x0,4)=7,44
makanan
5 Ruang 2,32 m2/un it - 1 - 20 NAD 2,32+0,46= 2,78
kebersihan 2,32
6 KM/WC 2 5 orang 2 2 wastafel 20 NAD 20.4+4,08= 24.48
(2x5x2)+2(0,35x0,35)=20
Jumblah 198,7
1 R.penjualan 1.2 50 orang 1 10 etalae10 rak +50 meja 80 NAD 99+79,2=17 8,2
barang
(50x1,2)+10(2X0,4)+ 10(1x2,5)
5 (1,2x1)+ = 99
2 R.penyimpa 1.2 5 orang 1 5 etalase, 2 rak 20 NAD
n an barang,
(1,2x5)+5(2x0,4)+ 2(1x2,5)= 13
13+2.6=15,6
3 R.kasir 1,2 1 orang 3 1 meja1 kursi 20 NAD
3(1,2x1)+3(1x0,5)+3(0,5x0,5) 5,85+1,17 =7
=5,85
73
4 Ruang 1.2 8 orang 1 8 kursi 20 NAD 14,8+2,9=
pengelola 4 meja 2 lemari 17,7
pusat oleh- (1,2x8)+8(0.5x0.5)+4(1x0,5)+21
oleh dan .2x0,5)+ = 14,8
sovenir
RUANG SERVICE
Ruang Jumlah Kapasitas Standar Luas Sumber
01 02 03 04 05 06
Pos Keamanan 1 Unit 3 Orang 5 m2 700 m2 AS
74
Perhitungan Satuan Parkir adalah sebagai berikut :
1.Parkir Mobil
Diasumsikan dapat menampung 150 unit mobil. Satuan ruang parkir mobil
: 3 x 5 = 15 m2 SRP untuk 150 unit mobil : 150 x 15 = 2.250 m2
2.Parkir Motor
Diasumsikan dapat menampung 1500 unit motor Satuan ruang parkir
motor : 0,75 x 2,00 = 1,5 m2 SRP untuk 1500 unit motor : 1500 x 1,5 =
2.250 m2
3.Parkir Bus / Truk
Diasumsikan dapat menampung 5 unit Bus / Truk Satuan ruang parkir Bus
/ Truk : 3,4 x 7,5 = 25,5 m2 SRP untuk 5 unit Bus / Truk : 5 x 42,5 = 215
m2
Jadi besaran ruang parkir adalah :
( 2.250 + 2.250 + 215 ) + (2.250 + 1.500 + 215 ) x 30%
= 4.715 + 1.189,5 = 5.904,5 m2
77
Gambar 32.bentuk tampilan bangunan
Sumber: (Analisa Penulis, 2023)
6. Analisis Struktur
Sistem struktur yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a)Struktur harus mampu memenuhi tuntutan keamanan fisik bangunan,
yaitu kekakuan, kekuatan, dan kestabilan.
b)Struktur yang dapat mendukung fungsi bangunan, seperti mewadahi
aktivitas dalam bangunan, menjamin kelancaran sirkulasi, mendukung
sistem kerja peralatan perlengkapan bangunan.
78
c)Harus memperhatikan kondisi sekitar, seperti kondisi tanah, kondisi
lingkungan.
d)Struktur yang mampu mendukung tampilan bangunan yang diinginkan.
a. Super Struktur
Super Struktur adalah bagian dari konstruksi bangunan yang letaknya di
atas permukaan tanah dimana mencakup semua bagian-bagian yang
terletak di atas pondasi dan komponen yang dibangun, seperti rangka,
kuda-kuda, seperti gambar dibawah ini rangka space frame.
b. Upper Struktur
Upper struktur merupakan struktur bagian tengah bangunan atau jika
diposisikan manusia itu adalah badannya yang terdiri dari tulang, rusuk
dan kulit. Struktur ini merupakan penopang beban dari struktur atas yang
kemudian akan disalurkan menuju struktur terbawah.
Terdapat beberapa struktur dalam bagian ini yaitu:
1) Kolom
Kolom merupakan tiang vertical utama dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom sendiri merupaka elemen struktur yang berperan
79
penting dari suatu bangunan. Jika tidak diperhatikan dengan baik maka
akan menyebabkan keruntuhan terhadap bangunan itu nantinya.
Kolom di klasifikan berdasarkan bentuk dan susunan tulangannya yaitu:
a) Kolom Ikat
b) Kolom Spiral
c) Kolom Komposit
Perencanaan struktur kolom pada bangunan ini akan direncanakan dengan
dimensi tertentu untuk menjaga kemanan dan kekuatan bangunan yang
akan disalurkan menuju struktur terbawah nantinya.
2) Balok
Balok merupakan elemen struktur horizontal yang mengikat dan
menghubungkan antara kolom satu dengan lainnya. Selain hal tersebut,
balok juga berfungsi untuk menyalurkan beban ke kolom utama.
80
kebutuhan bentangan. Selain itu juga digunakan balok dengan pola great
atau kota-kotak untuk sisi tertentu.
c. Sub Struktur
Sub Struktur merupakan struktur bagian bawah bangunan yang berfungsi
sebagai penerima beban dari massa bangunan itu sendiri yang kemudian
disalurkan kedalam tanah. Struktur bawah sendiri terbagi menjadi
beberapa jenis pondasi/ dasarnya sebagai berikut:
1) Pondasi Tiang Pancang
b. Tanaman Semak
Tanaman semak, berfungsi sebagai pembatas dan pengarah bagi sirkulasi
luar, seperti thumbergia, bugenvil, mandevilla, dan lain-lain
d.Penerangan
84
Untuk penggunaan lampu sendiri menggunakan lampu LED yang sangat
minim menggunakan energi listrik dibandingkan dengan lampu neon dan
lampu pijar serta memiliki daya tahan umur yang lama.
e.Pedestrian
Pedestrian menggunakan grees block guna menyalurkan air ke dalam
tanah. Pentingnya gress bock bagi pedestrian guna memperkuat struktur
tanah pijakan, sehingga pada saat hujan tanah tidak menjadi becek.
b. Pencahayaan Buatan
Untuk pencahayaan pada area lapangan menggunakan lampu luminer
gantung/lampu sorot ke arah lapangan yang diletakan pada langit-langit
paling atas di kiri dan kanan agar tidak mengganggu pandangan penonton
dari atas tribun dan juga agar tidak menyebabkan silau pada pemain saat
bertanding.
86
Gambar 43. Pencahayaan Buatan
(Sumber : Analisa Penulis, 2023)
d. Penghawaan Buatan
Selain penghawaan alami gedung olahraga bulutangkis juga menggunakan
penghawaan buatan agar temperatur tetap terjaga. Sistem penghawaan
buatan diterapkan pada ruangan-ruangan yang di dalamnya membutuhkan
kenyamanan tinggi untuk melakukan kegiatan dan pada ruangan-ruangan
yang tidak mungkin mendapatkan penghawaan alami. Untuk gedung
olahraga bulutangkis, sistem penghawaan yang direncanakan yaitu sistem
AC central.
87
7. Analisis Utilitas
Sistem jaringan utilitas pada sebuah kawasan dan bangunan merupakan
hal yang sangat penting dalam keberlangsungan aktivitas dalam kawasan
dan bangunan itu sendiri. System utilitas meliputi:
a. Analisis Sistem Air Bersih
Sumber air bersih berasal dari PDAM dan air tanah yang di distribusi- kan
melalui pipa-pipa saluran. Pendistribusian air bersih di dalam bangunan
menggunakan sistem down feed distribution, air dari PDAM yang telah
ditam- pung di reservoir bawah di distribusikan ke reservoir atas oleh
pompa hidrolik kemudian disalurkan menuju ruang-ruang yang
memerlukan. Selain itu, air hujan juga dimanfaatkan untuk mengurangi
penggunaan air dari sumber utama (PDAM).
Pemanfaatan air tambahan dalam hal ini adalah sumur ataupun sumur bor
haruslah melalui bak sedimentasi jika kondisi air pada sekitar tapak
tersebut mengalami pencemaran baik itu karena tanah akibat hujan deras
88
ataupun karena pencemaran danau dari aktivitas masyarakat dan bahkan
pabrik yang membuang limbah ke sungai.
b. Sistem Utilitas air kotor
Sistem Utilitas air kotor merupakan hal sensitif dalam sebuah kawasan
ataupun dalam bangunan itu sendiri karena jika salah dalam
pemeliharaannya maka akan memberi bau bagi sekitarnya. Dalam
perencanaan kawasan olahraga ini, maka akan di terapkan sistem air kotor
secara terpisah antara limbah dari buang air kecil, limbah tinja atau feses,
dan limbah dapur. Hal tersebut dilakukan dikarenakan perlakuan antara
limbah tersebut berbeda. Berikut adalah skema setiap perlakuan limbah:
1) Limbah dari mandi dan urinoir
Limbah hasil dari kamar kecil, kamar mandi dan westafel akan disalurkan
semua ke bak control yang kemudian akan diteruskan ke roil kota atau
serapan yang telah disiapkan.
2) Limbah dari Toilet (Feses)
89
3) Limbah dari dapur
8. Analisis Listrik
Distribusi listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama. Setelah
melalui transformator (trafo), aliran tersebut di distribusikan ke tiap-tiap
unit kantor dan fasilitas, melalui meteran yang letaknya jadi satu ruang
dengan ruang panel. Untuk keadaan darurat disediakan generator set yang
dilengkapi dengan automatic switch system yang secara otomatis (dalam
waktu kurang dari 5 detik) akan langsung menggantikan daya listrik dari
sumber utama PLN yang terputus. Selain itu, untuk mengurangi
90
penggunaan konsumsi energi li- strik dari PLN, yaitu memanfaatkan
energi sinar matahari menjadi energi listrik dengan cara penggunaan sel
surya pada atap dan fasad bangunan.
91
Gambar 52. CCTV diagramatik
(Sumber : https://www.gogle.com)
a)Detektor Asap
Merupakan alat pendeteksi asap yang sinyalnya akan diteruskan sehingga
fire alarm berbunyi. Luas cakupannya adalah 50 – 100 m2.
92
Gambar54. Smoke Detektor
(Sumber : https://weisssecurity.com)
b) Detektor Panas
Berfungsi mendeteksi terjadinya perubahan energi thermal (panas) yang
diakibatkan oleh adanya api. Detektor panas memiliki dua type yaitu de-
tektor dengan batasan suhu yang tetap yaitu Rate of Rise, dan detektor
yang mendeteksi peningkatan suhu secara seketika yaitu Fixced detektor.
a) Sprinkler
Sprinkler adalah alat pemadam kebakaran otomatis yang paling seder-
hana, dengan bahan pemadam berupa air, Sprinkler akan menyemburkan
93
air dengan mendeteksi asap di dalam sebuah ruangan. Pemipaan sprinkler
harus berbeda dan dipisahkan dengan pemipaan atau plumbing yang lain
dan harus tersendiri, karena membutuhkan daya tekan yang tinggi untuk
menyuplai air pada semua ruangan. Jarak antar sprinkler maksimal adalah
4,5 meter.
b) Hidrant
Hydrant ini juga berfungsi untuk mempermudah proses penanggulan- gan
ketika bencana kebakaran melanda. Terdapat dua jenis hydrant yaitu, hy-
drant dalam ruangan ( indoor ) dan hydrant di luar ruangan (lihat gambar
di- bawah). Pemasangan hydrant di dalam ruangan tergantung pada luas
ruangan dan luas gedung. Hydrant di luar ruangan berfungsi untuk
menyalurkan suplay air pada mobil pemadam kebakaran. Jarak antar
hydrant maksimal adalah se- tiap 200 meter.
94
Gambar 56. Hydrant indoor dan Hydrant outdoor
(Sumber : https://www.google.com)
95
Gambar 57. Tangga manual
(Sumber : www.google,2023)
2) Ramp
Ramp digunakan pada bangunan dengan tujuan agar penyandang
disabilitas dapat memanfaatkannya sebagai alternatif. Adapun penentuan
kemiringan ramp yakni dengan menggunakan rumus = (h / d x 100).
h = tinggi yang harus ditempuh.
d = panjang bidang horizontal.
100 = adalah nilai ketetapan.
96
Adapun kemiringan ramp pada umumnya yang di standarkan maksimum
yang disarankan untuk ramp area terbuka dapat dibuat dengan melihat
tinggi yang harus ditempuh dan panjang area yang ada. Berdasarkan
pertimbangan rata-rataberbagai negara, sudut kemiringan terbesar adalah
maksimal 10o.
97
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Setelah menganalisa teori dan mendapatkan analisis yang sesuai dengan
rumusan masalah maka di hasilkan beberapa kesimpulan dalam
perancangan Gedung sport center di Makassar yaitu sebagai berikut :
Dalam menyusun konsep perencanaan Gedung sport center, yang pertama
menentukan lokasi lalu menganalisa site, selanjutnya mengolah site
bedasarkan aspek iklim/klimatologi, arah pandang, kebisingan, dan
pencapaian. Maka di peroleh site yang sesuai yaitu terletak di Kecamatan
Tamalate Kota Makassar.
Dalam merancang bangunan Gedung sport center yang pertam di lakukan
adalah menentukan sarana, dan dengan cara menganalisis besaran
pengguna ruang, kelompok ruang. Setelah itu di peroleh standar ruang
yang di perlukan kemudian menghasilkan besaran ruang telah di peroleh.
Kemudian menganalis struktur bangunan Gedung sport center
menggunakan pondasi tiang pancang. Yang nantinya di perlukan untuk
perencanaan struktur pada gedung tersebut. Selanjutnya pencahayaan
alami dan buatan yang di gunakan pada ruang-ruang tertentu. Penghawaan
alami dan buatan seperti AC central untuk ruangan yang memerlukan
kenyamanan tinggi serta tidak memungkinkan pendapatan penghawaan
alami. Penghawaan alami, sistem pencahayaan menggunkan pencahayaan
alami dari cahaya matahari dengan pemberian bukaan pada ruang yang di
terapkan pada dinding maupun langit-langit ruagan. Selanjutnya
menganalisis jaringan utilitas, listrik, sistem keamanan pada banguna,
98
sistem pemadam kebakaran, sistem telekomunikasi, sistem transportasi
vertikal pada Gedung sport center.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman,2023. Penerapan green bulding pada gedung pertunjukan musik
di Makassar. Skripsi.
99
Semarang). Prawiro, M. (2019). Permainan bolavoli mini untuk anak
sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, 6(2).
Faiq Nurjati, M., & Qomarun, I. (2020). Dasar Program Perencanaan Dan
Perancangan Arsitektur (DP3A) Pemalang Sport Center Pendekatan
Arsitektur Kontemporer (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta). Pratama, N. A. (2016).
101